Anda di halaman 1dari 26

Indikator Ketercapaian

Menyebutkan berbagai
metode yang digunakan
untuk melakukan
pengukuran massa atom

Menjelaskan perolehan massa


dari berbagai metode
pengukuran massa atom

Menganalisa grafik yang


diperoleh dari berbagai
metode pengukuran massa
atom

Menyebutkan kelemahan dan


kelebihan berbagai metode
pengukuran massa atom

Menyelesaikan masalah yang


terkait dengan pengukuran
massa atom

58
MASSA atom

Masih ingatkah kalian tentang atom-atom suatu


unsur ??? Apakah atom-atom suatu unsure itu
identik ??????
Dalton menyatakan unsur tersusun oleh atom-atom yang
identik. Tersirat massa atom-atom tersebut juga identik.
Ilmuan lainnya lebih berpegang pada pandangan semua
atom pada suatu unsur tidak harus memiliki massa yang
identik.
Pada tahun 1815, Prout menyatakan atom-atom pada
semua unsur tersusun oleh atom hidrogen. Dengan
demikian massa pada suatu unsur merupakan kelipatan
dari massa atom hidrogen. Pada kenyataanya massa
suatu atom bukan merupakan kelipatan bilangan bulat.
Ide Prout dinyatakan dalam bentuk yang berbeda oleh
ilmuwan Crookes (1886). Crookes menyatakan semua
atom harus memiliki massa atom yang bulat sedangkan
unsur memiliki massa atom tidak bulat, yaitu campuran.
Sebagai contoh, unsur Chlor yang memiliki massa atomik
adalah 35,46 amu, yang merupakan campuran atom-atom
( 34 Cl , 35
Cl , dan 36
Cl ) yang memiliki massa 34, 35, 36 amu,
dengan perbandingan tertentu memberikan rerata
massa atomik Chlor 35,46 amu.
Penemuan radioaktif pada akhir abad ke-19 dan penelitian
terhadap sifat-sifat unsur radioaktif cukup memberikan
bukti untuk mendukung pernyataan atom-atom pada
suatu unsur mengindikasikan tidak memiliki massa yang
identik.

59
Studi lebih lanjut terarah pada unsur radioaktif. Hasil studi
menunjukkan, ada beberapa unsur radioaktif memiliki
sifat kimia yang sama tetapi memiliki massa atomik yang
berbeda. Sebagai contoh adalah Pb memiliki nomor
massa yang berbeda-beda yaitu 206, 207, dan 208.
Soddy menamakan atom-atom tersebut dengan nama
isotop yang berasal dari kata isos berarti sama dan topos
berarti tempat. Atom-atom yang memiliki sifat kimia sama
namun nomor massa berbeda ditempatkan pada tempat
yang sama pada sistem keperiodikan sebagai suatu
isotop.
Setelah keberadaan isotop diketahui dari unsur radioaktif,
maka penemuan isotop dari unsur yang bukan radioaktif
pertama kali dilakukan oleh J.J. Thomson sekitar tahun
1910. Ia menganalisis lintasan sinar positif yang
mengalami defleksi oleh medan magnet dan medan
listrik. Unsur yang pertama kali diteliti adalah neon yang
diperoleh dari campuran dua isotop dengan massa atom
20 dan 22, rerata massa atomik Ne adalah 20,20 amu.
Berat atom neon diperoleh dengan cara :
9 x20 1x 22 20,2 amu
10
Ada beberap istilah yang perlu diketahui yaitu :
a. Isotop adalah inti yang memiliki nomor atom, Z yang
sama tetapi jumlah neutron yang berbeda.
b. Isobar adalah inti dengan nomor massa yang sama, A.
c. Isoton adalah inti yang memiliki jumlah neutron yang
sama.

Skala Massa

60
Untuk tujuan pengukuran massa atom ada dua skala yang
umum yang dapat digunakan yaitu :
a. Kimia atau skala atomik. Skala kimia mengambil massa
campuran isotop oksigen yang terdapat di alam yaitu
16,000000 amu (campuran isotop oksigen alami yaitu:
8 O16 (99,76%), 8O17 (0,04%), 8O18 (0,20%)).
b. Skala fisika. Skala fisika mengambil massa oksigen yang
paling berlimpah, yaitu: 8 O16 16,000000 amu.
Rasio kedua skala ini adalah:
skala massa fisika
1,000275 0,000005
skala massa atom

Massa yang diukur pada skala massa kimia merupakan


acuan bagi berat atom suatu unsur dan massa yang
diukur dengan skala massa fisika merupakan acuan bagi
berat isotop atau massa isotop.
Pada tahun 1960, Tenth General Assembly of the
International Union of Pure and Aplied Physics
merekomendasikan bilangan 12 sebagai massa nuklir
pada isotop karbon C12. Simbol untuk satuan ini adalah U.
Rasio pada dua skala massa fisika ini adalah:
16
skala massa O 0,99968218
12
skala massa C
Keduanya digunakan dalam skala massa fisika.

Pengukuran Massa Isotop


Penelitian isotop yang berasal dari unsur yang bukan
radioaktif dilakukan oleh Thomson.

61
Thomson menunjukkan unsur-unsur yang bukan
radioaktif juga merupakan campuran isotop. Lebih lanjut
dilakukan pengukuran terhadap massa isotop yang lebih
akurat.
Dengan perkembangan metode dengan tingkat
keakuratan dan ketepatan yang lebih tinggi
dibandingkan metode Thomson, tetapi dengan prinsip
yang sama yaitu defleksi ion positif oleh medan listrik
dan medan magnet maka pengukuran massa isotop
memiliki tingkat kesalahan yang kecil.
Pemberian kuat medan listrik dan magnet eksternal yang

diketahui, maka diperoleh satu nilai q M untuk ion positif

pada unsur yang diselidiki dan dengan mengetahui nilai


muatan q pada ion maka diperoleh nilai massa, M.

Bagaimana percobaan Thomson ??????????????

Analisa Sinar Positif


Pada tahun 1913, Thomson melakukan percobaan defleksi
ion positif untuk membuktikan bahwa isotop juga ada pada
unsur yang bukan berasal dari unsur radioaktif. Susunan
peralatan eksperimen Thomson ditunjukan pada gambar
(4.1).

62
O

M
N P
A
F
J I
H
C

M P
N

Gambar 4.1. Susunan Ekperimen metode J.J Thomson untuk


Pengukuran q M ion positif

Ion positif dihasilkan oleh gas pada tabung bola F. Anode A,


dan katode C ditempatkan di dalam bola F. Katode
terbentuk dari silinder dengan panjang 7 cm yang
ditempatkan pada ujung leher bola F. Lubang sempit
berdiameter kurang dari 1 mm dibuat sepanjang katode.
Katode didinginkan oleh selubung air J. Tabung bola F
dioperasi pada potensial antara 30.000 sampai 50.000 Volt.
Gas yang akan diteliti diijinkan masuk dengan laju tunak
melalui tabung kapiler I setelah bersirkulasi pada bola F
dipompakan keluar pada O. Dibawah pengaruh beda
potensial yang sangat tinggi, maka ion positif bergerak ke
arah katode dan melalui celah sempit. Seperti yang
diperlihatkan pada gambar (4.2), keping kutub (pole
pieces) PP, sebuah elektromagnetik MM ditempatkan di luar
tabung dekat katode. Keping kutub ini dilindungi dari
pengaruh elektromagnetik dengan selembar mika tipis NN
sehingga keping kutub dapat digunakan sebagai plat
sebuah kapasitor untuk menghasilkan medan listrik pada

63
celah dengan menghubungkan pada sebuah sumber arus
listrik. Sinar ion positif ini bergerak paralel dalam medan
listrik dan magnetik yang diberikan secara serempak. Arah
medan tegak lurus arah lintasan ion positif dan ion positif
dipengaruhi medan listrik dan magnetik yang bekerja
serempak. Setelah melalui medan magnetik dan listrik, ion
positif jatuh pada plat fotografik, H. Pada plat ini, jejak ion
positif tercacah membentuk pola berbentuk parabola.

Katode celah S2
M z
P
celah S1

P
berkas ion
M
x
Pelat fotografik (H)
y

Gambar 4.2. Defleksi Sinar Positif oleh Medan Magnet dan


Medan Listrik

Medan listrik E membelokkan ion dalam arah-y positif


pada bidang xy dan medan magnet B, membelokkan ion
tersebut pada sudut kanan bidang. Jika nilai E dan B
dijaga konstan, ion akan memiliki nilai q/M yang sama
tetapi memiliki nilai kecepatan v yang berbeda pada jejak
parabola pada plat fotografik. Ion yang mempunyai nilai
q/M yang berbeda-beda menghasilkan pola parabola
yang berbeda-beda.

64
Pada sistem koordinat xy, arah gerak ion positif searah
sumbu x positif dan arah medan elektrik dan magnetik
pada sumbu y positif (seperti pada gambar 4.2). Efek
medan listrik akan mempercepat gerak ion positif dalam
arah-y positif.

Fy elek qE Ma y

(1)
dimana q adalah muatan ion positif
E adalah intensitas medan listrik antara plat
M adalah massa masing-masing ion, dan
ay adalah percepatan ion dalam arah y

Jika kecepatan ion positif sebelum memasuki medan adalah


v (pada arah-x positif) dan panjang pelat adalah l ,
kemudian waktu t yang diperlukan oleh ion untuk
melewati medan adalah:

t l
v
(2)
Penyimpangan ion positif dalam arah y adalah :

1 1 qEl 2
y a yt 2
2 2 Mv 2

(3)
Medan magnetik yang bekerja pada ion
mendefleksikan/menyimpangkan ion positif dalam arah
yang tegak lurus B dan v yaitu dalam arah-z. Gaya
pemercepat ion pada arah-z adalah:

65
Fz mag qvB Ma z

(4)
dimana B adalah kuat medan magnet dan a z adalah
percepatan dalam arah-z.
Defleksi dalam arah-z diperoleh dari persamaan (2) dan (4).
diberikan oleh persamaan :

1 2 1 qvBl 2 1 qBl 2
z azt
2 2 Mv 2 2 Mv

(5)

eliminasi v dari persamaan (3) dan (5), diperoleh:

1 q 2 B 2l 4
z2
4 M 2v 2

dimana
1 qEl 2
v2
2 My

1 q 2 B 2 l 4 2 My
z2
4 M 2 qEl 2

1 qB 2 l 2
z2 y
2 EM

z2
l 2
B2q
y
atau z2
l 2
B2q
y

2 EM 2 EM

Atau
kq
z2 y
M

(6)

66
yang mana persamaan (6) merupakan persamaan

l 2B2
parabola, karena k adalah konstan.
2E

Ion positif yang mempunyai nilai q M yang sama dan

kecepatan yang berbeda yang membentuk satu pola


parabola.
Ion dengan kecepatan tinggi mengalami penyimpang yang
sangat kecil dan akan meninggalkan jejak pada plat
fotografik berupa titik O.
Pembalikan arah medan magnetik, pada setengah pola
parabola dapat menghasilkan jejak seperti pada gambar
(4.3).

P 1
Z
2

0
Y Y

Z
Q

Gambar 4.3. Pola parabola yang menggambarkan dua isotop


neon dengan nomor massa 20 dan 22 sma. Titik
potong PQ dengan parabola menyatakan energi
maksimum ion

67
Gambar 4.4. Pola Parabola yang diperoleh dengan metode J.J.
Thomson

Thomson menggunakan metode ini untuk beberapa jenis


gas antara lain H2, O2, CO, CO2, Ne. Hasil yang diperoleh
ditunjukkan pada gambar (4.4). Neon merupakan

campuran 2 buah isotop. Harga q M dari persamaan (6)

adalah:

q z
2
............................................................................................. 7.a
M ky
kq
z2 y.......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ......... 7.b
M
kq
M y.................................................................................................. 7.c
z2

dimana massa atom diperoleh 20 dan 22 sma. Karena berat


atom neon adalah 20,20 sma, maka harus ada sembilan
kali atom neon dengan massa atom 20 dan ada satu kali
dengan massa atom 22.
9 20 1 22 9 1 20,20

68
Jadi dapat disimpulkan bahwa neon memiliki dua isotop.
Aston menemukan bahwa dari 100 cm 3 gas Neon biasa,
dua bagian dengan berat 2-3 cm3 dihitung dari ketebalan
20,15 dan 20,28. Bagian dengan berat atomik yang lebih
sedikit dianggap memiliki berat atomik 20 lebih dari Neon
biasa. Meskipun pembuktiannya tidak lengkap tetapi tetap
kesimpulannya yaitu bahwa neon memiliki dua isotop
dengan berat 20 dan 22.

Gambar 4.5. Plat fotografik J.J. Thomson yang menunjukkan


neon
memiliki 2 isotop Ne-20 dan Ne-22

Melalui metode parabola memberikan indikasi yang jelas


tentang keberadaan isotop dari unsur non radioaktif.
Metode ini tidak menghasilkan nilai yang akurat untuk
massa isotop atau keberlimpahannya.
Mengapa ???????????????

69
Hal ini dikarenakan sebagian besar sinar ion hilang pada
saat tumbukan, total intensitas sinar sangat kecil sampai
jejak foto tidak jelas.
Sinar juga menyebar keluar dari parabola merupakan
kontribusi berkurangnya intensitas. Jejak pada plat
fotografik buram tanpa adanya tepi yang jelas dan karena
inilah menyebabkan pengukuran menjadi tidak akurat.
Sebuah metode yang lebih akurat diperlukan untuk
menenliti lebih lanjut keberadaan isotop.
Keadaan ini mendorong berkembangnya banyak
spektrometer massa dan spektrograf massa. Penelitian
yang dimulai oleh J.J Thomson, kemudian dilanjutkan oleh
F.W. Aston.
Penelitian Aston lebih baik dan mempunyai hasil yang lebih
tepat daripada yang lain. Peningkatan utama yang
diperlukan adalah daya pisah (dispersive power)
(pemisahan ion berdasarkan massa yang berbeda) dan
sensitivitas peralatan.
Hal ini memungkinkan untuk membawa semua ion fokus
pada sebuah titik untuk menghindari penyebaran di luar
pola parabola.
Prinsip pada metode ini adalah menerapkan medan listrik
dan magnet pada arah yang berbeda. Pertama, medan
listrik menghasilkan penyebaran ion sinar positif dengan
kecepatan v dan kemudian medan magnetik diberikan
pada sudut kanan arah medan listrik yang membawa

penyebaran ion positif dengan nilai q pada fokus.


M

Peningkatan sensitivitas memunculkan intensitas lebih


besar, yang mana dapat digunakan untuk pemisahan yang
70
sangat baik untuk menghasilkan gambar yang jelas.
Metode seperti ini disebut juga sebagai metode kecepatan
terpusat.
Pengembangan bentuk pada spektrograf massa Aston
menghasilkan tingkat ketelitian sebesar 1 berbanding
10.000 untuk penentuan massa isotop.
Instrumen terakhir, menggunakan prinsip yang sama
didesain oleh A. Dempster, K. Bainbridge dan E. jordan, J.
Mattauch, dan A. Nier.
Pengembangan desain intrumen tersebut menghasilkan
nilai massa isotop dengan tingkat ketelitian mencapai 1
berbanding 100.000. Spektrometer massa Nier juga
merupakan spektrometer yang memiliki tujuan yang baik
untuk perkembangan pengukuran massa isotop.

B. Spektrometer Massa Dempster


Sejak tahun 1919, Aston telah melakukan penelitian dalam
menentukan massa isotop dengan menyempurnakan
peralatan eksperimen Thomson yang menganalisis sinar
positif dalam medan magnet dan medan listrik. Namun
peralatan ini tidak dapat menganalisis nilai yang akurat
pada massa isotop.
Ion positif dibelokkan dalam sebuah medan magnet yang
terlebih dahulu melalui tahapan ionisasi. Partikel-partikel
bermuatan listrik dibelokkan dalam medan magnet dan
partikel-partikel yang tidak bermuatan (netral) tidak
dibelokkan.
Tahapan-tahapan pada spektrometer massa dalam
mengukur massa isotop adalah :
a. Tahap pertama : Ionisasi
71
Atom diionisasi dengan mengambil satu atau lebih
elektron dari atom tersebut supaya terbentuk ion positif.
Ini juga berlaku untuk unsur-unsur yang membentuk ion-
ion negatif (sebagai contoh, klor) atau unsur-unsur yang
tidak pernah membentuk ion (sebagai contoh, argon).
spektrometer massa ini selalu bekerja hanya dengan ion
positif.
b. Tahap kedua : Percepatan
Ion-ion tersebut dipercepat dalam medan magnet dan
medan listrik.
c. Tahap ketiga : Pembelokan
Ion-ion tersebut dibelokkan dalam medan magnet,
besarnya pembelokan bergantung pada massa ion
tersebut. Massa ion yang ringan, akan dibelokkan
dengan arah yang besar. Besarnya pembelokan juga
tergantung pada besar muatan ion positif tersebut.
d. Tahap keempat : Pendeteksian
Sinar-sinar ion yang melintas akan tercatat oleh
recorder, pencacah elektrik.

72
Gambar 4.6. Skema Spektrometer Massa

Dempster membuat sebuah peralatan yang telah


disempurnakan dengan baik untuk melakukan pengukuran
terhadap massa isotop dan mengukur keberlimpahannya
secara tepat. Alat tersebut disebut sebagai spektrometer
massa.
Arus ion pada spektrometer diukur secara elektrik
sedangkan pada spektrograf massa data direkam pada
sebuah plat fotografik.
Pengukuran dengan metode ini memiliki ketelitian dengan
derajat yang tinggi dalam memisahkan isotop yang
memiliki perbedaan massa atom yang kecil
Perbedaan spektograf dengan spektrometer terletak pada
pola yang dihasilkan. Spektrometer menghasilkan pola
yang berbentuk setengah lingkaran. Sedangkan spektrograf
Thomson menghasilkan pola yang berbentuk parabola.

73
Gambar 4.7. Skema spektrometer massa Dempster

Sinar positif pada spektrometer massa Dempster diperoleh


dengan memanasakan garam pada lempeng platinum atau
menembakkan garam dengan elektron.
Pada gambar (4.7), ion positif dihasilkan pada F
diperbolehkan turun dan dipercepat melalui beda potensial
V, (jatuh pada suatu beda potensial V), yang menghasilkan
medan listrik antara plat P dan Q.
Berkas yang sempit (tunggal) diperoleh dengan
melewatkan berkas tersebut dalam celah S 1. Sinar ini
dibelokkan setengah lingkaran oleh kuat medan magnet B,
diberikan pada arah tegak lurus terhadap bidang kertas.
Radius lingkaran harus mempunyai harga atau nilai
tertentu sehingga ion positif dapat menjangkau celah S 2
dan dapat dideteksi oleh elektrometer E.
Sebuah layar D, diletakkan dalam ruang (chamber) analisis
untuk mencegah sinar pantul menuju ke celah S2. D
berfungsi sebagai penangkap ion positif yang mengalami
74
pantulan sehingga tidak ada ion positif yang terpantul yang
mampu masuk ke celah E.
Pada gambar (4.6), hanya ion-ion positif yang bisa terus
melaju sampai ke pendetektor ion. Ion-ion lainnya
bertubrukan dengan dinding dimana ion-ion akan
menerima elektron dan dinetralisasi. Pada akhirnya, ion-ion
yang telah menjadi netral tersebut akan dipisahkan dari
spektrometer massa oleh pompa vakum.

Gambar 4.8 Proses pencatatan ion pada spektrometer

Ketika sebuah ion menumbuk kotak logam, maka ion


tersebut akan dinetralisasi oleh elektron seperti pada
gambar (4.8). Hal ini akan menimbulkan ruang antara
elektron-elektron yang ada dalam logam tersebut, dan
elektron-elektron yang berada dalam kabel akan mengisi
ruang tersebut. Aliran elektron di dalam kabel itu dideteksi
sebagai arus listrik yang bisa diperkuat dan dicatat.
Semakin banyak ion yang datang, semakin besar arus
listrik yang dihasilkan.

75
Sebuah partikel bermassa M dan bermuatan q, jatuh
melalui beda potensial V, maka partikel tersebut memiliki
energi kinetik :
1
Mv 2 qV
2

(8)

dimana v adalah kecepatan ion saat keluar dari S 1 dan M


adalah massa ion positif.
Medan magnet adalah tegak lurus dengan bidang kertas,
ion akan mengalami gaya sepanjang gerakannya pada
lintasan yang berbentuk setengah lingkaran. Jari-jari
lingkaran R yang dihubungkan dengan medan magnet B
diberikan oleh persamaan :
2
Bvq Mv
R
(9)

Kemudian eleminasi v dari persamaan (8) dan persamaan


(9)
1
Mv 2 qV
2
2
BqR
M 2qV
M
B 2q2 R 2
M 2
2qV
M
2 2
B qR
2V
M

q 2V
2 2
M BR (10)

76
Jika V dan B diatur tetap, radius R bergantung pada harga
q
M . Gambar (5.9) memperlihatkan tiga harga q M yang

berbeda

P
To pump
E
S2 Q
S1

Gambar 4.9. Penyebaran danPemfokusan Berkas pada


Ion

Perubahan pada medan magnetik atau medan listrik (untuk


reliabilitas maksimum, medan magnetik dijaga konstan
sehingga medan listrik diubah-ubah).

Sinar memiliki ion-ion dengan harga q M yang berbeda

dibawa ke fokus pada celah S2 dan plat kolektor pada


elektrometer E.
Arus direkam oleh elektrometer yang sebanding dengan
jumlah ion positif yang mencapai E per satuan waktu. Juga
disebabkan potensial pemercepat V, yang sesuai dengan
harga tertentu M untuk setiap partikel yang mencapai plat
E, arus (sebanding dengan intensitas) sebanding dengan
massa atom.
77
Massa atom pada isotop yang tidak diketahui dapat
diperoleh dengan cara membandingkan dengan beberapa
massa atom standar, keberlimpahan relatif pada isotop
dapat diperoleh dengan membuat grafik intensitas
(sebanding dengan arus) terhadap berat atom (sebanding
dengan tegangan pemercepat).
Kurva yang khas diperoleh oleh Dempster untuk potassium
diperlihatkan pada gambar (4.10)

Gambar 4.10. Dua isotop potasium. Keberlimpahan sebanding


dengan luasan dibawah dua puncak. Puncak
yang lebih kecil dikalikan dengan faktor 10

Kurva tersebut menunjukkan intensitas sinar yang


diobservasi sebagai potensial pemercepat yang
divariasikan untuk membawa berbagai variasi sinar yang
menuju celah S2.
Gambar (4.10) terdapat dua isotop yaitu dengan berat
atom 39 dan 41 unit, Rasio intensitas mendekati 18:1,

78
memberikan berat atom yaitu 39,10 dan hal ini sesuai
dengan berat atomik kimia.
Hasil pencatatan yang dinyatakan dalam bentuk diagram
garis Molybdenum (Mo). Ini menunjukkan arus listrik yang

timbul oleh beragam ion mempunyai perbandingan q M

yang berbeda-beda. Gambar (4.11) adalah diagram garis


Molybdenum (Mo) :

q
M

Gambar 4.11 Diagram Garis Hasil Spektrometer pada


Molybdenum (Mo)

Garis tegak lurus itu menunjukkan besarnya arus listrik


yang diterima oleh alat pencatat arus yang berarti
banyaknya ion tercacah pada alat detektor. Ion yang paling

banyak adalah ion yang mempunyai perbandingan q M

adalah 98. Ion-ion lainnya mempunyai perbandingan q M

adalah 92, 94, 95, 96, 97 dan 100.


Ini berarti Molybdenum mempunyai 7 macam isotop.
Dengan menganggap bahwa semua ion tersebut
bermuatan +1 berarti massa dari ketujuh isotop tersebut
adalah 92, 94, 95, 96, 97, 98 dan 100.

79
C. Metode Pencacahan Massa Ganda
Metode yang paling moderen yang akurat untuk mengukur
massa isotop dengan menggunakan spektograph massa
adalah metode pencacahan massa ganda.
Teknik ini melibatkan penentuan perbedaan massa antara
dua ion yang nomor massanya yang hampir sama dengan
perbedaan massa yang sangat kecil.
Untuk menghasilkan intensitas yang baik pada dua berkas
ion tersebut dengan cara mencocokkan.
Perbedaan jarak antara dua garis pada plat fotografik
menyatakan perbedaan massa dari dua ion tersebut.
Jika massa salah satu ion diketahui secara akurat, massa
ion yang lain dapat ditentukan dengan keakuratan yang
sangat tinggi.
Tingkat ketelitian pengukuran adalah 1 berbanding 10 3,
massa dapat dihitung dengan tingkat ketelitian mencapai
orde 1 berbanding 106.

2
d2
1
d1
Standar/baku

Gambar 4.12. Pola Garis pada Metode Pencacahan Ganda

Dengan mempertimbangkan tiga massa ganda H, D, C


dan O, dimana H H1, D H2, C C12, O O16. Tiga massa
ganda tersebut adalah

a. H
1
2
H
2

80
b. H 2
3 C 12

c. C 12
H 41 H
16

Rangkap dua, tiga dan empat (double, triple, dan juga


forth), ionisasi partikel tampak pada posisi nomor massa
berturut-turut A 2 , A 3 dan juga forth. Sebagai contoh, C++
tampak pada posisi pada massa 6.
Jika kita menandai perbedaan massa pada rangkap dua
(doublet) diberikan berturut-turut , , dan , dapat tulis:

A n 2; H 1
2
H = 2H D
2

A n 2; H 2
3 C = 3D 12 C
12

A n 2; C 12
H 41 H =
16
C 4H O

Jika diasumsikan bahwa massa yang diukur pada skala


massa fisika, O O 16 16,000000 , kemudian berdasarkan
ketiga persamaan di atas, maka eleminasi persamaan-
persamaan tersebut, yaitu:
Dari persamaan C 4 H O 7 dan 3D 12 C , eliminasi C,
sehingga:
6 D C 2

C 4 H 16

4 H 6 D 2 16

Kemudian dengan persamaan tersebut dan persamaan


2H D kita eleminasi D, sehingga diperoleh :
12 H 6 D 6

4 H 6 D 2 16

81
16 H 6 2 16 , sehingga H 83 18 161 1

Selanjutnya masukkan nilai H ke persamaan 2 H D ,


menjadi:
2 83 18 161 1 D sehingga D 14 14 18 2
Untuk nilai C kita masukkan nilai H ke persamaan
C 4 H 16 , sehingga:
C 16 4 83 18 161 1 sehingga C 32 12 34 12

Karena H H1, D H2, C C12, O O16. maka hasil akhinya


adalah sebagai berikut.

H H 1 1 83 81 161

D H 2 2 14 14 18

C C 12 12 32 12 34

Dengan melibatkan massa standar primer, massa standar


skunder dapat ditentukan dengan mudah.
Pengukuran pada cacah ganda ini dibuat oleh banyak
orang. Seperti yang dibuat oleh Ewald tampak pada tabel
4.1.

Tabel 4.1. Perbedaan Massa Tiga Massa Rangkap oleh


Ewald
A n Doublet Perbedaan massa
( 10-3sma)
2 2H D 1,5503 0,0015
6 3H - 12 C 42,292 0,012
16 (C + 4H) - O 36,371 0,012

82
Ada banyak spektrografik massa cacah ganda, beberapa
diantaranya menunjukkan :


C 12 H 1 2 N 14 N
14
2 C 12 O 16
H O
2
2
16
Ne 20 C 12 O 16 Si 28
P 31 H 1 S 32 O
16
2 S 32
H
2
2 O 16 12 A 40 Ne 20 1
2
A 40

Ada juga metode lain yang berkembang. Metode waktu


terbang melibatkan denyut sumber ion dan mengukur
waktu berlalunya ion sampai ion mencapai detektor.
Masih banyak lagi metode yang dapat digunakan untuk
mengukur atau menentukan massa unsur yang telah kalian
pelajari pada perkuliahan Fisika Modern. Ingatkah kalian
dengan pengukuran massa unsur dengan penggunaan data
disintegrasi nuklir ?, Kerapatan nuklir ?, Energi ikat ?,
Perumusan semiempirik massa-atomik ?, Efek isobarik ?
dan bagaimana cara menentukan massa unsur dengan
metode tersebut ?

83

Anda mungkin juga menyukai