Disusun Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah Critical Journal Review dari jurnal
Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya.
Makalah ini diselesaikan sesuai dengan mata kuliah Bahasa Indonesia. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Drs.Sanggup Barus, M.Pd. yang telah membimbing kami
dalam mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia dan kawan-kawan yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini serta orang tua kami yang mendoakan kami di rumah.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dengan apa yang dikatakan sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari para pembaca demi tercapainya
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat bagi para pembaca.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Critical artikel review sangat lah penting, karena bukan hanya sekedar laporan atau
tulisan tentang isi sebuah artikel atau artikel, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi
(penjelasan, interprestasi & analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan buku atau artikel
tersebut dan apa yang menarik dari artikel tersebut, bagaimana isi artikel tersebut yang bisa
mempengaruhi cara berpikir & dan menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian
tersebut dan lebih kritis dalam menanggapinya. Dengan kata lain dengan critical artikel
review akan menguji pemikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang,
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
B. Tujuan Penulisan
Alasan dibuatnya CJR ini adalah sebagai salah satu persyaratan penyelesaian tugas,
khususnya mata kuliah Bahasa Indonesia, serta untuk menambah wawasan dari mahasiswa
itu sendiri. Meningkatkan daya kritis serta menguatkan materi tentang materi bahasa
indonesia itu sendiri.
C. Manfaat Penulisan
1. Dapat menambah wawasan yang luas, khususnya tentang materi bahasa indonesia.
2. Penulis dapat lebih berpikir kritis lebih dari yang ia tahu.
3. Pembaca dapat mengetahui bahwa ada kekurangan dan kelebihan dari artikel/artikel
yang di kritisi oleh penulis.
4. Untuk memenuhi tugas critical artikel review mata kuliah bahasa indonesia.
4
BAB II
RINGKASAN ARTIKEL
2.1 Identitas
A. Artikel 1
Judul Artikel : Analisis Kesalahan Pemakaian Bahasa Indonesia
dalam Karangan Mahasiswa Penutur Bahasa Asing
di Universitas Sebelas Maret
Jenis Artikel : Artikel Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan
Pengajarannya
Pengarang Artikel : Nurvita Anjarsari, Sarwiji Suwandi, Slamet Mulyono
Volume : Vol. 2, No. 1
Tahun Terbit : April 2013
Nomor ISSN : 12302-6405
B. Artikel 2
Judul Artikel : Daya Pragmatik Tindak Tutur Guru Dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama
Jenis Artikel :Artikel Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya
2.2 Ringkasan
A. Artikel 1
PENDAHULUAN
UU No. 24 Tahun 2009 pasal 29 ayat (1) menyatakan bahwa bahasa Indonesia wajib
digunakan sebagai bahasapengantar dalam pendidikan nasional. Penguasaan bahasa
Indonesia, akan lebih memudahkan mahasiswa penutur bahasa asing untuk
berkomunikasi, baik komunikasi secara lisan maupun tulis.
Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua bagi mahasiswa penutur bahasa
asing pun tak lepas dari kesalahan. Makin tinggi jumlah kesalahan, makin rendah
5
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran bahasanya. Oleh karena itu, tentunya harus
ada upaya menekan sekecil-kecilnya kesalahan berbahasa yang dilakukan.
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Terampil
menulis pada hakikatnya adalah terampil menyampaikan gagasan, perasaan, dan
pengalaman kepada orang lain dengan menggunakan bahasa tertulis. Namun, sampai
sekarang keterampilan menulis mahasiswa penutur bahasa asing khususnya dalam
menulis akademik masih terdapat banyak kesalahan. Maka dari itu, diperlukan
penelitian untuk mencari tahu kesalahan berbahasa yang dilakukan mahasiswa
penutur bahasa asing dan mengapa kesalahan tersebut bisa terjadi. Penelitian ini
difokuskan pada kesalahan pemakaian bahasa Indonesia mahasiswa penutur bahasa
asing berdasarkan taksonomi kategori linguistik yang meliputi bidang ejaan,
morfologi, semantik, dan sintaksis.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Waktu pelaksanaan
penelitian berlangsung selama enam bulan yaitu dari bulan Januari 2012- Juni 2012.
Subjek penelitian yaitu mahasiswa penutur bahasa asing dari berbagai angkatan dan
program studi.
Penelitian ini berupa penelitian deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi
kasus. Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumen
dan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan
dengan cara mengkaji dokumen yang berupa karangan eksposisi siswa dan melakukan
in-dept interview denganbeberapa mahasiswa penutur bahasa asingserta pengajar
Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) untuk memperoleh data mengenai
faktor penyebab terjadinya kesalahan berbahasa tersebut.
6
terdiri dari 118 kesalahan pemakaian tanda baca dan 182 kesalahan penulisan huruf
pada kata serta penulisan huruf kapital. Dari kesalahan tersebut, kesalahan yang
paling dominan adalah kesalahan penulisan huruf kapital sebanyak 108 kesalahan
(36%). Mereka memakai huruf kapital bukan pada huruf yang tepat. Begitu pula
dengan tanda baca, mahasiswa penutur bahasa asing banyak yang memakai tanda titik
bukan pada tempat yang seharusnya. Kesalahan ejaan memang paling banyak terjadi
dalam wacana tulis.
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, manusia
tidak pernah terlepas dari pemakaian bahasa. Manusia sebagai makhluk sosial pada
dasarnya selalu menginginkan adanya kontak dengan manusia lain, sedangkan alat
yang paling efektif untuk keperluan itu adalah bahasa, dengan bahasa seseorang dapat
menunjukkan peranan dan keberadaannya dalam lingkungan.
Pemakaian bahasa dapat dijumpai dalam berbagai segi kehidupan.Kenyataan
menunjukkan bahawa pemakaian bahasa dalam segi kehidupan yanglain. Termasuk di
dalamnya bahasa yang dipakai dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan.
Masyarakat pengguna bahasa dalam situasi tertentu dan untuk mencapai tujuan
tertentu akan selalu berusaha memilih dan menggunakan kaidah-kaidah tuturan yang
sesuai dengan peraturan.
Terkadang dalam penggunaan bahasa itu sendiri, mereka secara tidak sadar akan
menggunakan tuturan yang sulit dipahami oleh lawan tuturnya. Oleh karena itu, setiap
7
manusia harus dapat memahami maksud dan makna tuturan yang diucapkan oleh
lawan tuturnya. Dalam hal ini, manusia tidak hanya sekadar mengerti apa yang telah
diujarkan oleh si penutur, tetapi juga konteks yang digunakan dalam ujaran tersebut.
Kegiatan semacam ini berkaitan dengan tindak tutur, yaitu tuturan yang disertai
dengan gerak, sikap anggota badan maupun ekspresi tertentu.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini diadakan di SMP Negeri 2 Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F dengan jumlah siswa 31 orang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan
menggunakan pendekatan studi kasus.
Sumber data dikumpulkan dari berbagai sumber, yang meliputi: transkip yaitu
dokumen berupa catatan maupun rekaman yang disampaikan guru dalam proses
pembelajaran bahasa Indonesia; data yang berupa peristiwa disini adalah proses
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII F yang terjadi di SMP Negeri 2
Kebakkramat Kabupaten Karanganyar; sedangkan yang menjadi informan adalah guru
yang melakukan proses pembelajaran bahasa Indonesia tersebut.
Pengumpulan data dilakukan dengan analisis dokumen, observasi, dan wawancara.
Uji validitas dilalukan dengan triangulasi data dan metode. Triangulasi data yaitu
peneliti menggunakan beberapa sumber untuk mendapatkan dan mengumpulkan data
yang sama.
8
dalam buku paket tiap-tiap siswa berbeda-beda. Tuturan kalimat (g) merupakan
tindak tutur direktif yang bersifat menyuruh yang terletak pada kalimat saya suruh
membaca satu contoh saja.
Tindak tutur perlokusi, yaitu tindak tutur yang menumbuhkan pengaruh (effect)
kepada mitra tutur. Tindak tutur ini dapat disebut dengan tindak yang menimbulkan
efek terhadap lawan tutur. Tuturan (a)merupakan tindak tutur perlokusi dimana guru
mengucapkan kata horotokono tersebut disela pembelajaran untuk mengibur siswa
supaya tidak bosan.
Daya Pragmatik yang Terkandung dalam Tindak Tutur Guru Bahasa Indonesia
Daya pragmatik merupakan kekuatan pesan atau makna tersirat yang terkandung
dibalik ujaran, yang mampu menggerakkan mitra tuturnya untuk melakukan apa yang
dimaksudkan penutur dibalik ujaran yang dituturkannya.
Daya pragmatik yang terkandung dalam tindak tutur guru bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut.
1) Memberi informasi yang terdapat pada tuturan (b) pada kalimat bukan
ADIKSIMBA yang dipermasalahkan, dalam tuturan tersebut guru memberikan
informasi bahwa yang dipermasalahkan bukan ADIKSIMBA melainkan fakta dan
opini dalam berita.
2) Memengaruhi yang terdapat pada tuturan (a) pada tindak tutur lokusi yang
terdapat pada kalimat paragraf pertama ditulis didepan, dalam tuturan tersebut
mempunyai daya pengaruh yang mempengaruhi siswa supaya siswa menulis ke
depan dan teman-teman yang lain tahu. Tindak tutur ilokusi pada data (c) yang
terdapat pada kalimat dalam buku paket tiap siswa berbeda-beda bagian yang
dicari membaca scanning, dalam tuturan tersebut mempunyai daya pengaruh yang
mempengaruhi siswa untuk segera membuka buku paket tentang membaca
scanning.
3) Menyuruh yang terdapat pada tuturan (a) yang terdapat pada kalimat mengingat
berita, dalam tuturan tersebut guru menyuruh siswa mengingat berita tentang
ADIKSIMBA. Tuturan (c) yang terdapat pada kalimat coba dicari satu paragraf
awal, dalam tuturan tersebut guru menyuruh siswa untuk mencari satu paragraf
awal suka-suka yang ada dalam buku paket karena ada bermacam-macam.
9
4) Menegur yang terdapat pada tuturan (a) yang terdapat pada kalimat Lkse mengko
mas, iki buku paket sik mas, dalam tuturan tersebut mengandung daya yaitu guru
menegur siswa kalau yang dibuka terlebih dahulu adalah buku paket bukan lksnya.
Tuturan (c) yang terdapat pada kalimat Bu guru ngomonge paket sik di buka lks,
dalam tuturan tersebut mengandung daya yaitu guru juga menegur siswa yang
salah membuka LKS bukan buku paket.
7) Memuji yang terdapat pada tuturan (a) guru bermaksud memuji siswa yang
terdapat dalam kalimat kamu mbak Putri yang cantik, dalam tuturan tersebut guru
memuji siswa yang bernama Putri karena guru akan menyuruhnya untuk membaca
satu paragraf awal.
8) Memutuskan yang terdapat pada tuturan (a) terdapat daya pragmatik yang
memutuskan dan terdapat dalam kalimat lain waktu saya kupas lagi tentang daftar
pustaka,dalam tuturan tersebut guru memutuskan untuk membahas daftar pustaka
dilain waktu karena daftar pustaka sering keluar dalam ujian nasional. Tuturan (c)
yang terdapat pada kalimat yang ini saya terima,dalam tuturan tersebut guru
bermaksud memutuskan untuk menerima laporan siswa tetapi daftar pustakanya
salah. Efek perlokusi yang diharapkan supaya siswa yang lain tidak meniru dan
daftar pustakanya benar karena sudah dijelaskan oleh guru.
10
9) Menyindir yang terdapat pada tuturan Dalam tuturan (a) mengandung daya
pragmatik yang menyindir yang terdapat pada kalimat Risky mung glandrah sik
males-males wegah mikir, dalam tuturan tersebut guru bermaksud menyindir Risky
karena kerjaannya melamun tidak mau berfikir seperti temannya, dan efek
perlokusi yang diharapkan supaya Risky segera sadar dan ikut berfikir untuk
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Tuturan (c) yang terdapat pada
kalimat Gilang rame wae, dalam tuturan tersebut guru bermaksud menyindir
Gilang karena ramai saja padahal pekerjaannya belum selesai. Efek perlokusi yang
diharapkan supaya Gilang segera menyelesaikan pekerjaannya tidak ramai saja.
10) Memarahi yang dalam tuturan (a) di atas mengandung daya pragmatik memarahi
yang terdapat pada kalimat lha kok dari tadi rame terus, dalam tuturan tersebut
guru bermaksud memarahi siswa karena ramai terus sedangkan pekerjaannya
belum selesai yaitu disuruh membaca.
11
BAB III
KEUNGGULAN ARTIKEL
3.1 Artikel 1
Dari artikel yang saya bahas memiliki dasar elemen yang benar adanya dan memiliki
beberapa teori yang memang dapat di benarkan adanya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah
referensi yang digunakan serta terdapat catatan kaki yang sudah tertera.
Originalitas Temuan
Pada artikel tersebut sudah terlampir data-data yang akurat sehingga keoriginalitas
penelitian bisa dikatakan baik dan mencukupi standar untuk melakukan penelitian. Hal ini
dapat dilihat dari hasil dan pembahasan yang tertera pada artikel tersebut
Kemutakhiran Masalah
Data hasil penelitian yang telah dipaparkan sudah jelas dan sejalan dengan teori dan
abstrak yang di tampilkan.
Pada artikel tersebut tidak dijumpai satupun kalimat yang menyimpang dari gagasan
utama ataupun loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan . penulis mampu
menghubungkan antara paragrap utama dan hubungan yang disampaikan pada paragraph
dan juga penulis mampu memadupadankan setiap penggunaan kata-kata dalam setia
paragrap.
3.2 Artikel 2
Dari artikel yang saya bahas memiliki dasar elemen yang benar adanya dan memiliki
beberapa teori yang memang dapat di benarkan adanya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah
referensi yang digunakan serta terdapat catatan kaki yang sudah tertera.
12
Originalitas Temuan
Pada artikel tersebut sudah terlampir data-data yang akurat sehingga keoriginalitas
penelitian bisa dikatakan baik dan mencukupi standar untuk melakukan penelitian. Hal ini
dapat dilihat dari hasil dan pembahasan yang tertera pada artikel tersebut
Kemutakhiran Masalah
Data hasil penelitian yang telah dipaparkan sudah jelas dan sejalan dengan teori dan
abstrak yang di tampilkan.
Pada artikel tersebut tidak dijumpai satupun kalimat yang menyimpang dari gagasan
utama ataupun loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan . penulis mampu
menghubungkan antara paragrap utama dan hubungan yang disampaikan pada paragraph
dan juga penulis mampu memadupadankan setiap penggunaan kata-kata dalam setia
paragrap.
13
BAB IV
KEKURANGAN ARTIKEL
4.1 Artikel 1
Pada artikel tersebut tidak dapat ditemukan kelemahannya hal ini dikarenakan pada
artikel ini memiliki dasar elemen yang benar adanya dan memiliki beberapa teori yang
memang dapat di benarkan adanya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah referensi yang
digunakan serta terdapat catatan kaki yang sudah tertera.
Originalitas Temuan
Pada artikel tersebut tidak dapat ditemukan kelemahannya hal ini dikarenakan Pada
artikel tersebut sudah terlampir data-data yang akurat sehingga keoriginalitas penelitian
bisa dikatakan baik dan mencukupi standar untuk melakukan penelitian. Hal ini dapat
dilihat dari hasil dan pembahasan yang tertera pada artikel tersebut
.Kemutakhiran Masalah
Pada artikel ini rumusan masalah yang dipaparkan kurang jelas baik pada bagian abstrak
maupun pendahuluan sehingga membuat pembaca bingung dengan permasalahan dalam
penelitian tersebut..
Pada artikel tersebut tidak dapat ditemukan kelemahannya hal ini dikarenakan penulis
sudah sangat bagus dalam memaparkan materi dan tidak ada satupun pembahasan yang
menyimpang maupun loncat-loncat sehingga para pembaca tidak dibinggungkan.
14
4.2 Artikel 2
Pada artikel tersebut tidak dapat ditemukan kelemahannya hal ini dikarenakan pada
artikel ini memiliki dasar elemen yang benar adanya dan memiliki beberapa teori yang
memang dapat di benarkan adanya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah referensi yang
digunakan serta terdapat catatan kaki yang sudah tertera.
Originalitas Temuan
Pada artikel tersebut terdapat sedikit kelemahan yaitu tidak terdapat data yang
dipaparkan baik dengan tabel maupun dengan diagram sehingga hasil dari penelitian
tersebut kurang jelas..
Kemutakhiran Masalah
Pada artikel tersebut tidak dapat ditemukan kelemahannya hal ini dikarenakan Data hasil
penelitian yang telah dipaparkan sudah jelas dan sejalan dengan teori dan abstrak yang di
tampilkan.
Pada artikel tersebut tidak dapat ditemukan kelemahannya hal ini dikarenakan penulis
sudah sangat bagus dalam memaparkan materi dan tidak ada satupun pembahasan yang
menyimpang maupun loncat-loncat sehingga para pembaca tidak dibinggungkan.
15
BAB V
IMPLIKASI
5.1 Artikel 1
Teori
Teori yang digunakan yaitu teori penggunaan bahasa Indonesia dan keterampilan menulis
UU No. 24 Tahun 2009 pasal 29 ayat (1) menyatakan bahwa bahasa Indonesia wajib
digunakan sebagai bahasapengantar dalam pendidikan nasional. Penguasaan bahasa
Indonesia, akan lebih memudahkan mahasiswa penutur bahasa asing untuk berkomunikasi,
baik komunikasi secara lisan maupun tulis.
Terampil menulis pada hakikatnya adalah terampil menyampaikan gagasan, perasaan, dan
pengalaman kepada orang lain dengan menggunakan bahasa tertulis. Keterampilan menulis
mempunyai fungsi sama seperti keterampilan berbicara karena kedua keterampilan berbahasa
tersebut bersifat produktif. Keterampilan berbicara disampaikan secara lisan sedangkan
dalam keterampilan menulis, gagasan disampaikan secara tertulis. Dalam bahasa tulis,
seseorang juga harus dapat menyampaikan ide-ide secara jelas, runtut, dan logis. Seorang
penulis harus mampu memilih kata-kata yang tepat, menyusunnya dalam kalimat-kalimat
yang baik, merangkaikannya dalam paragraf yang berkesinambungan sehingga menjadi
rangkaian karangan yang padu dan utuh.
Oleh karena itu, kemampuan menulis sangat penting baik untuk mahasiswa maupun orang
lain agar dapat memperoleh informasi dan menyampaikan ide yang berguna baik untuk diri
sendiri maupun orang banyak.
Kesalahan pemakaian bahasa Indonesia dalam bidang ejaan sebesar 53,2%. Kesalahan ejaan
merupakan kesalahan yang paling dominan dalam karangan mahasiswa penutur bahasa asing.
Selanjutnya, Kesalahan pemakaian bahasa Indonesia dalam bidang morfologi sebesar 20,4%.
Kesalahan pemakaian bahasa Indonesia dalam bidang semantik sebesar 5,3%. Kemudian,
kesalahan pemakaian bahasa Indonesia dalam bidang sintaksis sebesar 21,10%.
Kesalahan yang paling banyak ditemukan dari keempat bidang kesalahan pemakaian bahasa
Indonesia yang dianalisis adalah kesalahan penggunaan ejaan. Kesalahan ejaan memiliki
16
persentase lebih dari 50% dari keseluruhan kesalahan, tepatnya 53,2% yang terdiri dari 118
kesalahan pemakaian tanda baca dan 182 kesalahan penulisan huruf pada kata serta penulisan
huruf kapital. Dari kesalahan tersebut, kesalahan yang paling dominan adalah kesalahan
penulisan huruf kapital sebanyak 108 kesalahan (36%). Mereka memakai huruf kapital bukan
pada huruf yang tepat. Begitu pula dengan tanda baca, mahasiswa penutur bahasa asing
banyak yang memakai tanda titik bukan pada tempat yang seharusnya. Kesalahan ejaan
memang paling banyak terjadi dalam wacana tulis. Hasil penelitian Praptiningsih (2007) dan
Cahyaningrum (2010) diketahui bahwa kesalahan pemakaian bahasa Indonesia yang paling
dominan jika dibandingkan kesalahan pemakaian bahasa Indonesia yang lain adalah
kesalahan ejaan.
5.2 Artikel 2
Teori
Teori yang digunakan yaitu teori penggunaan bahasa Indonesia dan pragmatik
Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, manusia tidak
pernah terlepas dari pemakaian bahasa. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya selalu
menginginkan adanya kontak dengan manusia lain, sedangkan alat yang paling efektif untuk
keperluan itu adalah bahasa, dengan bahasa seseorang dapat menunjukkan peranan dan
keberadaannya dalam lingkungan.
Pemakaian bahasa dapat dijumpai dalam berbagai segi kehidupan.Kenyataan menunjukkan
bahwa pemakaian bahasa dalam segi kehidupan yanglain. Termasuk di dalamnya bahasa
yang dipakai dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan. Keberhasilan suatu program
pembelajaran ditentukan oleh beberapa komponen dan semua komponen tersebut harus saling
berinteraksi. Salah satu komponen tersebut adalah bahasa. Sejalan dengan pendapat di atas,
Dalam usaha memberikan kenyataan yang konkret pada keterampilan berbahasa inilah
dimasukkan suatu komponen khusus dalam GBPP 1984 itu yang disebut pragmatik.
Komponen-komponen ini terdiri atas percakapan-percakapan antara orang-orang tertentu
dalam keadaan berkomunikasi tertentu untuk tujuan komunikasi tertentu
Oleh karena itu, penggunaan bahasa yang baik dan benar dapat memudahkan masyarakat
dalam berkomunikasi,baik dari segi etika maupun dari penggunaan bahasa.
17
Pembahasan dan Analisis
Tindak tutur lokusi, yaitu tindak bertutur dengan kata, frasa, dan kalimat sesuai dengan
makna yang dikandung oleh kata, frasa, dan kalimat itu. Tindak tutur ini dapat disebut
sebagai tindak tutur dengan maksud menyampaikan informasi. Tuturan kalimat (b)
merupakan tindak tutur lokusi yang bersifat menginformasikan yang terletak pada kalimat
bukan ADIKSIMBAdipermasalahkan melainkan fakta dan opini di dalam berita. Tuturan
kalimat (e), merupakan tindak tutur representatif yang bersifat menyatakan yang terletak pada
kalimat fakta itu kenyataan realita.
Tindak tutur ilokusi, yaitu tindak tutur untuk melakukan sesuatu dengan maksud dan fungsi
tertentu pula. Tindak tutur ini dapat dikatakan sebagai bentuk tuturan agar lawan tutur
melakukan sesuatu. Tuturan kalimat (a) merupakan tindak tutur representatif yang bersifat
menyatakan yang terletak pada kalimat fakta dan opini di dalam buku paket tiap-tiap siswa
berbeda-beda. Tuturan kalimat (g) merupakan tindak tutur direktif yang bersifat menyuruh
yang terletak pada kalimat saya suruh membaca satu contoh saja.
Tindak tutur perlokusi, yaitu tindak tutur yang menumbuhkan pengaruh (effect) kepada mitra
tutur. Tindak tutur ini dapat disebut dengan tindak yang menimbulkan efek terhadap lawan
tutur. Tuturan (a)merupakan tindak tutur perlokusi dimana guru mengucapkan kata
horotokono tersebut disela pembelajaran untuk mengibur siswa supaya tidak bosan.
Daya pragmatik yang terkandung dalam tindak tutur guru bahasa Indonesia adalah sebagai
berikut.
1) Memberi informasi yang terdapat pada tuturan (b) pada kalimat bukan ADIKSIMBA
yang dipermasalahkan, dalam tuturan tersebut guru memberikan informasi bahwa yang
dipermasalahkan bukan ADIKSIMBA melainkan fakta dan opini dalam berita.
2) Memengaruhi yang terdapat pada tuturan (a) pada tindak tutur lokusi yang terdapat pada
kalimat paragraf pertama ditulis didepan, dalam tuturan tersebut mempunyai daya
pengaruh yang mempengaruhi siswa supaya siswa menulis ke depan dan teman-teman
yang lain tahu. Tindak tutur ilokusi pada data (c) yang terdapat pada kalimat dalam buku
paket tiap siswa berbeda-beda bagian yang dicari membaca scanning, dalam tuturan
tersebut mempunyai daya pengaruh yang mempengaruhi siswa untuk segera membuka
buku paket tentang membaca scanning.
18
3) Menyuruh yang terdapat pada tuturan (a) yang terdapat pada kalimat mengingat berita,
dalam tuturan tersebut guru menyuruh siswa mengingat berita tentang ADIKSIMBA.
Tuturan (c) yang terdapat pada kalimat coba dicari satu paragraf awal, dalam tuturan
tersebut guru menyuruh siswa untuk mencari satu paragraf awal suka-suka yang ada
dalam buku paket karena ada bermacam-macam.
4) Menegur yang terdapat pada tuturan (a) yang terdapat pada kalimat Lkse mengko mas,
iki buku paket sik mas, dalam tuturan tersebut mengandung daya yaitu guru menegur
siswa kalau yang dibuka terlebih dahulu adalah buku paket bukan lksnya. Tuturan (c)
yang terdapat pada kalimat Bu guru ngomonge paket sik di buka lks, dalam tuturan
tersebut mengandung daya yaitu guru juga menegur siswa yang salah membuka LKS
bukan buku paket.
5) Mengkritik yang terdapat pada tuturan (a) mengandung daya pragmatik mengkritik yang
terdapat pada kalimat mocone ra pati banter, sih banter bu Dewi,tuturan tersebut
mempunyai maksud guru mengkritik siswa yang membacanya tidak keras dibandingkan
dengan guru
6) Menyarankan yang terdapat pada tuturan tuturan (a) guru bermaksud menyarankan
siswa yang terdapat pada kalimat memakai kaos kaki sesuai aturan yaitu tepat di bawah
lutut, dalam tuturan tersebut guru menyarankan siswa untuk memakai kaos kaki yang
sesuai aturan tepat dibawah lutut karena kalau tidak sesuai aturan akan dihukum.
7) Memuji yang terdapat pada tuturan (a) guru bermaksud memuji siswa yang terdapat
dalam kalimat kamu mbak Putri yang cantik, dalam tuturan tersebut guru memuji siswa
yang bernama Putri karena guru akan menyuruhnya untuk membaca satu paragraf awal.
8) Memutuskan yang terdapat pada tuturan (a) terdapat daya pragmatik yang memutuskan
dan terdapat dalam kalimat lain waktu saya kupas lagi tentang daftar pustaka,dalam
tuturan tersebut guru memutuskan untuk membahas daftar pustaka dilain waktu karena
daftar pustaka sering keluar dalam ujian nasional. Tuturan (c) yang terdapat pada kalimat
yang ini saya terima,dalam tuturan tersebut guru bermaksud memutuskan untuk
menerima laporan siswa tetapi daftar pustakanya salah. Efek perlokusi yang diharapkan
19
supaya siswa yang lain tidak meniru dan daftar pustakanya benar karena sudah dijelaskan
oleh guru.
9) Menyindir yang terdapat pada tuturan Dalam tuturan (a) mengandung daya pragmatik
yang menyindir yang terdapat pada kalimat Risky mung glandrah sik males-males wegah
mikir, dalam tuturan tersebut guru bermaksud menyindir Risky karena kerjaannya
melamun tidak mau berfikir seperti temannya, dan efek perlokusi yang diharapkan
supaya Risky segera sadar dan ikut berfikir untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru. Tuturan (c) yang terdapat pada kalimat Gilang rame wae, dalam tuturan tersebut
guru bermaksud menyindir Gilang karena ramai saja padahal pekerjaannya belum
selesai. Efek perlokusi yang diharapkan supaya Gilang segera menyelesaikan
pekerjaannya tidak ramai saja.
10) Memarahi yang dalam tuturan (a) di atas mengandung daya pragmatik memarahi yang
terdapat pada kalimat lha kok dari tadi rame terus, dalam tuturan tersebut guru
bermaksud memarahi siswa karena ramai terus sedangkan pekerjaannya belum selesai
yaitu disuruh membaca.
20
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Setiap karya tulis pastinya memiliki ciri-ciri yang berbeda antara satu dengan yang lain,
baik dari segi bahasa, kelebihan, maupun kekurangannya. Dalam kedua artikel ini
terkandung informasi yang melimpah yang membuat pembaca menjadi tertarik untuk
membaca atau menganalisis artikel ini.
6.2 Saran
Didalam kelebihan dari kedua artikel tersebut agar lebih dipertahankan dan diperkuat
lagi, dan mengenai kekurangan artikel agar lebih diteliti lagi untuk mencapai hasil yang
lebih maksimal.
21