Anda di halaman 1dari 27

Tugas

TELAAH KIMIA SEKOLAH

“STRUKTUR ATOM, SISTE PERIODIK,

DAN IKATAN KIMIA”

OLEH :

KELOMPOK I

TASLIMA (A251 18 010)

INANG ASTUTI (A251 18 006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
STRUKTUR ATOM

BAHAN AJAR

TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

1.Menjelaskan teori atom berdasarkan postulat yang diajukan Dalton.


2.Menjelaskan model atom Thomson.
3.Mendeskripsikan struktur atom.
4.Menjelaskan model atom Rutherford. oleh ilmuwan Yunani Leucippos yang
dilanjutkan oleh Democritos
5.Menjelaskan model atom menurut Bohr.
6.Menjelaskan model atom mekanika gelombang.

URAIAN MATERI STRUKTUR ATOM

1. Model Atom Dalton

Masa modern kimia diawali sejak proposal John Dalton tentang teori atom
dalam bukunya “New system of chemical philosophy” 1808. Jauh sebelum Dalton
sebenarnya beberapa teori telah diajukan pada abad ketiga sebelum Masehi. Akan tetapi
teori Dalton ini sangat melengkapi dan lebih cocok, sehingga teori ini mampu
menumbuhkan ilmu kimia.
Pada tahun 1808, John Dalton seorang ahli kimia bangsa Inggris mengemukakan
gagasannya tentang atom sebagai partikel penyusun materi. Menurut teori atom Dalton:

1. Atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi.

2. Atom suatu unsur yang sama mempunyai bobot yang sama, sedang unsur yang
berbeda atomnya akan berbeda pula, yang berarti mempunyai bobot berbeda.

3.Senyawa dikatakan sebagai hasil dari penggabungan atom-atom yang tidak sama
dengan perbandingan bobot yang proporsional dengan bobot atom yang bergabung itu.

4.Reaksi kimia hanya melibatkan penataulangan atom-atom sehingga tidak ada atom
yang berubah akibat reaksi kimia.

2. Model Atom Thomson

Penemuan elektron atas jasa J. J Thomson dan R. Millikan pada tahun-tahun


pertama abad ke-20 memberikan bukti ketidaksempurnaan model atom Dalton. J. J
Thomson merinci model atom Dalton yang mengemukakan, bahwa di dalam atom
terdapat elektron-elektron yang tersebar secara merata dalam “bola” bermuatan positip.
Keadaannya mirip roti kismis. Kismis (diumpamakan sebagai elektron) tersebar dalam
seluruh bagian dari roti (diumpamakan sebagai bola bermuatan positip).
3. Struktur AtomMenjelang abad ke-19 dengan ditemukan adanya elektron dan gejala
radioaktivitas, maka atom bukan lagi partikel yang tidak dapat dibagi-bagi lagi,
melainkan atom itu mengandung sejumlah partikel sub-atomik. Partikel-partikel utama
yang dimaksud ialah elektron, proton, dan netron. Sedang partikel lain yang terdapat di
dalam atom diantaranya ialah positron, neutrino dan meson. Partikel-partikel lain ini
biasanya diperoleh selama terjadi perubahan-perubahan.

a. Elektron

Bila suatu muatan listrik dilewatkan melalui tabung Geisler yang berisi gas
dengan tekanan sangat rendah, maka akan diemisikan seberkas sinar dari katoda. Sinar
ini biasa disebut sinar katoda yang ditemukan oleh Plucker (1859) dan diteliti oleh
Hittorf (1869) dan William Crookes (1879 – 1885)

Sinar ini bergerak lurus meninggalkan katoda dengan kecepatan tinggi dan dapat
menimbulkan bayangan kabur bila diberi tabir, dapat dibelokkan oleh medan magnet
dan medan listrik. Thomson (1897) berhasil menentukan harga perbandingan e/m, yaitu
perbandingan muatan listrik dengan massa. Akhirnya Stoney (1874) memberikan nama
partikel itu sebagai elektron yang selalu dikandung oleh semua materi dengan harga e/m
yang sama. Harga e/m yang terbesar dimiliki oleh atom hidrogen. Diperoleh harga e =
1,602 x 10-19 C dan m = 9,11 x 10-34 g.

b. Proton

Oleh karena elektron merupakan penyusun atom yang bermuatan negatip, berarti
materi harus mengandung penyusun lain yang bermuatan positip. Hal ini dibuktikan
oleh Goldstein (1886) dan Wien yang juga disebut sinar terusan atau sinar kanal.
Partikel positip ini terjadi karena tabrakan antara partkel gas dalam tabung dengan
elektron berenergi besar yang bergerak dari katoda ke anoda dalam tabung gas.

Dari berbagai eksperimen diperoleh dua perbedaan terpenting dari pengukuran


e/m terhadap elektron.

a. Perbandingan muatan/massa untuk ion positip berbeda, jika gas dalam tabung
berbeda. Pada massa pengukuran e/m elektron diperoleh harga yang sama apapun jenis
gas yang terdapat di dalamnya.

b. Harga muatan/massa untuk ion positip jauh lebih kecil dari harga untuk elektron.
Fakta ini menunjukkan bahwa ion positip terbentuk dari gas yang terdapat dalam tabung
dan massanya lebih besar dari massa elektron. Diperoleh hasil, bahwa harga e/m untuk
sinar terusan hidrogen lebih besar dari e/m untuk elektron. Dari sini dipostulatkan,
bahwa H+adalah suatu partikel dasar atom yang besar muatannya sama dengan muatan
elektron tetapi tandanya berlawanan.

c.Netron

Rutherford (1920) meramalkan bahwa kemungkinan besar di dalam inti terdapat


partikel dasar yang tidak bermuatan. Akan tetapi karena netralnya, maka partikel ini
sukar dideteksi. Selanjutnya tahun 1932 James Chadwick dapat menemukan netron.
Dari reaksi inti, partikel ? dengan massa 4 dapat ditangkap oleh boron (Ar = 11)
menghasilkan nitrogen (Ar = 14) dan netron dengan massa 1. Reaksi inti ini ditunjukkan
oleh persamaan : 2He4 + 5B11?7N14 + 0n1Dengan demikian maka partikel elektron,
proton dan netron merupakan penyusun dasar suatu materi.

4. Model Atom Rutherford dan Kelemahannya

Rutherford mengajukan teori atomnya, yaitu:

a.Sebagian besar atom berupa ruang kosong, sehingga semua massa atom terpusat pada
inti atom yang sangat kecil.

b.Atom disusun dari:i.Inti atom yang bermuatan positip. ii.Elektron-elektron yang


bermuatan negatif yang mengelilingi inti atom.

c.Seluruh proton terpusat di dalam inti atom.

d.Banyaknya proton di dalam inti sama dengan jumlah elektron yang mengelilingi inti
atom, sehingga atom bersifat netral.
Dari teorinya, Rutherford memodelkan atom sebagaimana pada sistem tata
surya, yaitu elektron-elektron bergerak mengelilingi inti atom seperti planet-planet
mengitari matahari. Sebagai contoh, atom hidrogen mempunyai inti yang bermuatan +1,
maka muatan ini diimbangi oleh 1 elektron yang mengitari intiDari teorinya, Rutherford
memodelkan atom sebagaimana pada sistem tata surya, yaitu elektron-elektron bergerak
mengelilingi inti atom seperti planet-planet mengitari matahari. Sebagai contoh, atom
hidrogen mempunyai inti yang bermuatan +1, maka muatan ini diimbangi oleh 1
elektron yang mengitari inti.

Satu keberatan dari postulat Rutherford adalah selama elektron bergerak dalam
suatu orbit, maka ada percepatan menuju ke pusat, elektron ini secara kontinyu
mengemisikan radiasi dan secara berangsur-angsur akan melepaskan energi yang
akhirnya akan jatuh ke dalam inti. Hal ini adalah tidak mungkin terjadi karena atom itu
stabil lagi pula model ini tidak dapat memperoleh data dari penelitian spektrum atom
unsur-unsur.
5. Model Atom Bohr Tahun 1913

Bohr mengusulkan suatu model atom yang dapat dijelaskan melalui spektra
hidrogen. Ia menerima konsep ini seperti yang diusulkan oleh Rutherford,akan tetapi
dengan menerapkan teori kuantum radiasi seperti yang dikembangkan oleh Planck dan
Einstein dalam menerangkan sifat-sifat sistem planet elektron.

Postulat Bohr berbunyi:

a. Elektron dalam suatu atom bergerak mengitari sekeliling inti pada orbit tertentu.
Setiap orbit mempunyai tingkat energi tertentu dan energi suatu elektron adalah
tetap selama berada pada orbitnya. Elektron yang berada pada tingkat ini disebut
tingkat stasioner dan setiap tingkat energi dinamakan tingkat energi atau kulit.
Elektron pada tingkat energi ini tidak meradiasikan energi.
b. Emisi dan absorpsi energi dalam bentuk radiasi hanya dapat dihasilkan jika
suatu elektron pindah dari tingkat stasioner ke tingkat lainnya.
c. Energi tidak diemisikan atau diabsorpsi secara pelan-pelan, tetapi dalam
satuan/paket h (disebut kuantum), dengan h adalah tetapan Planck dan ?adalah
frekuensi energi yang diradiasikan.
d. Lebih jauh tingkat energi dari inti, maka lebih besar pula energinya. Energi
diabsorpsi bila elektron melompat dari orbit bagian dalam ke orbit yang lebih
luar. Energi akan diemisikan bila elektron bergerak dari orbit yang luar ke orbit
yang lebih dalam. Besarnya kuantum yang diemisikan atau diabsorpsikan dapat
ditentukan dari tingkat energi elektron mula-mula dan tingkat akhir setelah
mencapai keadaan stasioner. Bila E2 dan E1 masing-masing adalah tingkat
energi awal dan akhir, sedang ? adalah frekuensi maka: E = E1- E2 = h
e. Energi yang ada pada setiap orbit dipengaruhi oleh kondisi dimana momentum
anguler (m vr) elektron yang bergerak dalam orbitnya mempunyai nilai tertentu
yang secara sederhana merupakan kelipatan dari h/2 Dengan m = massa
elektron, v = kecepatan, r = jari-jari orbit, h = tetapan Planck, dan = orbit yang
ditempati elektron (1, 2, 3, ...... atau sesuai huruf K, L, M, ... .... ).
6. Model Atom Mekanika Gelombang

Pada tahun 1924, Louis de Broglie ahli fisika Prancis pemenang hadiah
Nobel tahun 1929, menyimpulkan bahwa elektron dalam atom dapat dipandang
sebagai partikel dan gelombang. Sebagai akibat dualistis sifat elektron,
Heisenberg pemenang hadiah nobel untuk bidang fisika tahun 1926
mengemukakan azas ketidakpastian, yakni tidak mungkin mengetahui secara
bersamaan kedudukan dan kecepatan gerak elektron. Dengan alasan ini lintasan
elektron yang digambarkan Bohr tidak mungkin ada. Yang dapat dikatakan
adalah elektron dalam atom mempunyai kebolehjadian ditemukan dalam ruang-
ruang tertentu dalam atom yang disebut orbital. Gagasan bahwa elektron berada
dalam orbital-orbital di seputar inti atom merupakan model atom yang mutakhir.
Pada tahun 1926, Erwin Schrodinger seorang ahli fisika Austria pemenang
hadiah nobel untuk bidang fisika tahun 1933, berhasil merumuskan persamaan
gelombang untuk menggambarkan gerakan elektron dalam atom. Energi dan
bangun ruang orbital-orbital sebagaimana yang telah kita pelajari, diturunkan
berdasarkan perhitungan dengan menggunakan persamaan gelombang
Schrodinger.

Rangkuman 1

Menurut teori atom Dalton:

1.Atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. 2.Atom suatu
unsur yang sama mempunyai bobot yang sama, sedang unsur yang berbeda atomnya
akan berbeda pula, yang berarti mempunyai bobot berbeda.

3.Senyawa dikatakan sebagai hasil dari penggabungan atom-atom yang tidak sama
dengan perbandingan bobot yang proporsional dengan bobot atom yang bergabung
itu.

4.Reaksi kimia hanya melibatkan penataulangan atom-atom sehingga tidak ada atom
yang berubah akibat reaksi kimia.

Menurut J. J. Thomson:
Bahwa di dalam atom terdapat elektron-elektron yang tersebar secara merata dalam
“bola” bermuatan positip. Keadaannya mirip roti kismis.

 Partikel-partikel utama penyusun atom ialah elektron, proton, dan netron. ?


Elektron terdapat dalam semua materi, merupakan sinar katoda yang
bergerak lurus, dapat dibelokkan oleh medan magnet/ listrik. Muatan
listriknya = 1,602 x 10-19 Coulumb dan massanya = 9,11 x 10-34 g.
 Proton merupakan partikel yang bermuatan positip, disebut sinar terusan
atau sinar kanal. Massanya= 1,673 x 10-24 gram.
 Netron, partikel netral/tak bermuatan mempunyai massa mirip proton. ?

Teori atom Rutherford:

1. Atom disusun dari:Inti atom yang bermuatan positip.


Elektron-elektron yang bermuatan negatif yang mengelilingi inti atom.
2. Dalam atom yang netral, banyaknya inti atom yang bermuatan positip sama
dengan banyaknya elektron.

Postulat Bohr tentang atom:

a.Elektron dalam suatu atom bergerak mengitari sekeliling inti pada orbit/tingkat energi
tertentu.

b.Lebih jauh tingkat energi dari inti, maka lebih besar pula energinya.

c.Energi akan diemisikan bila elektron bergerak dari tingkat energi tinggi ke tingkat
energi yang lebih rendah.

d.Energi akan diabsorpsi bila elektron bergerak dari tingkat energi rendah ke tingkat
energi yang lebih tinggi.

e.Energi tidak diemisikan atau diabsorpsi secara pelan-pelan, tetapi dalam satuan/paket
h (disebut kuantum).

Model Atom Mekanika Gelombanga.


a. Bahwa elektron dalam atom sebagai partikel dan gelombang.

b.Heisenberg mengemukakan azas ketidakpastian, yakni tidak mungkin mengetahui


secara bersamaan kedudukan dan kecepatan gerak elektron.

c. Jadi elektron dalam atom mempunyai kebolehjadian ditemukan dalam ruang-ruang


tertentu dalam atom yang disebut orbital.

SISTEM PERIODIK UNSUR

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa mampu menjelaskan dasar perkembangan sistem periodic unsur


2. Siswa mampu menjelaskan kelebihan dan kekurangan perkembangan sistem
keperiodikan menurut Unsur Antoine Lavosier, TriadeDobereiner, Oktaf
Newlands , UnsurLothar Meyer, Mendelev, dan sistem periodik unsur Modern

URAIAN MATERI

A. Perkembangan Tabel Priodik Unsur


Pengelompokkan unsur – unsur dimulai oleh Antoine Lavosier yang
mengelompokkan unsur menjadi logam dan nonlogam. Selanjutnya
pengelompokkan unsur berkembang dalam berbagai bentuk dan dikenal dengan
Triade Dobereiner, Oktaf Newlands, Tabel Periodik Unsur Lothar Meyer dan
Mendeleve, serta Tabel Periodik Modern.
1. Tabel Periodic Unsur Antoine Lavosier
Antoine Lavosier pada tahun 1789, seorang ahli kimia perancis membagi
unsur – unsur menjadi empat kelompok. Untuk mengenal pengelompokkanya,
perhatikan tabel 1.1
Pada tabel 1.1 terter acahaya dan kalor yang bukan unsur. Pada
kelompok IV dimasukkan cahaya yang belum dapat diuraikan menjadi unsur
yang dikenal sekarang.

2. Hukum Triade Dobereiner


J.W Dobereiner pada tahun 1817 mengelompokkan unsur yang
mempunyai sifat sama, tiap kelompok terdiri dari tiga unsur yang disebut triade.
Dobereiner mencoba mengelompokkan unsur – unsur yang mempunyai
sifat sama berdasarkan kenaikan massa atomnya, ternyata didapat keteraturan.
Jika tiga unsur diurutkan berdasarkan kenaikan massa atomnya, maka massa
unsur yang kedua sama dengan massa rata – rata unsur pertama dan ketiga.
Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Triade Dobereiner.

3. Hukum Oktaf Newlands


Ahli kimia asal inggris bernama A.R.Newlands, yang pada tahun 1864
mengumumkan penemuanya yang disebut Hukum Oktaf. Newlands menyusun
unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Ternyata unsur yang
berselisih 1 oktaf (unsur ke 1 dan ke 8, unsur ke 2 dan unsur ke 9), menunjukkan
kemiripan sifat. Hukum oktaf ini juga mempunyai kelemahan karena hanya
berlaku untuk unsur – unsur ringan. Jika diteruskan, ternyata kemiripan sifat
terlalu dipaksakan. Misalnya, Zn mempunyai sifat yang cukup berbeda dengan
Be, Mg dan Ca.

4. Tabel Periodik Unsur Lothar Meyer


Pada tahun 1870, Lothar Meyer mencoba membuat daftar unsur – unsur
dengan memperhatikan sifat fisika yaitu volum atom. Dia membut grafik volum
atom unsur terhadap massa atomnya.
Pada lengkungan Meyer, unsur – unsur Li, Na, K, Rb dan Cs menempati
kedudukan yang setara, yaitu di puncak. Be, Mg, Ca, Sr dan Ba berada dititik
kedua dari puncak. Ternyata unsur – unsur yang letaknya setara memiliki sifat
yang mirip.
5. Tabel Periodik Unsur Mendellev
Pada tahun 1869, seorang sarjana asal Rusia bernama Dmitri Ivanovich
Mendeleev, berdasarkan pengamatanya terhadap 63 unsur yang sudah dikenal
itu, menyimpulkan bahwa sifat – sifat unsur adalah fungsi periodic dari massa
atom relatifnya dan persamaan sifat. Artinya, jika unsur – unsur disusun menurut
kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat tertentu akan berulang secara
periodic. Mendeleev menempatkan unsur – unsur yang mempunyai kemiripan
sifat dalam satu jalur vertical, yang disebut golongan. Lajur – lajur horizontal,
yaitu lajur unsur – unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya,
disebutperiode. Tabel periodic Mendeleev ini mempunyai kelemahan dan
keunggulan.
Kelemahan Tabel ini adalah penempatan beberapa unsur tidak sesuai
dengan kenaikan massa atom relatifnya. Selain itu masih banyak unsur yang
belum dikenal. Sedangkan keunggulan Tabel periodic Mendeleev adalah bahwa
Mendeleev berani mengosongkan beberapa tempat dengan keyakinan bahwa
masih ada unsur yang belum dikenal.

6. Tabel Periodik Modern


Tabel periodic unsur yang digunakan sekarang yaitu TabelPeridik Unsur
Modern. Setelah tabel periodic unsur Mendeleev, pada tahun 1915 Henry
Mosley menemukan nomor atom dan menyusun unsur – unsur dalam tabel
periodic berdasarkan kenaikan nomor atom dan menyusun unsur – unsur dalam
tabel periodic berdasarkan kenaikan nomor atom. Beberapa penelitian,
menunjukkan adanya hubungan antara nomor atom dengan sifat – sifat unsur,
maka tabel periodic Mendeleev perlu penyempurnaan. Pada tabel perodik unsur
modern disusun dalam golongan dan periode.
Ada 2 sistem yang digunakan pada penomoran golongan yaitu sistem
Amerika dan sistem IUPAC. Sistem amerika menggunakan angka romawi I
sampai VIII, masing – masing terdiri dari golongan A dan B. sistem IUPAC
(Internasional Union Pure and Applied Chemistry) menggunakan angka Arab 1
samapai dengan 18.
Oleh karena sistem penomoran golongan IPAC belum memasyarakat
dikalangan ahli kimia, maka penggolongan sistem amerika lebih banyak
digunakan begitu juga Indonesia.
Tabel Periodik Unsur modern digambarkan sebagai berikut :
1) Golongan dan periode
Pada tabel periodic unsur, lajur vertical menunjukkan
golongan unsur – unsur sedangkan lajur horizontal menunjukkan
periode.
a. Golongan
Pada tabel periodic unsur dikelompokkan menjadi golongan utama
atau golongan A dan golongan transisi atau golongan B.
Golongan utama terdiri dari 8 golongan IA sampai dengan VIIIA.
Golongan unsur transisi terdiri dari 8 golongan yaitu golongan
IB sampai dengan VIIIB. Untuk golongan VIIIB terdiri dari 3
jalur vertical, sedangkan golongan lainnya masing- masing 1
lajur vertical.
Unsur, transisi berada diantara golongan IIA dan IIIA. Semua
unsur – unsur transisi bersifat logam dan banyak digunakan
dalam kehidupan sehari – hari seperti Fe, Zn, Cu, Ni, Au, Cr,
Mn, dan Ag.
b. Periode
Tabel periodic unsur terdiri dari 7 periode dan dua deret unsur
terpisah dibawah yaitu deret lantanida dan aktinida. Tiapperide
terdiri dari beberapa unsur dengan jumlah yang berbeda – beda
yaitu sebagai berikut :
 Periode kesatu terdiri dari dua unsur yaitu H dan He.
 Periode kedua terdiri dari 8 yaitu : Li, Be, B, C, N, O, F, Ne.
 Periode ketiga terdiri dari 8 unsur.
 Periode keempat 18 unsur.
 Periode kelima 18 unsur
 Unsur pada periode keenam terdiri dari unsur yang ada pada
tabel utama ditambah unsur – unsur pada deret lantanida
sehingga jumlahnya menjadi 32 unsur.
 Unsur pada periode ketujuh juga terdiri dari unsur pada tabel
utama ditambah pada deret aktinida, sampai saat ini jumlahnya
28 unsur. Dengan ditemukanya unsur baru maka jumlah unsur
dalam periode ini akan bertambah terus.
c. Kepriodikan Sifat Unsur
Hampir semua unsur di alam ditemukan dalam bentuk senyawanya.
Hal ini disebabkan unsur itu belum stabil sehingga mudah
bereaksi dengan unsur lainnya. Kereaktifan suatu unsur
bergantung pada harga jari – jari atom. Energy ionisasi, afinitas
elektronya, dan keelektronegatifan. Keteraturan harga – harga
tersebut dalam tabel periodic merupakan kepriodikan sifat
unsur.
a) Jari – jari atom
Ukuran jari – jari atom dari suatu unsur ditentukan dengan sinar X,
dengan mengukur jarak inti atom terhadap pasangan electron
bersama dalam ikatannya. Untuk unsur logam, jari – jari
didefinisikan sebagai setengah jarak terpendek antara dua inti
dalam bentuk, padat, sedangkan untuk unsur nonlogam
didefinisikan sebagai setengah panjang ikatan kovalen tunggal
antara dua inti atom yang sejenis.
b) Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energy yang diperlukan untuk melepaskan
electron terluar suatu atom dalam keadaan gas.
Li(g) + energy ionisasi → Li++ e-
Enenrgi ionisasi dinyatakan dalam kJ mol-1jika energy ionisasi
kecil maka atom mudah melepaskan electron. Sebaliknya jika
energy ionisasi besarmaka atom sukar melepaskan electron.
c) Afinitas Elektron
Selain melepaskan electron, atom dapat juga menerima electron.
Dengan menerima electron atom menjadi bermuatan negative,
pada saat atom menerim alektron, sejumlah energy akan
dilepaskan. Energy yang dilepaskan pada saat suatu atom dalam
keadaan gas menerima electron disebut afinitas electron.
d) Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom untuk
menarik electron. Dalam satu periode, semakin kekanan
keelektronegatifannya semakan besar. Dalam satu golongan,
semakin kebawah keelektronegatifannya semakin kecil.
IKATAN KIMIA

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa mampu menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai


kestabilan
2. Siswa mampu menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet
dan oktet) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur lewis)
3. Siswa mampu menyajikan proses terbentuknya ikatan ion
4. Siswa mampu menyajikan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap
dua, dan rangkap tiga
5. Siswa mampu memprediksi jenis ikatan yang terbentuk jika diberikan beberapa
contoh senyawa.

URAIAN MATERI

Pada umumnya unsur-unsur dijumpai tidak selama kedaan bebas (kecuali pada
suhu tinggi), melainkan sebagai suatu kelompok-kelompok atom yang disebut sebagai
molekul. Kelompok-kelompok atom atau molekul merupakan keadaan yang lebih stabil
dibandingkan unsur-unsur dalam keadaan bebas.

A.      Terbentuknya ikatan kimia

Ikatan kimia terbentuk karena unsur –unsur ingin memiliki struktur elektron stabil.
Struktur elektron stabil yang dimaksud yaitu struktur elektron gas mulia (Golongan
VIIIA)

Tabel Struktur Elektron Gas Mulia


Kecendrungan atom-atom untuk memiliki struktur atau konvigurasi elektron seperti gas
mulia atau 8 elektron pada kulit terluar disebut “kaidah Oktet”. Sementara itu atom-
atom yang mempunyai kecendrunga untuk memiliki konvigurasi elektron seperti gas
helium disebut “kaidah duplet”

Agar dapat mencapai struktur elektron seperti gas mulia, antar unsur mengadakan hal-
hal berikut.

1. Perpindahan elektron dari satu atom keatom lain (serah terima elektron). Atom
yang melepasakan elektron akan berubah menjadi ion negatif, sehingga
terjadilah gaya elektrostatik atau tarik-menarik antara kedua ion yang berbeda
muatan, ikatan ini disebut ikatan ion.
2. Pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom sehingga terbantuk ikatan
kovalen.

Selain itu, dikenal kiga adanya ikatan lain yaitu:

1. Ikatan logam
2. Ikatan hidrogen
3. Ikatan Van derwaals

B.  Jenis-jenis Ikatan Kimia

1. Ikatan Ion (ikatan Elektrvalen)


Ikatan ion yaitu ikatan yang terbentuk sebagi akibat adanya gaya tarik-
menarik antara ion positif dan ion negatif. Ion positif terbentuk tersebut karena
unsur logam melepaskan elektronnya, sedangkan ion negatif terbentuk karena
unsur nonlogam menerima elektronnya, sedangkan ion positif terbentuk karena
unsur nonlogam menerima elektron. Ikatan ion terjadi karena serah terima
elektron.

Atom-atom membentuk ikatan ion karena masing-masing atom ingin


mencapai kesetimbangan/kestabilan seperti struktur elektron gas mulia.

Ikatan ion terbentuk antara :

a.       Ion positif dengan ion negatif,

b.      Atom-atom berenergi potensial ionisasi kecil dengan atom-atom


berafinitas elektron besar (atom-atom unsur golongan IA, IIA dengan atom-
atom unsur golongan (VIA, VIIA)

c.       Atom-atom dengan kelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang


mempunyai keelektronegatifan besar.

Contoh :

                K             l               M

11 Na       : 2           8              1 –>melepaskan elektron, membentuk Na+ : 2   8

17 Cl         : 2           8              7 –>menerima 1 elektron, membentuk Cl–     : 2   8  


8

Na                                          –>           Na+         +             e–

Cl            +             e–            –>       Cl–

–  ——————————————————–                 +
Na          +             Cl            –>        Na+         +             Cl–

Na          +             Cl– membentuk ikatan ion NaCl (natrium klorida)

Sifat-sifat ion sebagai berikut

a.       Dalam bentuk padatan tidak menghantarkan listrik karena partikel-


partikel ionnya terikat kuat pada kisi, sehingga tidak ada elektron yang bebas
bergerak

b.      Leburan dan larutannya menghantarkan listrik

c.       Umunya berupa zat padat kristal yang permukaanya keras dan sukar
digores.

d.      Titik leleh dan titik didihnya tinggi.

e.      Larutan dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut nonpolar

2. Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi antar unsur nonlogam dengan
unsur nonlogam yang lain dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron.
Adakalanya dua atom dapat mengubah lebih dari satu pasanga elektron. Apabila
yang digunakan bersama dua pasang atau tiga pasang elektron. Apabila yang
digunakan bersama dua pasang atau tiga  pasang maka akan terbentuk ikatan
kovalen rangkap dua atu tiga. Jumlah elektron valensi yang digunakan untuk
berikatn tergantung pada kebutuhan tiap atom untuk mencapai konfigurasi
elektron seperti gas mulia (kaidah duplet atau oktet).

Pengunaan bersama pasangan elektron digambarkan oleh


Lewismengunakan titik elektron. Rumus Lewis merupakan tanda atom yang
disekelilingi terdapat titik, silang atau bulatan kecil yang menggambarkan
elektron valensi atom yang bersangkutan.

a.       1H : 1              (elektron valensi 1) dilambangkan :


b.      7N : 2,5          (elektron valensi 5 ) dilambangkan :

c.       6O : 2,6          (elektron valensi 6 ) dilambangkan :

d.      17Cl : 2,8,7    (elektron valensi 7) dilambangkan :

Apabila dua atom hidrogen mebentuk ikatan maka masing-masing atom


menyumbangkan sebuah elektron dan membentuk sepasang elektron yang
digunakan bersama. Sepasang elektron bisa digantikan dengan sebuah garis yang
disebut tangan ikatan

H+           +             H– –>H:H

Atau

H             –              H

Jumlah tangan dapat mengambarkan jumlah ikatan dalam suatu senyawa


kovalen. Pada molekul H2 di atas ikatanya disebut ikatan kovalen tunggal.

Molekul O2 terjadi dari dua atom oksigen dengan ikatan kovalen


rangkap, sedangkan pada molekul N2 terdapat tiga ikatan kovalen yang disebut
ikatan kovalen rangkap tiga.

Sifat – sifat senyawa kovalen sebagai berikut.

a.       Pada suhu kamar umumnya berupa gas (misal H2, O2, N2, Cl2,
CO2), cair (misalnya H2O dan HCl), ataupun berupa padatan.

b.      Titik didih dan titik lelehnya rendah, karena gaya tarik-manarik


antara molekulnya kuat.

c.       Larutan dalam pelarut nonpolar dan beberapa di antarnya dapat


berintegtasi dengan pelarut polar.
d.      Larutannya dalam air ada yang menghantarkan arus listrik
(misal HCl) tetapi sebagian basar tidak dapat menghantarkan arus
listrik, baik padatan, leburan atau larutannya).

Anda dapat memprediksi ikatan kimia apabila mengetahui konfigurasi


elektron dari atom unsur tersebut (elektron valensinya). Dari situ akan diketahui
jumlah kekurangan elektron masing-masing unsur untuk mencapai kaidah oktet
dan douplet (kestabilan struktur seperti struktur elektron gas mulia).

Jarak antara dua inti atom yang berikatan disebut panjang ikatan.
Sedangkan energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan disebut energi
ikatan.  pada pasangan unsur yang sama, ikatan tunggal merupakan ikatan yang
paling lemah dan paling panjang.

a.       Ikatan kovalen koordinasi

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terjadi karena


pasangan elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom yang
berikatan

Tanda (–>) menyatakan sumber pasangan elektron yang dipakai


bersama. Ikatan kovalen koordinasi dapat terjadi antara suatu atom yang
mempunyai pasangan elektron bebas dan sudah mencapai konfigurasi oktet
dengan atom lain yang membutuhkan dua elektron dan belum mencapai
konfigurasi oktet.
Ketika membuat rumus lewis dari asam-asam oksi (misalnya asam
sulfat/ H2SO4) lebih dahulu dituliskan bayangkan strukturnya kemudian
membuat rumus lewisnya  yang dimulai dari atom hidrogen. Hal ini untuk
mengetahui jenis-janis ikatan yang ada, antara ikatan kovalen atau ikatan
kovalen koordinat

b.      Polarisasi ikatan kovalen

Perbedaan keelektronegatifan dua atom menimbulkan kepolaran


senyawa. Adanya perbedaan keelektronegatifan tersebut menyebabkan
pasangan elektron ikatan lebih tertarik ke salah satu unsur sehingga
membentuk dipol. Adanya dipol inilah menyebabkan senyawa menjadi
polar.

Misalnya pada senyawa HCl, pasanga elektron milik bersama akan


lebih dekat pada Cl karena daya tarik terhadap elektronnya lebih besar
dibandingkan H. Hal itu menyebabkan terjadinya polarisasi pada ikatan H-Cl
atom Cl lebih negatif daripada atom H, hal tersebut menyebabkan terjadiny
ikatan kovalen polar.

Pada ikatan kovalen yang terjadi lebih dari dua unsur, kepolaran
senyawanya ditentukan oleh hal-hal berikut.

1)      Jumlah momen dipol, jika jumlah momen dipol = 0,


senyawanya bersifat mompolar, jika momen dipol tidak sama dengan
0 maka senyawanya bersifat polar.

Besarnya momen dipol suatu senyawanya dapat diketahui dengan

µ=dxl

Dimana :

                                     µ = momen dipol dalam satuan Debye (D)

d = muatan dalam satuan elektrostatis (ses)


l  = jarak dalam satuan Cm

2)      Bentuk molekul bentuk molekulnya simetris maka senyawanya


bersifat nonpolar, sedagnkan jika bentuk molekulnya tidak simetris
maka senyawanya bersifat polar.

3. Ikatan logam

Logam mempunyai sifat-sifat antara lain:

a.       Pada suhu kamar umunya padat,

b.      Mengkilat

c.       Menghantarkan panas dan listrik dengan baik

d.      Dapat ditempa dan dibentuk.

Dalam bentuk padat, atom-atom logam tersusun dalam susunan yang sangat
rapat (closelypacked) susunan logam terdiri atas ion-ion logam dalam lautan
elektron.

Dalam susunan seperti ini elektron valensinya relarif bebas bergerak dan tidak
terpaku pada salah satu inti atom.

Ikatan logam terjadi akibat interaksi antara elektron valensi yang bebas bergerak
dengan inti atau kation-kation logam yang menghasilkan gaya tarik.

Rangkuman

1. bentuk molekul menggabarkan kedudukan atom-atom dari suatu molekul dalam


ruang tiga dimensi dan besarnya sudut-sudut ikatan dibentuk. serta iaktan yang terjadi
pada molekul tersebut yang dibentuk oleh pasangan-pasangan elektron

2. gaya antar molekul bisa gaya ikatan vanderwaals dan ikatan hidrogen gaya
3. gaya-gaya van Der waals dapat berupa gaya dispersi, gaya dipol-dipol, atau gaya
terimbas

4. gaya antar molekul dinonpolar disebut gaya dispersi atau gaya london. kekutan gaya
dispersi tergantung pada massa molekul relatifnya

5. selain gaya dispersi, dalam senyawa polar terdapat gaya dipol-dipol, yaitu interaksi
tarik menarik antar dipol-dipol yang berbeda muatan. gaya dipol-dipol lebih kuat
dibandingkan gaya dispersi.

Anda mungkin juga menyukai