Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

EVOLUSI
BUKTI DAN PETUNJUK EVOLUSI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah evolusi

Dosen Pengampu
Eko Budi Minarno, M.Pd
Disusun Oleh:

Hanik Atussholah (200602110144)


Salsa Oktavia Dwi Puspitasari (200602110153)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG TAHUN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. Karena dengan Rahmat dan
RidhaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Bukti dan Petunjuk Evolusi”.
Tidak lupa Shalawat serta salam, kami sampaikan kepada baginda Besar Nabi Muhammmad Saw,
beserta keluarga, sahabat dan para pengikut beliau hingga akhir zaman. Harapan Saya semoga
makalah ini membantu menambah pengetahuan pembaca tentang bukti-bukti dan petunjuk
evolusi.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan Bapak/Ibu dosen, oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Eko Budi Minarno, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Evolui di Program Studi Biologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Kami selaku penulis, dalam pembuatan makalah ini menyadari betul bahwa masih banyak
kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, Saya memohon dengan ikhlas kepada
pembaca makalah ini untuk berkenan memberikan kritik dan saran guna membangun makalah
yang lebih baik. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih. Kami harap, semoga makalah yang kami
buat ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Malang, 14 Maret 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemikiran para ilmuwan tentang adanya perubahan yang berangsur-angsur mengarah ke arah
waktu dan tempat yang dikenal dengan evolusi memunculkan teori-teori evolusi. Misalnya teori
fixismeberpendapat bahwa setiap jenis makhluk hidup atau species yang sempurna adalahstabil
tidak lagi mengalami perubahan. Menurut Anonymous (2011), bahwa suatu organisme berubah
sesuai dengan aktivitas ataupun kebiasaan sewaktu masih hidupdan perubahan/ sifat perolehan
tersebut diwariskan kepada generasi berikutnya.
Pada masa darwin evolusi organik terjadi karena akibat peristiwa seleksi alam, organisme yang
memiliki ciri-ciri cocok dengan lingkungan lebih berhasil dalam perjuangan hidup, masa teori
genetika (Mendel) berpendapat bahwa menerangkan persamaan dan variasi diturunkan dan
darimana keanekaragaman timbul. Sedangkan, masa evolusi modern pemikiran terhadap
terjadinya evolusi menggunakan pendekatan molekuler, fisiologis, perkembangan maupun
pendekatan yang lain yang akan dipikirkan oleh ilmuwan di masa yang akan datang (Taufik, 2019).
Perkembangan pemikiran atau teori evolusi tersebut diperoleh dari adanya pembuktian secara
teoritis yang mendukung pendapatnya, bukti yang disampaikan itu menggunakan beberapa
pendekatan dan diperlukan pembuktian lebih lanjut untuk kebenarannya. Petunjuk yang digunakan
merupakan fakta yang ada di sekitar kita dan mengarah bahwa evolusi memang terjadi (Taufik,
2019).
Dalam pengertian biologi, evolusi berarti perubahan yang progresif artinya suatu perubahan
yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu yang lama dan perubahannya menuju
ke arah semakin kompleksnya struktur dan fungsi makhluk dan semakin banyak ragam jenis yang
ada. Selain itu, evolusi juga bisa mengarah perubahan yang regresif, dimana makhluk hidup
cenderung menuju ke arah kepunahan yang terjadi bukan hanya karena semakin mundurnya
struktur dan fungsi tetapi dapat juga karena perkembangan struktur yang melebihi porsinya
(Jannah, 2018).
Evolusi sampai saat ini masih menjadi perdebatan di berbagai kalangan. Proses rekontruksi
harus dibantu dengan penentuan umur geologis yang kemudian diikuti penentuan kedudukan
taksonomi dari individu hasil rekontruksi. Berbagai kendala dan perbedaan kemampuan para pakar
evolusi dalam merekontruksi fosil sebagai bukti evolusi yang mengakibatkan interpretasi berbeda-
beda di kalangan para ahli dalam memakai fosil. Perbedaan ini yang menyebabkan terjadinya
konflik opini tentang teori evolusi (Alaninda, 2017).
Beberapa prinsip yang digunakan darwin yang dianggap dapat memberikan petunjuk adanya
evolusi antara lain adanya variasi di antara individu-individu dalam satu keturunan, adanya
pengaruh penyebaran geografi, ditemukannya fosil-fosil di berbagai lapisan batuan bumi adanya
homologi antara organ sistem pada makhluk hidup, adanya data sebagai hasil studi mengenai
komaratif perkembangan embrio yang menunjukkan adanya perubahan secara berangsur-angsur
(Jannah, 2018).
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut:
1. Apa saja perbedaan petunjuk dan bukti teori evolusi?
2. Apa saja petunjuk-petunjuk teori evolusi?
3. Apa saja bukti-bukti teori evolusi?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perbedaan petunjuk dan bukti teori evolusi.
2. Untuk mengetahui petunjuk-petunjuk teori evolusi.
3. Untuk mengetahui bukti-bukti teori evolusi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perbedaan Antara Petunjuk dan Bukti Evolusi


Kata petunjuk menurut Kamu Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya tanda untuk
menunjukkan atau memberi tahu sesuatu. Petunjuk adalah ketentuan yang memberi arah tentang
bagaimana sesuatu harus dilakukan. Adapaun petunjuk evolusi adalah hal-hal yang dapat
mengindikasikan atau menunjukka adanya peristiwa evolusi. Petunjuk yang digunakan merupakan
fakta yang ada disekitar kita dan mengarah bahwa evolusi memang terjadi. Sementara itu, kata
bukti memiliki arti yaitu sebagai sesuatu yang menyatakan kebenaran suatu peristiwa. Jadi, bukti-
bukti evolusi adalah sesuatu yang dapat menyatakan bahwa evolusi itu benar adanya.

2.2 Petunjuk-Petunjuk Evolusi


2.2.1 Adanya Variasi Makhluk Hidup yang Berasal dari Satu Keturunan
Evolusi digambarkan sebagai suatu perubahan yang terjadi pada makhluk hidup akibat adanya
perubahan susunan genetic yang menyebabkan munculnya peredaan pada tiap individu. Tidak
pernah dijumpai dua individu yang identik, bahkan anak kembar sekalipun pasti punya suatu
perbedaan. Pada individu yang termasuk dalam satu spesies terdapat variasi. Misalnya adanya
variasi atau perbedaan warna, ukuran, berat, kefaalan, kebiasaan dan lain sebagainya. Jadi antar
individu dalam satu spesies pun terdapat variasi.

Gambar 1. Adanya variasi genetik setiap individu pada populasi kumbang

Variasi adalah segala macam perbedaan yang terdapat antar individu dalam satu spesies. Hal
ini dapat terjadi karena pengaruh berbagai faktor seperti suhu, tanah, makanan, dan habitat. Bila
variasi di dalam species itu menghuni daerah yang berbeda, maka dalam perkembangannya akan
menghasilkan varian yang berbeda. Proses seleksi terhadap berbagai jenis hewan dan tumbuh-
tumbuhan selama bertahun-tahun akan menghasilkan varian yang makin jauh berbeda dengan
moyangnya. Pemuliaan berbagai species liar secara berangsur-angsur akan menghasilkan species
baru yang menguntungkan manusia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya variasi
merupakan petunjuk adanya evolusi yang menuju ke arah terbentuknya species-species baru.
2.2.2 Petunjuk dari Alat Tubuh yang Tersisa (Rudimenter)
Rudimentasi organ merupakan petunjuk adanya evolusi. Biasanya alat tubuh atau organ yang
tersisa ini belum diketahui fungsinya. Organ semacam ini disebut sebagai organ vestigial (Helmi,
2017). Organ vestigial merupakan sisa-sisa historis dari struktur yang memiliki fungsi penting
pada organisme leluhurnya. Organ vestigial merupakan bukti evolusi melalu seleksi alam. Pada
morfologi beberapa hewan vertebrata dan manusia dapat ditemukan adanya struktur vestigial,
yaitu suatu bentuk anatomi yang berkembang dan berfungsi sempurna dan akan tereduksi (Widodo
dkk, 2003).
Alat-alat sisa digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi, karena dalam kenyataanya meskipun
alat tersebut tidak lagi menunjukkan suatu fungsi nyata tapi tetap dijumpai secara nyata dan
jumlahnya boleh dikatakan cukup banyak. Penganut faham evolusi melihat adanya kelemahan dari
penganut faham ciptaan khusus, bertolak dari alat-alat tersisa yang tidak lagi ada gunanya itu.
Adapun organ-organ sisa antara lain: apendiks, selaput mata sebelah dalam, otot-otot penggerak
telinga, tulang ekor, gigi taring yang runcing, geraham ketiga, rambut didada, mammae pada laki-
laki, musculus piramidalis dan masih banyak lagi.

Gambar 2. Organ vestigial pada manusia


2.2.3 Petunjuk Paleontologi
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari fosil. Fosil adalah replika atau peningkatan
bersejarah organisme dari masa lalu, yang mengalami mineralisasi di dalam batuan. Darwin
menyatakan bahwa fosil yang ditemukan pada lapisan batuan muda berbeda dengan fosil yang
terdapat pada lapisan batuan yang lebih tua, dan menunjukkan suatu bentuk perkembangan
(Erdorawati, 2012). Dengan membandingkan anatomi kedua-duanya yaitu spesies yang hidup di
masa lampau dengan spesies yang ada sekarang, paleontologis (ahli fosil) dapat menyimpulkan
atau menduga garis keturunan dari spesies tersebut.
Darwin dan para ilmuwan sekarang sudah menemukan bahwa sisa organisme-organisme masa
lampau yang mereka temukan kelihatan seperti organisme-organisme sekarang. Hal ini
dimungkinkan karena mereka adalah nenek moyang (ancestor) organisme yang hidup atau
berkembang dari seorang nenek moyang umum (common ancestor). Sejarah perkembangan kuda
merupakan suatu contoh yang paling dikenal untuk menerangkan adanya perubahan-perubahan
bentuk yang berlangsung dari masa ke masa. Hal ini disebabkan karena dari setiap zaman geologi
ditemukan fosil-fosilnya secara lengkap. Fosil jenis kuda pertama ditemukan dalam beberapa
puluh juta tahun yang lalu.

Gambar 2. Perbedaan struktur rangka fosil kuda yang ditemukan pada zaman yang berbeda.
Gambar 3. Perbandingan postur tubuh dan kaki kuda pada fosil yang ditemukan pada zaman
yang berbeda.

Fosil-fosil kuda tersebut pertama kali ditemukan oleh Marsh dan Osborn. Dari penelitian yang
dilakukan dapat diketahui beberapa perubahan dari nenek moyang kuda (Eohippus) yang hidup 58
juta tahun yang lalu menuju ke bentuk kuda modern (Equus), yaitu:
- Tubuh bertambah besar, dari sebesar kucing hingga sebesar kuda sekarang
- Leher makin panjang, kepala makin besar, jarak antara ujung mulut hingga bagian mata
menjadi makin jauh
- Perubahan dari geraham depan dan belakang dari bentuk yang sesuai untuk makan daun
menjadi bentuk yang sesuai untuk makan rumput
- bertambah panjangnya anggota tubuh hingga dapat dipakai untuk berlari cepat, tetapi
bersamaan dengan itu kemampuan rotasi tubuh menurun
- adanya reduksi jari kaki dari lima menjadi satu, yaitu jari ketiga yang selanjutnya memanjang,
kemudian disokong teracak
Cara untuk menetapkan umur fosil dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan
tidak langsung. Penentuan umur fosil secara langsu dengan menetapkan umur batuan tempat fosil
ditemukan. Namun cara ini menghasilkan data yang kurang valid. Sementara itu, penentuan secara
tidak langsung dengan menggunakan carbon dating menggunakan isotop C14. Cara ini
menhasilkan data yang lebih valid.
Proses penentuan umur fosil menggunakan radio isotop 14C dilakukan dengan metode serapan,
yakni mencacah 14C dalam bentuk senyawa CO2 atau CH4 menggunakan alat pencacah gas.
Metode tersebut telah diperkenalkan oleh Aravena et al. (1989) dan dikembangkan oleh Nair et al.
1995. Metode serapan CO2 sering disebut juga metode direct counting 14CO2, karena aktifitas
sampel 14C dalam CO2 langsung dicacah dan kemudian dikonversi menjadi umur dalam satuan
tahun kalender (Suryaso, 2010).

2.3 Bukti-Bukti Evolusi


2.3.1 Anatomi Perbandingan
Anatomi perbandingan tidak membuktikan adanya hewan yang sedang dalam proses
transformasi menjadi spesies lain, melainkan menunjukkan bahwa berbagai jenis hewan memiliki
struktur yang serupa (Helmi, 2017). Anatomi perbandingan dibagi menjadi dua jenis menurut
proses kejadiannya.
a. Analogi
Analog adalah organ-organ dari makhluk hidup yang fungsinya sama tanpa memperhatikan
bentuk asalnya. Bisa juga diartikan alat-alat tubuh dari berbagai makhluk hidup yang
mempunyai bentuk dasar yang berbeda. Namun karena perkembangan evolusi yang konvergen
alat-alat tersebut mempunyai fungsi yang sama. Bagian tubuh ini tidak menunjukkan suatu
hubungan evolusioner.
Sirip depan dan ekor ikan hiu dengan sirip depan dan ekor paus misalnya, adalah organ
renang analog yang berevolusi secara independen dan dibangun dari struktur yang berbeda
secara keseluruhan. Evolusi konvergen juga menghasilkan kemiripan analog antara marsupial
Australia tertentu dengan hewan berplasenta yang mirip dan telah berevolusi secara independen
pada benua lain.
Gambar 4. Perbedaan struktur sayap, tetapi memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk
terbang.

b. Homologi
Alat tubuh yang mempunyai bentuk yang berbeda dan fungsinya berbeda namun kalau
diteliti mempunyai bentuk dasar sama. Hewan vertebrata berevolusi, tulang yang sama kadang-
kadang dimasukkan untuk penggunaan yang berbeda, kenyataan ini walaupun tulang masih
keberadaan mereka berbeda dengan masa lalu evolusi mereka. Sebagai contoh, forelimbs
vertebrata semua struktur homolog, yaitu struktur dengan penampilan dan fungsi berbeda yang
semua berasal dari bagian tubuh serta dalam nenek moyang yang sama. Seperti pada gambar
dibawah ini, bagaimana tulang tubuh depan telah dimodifikasi dengan cara yang berbeda untuk
verterbata yang berbeda. Jika evolusi tidak terjadi, ini memang akan menjadi sebuah teka-teki.
Tapi ketika kita mempertimbangkan bahwa semua hewan hewan ini adalah keturunan dari
nenek moyang yang sama, mudah untuk memahami bahwa seleksi alam telah memodifikasi
blok yang sama mulai awal untuk melayani tujuan yang sangat berbeda. Beberapa evolusi bukti
kuat yang mendukung anatomi berasal dari perbandingan mengenai bagaimana organisme
berkembang.
Gambar 5. Struktur rangka yang mirip, tetapi memiliki fungsi yang berbeda.

Homologi antara tulang kaki depan. Meskipun struktur menunjukkan perbedaan yang cukup
besar dalam bentuk dan fungsi, tulang dasar yang sama yang hadir dalam forelimbs manusia,
kucing, kelelawar, lumba, dan kuda
2.3.2 Pengaruh Distribusi Geografis Spesies (Biogeografi)
Makhluk hidup yang berasal dari satu spesies yang hidup pada satu tempat setelah mengalami
penyebaran ke tempat lain sifatnya dapat berubah. Perubahan itu terjadi karena di tempat yang
baru makhluk hidup tersebut harus beradaptasi demi kelestariannya. Selanjutnya, adaptasi
bertahun-tahun yang dilakukan akan menyebabkan semakin banyaknya penyimpangan sifat bila
dibandingkan dengan makhluk hidup semula. Dua tempat yang dipisahkan oleh pegunungan yang
tinggi atau samudera yang luas mempunyai flora dan fauna yang berbeda sama sekali. Perbedaan
susunan flora dan fauna di kedua tempat itu antara lain disebabkan adanya isolasi geografis.
Contohnya adalah mengenai bentuk paruh burung Finch yang ditemukan Darwin di kepulauan
Galapagos. Dari pengamatannya tampak burung-burung Finch tersebut memiliki bentuk paruh dan
ukuran yang berbeda, dan menunjukkan mempunyai hubungan dengan burung Finch yang ada di
Amerika Selatan. Mungkin karena sesuatu hal burung itu bermigrasi ke Galapagos. Mereka
menemukan lingkungan yang baru yang berbeda dengan lingkungan hidup moyangnya. Burung
itu kemudian berkembangbiak dan keturunannya yang mempunyai sifat sesuai dengan lingkungan
akan bertahan hidup, sedang yang tidak akan mati. Karena lingkungan yang berbeda, burung-
burung itu menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang ada di Galapagos. Akhirnya terbentuklah
14 spesies burung Finch yang berbeda dalam bentuk dan ukuran paruhnya.

Gambar 6. Perbandingan variasi perkembangan paruh burung finch.


2.3.3 Embriologi Perbandingan
Embriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perkembangan embrio. Perkembangan
embrio menunjukkan adanya kesamaan pada fase-fase perkembangannya. Haeckel (1834-1919)
mengemukakan Teori Rekapitulasi yang menyatakan bahwa suatu organisme atau individu dalam
perkembangannya (ontogeni) cenderung untuk merekapitulasi tahap-tahap perkembangan yang
telah dilalui nenek moyannya (filogeni).
Dalam banyak kasus, sejarah evolusi suatu organisme dapat dilihat terungkap dalam
perkembangannya, dengan embrio menunjukkan karakteristik embrio dari nenek moyangnya,
seperti pada gambar dibawah ini. Sebagai contoh, di awal perkembangan, embrio manusia
memiliki celah insang, seperti ikan, pada tahap berikutnya, setiap embrio manusia memiliki ekor
tulang panjang, sisa-sisa yang dibawa sampai dewasa sebagai tulang ekor di ujung tulang belakang
(Ibana & Dwijayanti, 2019).
Janin manusia bahkan memiliki bulu halus (disebut lanugo) selama bulan kelima pembangunan.
Embrio tersebut menunjukkan sejarah evolusi dimana embrio dari berbagai kelompok hewan
vertebrata menunjukkan fitur mereka semua sebagai awal pembangunan, seperti celah insang
(ungu) dan ekor. Pengamatan bahwa organisme yang tampaknya berbeda mungkin menunjukkan
bentuk embriologis yang sama memberikan bukti tidak langsung tetapi meyakinkan dari hubungan
evolusi masa lalu. Siput dan cumi-cumi laut raksasa, misalnya, tidak memiliki kemiripan
superfisial banyak satu sama lain, tetapi kesamaan bentuk embriologis memberikan bukti yang
meyakinkan bahwa mereka berdua moluska (Ibana & Dwijayanti, 2019).

Gambar 7. Perbandingan bentuk embrio dari beberapa organisme bebeda.


2.3.4 Biologi Molekuler
Hubungan evolusi di antara spesies dicerminkan dalam DNA dan proteinnya atau dalam gen
dan produk gennya. Jika dua spesies memiliki pustaka gen dan protein dengan urutan monomer
yang sangat bersesuaian, urutan itu pasti disalin dari nenek moyang yang sama. Perkembangan
teknologi dalam biologi molekuler memudahkan para ilmuwan melihat adanya hubungan suatu
organisme melalui struktur DNA-nya. Biologi molekuler mendukung pemikiran Darwin yang
paling berani, “bahwa semua bentuk kehidupan saling berhubungan sampai tingkat tertentu
melalui cabang-cabang keturunan dari organisme yang paling awal”. Bahkan organisme yang
secara taksonomi berbeda jauh seperti manusia dan bakteri, memiliki beberapa protein yang sama,
misalnya sitokrom c, suatu protein yang terlibat dalam respirasi seluler pada semua spesies aerob.
Ini bisa menjadi bukti adanya evolusi (Hendriani, 2021).
Biologi molekuler telah menambahkan babak terbaru dari bukti-bukti bahwa evolusi adalah
dasar kesatuan dan keanekaragaman kehidupan. Perkembangan genetika molekuler, terutama
sekali sekuensing DNA (urutan nukleotida pada DNA), telah membuat para ahli biologi
mempelajari catatan evolusi dari struktur genetika organisme. Tingkat kesamaan dan perbedaan
dalam urutan DNA dari spesies modern membuat ahli genetika dapat merekonstruksi garis
keturunan mereka. Berdasarkan perbandingan urutan nukleotida DNA, tingkat kesamaan antara
manusia dan simpanse adalah 98% (Hendriani, 2021).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
1. Petunjuk evolusi adalah hal-hal yang dapat mengindikasikan atau menunjukka adanya peristiwa
evolusi. Adapun bukti-bukti evolusi adalah sesuatu yang dapat menyatakan bahwa evolusi itu
benar adanya.
2. Petunjuk evolusi ada tiga, yaitu adanya variasi makhluk hidup yang berasl dari atu keturunan,
petunjuk dari alat tubuh yang tersisa, dan petunjuk palontologi.
3. Bukti evolusi terdiri dari anatomi perbandingan, pengaruh distribusi geografis spesies
(biogeografi), embriologi perbandingan, dan biologi molekuler.
3.2 Saran
Saran ditujukan untuk pembaca agar melakukan riset kembali tentang petunjuk dan bukti
evolusi dari sumber lain agar menambah wawasan tentang evolusi.
DAFTAR PUSTAKA

Alaninda, S. (2017). Persepi Mahasiswa Caon Gur Biologi Tentang Pembelajaran Materi Evolusi
di SMA: Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Bioeducation Journal, 1(1), 2-5.

Erdorawati. (2012). Aktifitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Inkuiri Berbasis Pendidikan
Karakter Pada Materi Evolusi. Jurnal BioEdu, 1(3), 17-18.

Helmi. (2017). Evolusi Antar Species (Leluhur Sama Dalam Perspektif Para Penentang). Jurnal
Ilmiah Multi Sciences, 9(2), 83-93.

Hendriani, Y. (2021). Modul Belajar Mandiri Calon Guru: Bidang Studi Biologi. Jakarta:
Direktorat GTK Pendidikan Dasar.

Ibana, L., & Dwijayanti, R. S. (2019). Pengaruh Mengajarkan Nature Of Science (NOS) Terhadap.
Jurnal Pendidikan Biologi, 11(1).

Jannah, U. D., & Setiadi, A. E. (2018). Miskon Epsi Siswa Pada Materi Evolusi Kelas XII IPA
Madrasah Aliyah di Kabupaten Kuburaya. Jurnal Bioeducation, 1(1), 8-10.

Suryaso. (2010). Melacak Perubahan Muka Laut Masa Lampau Berdasar Fosil Kerang-kerangan
(Ostrea sp.) di Pulau Belitung. Jurnal Ilmu Kelautan, 15(3), 135-142.

Taufik, L. M. (2019). Teori Evolusi Darwin Duu, Kini, dan Nanti. Jurnal Filsafat Indonesia, 2(3),
100.
Evolusi
Petunjuk dan Bukti
Kelompok 11:
Hanik Atussholah (200602110144)
Salsa Oktavia D. P (200602110153)
Latar Belakang
Pemikiran para ilmuwan tentang adanya perubahan yang
berangsur-angsur mengarah ke arah waktu dan tempat
yang dikenal dengan evolusi memunculkan teori-teori
evolusi. Perkembangan pemikiran atau teori evolusi
tersebut diperoleh dari adanya pembuktian secara teoritis
yang mendukung pendapatnya, bukti yang disampaikan
itu menggunakan beberapa pendekatan dan diperlukan
pembuktian lebih lanjut untuk kebenarannya.Petunjuk yang
digunakan merupakan fakta yang ada di sekitar kita dan
mengarah bahwa evolusi memang terjadi
Perbedaan Antara Petunjuk dan
Bukti Evolusi
Petunjuk evolusi adalah hal-hal yang
dapat mengindikasikan atau menunjukka
adanya peristiwa evolusi. Petunjuk yang
digunakan merupakan fakta yang ada
disekitar kita dan mengarah bahwa
evolusi memang terjadi. Sementara itu,
bukti-bukti evolusi adalah sesuatu yang
dapat menyatakan bahwa evolusi itu
benar adanya.
Petunjuk dari Alat
Adanya Variasi Makhluk Tubuh yang Tersisa
Hidup yang Berasal dari (Rudimenter)
Satu Keturunan

Petunjuk-Petunjuk Evolusi
Petunjuk Peleontologi

Petunjuk-Petunjuk Evolusi
Anatomi Perbandingan

Analogi Homologi

Bukti-Bukti Evolusi
Pengaruh Distribusi Geografis Spesies
(Biogeografi)

Bukti-Bukti Evolusi
Embriologi Perbandingan

Bukti-Bukti Evolusi
Biologi Molekuler

Hubungan evolusi di antara spesies dicerminkan dalam DNA


dan proteinnya atau dalam gen dan produk gennya. Biologi
molekuler mendukung pemikiran Darwin yang paling berani,
“bahwa semua bentuk kehidupan saling berhubungan
sampai tingkat tertentu melalui cabang-cabang keturunan
dari organisme yang paling awal”. Bahkan organisme yang
secara taksonomi berbeda jauh seperti manusia dan bakteri,
memiliki beberapa protein yang sama

Bukti-Bukti Evolusi
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
1. Petunjuk evolusi adalah hal-hal yang dapat mengindikasikan
atau menunjukka adanya peristiwa evolusi. Adapun bukti-
bukti evolusi adalah sesuatu yang dapat menyatakan bahwa
evolusi itu benar adanya.
2. Petunjuk evolusi ada tiga, yaitu adanya variasi makhluk hidup
yang berasl dari atu keturunan, petunjuk dari alat tubuh
yang tersisa, dan petunjuk palontologi.
3. Bukti evolusi terdiri dari anatomi perbandingan, pengaruh
distribusi geografis spesies (biogeografi), embriologi
perbandingan, dan biologi molekuler.
Thank You
for listening!

Anda mungkin juga menyukai