Menyebutkan berbagai
metode yang digunakan
untuk melakukan
pengukuran massa atom
58
MASSA atom
59
Studi lebih lanjut terarah pada unsur radioaktif. Hasil studi
menunjukkan, ada beberapa unsur radioaktif memiliki
sifat kimia yang sama tetapi memiliki massa atomik yang
berbeda. Sebagai contoh adalah Pb memiliki nomor
massa yang berbeda-beda yaitu 206, 207, dan 208.
Soddy menamakan atom-atom tersebut dengan nama
isotop yang berasal dari kata isos berarti sama dan topos
berarti tempat. Atom-atom yang memiliki sifat kimia sama
namun nomor massa berbeda ditempatkan pada tempat
yang sama pada sistem keperiodikan sebagai suatu
isotop.
Setelah keberadaan isotop diketahui dari unsur radioaktif,
maka penemuan isotop dari unsur yang bukan radioaktif
pertama kali dilakukan oleh J.J. Thomson sekitar tahun
1910. Ia menganalisis lintasan sinar positif yang
mengalami defleksi oleh medan magnet dan medan
listrik. Unsur yang pertama kali diteliti adalah neon yang
diperoleh dari campuran dua isotop dengan massa atom
20 dan 22, rerata massa atomik Ne adalah 20,20 amu.
Berat atom neon diperoleh dengan cara :
9 x20 1x 22 20,2 amu
10
Ada beberap istilah yang perlu diketahui yaitu :
a. Isotop adalah inti yang memiliki nomor atom, Z yang
sama tetapi jumlah neutron yang berbeda.
b. Isobar adalah inti dengan nomor massa yang sama, A.
c. Isoton adalah inti yang memiliki jumlah neutron yang
sama.
Skala Massa
60
Untuk tujuan pengukuran massa atom ada dua skala yang
umum yang dapat digunakan yaitu :
a. Kimia atau skala atomik. Skala kimia mengambil massa
campuran isotop oksigen yang terdapat di alam yaitu
16,000000 amu (campuran isotop oksigen alami yaitu:
8 O16 (99,76%), 8O17 (0,04%), 8O18 (0,20%)).
b. Skala fisika. Skala fisika mengambil massa oksigen yang
paling berlimpah, yaitu: 8 O16 16,000000 amu.
Rasio kedua skala ini adalah:
skala massa fisika
1,000275 0,000005
skala massa atom
61
Thomson menunjukkan unsur-unsur yang bukan
radioaktif juga merupakan campuran isotop. Lebih lanjut
dilakukan pengukuran terhadap massa isotop yang lebih
akurat.
Dengan perkembangan metode dengan tingkat
keakuratan dan ketepatan yang lebih tinggi
dibandingkan metode Thomson, tetapi dengan prinsip
yang sama yaitu defleksi ion positif oleh medan listrik
dan medan magnet maka pengukuran massa isotop
memiliki tingkat kesalahan yang kecil.
Pemberian kuat medan listrik dan magnet eksternal yang
62
O
M
N P
A
F
J I
H
C
M P
N
63
celah dengan menghubungkan pada sebuah sumber arus
listrik. Sinar ion positif ini bergerak paralel dalam medan
listrik dan magnetik yang diberikan secara serempak. Arah
medan tegak lurus arah lintasan ion positif dan ion positif
dipengaruhi medan listrik dan magnetik yang bekerja
serempak. Setelah melalui medan magnetik dan listrik, ion
positif jatuh pada plat fotografik, H. Pada plat ini, jejak ion
positif tercacah membentuk pola berbentuk parabola.
Katode celah S2
M z
P
celah S1
P
berkas ion
M
x
Pelat fotografik (H)
y
64
Pada sistem koordinat xy, arah gerak ion positif searah
sumbu x positif dan arah medan elektrik dan magnetik
pada sumbu y positif (seperti pada gambar 4.2). Efek
medan listrik akan mempercepat gerak ion positif dalam
arah-y positif.
Fy elek qE Ma y
(1)
dimana q adalah muatan ion positif
E adalah intensitas medan listrik antara plat
M adalah massa masing-masing ion, dan
ay adalah percepatan ion dalam arah y
t l
v
(2)
Penyimpangan ion positif dalam arah y adalah :
1 1 qEl 2
y a yt 2
2 2 Mv 2
(3)
Medan magnetik yang bekerja pada ion
mendefleksikan/menyimpangkan ion positif dalam arah
yang tegak lurus B dan v yaitu dalam arah-z. Gaya
pemercepat ion pada arah-z adalah:
65
Fz mag qvB Ma z
(4)
dimana B adalah kuat medan magnet dan a z adalah
percepatan dalam arah-z.
Defleksi dalam arah-z diperoleh dari persamaan (2) dan (4).
diberikan oleh persamaan :
1 2 1 qvBl 2 1 qBl 2
z azt
2 2 Mv 2 2 Mv
(5)
1 q 2 B 2l 4
z2
4 M 2v 2
dimana
1 qEl 2
v2
2 My
1 q 2 B 2 l 4 2 My
z2
4 M 2 qEl 2
1 qB 2 l 2
z2 y
2 EM
z2
l 2
B2q
y
atau z2
l 2
B2q
y
2 EM 2 EM
Atau
kq
z2 y
M
(6)
66
yang mana persamaan (6) merupakan persamaan
l 2B2
parabola, karena k adalah konstan.
2E
P 1
Z
2
0
Y Y
Z
Q
67
Gambar 4.4. Pola Parabola yang diperoleh dengan metode J.J.
Thomson
adalah:
q z
2
............................................................................................. 7.a
M ky
kq
z2 y.......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ......... 7.b
M
kq
M y.................................................................................................. 7.c
z2
68
Jadi dapat disimpulkan bahwa neon memiliki dua isotop.
Aston menemukan bahwa dari 100 cm 3 gas Neon biasa,
dua bagian dengan berat 2-3 cm3 dihitung dari ketebalan
20,15 dan 20,28. Bagian dengan berat atomik yang lebih
sedikit dianggap memiliki berat atomik 20 lebih dari Neon
biasa. Meskipun pembuktiannya tidak lengkap tetapi tetap
kesimpulannya yaitu bahwa neon memiliki dua isotop
dengan berat 20 dan 22.
69
Hal ini dikarenakan sebagian besar sinar ion hilang pada
saat tumbukan, total intensitas sinar sangat kecil sampai
jejak foto tidak jelas.
Sinar juga menyebar keluar dari parabola merupakan
kontribusi berkurangnya intensitas. Jejak pada plat
fotografik buram tanpa adanya tepi yang jelas dan karena
inilah menyebabkan pengukuran menjadi tidak akurat.
Sebuah metode yang lebih akurat diperlukan untuk
menenliti lebih lanjut keberadaan isotop.
Keadaan ini mendorong berkembangnya banyak
spektrometer massa dan spektrograf massa. Penelitian
yang dimulai oleh J.J Thomson, kemudian dilanjutkan oleh
F.W. Aston.
Penelitian Aston lebih baik dan mempunyai hasil yang lebih
tepat daripada yang lain. Peningkatan utama yang
diperlukan adalah daya pisah (dispersive power)
(pemisahan ion berdasarkan massa yang berbeda) dan
sensitivitas peralatan.
Hal ini memungkinkan untuk membawa semua ion fokus
pada sebuah titik untuk menghindari penyebaran di luar
pola parabola.
Prinsip pada metode ini adalah menerapkan medan listrik
dan magnet pada arah yang berbeda. Pertama, medan
listrik menghasilkan penyebaran ion sinar positif dengan
kecepatan v dan kemudian medan magnetik diberikan
pada sudut kanan arah medan listrik yang membawa
72
Gambar 4.6. Skema Spektrometer Massa
73
Gambar 4.7. Skema spektrometer massa Dempster
75
Sebuah partikel bermassa M dan bermuatan q, jatuh
melalui beda potensial V, maka partikel tersebut memiliki
energi kinetik :
1
Mv 2 qV
2
(8)
q 2V
2 2
M BR (10)
76
Jika V dan B diatur tetap, radius R bergantung pada harga
q
M . Gambar (5.9) memperlihatkan tiga harga q M yang
berbeda
P
To pump
E
S2 Q
S1
78
memberikan berat atom yaitu 39,10 dan hal ini sesuai
dengan berat atomik kimia.
Hasil pencatatan yang dinyatakan dalam bentuk diagram
garis Molybdenum (Mo). Ini menunjukkan arus listrik yang
q
M
79
C. Metode Pencacahan Massa Ganda
Metode yang paling moderen yang akurat untuk mengukur
massa isotop dengan menggunakan spektograph massa
adalah metode pencacahan massa ganda.
Teknik ini melibatkan penentuan perbedaan massa antara
dua ion yang nomor massanya yang hampir sama dengan
perbedaan massa yang sangat kecil.
Untuk menghasilkan intensitas yang baik pada dua berkas
ion tersebut dengan cara mencocokkan.
Perbedaan jarak antara dua garis pada plat fotografik
menyatakan perbedaan massa dari dua ion tersebut.
Jika massa salah satu ion diketahui secara akurat, massa
ion yang lain dapat ditentukan dengan keakuratan yang
sangat tinggi.
Tingkat ketelitian pengukuran adalah 1 berbanding 10 3,
massa dapat dihitung dengan tingkat ketelitian mencapai
orde 1 berbanding 106.
2
d2
1
d1
Standar/baku
a. H
1
2
H
2
80
b. H 2
3 C 12
c. C 12
H 41 H
16
A n 2; H 1
2
H = 2H D
2
A n 2; H 2
3 C = 3D 12 C
12
A n 2; C 12
H 41 H =
16
C 4H O
C 4 H 16
4 H 6 D 2 16
4 H 6 D 2 16
81
16 H 6 2 16 , sehingga H 83 18 161 1
H H 1 1 83 81 161
D H 2 2 14 14 18
C C 12 12 32 12 34
82
Ada banyak spektrografik massa cacah ganda, beberapa
diantaranya menunjukkan :
C 12 H 1 2 N 14 N
14
2 C 12 O 16
H O
2
2
16
Ne 20 C 12 O 16 Si 28
P 31 H 1 S 32 O
16
2 S 32
H
2
2 O 16 12 A 40 Ne 20 1
2
A 40
83