Anda di halaman 1dari 21

Resume

EVOLUSI

Disusun Oleh:
Nama : Andi Odi Putri Anjani
Stambuk : A22118069
Kelas :C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
BAB II

USUL KEHIDUPAN

Teori evolusi dikemukan oleh beberapa pakar peneliti salah satunya seorang
peneliti yang bernama Darwin. Dalam penelitian yang dilakukan olehnya yang mana
dijelaskan bahwa kejadian evolusi ini disebabkan oleh proses seleksi alam. Beliau
mengemukakan bahwa Manusia dulu diciptakan dari bentuk yang awalnya
menyerupai Kera. Namun ada juga menyebutkan bahwasannya manusia berasal dari
nenek moyang yang sama. Hal ini membuat sebagian peneliti bertentangan terhadap
teori yang dikemukakan oleh Darwin.

Jika kita melihat kembali bagaimana adanya Manusia dari pandangan Islam
maka dapat kita simpulkan bahwa Manusia berasal dari Nabi Adam a.s yang
diciptakan dan diturunkan ke bumi oleh Allah swt. yang mana hal ini telah dijelaskan
melalui kitab suci umat Islam yakni Al-Qur'an yang mana juga dijelaskan bagaimana
asal-usul manusia terjadi.

Sehingga tidak ada penguatan dari teori yang dikmeukakan oleh Darwin
namun juga tidak dapat diterima. Hal ini juga tidak dapat disamakan antara kera dan
manusia itu sendiri karena kera tidak memiliki akal fikiran seperti halnya pada
manusia. Sehingga hal ini merupakan 2 perbedaan yang sangat jelas terlihat bagi kita
semua.

Dalam Al-Qura juga telah dijelaskan tentang mekanisme penciptaan makhluk


hidup yang diciptakan oleh Allah swt. serta menentang adanya teori yang dikemukan
oleh Darwin.

Allah swt. berfirman dalam kitab suci Al-Qur'an :

"katakanlah. "Berjalanlah (muka) Bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah swt.


menciptakan (manusia) dari permukaannya kemudian Allah swt. menjadikan sekali
lagi. Sesungguhnya Allah swt. Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Q.S Al-Ankabut :
20)

Allah swt. juga berfirman dalam Al-Qur'an Surah Al-Maidah ayat 60 yang artiya :

"Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih
buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah yaitu orang-orang yang
dikutuki dan dimurkai Allah, diantara mereka yang dijadikan kera dan babi dan
(orang yang) menyembah thaghut?". Mereka itu lebih tersesat dari jalan yang lurus."
BAB III

SKALA WAKTU GEOLOGI

Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan untuk
menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah
Bumi. Bukti-bukti dari penanggalan radiometri menunjukkan bahwa bumi berumur
sekitar 4.570 juta tahun. Waktu geologi bumi disusun menjadi beberapa unit menurut
peristiwa yang terjadi pada tiap periode. Masing-masing zaman pada skala waktu
biasanya ditandai dengan peristiwa besar geologi atau paleontologi, seperti
kepunahan massal. Sebagai contoh, batas antara zaman Kapur dan Paleogen
didefinisikan dengan peristiwa kepunahandinosaurus dan baerbagai spesies laut.
Periode yang lebih tua, yang tak memiliki peninggalan fosil yang dapat diandalkan
perkiraan usianya, didefinisikan dengan umur absolut.
Skala waktu relatif merupakan skala waktu yang digunakan berdasarkan atas
urutan lapisan- lapisan batuan beserta dengan evolusi kehidupan organisme di masa
lalu.Skala ini terbentuk atas dasar peristiwa- peristiwa yang terjadi dalam
perkembangan ilmu geologi itu sendiri.Skala waktu relatif dikembangkan pertama
kalinya pada abad ke 18 hingga abad 19 di Eropa.

Skala waktu absolut atau radiometrik yang merupakan skla yang ditentukan
berdasarkan pelarikan radioaktif dari unsur- unsur kimia yang terkandung dalam
berbagai jenis-jenis batuan.Skala waktu absolut atau radiometrik ini berkembang dari
ilmu pengetahuan fisika yang diterapkan untuk menjawab permasalahan-
permasalahan yang timbul dalam bidang geologi.

Penentuan umur batuan dalam ribuan, jutaan bahkan milyaran tahun dapat
dimungkinkan setelah ditemukan unsur radiokatif.Para ahli geologi atau imuwan
menggunakan mineral yang secar alamiah mengandung unsur radioaktif dan dapat
dipakai untuk menghitung umur secara absolut dalam ukuran tahun sebuah batuan.
Itulah kedua jenis skala wakti geologi yang dapat digunakan, dari uraian diatas
terlihat bahwa metode atau dasar pijak yang dipakai kedua skala berbeda- beda.

Penamaan suatu lapisan biasanya dikaitkan pula dengan tempat fosil dan
macam batuan tersebut ditemukan.Selain fosil dan waktu umur, Skala waktu Geologi
dapat memberikan gambaran yang cukup lengkap mengenai hal-hal lainnya.Tetapi
apabila semuanya digambarkan, maka dibutuhkan suatu lembaran yang relatif
besar.Oleh karena itu, hanya digambarkan hal-hal yang penting saja, misalnya
kehidupan darat dan laut, kepunahan, glasiasi dan cuaca secara umum serta sedikit
mengenai pergeseran benua.

Karena suatu organisme yang sudah menjadi fosil hingga kini masih sulit sekali
diekstraksi DNA-nya, maka kita hanya dapat menggunakan organisme yang masih
hidup.Dari skala waktu geologi, maka kita dapat memperkirakan kapan suatu
organisme muncul dan kapan organisme lainnya muncul.Misalnya ikan sudah berada
jauh sebelum Amfibi apalagi Primata.Dalam kurun waktu yang begitu jauh berbeda,
maka kita dapat menghitung berapa besar perubahan dalam susunan DNA yang telah
terjadi.Karena kita dapat menghitung berapa kecepatan mutasi suatu organisme, maka
kita dapat menghitung berapa lama perbedaan umur antara dua organisme. Untuk
dapat menggunakan Jam DNA, ada suatu pengetahuan dasar yang diperlukan, karena
kecepatan mutasi suatu bagian DNA tidak sama. Ada gen yang bermutasi sangat
cepat dan ada gen yang bermutasi sangat lambat

Fosil (bahasa Latin: fossa yang berarti “menggali keluar dari dalam tanah”)
adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral.
Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup
sedimen.Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil.Ada fosil batu biasa, fosil
yang terbentuk dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter La
Brea di Kalifornia.Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata
masih ada disebut fosil hidup.Fosil yang paling umum adalah kerangka yang tersisa
seperti cangkang, gigi dan tulang.Fosil jaringan lunak sangat jarang ditemukan.
BAB IV

BUKTI EVOLUSI

Proses evolusi berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Untuk mengamati
terjadinya suatu proses evolusi, ilmuwan mengumpulkan berbagai bukti. Bukti-bukti ini
dapat dikelompokkan berdasarkan sumbernya. Pembagian ini adalah sebagai berikut :

A. Bukti Evolusi Berdasarkan Kepada Makhluk Yang Ada Sekarang Ini


1. Adanya perbandingan embriologi
2. Homologi organ pada berbagai jenis makhluk hidup
3. Domestikasi
hewan atau tumbuhan yang dibudidayakan, akan terlihat betapa suatu bunga
mempunyai begitu banyak variasi dalam bentuk, ukuran dan warna. Kita juga
mengetahui adanya variasi warna, bentuk, dan ukuran dari anjing ras. Adanya
variasi menunjukan bahwa suatu organisme mempunyai begitu banyak
kemungkinan. Kebanyakan varisi tersebut bukan variasi yang unggul di alam, hanya
karena dipelihara manusialah maka mereka dapat bertahan.hal ini dapat kita
analogikan dengan suatu kelompok organisne di alam yang tiba-tiba dapat
berkembang dan dapat menjadi sangat beragam. Domestikasi menunjukan
bagaimana suatu organisme dapat berevolusi (Djoko T. Iskandar :2001

4. Adanya variasi antara individu dalam satu keturunan


Jika diamati bahwa akibat domestikasi maka timbul variasi. Sebenarnya tidak
demikian, karena variasi sudah ada sebelum domestikasi. Yang dilakukan oleh
manusia adalah melakukan seleksi dari variasi yang ada. Di dunia ini tidak pernah
dijumpai dua individu yang identik sama, bahkan anak kembar sekalipun pasti
punya suatu perbedaan. Demikian pula individu yang termasuk dalam satu spesies.
Misalnya perbedaan warna, ukuran, berat, kebiasaan, dan lain-lain. Jadi antar
individu dalam satu spesies pun terdapat variasi. Variasi adalah segala macam
perbedaan yang terdapat antar individu dalam satu spesies. Hal ini dapat terjadi
karena pengaruh berbagai faktor seperti suhu, tanah, makanan, dan habitat.
Seleksi yang dilakukan bertahun-tahun terhadap suatu spesies akan
menyebabkan munculnya spesies baru yang berbeda dengan moyangnya. Oleh
karena itu adanya variasi merupakan bahan dasar terjadinya evolusi yang menuju ke
arah terbentuknya spesies baru.

5. Anatomi koperatif
Studi komparatif struktur tulang dan sistem tubuh hewan dari beragam filum
menunjukkan sejumlah besar kesamaan. Bukti yang lebih jelas terletak pada
perbandingan anatomi primitif dan modern. Karakter primitif adalah karakter yang
ada sebelum karakter modern. Primitif tidak harus lebih sederhana, karena
hilangnya sebuah struktur atau kerumitan juga termasuk perubahan. Primitif dan
modern hanya dapat berguna saat kita merujuk pada bagian tertentu karakter
tersebut, dan sebuah karakter dapat primitif di satu hal dan modern dalam hal
lainnya. Perkembangan kuda modern adalah salah satu bentuk yang paling lengkap
dalam fosil. Peningkatan ukuran tubuh terlihat jelas seiring berjalannya waktu saat
bentuk primitif memunculkan spesies modern yang lebih besar. Saat ukuran tubuh
meningkat dari Hyracotherium terkecil di zaman Eosen (sekitar 50 juta tahun lalu)
hingga Equus yang terbesar (kuda modern), terdapat penurunan kerumitan pada
tulang kaki. Seluruh berat kuda sekarang bertopang pada jari ketiga, sementara jari
lainnya begitu kecil dan tidak banyak bermanfaat.
6. Radiasi adaptasi
Radiasi adptasi adalah suatu fakta mengenai timbulnya suatu kelompok
organisme pada suatu masa. Kemunculan kelompok organisme tersebut biasanya
digambarkan sebagai kemunculan yang tidak terlalu mendadak, tetapi pada
umumnya melibatkan banyak sekali anggotanya (Djoko T. Iskandar :2001).
Radiasi adaptasi terjadi saat sebuah bentuk primitif sebuah spesies
berkembang menjadi sejumlah besar bentuk modern, masing-masing teradaptasi
dengan kondisi lingkungan tertentu. Salah satu contoh terbaik radiasi adaptasi adalah
burung finch Darwin dari kepulauan Galapagos. Kepulauan Galapagos adalah
sekelompok pulau di Samudera Pasifik yang berjarak 965 kilometer di barat
Ekuador. Setiap pulau memiliki iklim mikronya sendiri dengan flora dan fauna
berbeda.
Ahli biologi Charles Darwin mengunjungi Kepulauan Galapagos pada abad
ke-19. Ia menemukan kalau tiap pulau memiliki tipe finch nya sendiri-sendiri.
Mereka teradaptasi untuk makan makanan tertentu yang ada di pulaunya. Semua
finch hanya berbeda sedikit satu sama lain dan dari burung finch primitif yang ada di
daratan Amerika Selatan.
Darwin menyatankan kalau individu tertentu di tiap pulau memiliki
keuntungan bertahan hidup bila mereka lebih baik dalam makan makanan yang
tersedia di tempatnya. Selama banyak generasi, finch ini bertambah jumlahnya, dan
karena mereka terisolasi dari finch di pulau lain, mereka pada akhirnya menjadi
spesies yang berbeda (M. Datun Sukandarrumidi : 1980).
7. Rudemintasi
Rudimentasi diartikan sebagai organ atau bagian tubuh suatu organisme yang
pada awalnya ada tetapi semakin tidak ada fungsi karena perkembangan zaman dan
proses adaptasi.
Berikut beberapa contoh rudimentasi pada organisme Contoh sebelumnya
menunjukan adanya celah insang pada semua Vertebrata darat. Dengan
berkembangnya embrio, maka celah insang akan berkembang menjadi insang pada
ikan dan katak, tetapi mengalami reduksi pada Vertebrata darat. Umbai cacing
merupakan contoh lain dari rudimentasi sebagian usus. Tidak ada alasan bahwa
manusia mempunyai tulang ekor, karena selama hidup tulang ekor tidak berfungsi
sama sekali.

Terdapat pula fosil berupa jejak sehingga bentuk binatang dapat direkonstruksi secara
umum atau untuk mengetahui bagaimana binatang bergerak. Selain fosil jejak, noda-noda
pada tulang tempat menempel otot dan ukuran serta bentu otot, memungkingkan rekontruksi
keseluruhan bentuk binatang. Paleontologi adalah ilmu yang khusus mempelajari mengenai
fosil. Dalam keadaan khusus, seluruh tubuh suatu organisme setelah mati dapat diawetkan.
Anak dinosaurus yang ditemukan secara utuh menjadi fosil pada batu ambar di selatan Italia
dapat dipelajari dengan mudah seakan-akan baru mati. Bangkai (karkas) mammoth yang
beku, suatu kerabat gajah yang telah punah, kadang-kadang ditemukan di Seberia. Meskipun
telah membeku selama 40.000tahun, dagingnya masih cukup baik untuk digunakan dalam
studi biokimia

Kita tahu bahwa fosil bahwa fosil telah menimbulkan keingintahuan manusia paling
tidak sejak zaman Yunani kuno. Sering ditemukan fosil yang bentuknya tidak ada pada
organisme yang hidup di bumi sekarang ini. Lalu bagaimana kita dapat menjelaskan adanya
organisme tersebut? Sebagai penjelasan kadang-kadang diktakan adanya serangkaian
penciptaan khusus yang diikuti bencana alam yang memusnahkan organisme diseluruh dunia.
Tetapi teori evolusi memberikan jawaban yang lebih memuaskan.

Ada gagasan yang menyatakan bahwa semua organisme yang hidup sekarang ini
pada suatu periode dalam sejarahnya mempunyai moyang yang sama. Secara tidak langsung
hal ini menyatakan bahwa pada waktu yang lampau terdapat lebih sedikit jenis makluk hidup
dan keadaanya lebih sederhana. Hal ini sesuai dengan bukti-bukti fosil yang ditemukan. Jika
kita menuruni Grand Canyon di Amerika Serikat, kita akan melihat secara jelas lapisan demi
lapisan batu batuan sedimen, lapisan terdalam adalah ialah lapisan yang tertua. Makin dalam
kita menuruni lembah tersebut makin berkurang jumlah jenis fosil. Selanjutnya juga terdapat
fakta, sifat organisme yang terdapat di lapisan yang lebih dalam itu kurang kompleks bila
dibandingkan dengan yang terdapat di lapisan atasnya. Fosil reptilia terdapat dilapisan tanah
yang secara geologi lebih muda, sedangkan fosil cacing terdapat dalam lapisan yang lebih
tua.
BAB V

EVOLUSI MANUSIA

Evolusi primata menyisihkan beberapa organisme yang sampai sekarang


masih terdapat di muka bumi ini. Namun, keberadaannya sangatlah terbatas dan
sedikit banyak mewakili beberapa organisme yang telah tiada karena proses difusi
terpisah selama berjuta –juta tahun yang lalu. Dimana, Primata tersebut mengalami
evolusi dari tingkat sederhana ke tingkat yang lebih kompleks.
65 sampai 66 juta tahun yang lalu pada masa Pleistosen, lingkungan banyak
dipenuhi dengan hutan tropis. Sehingga pada masa tersebut hutan menjadi tempat
menetap Rodensia (mirip bajing-cecurut) yang merupakan promisia awal. Lebih
lanjut pada kala Holosen 53-35 juta tahun yang lalu, Rodensia mengalami kepunahan
dan posisinya digantikan oleh spesies baru yang telah menunjukkan ciri–ciri primata.
Binatang tersebut merupakan mamalia yang juga menetap di pepohononan,
mengalami perubahan bentuk morfologi pada bentuk cakar yang mulai mirip dengan
tangan dan tungkai belakang yang semakin panjang. Fosil binatang tersebut yang
kemudian dikenal sebagai promisia awal dan bisa ditemui di Afrika dan Asia.
Kemudian promisia tersebut menghasilkan varian spesies yang mirip monyet dan
kera (primata) dengan bentuk yang baru, berukuran lebih besar, lebih kuat dan lebih
seimbang selama proses 30 juta tahun. Fosil rahang bawah tersebut kemudian
dikenal dengan Amphipitechus, dan temukan di Birma. Fosil tersebut memiliki
kemiripan dengan monyet.
Daerah Lembah Fayum, Mesir dulunya pada kala oligosen merupakan
tempat padat hutan tropis dan dialiri sungai sehingga menjadi tempat yang tepat
untuk menetap (evolusi dapat belangsung). Pada lebah Fayum didapatkan fosil
primata purba, yakni Oligopithecus. Ologopithecusmemiliki kemiripan dengan
monyet walau tidak menunjukkan kekerabatan dengan promisia, kemudian disebut
sebagai leluhur monyet modern. Hasil penelitian pada gigi Ologopithecus ditemukan
benjolan pengunyah atau ujung tajam. Gigi tersebut diyakini sebagai gigi dari
makhluk yang memiliki kemiripan dengan monyet atau yang sedang berevolusi
menjadi monyet. Selain Oligopithecus, terdapat Pitekoid lain yang dikatakan lebih
mirip kera. Kera mempunyai struktur tubuh cenderung tegak, tulang belakang yang
pendek, serta bahu yang lebih luwes dibandingkan monyet. Diantara fosil yang mirip
kera dan monyet dapat dibedakan pada bagian mulutnya. Gigi kera memiliki lima
tonjolan yang sama dengan manusia, sedangkan monyet memiliki empat tonjolan.
Makhluk mirip kera dapat terlihat dari fosil Prophiliopithecus dan Aegyptopithecus.
Tahun 1930-an, di Danau Victoria didapatkan fosil Procunsol yang
memiliki struktur morfologi menyerupai kera, monyet, bahkan manusia. Hubungan
kekerabatannya jelas menunjukkan kemiripan dengan kera, penggunaan alat gerak
yang sering dipakai untuk berjalan menunjukkan kemiripan dengan monyet, dan
struktur muka, rahang, dan gigi menunjukkan kesamaan dengan manusia.
Tahun 1938 oleh G.E Lewis di bukit Siwalik, Pakistan ditemukan fosil
rahang Ramapithecus yang mempunyai ciri yang menyimpang dari kera dan
mengarah bentuk manusia. Bahkan menyatakan fosil ini sebagai hominid, karena
kesesuaian bentuk langit-langit mulut yang melengkung, enamel geraham yang lebih
tebal dan gigi depan yang lebih kecil dari gigi belakang. Ramapithecus yang hidup
sekitar sembilan belas sampai delapan belas tahun yang lalu kemudian diketahui
sebagai leluhur manusia. Perkembangan selanjutnya adalah adanya Africanus, Homo
Habilis, Homo Erectus, lalu Homo Sapiens purba! Evolusi primata sampai hominid
secara garis besar dapat dilihat kemampuan penyesuaian terhadap hidup secara
terrestrial yang terus meningkat, ukuran tubuh yang bervariasi,
bertambahnya kecerdasan.
BAB VI

LINGKUNGAN DAN EVOLUSI

Lingkungan adalah semua kondisi didalam dan di luar organisme yang


berpengeruh terhadap perilaku kita, perkembangan atau proses hidup kecuali gen dan
bahkangen dapat dipertimbangakan untuk menyediakan lingkungan untuk gen lain.
Lingkungan terbagi menjadi dua,yaitu :

a. Lingkungan internal , terdiri dari kondisi organ dan material dalam diri
seseorang, seperti:gizi,vitamin, susu, sistem urat saraf,motivasi, kemauan, dan
sebagainya.
b. Lingkungan eksternal ialah lingkungan alam (natural environment) meliputi
suhu,iklim,geografis, waktu pagi dan siang,serta lingkungan sosial (social
environment) dapat berupa orang atau pribadi seseorang, sekumpulan orang
seperti keluarga,masyarakat,teman sepermainan dan organisasi

Evolusi mempunyai arti suatu proses perubahan atauperkembangan secara


bertahap dan perlahan-lahan. Perubahan yang terjadimenuju ke arah semakin
kompleksnya struktur dan fungsi makhluk hidupdan semakin banyak ragam jenis
yang ada. Definisi lain tentang evolusiadalah proses perubahan yang berlangsung
sedikit demi sedikit, memakanwaktu lama, dan menghasilkan perkembangan spesies
baru. Evolusi jugadapat diartikan sebagai suatu perubahan secara bertahap dalam
waktu yanglama akibat seleksi alam terhadap variasi gen dalam suatu individu hingga
menghasilkan perkembangan spesies baru. Spesies baru yang terbentukmengalami
perkembangan dari sederhana menuju kompleks.

Produksi individu yang lebih banyak dibandingkan dengan yang dapat didukung
oleh lingkungan akan mengakibatkan adanya persaingan untuk mempertahankan
keberadaan individu di dalam populasi itu, sehingga hanya sebagian keturunan yang
dapat bertahan hidup pada setiap generasi. Selain itu, kelangsungan hidup dalam
perjuangan untuk mempertahankan hidup tidak terjadi secara acak, tetapi bergantung
sebagian pada susunan sifat yang terawarisi dari individu yang bertahan hidup.
Individu yang mewarisi sifat-sifat baik yang membuat individu-individu tersebut
cocok dengan lingkungannya, besar kemungkinan akan menghasilkan lebih banyak
keturunan dibandingkan dengan individu yang kurang cocok sifatnya terhadap
lingkungannya. Kemudian, kemampuan setiap individu untuk bertahan hidup dan
bereproduksi yang tidak sama ini akan mengakibatkan suatu perubahan secara
bertahap dalam suatu populasi dan sifat-sifat menguntungkan akan berakumulasi
sepanjang generasi, itulah evolusi.

Dalam setiap generasi, faktor lingkungan menyaring variasi yang dapat


diwariskan, yang lebih menguntungkan suatu variasi tertentu atas variasi yang lain.
Akan tetapi, dapatkah sesungguhnya seleksi menyebabkan perubahan besar dalam
suatu populasi?

Seleksi alam dapat mempengaruhi frekuensi suatu sifat yang dapat diturunkan
dalam suatu populasi dalam tiga cara berbeda, tergantung pada fenotipe mana yang
lebih disukai dalam suatu populasi yang beraneka ragam. Ketiga cara seleksi ini
disebut sebagai seleksi penstabilan, seleksi direksional dan seleksi pendifersifikasian.

seleksi alam yang merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris
yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih
umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih
berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan
lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi
selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa
generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara
terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam

Ekotipe adalah varian di mana perbedaan fenotipik terlalu sedikit atau terlalu
halus untukmenjamin diklasifikasikan sebagai subspesies. Varian yang berbeda ini
dapat terjadi diwilayah geografis yang sama di mana habitat yang berbeda seperti
padang rumput, hutan,rawa, dan bukit pasir menyediakan relung ekologis.

Fenotipe suatu individu organisme dihasilkan dari genotipe dan pengaruh


lingkungan organisme tersebut. Variasi fenotipe yang substansial pada sebuah
populasi diakibatkan oleh perbedaan genotipenya. Sintesis evolusioner
modern mendefinisikan evolusi sebagai perubahan dari waktu ke waktu pada variasi
genetika ini. Frekuensi alel tertentu akan berfluktuasi, menjadi lebih umum atau
kurang umum relatif terhadap bentuk lain gen itu.

Variasi ada dalam semua populasi organisme. Hal ini terjadi terjadi
karena mutasi acak yang muncul dalam genom organisme individu, sehingga
keturunan mereka dapat mewarisi mutasi tersebut. Sepanjang kehidupan suatu
individu, genom yang dimiliknya akan berinteraksi dengan lingkungannya sehingga
menyebabkan variasi sifat. Lingkungan genom mencakup zat kimiawi di sel, sel lain,
individu lain, populasi, spesies, serta lingkungan abiotik.
BAB VII

LINGKUNGAN DAN EVOLUSI (lanjutan)

Lingkungan secara umum adalah kondisi fisik yang mencakupkeadaan


sumber daya alam seperti, tanah,air, energy surya mineral, serta flora dan faua, yang
tumbuh diatas tanah maupun diatas lautan. Secara singkat devinisi lingkungan secara
umum adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia dan mempengaruhi
perkembangan kehidupan mausia. Dimana lingkungan terdiri atas lingkungan biotic
dan lingkungan abiotik

Evolusi menurut kamus berarti perubahan. evolusi memiliki pengertian


perubahandari waktu ke waktu pada satu atau lebih sifat yang diwariskan pada suatu
populasi organisme (Hasan,et al. 2014)konsep Evolusi meurut Hasan (2014) bahwa
evolusi hanya terjadi pada sifat yang diwariskan pada suatu populasi belum banyak
dipahami oleh mahasiswa atau masyarakat luas. perubahan yang terjadi pada salah
satu sifat yang tidak diwariskan dalam suatu populasi tidak akan menyebabkan
terjadinya evolusi, walaupun perubahan tersebut diakibatkan alam ataupun rekayasa
manusia. Salah satu contohnya adalah ketika tanaman bonsai yang telah direkayasa
manusia menjadi kerdil menghasilkan benih kemudian benih tersebut ditanam. Maka
benih akan tumbuh sebagai tanaman yag normal yag tidak kerdil jika tidak
diperlakuka manusia, artinya sifat kerdil tidak tidak diturunkan kepada generasi
berikutnya terlebih dalam populasi.

Dalam teori evolusi Darwin, hal yang sangat berpengaruh dalam evolusi
adalah seleksi alam yang secara tidak langsung berhubungan dengan lingkungan.
Lingkungan sebagai tempat hidup mempengaruhi frekuensi suatu sifat yang dapat
diturunkan dalam populasi.

Seleksi alam dapat mempengaruhi frekuensi suatu sifat yang dapat diturunkan
dalam suatu populasi dalam tiga cara berbeda, tergantung pada fenotipe mana yang
lebih disukai dalam suatu populasi yang beraneka ragam. Ketiga cara seleksi ini
disebut sebagai seleksi penstabilan, seleksi direksional dan seleksi pendifersifikasian.

a. Seleksi penstabilan bekerja terhadap fenotipe ekstrim dan menyukai varian antara
yang lebih umum. Cara seleksi ini mengurangi variasi dan mempertahankan
keadaan yang tetap (Status Quo) pada suatu waktu tertentu untuk suatu sifat
fenotipik khusus.
b. Seleksi direksional paling umum ditemukan selama periode perubahan lingkungan
atau ketika anggota suatu populasi termigrasi ke beberapa habitat baru dengan
keadaan lingkungan yang berbeda.
c. Seleksi pendiversifikasian terjadi ketika keadaan lingkungan bervariasi sehingga
individu pada kedua ekstrim suatu kisaran fenotipe antara lebih disukai.
1. Seleksi alam

Seleksi alam adalah adalah sifat unggul lebih umum atau lebih banyak
diwariskan dalam suatu populasi individu dengan sifat unggul lebih berpeluang
berepreduksi. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang
menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak
individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan
ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil
sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam

2. Ekotipe

Ekotip merupakan bentuk genetic dari suatu jenis dalam suatu sebagai
hasil adaptasinya terhadap lingkungan peralihan antara 2 atau lebih komunitas
yang berbeda populasi perbedaan fenotipik terlalu sedikit atau terlalu halus untuk
menjamin diklasifikasikan sebagai subspesies. Varian yang berbeda ini dapat
terjadi diwilayah geografis yang sama di mana habitat yang berbeda seperti
padang rumput, hutan,rawa, dan bukit pasir menyediakan relung ekologis. Jika
kondisi ekologi serupa terjadi ditempat yang terpisah jauh, ekotipe yang serupa
mungkin terjadi di lokasi yangterpisah. Ekotipe berbeda dari subspesies, yang
mungkin ada di sejumlah habitat yangberbeda. Pada hewan, ekotipe memiliki
karakteristik yang berbeda karena pengaruh lingkungan yang sangat lokal. Oleh
karena itu, ekotipe tidak memiliki peringkat taksonomi.

3. Fenotipe

Fenotipe suatu individu organisme dihasilkan dari genotipe dan pengaruh


lingkungan organisme tersebut. Variasi fenotipe yang substansial pada sebuah
populasi diakibatkan oleh perbedaan genotipenya. Sintesis evolusioner
modern mendefinisikan evolusi sebagai perubahan dari waktu ke waktu pada
variasi genetika ini. Frekuensi alel tertentu akan berfluktuasi, menjadi lebih
umum atau kurang umum relatif terhadap bentuk lain gen itu. Gaya dorong
evolusioner bekerja dengan mendorong perubahan pada frekuensi alel ini ke satu
arah atau lainnya. Variasi menghilang ketika sebuah alel mencapai titik fiksasi,
yakni ketika ia menghilang dari suatu populasi ataupun ia telah menggantikan
keseluruhan alel leluhur.

Variasi berasal dari mutasi bahan genetika, migrasi antar populasi (aliran
gen), dan perubahan susunan gen melalui reproduksi seksual. Variasi juga datang
dari tukar ganti gen antara spesies yang berbeda: contohnya melalui transfer gen
horizontal pada bakteria dan hibridisasi pada tanaman. Walaupun terdapat variasi
yang terjadi secara terus menerus melalui proses-proses ini,
kebanyakan genom spesies adalah identik pada seluruh individu spesies tersebut.
Namun, bahkan perubahan kecil pada genotipe dapat mengakibatkan perubahan
yang dramatis pada fenotipenya.

4. Variasi Populasi

Variasi ada dalam semua populasi organisme. Hal ini terjadi terjadi
karena mutasi acak yang muncul dalam genom organisme individu, sehingga
keturunan mereka dapat mewarisi mutasi tersebut. Sepanjang kehidupan suatu
individu, genom yang dimiliknya akan berinteraksi dengan lingkungannya
sehingga menyebabkan variasi sifat. Lingkungan genom mencakup zat kimiawi
di sel, sel lain, individu lain, populasi, spesies, serta lingkungan abiotik.
Lingkungan ini akan menentukan mana perubahan genom yang akan
menguntungkan dan mana yang merugikan. Karena individu dengan varian sifat
yang menguntungkan terhadap lingkungannya cenderung bertahan dan
bereproduksi lebih banyak daripada individu dengan varian lain yang kurang
menguntungkan, maka populasi untuk varian sifat tersebut berkembang. Faktor
lain yang mempengaruhi keberhasilan reproduksi termasuk seleksi
seksual (sekarang sering dimasukkan dalam seleksi alam) dan seleksi fekunditas.

5.Interaksi

Interaksi atau hubungan antarspesies terdiri dari beberapa macam-macam atau


jenis-jenis tipe-tipe interaksi antarspesies dimana kita tahu ialah bahwa pada tiap-
tiap organisme itu tidak dapat hidup sendiri, dikarenakan pada tiap organisme
tersebut membutuhkan bantuan dari orang lain. Organisme berkelompok didalam
menempati sebuah ruang tertentu yang saling berinteraksi atau berhubungan, baik
itu yang sifatnya positif, negatif, netral atau juga kombinasi.

Pada tiap-tiap interaksi atau hubungan yang terjadi itu akan memberikan
manfaat yang berdampak bagi tiap spesies yang saling berinteraksi atau
berhubungan anggota populasi yang akan dapat memengaruhi kehidupan serta
juga kecepatan pertumbuhan populasi.
BAB VIII

VARIASI DAN ASPEK FILOGEOGRAFI

Evolusi adalah perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi


organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan tersebut disebabkan
oleh kombinasi tiga proses utama yaitu variasi, reproduksi dan seleksi. Evolusi terjadi
saat perbedaan terwariskan menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Evolusi mempunyai arti suatu proses perubahan atau perkembangan secara
bertahap dan perlahan-lahan. Perubahan yang terjadi menuju ke arah semakin
kompleksnya struktur dan fungsi makhluk hidup dan semakin banyak ragam jenis
yang ada. Definisi lain tentang evolusi adalah proses perubahan yang berlangsung
sedikit demi sedikit, memakan waktu lama, dan menghasilkan perkembangan spesies
baru. Evolusi juga dapat diartikan sebagai suatu perubahan secara bertahap dalam
waktu yang lama akibat seleksi alam terhadap variasi gen dalam suatu individu
hingga menghasilkan perkembangan spesies baru.Spesies baru yang terbentuk
mengalami perkembangan dari sederhana menuju kompleks.
Terdapat dua macam evolusi yaitu evolusi progresif atau evolusi yang
kemungkinan dapat bertahan hidup dan evolusi regresif (retrogresif) atau evolusi
yang kemungkinan menjadi punah.
Berdasarkan arah evolusi dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Evolusi progresif: menuju kemungkinan bertahan hidup (survival).
Misalnya Evolusi yang terjadi pada burung Finch
2. Evolusi regresif (retrogresif) → kemungkinan menuju kepunahan.
Misalnya Evolusi Dinosaurus
Evolusi menunjukkan perubahan makhluk hidup secara bertahap dalam
jangka waktu yang lama dan perlahan-lahan yang terjadi dari generasi ke generasi.
Mekanisme evolusi berdasarkan tempat terjadinya evolusi. Pertama, evolusi tidak
terjadi di dalam individu. Contohnya, kalaupun manusia berasal dari makhluk
sebelum manusia (katakanlah sejenis kera), hendaknya jangan dibayangkan bahwa
individu kera berangsur-angsur berubah menjadi individu manusia. Kedua, evolusi
terjadi di dalam populasi. Pada peristiwa evolusi terjadi estafet pewarisan sifat orang
tua kepada anak melalui ratusan bahkan ribuan generasi populasi yang berbeda.
Populasi itulah yang merupakan tempat terjadinya perubahan evolusi.
1. Mutasi Gen
Mutasi gen merupakan perubahan struktur kimia gen (DNA) yaitu pada basa
nukleotidanya, yang menyebabkan perubahan sifat pada suatu organisme dan bersifat
menurun. Pemahaman mengenai mutasi gen dapat dijelaskan lebih lanjut dengan
mempelajari angka laju mutasi dan frekuensi gen dalam populasi.
Angka laju mutasi merupakan angka yang menunjukkan banyaknya gen yang
bermutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh satu individu suatu spesies. Angka
laju mutasi suatu spesies biasanya sangat rendah, yaitu rata-rata 1 : 100.000. Hal ini
berarti pada setiap 100.000 gamet terdapat satu gen yang bermutasi. Meskipun angka
laju mutasi sangat kecil, namun tetap menjadi salah satu mekanisme evolusi yang
penting. Alasannya : (1) setiap gamet dapat mengandung beribu-ribu gen; (2) setiap
individu mampu menghasilkan ribuan bahkan jutaan gamet; dan (3) jumlah tiap
generasi dalam suatu populasi individu sangat banyak.
Umumnya mutasi bersifat merugikan. Peluang terjadinya mutasi yang
menguntungkan hanya sekitar 1 : 1.000, yang berarti pada setiap 1.000 kali mutasi,
hanya ada satu mutasi yang menguntungkan. Meskipun peluang mutasi yang
menguntungkan kecil, namun karena jumlah generasi selama populasi spesies
tersebut hidup besar, maka jumlah mutasi yang menguntungkan juga besar.
Mutasi dikatakan menguntungkan kalau mutasi:
a. menghasilkan spesies yang adaptif
b. menghasilkan spesies yang mempunyai vitalitas (daya hidup) dan viabilitas
(kelangsungan hidup) yang tinggi.
Sebaliknya, mutasi dikatakan merugikan bila mutasi:
a. menghasilkan alel yang mengakibatkan mutasi letal (mematikan),
b. menghasilkan spesies yang tidak adaptif
c. menghasilkan spesies yang mempunyai vitalitas rendah.
Mutasi yang menyebabkan timbulnya alel letal, misalnya alel letal yang
bersifat resesif. Pengaruh gen letal resesif ini hanya tampak bila berada dalam
keadaan homozigot, namun tidak tampak pada keadaan heterozigot. Gen resesif
ini akan tetap ada dalam populasi dan seleksi alam hanya akan bekerja pada
individu-individu yang homozigot.
Perbandingan frekuensi (penyebaran) alel dominan yang non letal dan alel
resesif yang letal dapat diketahui dengan menghitung frekuensi alel populasinya.
Atau, perbandingan frekuensi genotip homozigot terhadap frekuensi genotip
heterozigot pada gen non letal maupun gen letalnya dapat diketahui dengan
menghitung frekuensi gen (genotip) populasinya.
Dalam jangka panjang, diversitas genetik akan lebih lestari dalam populasi besar
daripada dalam populasi kecil. Melalui efek damparan genetik (genetic drift–
perubahan dalam lukang gen dari suatu populasi kecil yang berlangsung semata-mata
karena proses kebetulan), suatu sifat genetik dapat hilang dari populasi kecil dengan
cepat.Sebagai contoh, populasi memiliki dua atau lebih bentuk gen (dinamakan alel).
Tergantung alel mana suatu individu mewarisi, suatu fenotipe tertentu akan
dihasilkan. Bila populasi tetap berukuran kecil dalam jangka waktu lama, mereka
mungkin kehilangan salah satu alel dari setiap gen karena proses kebetulan.
Kehilangan alel terjadi karena eror sampling. Ketika beberapa individu kawin,
mereka bertukar gen

Anda mungkin juga menyukai