Anda di halaman 1dari 12

Skor Nilai:

CRITICAL JOURNAL
RIVIEW MK. SEMANTIK
Anwar S1 Pendidikan Bahasa
PRODI
Rudi sastra indonesia
dan
Fakultas Bahasa dan Seni

SEMANTIK DALAM BAHASA


(Anwar Rudi,2016)

NAMA MAHASISWA : Natalia Debriyanti S


NIM: 221331055
DOSEN PENGAMPU : Yuliana Sari S.Pd, M.Pd

MATA KULIAH : SEMANTIK

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN


SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur kehadirat


Tuhan yangMaha Esa, sebab telah memberikan rahmat dan
karuniaNya , penulis mampumenyelesaikan tugas “CRITICAL JOURNAL
RIVIEW” . Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah saya
yaitu “SEMANTIK”.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih


kepada Ibu Yuliana Sari S.Pd, M,Pd selaku dosen mata kuliah yang telah
membimbing penulis dalam menyusunan critikal journal review ini.

Tugas critical journal review ini disusun dengan harapan dapat


menambah pengetahuan dan wawasan kita semua khususnya dalam hal
Filsafat Pendidikan. Penulis menyadari bahwa tugas critical journal
review ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila dalam tugas ini
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, penulis mohon maaf karna
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman penulis masih terbatas ,
karna keterbatasan ilmu dan pemahaman penulis yang belum seberapa.
Karena itu Penulis sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca
yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini.

Penulis berharap semoga tugas critical journal review ini dapat


bermanfaatbagi pembaca dan bagi penulis khususnya. Atas perhatian
nya penulis mengucapkan terima kasih .

Medan, Maret 2023

PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR

Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa
karena mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat
beberapa hal penting sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang
sesuai dengan topik yang diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba
untuk menuliskan kembali dengan bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut. Jurnal
memiliki beberapa ciri-ciri, seperti dibatasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
organisasi penerorganisasi yang memuat jurnal ilmiah; memiliki judul dan nama penulis
serta alamat email dan asal organisasi penulis; terdapat abstract yang berisi ringkasan
dari isi jurnal, introduction, metodologi yang dipakai sebelumnya dan metodologi yang
diusulkan, implementasi, kesimpulan dan daftar pustaka.
Langkah penting dalam mereview sebuah jurnal, yaitu mengemukakan bagian
pendahuluan, mengemukakan bagian diskusi, mengemukakan bagian kesimpulan. Hal-
hal yang perlu ditampilkan dalam critical journal review, yaitu mengungkapkan
beberapa landasan teori yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam
penelitiannya dan tujuan apa yang ingin dicapai; mengungkapkan metode yang
digunakan, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, alat pengumpul data, dan
analisis data yang digunakan; mengambil hasil dari penelitian yang telah dilakukan
dengan memberikan deskripsi secara singkat, jelas, dan padat; serta menyimpulkan isi
dari jurnal.

B. Tujuan Penulisan CJR


Memahami dan menganalisis kelebihan dan kekurangan dari suatu jurnal.
Mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada.
Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam suatu jurnal.

C. Manfaat CJR
Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang
terdapat dalam suatu jurnal.
Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan suatu jurnal di penerbitan berikutnya.

D. Identitas Jurnal yang Direview

1. Judul Jurnal : Semantik dalam bahasa


2. Edisi Terbit : 2016
3. Pengarang Jurnal : Anwar Rudi
4. Penerbit : Kariman
5. Kota Terbit :-
6. Nomor ISSN : kariman, vol. 04 no.01 2016
7. AlamatSitus :
https://jurnal.inkadha.ac.id/index.php/kariman/article/view/65
E. indetitas jurnal pembanding

1. Judul Jurnal: Konsep Semantik pada pembelajaran bahasa


2 Edisi Terbit: Maret 2015
3. Pengarang Jurnal: Zainuddin
4. Penerbit: aldin
5. Kota Terbit: Medan
6 Nomor ISSN: -
7. Alamat Situs:
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL

1. JURNAL UTAMA

A. Pendahuluan

Kajian mendasar dalam ilmu bahasa adalah kajian semantik yang meliputi
studi tentang bagaimana makna dibangun, diinterpretasikan, diklarifikasi,
tertutup, ilustrasi, disederhanakan dinegosiasikan, bertentangan dan
mengulangi. Makna bahasa, khususnya makna kata, terpengaruh oleh berbagai
konteks. Makna kata dapat dibangun dalam kaitannya dengan benda atau objek
di luar bahasa. Dalam konsepsi ini, kata berperan sebagai label atau pemberi
nama pada benda- benda atau objek-objek yang berada di alam semesta.
Kalimat, ujaran dan proposisi perlu dipahami dalam kajian semantik.
Dalam keseharian, kerap tidak kita bedakan atau kalimat dengan ujaran.
Kalimat sebagaimana kita pahami satuan tata bahasa yang sekurang-kurangnya
terdiri dari subjek dan predikat. Sedangkan ujaran dapat terdiri dari satu kata,
frase atau kalimat yang diujarkan oleh seorang penutur yang ditandai oleh
adanya unsur fonologis, yakni kesenyapan. dalam semantik kedua konsep ini
memperlihatkan sosok kajian makna yang berbeda. Makna ujaran, misalnya
lebih banyak dibahas dalam semantik tindak tutur. Peran konteks pembicaraan
dalam mengungkapkan makna ujaran sangat penting. Sementara kajian makna
kalimat lazimnya lebih memusatkan pada konteks tata bahasa dan unsur lain.
Penelitian ini berkaitan dengan medan makna tersebut. Apa sajakah jenis-jenis
makna serta faktor perubah makna dalam bahasa Arab dan Bahasa Indonesia.
Bagaimanakah perkembangan semantik dalam bahasa Arab dan Bahasa
Indonesia yang menyerap bahasa Arab.

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang karakteristik
makna pada bahasa Arab dan mengenali jenis-jenis makna dalam bahasa Arab
serta untuk mengetahui perkembangan semantik dalam bahasa Arab ataupun
mengetahui contoh kata serapan Bahasa Arab dalam Bahasa Indonesia. Jadi
dengan memahami dan menguasai semantik, akan mempermudah dan
memperlancar dalam pembelajaran bahasa berikutnya misalkan dalam
mempelajari pragmatik, karena pada dasarnya kedua bidang bahasa ini saling
berhubungan dan menunjang satu sama lain. Bagi pelajar sastra, pengetahuan
semantik akan banyak member bekal teoritis untuk menganalisis bahasa yang
sedang dipelajari. Sedangkan bagi pengajar sastra, pengetahuan semantik
akanmember manfaat teoritis, maupun praktis. Secara teoritis, teori-teori
semantikakan membantu dalam memahami dengan lebih baik bahasa yang akan
diajarkannya. Dan manfaat praktisnya adalah kemudahan untuk mengajarkannya
C. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji makna/ tanda/


sesuatuyang terdapat dibalik kata yang ditransfer atau diungkapkan dan
sesuatu yang menjelaskan hubungan antara petanda (kata) dan penanda (sesuatu
yang difahami diluar bahasa). Serta untuk mengetahui tentang sifat-sifat dari
simbol bahasa ataukajian makna yang ada pada simbol tersebut dari aspek
relasi makna dengan struktur bahasa, perkembangan makna, macam-macam
makna dan sebagainya. Dalam penelitian semantik diharapkan pendegar
memahami dengan baik maknayang dimaksud dari perkataan/pembicaraan
lawan bicara atau ungkapan- ungkapan yang dibacanya. Dan juga untuk
menghindari pengguna bahasa Arabdari kesalahan semantik menyangkut
pemilihan dan penggunaan kosa-kata yangtepat sesuai dengan struktur dan
konteks kalimat. Termasuk juga kesalahan penggunaan istilah dan idiom dan
ungkapan kinayah, isti‘arah dan majaz.

D. Hasil dan Pembahasan

1. Perubahan Makna Serta Faktor Yang Mempengaruhinya

Faktor Kebahasaan (linguistic causes), dalam bahasa Arab disebut al-siyâq al-
lughawî yaitu perubahan makna karena faktor kebahasaan berhubungan
dengan fonologi, morfologi dan sintaksis ataupun kumpulan suara, kata-
kata, dan kalimat yang dapat mengantarkan pada suatu makna tertentu,
atau seluruh keadaan, kondisi, dan unsur-unsur kebahasaan yang melingkupi
sebuah kata.
(1). Faktor Kesejarahan (historical causes) dalam bahasa Arab disebut al- siyâq al-
mauqifi yang dapat dirinci karena; [a] faktor objek, [b] faktor institusi, [c]
faktor ide, dan [d] faktor konsep ilmiah. Yang dimaksud dengan konteks
kesejarahan disini adalah situasi eksternal yang mungkin bisa dikandung
oleh makna sebuah kata, dan hal itu menuntut untuk mempunyai makna
tertentu.
(2). Faktor Sosial (social causes), dalam bahasa Arab disebut al-siyâq al-tsaqâfî yaitu
perubahan makna yang disebabkan oleh faktor sosial dihubungkan dengan
perkembangan makna kata dalam masyarakat serta nilai-nilai kultural dan
sosial yang kandung oleh sebuah kata atau kalimat, hal ini terkait dengan
kebudayaan dan masyarakat tertentu. Karena itulah, perbedaan lingkungan
budaya pada suatu masyarakat akan mengakibatkan perbedaan makna
kalimat pada lingkungan budaya masyarakat yang lain. Perbedaan makna
bahasa antara Indonesia dan Arab juga bisa disebabkan oleh faktor ini.
(3). Faktor Psikologis (psychological causes) dalam bahasa Arab disebut al-siyâq al-
‘âthifî yang berupa: [a] faktor emotif (emotive vactors), [b] kata-kata tabu, yang
dapat dirinci (1) tabu karena takut (taboo of fear), (2) tabu karena kehalusan
kata (taboo of delicacy), (3) tabu karena kesopanan (taboo of propriety),secara
keseluruhan merupakan kumpulan perasaan dan interaksi yang kandung
oleh makna kata-kata, dan hal ini terkait dengan sikap pembicara dan situasi
pembicaraan. Sementara makna emosional yang dikandung oleh kata-
kata itu berbeda-beda kadar kekuatannya, ada yang lemah, ada yang sedang,
dan ada yang kuat. Serta tergantung dari daya cipta dan kreasi seninya.
(4). Pengaruh Bahasa Asing, perubahan bahasa yang satu terhadap bahasa yang
lain tidak dapat dihindarkan. Hal itu disebabkan oleh interaksi antara sesama
bangsa.
(5). Karena kebutuhan akan kata-kata baru, kebutuhan akan kata baru sebagai
akibat perkembangan pikiran manusia serta tuntutan untuk berinovasi.
Kebutuhan tersebut bukan saja karena kata atau istilah itu belum ada, tetapi
orang merasa perlu menciptakan istilah baru untuk suatu konsep.

2. Kata Yang Mengalami Penyempitan Makna

Yaitu membatasi makna lafal umum terhadap makna tertentu saja, dengan
demikian makna kata tersebut cakupannya telah berkurang dari makna yang
sebelumnya. Contoh makna lafal yang menyempit kata ‫ ؼريى‬yang berarti sesuatu
yang tidak boleh disentuh, kini artinya menyempit untuk perempuan saja. Kata
‫ انصؽاتح‬yang berarti teman dalam arti luas kini menyempit dan menjadi sahabat
nabi saja, kata ‫ انرىتح‬yang berarti ―kembali‖ kemudian menjadi kembali dari dosa,
kata ‫ انؽط‬yang berarti bermaksud menjadi bermaksud ke baitullah.
Penyempitan makna yang dimaksud adalah bahwa kata pungutan bahasa
Arab di dalam perkembangannya dari bahasa modelnya mengalami penyempitan
atau pembatasan makna. Pungutan kata yang mengalami penyempitan makna
dapat dilihat seperti dalam contoh berikut:
……… kalau jamaah itu terdiri atas beberapa saf, terdiri atas jamaah laki-laki
dewasa, kanak-kanak, maka hendaklah diatur saf sebagai berikut: di
belakang imam adalah laki-laki, saf kanak-kanak,
kemudian saf perempuan….(contoh 1)
……… dengan demikian terdapat kelompok-kelompok orang Kristensetempat
yang disebut jemaat……(contoh 2)
……….acara maulud akan menghadirkan mubalig sejuta umat……(contoh 3)
……….peringatan maulid dihadiri oleh pejabat tinggi…..(contoh 4)
3. Kata Yang Mengalami Perluasan Makna

Hal ini terjadi ketika adanya pergeseran dari makna khusus menjadi makna
umum. Misalnya kata ‫ نىغ‬yang dulunya berarti sejenis benda yang digunakan untuk
menulisi kemudian meluas artinya menjadi pelat, bangun perahu, papan dan
orang besar tulang tangan dan kakinya. Kata ‫ انثأش‬yang dulunya berarti kesusahan
dalam perang meluas menjadi kesusahan dalam segala hal, kata ‫ انؼميمح‬yang berarti
rambut bayi yang tumbuh sejak dalam kandungan meluas menjadi binatang yang
ً
disembelih ketika rambut bayi dipotong, kata ‫ انعذ‬yang berarti penuhnya perut
binatang karena makanan meluas menjadi dipenuhi kemulian.
Contoh Perluasan makna dalam bahasa Indonesia yang dimaksudkan yaitu
pungutan bahasa Arab memperlihatkan perluasan maknanya jika dibandingkan
dengan makna yang terkandung dalam bahasa modelnya. Pungutan kata yang
mengalami perluasan makna dapat ditemukan dalam data berikut ini:
…….Oleh sebab itu marilah kita memperbanyak membaca al-Qur‘an,
memperbanyak membaca shalawat, memperbanyak zikir, memperbanyak
tasbih, memperbanyak sedekah dan lain sebagainya……(contoh 1)
…….sebelumnya marilah kita eling atau zikir……(contoh 2)
………keluarganya akan mengadakan sedekah setelah empat puluh hari orang
tuanya meninggal………(contoh 3)
BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Pada penulisan CJR ini, penulis membandingkan jurnal utama dengan pembanding.
Dengan jurnal utama yang berjudul “ SEMANTIK DAN BAHASA” dan jurnal kedua yang
berjudul” Konsep Semantik pada pembelajaran Bahasa” Edisi Terbit: Maret 2015.

Pada jurnal utama disebutkan bahwa perubahan makna kata bisa terjadi
melalui dua faktor. Pertama, faktor internal, yang termasuk dalam kategori faktor
internal adalah faktor fonologi, morfologi, dan sintaksis dari kata itu. kedua, faktor
eksternal. Untuk faktor eksternal sendiri dibagi menjadi dua; sosial-budaya dan
ilmu pengetahuan. Adapun yang termasuk dalam kategori faktor eksternal sosial-
budaya adalah faktor kesejarahan, faktor psikologi, faktor pengaruh bahasa asing.
Sedangkan faktor ilmu pengetahuan meliputi ditemukannya bidang ilmu baru dan
inovasi baru.
Perubahan makna kata bahasa Indonesia yang diserap dari Bahasa Arab
bisa saja berupa perluasan makna, penyempitan makna, ameliorasi, metafora,
metonimi ataupun kata kata baru yang menandainya sehingga hubungan
dalamarti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran
dan semua hal yang ditunjukkannya (lambang-lambang bahasa) dapat bersinergi
secara sempurna.

Sedangkan jurnal pembanding membahas tentang dari ketiga konsep


semantik, terlihat bahwa ada kesenjangan antara penyusun program ( rancangan
pembelajaran Bahasa). Kesenjangan tersebut akan memberikan kontribusi, karena
masing masing model memiliki keterandalan program.
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ISI JURNAL

KELEBIHAN:

1. Jurnal utama memiliki teorema yang lebih lengkap dibandingkan dengan jurnal
pembanding.
2. Jurnal utama memiliki lebih banyak refernsi yang dapat menguatkan teori pada
isi jurnal.
3. Jurnal utama memiliki data yang relevan dan kuantitatif. Sehingga menjadi
lebih meyakinkan.

KEKURANGAN:

1. Pada jurnal utama, penulis kerap kali mencantumkan kat kata asing ( yang
bukan Bahasa Indonesia) sehingga sulit untuk dipahami para pembaca.
2. Jurnal pembanding tidak mencantumkan nomor ISBN
3. Pada jurnal utama sering sekali ditemukan kesalahan penulisan.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan kedua jurnal, dapat ditarik kesimpulan yaitu makna kata dalam
bahasa Indonesia yang dipungut dari bahasa Arab. Perlu untuk diketahui bahwa
perubahan makna kata bisa terjadi melalui dua faktor. Pertama, faktor internal,
yang termasuk dalam kategori faktor internal adalah faktor fonologi, morfologi,
dan sintaksis dari kata itu. kedua, faktor eksternal. Untuk faktor eksternal sendiri
dibagi menjadi dua; sosial-budaya dan ilmu pengetahuan. Adapun yang termasuk
dalam kategori faktor eksternal sosial- budaya adalah faktor kesejarahan, faktor
psikologi, faktor pengaruh bahasa asing. Sedangkan faktor ilmu pengetahuan
meliputi ditemukannya bidang ilmu baru dan inovasi baru.

B. SARAN

Berdasarkan kekurangan yang penulis sebutkan sebelumnya, penulis menyarankan


agar dalam menyusun sebuah jurnal, ada baiknya memakai Bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Tidak perlu memaksakan untuk mencampur Bahasa asing dan
membuat pembaca kebingungan.

Penulis juga menyarankan agar tidak memakai satu referensi dalam menulis
sesuatu. Karena satu referensi saja belum cukup untuk membuktikan kebenaran suatu
penelitian. Sekian yang dapat penulis sampaikan, terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Abd Tawwâb, Ramadhân. Fuşûl fī Fiqh al-Arabiyah, Kairo: Maktabah al-


Khanjī, 1979
al-Ţanţâwī, Muhammad. Nasyatu al-Nahwi wa al-Târikh Asyhuri al- Nuhât.
Beirut: Dâr al-Manâr,1991
Chaer,Abdul. Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, cet. 2, 2003 Chaer,Abdul.
Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta,
Cet. Ke-1,1990
Darwisī,Abdullah. al-Ma'âjim al-'Arabiyah, Beirut: al-Maktabah al-
Faişaliyah, 1986
Djajasudarma, T. Fatimah. Semantik 1 Pengantar ke Arah Ilmu Makna,
Bandung: Eresco, 1993
Hijâzī, Mahmûd Fahmī. Madkhal ilâ 'Ilm al-Lughah, Kairo: Dâr al-Śaqâfah,1978
Jinnī, Ibn. al-Khaşâiş, Kairo: Dâr al-Kutub al-Mişriyah, cet ke 2, 1983Kebudayaan,
Departemen Pendidikan Dan.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan
Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka,
Cet 2, 1989
Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2001
Lyons, John. Semantics, Cambridge: Cambridge University Press, 1977 Lyons, John.
Pengantar Teori Linguistik (terj.), I.Soetikno, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama,1995
Manqur, Abd al-Jalil. Ilm Al-Dalalah: Ushuluhu Wa Mabahitsuhu Fi al-Turatsal-Arabi,
Damaskus: Mansyurat Ittihad al-Kitab al-Arabi, 2001
Palmer, F. R. Semantics; A New Outline, Cambridge: Cambridge UniversityPress,
1976
Pateda, Mansoer. Semantic Leksikal, Jakarta: Rineka Cipta, 2001
Ruskhan, Abdul Gaffar. Bahasa Arab Dalam Bahasa Indonesia, Jakarta:
Grasindo, 2007
Ullmann, Stephen. Semantics: An Introduction to The Science of Meaning,Oxford: Basil
Blackwell, 1972
Umar, Ahmad Mukhtâr. al-Buhûś al-Lughawiyah ‘inda al- Arab, Beirut: Dâral-Kutub
al-Islâmiyah, 1982

Anda mungkin juga menyukai