Disusun
Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun Tugas mata kuliah ini
dengan baik serta tepat waktu. Mudah- mudahan makalah yang kami buat ini bisa
menolong menaikkan pengetahuan kita jadi lebih luas lagi.Kami menyadari kalau
masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.Oleh sebab itu, kritik serta
makalah ini.Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.
ii
\DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………….................................. .i
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi identifikasi dalam
tumbuhan?
1.3.2. Untuk mengetahui bagaimana analisis hasil dari senyawa tersebut?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Fraksinasi
Tiga jenis spektrum serapan telah dikenal yaitu sinar tampak, ultraviolet
dan inframerah. Kesamaan spektrum inframerah suatu senyawa murni yang
tidak diketahui dengan senyawa pembanding dapat dianggap sebagai bukti bahwa
kedua senyawa itu sama. Spektrum serapan ultraviolet-visibel tidak didasarkan
pada getaran atom dalam molekul akan tetapi pada kenyataannya elektron
tertentu yang terikat longgar dapat ditingkatkan ke arah energi yang lebih tinggi
dengan menyerap radiasi dengan panjang gelombang tertentu.
Spektra UV digunakan untuk mengetahui keberadaan ikatan rangkap
terkonjugasi pendek misalnya aromatik dan panjang misalnya karotenoida.
Spektra IR digunakan untuk mengetahui gugus fungsi dan perkiraan jenis
senyawa (Harborne, 1998).
Spektrofotometer UV
Daerah pengukuran spektrofotometer UV adalah pada panjang gelombang
200-400 nm. Spektrum UV disebut juga spektrum elektronik karena terjadi
sebagai hasil interaksi radiasi UV terhadap molekul yang mengakibatkan molekul
tersebut mengalami transisi elektronik. Apabila radiasi elektromagnetik
dikenakan pada suatu molekul atau atom maka sebagian dari radiasi tersebut
4
diserap oleh molekul atau atom tersebut sesuai dengan strukturnya yang
mempunyai gugus kromofor (Mulja, 1990).
Spektrofotometer IR
Radiasi infrared (IR) atau infrared merupakan bagian dari spektrum elektro-
magnetik antara daerah gelombang cahaya tampak dan gelombang mikrowafe.
Penggunaan terbesar terhadap kimia organ- ik adalah pada panjang gelombang
4000- 400 cm-1. Frekuensi radiasi IR kurang dari 100 cm-1 diabsorbsi dan diubah
oleh mole- kul organik menjadi energi rotasi molekul. Serapan ini diukur. Radiasi
IR dalam dae- rah panjang gelombang 10000-100 cm-1 diabsorbsi dan diubah oleh
sebuah molekul organik ke dalam energi vibrasi molekul. Serapan ini juga dihitung.
Tapi, spektrum vibrasi muncul sebagai tanda lebih baik karena sebuah perubahan
energi vibra tunggal diikuti oleh sejumlah perubahan energi rotasi. Absorbsi
frekuensi atau pan- jang gelombang tergantung pada massa relatif atom, gaya
konstan ikatan dan ge- ometri atom.
Posisi tanda dalam spektrum IR disajikan dalam jumlah gelombang yang
memiliki satuan cm-1. Jenis ikatan yang dapat ditunjukkan pada daerah serapan
1300-800 cm-1 (C-C, C-O, C-N), 1900-1500 cm-1 (C=O, C=N, N=O), 2300-
2000 cm-1 (CΞC, CΞN), dan 3000-2200 (C-H, O-H, N-H) (Silverstain, 1998).
Berikut ini akan ditampilkan sejumlah identifikasi senyawa kimia
metabolit sekunder dalam tumbuhan :
a. Indentifikasi Flavonoid
5
c. Identifikasi alkaloid
Cara Identifikasi
Sebanyak 5 ml sampel dibasakan dengan larutan amonium 10 % (tes dengan
kertas PH) kemudian dipartisi dengan kloroform (2x 10 ml). Fraksi kloroform di
gabungkan lalu di asamkan dengan HCl 1 M. Larutan asam di pisahkan dan di uji
dengan pereaksi dragendrof atau mayer. Endapan kuning jingga atau putih
menunjukan adanya alkaloid.Tujuan penambahan amonia berfungsi untuk
membasakan dan mengendapkan alkaloid agar dapat diperoleh alkaloid dalam
bentuk garam ataupun alkaloid dalam bentuk basa bebas.Kloroform digunakan
dengan tujuan dapat menarik senyawa alkaloid karena alkaloid mempunyai
kelarutan yang baik dalam kloroform, alkohol, tetapi tidak larut dalam air
meskipun dapat larut dalam air panas. Setelah itu diberikan pereaksi dragendrof
dimana jika terbentuk endapan kuning jingga berarti terdapat alkaloid atau
pereaksi mayer bila terdapat endapan putih menunjukan adanya alkaloid
d. Identifikasi saponin
Cara Identifikasi :
Uji saponin dilakukan dengan metode Fort yaitu dengan cara memasukan 2
ml sampel kedalam tabung reaksi kemudian di tambahkan 10 ml akuades lalu di
kocok selama 30 detik. Di amati perubahan yang terjadi. Apabila terbentuk busa
yang mantap (tidak hilang selama 30 detik) maka identifikasi menunjukan adanya
saponin.Uji penegasan saponin dilakukan dengan menguapkan sampel samapi
kering kemudian mencucinya dengan heksana sampai filtrat jernih.Residu yang
tertinggal di tambahkan kloroform.Di aduk 5 menit.Kemudian ditambahkan
Na2SO4 anhidrat dan disaring. Filtrat dibagi menjadi 2 bagian, A dan B. Filtrat A
sebagai blangko, filtrat B di tetesi anhidrat asetat, diaduk perlahan, kemudian
ditambahkan H2SO4 pekat dan diaduk kembali. Terbentuknya cincin merah
samapi coklat menunjukan adanya saponin.
e. Identifikasi Terpenoid
Identifikasi steroid dari daun getih – getihan, serbuk kering dari daun getih-
getihan menggunakan pelarut ethanol, kemudian dipartisi dengan pelarut n-
heksana yang menghasilkan ekstrak n-heksana sebanyak 2,4 gram. Uji
fitokimia menggunakan pereaksi Liebermann-Burchard menunjukan bahwa
ekstrak n-heksana positif menggandung steroid.
a. Uji Flavonoid
( daun kelor)
b. Uji Tanin
c. Uji Alkaloid
d. Uji saponin
e. Uji terpenoid
f. Uji Steroid
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. cara mengidentifikasi senyawa dalam tubuhan digunakan metode Skrining
fitokimia. Metode ini adalah tahapan awal untuk mengidentifikasi
kandungan kimia yang terkandung didalam tumbuhan yang akan mengetahui
golongan senyawa yang akan kita uji atau teliti
2. Analisis hasil yang diperoleh dari uji positif dari masing” tumbuhan tersebut
apakah mengandung (Flavonoid, Tanin, Alkaloid, trepenoid, steroid dan
saponin)
3.2. Saran
Diharapkan para pembaca memberikan masukkan agar kedepannya makalah
kami dapat lebih baik lagi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Sarker SD, Latif Z, & Gray AI. 2006. Nat- ural products isolation. In: Sarker SD,
Latif Z, & Gray AI, editors. Natural Products Isolation. 2nd ed. Totowa
(New Jersey). Humana Press Inc. hal. 6-10, 18.
Silverstain,R.M., Webster,F.X., (1998), Spectrometric Identification Of Organic
Compound, sixth edition, John Wiley & Sons,Inc,US, hal 71-74.