Anda di halaman 1dari 11

EVOLUSI PADA ULAR

DISUSUN OLEH:
NAMA : SIROJUTTOLIBIN
NIM : G1C016041

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih saya panjatkan ke hadirat ALLAH SWT
yang karena rahmat-Nya sehingga penyusunan makalah “EVOLUSI PADA
ULAR” berjalan dengan baik. Adapun pembuatan makalah ini disusun untuk
memenuhi nilai tugas Mata Kuliah Biologi . Terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Sarkono yang telah memberikan tugas untuk membuat tugas
makalah ini sehingga membantu saya selaku penulis dapat belajar kembali
tentang evolusi pada ular.

Saya sudah berupaya sekuat tenaga untuk menampilkan yang terbaik


dalam makalah ini. Walaupun demikian saya menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih belum sempurna. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Penulis sangat mengharapkan saran, kritik, dan
masukan dari semua pihak demi perbaikan makalah ini.

Mataram, Juni 2017


Penyusun,

Sirojuttolibin
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 2
BAB I ................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................... 3
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………………4

BAB II………………………………………………………………………………………………………….………………..4

PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………….………….4
A. Evolusi………………………………………………………………………………………..……….………4

B. Bukti Evolusi pada Ular……………………………………………………………………..………..5


KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………………….………9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..………………………………….……10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata
yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia
adalah tetrapoda (hewan dengan empat tungkai) dan menelurkan telur yang
embrionya diselubungi oleh membran amniotik. Ular merupakan salah satu
reptil yang paling sukses berkembang di dunia. Hal ini dibuktikan dengan
keberadaannya sampai saat ini sebagai salah satu makhluk hidup yang
mampu bertahan dengan kondisi lingkungannya sehingga mampu
melestarikan keturunannya dalam jumlah yang melimpah. Ular adalah reptil
yang tak berkaki dan bertubuh panjang.
Akan tetapi, apabila dijumpai kasus-kasus kadal tak berkaki (misalnya
Ophisaurus spp.) karakter ini menjadi kabur dan tidak dapat dijadikan
pegangan. Oleh sebab itu, para ilmuwan berusaha meneliti terkait dengan
asal usul ular, cara berjalan yang khas, habitat awal, terjadinya evolusi serta
bentuk pertahanan dirinya untuk menjaga kelangsungan hidup hingga saat
ini. Data otentik mengenai penelitian ini adalah bahwa telah ditemukan fosil
ular dengan sebuah sacrum, yakni sejenis tulang yang mendukung bagian
pinggulnya. Bagian tubuh ini diduga sepasang kaki mirip yang dijumpai pada
kadal, hanya bedanya kadal memiliki empat kaki. Endapan di sekitar fosil
juga berada di daratan sehingga fosil-fosilnya mungkin tidak terlalu lengkap.
Karena fosil hewan-hewan purba dari masa permulaan lebih terjaga di
lingkungan laut. Sebuah fosil hewan terkunci di batu gamping Libanon telah
terbukti menjadi penemuan yang sangat berharga, yaitu ular dengan dua
kaki.
Fenomena cara ular berjalan dan asal usulnya menjadi topik perdebatan
yang kontroversial bagi para ilmuwan, terlebih setelah ditemukannya fosil-
fosil ular purba yang diduga memiliki kaki dan sacrum serta berbagai organ
yang selanjutnya mengalami reduksi dan tidak ditemukan pada organisme
ular masa sekarang. Berangkat dari permasalahan tersebut, saya menyusun
makalah ini untuk memberikan informasi, penjelasan dan gambaran
mengenai profil, sejarah perkembangan dan evolusi ular.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu evolusi ?
2. Apa saja bukti tentang evolusi ular?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Evolusi

Teori evolusi sudah dikemukakan sejak zaman Aristoteles dimana teori


tersebut berusaha menjelaskan proses evolusi yang meliputi sumber variabilitas,
organisasi variasi genetic dalam populasi, diferensiasi populasi, isolasi
reproduktif, asal mula spesies dan hibridisasi. Biologi Evolusi ilmu yang lunak
yang mempunyai daya prediksi lemah. Teorinya tersusun atas data yang tidak
lengkap atau yang belum sempurna dipahami, meskipun ia tergolong ilmu hayat,
bahasannya lebih cenderung ke kutup humanika daripada ke kutup eksakta. Teori
evolusi sendiri berevolusi sejak zaman Aritoteles melalui Cuvier, lamarck, ke
Erasmus Darwin dan Charles Darwin/Alfred Wallace. Tokoh yang paling terkenal
adalah Darwin. Darwin banyak terpengaruh oleh Linnaeus dan Malthus. Teori
evolusi sendiri lebih banyak dipengaruhi oleh de Vries dan Mendel, Morgan dan
Muller, lalu Mayr, Dobhansky. Di jaman Darwin belum ada genetika,
paleantropologi dan geokronologi, bahkan ilmu-ilmu lain juga belum berkembang,
seperti geologi, paleogeografi, dan embriologi komparatif.

Evolusi adalah suatu perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan
memakan waktu yang lama. Perubahan yang dimaksudkan disini adalah
perubahan struktur dan fungsi makhluk hidup dari yang sederhana menuju
struktur dan fungsi yang kompleks dan beragam. Perubahan yang terjadi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu; perubahan progresif dan perubahan retrogresif.
Perubahan progresif yaitu perubahan struktur dan fungsi makhluk hidup dari
kondisi sederhana menuju kondisi yang maju atau modern untuk dapat bertahan
hidup. Perubahan retrogresif yaitu perubahan struktur dan fungsi yang menuju
kepunahan. Kepunahan terjadi tidak hanya karena mundurnya struktur dan fungsi
tetapi juga dapat terjadi karena perkembangan struktur dan fungsi yang melebihi
proporsinya sehingga makhluk hidup tersebut tidak mampu bertahan hidup.

Perubahan struktur dan fungsi makhluk hidup sangat tergantung pada


struktur DNA dari makhluk hidup tersebut, sehingga pengertian evolusi biologi
adalah perubahan frekuensi gena dalam suatu populasi karena faktor-faktor
atau mekanisme evolusi. Adapun faktor-faktor evolusi adalah rekombinasi
seksual, mutasi, seleksi alam, arus gen / gen flow, dan genetic drift. Proses evolusi
dapat berbeda dalam skala, tempo dan moda. Evolusi juga dapat berlangsung
lama untuk hewan besar (makroevolusi), maka yang dapat diekplorasi adalah
mikroevolusi pada makhluk hidup dengan umur generasi yang pendek.

B. Bukti Evolusi Pada Ular

Hasil studi dalam jurnal Nature, New York (25/07/2012) menunjukkan, ular
berasal dari daratan, bukan dari dari lautan seperti selama ini diperkirakan. Ular
diperkirakan merupakan hasil evolusi dari kadal penggali liang yang kehilangan
kakinya. Selama ini, asal usul ular masih menjadi perdebatan. Studi sulit dilakukan
karena minimnya fosil hewan perantara (hewan yang memiliki ciri antara ular dan
moyangnya)
Fosil ular purba Coniophis precedens yang baru ditemukan di timur
Wyoming, Amerika Serikat, bisa membantu mengurai misteri itu. Fosil tersebut
berasal dari masa 65-70 juta tahun yang lalu. Analisis yang dilakukan Nicholas
Longrich dari Yale University mengungkap bahwa Coniophis precedens hidup di
wilayah basah dan tak memiliki kemampuan gerak di air. Fauna itu bisa dikatakan
setengah ular setengah kadal. Ular purba dengan ukuran kecil dan karakteristik
tulang bekalangnya dikategorikan sebagai hewan penggali liang. Mangsa ular
purba ini adalah fauna besar bertubuh lunak. Ciri lain, ular purba itu belum
memiliki rahang yang fleksibel seperti ular modern sehingga belum bisa memakan
mangsa yang lebih besar dari tubuhnya. Nenek moyang ular disebut sebagai
binatang nocturnal yaitu binatang yang aktif pada malam hari, predator yang
berburu dengan diam-diam dan memiliki kaki belakang kecil, pergelangan serta
jari.
Menurut teori evolusi ada dua konsep antara ahli palaentologi dan para
ahli yang menjelaskan asal usul evolusi ular. Pertama, ular berevolusi di laut,
kemudian diduga melakukan adaptasi pindah habitat ke darat. Hipotesis ini
menjelaskan kemungkinan hubungan antara ular sekarang dengan reptil laut yang
telah punah.

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Super class : Tetrapoda
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Ophidia
Species : Tetrapodophis
amplectus

Gambar 1. Tetrapodophis amplectus

Konsep evolusi kedua menyatakan bahwa ular berevolusi dari kadal


penggali. Karena kebiasaan beradaptasi dengan jalur sempit dalam tanah, para
kadal ini kemudian kehilangan kaki mereka. Tampaknya Thetrapodophis
mendukung konsep kedua, karena tidak punya kemampuan adaptasi untuk
berenang seperti yang dikatakan Dr. Nick Longrich dari University of Bath dalam
Science in Action bahwa ular tidak memiliki buntut yang berbentuk seperti dayung
untuk berenang dan tidak memiliki tanda-tanda sirip, sehingga morfologi kaki
lebih cocok untuk menggali dan mencengkram mangsa.
Gambar 2. Fosil Tetrapodophis
amplectus yang ditemukan di Brazil
oleh Dave Martil dari Universitas
Portsmouth

Contoh lain adalah Najash. Najash adalah ular basal punah dari
Formasi Kapur Akhir Candeleros dari Patagonia . Seperti sejumlah ular Kapur
dan hidup lainnya yang mempertahankan hindlimbs , tapi Najash
tidak biasa dalam memiliki kaki yang berkembang dengan baik yang
memperpanjang luar tulang rusuk , dan panggul yang terhubung ke tulang
belakang . Fosil Najash ditemukan di Formasi Candeleros terestrial , di Provinsi
Rio Negro , Argentina , kira-kira 90 juta tahun yang lalu . Tengkorak dan tulang
belakang dari Najash keduanya menunjukkan adaptasi untuk kehidupan bawah
tanah , konsisten dengan hipotesis bahwa tubuh panjang dan mengurangi
anggota badan ular merupakan adaptasi untuk menggali/burrowing .
Makhluk menggali ini tidak kehilangan sacrum nya , tulang panggul
terdiri dari beberapa tulang menyatu , atau panggul korset nya tidak hadir dalam
ular modern, dan dalam semua ular fosil lain yang juga dikenal . Beberapa
tempat analisis filogenetik Najash sebagai ular paling primitive yang dikenal
, atau dekat pangkal radiasi ular , tetapi di luar dari semua ular yang hidup .
Temuan menunjukkan ular awalnya tidak sebagai makhluk laut dan
telah menghidupkan kembali perdebatan tentang bagaimana ular berevolusi .
Sebastián Apesteguía di Argentine Museum of Natural History dan timnya
menemukan fosil ular di deposit darat di provinsi Río Negro utara Patagonia ,
Argentina , pada tahun 2003 . Tidak seperti beberapa fosil
berkaki yang ditemukan dalam deposit kelautan dan diidentifikasi sebagai ular
selama dekade terakhir , fosil baru , bernama Najash rionegrina , memiliki
sacrum yang terdefinisi dengan baik mendukung panggul dan kaki belakang
fungsional di luar tulang rusuk nya .
Zaher dan Apesteguía berpendapat bahwa fosil Najash mendukung
hipotesis bahwa ular berevolusi di darat , akhirnya kehilangan anggota badan
mereka saat mereka menjadi burrowers di tanah. Ide yang populer untuk
sebagian besar di abad ke-20 , tapi ketika fosil berkaki ditemukan di sedimen
laut dalam dan di sekitar Israel diidentifikasi sebagai ular di sekitar pergantian
milenium , sekelompok ilmuwan dibangkitkan yang lebih tua ,suatu teori
alternatif . Mereka mengatakan ular kehilangan anggota badan mereka di lautan
dan lebih di laut daripada di darat, dan bahwa mereka berevolusi dari kadal laut
yang telah punah yang disebut mosasaurus.

Gambar 3. Fosil ular berkaki yang


ditemukan tahun 2003 di Patagonia,
Argentina.

.
Blair Hedges, ahli biologi evolusi di Pennsylvania State Universirty ,AS,
mengatakan:"Dalam satu gerakan, ini jenis fosil gips baru yang meragukan
terhadap hipotesis air".Studi sekuensing DNA-nya menunjukkan asal darat
untuk ular. Dan dia mengatakan bahwa, melihat sejarah evolusi, sulit untuk
menemukan contoh dari kehilangan anggota tubuhdalam lingkungan perairan.
"Kami melihat banyak kasus di mana hewan yang berjalan di darat akhirnya
berkembang ke garis keturunan yang menyerang/invaded ke lautan. Hampir
semua dari mereka dengan kakinya mengubah menjadi sirip atau dayung,"
katanya.

Gambar 4. Bagian yang diartikulasikan


dari Najash fosil

KESIMPULAN

Evolusi adalah suatu perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit


dan memakan waktu yang lama. Dimana perubahan yang dimaksudkan adalah
perubahan struktur dan fungsi makhluk hidup dari yang sederhana menuju
struktur dan fungsi yang kompleks dan beragam.

Bukti evolusi ular adalah ditemukannya fosil ular purba Coniophis


precedens di timur Wyoming. Ular purba dengan ukuran kecil dan karakteristik
tulang bekalangnya dikategorikan sebagai hewan penggali liang. Bukti lain
adalah ditemukannya fosil Najash. Najash adalah ular basal punah dari Formasi
Kapur Akhir Candeleros dari Patagonia. . Tengkorak dan tulang belakang dari
Najash keduanya menunjukkan adaptasi untuk kehidupan bawah tanah ,
konsisten dengan hipotesis bahwa tubuh panjang dan mengurangi anggota
badan ular merupakan adaptasi untuk menggali/burrowing .
DAFTAR PUSTAKA

Bagus, Ilham. 2015. Penemuan Fosil “Ular Berkaki” Memicu Argumentasi


Peneliti. (online) www.nationalgeographic.co.id. Diakses tanggal 6 Juni
2015.
Deddy. 2015. Ditemukan, Asal Mula Evolusi Ular – CNN Indonesia. (online)
diambil dari www.cnnindonesia.com. Diakses tanggal 6 Juni 2017.
Groshong, Kimm. 2006. Oldest Snake Fossil Shows a Bit of Leg. (online) diambil
dari https://www.newscientist.com. Diakses tanggal 6 Juni 2017
Isahi, Dosso. 2010. Fosil Nenek Moyang Ular Berkaki Empat Ditemukan. (online)
diambil dari https://biologimediacenter.com. Diakses tanggal 6 Juni 2017.
Wiji, Yunanto. 2012. Asal Usul Ular Terpecahkan – Kompas.com Sains. (online)
diambil dari https://sains.kompas.com. Diakses tanggal 6 Juni 2017.

Anda mungkin juga menyukai