Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JURNAL REVIEW

“KESALAHAN BERBAHASA”

Dosen Pengampu: Diah Eka Sari, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH :

Kelompok 5

NAMA NIM

Anandhita Putri 4193220020

Dendi Janius Siregar 4193220022

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

APRIL 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan YME Karena dengan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas Critical Journal Review ini. Yang bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Bahasa Indonesia.
Penulis menyadari betul bahwa apa yang disajikan dalam tugas ini masih banyak terdapat
kekurangannya baik menyangkut isi maupun penulisan, kekurangan-kekurangan tersebut terutama
disebabkan kelemahan dan keterbatasan pengetahuan maupun kemampuan penulis sendiri. Hanya
dengan kearifan dan bantuan dari berbagai pihak untuk memberikan teguran, saran dan kritik yang
konstruktif kekurangan-kekurangan tersebut dapat diminimalisir sedemikian mungkin sehingga
tugas ini dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi pembaca.
Dengan kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan terimakasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia. Demikianlah, mudah-mudahan tugas ini memberikan
manfaat kepada kita.

Medan, April 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENGANTAR .................................................................................................................1

Identitas Jurnal .....................................................................................................................1

Jurnal Utama 1 .........................................................................................................1

Jurnal Utama 2 .........................................................................................................1

BAB II RINGKASAN JURNAL ...............................................................................................2

Jurnal 1 .....................................................................................................................2

Jurnal II ....................................................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN ...........................................................................................................9

Kelebihan Jurnal ......................................................................................................9

Kekurangan Jurnal ..................................................................................................9

BAB IV PENUTUP .....................................................................................................................10

Kesimpulan ..................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENGANTAR

A. IDENTITAS JURNAL I

JUDUL JURNAL : Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Dalam Karangan Eksposisi


Siswa Sekolah Menengah Atas

TAHUN : 2012

VOL,NO : 1 (1)

PENULIS : Nur Endah Ariningsih, Sumarwati, dan Kundharu Saddhono

HALAMAN : 40-53

ISSN : I2302-6405

B. IDENTITAS JURNAL II

JUDUL JURNAL : Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Majalah Toga Edisi Iii Bulan
Desember Tahun 2018

TAHUN : 2019

VOL,NO : Vol. 02, No. 1,

PENULIS : Kusuma Sari, Rizki Joko Nurcahyo dan Kartini

HALAMAN : 11-23

ISSN : 2654-4199
BAB II

RINGKASAN JURNAL

A. RINGKASAN I

Banyak aspek yang dapat diteliti terkait dengan pemakaian bahasa Indonesia dalam
karangan eksposisi seperti bentuk, bahasa, keutuhan wacana, dan lain-lain. Akan tetapi, peneliti
lebih memfokuskan pada masalah kebahasaannya. Dari 54 karangan eksposisi yang dianalisis,
ditemukan adanyak kesalahan bahasa baik dari aspek ejaan, diksi, kalimat, maupun paragraf.
Mengingat temuan kesalahan berbahasa Indonesia dalam penelitian ini cukup banyak, maka tidak
semua jenis kesalahan yang ada dijelaskan di sini. Penulis hanya menjelaskan beberapa kesalahan
bahasa sebagai contoh. Berikut ini beberapa hasil temuan kesalahan bahasa.

Contoh temuan :

JENIS-JENIS PENDIDIKAN “Ekstrakulikuler SMAN 1 Karanganyar” “EKSTRAKULIKULER”


Jadi, dalam membaca diperlukan konsentrasi, kecermatan dan ketekunan. Ekstrakulikuler
mencakup bab kognitif, psikomotorik dan afektif. Dengan demikian kegiatan tersebut akan terus
berkembang. Setelah menyelesaikan kelas X. Ada dua kelompok pembelajaran di kelas X yaitu
IPA dan IPS.

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang mampu memperdalam dan mengasah hobi seseorang.
Dikalangan pelajar, facebook merupakan…

Dari beberapa contoh tersebut diketahui bahwa kesalahan ejaan yang sering dilakukan siswa yaitu
kesalahan penulisan judul karangan (penggunaan huruf kapital dan tanda petik), kesalahan
penggunaan tanda koma, tanda titik, dan kesalahan penulisan kata depan. Hal ini menunjukkan
penguasaan kaidah bahasa siswa, khususnya ejaan masih kurang.

Contoh temuan :

Dan menggunakan sistim IT dalam pembelajarannya…

Setiap sekolah negri ataupun swasta..


Permainan bola voli ini sendiri memiliki beberapa cabang.

Pendidikan formal yaitu adalah pendidikan yang…

Manfaat pendidikan formal kita bisa banyak mendapat pengetahuan lewat ajaran yang diajarkan
pada guru-guru

Dari beberapa contoh kesalahan diksi tersebut diketahui bahwa siswa banyak yang menggunakan
kata tidak baku dalam karangan, kata-kata yang tidak lazim digunakan dan kata-kata yang tidak
ekonomis. Adanya kesalahan diksi ini juga menandakan bahwa penguasaan kaidah bahasa siswa
masih kurang.

Adanya kesalahan berbahasa dalam karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri di Kabupaten
Karanganyar tentu tidak terlepas dari faktor-faktor penyebabnya. Faktor-faktor penyebab
kesalahan berbahasa tersebut sebagai berikut.

Penguasaan kaidah bahasa siswa kurang memadai. Banyak siswa yang mengaku bahwa mereka
belum menguasai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar baik dari segi ejaan, diksi, kalimat,
maupun paragraf. Hal ini menurut sebagian besar guru (75%) dikarenakan kebiasaan membaca
siswa masih rendah.

Kurangnya contoh dari guru. Sebagian besar siswa mengaku bahwa contoh-contoh yang diberikan
guru hanya beberapa saja sehingga membuat mereka kurang paham. Selain itu, siswa juga
mengaku bahwa mereka menulis berdasarkan contoh yang sudah ada meskipun belum tentu benar.

Adanya pengaruh bahasa asing. Kesalahan akibat terpengaruh bahasa asing ini misalnya dalam
hal pilihan kata atau diksi. Menurut guru, para siswa masih menganggap bahwa bahasa Jawa
bukanlah bahasa asing sehingga dalam penggunaannya pun seakan tidak ada ketentuan-ketentuan
lain yang harus diperhatikan. Padahal, jika mempelajari bahasa Indonesia, maka bahasa Jawa juga
termasuk bahasa asing apalagi bahasa Inggris.

Kurangnya latihan mengarang. Dari hasil wawancara kepada siswa, diketahui bahwa mayoritas
siswa mengaku mereka mengarang hanya pada waktu ada tugas Bahasa Indonesia yang
mengharuskan mereka untuk mengarang. Sementara itu, menurut para guru, kurangnya latihan
mengarang dikarenakan siswa belum memahami arti penting dari menulis (mengarang). Bahkan
mereka mengarang hanya untuk memenuhi tugas saja.

Kurangnya waktu mengarang. Jika dikaitkan dengan keterampilan menulis sebagai suatu proses
jelas sekali bahwa ada tiga tahapan yang harus dilakukan selama proses menulis, setidaknya yaitu
prapenulisan, penulisan, revisi. Pada kenyataannya, tahap revisi yang merupakan tahap peninjauan
ulang terkait dengan kualitas tulisan (termasuk di dalamnya tata bahasa) yang seharusnya
dilakukan oleh penulis justru jarang dilakukan karena kurangnya waktu.

Adanya kesalahan berbahasa dalam karangan eksposisi siswa harus diatasi agar dikemudian hari
tidak terjadi lagi kesalahan berbahasa yang sama. Paling tidak, kesalahan berbahasa tersebut dapat
dikurangi sekecil-kecilnya. Berikut ini beberapa upaya yang dapat digunakan untuk mengurangi
adanya kesalahan berbahasa Indonesia dalam karangan eksposisi siswa.

Meningkatkan Penguasaan Kaidah Bahasa pada Siswa

Menulis tanpa disertai penerapan kaidah bahasa yang tepat belum bisa dikatakan berhasil
sesuai tujuan. Pemahaman kaidah bahasa ini meliputi penerapan ejaan, diksi, kalimat, maupun
paragraf yang tepat agar maksud yang disampaikan penulis tepat dapat dipahami pembaca. Jika
penulis salah dalam penerapan ejaan, diksi, kalimat, maupun paragraf, hal itu akan mengganggu
ketercapaian informasi antara penulis dan pembaca. Dari hasil wawancara peneliti kepada guru
bahasa Indonesia dan siswa dapat diketahui bahwa salah satu cara agar lebih menguasai kaidah
bahasa dilakukan dengan banyak membaca. Penulis (siswa) hendaknya banyak membaca buku
tentang tata bahasa atau EYD, kamus, serta buku-buku lainnya yang masih memiliki keterkaitan
dengan bahan yang diperlukan.

Memperbanyak Latihan Menulis

Adanya berbagai kesalahan yang dibuat siswa yang mencakup dalam belajar bahasa adalah
suatu hal yang wajar. Oleh karena itu, guru harus memotivasi siswa untuk sering berlatih
mengarang, tidak hanya dilakukan pada saat pelajaran mengarang dalam Bahasa Indonesia, tetapi
juga dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja, menurut para guru, latihan yang
disarankan tidak hanya latihan saja tetapi juga sering membahas secara bersamasama kesalahan
yang sering terjadi apa, dikoreksi, diulas kembali. Jika dilakukan berkali-kali, lama kelamaan
siswa akan semakin sadar.

Menerapkan Teknik Koreksi yang Tepat

Sejauh ini teknik koreksi menulis (mengarang) yang dilakukan di sekolahsekolah masih
lebih berpusat pada guru. Dari hasil wawancara peneliti kepada guru Bahasa Indonesia kelas X
SMA Negeri 1 Karanganyar maupun SMA Negeri Kebakkramat, diketahui bahwa 50 % guru
sudah menerapkan teknik peer correction dan 50 % guru belum menerapkannya. Sementara itu,
dari hasil wawancara peneliti kepada siswa diketahui bahwa sebagian besar siswa justru merasa
senang apabila diajak bersama-sama menerapkan teknik peer correction. Menurut mereka, peer
correction seharusnya tidak hanya dilakukan pada saat mengoreksi soal-soal ulangan saja tetapi
juga perlu diterapkan dalam mengarang, membuat proposal, dan sebagainya.

Para siswa mengaku senang bila diajak mengoreksi karya teman. Dengan teknik tersebut
mereka belajar membenarkan kesalahan berbahasa yang ada sehingga secara tidak langsung
mereka akan mengingat-ingat tulisannya sudah benar atau belum. Selain itu, menurut para siswa,
teknik ini lebih mendidik siswa aktif bertanya kepada guru jika mereka merasa kesulitan. Bahkan,
siswa merasa sangat senang pada waktu proses mengoreksi tulisan teman kemudian hasil koreksi
tersebut didiskusikan bersama guru (debat).

Pelaksanaan Pembelajaran Menulis dengan Pendekatan Proses

Berdasarkan pengamatan peneliti maupun dari hasil wawancara kepada guru dan siswa
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis yang dilakukan di kedua SMA tersebut belum
sepenuhnya melakukan pembelajaran menulis dengan pendekatan proses. Mayoritas guru
menyatakan bahwa kurangnya jam pelajaran menulis ditengarai sebagai salah satu penyebab
pembelajaran menulis sebagai suatu proses sulit terealisai. Seringkali pula pembelajaran menulis
(mengarang) dilakukan dengan memberikan tugas menulis sebagai pekerjaan rumah jika waktu
menulis di sekolah tidak mencukupi.

Pembelajaran menulis sebagai suatu proses tetap perlu untuk dilakukan. Menurut para
guru, dengan menerapkan pendekatan proses, siswa akan melalui tahap-tahap menulis yang
seharusnya dilakukan yang paling tidak melalui prapenulisan, penulisan, dan revisi. Melalui tahap-
tahap tersebut tentu siswa akan tahu bagaimana cara membuat perencanaan tulisan, bagaimana
proses dalam menuangkan ide-idenya, dan meneliti ulang terkait dengan bahasa yang mereka
gunakan. Dengan proses seperti ini, kesalahan berbahasa dalam karangan siswa akan dapat
dikurangi.

B. RINGKASAN JURNAL II

Pengertian Kesalahan Berbahasa

Menurut Supriani dan Ida (2016: 70) Kesalahan berbahasa adalah pemakaian suatu bentuk
tuturan dari berbagai unsur kebahasaan meliputi, kata, frasa, klausa, maupun kalimat yang
menyimpang dari kaidah kebahasaan yang telah ditentukan. Adapun kaidah kebahasaan dalam
bahasa Indonesia adalah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yang disempurnakan dan Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) yang digunakan sebagai standar acuan dalam menentukan suatu bentuk
tuturan yang benar atau salah. Senada dengan pendapat Supriani dan Ida, Johan dan Yusrawati
(2017: 242).mengemukakan bahwa Kesalahan berbahasa secara sederhana dimaknai sebagai
penggunaan bahasa, baik dilakukan secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari kaidah
berbahasa. Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa
Indonesia merupakan penggunaan sebuah bahasa baik secara lisan maupun tulis yang meliputi
kata, kalimat, atau paragraf yang menyimpang dari kaidah kebahasaan yang telah ditetapkan.

Kesalahan Berbahasa pada Tataran Ejaan

Kesalahan ejaan merupakan kesalahan dalam menuliskan kata dan penggunan tanda baca
yang menyimpang dari ejaan yang telah ditetapkan yaitu Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).
Selanjutnya, Setyawati (2010) menjelaskan bahwa kesalahan pada bidang ejaan tidak hanya
berfokus dalam cara mengeja suatu kata, tetapi lebih luas yaitu mengenai cara mengatur penulisan
huruf menjadi unsur yang lebih besar seperti, frasa, klausa, maupun kalimat.

Kesalahan Berbahasa pada Tataran Sintaksis

Sintaksis merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari perilah penggabungan atau
penataan satuan-satuan lingual yang berupa kata untuk membentuk satuan yang lebih besar seperti
frasa, klausa, dan kalimat (Wijana, 2011: 14). Senada dengan Wijana, Tarigan (dalam Slamet,
2014: 11) menjelaskan bahwa sintaksis adalah salah satu cabang dari tata bahasa yang
membicarakan struktur kalimat, klausa, dan frasa.

Kesalahan Berbahasa pada Tataran Semantik

Veerhar (2001: 13) menjelaskan bahwa semantik adalah cabang ilmu bahasa yang
mengkaji tentang arti atau makna. Senada dengan Veerhar, Suhardi (2013: 28) menjelaskan bahwa
dalam semantik terdapat berbagai makna yang akan dikaji, makna tersebut meliputi makna
leksikal, gramatikal, asosiatif, dan sebagainya. Selanjutnya, Chomsky (dalam Chaer, 2012: 285)
menambahkan bahwa semantik tidak hanya mengkaji tentang makna kata, tetapi mengkaji makna
pada sebuah kalimat.Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
kesalahan berbahasa pada tataran semantik adalah kesalahan berbahasa yang berfokus pada
penggunaan kata yang mengakibatkan perbedaan maupun penyimpangan makna dalam sebuah
kalimat.

Kesalahan Berbahasa pada Tataran Morfologi

Morfologi merupakan cabang ilmu bahasa yang mengkaji seluk-beluk pembentukan suatu
kata. Kata adalah bentuk bebas terkecil yang tidak dapat dibagi menjadi bentuk bebas yang lebih
kecil lagi (Wijana, 2011: 55). Dalam kaitanya morfologi terdapat sebuah istilah proses morfologis
yang berarti proses perubahan bentuk dasar suatu kata menjadi bentuk jadian. Dalam proses
morfologis terdapat beberapa jenis diantaranya proses afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan.
Wijana (2011: 63) menjelaskan bahwa afiksasi merupakan proses pembubuhan afiks kepada
bentuk dasar. Dalam proses afiksasi terdapat beberapa istilah meliputi prefiks (awalan), sufiks
(akhiran), dan infiks (sisipan). Kata yang mengalami proses afiksasi biasanya memiliki ciri-ciri
tertentu seperti kata tersebut bersifat polimorfemik, memiliki makna gramatikal, dan mengalami
perubahan kelas kata.

Kesalahan Berbahasa pada Tataran Fonologi

Fonologi merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk bunyi bahasa
(Wijana, 2011: 14). Wijana menjelaskan bahwa fonologi memiliki dua bidang pengkajian yaitu
fonetik dan fonemik. Fonetik merupakan salah satu cabang ilmu bunyi yang mempelajari sifat-
sifat fisik sebuah bunyi bahasa. Sedangkan fonemik merupakan cabang ilmu bunyi yang
mempelajari bunyi bahasa dalam kapasitasnya sebagai penanda pembeda makna. Berdasarkan
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kesalahan pada tataran fonologi meliputi kesalahan
dalam penggunaan bunyi bahasa. Misalnya kata kuping ditulis dengan kata kupimghal tersebut
merupakan kesalahan dalam kajian fonologi karena yang seharusnya fonem, tetapi ditulis dengan
fonem [m] sehingga makna dari kata tersebut menjadi berbeda.
BAB III

PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN JURNAL

Jurnal I

Jurnal ini menggunakan kata-kata yang mudah untuk dipahami oleh pembaca, sehingga
pembaca dengan mudah untuk mengerti materi yang terdapat pada jurnal ini. Materi yang
disampaikan pun tersusun secara baik dan disertai dengan contoh agar pembaca lebih mudah
mengerti. Dengan begitu topik yang dibahas dalam jurnal ini yaitu Analisis Kesalahan Berbahasa
Indonesia dijelaskan secara baik dan dimengerti secara baik pula.

Jurnal II

Secara tampilan jurnal ini sangat baik, layout jurnal rapih sehingga nyaman untuk dibaca.
Materi yang disampaikan sangat baik, penulis menyampaikan melaui poin-poin penting sehingga
memudahkan pembaca dalam memahami materi serta bahasa yang digunakan mudah dipahami.

D. KEKURANGAN JURNAL

Jurnal I

Tidak ada kekurangan yang ditemukan dalam jurnal ini, baik dalam indentitas maupun
penyampaian materi.

Jurnal II

Tidak ditemukan kekurangan yang signifikan dalam jurnal ini, mungkin penulis bisa
menyampaikan materi lebih banyak lagi didalamnya.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Pada keseluruhan isi jurnal sangat bagus. Selain itu, materi yang disampaikan pada kedua
jurnal tersebut sudah sangat jelas karena materi dituliskan secara lengkap dan padat. Bahasa yang
digunakan pada jurnal tersebut juga sederhana sehingga tidak menimbulkan pertanyaan baru bagi
pembacanya. Jurnal-jurnal ini sudah sangat layak untuk dijadikan sebagai bahan referensi karena
materi yang disampaikan sudah cukup baik.
DAFTAR PUSTAKA

Ariningsih NE, Dkk. 2012. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Dalam Karangan Eksposisi
Siswa Sekolah Menengah Atas.Jurnal Pendidikan Dan Sastra Indonesia. Vol 1:40-53

Sari K, Dkk. 2019. Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Majalah Toga Edisi Iii
Bulan Desember Tahun 2018.Jurnal Pendidikan Dan Sastra Indonesia.Vol 2: 11-23.

Anda mungkin juga menyukai