Anda di halaman 1dari 134

STRUKTUR ATOM

1. SIFAT-SIFAT DASAR ATOM


 Atom sangat kecil :
 Jari jari ≈ 0,1 nm
 Tidak bisa dilihat dengan cahaya tampak krn λ ≈ 500 nm
(misal dg mikroskop).
 Semua atom stabil
 Tidak membelah diri secara spontan menjadi bagian2 yg lebih
kecil
 Semua gaya yg mengikat atom haruslah berimbang.
 Semua gaya tarik dalam atom harus berlawanan shg atom
stabil
 Semua atom mengandung elektron bermuatan negatif , namun
netral
 Atom memancarkan dan menyerap radiasi elektromagnetik
 Spektrumnya bermacam-macam misalnya :
 Cahaya tampak λ ≈ 500 nm
 Sinar UV λ ≈ 10 nm
 Sinar-X λ ≈ 1 nm
 Sinar infra merah λ ≈ 0,1 nm
 Catatan.!
 Atom tidak bisa dilihat dengan cahaya tampak krn λ ≈ 500
nm (misal dg mikroskop).
Daya pisah suatu mikroskop didefinisikan sebagai jarak terpendek
antara dua objek yang masih dapat diamati. Secara matematis
daya pisah d suatu mikroskop dapat dinyatakan dengan
persamaan

dimana  panjang gelombang sinar yang digunakan,


n indeks bias media di sekitar objek
dan  adalah sudut bukaan lensa objektif mikroskop.
Dari persamaan ini terlihat daya pisah mikroskop bergantung
pada panjang gelombang sumber sinar yang digunakan. Jika
menggunakan cahaya tampak, mikroskop memiliki daya pisah
sekitar 5.000 Å.
 Untuk meningkatkan daya pisah, sinar yang digunakan harus
memiliki panjang gelombang yang pendek, misalnya
menggunakan berkas elektron. Saat ini telah tersedia
mikroskop elektron yang memiliki resolusi dalam orde
puluhan Å. Mikroskop seperti ini dapat digunakan untuk
melihat bayangan atom yang menyusun molekul atau kristal.
 Cara lain untuk mempekirakan ukuran atom adalah
menggunakan metode difraksi sinar-X. Sinar-X adalah
gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang dalam
orde angstrom, seorde dengan jarak antar bidang kristal. Dari
eksperimen difraksi sinar-X diperoleh data konstanta kisi
kristal serta jarak antar atom penyusun kristal tersebut.
Namun yang perlu digaris bawahi di sini adalah sinar-X
dihamburkan oleh elektron orbit, sehingga hasil perhitungan
yang diperoleh juga kurang tepat.
 Awal mula….
 Para kimiawan telah lama mengetahui unsur-unsur dapat
digolongkan ke dalam kelompok-kelompok. Semua unsur
anggota dalam satu kelompok memiliki sifat yang sangat mirip
walaupun tidak sama persis. Dalton mengemukakan atom yang
satu dengan lainnya dibedakan dari beratnya. Atas dasar ini
kimiawan berusaha menghubungkan antara sifat kimia unsur
dengan berat atomnya.
 Pekerjaan ini dipelopori oleh kimiawan Jerman : Johann Wolfgang
Döbereiner (1780–1849), dilanjutkan oleh kimiawan Inggris :
John Alexander Reina Newland (1838–1898) dan akhirnya
disempurnakan oleh kimiawan Rusia : Dimitri I. Mendeléev
(1834–1907) yang pada tahun 1869 mengemukakan Deret
Berkala Unsur-unsur, yang dipakai hingga sekarang. Secara
hampir bersamaan kimiawan Jerman Julius Lothar Meyer (1830–
1895) juga membuat tabel sejenis.
2. TEORI ATOM DALTON
2.1 Asumsi Dasar Teori Dalton
Tiap unsur kimia tersusun oleh partikel-partikel kecil yang tidak bisa
dihancurkan dan dibagi, yang disebut atom. Selama perubahan kimia,
atom tidak bisa diciptakan dan juga tidak bisa dimusnahkan
Semua atom dari suatu unsur mempunyai massa (berat) dan sifat
yang sama, tetapi atom-atom dari suatu unsur berbeda dengan atom
dari unsur yang lain, baik massa (berat) maupun sifat-sifatnya
berlainan.

Dalam senyawa kimiawi, atom-atom dari unsur yang berlainan


melakukan ikatan dengan perbandingan numerik yang sederhana :
Misalnya satu atom A dan satu atom B (AB) satu atom A dan dua
atom B (AB2).
2.2 Teori atom Dalton sebagai berikut
1. Atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi.
2. Atom suatu unsur tidak dapat berubah menjadi unsur atom lain.
Misalnya, atom unsur besi tidak dapat berubah menjadi atom unsur lain .
seperti emas. Atom unsur lain semuanya serupa.
3. Dua buah atom atau lebih yang berasal dari unsur-unsur yang berlainan
dapat bersenyawa membentuk molekul.
Misalnya, atom-atom hidrogen dan oksigen bersenyawa membentuk molekul
air (H2O). Jadi, molekul suatu zat dapat dibagi atas atom dan molekul yang
masih mempunyai sifat seperti zat asalnya.
4. Atom-atom yang bersenyawa dalam molekul, mempunyai perbandingan
tertentu dan jumlah massa keseluruhannya tetap. Jumlah massa sebelum
reaksi sama dengan jumlah massa sesudah reaksi.
5. Apabila dua macam atom membentuk dua macam senyawa atau lebih
maka atom-atom yang sama dalam kedua senyawa itu mempunyai
perbandingan yang sederhana.
Misalnya, unsur karbon dan unsur oksigen dapat bersenyawa membentuk
molekul CO dan CO2. Atom C pada CO dengan atom C pada CO 2
mempunyai perbandingan yang sederhana.
2.3 Pendapat Lain Teori atom Dalton
 Perkembangan pemahaman partikel atomistik sebagaimana
diuraikan di muka merupakan simpulan dari serangkaian
percobaan-percobaan kimia.
 Paham materi terkecil yang diperoleh dari eksperimen fisika
mulai berkembang diawali oleh ilmuwan Inggris bernama Robert
Brown yang mengamati partikel-partikel halus yang terlarut di
dalam air menggunakan mikroskop. Brown menyimpulkan
bahwa semua partikel yang terlarut memiliki gerak acak yang
mirip satu dengan lainnya dan bertumbukan dengan partikel
lain. Untuk menghormati jasanya, gerak partikel halus yang
terlarut di dalam cairan dinamakan gerak Brown.
 Pada tahun 1738 Daniel Bernoulli mempelopori pembuatan teori
kinetik gas yang kemudian disempurnakan oleh Clausius,
Maxwell, Boltzmann serta Gibbs antara tahun 1850 sampai
dengan 1900. Teori ini telah diuji kebenarannya melalui
serangkaian eksperimen. Hasil eksperimen gerak Brown serta
teori kinetik gas merupakan petunjuk sangat kuat yang
mendukung eksistensi partikel elementer atom.
 Walaupun paham partikel atomistik telah mendapat dukungan
dari banyak pakar, namun masih ada yang tidak mempercainya.
Pada tahun 1908 kimiawan Wilhelm Ostwald dan fisikawan
Ernst Mach mengemukakan keberatannya terhadap teori atom
materi. Namun keberatan mereka akhirnya dijawab dengan
eksperimen yang dilakukan oleh Perrin yang semakin
menegaskan kebenaran teori atom.
 Sejalan dengan perkembangan ilmu kimia, ilmu Fisika juga mulai
berkembang. Salah satu bidang kajian waktu itu yang banyak
menarik perhatian adalah gejala kelistrikan. Temuan gejala
kelistrikan hayati oleh ahli biologi Luigi Galvani (1737–1798) telah
merangsang fisikawan Alessandro Volta (1745–1927) untuk
mempelajari kelistrikan sehingga akhirnya menemukan
pembangkitan arus listrik secara kimia. Temuan ini membawa
pengaruh yang luar biasa karena mulai saat itu para ahli kimia dan
fisika bersatu memahami hakekat materi.
 Proses kimia listrik diteliti lebih lanjut oleh Michael Faraday (1791–
1867) yang akhirnya berhasil menjelaskan peristiwa elektrolisa
menggunakan konsep partikel atomistik yang dinamakan ion.
Eksperimen elektrolisa Faraday ini sejalan dengan hukum
perbandingan berganda yang dikemukakan oleh Dalton. Hukum
elektrolisa Faraday memberi inspirasi G. Johnstone Stoney
mengemukakan gagasan partikel tak terbelahkan pembawa muatan
listrik sebesar satu satuan, yaitu elektron.
3. MODEL ATOM THOMSON

 Eksperimen di bidang kimia–listrik akhirnya membuka jalan


diketemukannya sinar katoda. Pada tahun 1897 Sir Joseph John
Thompson melakukan eksperimen lanjutan untuk mengetahui
hakekat sinar katoda. Dari interaksinya dengan medan listrik
dan magnet, Thompson menyimpulkan sinar katoda adalah
elektron. Penemuan elektron ditindaklanjuti oleh Robert
Millikan yang berhasil mengukur muatan listrik elektron
sehingga massa elektron dapat dihitung.
 Berdasarkan eksperimen sinar katoda dan sinar kanal dapat
disimpulkan atom mengandung sejumlah partikel elektron yang
bermuatan listrik negatif, tetapi secara keseluruhan atom
bersifat kelistrikan netral. Dari eksperimen fotolistrik dan efek
Compton diketahui elektron dapat dikeluarkan dari atom.
Dengan demikian jika suatu atom memiliki Z buah elektron,
maka harus memiliki muatan listrik positif sebesar Ze.
 Berdasarkan fakta eksperimen tersebut, Thompson
membuat model atom. Atom terdiri atas Z buah elektron
masing-masing bermuatan –e yang diselimuti oleh bola pejal
homogen bermuatan muatan listrik positif sebesar sehingga
secara keseluruhan atom bersifat kelistrikan netral. Model atom
Thompson dinamakan juga model atom plum-pudding atau roti
kismis, berbentuk bola pejal homogen berjari-jari R
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar

 Thomson menganggap bahwa suatu atom terdiri dari suatu bola
yang memuat sebagian besar massa atom, dengan muatan
positif yang tersebar secara merata meliputi seluruh bola itu. Di
dalam bola itu bermukim elektron-elektron bermuatan negatif
yang berkedudukan pada titik-titik tertentu.
 Dapat disimpulkan :
 @ Memperbaiki TEORI ATOM DALTON
 @ Mencirikan ELEKTRON
 @ Mengukur NISBAH MUATAN thd MASSA ELEKTON
 @ BERHASIL menerangkan SIFAT-SIFAT ATOM (ukuran, massa,
jumlah electron, dan kenetralan muatan elektrik )
 @ Menguraikan PARTIKEL BEBAS DARI ATOM
 (atom memiliki struktur internal, bukan partikel-titik.)
3.1 KELEMAHAN MODEL ATOM THOMSON

@Kegagalan mencolok model Thomson muncul dari


hamburan partikel (proyektil) bermuatan atom.

@Kelemahan teori atom Thomson yang lain : belum dapat


menjelaskan inti atom dimana atom merupakan bola
bermuatan positif serbasama yang mengandung elektron
yang tersebar secara merata di dalam bola tersebut
sehingga menyerupai kue kismis.

@Kelemahannya yang paling mendasar adalah tidak dapat


menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam
bola atom tersebut
JJ THOMSON

1856-1940

RUTHERFORD

BOHR
3.2 MODEL ATOM RUTHERFORD
 Penemuan sinar radioaktif oleh Henri Becquerel serta pasangan
Marie - Piere Curie telah memberi inspirasi Ernest Rutherford
untuk mempelajari atom menggunakan sinar radioaktif . Hasil
eksperimen menunjukkan model atom Thompson tidak benar.
Sebagai gantinya, Rutherford menyatakan bahwa atom terdiri atas
inti yang sangat pejal dan elektron bergerak mengelilinginya. Sejak
saat itu lahirlah cabang kajian ilmu baru yaitu Fisika Nuklir.
Namun, model atom Rutherford ternyata bertentangan dengan
teori elektromagnetik. Elektron yang mengorbit inti
memancarkan radiasi gelombang elektromagnetik sehingga
elektron kehilangan tenaga, akhirnya orbit elektron makin lama
makin kecil sehinga akhirnya bergabung dengan inti.
 Sebelum membahas hamburan partikel , terlebih dahulu akan
dikenalkan tentang partikel radiasi. Unsur radioaktif
diketemukan secara tidak sengaja pada tahun 1896 ketika Henry
Becquerel mempelajari interaksi antara sinar–X dengan material
flouresens garam uranium natrium-sulfat. Becquerel menduga
garam tersebut juga akan berpendar jika dikenai sinar–X. Suatu
hari karena cuaca mendung, Becquerel membatalkan rencana
eksperimen dan semua bahan disimpan di dalam lemari. Tanpa
sengaja ia meletakkan garam uranium di atas film photo yang
telah dibungkus dengan kertas hitam. Ketika film dicuci, terlihat
bayangan kristal garam uranium. Bayangan ini dapat dipastikan
bukan berasal dari pendaran uranium akibat terkena sinar
matahari, tetapi berasal dari sinar yang keluar dari uranium itu
sendiri. Setelah melakukan eksperimen beberapa kali, diketahui
sinar aneh tersebut ternyata memiliki sifat-sifat yang sangat
mirip dengan yang dimiliki sinar–X. Sebagaimana sinar–X
dinamakan juga sinar Röntgent sesuai dengan nama penemunya,
sinar aneh ini diberi nama sinar Becquerel.
 Untuk mengetahui hakekat sinar radioaktif, Rutherford melewatkan
seberkas sinar radioaktif melalui medan magnet sebagaimana ditunjukkan
pada Gambar ??? di bawah ini. Ia menduga sinar radioaktif bermuatan
listrik sehingga lintasan geraknya pasti dibelokkan oleh medan magnet.
Dugaannya benar, jejak sinar radioaktif terpecah menjadi dua bagian.
Bagian yang membelok ke kiri bermuatan listrik positif dinamainya sinar
. Dengan segala kesulitan teknis yang dihadapi saat itu, pada tahun1903
Rutherford berhasil mengukur perbandingan q/m partikel  dan
menyimpulkan partikel tersebut adalah atom helium yang terionisasi
ganda. Partikel yang dibelokkan ke arah kanan bermuatan listrik negatif
diberi nama sinar . Dari pengukuran q/m sinar  serta sifat-sifatnya
ketika berinteraksi dengan medan listrik maupun medan magnet,
disimpulkan bahwa sinar  tak lain adalah berkas elektron bebas. Sinar
lain yang tidak dibelokkan oleh medan magnet berhasil dicirikan oleh Paul
Ulrich Villard setahun kemudian dan diberi nama sinar . Ada 2
kemungkinan hakekat sinar  yaitu pertikel tidak bermuatan listrik atau
gelombang elektromagnetik. Berdasarkan hasil eksperimen lainnya dapat
disimpulkan sinar  merupakan gelombang elektromagnetik seperti sinar-
X tetapi memiliki panjang gelombang yang lebih pendek. Sinar inilah yang
menghitamkan pelat foto Becquerel.
 Partikel Alpha (dinamakan sesuai huruf pertama pada abjad Yunani,
α) adalah bentuk radiasi partikel yang sangat menyebabkan ionisasi,
dan kemampuan penetrasinya rendah. Partikel tersebut terdiri dari dua
buah proton dan dua buah neutron yang terikat menjadi sebuah partikel
yang identik dengan nukleus helium, dan karenanya dapat ditulis juga
sebagai He2+.
 Partikel Alpha dipancarkan oleh nuklei yang radioaktif seperti uranium
atau radium dalam proses yang disebut dengan peluruhan alpha.
Kadang-kadang proses ini membuat nukleus berada dalam excited state
dan akan memancarkan sinar gamma untuk membuang energi yang
lebih.
 Setelah partikel alpha dipancarkan, massa atom elemen yang
memancarkan akan turun kira-kira sebesar 4 amu. Ini dikarenakan oleh
hilangnya 4 nukleon. Nomor atom dari atom yang bersangkutan turun 2,
karena hilangnya 2 proton dari atom tersebut, menjadikannya elemen
yang baru. Contohnya adalah radium yang menjadi gas radon karena
peluruhan alpha.
 Partikel Alpha tidak dapat menembus kertas yang agak tebal karena
muatannya.
Radiasi alpha terdiri dari
nukleus helium-4 dan
dapat dengan mudah
dihentikan dengan
selembar kertas saja.
Radiasi beta, yang terdiri
dari elektron, dapat
dihentikan dengan
lempengan aluminium.
Radiasi gamma diabsorbsi
secara perlahan pada saat
mempenetrasi material
yang padat.
 Partikel  yang dipancarkan oleh inti radioaktif
memiliki tenaga kinetik dalam orde beberapa MeV.
Karena bermuatan listrik, partikel ini mampu
mengionisasi material yang dilewatinya. Di udara pada
kondisi tekanan dan temperatur kamar, partikel 
memiliki jangkauan sekitar 3,5 cm. Partikel kehilangan
tenaga kinetiknya melalui mekanisme ionisasi serta
eksitasi. Setelah berhenti, partikel  mengikat 2 buah
elektron bebas sehingga menjadi atom helium. Dari
analisis menggunakan teori kinetik gas, dapat dihitung
besarnya jalan bebas rata-rata atom atau molekul
adalah sekitar 10-5 cm, sehingga partikel  dapat
memasuki dan melewati atom sekitar 3,5  10 5 buah.
 Eksperimen Ruhterford memakai partikel α sbg bahan peneyelidikan
atomik (lihat Beisser hal 122)
 Dengan asumsi model atom Thomson, dpt diduga bahwa:
 Partikel α (5 MeV)dpt menembus langsung selaput Au dg
ketebalan 0,4 m ( 1µm=104 atom), hanya dg
mengalami sedikit defleksi.
 Hanya gaya listrik lemah saja yg beraksi pd partikel α yg
menembus selaput logam Au dan momentum awalnya
sudah cukup untuk menembusnya dg sedikit
penyimpangan lintasan semula ( 1° atau kurang).
Kenyataanya :
 Banyak partikel α yg muncul dr selaput Au dg deviasi
(penyimpangan) kurang dr 1°.
 Beberapa terhambur dg sudut yg sangat besar.

 Bahkan sebagian kecil terhambur dg arah berlawanan (“spt


menembakkan peluru 15” pd kertas tipis & peluru terpental
balik mengenai kita” ….kata Rutherford).
 Perhitungan teoritis menunjukkan hamburan tunggal
akan menyebabkan partikel  dibelokkan dengan
sudut 2  10 4 rad.
 Jika material penghambur adalah lapisan tipis Au
setebal 1 m atau kira-kira 104 buah lapis atom,
maka partikel  akan dibelokkan dengan sudut
sekitar 1º.
 Geiger dan Marsden melaporkan sebagian besar
partikel  mampu melewati lapisan tipis Au tanpa
dibelokkan. Sebagian kecil partikel  dibelokkan
dengan sudut sangat kecil, sesuai dengan prediksi.
Jadi benarkah model atom Thomson?
Karena partikel α relatif lebih berat (± 7000 × elektron) dan
kecepatannya tinggi ± 2 × 107 m/s , jelaslah bahwa terdapat gaya
yg kuat yg beraksi pd partikel itu supaya tjd defleksi sebesar itu.
Satu-satunya model atom yg didapatkan Rutherford yg bisa
menerangkan hasil itu adalah model yg terdiri dr inti kecil
bermuatan positif (yg merupakan tempat terkonsentrasinya
hampir seluruh massa atom ) dg elektron-elektron terletak pd
jarak yg agak jauh spt gambar hal 123.
Hanya model Nuklir atom yg dpt menjelaskan hamburan partikel α
 Dengan menganggap sebuah atom sbg suatu yg tdr bagian besar
ruang hampa shg kita mudah melihat mengapa sebagian besar
partikel α menembus selaput logam itu.
 Namun bila partikel α mendekati inti partikel itu akan mengalami
medan listrik yg kuat dan mempunyai peluang yg besar utk
dihamburkan dg sudut besar.
 Elektron atom tsb yg sangat ringan hampir tidak mempengaruhi
gerak partikel α yg datang.
Perkiraan Numerik intensitas Medan listrik.
Model Atom Thomson
 Muatan positif dlm atom emas tersebar merata ke seluruh volume
(kita dpt mengabaikan elektron sepenuhnya) maka intensitas
listrik pd permukaan atom maximum ± 1013 V/m
Model Atom Rutherford
 Muatan positif dalam atom emas terkonsentrasi dalam inti kecil pd
pusatnya, maka intensitas listrik pd permukaan inti melebihi ± 1021
V/m ( 108 lebih besar ) . Medan sekuat itu dpt mendefleksi bahkan
membalik arah partikel α yg energitik yg datang dekat dg inti. Hal
ini tidak ditemui dalm Model Atom Thomson krn medan lemah tdk
dpt mendefleksikan partikel α.
Eksperimen hamburan menghasilkan informasi mengenai muatan
nuklir .
Defleksi yg dialami partikel ketika lewat dekat sebuah inti bergantung
dr besar muatan inti, shg dg membandingkan hamburan relatif
partikel α oleh selaput yg berbeda-beda merupakan cara untuk
memperkirakan muatan inti atom yg bersangkutan.
Ternyata muatan inti selalu merupakan kelipatan dari +e , bilangan
Z merupakan bilangan yg menyatakan besar muatan positif dalam
inti suatu unsur ( sekarang disebut bil atomik), proton
bermuatan +e dan merupakan penentu muatan suatu inti (Z =
banyaknya proton dlm suatu inti )

3.3. MODEL ATOM RUTHERFORD dpt dirangkum sbb :


1. Atom tdr dr inti yg dikelilingi oleh elektron disekitarnya.
2. Inti bermuatan positif dan sebagian besar massa atom (sekitar
99,9%) berkumpul di intinya .jika nomor atom Z menunjukkan
jumlah muatan positif (proton) maka muatan inti = Ze
3. Jarak antara inti atom dg elektron yg mengelilingi jauh lebih
besar dibandingkan ukuran inti atom dan elektron. Ditemukan
kmd utk atom H perbandingan garis tengah lintasn elektron dg
jari-jari inti kira-kira 10.000 : 1
4. Secara keseluruhan atom bersifat netral shg jumlah muatan
negatif yg dibawa elektron sama dg jumlah muatan positif yg
dibawa olah intinya. ∑p = ∑e.
5. Dalam reakasi kimia hanya komposisi elektron-elektron bagian
luar yg mengalami perubahan sedangkan bagian inti tidak.
Atom yg kehilangan elektron atau kelebihan elektron disebut
ion.
6. Karena inti bermuatan positif sedangkan elektron bermuatan
negatif, maka terdapat gaya elektrostatik yg bertindak sbg gaya
sentripetal thd elektron.

A = Nomor Massa = jumlah proton dan netron dlm inti


Z = Nomor Atom = jumlah proton dlm inti = jumlah elektron
yang mengedari inti
Gambaran atom menurut Rutherford
3.4. Kelemahan model atom Rutherford
1. Teori atom Rutherford tidak dapat menerangkan kestabilan
atom.
Sewaktu mengelilingi proton, elektron mempunyai kecepatan
yg berubah-ubah yg menyiratkan elektron tsb dipercepat.
Menurut teori elektromagnetik klasik :” sebuah partikel
bermuatan yg mengalami percepatan akan memancarkan
radiasi elektromagnetik,”. Dg dmk elektron yg mengorbit
selalu memancarkan radiasi dan pd akhirnya akan kehilangan
segenap energinya, kemudian jatuh ke inti. Jika ini tjd atom
akan musnah. Dalam dunia yg nyata kita tdk menemukan hal
yg demikian, krn pd kenyataannya atom stabil.
2. Radiasi yg dipancarkan oleh atom seharusnya mempunyai
spektrum pita/ kontinu, jika mengikuti teori atom Rutherford.
Pada kenyataanya spektrum atom hidrogen yg diamati dlm
spektrometer mempunyai spektrum garis.
• Gambar 4.2 Hubungan geomeri hamburan Rutherford

Gbr 4.2 Hamburan Rutherford

• Hukum Sinus

• Karena

• Dan

• Perubahanmomentum diperoleh
4.1. DIMENSI INTI
Mencari jarak pendekatan terpendek .
Partikel α akan mempunyai r0 terkecil jika mendekati inti dan
terdefleksi dg sudut 180 °

r0

Jika energi kinetik awal K dr partikel α seluruhnya diubah mjd


energi potensial listrik shg :
dimana muatan partikel α =2e
dan muatan inti Ze
LIHAT KENNETH KRANE HAL 238
sehingga

Dimana

Harga Kmax y g didpt dr partikel α yg diamati secara alamiah ialah


7,7 MeV = 1,2 ×10-12J sehingga :

sehingga

Z=79
Atau r0 (Au) = 3,0 × 10-14 m
Jadi jari-jari inti emas < 3,0 × 10-14 m lebih kecil dari jari-jari
atom secara keseluruhan ( 1/10.000 dari jari-jari atom)

Kesimpulannya : inti mempunyai ukuran yg terbatas


4.2 . ORBIT ELEKTRON
Model planet atom dan mengapa model ini gagal
Model atom hidrogen merupakan elektron orbit dan inti /proton.
Persyaratan orbit elektron yg stabil dinamis :
adalah gaya setripetal , dimana :
m = massa elektron, v= kecepatan elektron
r = jari-jari elektron

adalah gaya elektrostatik dimana :


e = muatan elektron
Sehingga persyaratan kemantapan orbit adalah :
adalah kecepatan elektron.

Energi total atom H tdr dr : tenaga kinetik K & tenaga potensial V

dan

Jadi : E = K + V
Jadi E = K + V

Energi total atom Hidrogen


Gbr 42. Kesetimbangan gaya
pada atom hidrogen

Teori elektromagnetik tdk mengijinkan orbit elektron yg mantap.


Karena teori tsb ; muatan listrik yg dipercepat memancarkan energi dlm bentuk
gelombang elektromagnetik.
Sebuah elektron yg melintasi lengkung merupakan partikel yg dipercepat, jd
harus kehilangan energi terus menerus , membuat spiral menuju inti dalam suatu
fraksi dalam 1 detik.
 Teori elektromagnetik selalu cocok dg eksperimen tetapi atom
tidak ambruk ….kenapa?
 Karena Hukum Fisika dalam dunia makro tidak berlaku di
dunia mikro.

4.3 MODEL ATOM BOHR


 POSTULAT NIELS BOHR .
1. Atom hidrogen tdr dr sebuah elektron yg bergerak dlm
suatu lintas edar berbentuk lingkaran mengelilingi inti
atom, gerak elektron tsb di pengaruhi oleh gaya tarik
coulomb sesuai dg kaidah klasik.( memberikan susunan
atom H, dan gaya yg bekerja antara inti atom & elektron )
2. Lintas edar elektron dlm atom H yg mantap hanya
memiliki harga momentum anguler L yg merupakan
kelipatan dr tetapan Planck dibagi 2π. L = n dg n = bil
bulat. ( memberikan kuantisasi sistem atom yg berarti kuantisasi
momentum anguler L dan berarti kuantisasi lintas edar)
3. Dalam lintas edar yg mantap, elektron yg mengelilingi inti
atom tdk memancarkan energi elektromagnetik, dalam hal
ini E total tetap.( Dlm orbit yg stabil elektron tdk
memancarkan energi elektromagnetik )
4. Energi elektromagnetik dipancarkan oleh sistem atom bila
suatu elektron yg melintasi orbit mantap dg energi Ei ,
secara tak sinambung berpindah ke suatu orbit mantap
lain yg bernergi Ef. Pancaran energi elektromagnetiknya
memiliki frekuensi .

Panjang gelombang de Broglie

Kelajuan elektrun mengelilingi inti atom v;

Panjang gelombang de Broglie menjadi;


4.4 SPEKTRUM ATOMIK

 Spektrum pancaran, pendaran dan serapan

 Peristiwa serapan dan pancaran radiasi gelombang


elektromagnetik oleh atom atau molekul dapat
dijelaskan secara ringkas sebagai berikut
 Misalkan suatu sistem berada pada keadaan paling
stabil dengan tenaga minimum yang dinamakan aras
dasar (ground state). Ketika sistem ini menyerap
tenaga gelombang elektromagnetik, sistem dieksitasi
dan dikatakan berada pada aras tereksitasi (excited
state). Sistem yang berada pada aras tereksitasi akan
kembali ke aras dasar dengan memancarkan
kelebihan tenaganya dalam bentuk radiasi
elektromagnetik. Frekuensi-frekuansi yang teramati
pada radiasi pancaran dinamakan spektrum
pancaran (emmision spectrum). Eksperimen
memperlihatkan frekuensi-frekuensi yang teramati
pada spektrum serapan juga teramati pada spektrum
pancaran. Selain spektrum pancaran dan serapan
juga dikenal spektrum fluoresensi.
 Keadaan tereksitasi dapat diupayakan salah satunya
melalui pemanasan. Jika atom-atom tersebut dipanaskan,
akan terjadi tumbukan antar atom dan mengakibatkan
elektron bergetar. Oleh karena elektron merupakan partikel
bermuatan listrik, ketika bergetar akan memacarkan
tenaga/energi dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi
getaran. Cara lainnya adalah menggunakan gelombang
elektromagnetik. Ketika gelombang elektromagnetik
mengenai sistem muatan listrik seperti atom, molekul, akan
terjadi interaksi antara keduanya. Atom atau molekul
dipaksa bergetar dengan frekuensi yang sama dengan
frekuensi gelombang dan sebagian tenaga/energi gelombang
diserap oleh sistem. Getaran terpaksa akan lebih mudah
terjadi jika frekuensinya sama degan frekuensi gelombang
pemaksa. Peristiwa seperti ini dinamakan resonansi. Selain
itu atom, jika molekul atau sistem partikel bermuatan listrik
lainnya yang memiliki beberapa frekuensi resonansi , pada
frekuensi lainnya peristiwa serapan dapat diabaikan.
 Unsur logam natrium ditempatkan pada tabung
hampa udara dan dipanaskan sehingga di dalam
tabung penuh dengan uap natrium. Di depan tabung
diletakkan lampu natrium kemudian dinyalakan
sehingga terlihat cahaya berwarna kuning yang
dinamakan cahaya pancaran. Ketika cahaya lampu
natrium yang berwarna kuning melewati tabung, gas
sodium yang berada di dalam tabung akan berpendar
ke segala arah dengan warna kuning pula yang
dinamakan cahaya pendaran. Frekuensi cahaya
pancaran sama persis dengan frekuensi cahaya
pendaran. Lampu pijar sodium memiliki panjang
gelombang rata-rata 5,89 Å atau frekuensi .
 Biasanya atom-atom sodium berada dalam keadaan
aras dasar. Atom sodium hanya dapat menyerap
photon yang panjang gelombangnya 5,89 Å. Jika
photon dengan panjang gelombang semambung
dilewatkan pada uap unsur sodium, maka spektrum
photon yang lewat akan berkurang karena photon
dengan panjang gelombang 5,89 Å diserap oleh atom-
atom sodium. Akibatnya pada detektor akan teramati
sektrum latar yang terang dan garis-garis gelap. Posisi
garis gelap ini tepat sama dengan panjang gelombang
5,89 Å. Spektrum seperti ini dinamakan spektrum
serapan (absorption).
 Spektrum optik atom hidrogen
 Spektrum atom hidrogen memainkan peranan yang
sangat penting dalam pembuatan model atom.
Hidrogen adalam atom paling sederhana hanya terdiri
atas sebuah proton dan sebuah elektron sehingga
spekrum optik yang dipancarkan juga paling sederhana
berupa garis-garis tajam yang saling terpisah dalam
daerah cahaya tampak. Pada Gambar ??? diperlihatkan
contoh spektrum atom hidrogen. Garis-garis tersebut
memiliki panjang gelombang 6.563 Å (warna merah
dan dinamakan garis H), 4.861 Å (biru H) dan 4.340 Å
(ungu H), 4.102 Å (ultra ungu H) dan seterusnya dan
garis terakhir yang teramati adalah 3.646 Å,
dinamakan garis batas panjang gelombang terpendek
H∞. Sedangkan garis-garis dengan panjang gelombang
lebih kecil tampak sebagai spektrum semambung.
Gambar 4.4.1. Beberapagaris utama pada spektrum emissi hidrogen helium dan
air raksa
Gambar 4.4.2. Garis garis pada spektrum absorbsisuatu elemen sesuai garis
terang pada spektrum emissinya
Ketika n bertambah maka En semakin mendekati nol (0) , n=∞ maka
E∞=0 (elektronnya tidak terikat pada inti untuk membentuk atom).

Energi positif untuk kombinasi inti – elektron berarti elektron tidak terikat
pada inti dan tidak ada syarat kuantum yang harus dipenuhi (tidak
membentuk atom)

Deretan tingkat energi karakteristik semua atom, bukan hanya pada


hidrogen.

Dalam kasus partikel dalam kotak, adanya batasan elektron pada ruangan
menimbulkan adanya keterbatasan fungsi gelombang yang diperbolehkan
sehngga membatasi energi pada daerah tertentu saja.

Adanya tingkat energi atomik menunjukkan adanya kuantisasi dari


kuantitas fisik skala mikroskopik.

Dalam dunia kita,materi, muatan listrik, energi, dan sebagainya kelihatan


malar.

Dalam dunia atom, materi adalah partikel elementer memiliki massa


diam;
• Muatan kelipatan bulat +e atau -e
Spektrum garis hidrogen berasal dari transisi elektron dari tingkat
energi tinggi ke tingkat energi rendah berdasarkan deret seperti
gambar 4.5.2;

Gambar 4.5.2 Garis spektral berasal dari transisi antara tingkat energi
4.6 Gerak Inti
Pada analisis sebelumnya, inti hidrogen
(sebuah proton) dianggap tetap diam ketika
elektron berputar mengelilinginya.

Sebenarnya terjadi, kedua inti dan elektron


berputar disekeliling pusat massa yang sangat
dekat dengan intikarena massa inti jauh lebih
besar dari elektron.

Sistemseperti ini ekivalen dengan partikel


tunggal bermassa m’ berputar disekeliing
partikel lebih berat.. Jika m dinyatakan massa
elektron, M dinyatakan massa inti, maka m’
Fisika kuantum memberikan hasi yang sama engan
fisika klasik pada limit bilangan kuantum besar
disebut prinsip korespondensi Bohr.
2. ELEMEN MEKANIKA KUANTUM
Keterbatasan teori atom Bohr
• Tidak dapat menerangkan mengapa garis spektral
tertentu brinteraksi lebih tinggi dari yg lain.
• Mengapa transissi tertentu antara tingkat energi
berpeluang lebih besar dari yg lain.
• Tidak dapat menerangkan garis garis spektral terpisah
yang panjang gelombangnya berbeda sedikit.
Keberhasilan teori atom;
• Atom secara individual berinteraksi untuk membentuk
kumpulan makroskopik material memiliki sifat fisis dan
kimia.
Menyempurnaan teori Bohr dikembangkan teori yg lebih
umum thn 1925-1926 oleh Erwin Shrodinger, Werner
Heisenberg, dll dinamakan Mekanika Kuantum.
2.1 PENDAHULUAN MEKANIKA KUANTUM
Perbedaan pokok mekanika newton dan mekanika
kuantum bagaimana cara menggambarkannya.
Mekanika newton masa depan partikel dapat ditentukan;
• Posisi awal.
• Momentum awal.
• Gaya yg beraksi.
Pada dunia makroskopik kuantitas ini dapat ditentukan
dengan teliti sehingga dapat diramalkan dengan
mekanika newton sesuai pengamatan.

Mekanika kuantum mempunyai hubungan dengan


kuantitas teramati tetapi disyaratkan adanya ketidak
pastian kuantitas teramati berbeda pada atomik. Sebab
akibat berhubungan tetapi dengan tafsiran yg lebih hati-
hati. Karakteristik masa depan tidak bisa ditentukan
karena kedudukan dan momentum awal partikel tidak
diperoleh dengan akurat (masa depan tidak diketahui
karena masa kina tidak diketahui).

Kuantitas dijelajahi mekanika kuantum adalah peluang


(kemungkinan). Contoh jari jari orbit elektron keadaan
dasar atom hidrogen 5,3.10-11 m, secara mekanika
kuantum sebagai peluang terbesar. Berdasarkan
eksperimen hasilnya ada yg lebh besar dan ada yang
lebih kecil.

Mekanika newton adalah versi aproksimasi mekanika


kuantum.
Contoh
Pada saat tertentu kedudukan elektron terbatas pada
gerak arah x dengan ketelitian ±1 Å. Tentukan ketidak
pastian elektron 1 detik kemudian.
Jawab;
Ketidakpastian momentum elektron dalam arah x;

∆𝑝 =
2∆𝑥0
Dengan ∆𝑥0 = 1Å = 10−1 𝑚 , kelajuan elektron tidakpasti
sebesar;
∆𝑝ℏ ∆𝑝ℏ
∆𝑣 = =
𝑚 2𝑚∆𝑥0

Setelah waktu t=1 s, ketidakpastian kelajuan


menimbukan ketidakpastian kedudukan
ℏ𝑡 1,054.10−34 𝑥1
∆𝑥 = ∆𝑣 𝑥 𝑡 = =
2𝑚∆𝑥0 2𝑥9,1.1031 𝑥10−8

= 5,8. 105 𝑚
Berarti 580 km, menunjukkan group gelombang yang
mulanya sangat sempit kemudian menyebar luas, karena
komponen kecepaan fase gelombang berubah terhadap
bilangan gelombang dan sebagian besar bilangan
gelombang telah menimbulkan group gelombang awal yg
sempit.
Gambar 2.1. Fungsi gelombag dan transformasi Fourier,
a. Denyut.
b.Group gelombang.
c.Gelombang yg melebar takberhingga.
d.Distribusi Gausian.
2. 2 PERSAMAAN GELOMBANG
Kuantitas diperlukan pada mekanika kuantum adalah
fungsi gelombang Ψ. Harga Ψ tidak ada tafsiran fisis.
dan Ψ 2 (ΨΨ∗ ) sebagai peluang mendapatkan benda
ditempat itu.
Benda harus didapatkan pada suatu tempat;
+∞
‫׬‬−∞ Ψ 2 𝑑𝑉 = 0 partikel tidak ada
Kita ambil Ψ 2 sama dengan peluang P, maka bentuk
normalisasi;
+∞
‫׬‬−∞ Ψ 2 𝑑𝑉 = 1 syarat normalisasi
Peluang partikel pada tempat tertentu;
+∞
‫׬‬−∞ P𝑑𝑉 = 1
Karena P berharga tunggal pada tempat dan waktu
tertentu dan juga malar (kontinu), maka fungsi
Gelombangnya harus berkelakuan baik agar
menggambarkan matematis dari benda nyata

Pada mekanika persamaan pokoknya adalah Persamaan


Schrodinger dan pada mekanka newton persamaan gerak
hukum kedua newton.
Persamaan umum gelombang ;
𝜕2 𝑦 1 𝜕2 𝑦
= 2 2 persamaan gelobang
𝜕𝑥 2 𝑣 𝜕𝑡
Gelombang dengan variabel y menjalar arah x dengan
kelajuan v.
Fungsi gelombang ada gelombang berdiri pada tali kedua
ujungnya terikat;
𝑥
𝑦=𝐹 𝑡±
𝑣
Dengan F merupakan fungsi yang dapat dideferensiasi.
𝑥
Pemecahan 𝐹 𝑡 − untuk gelombang berjalan arah +x,
𝑣
𝑥
dan 𝐹 𝑡 + untuk gelombang berjalan arah –x.
𝑣
Pemecahan umum persamaan gelombang menjalar arah
+x;
𝑥
−𝑖𝜔(𝑡− )
𝑦 = 𝐴𝑒 𝑣

Dengan A sebagai amplitude gelombang tak teredam, dan


𝜔 konstatan frekuensi sudut ekawarna. Kuantitas y
berharga real (nyata) dan imajiner (khayal) maka;
𝑒 −𝑖𝜃 = cos 𝜃 − 𝑖 sin 𝜃
Penyelesaian umum persamaan gelombang menjadi;
𝑥 𝑥
𝑦 = 𝐴 cos 𝜔(𝑡 − ) − 𝑖𝐴 sin 𝑖𝜔 𝑡 −
𝑣 𝑣
Bentuk gambar grafik gelombang untuk gelombang real;

Gambar 2.2. Gelombang dalam bidan xy berjalan arah +x


sepanjang tali pda sumbu x
2. 3 PERSAMAAN SCHRODINGER BERGANTUNG WAKTU
Dalam mekanika kuantum fungsi gelombang Ψ sesuai
dengan variabel gelombang y gerak gelombang
umumnya. Harga Ψ tidak seperti y mempunyai kuantitas
yg dapat diukur berupa kuantitas kompleks. Fungsi
gelombang Ψ menjalar arah x;
𝑥
−𝑖𝜔(𝑡− )
Ψ = 𝐴𝑒 𝑣

Kita ganti 𝜔 = 2𝜋𝜈 dan 𝑣 = 𝜆𝜈


𝑥 𝑥
−𝑖2𝜋𝜈(𝑡− ) −𝑖2𝜋 (𝜈𝑡− )
Ψ = 𝐴𝑒 𝜆𝜈 = 𝐴𝑒 𝜆

Karena

dan
diperoleh
Diffrensial dua kali terhadap x diperoleh;

Diffrensial satu kali terhadap t diperoleh;

Energi total partikel perjumlahan energi kinetik dengen


energi potensial ditulis;
Ruas kiri dan kanan dikalikan dengan Ψ diperoleh;

Hasil diffrensial 2 kali terhadap x dan 1 kali terhadap t


sebelumnya dapat ditulis menjadi;

dan

Hasil subtitusi kedua rumus diatas terhadap energi total


diperoleh;
Persamaan
Schrodinger
bergantung waktu
satu dimensi
Persamaan Schrodinger bergantung waktu tiga dimensi
2.4 HARGA EKSPEKTASI
Harga ekspektasi kedudukan partikel tunggal x ditulis;

Karena peluang partikel P disuatu tempat;

+∞
‫׬‬−∞ Ψ 2 𝑑𝑥 = 1
+∞
‫׬‬−∞ Ψ 2 𝑑𝑥 = 1

Harga ekspektasi dapat ditulis;

Harga ekspektasi 𝐺(𝑥) dari suatu kuantitas (misal, enrgi


potensial V(x)) dari kedudukan partikel x dengan fungsi
gelombang Ψ ditulis;

Harga ekspektasi
2. 5 PERSAMAAN SCHRODINGER KEADAAN TUNAK
Fungsi gelombang umum partikel bebas

𝑖𝑝
+ 𝑥
Dengan 𝜓 = 𝑒 ℏ

Persamaan diatas disubtitusi ke persamaan schrodinger


bergantung waktu t ditulis;

𝑖𝐸
− 𝑡
Persamaan diatas dibagi dengan 𝜓 = 𝑒 ℏ dan
menyusun kembali diperoleh;
Persamaan Schrodinger
keadaan tunak bergan-
tung waktu satu dimensi

Persamaan Schrodinger keadaan tunak bergantung


waktu tiga dimensi;

Memecahkan persamaan Schrodinger fungsi gelombang


𝜓 harus memenuhi persamaan dan syarat batas dan juga
turunanya harus malar, berhingga dan berharga tunggal.
Hubungannya dengan mekanika gelombang harga 𝜓
bersesuaian dengan y ditulis;

Pemecahan panjang gelombangnya memenuhi;

Gambar grafik gelombang berdiri pada tali untuk


n=0,1,2,3 seperti gambar 2.51
Gambar 2.5.1 Gelombang berdiri dalam tali
kedua ujungnya terikat
2.6 PARTIKEL DALAM KOTAK
Pada mekanika kuantum partikel diasumsikan berada
pada kotak sumur potensial yang dinding potensialnya
takberhingga ∞ seperti gambar 2.6.

Gambar 2.6 Sumur potensial seperti kotak


dindingnya keras takberhingga
Persamaan Schrodinger untuk V=0 ditulis;

Penyelesaian umum persamaan gelombang Schrodinger;

Harga 𝜓 berharga nol di x=L hanya jika;


Mengkuadratkan persamaan diatas dan menyusun
kembali dengan menggantikan 𝐸 = 𝐸𝑛 sebagai tingkat
energi dapat ditulis;

Partikel
dalam kotak

Fungsi gelombang sebah partikel dalam kotak berenergi


𝐸𝑛 adalah gelombang sinus;

Dengan menggantikan harga 𝐸𝑛 diperoleh;


Untuk mendapatkan peluang bentuk gelombang dalam
kotak ditentukan dengan teori peluang P;

dan

Maka persamaan gelombang dalam bentuk peluang P


ditulis;
2𝐿 2
Maka 𝐴 = 1 atau 𝐴 =
2 𝐿
Fungsi gelombang sebuah partikel ternormalisasi seperti
gambar 2.6.2;

Gambar 2.6.2 Fungsi gelombang dan kerapatan peluang


sebuah partikel terdapat pada kotak dinding tegar
Fungsi gelombang ternormalisasi untuk partikel;

Fungsi gelombang partikel


dalam kotak
2.7 PEMANTULAN DAN TRANSMISI PADA PERINTANG

Mekanika klasik: sebuah partikel menumbuk sebuah


dinding tegar tidak berpeluang menembusnya.
Mekanika kuantum menghasilkan sama: partikel
berenergi berhingga tidak dapat memasuki daerah
berpoternsial takberhingga 𝑉 = ∞ . Bagaimana dinding
tidak sehebat itu; dinding tidak keras takberhingga,
namun dibutuhkan potensial V lebih besar dibandingkan
energi partikel E, secara mekanika klasik partikel akan
terpental. secara mekanika kuantum berbeda; terdapat
peluang tertentu- tidak perlu besar tapi tidak nol, maka
partikel dapat melewati energi perintang meskipun 𝐸
< 𝑉 seperti gambar 2.7.
Gambar 2.7 (a)Sebuah partikel berenergi 𝐸 < 𝑉 mendekati
perintang potensial. (b)Pada mekanika klasik, partikel itu
seharusnya dipantulkan oleh perintang. (c) Pada mekanika
kuantum, gelombang de Broglie menyatakan partikel sebagian
dipantulkan dan sebagian diteruskan (ditransmisikan). Ini berarti
partikel punya peluang menembus perintang.
Walaupun partikel tidak memiliki energi yg cukup
memanjat perintang namun partikel dapat menerobos
melewatinya. Lebih tinggi perintangnya dan lebih tebal
perintangnya maka lebih kecil peluang partikel
melewatinya.
Efek terobosan dapat dijelaskan dengan prinsip
ketidakpastian. Jika partikel tidak dapat melewati
perintang, maka ketidakpastian kedudukan ∆𝑥 seharusnya
nol disitu; karena ∆𝑥. ∆𝑝 ≥ ℎ/2 , maka ketidakpastian
momentum disitu ∆𝑝 seharusnya takberhingga.
Ketidakpastian momentum p takberhingga , berarti p dan
𝑝2
E seharusnya berharga takberhingga 𝐸 = + 𝑉 , hal
2𝑚
ini tidak cocok dengan kenyataan, partikel itu mempunyai
momentum dan energi berhingga.
Oleh karena itu partikel mampu memasuki perintang,
ketika berada didalam perintang, partikel punya peluang
menembus perintang.
2.8 EFEK TEROBOSAN

Analisa efek terobosan kita tinjau partikel mempunyai


energi kinetik K=E. Partikel datang dari kiri perintang
dengan tinggi potensial V dan lebarnya L, seperti gambar
2.8.1. Pada kedua sisi perintang itu V=0, berarti tidak ada
ineteraksi gaya pada partikel di situ.

Gambar 2.8. 1
Gambaran
skematik dari
penerobosan
melalui
perintang
Pada daerah I dan III persamaan Schrodinger untuk
partikel dengan fungsi gelombang 𝜓;

Pemeahan persamaan tersebut yang cocok dengan


masalah yg dibahas;

Dengan
Menyatakan bilangan gelombang de Broglie yang
menggambarkan partikel diluar perintang. Karena

Pemecahan itu cocok untuk menggabarkan partikel bebas.


Secara skenatik dari gambar 2.8, 𝐴𝑒 𝑖𝑘1 𝑥 ialah gelombang
dengan amplitude A yg datan dari kiri perintang, maka;

Kerapatan peluang gelombang partikel 𝜓𝐼+ 2 . Jika 𝜈


menyatakan kecepatan group gelombang yang sama
dengan kecepatan partikel, maka;
Dengan S menyatakan fluks partikel datang ke perintang
(banyaknya partikel permeter kuadrat per detik). Di x=0
gelombang datang menumbuk perintang dan sebagian
dipantulkan kembali, dengan;

Menyatan gelombang pantul, maka gelombangnya;

Pada tempat ygjauh dari perintang 𝑥 > 𝐿 hanya


mungkin ada gelombang;
Menjalar arah +𝑥 , karena di daerah III tidak terdapat yg
memantulkan gelombang, maka G=0 dan;

Peluang transmisi T dari partikel melewati perintang;

Menyatakan rasio fluks partikel yang keluar dari perintang


dengan fluks partikel datang ke perintang (fraksi partikel
datang berhasil menembus perintang).
Menurut klasik T=0 karena partikel dengan E<V tidak bisa
berada di dalam perintang.
Pada daera II prersamaan Shrodinger untuk partikel;
Penyelesaianya ;

Dengan

Menyatakan bilangan gelombang de Broglie di dalam


perintang. Karena E<V, maka k’ bilangan gelombang
imajiner dan didefenisikan 𝑘2 dinyatakan;
Persamaan gelombang 𝜓𝐼𝐼 dinyatakan dengan 𝑘2 ;

Karena pangkatnya kuantitas real, maka 𝜓𝐼𝐼 tidak


berosilasi (tidak menggambarkan partikel bergerak) oleh
karena itu kerapatan peluang 𝜓𝐼𝐼 2 tidak nol, sehingga
terdapat peluang tertentu untuk menemukan partikel di
dalam perintang. Partikel seperti ini dapat muncul di
daerah III dan kembali ke daerah I.
Untuk menentukan syarat batas kita gunakan illustrasi
pada gambar 2.8.2 fungsi gelombang daerah I,II, dan III.
Gamr 2.8.2 Pada masing masing dinding perintang, fungsi
gelombang di dalam dan di luar perintang harus
sepadan sempurna (memiliki harga dan sudut
singgung sama)
𝜕𝜓
Fungsi gelombang 𝜓 dan turunannya harus malar
𝜕𝑥
(kontinu ) dimana mana.
Fungsi gelombang pada dinding kiri perintang;

Pada dinding kanan perintang;

Subtitusi persamaan 𝜓𝐼 , 𝜓𝐼𝐼 , dan 𝜓𝐼𝐼𝐼 menghasilkan;


Persamaan itu diselesaikan, sehingga menghasilkan;

Jika rintangan potensial tinggi relatif terhadap energi


partikel datang, maka k2/k1>k1/k2 dan;
Jika perintang dianggap cukup lebar untuk 𝜓𝐼𝐼 mengalami
atenuasi (penurunan tingkat/aras suatu besaran, misalnya
intensitas gelombang) besar antara x=0 dan x=L, maka
𝑘2 𝐿⪢1 dan;

Harga (A/F) persamaan diatas dapat diaprosimasi


(pendekatan) menjadi;

Konjugate (A/F) diperlukan untuk menghitung peluang


transmisi T, didapatkan dengan menggantikan 𝑖 menjadi −𝑖
pada (A/F) diperoleh;
𝐴 𝐴 ∗
Perkalian antara dengan menghasilkan;
𝐹 𝐹

Peluang transmisi T diperoleh;

Dari defenisi k1 dan k2 diperoleh;


2
𝑘2 2 2𝑚(𝑉−𝐸)/ℏ 𝑉
= 2 = −1
𝑘1 2𝑚𝐸/ℏ 𝐸

16 −2𝑘2 𝐿 16
𝑇= 𝑉 𝑒 = 𝑉 𝑒 −2𝑘2 𝐿
4+ −1 3+
𝐸 𝐸

Kuantitas dalam tanda kurung tidak pernah jauh lebih


besar dari 1, maka peluang transmisi T;
𝑇 = 𝑒 −2𝑘2 𝐿 Peluang transmisi
Contoh;
Elektron dengan energi 1 eV dan 2 eV datang pada
perintang setinggi 5 eV dan lebar 5Å. Tentukan peluang
transmisinya. Bagaimana kuantitas tersebut dipengaruhi
jika lebar perintang dijadikan dua kali.
Penyelesaian;
Dik m=9,1.10-31 kg
E1=1 eV=1eVx1,6.10-19J/eV=1,6.10-19J
E2=2 eV=2eVx1,6.10-19J/eV=3,2.10-19J
V=5 eV=5eVx1,6.10-10 J/eV=8.10-19J
L=1Å=1.10-6 m
Dit. T1=?
T2=?
L2=2L maka T1’=? Dan T2’=?
Penyelesaian;
Untuk E=1 eV
2𝑚(𝑉−𝐸) 2𝑥9,1.10−31 𝑥(8.10−19 −1,6.10−19 )
𝑘2 = =
ℏ 1,05410−34
= 1,0. 1010 𝑚−1
2𝑘2 𝐿 = 2𝑥1,0. 10−10 𝑥1. 10−10 = 10 𝑚−1
𝑇1 = 𝑒 −2𝑘2 𝐿 = 𝑒 10 = 4,5. 10−5
Untuk E2=2 eV
𝑇2 = 𝑒 −2𝑘2 𝐿 = 𝑒 −8,5 = 1,4. 10−4
Elektron dengan energi 2 eV mempunyai peluang 3 kali
menerobos perintang dibandingkan 1 eV.
Untuk L=2x5Å =10Å
𝑇1 ′ = 2,1. 10−9

𝑇2 = 1,9. 10−8
Jelas bahwa T bergantun lebih kuat pada lebar perintang
L dibandingkan dengan energi partikel E.
TERIMA KASIH
3. ATOM ELEKTRON TUNGGAL
Gejala atomik membuka pemikiran bagaimana atom
berinteraksi membentuk molekul mantap, asal tabel
periodik unsur unsur, dan zat padat memiliki sifat listrik,
magnetik, optik, dan mekanik. Atom berelektron tunggal
terdapat pada atom hidrogen.
Atom ditinjau untuk 3 dimensi pada titi P pertama sebagai
koordinat kartesius dengan sumbu x,y, dan z dan kedua
bentuk koordinat polar (bola/speris) dengan koordinat
r,θ,dan φ. Hubungan koordinat kartesius dengan koordinat
polar seperti gambar 3.1.
r = panjang vektor jari jari dari titik asal O ke titik P.
θ =sudut antara vekor jari jari dengan sumbu +z=sudut zenit
−1 𝑧
= 𝑐𝑜𝑠 2 2 2
𝑥 +𝑦 +𝑧
φ = sudut antara proyeksi vektor jari jari pada bidang xy
dan sumbu +x, diukur menurut arah yang ditunjuk
pada gambar 3.1.
−1 𝑦
φ = sudut azimut = 𝑡𝑔
𝑥

𝑥 = 𝑟𝑠𝑖𝑛𝜃𝑐𝑜𝑠𝜙
𝑦 = 𝑟𝑐𝑜𝑠𝜃𝑐𝑜𝑠𝜙
𝑧 = 𝑟𝑐𝑜𝑠𝜙

Gambar 3.1 Koordinat polar bentuk bola


Pada koordinat polar persamaan Shrodinger ditulis;

𝑒2
Mensubtitusi energi potensial 𝑉 = − dan
4𝜋𝜀0 𝑟
mengalikan 𝑟 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 pada seluruh persamaan diatas
diperoleh untuk atom hidrogen;
Tiga bilangan kuantum dari solusi persamaan diatas
bersamaan dengan harga harga yang mungkin;
Bilangan kuantum utama=n=1,2,3,…
Bilangan kuantum orbital=l=0,1,2,…,n-1
Bilangan kuantum magnetik=ml=0, ±1, ±2,…,±l
Bilangan kuantum utama n menentukan energi total
elektron. Bilangan kuantum orbital menentukan besar
momentum sudut elektron terhadap inti, dan biangan
kuantum magnetik ml menentukan arah momentum
sudut.
Fungsi gelombang atom hidrogen pada koordinat polar;

Lebih sederhana dituliskan;


Fungsi gelombang 𝜓 diturunkan secara parsil terhadap
𝑟, 𝜃, 𝑑𝑎𝑛 𝜙 sesuai kebutuhan persamaan Schrodinger
untuk koordinat polar diperoleh;

Mensubtitusikan turunan persamaan gelombang diatas


kepersamaan Schrodinger terakhir yang diatas dan
membagi seluruh persamaan dengan 𝑅ΘΦ diperoleh;

Mengatur kembali persamaan diatas berdasarkan


kelompok masing masing sehingga menghasilkan;
Persamaan ini hanya benar jika kedua belah suku
sama dengan konstanta yang sama, karena suku kiri
dan suku kanan mempunyai fungsi dari variabel
2
yang beda dan konstanta itu disebut 𝑚𝑙 .
Persamaan diffrensial untuk fungsi Φ;

Penyelesaan persamaan ini ditulis;


Persamaan Schrodinger yang baru ditulis ;
𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑑 2 𝑑𝑅 sin 𝜃 𝑑 2 𝑑Θ
𝑟 + 𝑟 +
𝑅 𝑑𝑟 𝑑𝑟 Θ 𝑑𝜃 𝑑𝜃
2𝑚𝑟 2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑒2
+ 𝐸 = 𝑚𝑙2
ℏ2 4𝜋𝜀0 𝑟
Seluruh persamaan ini dibagi dengan 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 dan
diatur sesuai varibelnya diperoleh;

Disyaratkan ruas kiri dan ruas kanan persamaan ini


harus mempunyai konstanta yang sama disebut
𝑙 𝑙 + 1 dan ditulis;

Tiga bentuk persamaan diffrensial baru dari


persamaan Schrodinger fungsi tunggal dengan
variabel tunggal 𝑟, 𝜃, 𝑑𝑎𝑛 𝜙 dapat ditulis;
Penyelesaian persamaan diffrensial diatas menghasilkan
fungsi gelombang Φ 𝜙 , Θ 𝜃 , 𝑅 𝑟 , 𝑑𝑎𝑛 𝜓(𝑟, 𝜃, 𝜙) untuk
n=1,2, dan 3 atom hidrogen dengan jari jari Bohr 𝑎0 =
4𝜋𝜀0 ℏ2
𝑚𝑒 2
= 0,53 Å seperti pada tabel 6.1. dan 7.1
Pada tabel ditunjukkan kebergantungan 𝑅, Θ, 𝑑𝑎𝑛 Φ
pada bilangan kuantum n,l, dan m. Fungsi gelombang
elektron boleh ditulis;

Fungsi gelombang 𝑅, Θ, 𝑑𝑎𝑛 Φ, 𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝜓 diberikan pada


tabel 6.1 dan7.1 untuk n=1,2, dan 3.
3.1 BILANGAN KUANTUM UTAMA

Pada teori mekanika kuantum atom hidrogen, energi


elektron juga konstan, dapat berharga positif berapa saja,
tetapi harga negatifnya ditentukan rumus;

Kuantisasi energi elektron atom hidrogen ditentukan oleh


bilangan kuantum utama n.

Anda mungkin juga menyukai