Anda di halaman 1dari 20

BAB 3

UNSUR, SENYAWA, DAN


TABEL PERIODIK
KRISTANOVAL SILOAM
DIAH DEWI NARENDA DWITA
YESILKHA ADYNDA BR GINTING
DESI
ATIKA MAULIDA
3.1 STRUKTUR INTERNAL ATOM
Penemuan Elektron, Proton, dan Neutron
Pada abad ke-19, para ilmuwan mulai bereksperimen dengan tabung berisi gas
bertekanan rendah yang dialiri arus listrik .
Tabung ini dilengkapi dengan sepasang elektroda logam, dan ketika listrik
Tabung bertekanan
mulai mengalir di antara mereka, gas di dalam tabung bersinar. Sinar tersebut
rendah
berasal dari aliran listrik dari elektroda bernama katoda ke anoda (+), sehingga
disebut sinar katoda(-).
Dalam tabung Thomson, seberkas sinar katoda difokuskan pada permukaan
kaca yang dilapisi dengan fosfor (titik 1). Sinar katoda dilewatkan antara kutub
magnet dan antara sepasang elektroda logam diberi muatan listrik. Medan
magnet cenderung membelokkan sinar ke satu arah titik 2, sedangkan elektroda
bermuatan listrik membelokkan sinar ke arah titik 3. Dari eksperimen ini,
Thompson dapat menghitung nilai rasio muatan terhadap massanya yaitu -1,76
× 108 coulomb/gram.
Banyak percobaan telah dilakukan dengan menggunakan tabung sinar Tabung yang
berkatoda, dan cenderung menunjukkan bahwa partikel sinar katoda memiliki dimodifikasi Thomson
sifat yang sama di semua percobaan. Sinar katode ini, kemudian disimpulkan
bernama electron.
3.1 STRUKTUR INTERNAL ATOM
Mengukur Muatan dan Massa Elektron
Pada tahun 1909, seorang peneliti di Universitas Chicago, Robert Millikan,
merancang sebuah eksperimen yang memungkinkan dia untuk mengukur
muatan electron.
Selama percobaan dia menyemprotkan tetesan minyak di atas sepasang pelat
logam dalam posisi horizontal. Antara dua elektroda ini diberi beda potensial
sehingga muncul medan listrik. Saat tetesan minyak mengendap, beberapa akan Percobaan Robert
menetes melalui lubang ke ruang antar pelat, di mana tetesan minyak akan Millikan
disinari dengan sinar X.

Sinar X menjatuhkan elektron dari molekul di udara antar pelat, dan elektron menjadi terikat pada tetes-
tetes minyak, yang dengan demikian tetesan minyak tersebut memiliki muatan listrik. Dengan mengamati
laju jatuhnya tetesan-tetesan minyak, ketika pelat dialiri arus listrik dan ketika tidak dialiri listrik,
Millikan mampu menghitung jumlah muatan yang dibawa oleh setiap tetes. Ketika dia memeriksa
hasilnya, dia menemukan nilai muatannya sebesar -1,60 × 10-19 C.
Setelah Millikan mengukur muatan elektron, massanya kemudian dapat dihitung dari rasio muatan-massa
Thomson. Massa ini dihitung menjadi 9,09 × 10-28 g. Pengukuran yang lebih tepat telah dilakukan, dan
massa elektron adalah 9,1093897 × 10-28 g.
3.1 STRUKTUR INTERNAL ATOM

Penemuan Proton
Penghapusan elektron dari atom memberikan partikel bermuatan positif (disebut ion).
mempelajari partikel-partikel ini, modifikasi dibuat dalam konstruksi tabung sinar katoda
untuk menghasilkan perangkat baru yang disebut spektrometer massa. Peralatan ini
dijelaskan dalam On the Cutting. Gambar 3.1 digunakan untuk mengukur rasio muatan
terhadap massa ion positif. Rasio ini adalah ditemukan bervariasi, tergantung pada sifat
kimia gas dalam tabung pelepasan, menunjukkan bahwa:
massa mereka juga bervariasi. Partikel positif paling ringan yang diamati dihasilkan ketika
hydrogen berada di dalam tabung, dan massanya sekitar 1800 kali lebih berat dari elektron.
3.1 STRUKTUR INTERNAL ATOM
Spektrometer Massa dan Pengukuran Eksperimental Massa atom
Ketika sinar dilewatkan melalui gas, elektron lepas dari molekul gas. Karena
elektron bermuatan negatif, partikel yang tersisa bermuatan positif dan disebut
ion positif. Jadi, molekul memiliki massa yang besar dan memberikan ion
berat, dan terdapat molekul yang memiliki massa kecil dan memberikan ion
ringan.
Perangkat yang digunakan untuk mempelajari ion positif yang dihasilkan dari
molekul gas disebut spektrometer massa (diilustrasikan pada gambar di sebelah
kanan).
Dalam spektrometer massa, ion positif dibuat dengan melewatkan percikan listrik (disebut muatan listrik)
melalui sampel gas tertentu yang sedang dipelajari. Ketika ion positif terbentuk, mereka tertarik ke pelat
bermuatan negatif yang memiliki lubang kecil di tengahnya. Beberapa ion positif melewati lubang ini dan
bergerak maju melalui tabung yang melewati ruang di antara kutub magnet yang kuat.
Salah satu sifat partikel bermuatan baik positif maupun negatif adalah jalur mereka menjadi membelok
saat mereka melewati sebuah medan magnet. Namun, sejauh mana jalan mereka bengkok tergantung pada
massa ion. Hal ini karena sinar ion berat layaknya truk semen yang melaju kencang dan sulit untuk
berubah (sinar yang mendekati lurus), tetapi sinar ion ringan seperti sepeda motor yang lebih mudah
terpengaruh (sinar yang sangat belok). Akibatnya, sinar yang mengandung ion dengan massa yang
berbeda diurutkan oleh magnet menjadi sejumlah sinar dengan arah yang berbeda, yang disebut spektrum
massa.
3.1 STRUKTUR INTERNAL ATOM
Penemuan Neutron
Dari cara partikel alfa dihamburkan oleh lempeng emas, Rutherford dan murid-muridnya mampu
memperkirakan jumlah muatan positif pada inti atom logam ini sama dengan jumlah proton dalam
nukleus. Namun, ketika mereka menghitung massa inti berdasarkan jumlah proton nilainya selalu kecil
dari massa sebenarnya. Faktanya, Rutherford menemukan bahwa massa inti atom selalu lebih besar dari
proton. Inilah yang membuatnya menyarankan bahwa ada partikel lain dalam inti yang memiliki massa
mendekati atau sama dengan proton. Saran ini memulai pencarian yang akhirnya berakhir pada tahun
1932 dengan ditemukannya neutron oleh Sir James Chadwick, seorang fisikawan Inggris.
3.1 STRUKTUR INTERNAL ATOM
Partikel sub atom
Dari percobaan di atas menunjukkan bahwa atom terdiri jenis partikel sub atom yaitu proton, neutron, dan elektron.
Eksperimen juga mengungkapkan bahwa di pusat atom terdapat inti yang sangat kecil dan sangat padat yang disebut
inti atom, dimana proton dan neutron ditemukan. Karena mereka ditemukan di inti, proton dan neutron kadang-
kadang disebut nukleon. Elektron dalam atom mengelilingi inti dan mengisi sisa volume atom. (Sifat-sifat subatomic
partikel diringkas dalam Tabel 3.1, dan struktur umum atom diilustrasikan pada Gambar 3.5).
3.1 STRUKTUR INTERNAL ATOM
Nomor Atom dan Nomor Massa
Yang membedakan satu unsur dengan unsur lainnya adalah jumlah proton dalam inti atomnya. Setiap
unsur telah diidentifikasi dengan nomor unik yang kita sebut nomor atom (Z), yang sama dengan jumlah
proton dalam inti masing-masing atomnya.
Nomor atom (Z) = jumlah proton

Sebagian besar unsur di alam terdiri dari campuran atom sama yang disebut isotop yang hanya berbeda
dalam massa. Apa yang membuat isotop dari unsur yang sama berbeda, adalah jumlah neutron dalam inti
mereka. Isotop dari unsur tertentu memiliki atom dengan jumlah proton yang sama tetapi jumlah neutron
yang berbeda. Jumlah numerik proton dan neutron dalam atom dari isotop tertentu disebut nomor massa
(A) dari isotop.
Nomor massa (A) = (jumlah proton) + (jumlah neutron)

Sehingga setiap isotop sepenuhnya ditentukan oleh dua angka, nomor atom dan nomor massanya. Jadi,
𝐴
𝑍𝑋
jika X adalah simbol kimia untuk unsur, isotop X direpresentasikan sebagai :
3.2 TABEL PERIODIK

Tabel Periodik Mendeleev


Tabel periodik yang kita gunakan saat ini merupakan hasil dari upaya seorang Kimiawan Rusia, Dmitri
Ivanovich Mendeleev (1834–1907) dan seorang fisikawan Jerman, Julius Lothar Meyer (1830–1895).
Mereka berdua bekerja secara independen (terpisah), namun mengembangkan tabel periodik yang serupa
hanya berselang dalam beberapa bulan pada tahun 1869.
Mendeleev mencari beberapa kesamaan di antara sifat-sifat setiap unsur. Dia menemukan bahwa ketika
dia menyusun unsur-unsur berdasarkan urutan kenaikan massa atom, sifat kimia yang serupa ternyata
muncul berulang-ulang pada interval yang teratur. Misalnya unsur litium (Li), natrium (Na), kalium (K),
rubidium (Rb), dan sesium (Cs) adalah logam lunak yang sangat reaktif terhadap air. Mereka dapat
membentuk senyawa dengan unsur klorin dimana perbandingannya adalah 1 banding 1.
Unsur-unsur dalam tabel Mendeleev disusun berdasarkan kenaikan massa atom. Ketika urutan unsur-
unsur tersebut dipisahkan pada interval dimana terdapat pengulangan sifat kimia, unsur-unsur yang
dipisahkan akan membentuk baris yang baru dan mengisi kolom-kolom berikutnya, dimana unsur-unsur
dalam kolom tersebut memiliki sifat kimia yang serupa.
3.2 TABEL PERIODIK

Mendeleev menempatkan unsur-unsur dengan sifat serupa di kolom yang sama walaupun terdapat celah di tabel
yang dibuat oleh Mendeleev. Mendeleev mengatakan, bahwa celah-celah dalam kolom yang kosong adalah
tempat bagi unsur-unsur yang belum ditemukan. Bahkan, walaupun unsur-unsur di kolom yang kosong ini
belum ditemukan, Mendeleev mampu memprediksi dengan akurasi yang luar biasa, sifat-sifat zat yang belum
ditemukan ini berdasarkan sifat-sifat unsur-unsur yang menempati kolom yang sama. Prediksinya menjadi
panduan dalam pencarian unsur yang belum ditemukan tersebut.
3.2 TABEL PERIODIK
Susunan Tabel Periodik Modern
Ketika konsep nomor atom dikembangkan, disadari bahwa unsur-unsur dalam tabel Mendeleev disusun
secara tepat jika berdasarkan urutan kenaikan nomor atom. Tabel periodik modern ditunjukkan pada
Gambar 3.6.
3.2 TABEL PERIODIK
Terminologi Khusus Tabel Periodik
Dalam tabel periodik modern, unsur-unsur disusun menurut kenaikan nomor atom. Baris dalam tabel
disebut periode, dan untuk memudahkan indentifikasi setiap periode diberi nomor. Jika diperhatikan di
bawah tabel utama, terdapat dua baris panjang yang masing-masing terdiri dari 14 unsur. Unsur-unsur
ini merupakan unsur-unsur yang memiliki sifat yang berbeda, sehingga dikelompokkan ke dalam
golongan laktanida yang dimulai dari unsur Lantan (Z = 57) dan unsur Aktinium (Z = 89), seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3.7.

Unsur-unsur di golongan ini selalu ditempatkan di bawah tabel utama supaya menghemat ruang. Jika
dibuat tabel dengan semua unsur dimasukkan, maka akan membuat ukuran tabel sangat besar sehingga
tulisannya menjadi sangat kecil.
3.2 TABEL PERIODIK
Kolom vertikal dalam tabel periodik disebut golongan, juga
diidentifikasi dengan angka. Namun, belum ada kesepakatan di
antara para ahli kimia tentang bagaimana sistem penomoran
yang sah. Dalam usaha untuk membakukan tabel periodik,
International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC)
yaitu sebuah badan ilmuwan internasional yang bertanggung
jawab untuk menetapkan standar dalam kimia, secara resmi
mengadopsi sistem di mana setiap golongan diberi nomor secara
berurutan dari 1 sampai 18.

Sementara itu, Ahli kimia di Amerika Utara memakai sistem di mana


kelompok yang lebih panjang diberi label 1A hingga 8A dan
kelompok yang lebih pendek diberi label 1B sampai 8B seperti yang
digambarkan pada Gambar 3.6.

GAMBAR 3.6
3.2 TABEL PERIODIK
Seperti yang telah kita ketahui, unsur-unsur dalam kelompok tertentu
memiliki kesamaan satu sama lain. Karena kesamaan tersebut, kelompok-
kelompok ini mempunyai nama masing-masing untuk membedakannya
dengan kelompok lain. Unsur-unsur dalam kolom yang lebih panjang
(kelompok A) dikenal sebagai unsur representatif atau unsur golongan
utama. Sedangkan unsur yang termasuk dalam kelompok B yaitu kelompok
yang ada di tengah tabel disebut unsur transisi. Lalu unsur-unsur dalam dua
baris panjang di bawah tabel utama adalah unsur transisi dalam. DI unsur
transisi dalam terdapat dua golongan, yang penamaannya mengikuti unsur
yang ada di depannya, yaitu golongan Laktanida yang berada di belakang
unsur Lantan (Z = 57) dan golongan Aktinida yang berada di belakang
unsur Aktinium (Z = 89).
Beberapa golongan diberi nama sesuai dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Contohnya adalah
unsur golongan 1A adalah logam, kecuali hidrogen. Mereka membentuk senyawa dengan oksigen yang
larut dalam air membentuk larutan basa. Akibatnya, mereka disebut logam alkali atau hanya alkali saja.
Unsur Golongan 2A merupakan logam, dimana unsur-unsur ini juga dapat membentuk senyawa dengan
oksigen dan bersifat basa. Tetapi banyak senyawa dari unsur Golongan 2A tidak dapat larut dalam air dan
ditemukan dalam bentuk endapan di dasar larutan. Karena sifatnya dan terjadi di alam, unsur-unsur
Golongan 2A dikenal sebagai logam alkali tanah.
3.3 LOGAM, NONLOGAM, DAN
METALOID
Logam
Logam cenderung memiliki kilau yang sangat unik misalnya, kemilau
keperakan dari permukaan kalium pada Gambar 3.9 yang pasti akan membuat
kita berkesimpulan bahwa kalium adalah logam bahkan jika kita belum pernah
melihat atau mendengar sebelumnya. Kita juga tahu bahwa logam
menghantarkan listrik. Selain itu, kita tahu bahwa logam menghantarkan panas
dengan sangat dengan baik. Pada hari yang dingin, logam selalu terasa lebih
dingin saat disentuh daripada nonlogam di sekitarnya, karena logam
menghantarkan panas dengan sangat cepat.
Sifat lain yang dimiliki logam, adalah kemampuan untuk ditempa hingga
menjadi lembaran tipis dan kemampuan untuk ditarik menjadi kawat.
Keras adalah sifat fisik yang mudah dikenali dari logam. Beberapa unsur
logam seperti seperti kromium atau besi, bersifat keras, tetapi yang lainnya
seperti tembaga dan timah bersifat lembut.
3.3 LOGAM, NONLOGAM, DAN
METALOID
Logam
Sifat kimia logam sangat bervariasi. Beberapa unsur seperti emas dan platinum, sangat tidak reaktif
terhadap hampir semua bahan kimia. Sifat ini serta ditambah dengan keindahan bentuk dan
kelangkaannya, membuat mereka sangat berharga dan digunakan dalam perhiasan. Namun, logam
lain sangat reaktif sehingga hanya sedikit orang kecuali ahli kimia dan mahasiswa kimia yang
pernah melihatnya dalam keadaan sebagai unsur bebas.
3.3 LOGAM, NONLOGAM, DAN
METALOID
Nonlogam
Zat seperti plastik, kayu, dan kaca yang tidak memiliki sifat logam disebut
nonlogam. Paling sering, kita menjumpai nonlogam dalam bentuk senyawa atau
campuran senyawa. Namun, ada beberapa nonlogam yang sangat penting bagi
kita dalam bentuk unsurnya. Udara yang kita hirup, sebagian besar
mengandung nitrogen dan oksigen. Keduanya adalah nonlogam gas, tidak
berwarna, dan tidak berbau. Unsur nonlogam yang paling umum diamati
adalah karbon. Kita dapat menemukannya sebagai grafit dalam pensil, batu
bara, dan sebagai arang. Termasuk juga dalam bentuk yang lebih berharga
seperti berlian (Gambar 3.12). Meskipun berlian dan grafit berbeda jika dilihat
berdasarkan penampilannya, namun sama-sama disusun oleh unsur karbon.
Banyak dari nonlogam berbentuk padatan pada suhu kamar dan tekanan atmosfer, sementara yang
lainnya berbentuk gas. Sifat mereka hampir sepenuhnya berlawanan dengan sifat logam. Unsur-unsur
nonlogam adalah konduktor panas yang buruk, juga merupakan konduktor listrik yang buruk (kecuali
grafit). Konduktivitas listrik grafit tampaknya merupakan kecelakaan struktur molekul, karena
struktur logam dan grafit sangat berbeda.
3.3 LOGAM, NONLOGAM, DAN
METALOID
Metaloid
Sifat-sifat metaloid terletak di antara sifat-sifat logam dan nonlogam. Dalam banyak kesamaan,
metaloid berperilaku sebagai nonlogam, baik secara kimia maupun fisik. Namun, dalam sifat
fisiknya yang paling penting yaitu konduktivitas listrik, unsur-unsur metaloid sedikit menyerupai
logam. Metaloid cenderung semikonduktor, yaitu mereka dapat menghantarkan listrik tetapi tidak
sebaik logam.
3.3 LOGAM, NONLOGAM, DAN
METALOID
Karakteristik Logam dan Nonlogam
Adanya metaloid antara logam dan nonlogam adalah akibat dari adanya perubahan sifat di tabel
periodik. Jika kita perhatikan, ketika kita berpindah dari satu posisi ke posisi lain melintasi periode
atau melintasi golongan, sifat kimia dan fisika berubah secara bertahap. Metaloid merupakan contoh
transisi bertahap dari sifat logam ke nonlogam. Dari kiri ke kanan melintasi Periode 3 kita beralih
dari aluminium, sebuah unsur yang memiliki karakteristik logam, ke silicon yang bersifat semi
semikonduktor, dan ke fosfor, suatu unsur dengan sifat-sifat yang jelas bukan logam. Perubahan
bertahap serupa terlihat di Golongan 4A. Karbon adalah nonlogam, silikon dan germanium adalah
metaloid, dan timah dan timbal adalah logam.
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai