Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak dipopulerkan oleh Darwin satu setengah abad yang lalu, konsep evolusi telah
berkembang menjadi konsep yang kompleks. Sebagai salah satu pemikiran yang paling
mengguncang dunia, gagasan tentang evolusi mendapat tantangan hebat, di samping
penganut yang kuat. Namun bagaimanapun juga, pemahaman yang benar mengenai apa yang
dimaksud dengan evolusi, dan beberapa istilah serta konsep yang terkait, perlu sekali dimiliki
oleh siapa saja sebelum ia memutuskan untuk mengikuti atau menentangnya.

Teori Darwin tidak menjelaskan bentuk dan diversitas makhluk hidup di dunia dengan
teori variasi dan teori seleksi. Untuk menjelaskanunsur tertentu pada spesies tertentu pada
spesies tertentu, teori darwi mempertanyakan variasi unsur mana yang dapat diwariskan dan
yang memungkan lulus seleksi alam dalam lingkungan spesies yang bersangkutan.
Dua puluh lima tahun terakhir telah menyaksikan perluasan besar-besaran dalam
pengertian kita mengenai seleksia alam. Akan tetapi sementara teori seleksi semakin maju,
teori vareasi justeru tidak. Oleh karena itu paham Darwin hanya bisa menerapkan teori
sleksinya yang canggih dengan teori vareasi yang primitif.
Dalam bab ini kami bermaksud menunjukan bagai mana pendapat darwin dapat
digunakan untuk menerapkan teori seleksi dan vareasi untuk menjelaskan bentuk-bentuk
kehidupan.
Bagai mana seleksi alam beraksi? Unsur-unsur apa yang pasti lulus seleksi alam itu?
Pertanyaan ini harus dijawab dengan jelas sebelum kita memperediksi ciri-ciri oganisme.
Secara ronggar seleksi alam meluruskan unsur-unsur yang baik bagi organissme yang
bersangkutan, tetapi jika hendak menerapkan teori tersebut kita membutuhkan peryataan
yang lebih tepat dari pada itu. Kalu tidak kita akan dihadapkan pada pradoks yang tidak
terselesaikan, dimana unsur-unsur yang serlainan tampaknya menguntungkan bagi satuan-
satuan alam yang berbeda, seperti kelompok dan individu. Jika kita ingin nenjelaskan ciri
organisme secara benar. Kita harus mengetahui tingkat seleksi alam mana yang bekerja agar
mendatangkan manfaat. Secara umum, tingkat tersebut haruslah suatu frekuensi yang secara
langsung diubah oleh berbagai tipe seleksi alam evolusi. Argumen untuk mengidentifikasi
unit seleksi yang sebentar lagi kita bicarakan terutama berasal dari George C. Williams dan
Richard Dawkins.
Kita tidak bisa mengidentifikasi unit seleksi semata-mata dengan mencari tingkat dimana,
selama evolusi, frekuensi berubah. Frekueni berubah pada semua tingkat. Pada evolusi
Biston betularia misalnya, tidak hanya frekuensi berbagai macam ngengat berubah juga
berbagai macam gen ngengat, kromosom ngengat, pigmen kimia, demikian pula berbagai
macam-macam episies ngengat dan bahkan ekosistem yang mereka huni. Frekuensi mereka
semuanya berubah selama evolusi berhubungan. Jika seleksi alam secara langsung
menyesuaikan frekuensi gen ngengat,frekuensi kromosom ngengat dan organisme ngengat
secara otomatis akan disesuaikan juga, karena kromosom dan organisme mengandung gen,
hal yang sama dapat disebut mutatis mutadis dari semua tingkatan yang lain. Dalam
kenyataan gen adalah satuan seleksi. Perubahan evolusioner pada semua tingkat yang lain
digerakan oleh seleksi alam dari gen.

B. Rumusan Masalah

Apa pengertian evolusi?


Bagaimana teori evolusi menurut para ahli!
Bagaimana hubungan variasi genetika berdasarkan teori evolusi!

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Evolusi

Evolusi adalah perubahan berangsur makhluk sesuai dengan perubahan berangsur


zaman, berguna agar lebih baik daya adaptasi terhadap lingkungan yang berangsur
tapi terus menerus berubah itu. Mekanisme evolusi itu oleh 2 faktor: mutasi dan
adaptasi. Mutasi adalah perubahan pada materi genetis (gen dan kromosom), adaptasi,
ialah penyesuaian diri makhluk yang dihasilkan oleh materi genetis terhadap
lingkungan agar bisa mempertahankan kehadiran spesiesnya di alam. (Wildan Yatim
2007:366)
Sejak dipopulerkan oleh Darwin satu setengah abad yang lalu, konsep evolusi
telah berkembang menjadi konsep yang kompleks. Sebagai salah satu pemikiran yang
paling mengguncang dunia, gagasan tentang evolusi mendapat tantangan hebat, di
samping penganut yang kuat. Namun bagaimanapun juga, pemahaman yang benar
mengenai apa yang dimaksud dengan evolusi, dan beberapa istilah serta konsep yang
terkait, perlu sekali dimiliki oleh siapa saja sebelum ia memutuskan untuk mengikuti
atau menentangnya. (file:///D:/Documents/ipan/evolusi/darwin.htm)
Evolusi sebagai Fakta .
Dalam konteks biologi, evolusi dimaksudkan sebagai ‘evolusi makhluk hidup,
evolusi biologis, atau evolusi organik’ untuk menyatakan bahwa yang mengalami
perubahan itu adalah makhluk hidup. Jadi, pada intinya dalam kata ‘evolusi’
terkandung makna proses perubahan. Dengan demikian, evolusi adalah peristiwa atau
kejadian.
Apakah kejadian atau peristiwa itu memang benar-benar terjadi? Untuk itu
diperlukan bukti. Begitu pula dengan evolusi. Jika evolusi (proses perubahan) itu
memang terjadi, apa buktinya? Dikemukakanlah bukti-bukti evolusi yang pada
dasarnya ingin menunjukkan bahwa perubahan itu memang benar-benar terjadi.
Peristiwa evolusi tidak dapat diamati secara langsung. Apa yang dikatakan sebagai
‘bukti evolusi’ selama ini sebenarnya hanyalah bukti inferensian. Dalam hal ini, ada
sejumlah gejala atau fakta dianggap dapat membuktikan adanya evolusi karena hanya
dapat dijelaskan dengan memuaskan berdasarkan konsep evolusi. Sudah barang
tentu pembuktian seperti itu bersifat tentatif. Suatu penjelasan untuk sementara
dianggap benar selama belum ada penjelasan lain yang lebih mampu menjelaskan
suatu gejala secara lebih memuaskan.
Bukti-bukti adnya evolusi
a. Ditemukanya fosil-fosil pada berbagai lapisan bumi. Ada dua teori tenteng
fosil, yaitu teori fosil Darwin dan teori fosil Cuvier. Fosil dari bumi yang lebih tua
merupakan nenek moyang fosil lapisan bumi berikutnya.
b. Lingkungan geograpi yang berbeda dihuni oleh mahluk hidup yang
berbeda pula dan lingkungan geograpi yang sama bila dipisahkan oleh sesuatu
yang sukar ditembus akan di huni oleh mahluk hidup yang berbeda pula.
c. Adanya homologi organ tubuh pada berbagai mahluk hidup. Homolog
mempunyai struktur yang sama dan fungsi yang berbeda.
d. Adanya perkembangan embrio yang sama pada tahap-tahap tertentu pada
berbagai mahluk hidup.
(http//gafura tripod.com/ My Articles/evolusi.doc)
Evolusi sebagai Teori

Jika fenomenanya adalah gravitasi, teori yang dipergunakan untuk


menjelaskannya disebut teori gravitasi. Begitu pula, teori untuk menjelaskan
kejadian perubahan makhluk hidup (evolusi) dikenal sebagai ‘teori evolusi’.
Jadi, teori evolusi dimaksudkan sebagai penjelasan tentang bagaimana evolusi
itu terjadi (mekanisme evolusi). Bisa terjadi ada beberapa penjelasan yang diberikan
mengenai suatu fenomena. Mengenai evolusi, pada abad ke-19 Lamarck memberikan
penjelasan bagaimana evolusi itu terjadi, yang dikenal sebagai teori evolusi Lamarck
atau teori Lamarck. Penjelasan yang diberikan oleh Lamarck itu kemudian dianggap
tidak benar karena ada penjelasan lain yang dipandang lebih memuaskan, terutama
yang diberikan oleh Darwin dan dikenal sebagai teori evolusi Darwin atau teori
Darwin.
Teori evolusi menyatakan bahwa kehidupan terbentuk secara kebetulan.
Berdasarkan teori ini, atom-atom tidak hidup, yang tidak memiliki kesadaran,
berkumpul dan membentuk sel. Entah bagaimana caranya, sel-sel ini kemudian
membentuk makhluk-makhluk hidup lainnya, termasuk manusia. Mari kita pikirkan.
Jika kita kumpulkan unsur-unsur penyusun kehidupan seperti karbon, fosfor, nitrogen
dan natrium, maka yang terbentuk hanya tumpukan bahan-bahan. Perlakuan apa pun
kepadanya tidak akan mengubah tumpukan bahan tersebut menjadi makhluk hidup.
Jika Anda berminat, mari kita lakukan sebuah "eksperimen" atas nama evolusionis
untuk menguji pernyataan mereka yang disebut "Formula Darwin" :
Selain sebagai penjelasan tentang evolusi, teori evolusi bisa juga dimaksudkan
sebagai teori yang menyatakan bahwa ada ada kekerabatan di antara organisme
(Panchen, 1992) atau ada perubahan dan diversifikasi makhluk hidup. Dalam hal ini
teori evolusi merupakan penjelasan terhadap berbagai fenomena yang kemudian
ditunjuk sebagai bukti evolusi

2. Teori Evolusi Menurut Para Ahli

Umumnya biologiwan sekarang mengakui bahwa evolusi adalah fakta. Karena


itu, istilah ‘teori’ dalam hal ini dipandang tidak cocok lagi, kecuali untuk menyebut
berbagai model yang mencoba menjelaskan bagaimana evolusi itu berlangsung.
Diskusi panjang lebar di kalangan biologiwan sekarang hanya mengenai
mekanismenya.
Sejak abad ke-20 genetika dan biologi populasi menyisip ke dalam kajian evolusi.
Teori Darwin tentang seleksi alami tidak lagi dipandang sebagai teori terbaik tentang
mekanisme evolusi. Gagasan sekarang tentang evolusi biasanya disebut sebagai
Modern Synthesis (Sintesis Modern) yang mencakup mekanisme selain seleksi
alami. Evolusi menjadi didefinisikan sebagai perubahan komposisi genetik
(frekuensi alel di dalam kumpulan gen) suatu populasi dari generasi ke generasi.
Ketika biologiwan berkata ia telah mengamati evolusi, maksudnya ia telah
mendeteksi adanya perubahan dalam frekuensi gen di dalam suatu populasi. Sering
adanya perubahan frekuensi gen itu diinferensikan dari perubahan fenotipe yang
dapat diwariskan (Moran, 1997b).
a. Teori Evolusi Menurut Darwin
Selain bukti teknis, mitos evolusionis dapat diuji dengan sebuah contoh yang
sangant sederhana dan bahkan dapat dimengerti oleh anak kecil
Teori evolusi menyatakan bahwa kehidupan terbentuk secara kebetulan. Berdasarkan
teori ini, atom-atom tidak hidup, yang tidak memiliki kesadaran, berkumpul dan
membentuk sel. Entah bagaimana caranya, sel-sel ini kemudian membentuk makhluk-
makhluk hidup lainnya, termasuk manusia. Mari kita pikirkan. Jika kita kumpulkan
unsur-unsur penyusun kehidupan seperti karbon, fosfor, nitrogen dan natrium, maka
yang terbentuk hanya tumpukan bahan-bahan. Perlakuan apa pun kepadanya tidak
akan mengubah tumpukan bahan tersebut menjadi makhluk hidup. Jika Anda
berminat, mari kita lakukan sebuah "eksperimen" atas nama evolusionis untuk
menguji pernyataan mereka yang disebut "Formula Darwin" :

3. Variasi Genetika Berdasarkan Teori Evolusi

Variasi, istilah yang digunakan dalam ilmu genetika, merujuk pada peristiwa
genetis yang menyebabkan individu atau kelompok spesies tertentu memiliki
karakteristik berbeda satu sama lain. Sebagai contoh, pada dasarnya semua orang di
bumi membawa informasi genetis sama. Namun ada yang bermata seperti berambut
merah, berhidung mancung, atau ber-tubuh pendek, tergantung pada potensi variasi
informasi genetisnya.( Wildan Yatim 2007:366)
Evolusionis menyebut variasi dalam suatu spesies sebagai bukti kebenaran
teorinya. Namun, variasi bukanlah bukti evolusi, karena variasi hanya hasil aneka
kombinasi informasi genetis yang sudah ada,dan tidak menambahkan
karakteristik baru pada informasi genetis. Variasi selalu terjadi dalam batasan
informasi genetis yang ada. Dalam ilmu genetika, batas-batas ini
disebut "kelompok gen" (gene pool). Variasi menyebabkan semua karakteristik yang
ada di dalam kelompok gen suatu spesies bisa muncul dengan beragam cara.
Misalnya pada suatu spesies reptil, variasi menyebabkan kemunculan varietas yang
relatif berekor panjang atau berkaki pendek, karena baik informasi tentang kaki
pendek maupun panjang terdapat dalam kantung gen. Namun, variasi tidak mengubah
reptile menjadi burung dengan menambahkan sayap atau bulu-bulu, atau dengan
mengubah metabolisme mereka.
Perubahan demikian memerlukan penambahan informasi genetis pada makhluk
hidup, yan g tidak mungkin terjadi dalam variasi.Darwin tidak mengetahui fakta ini
ketika merumuskan teorinya. Ia mengira tidak ada batas dalam variasi.Dalam sebuah
artikel yang ditulisnya pada tahun 1844, ia menyatakan: "Banyak ahli yang
menganggap
bahwa ada batas dalam variasi di alam, namun saya belum menemukan satu
bukti pun yangmelandasi keyakinan ini".1
Dalam The Origin of Species, ia menyebutkan beragam contoh variasi sebagai
bukti terpenting bagiteorinya. Misalnya, menurut Darwin, para peternak yang
mengawinkan beragam varietas sapi untuk menghasilkan varietas baru yang
menghasilkan susu lebih banyak, akhirnya akan mengubah ternak itu menjadi spesies
berbeda. Gagasan Darwin tentang "variasi tanpa batas" jelas terungkap dalam kalimat
dari The Origin of Species
Teori adalah upaya untuk menjelaskan fakta-fakta dan memadukannya dengan
konsep dan memadukan semuanya. Bagi para ahli biologi teori Darwin mengenai
evolusi adalah seleksi alam, mekanisme yang di usulkan aleh Darwin untuk
menjelaskan fakta sejarah evolusi yang didokumentasikan oleh fosil, biogeografi, dan
jenis bukti lainnya. (Campbell,2004 : 17)
Teori Darwin tidak menjelaskan bentuk dan diversitas makhluk hidup di dunia
dengan teori variasi dan teori seleksi. Untuk menjelaskanunsur tertentu pada spesies
tertentu pada spesies tertentu, teori darwi mempertanyakan variasi unsur mana yang
dapat diwariskan dan yang memungkan lulus seleksi alam dalam lingkungan spesies
yang bersangkutan.
Dua puluh lima tahun terakhir telah menyaksikan perluasan besar-besaran dalam
pengertian kita mengenai seleksia alam. Akan tetapi sementara teori seleksi semakin
maju, teori vareasi justeru tidak. Oleh karena itu paham Darwin hanya bisa
menerapkan teori sleksinya yang canggih dengan teori vareasi yang primitif.
Dalam bab ini kami bermaksud menunjukan bagai mana pendapat darwin dapat
digunakan untuk menerapkan teori seleksi dan vareasi untuk menjelaskan bentuk-
bentuk kehidupan.
Bagai mana seleksi alam beraksi? Unsur-unsur apa yang pasti lulus seleksi alam itu?
Pertanyaan ini harus dijawab dengan jelas sebelum kita memperediksi ciri-ciri
oganisme. Secara ronggar seleksi alam meluruskan unsur-unsur yang baik bagi
organissme yang bersangkutan, tetapi jika hendak menerapkan teori tersebut kita
membutuhkan peryataan yang lebih tepat dari pada itu. Kalu tidak kita akan
dihadapkan pada pradoks yang tidak terselesaikan, dimana unsur-unsur yang
serlainan tampaknya menguntungkan bagi satuan-satuan alam yang berbeda, seperti
kelompok dan individu. Jika kita ingin nenjelaskan ciri organisme secara benar. Kita
harus mengetahui tingkat seleksi alam mana yang bekerja agar mendatangkan
manfaat. Secara umum, tingkat tersebut haruslah suatu frekuensi yang secara
langsung diubah oleh berbagai tipe seleksi alam evolusi. Argumen untuk
mengidentifikasi unit seleksi yang sebentar lagi kita bicarakan terutama berasal dari
George C. Williams dan Richard Dawkins.
Kita tidak bisa mengidentifikasi unit seleksi semata-mata dengan mencari tingkat
dimana, selama evolusi, frekuensi berubah. Frekueni berubah pada semua tingkat.
Pada evolusi Biston betularia misalnya, tidak hanya frekuensi berbagai macam
ngengat berubah juga berbagai macam gen ngengat, kromosom ngengat, pigmen
kimia, demikian pula berbagai macam-macam episies ngengat dan bahkan ekosistem
yang mereka huni. Frekuensi mereka semuanya berubah selama evolusi berhubungan.
Jika seleksi alam secara langsung menyesuaikan frekuensi gen ngengat,frekuensi
kromosom ngengat dan organisme ngengat secara otomatis akan disesuaikan juga,
karena kromosom dan organisme mengandung gen, hal yang sama dapat disebut
mutatis mutadis dari semua tingkatan yang lain. Dalam kenyataan gen adalah satuan
seleksi. Perubahan evolusioner pada semua tingkat yang lain digerakan oleh seleksi
alam dari gen.
Dari beberapa teori yang telah diformulasikan untuk menerangkan bagai mana sifat-
sifat diwariskan, maka dua hal perlu mendapat perhatian khusus. Salah satu
diantaranya teori mendel.
a. Teori Tentang Pewarisan Sifat Perolehan
Teori hanya menyatakan bahwa sifat-sifat yang diperoleh induk selama masa
hidupnya dapat diturunkan kepada keturunannya. Teori ini biasanya digabungkan
dengan Lamarck, seorang biologiwan perancis, yang menggunakan dalam upanya
menerangkan banyak penyesuaian yang cocok pada alam sekitarnya yang diperhatikan
tumbuhan dan hewan.
b. Kebutuhan Genetis dan Embriologi pada Homologik
Agar konsep "homologi" evolusionis bisa diakui, organ-organ serupa (homolog)
pada makhluk yang berbeda
harus dikode oleh kode-kode DNA yang juga serupa (homolog). Namun kenyataannya
tidak demikian.Dalam kebanyakan kasus, kode genetis mereka sangat berbeda. Justru,
kode-kode genetis serupa pada berbagai makhluk sering terkait dengan organ-organ
yang sama sekali berbeda.
Michael Denton, profesor biokimia Australia, dalam bukunya Evolution: A
Theory in Crisis, menjelaskan kebuntuan evolusionis menafsirkan homologi dari sudut
genetika: "Struktur-struktur homolog sering ditentukan oleh sistem genetis yang tidak
homolog, dan konsep homologi jarang bisa dirunut ke dalam embriologi. Agar konsep
homologi dianggap sah, perkembangan embriologis (tahap-tahap perkembangan pada
telur atau rahim induk) pada spesies-spesies dengan organ-organ homolog seharusnya
memiliki kecenderungan

c. Variasi dalam spesies bukanlah Evolusi

Dalam buku Origin, Darwin mengacaukan dua knsep: variasi dalam spesies dan
kemunculan spesies baru. Berdasarkan pengamatan atas varietas-varietas anjing,
Darwin mengira bahwa suatu saat berbagai varietas ini akan berubah menjadi sepesies
baru. Sampai sekaang para evolusionis berusaha untuk menunjukan varias dalam
spesies sebagai bentuk evolusi. Padahal fakta ilmiah menunjukan bahwa variasi dalam
sebuah sepesies bukanlah evolusi. Misalkan sebanyak apapun varietas dalam spesies
anjing di alam atau yang dibiakan oleh manusia mereka tetap anjing. Tidak ada
peralihan dari satu sepesies ke sepesies lain.
Darwin mengemukakan contoh yang berlebihan ini karena pemahaman yang
primitif akan ilmu pengetahuan di zamannya. Pada abad ke-20, ilmu pengetahuan telah
menetapkan prinsip "stabilitas genetis" (homeostasis genetis) berdasarkan hasil-hasil
eksperimen yang dilakukan pada makhluk-makhluk hidup. Prinsip ini menyatakan
bahwa semua usaha pengawinan untuk menghasilkan variasi-variasi baru tidak
meyakinkan, dan ada batasan-batasan ketat di antara spesies-spesies makhluk
hidup yang berbeda. Artinya, sangat mustahil para peternak dapat mengubah sapi
menjadi spesies berbeda dengan cara mengawinkan varietas-varietasnya, seperti
dinyatakan Darwin.
Norman Macbeth membantah Darwinisme dalam bukunya Darwin Retried:
Inti masalahnya adalah, kalaupun benar makhluk hidup dapat bervariasi tan-pa batas…
Spesies-spesies selalu stabil. Kita semua pernah mendengar bagaimana peternak dan
hortikulturis yang sudah berusaha sedemikian keras menjadi kecewa mendapati hewan
atau tumbuhan yang mereka kembangkan kembali ke varietas asal. Sekalipun usaha
keras dilakukan selama dua atau tiga abad, tidak mungkin dihasilkan mawar biru atau
tulip hitam.3
Luther Burbank*) yang dianggap sebagai hortikulturis paling berhasil, mengungkap
fakta ini saat mengatakan "ada batas-batas dalam pengembangan yang mungkin
terjadi, dan batas-batas ini mengikuti suatu aturan".4 Tentang hal ini, ilmuwan
Denmark, W.L. Johannsen berkomentar: Variasi-variasi yang menjadi titik tekan
Darwin dan Wallace tidak dapat dipaksakan melampaui tahap tertentu. Variabilitas
seperti ini tidak me-miliki rahasia 'perubahan tanpa batas'.5

d. Alogaritma Genetika
Yang alami yaitu seleksi alam. Algoritma ini bekerja dengan sebuah populasi yang
terdiri dari individu-individu, yang masing-masing individu mempresentasikan sebuah
solusi yang mungkin bagi persoalan yang ada. Dalam kaitan ini, individu
dilambangkan
dengan sebuah nilai fitness yang akan digunakan untuk mencari solusi terbaik dari
persoalan yang ada.
Pertahanan yang tinggi dari individu memberikan kesempatan untuk melakukan
reproduksi melalui perkawinan silang dengan individu yang lain dalam populasi
tersebut. Individu baru yang dihasilkan dalam hal ini dinamakan keturunan, yang
membawa beberapa sifat dari induknya. Sedangkan individu dalam populasi yang
tidak
terseleksi dalam reproduksi akan mati dengan sendirinya. Dengan jalan ini, beberapa
generasi dengan karakteristik yang bagus akan bermunculan dalam populasi tersebut,
untuk kemudian dicampur dan ditukar dengan karakter yang lain. Dengan
mengawinkan
semakin banyak individu, maka akan semakin banyak kemungkinan terbaik yang
dapat
diperoleh.
Hal-hal yang harus dilakukan dalam alogaritma genetika
 Mendefinisikan individu, dimana individu menyatakan salah satu solusi
(penyelesaian) yang mungkin dari permasalahan yang diangkat.
 Mendefinisikan nilai fitness, yang merupakan ukuran baik-tidaknya sebuah
individu atau baik-tidaknya solusi yang didapatkan.
Menentukan proses pembangkitan populasi awal. Hal ini biasanya dilakukandengan
menggunakan pembangkitan acak seperti random-walk.
Menentukan proses seleksi yang akan digunakan. Menentukan proses
perkawinan silang (cross-over) dan mutasi gen yang akan digunakan Individu
menyatakan salah satu solusi yang mungkin. Individu bisa dikatakan sama dengan
kromosom, yang merupakan kumpulan gen. Gen ini bisa biner, float, dan
kombinatorial.
Beberapa definisi penting yang perlu diperhatikan di mendefinisikan individu untuk
membangun penyelesaian permasalahan dengan algoritma genetika adalah sebagai
berikut:
Genotype (Gen), sebuah nilai yang menyatakan satuan dasar yang membentuk suatu
arti tertentu dalam satu kesatuan gen yang dinamakan kromosom. Dalam algoritma
genetika , gen ini bisa berupa nilai biner, float, integer maupun karakter, atau
kombinatorial. Allele, nilai dari gen.
Kromosom, gabungan gen-gen yang membentuk nilai tertentu.Individu, menyatakan
satu nilai atau keadaan yang menyatakan salah satu solusi yang mungkin dari
permasalahan yang diangkat. Populasi, merupakan sekumpulan individu yang akan
diproses bersama dalam satu siklus proses evolusi Generasi, menyatakan satu siklus
proses evolusi atau satu iterasi di dalam algoritma genetika
(file:///D:/evolusi/keruntuhan14.php.htm)
e. . Teknologi Pengkodean
Teknik pengkodean adalah bagaimana mengkodekan gen dari kromosom,
dimana gen merupakan bagian dari kromosom. Satu gen biasanya akan mewakili satu
variabel. Gen dapat direpresentasikan dalam bentuk : bit, bilangan real, daftar aturan,
elemen permutasi, elemen program atau representasi lainnya yang dapat
diimplementasikan untuk operator genetika Dengan demikian kromosom dapat
direpresentasikan dengan menggunakan:
String bit
: 10011 dst.Array bilangan real
: 65.65, -67.98, 77.34 dst.Elemen permutasi
: E2, E10, E5 dst.Daftar aturan
: R1, R2, R3 dst.Elemen program
: pemrograman genetika Struktur lainnya.

BAB III
KESIMPULAN

Evolusi adalah perubahan berangsur makhluk sesuai dengan perubahan berangsur


zaman, berguna agar lebih baik daya adaptasi terhadap lingkungan yang berangsur
tapi terus menerus berubah itu. Mekanisme evolusi itu oleh 2 faktor: mutasi dan
adaptasi. Mutasi adalah perubahan pada materi genetis (gen dan kromosom), adaptasi,
ialah penyesuaian diri makhluk yang dihasilkan oleh materi genetis terhadap
lingkungan agar bisa mempertahankan kehadiran spesiesnya di alam.
Teori evolusi menyatakan bahwa kehidupan terbentuk secara kebetulan. Berdasarkan
teori ini, atom-atom tidak hidup, yang tidak memiliki kesadaran, berkumpul dan
membentuk sel
Variasi, istilah yang digunakan dalam ilmu genetika, merujuk pada peristiwa
genetis yang menyebabkan individu atau kelompok spesies tertentu memiliki
karakteristik berbeda satu sama lain. Sebagai contoh, pada dasarnya semua orang di
bumi membawa informasi genetis sama. Namun ada yang bermata seperti berambut
merah, berhidung mancung, atau ber-tubuh pendek, tergantung pada potensi variasi
informasi genetisnya.
Evolusionis menyebut variasi dalam suatu spesies sebagai bukti kebenaran
teorinya. Namun, variasi bukanlah bukti evolusi, karena variasi hanya hasil aneka
kombinasi informasi genetis yang sudah ada,dan tidak menambahkan
karakteristik baru pada informasi genetis. Variasi selalu terjadi dalam batasan
informasi genetis yang ada. Dalam ilmu genetika, batas-batas ini
disebut "kelompok gen" (gene pool). Variasi menyebabkan semua karakteristik yang
ada di dalam kelompok gen suatu spesies bisa muncul dengan beragam cara.
Misalnya pada suatu spesies reptil, variasi menyebabkan kemunculan varietas yang
relatif berekor panjang atau berkaki pendek, karena baik informasi tentang kaki
pendek maupun panjang terdapat dalam kantung gen. Namun, variasi tidak mengubah
reptile menjadi burung dengan menambahkan sayap atau bulu-bulu, atau dengan
mengubah metabolisme mereka.

KATA PENGANTAR

Assalamuala’ikum Wr.Wb.

Segala puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan karunia-nya akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini. Sebagai

pemenuhan tugas mandiri pada mata kuliah Evolusi

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang membantu kepada pihak yang
telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Dengan penulisan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan baik dari segi materi, maupun sistematika pembahasan. Hal ini disebabkan
keterbatasan pengetahuan dan literatur bahan pembahasan. Penulis menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca makalah ini untuk perbaikan makalah selanjutnya.

Wasslamuala’ikum Wr.Wb.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB . I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Evolusi
2. Teori Evolusi Menurut Para Ahli
3. Variasi Genetika Berdasarkan Teori Evolusi

a. Alogaritma Genetika
b. Variasi dalam spesies bukanlah Evolusi
c. Kebutuhan Genetis dan Embriologi pada Homologik
d. Teori Tentang Pewarisan Sifat Perolehan

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mandiri

Pada mata kuliah Evolusi

Oleh:

Ipan taufik rahman


206-200-777

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2008
DAFTAR PUSTAKA

Suwenda, Ietje

1986, Belajar Mudah Biologi, Pustaka, Bandung:

Yatim, Wildan

2007, Kamus Biologi, Yayasan Obor Indonesia Jakarta.

W. Kimbal, John

1987, Biologi, erlangga jakarta

file:///D:/evolusi/keruntuhan14.php.htm

http://gafura.tripod.com/My_Articles/evolusi.doc.

Anda mungkin juga menyukai