NIM : 170240058
Kemudian pada tahun 1959, melalui bukunya bertajuk The Presentation of Self in
Everyday Life, Erving Goffman mengembangkan suatu teori yang menggambarkan interaksi
sosial sebagai sebuah teater. Teori dramaturgi terinspirasi konsep dasar interaksi sosial yang
dikemukakan oleh George Herbert Mead dan tentunya dipengaruhi oleh pendekatan
dramatisme
Asumsi Dasar
Aspek penting dalam teori dramaturgi dalam konteks komunikasi adalah konsep khalayak
dan hubungan antara individu dengan khalayak dalam suatu waktu dan tempat tertentu. Melalui
pengelolaan kesan atau impression management, individu harus mengendalikan presentasi
dirinya untuk membangkitkan reaksi khalayak terhadap presentasi yang disajikan. Dalam teori
dramaturgi, kita dapat melihat dua elemen sekaligus yaitu pengelolaan kesan atau impression
management serta cermin diri looking-glass self.
Peran yang manusia mainkan adalah suatu bentuk citra atau bayangan yang ingin
diwujudkan oleh masing-masing individu dengan script sebagai sebuah isi yang
dikomunikasikan kepada khalayak. Tujuan pertunjukan adalah untuk membuat khalayak percaya
terhadap apa yang disajikan.
Selamarentangwaktupemilihanwakilrakyatdandiikutidenganpemilihanpresiden,
masyarakat Indonesia selaludisuguhi drama politik yang
menarikuntukdisimak.Apabilakitasimakalurceritapolitik di tanah air ini, ibarat orang yang
sedangmemainkanperansandiwara.Peranberpihakkepadarakyatjikamemangdiperlukanuntukmena
riksimpatirakyatdanperanberseberangandenganrakyatjikadiperlukanuntukmencarikeuntunganden
ganprinsipopportunisme.Penulisteringatdengan bait lagu yang pernahdipopulerkanoleh Ahmad
Albar, “Duniainipanggungsandiwara, ceritanyamudahberubah,
kisahMahabrataatautragedidariYunani, setiapinsanpunyasatuperan yang haruskitamainkan,
adaperanwajardanadaperanberpura-pura...”, Dalambanyakhal, kehidupaninimemangmiripdengan
bait lagutersebut, duniapanggungsandiwaraterutamaduniapolitik. Dalamperspektifdramaturgis,
yang diungkapkanoleh Erving Goffmanmelaluikaryanya The Presentation of Self in Everyday
Life, kehidupaniniibaratteater, interaksimanusiamiripdenganpertunjukan di ataspanggung,
pemainnyadisebutdengan “aktor”.
Padapemilihanpresidensekarangini,
paraaktordalamhalinicalonpresidendancalonwakilpresidensedangmemainkan drama yang di-
setting olehtimsuksesmasing-masingcapres. Bagaimana sang aktorberusahamenjadisosok yang
ideal untukmenjadicalonpresiden yang sesuaidengankeinginanrakyat.
Panggungdepansudahdiatursedemikianrupa, sang aktormelakukanimpression management
(pengelolaankesan) mulaidaricaraberkomunikasi, penampilan, pakaian yang digunakan, atribut,
gesture semuasudah di setting sesuaidenganperan yang akandimainkan.
Sedangkanpanggungbelakang, timsuksesselalubekerjadanmembuatstrategibagaimana sang
aktorinidisukaiolehpenontonnya (baca: rakyat Indonesia). Tim
suksesbekerjasesuaidenganperanmerekamasing-masing, melakukanpencitraanterutamamelalui
media massa, membangunpopularitasdan image
positiftermasukmelakukankontraopiniterhadapkampanyehitam (black campaign).
Ibaratpertunjukan drama, inimerupakan drama besar yang
dimainkanolehaktorbesertapendukungnya yang senantiasabekerjakeras agar
pertunjukanbisaberjalansuksesdandisenangiolehpenontonnya.
Duniapanggungpolitikhanyacontohsebuahpanggungdiantarapanggung-
panggunglainnya.Dalamkehidupan, sebenarnyaselalutersediapanggung yang
beranekaragam.Seperti, orang memainkanperandalampanggungprofesinya,
memainkanperandalampanggungrumahtanggadansebagainya.Semogakedepansiapapunkita,
apapunprofesinya, hendaklahbisamenjalankanperandenganbaik.
Perilakumanusiabersifatdramatik, apapunperan yang dimainkanbisabermanfaatbagidirinyadan
orang lain, apabilamenjadikanhatinuranidan agama sebagailandasannya.***
Referensi
https://diandwijayanto.wordpress.com/2018/01/30/dramaturgi-dalam-panggung-politik/
http://riaupos.co/3005-opini-dramaturgi-politik.html
https://www.contoh-jurnal.com/jurnal/jurnal-teori-dramaturgi/
Paradigma teori darmaturgi terhadap kehidupan sosial oleh Sri Suneki * & Haryono**