EVOLUSI
OLEH
Nama : Hasna
Stambuk : A22117065
Kelas :B
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat, karunia terutama
kesempatan yang diberikan-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Tanpa adanya kesempatan, mustahil penyusun dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini secara tuntas, walaupun masih banyak terdapat kekurangan.
Segala kritikan dan masukan yang membangun dari semua pihak, akan menjadi
pengalaman yang sangat berharga bagi penyusun demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Makalah..............................................................................................................................................i
EVOLUSI..........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................................6
BAB III...........................................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................12
3.2 Saran...................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses evolusi pada vertebrata?
2. Bagaimana proses evolusi pada invertebrata?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penulisan sebagai
berikut:
1. Mengetahui proses evolusi pada vertebrate
2. Mengetahui proses evolusi pada invertebrata
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Evolusi Pada Vertebrata
Bentuk evolusi pada hewan salah satu filum yang muncul tiba-tiba pada
jaman Kambrium adalah Chordata, makhluk yang memiliki sistem saraf pusat
yang terlindung dalam suatu tengkorak dan notochord atau tulang belakang.
Vertebrata adalah satu bagian dari chordata. Vertebrata dibagi lagi menjadi
beberapa kelas dasar seperti ikan, amfibia, reptilia, burung, dan mamalia. Mereka
mungkin adalah makluk yang paling dominan dalam dunia hewan.
Hingga tahun 1999, pertanyaan apakah vertebrata (hewan bertulang
belakang) ada di Zaman Kambrium terbatas pada debat tentang Pikaia. Tetapi, di
tahun itu, sebuah penemuan mengejutkan memperdalam kebuntuan evolusi
mengenai Ledakan Kambrium: para ahli paleontologi Cina di fauna Chengjiang
menemukan fosil dari dua spesies ikan yang berumur sekitar 530 juta tahun,
zaman yang disebut Kambrium Awal. Dengan demikian, jelaslah bahwa bersama-
sama dengan filum lain, subfilum vertebrata juga ada pada Zaman Kambrium,
tanpa moyang evolusi apa pun.
Karena ahli paleontologi evolusi mencoba melihat setiap filum sebagai
kelanjutan evolusi dari filum yang lain, mereka menyatakan bahwa
filum Chordata berevolusi dari phylum yang lain, yaitu invertebrata. Tetapi,
kenyataannya adalah, seperti semua filum, anggota Chordata yang muncul di
jaman Kambrium menyangkal pernyataan ini sejak awal. Anggota tertua
filum Chordata yang dapat dikenali dari jaman Kambrium adalah makhluk laut
yang disebut Pikaia, yang tubuh panjangnya, pada pandangan pertama,
mengingatkan kita pada cacing. Pikaia muncul pada saat yang bersamaan dengan
spesies lain dalam filum tersebut yang diajukan sebagai nenek moyang mereka,
dan tanpa bentuk peralihan di antara mereka. Profesor Mustafa Kuru, seorang ahli
biologi evolusi Turki, mengatakan dalam bukunya Vertebrata.
Tidak ada keraguan bahwa chordata telah berevolusi dari invertebrata.
Akan tetapi, ketiadaan bentuk peralihan antara invertebrata
dan chordata mengakibatkan orang mengajukan berbagai dugaan.
Jika tidak ada bentuk peralihan antara choradata dan invbertebrata, lalu
mengapa seseorang bisa berkata "tidak ada keraguan bahwa chordata telah
berevolusi dari invertebrata?" Menerima anggapan tanpa bukti yang
4
mendukungnya, tanpa terbersit keragu-raguan, jelaslah bukan sebuah pendekatan
ilmiah, tetapi sebuah dogma. Setelah pernyataan ini, Profesor Kuru mengkaji
dugaan kaum evolusionis berkenaan dengan asal usul vertebrata, dan sekali lagi
mengakui bahwa rekaman fosil chordata hanya terdiri atas celah-celah.
Pandangan yang disebutkan di atas tentang asal usul chordata dan evolusi selalu
ditanggapi dengan prasangka, karena tidak berlandaskan pada rekaman fosil.
Ahli biologi evolusi terkadang menyatakan bahwa alasan mengapa tidak
ada rekaman fosil berkenaan dengan asal usul vertebrata adalah karena
invertebrata memiliki jaringan lunak dan karenanya tidak meninggalkan jejak
fosil. Akan tetapi penjelasan ini sungguh tidak realistis, karena terdapat banyak
sekali fosil invertebrata. Hampir semua organisme dalam Kala Kambrium adalah
invertebrata, dan puluhan ribu contoh fosil dari spesies-spesies ini telah
dikumpulkan. Sebagai contoh, terdapat banyak fosil hewan berjaringan lunak di
lapisan Burgess Shale Kanada. (Para ilmuwan berpikir bahwa invertebrata
menjadi fosil, dan jaringan lunak mereka tetap utuh pada daerah semacam
Burgess Shale, karena secara tiba-tiba tertutupi oleh lumpur dengan kandungan
oksigen sangat rendah.
Teori evolusi beranggapan bahwa Chordata pertama, seperti Pikaia,
berevolusi menjadi ikan. Akan tetapi, sama halnya dengan yang dianggap sebagai
evolusi Chordata, teori evolusi ikan juga kekurangan bukti fosil yang
mendukungnya. Sebaliknya, semua kelas yang berbeda dari ikan muncul dalam
rekaman fosil secara tiba-tiba dan dalam bentuk sempurna. Terdapat jutaan fosil
invertebrata dan jutaan fosil ikan; namun tidak satu fosil pun yang merupakan
peralihan antara mereka. Robert Carroll mengakui kebuntuan evolusionis pada
asal usul beberapa kelompok di antara vertebrata-vertebrata awal.
Kita masih belum memiliki bukti atas terjadinya peralihan
antara cephalochordata dan craniata. Makhluk paling awal yang dikenali sebagai
vertebrata telah memiliki semua ciri-ciri pasti dari craniata yang bisa kita
harapkan tertinggal dalam fosil. Tidak diketahui fosil yang menunjukkan asal usul
vertebrata berahang.
5
Seorang ahli paleontologi lainnya, Gerald T. Todd, mengakui kenyataan
yang serupa dalam sebuah artikel yang berjudul "Evolusi Paru-paru dan Asal Usul
Ikan Bertulang".
Ketiga sub divisi dari ikan bertulang muncul pertama kali dalam rekaman
fosil kira-kira pada waktu yang sama. Mereka telah sangat berbeda dalam bentuk,
dan telah sepenuhnya berkerangka
6
Coelenterata. Di antara kedua lapisan, yaitu ektoderm dan endoderm akan
berkembang dan terbentuk lapisan mesoderm. Lapisan mesoderm akan
berkembang membentuk bagian tubuh yang menjadi otot, sistem reproduksi,
sistem sirkulasi, dan sistem ekskresi. Golongan hewan yang berkembang pada
ketiga tingkat lapisan ini dinamakan triplobastik. Golongan hewan ini adalah
Platyhelminthes dan Nemathelminthes.
Dari hasil penelitian diketahui pada Platyhelminthes belum mempunyai
rongga tubuh, yaitu terlihat tubuhnya padat, tanpa rongga antara usus dan tubuh
terluar sehingga digolongkan sebagai triplobastik aselomata (selom = rongga
tubuh). Adapun pada Nemathelminthes mempunyai rongga tubuh semu, yaitu
mesoderm belum membentuk rongga yang sesungguhnya karena tampak pada
mesoderm belum terbagi menjadi lapisan dalam dan lapisan luar, yang dinamakan
dengan triplobastik pseudoselomata dan yang mempunyai rongga tubuh
dinamakan triplobastik selomata karena mesodermnya sudah dipisahkan oleh
rongga tubuh yang terbentuk menjadi dua lapisan, yaitu dalam dan luar. Termasuk
golongan hewan ini adalah Annelida sampai Chordata.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa terbentuknya hewan dimulai dari
Protozoa kemudian Porifera, Coelenterata, sampai pada tingkat Mamalia. Jadi,
hewan tersebut mengalami perkembangan dari satu sel menjadi banyak sel hingga
terbentuk triplobastik aselomata, pseudoselomata, sampai selomata. Hewan yang
digolongkan dalam kelompok Avertebrata memiliki persamaan ciri, yaitu tidak
mempunyai ruas-ruas tulang belakang (vertebrae). Jika kita amati, golongan
hewan ini memiliki pola organisasi tubuh yang agak sederhana, dibandingkan
dengan kelompok hewan Vertebrata. Dengan dasar inilah hewan-hewan ini
dianggap primitif atau merupakan bentuk-bentuk paling awal dari kehidupan yang
telah mengalami sedikit perubahan. (Wikipedia, 2012)
Pertumbuhan dan perkembangan hewan dimulai sejak terbentuknya zigot.
Satu sel zigot akan tumbuh dan berkembang dengan tahap "zigot-morula-blastula-
gastrula" hingga terbentuk embrio. Embrio akan berdiferensi sehingga terbentuk
berbagai macam jaringan dan organ. Organ-organ akan menyatu dan bergabung
menjadi organisme. Kemudian, organisme tumbuh dan berkembang menjadi
organisme dewasa. Pada siklus hidup hewan tertentu, terjadi perubahan bentuk
7
tubuh dari embrio sampai dewasa. Perubahan bentuk ini disebut metamorfosis.
Metamorfosis dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu metamorfosis sempurna dan
tidak sempurna.
Metamorfosis sempurna dicirikan dengan adanya bentuk tubuh yang
berbeda di setiap fase metamorfosis, misalnya adalah kupu-kupu dan katak.
Metamorfosis tidak sempurna ditandai dengan adanya bentuk tubuh yang sama,
tetapi ukurannya berbeda pada salah satu fase metamorfosis, misalnya adalah
belalang dan kecoa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hewan
dapat dibagi menjadi dua, yaitu: faktor internal dan eksternal. Faktor internal
meliputi gen dan hormon. Gen merupakan faktor keturunan yang diwariskan dari
orang tua (induk) kepada keturunannua, sedangkan hormon merupakan senyawa
organik yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan hewan. Faktor eksternal
meliputi air, nutrisi, cahaya, aktivitas, dan lingkungan.( Anshori,2009)
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bentuk evolusi dari hewan vertebrata dan hewan invertebrate terjadi
melalui proses yang sangat panjang, proses perubahan yang terjadi dari segi
morfologi dan anatomi serta tingkah laku dimulai dari sebuah kompetisi, sehingga
dalam berevolusi tidak terlepas dari peran lingkungannya. Dengan dibantu oleh
lingkungan, maka tiap sel akan terus mengalami perkembangan hingga pada
tahapan terbentuknya sebuah individu baru.
3.2 Saran
Demikian makalah yang telah diselesaikan oleh penyusun. Semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi semua kalangan khususnya para pendidik serta calon
pendidik. Untuk memperbaiki kualitas, maka penulis mengharapkan kritik dan
saran agar makalah ini menjadi lebih baik.
9
DAFTAR PUSTAKA
10