Anda di halaman 1dari 19

BAHAYA KOMUNIS GAYA BARU1

Syarif Hidayat2
A. PENGANTAR
Sejujurnya penulis bukan pakar komunis, sehingga apa yang akan
disampaikan juga hanya sekedar introduksi terhadap ancaman bahaya komunis gaya
baru yang kadangkala tidak banyak disadari oleh masyarakat muslim yang memang
sebagiannya menganggap ajaran komunis telah lenyap seiring dengan dibekukannya
PKI sebagai wadah penyaluran aspirasi politik mereka. Padahal, sejak mereka
dipasung hak-hak politiknya gerakan mereka menjadi gerakan di bawah tanah yang
hanya bayang-bayangnya saja dilihat oleh sedikit masyarakat yang jeli terhadap
bahaya laten mereka. Diantara yang sedikit itu adalah Taufik Ismail, sang pujangga
mutakhir bangsa ini. Kemudian sekedar menyebut contoh, Fadlin Zon sebagai pakar
komunis internasional dan Alfian Tanjung sebagai pemerhati gerakan komunis lokal
dan nasional.3
Sehingga, Pemuda Persis patut untuk menimba ilmu dan pengalaman gerakan
komunisme dari ketiga pakar di atas supaya kita lebih siap menghadapi berbagai
tantangan dan ancaman serius dari gerakan mereka yang kian hari semakin
menampakkan performance baru dengan baju KGB (Komunis Gaya Baru).
Baiklah, kajian kita mulai dengan kondisi real masyarakat muslim Indonesia.
Rasa-rasanya kita tidak berlebihan bila kita merasa khawatir terhadap prediksi
Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam yang pernah menggambarkan kondisi buruk
yang bakal dihadapi umat Islam. Beliau bersabda demikian:


:
:

















333 /2) .


( 1085
1
Disampaikan pada JITU PP Pemuda Persis di Masjid PP Persis, Sabtu 7 Februari 2015/ 17
Rabiu al-Taniy 1436 H.
2
Ketua PW Pemuda Persis Masa Jihad 2011-2015
3
Kekhawatiran bangkitnya komunisme di Indonesia sudah beberapa kali diutarakan para
cendekiawan Indonesia diantaranya apa yang diwartakan oleh Republika online, bahwa Guru Besar
Universitas Indonesia, Prof Salim Said mengatakan, Indonesia harus mewaspadai lahinya gerakan
Komunisme Gaya Baru (KGB). Gerakan ini akan memasukkan nilai-nilai komunisme ke dalam
gerakan lain tanpa menyebut nama komunis. Komunisme secara kelembagaan di Indonesia sudah
bangkrut. PKI (Partai Komunis Indonesia) berkembang di dalam pemerintah yang berezim otoriter
bukan demokratis, ujarnya saat menghadiri Halaqoh Kebangsaan Majelis Ulama Indonesia, di Kantor
MUI Jakarta, Rabu (1/10/2014).

Hadits diatas sebetulnya hadits masyhur di kalangan umat Islam hari ini,
bahkan ketika membuka musyawarah wilayah Persis Jabar tiga tahun yang lalu,
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, Lc., pun mengutip hadits ini dalam
sambutannya. Begitu juga dengan para muballigh Persis matan hadits diatas sudah
diluar kepalanya. Betapa masyhurnya hadits itu! Akan tetapi, fakta di lapangan
menunjukkan justeru perwujudan hadits ini kurang disadari umat, padahal penyakit
wahn yang menjadi pangkal masalah dalam sabda beliau menjadi biang keterpurukan
umat Islam hari ini, khususnya di Indonesia.
Kita tidak bisa menutup mata, umat Islam Indonesia merupakan mayoritas
penduduk negeri ini tetapi persis seperti disinyalir hadits itu mereka bak buih di lautan
tanpa daya dan kekuatan untuk membendung arus ancaman musuh-musuh Islam.
Oleh karenanya, tidak berlebihan bila Dr. Adian Husaini mengingatkan, seharusnya
umat Islam sadar bahwa sesungguhnya akidah mereka setiap saat diperangi habishabisan oleh musuh-musuh Islam.4
Dengan kata lain, akidah umat Islam hari ini diperebutkan laksana hidangan
yang direcoki orang-orang kelaparan. Dari luar, kita dihadapkan dengan bahaya
harakah irtidd (pemurtadan dan kristenisasi), komunisme, kapitalisme, materialism,
sekularisme, liberalism, pluralism, dan hedonism (rotary club, lion club, dan klubklub lainnya), sementara di dalam, mereka dihantam dengan bahaya canggih aliranaliran sesat dan menyesatkan (dhl-mudhil) seperti Ahmadiyyah, Syiah, LDII, NII,
dan tidak kurang dari tiga ratus aliran semacam ini yang terungkap Kementerian
Agama Indonesia.
Dengan kondisi real seperti itu, wajar jika kita merasa risau, jangan-jangan
prediksi Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam akan kita alami. Tinggal, satu kata
saja, apakah hubbub al-duny sudah ada dalam hati sanubari kita. Sebab, subur
berkembangnya aliran sesat tidak terlepas dari penyakit wahn umat Islam dewasa ini.
Begitu pula dengan maraknya komunisme di suatu negeri. Tidak ada suatu
bangsa menganut paham sosialis-komunis kecuali bangsa itu tengah menghadapi
keterpurukan dalam berbagai lini kehidupan. Sebab, jargon yang sering mereka
kemukakan adalah pembelaan hak-hak wong cilik, kaum proletar, tertindas dan
termarginalkan. Kaum tani dan kaum buruh selalu menjadi garda paling depan dalam
agenda komunisme suatu bangsa.
4

Menurut Abu al-Hasan al-Nadwi sebagaimana dikutip Adian Husaini, pangkal gelombang
pemurtadan umat Islam adalah konsekwensi modernisasi peradaban Barat yang menghegomoni dunia
saat ini, beliau mengatakan, di saat sekarang ini selama beberapa waktu dunia Islam dihadapkan pada
ancaman pemurtadan yang menyelimuti bayang-bayang di atasnya dari ujung ke ujung. Inilah
kemurtadan yang melanda muslim Timur pada masa dominasi politik Barat, dan telah menimbulkan
tantangan yang paling serius terhadap Islam sejak masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Filsafat materialism Barat ini tak diragukan lagi adalah agama terbesar yang diajarkan di dunia
setelah Islam. Ia adalah agama terbesar dari sudut keluasan bidangnya; agama yang paling mendalam
dipandang dari sudut kedalaman tancapan akarnya. Bahwa kemurtadan-kemurtadan macam inilah
yang pada masa sekarang melanda dunia Islam dari ujung satu ke ujung yang lain. Ia telah melancarkan
serangan gencarnya dari rumah ke rumah dan dari keluarga ke keluarga. Sekolah-sekolah dan
universitas semua telah dibanjiri dengannya. Hampir taka da keluarga yang masih beruntung tak
memiliki anggota yang menganut kepercayaan ini. (Adian Husaini, Tantangan Pemikiran Islam
Kontemporer Pengantar Umum, dalam Islamic Worldview [Bahan-bahan Kuliah di Program
Pendidikan dan Pemikiran Islam Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor], 2008, hlm. 2)

Untuk itu, saat ini kita coba kaji sedikit persoalan komunisme dari beberapa
aspek yang dapat kita telaah dari pelbagai literature.
B. DEFINISI KOMUNISME
Menurut buku Gerakan Keagamaan dan Pemikiran yang diterbitkan oleh
WAMY, komunisme (al-Syuyiyyah) adalah sebuah aliran berfikir berlandaskan
kepada atheisme, yang menjadikan materi sebagai azas segala-galanya.
Ditafsirkannya sejarah berdasarkan pertarungan kelas dan faktor ekonomi. Aliran ini
lahir di Jerman di bawah asuhan Marx dan Engels, kemudian menjelma dalam bentuk
revolusi Bolsheviks di Rusia pada tahun 1917 M dengan planing dari Yahudi. Lalu
berkembang melakukan ekspansinya dengan tangan besi dan kekerasan. Umat Islam
banyak terluka oleh ideologi ini, dan banyak bangsa-bangsa yang hilang dari
peredaran sejarah lantaran ulah aliran ini.5
Menurut Toynbee, seperti dikutip Muhammad Imaduddin Abdulrahim,
komunisme itu tiada lain adalah kekristenan yang dipalsukan, suatu lembaran sobekan
Bible yang diperlakukan seolah-olah seluruh kitab suci, yang kemudian dijadikan
senjata untuk menembaki kebudayaan Kristen (Barat).6
Sebagian orang ada yang menganggap dirinya sedemikian pintar sehingga ia
merasa tidak perlu bertuhan. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak perlu kepada
sesuatu yang tak dapat dibuktikan. Mereka pun menolak jika dikatakan atheis. Mereka
menamakan diri mereka agnostic.7
5

WAMY, Gerakan Keagamaan dan Pemikiran (Akar Ideologi dan Penyebarannya), (Jakarta:
al-Ishlahy Press, 1993), hlm. 199.
Ada perbedaan fundamen antara pengertian komunisme dengan sosialisme sebagaimana
dinyatakan oleh guru besar pergerakan organisasi Islam (Syarikat Islam), HOS Tjokroaminoto, bahwa
yang disebut komunisme ialah segala peraturan (stelsel) yang menyerang sifatnya kepunyaan
seseorang (den particulieren eigendom in zijnwezen), dan buat mengganti dia hendaknya dilakukan
semacam aturan commuo boniorum, yaitu barang-barang itu hendaknya dimiliki bersama
(geoderengemeenschap). Angan-angan atau pikiran communia bonorum senantiasa bergandeng dengan
perkataan komunisme, dan pengaturan communio (memiliki, mempunyai bersama) itu yang menjadi
ukuran bagi macam-macam bahagiannya komunisme. Adapun sosialisme ialah satu bagian yang
terpenting daripada komunisme. Sosialisme atau kolektivisme menurut pengertian ini, ialah tiap-tiap
peraturan tentang urusan harta benda, (economisch), yang di dalam programnya menetapkan dua
peraturan seperti berikut: [1] bahwa kepunyaan (eigendom) atas alat-alat produksi itu hendaknya
diserahkan ke dalam tangannya perikatan orang hidup bersama (gemeenschap), dan [2] bahwa lebih
jauh segenap ketertiban tentang harta benda (de geheele economi order) itu hendaknya diatur oleh
perikatan orang hidup bersama, lebih tegas: perikatan orang hidup bersama hendaknya menetapkan,
apa dan bagaimanakah barang-barang, dan betapakah barang-barang yang sudah dikeluarkan situ harus
dibagi-bagikan. Hanyalah memakainya barang-barang yang sudah dibagi itu saja yang tinggal tetap
menjadi perkaranya seseorang masing-masing (privaatzaak). (HOS. Tjokroaminoto, Islam dan
Sosialisme, Bandung: Sega Arsy, 2010, hlm. 18)
6
Dr. Ir. Muhammad Imaduddin Abdul Rahim, M.Sc., Kuliah Tauhid, (Jakarta: Gema Insani,
2002), hlm. 40-41
7
Salah seorang tokoh agnostic terkemuka ialah mendiang Betrand Russel, ahli filsafat dari
Inggris yang pernah diundang dengan hormatnya untuk memberikan kuliah pada beberapa universitas
di Amerika Serikat di awal tahun empat puluhan (1940-an). Kuliah-kuliah yang disampaikannya
sempat menimbulkan kemarahan tokoh-tokoh Kristen Amerika, terutama Bishop Manning dari Gereja
Episcopal karena dianggap sangat bertentangan dengan agama dan nilai-nilai moral. Memang Russel
berpendapat bahwa semua agama yang ada di dunia ini Buddha, Hindu, Kristen, Islam, Komunisme
adalah palsu dan berbahaya. Oleh karena itu, ia menentang semua agama. Sangat menarik perhatian
kita ialah sama dengan Toynbee, Russel pun menganggap komunisme sebagai agama. Russel, pada
hakikatnya, telah mempertuhankan akalnya. (Ibid, hlm. 41-42)

C. SEJARAH BERDIRI KOMUNISME DAN TOKOH-TOKOHNYA


Yang meletakkan dasar-dasar pemikiran komunisme secara teoritis adalah Karl
Marx, seorang Yahudi berkebangsaan Jerman (1818-1883). Dia adalah cucu seorang
tokoh Yahudi yang terkenal (bernama) Murdkhoy Marx. Karl Marx adalah seorang
yang egoistis, tidak punya prinsip yang jelas, pendendam, dan materialistis. 8 Karyakaryanya antara lain:
1) Manisfesto Komunis, muncul pada tahun 1848.
2) Das Capital muncul pada tahun 1767.
Dalam membuat teorinya, Karl Marx dibantu oleh Friedrich Engels (1820-1895)
kawan akrabnya sendiri, yang telah membantu pula dalam menyebarkan madzhabnya.
Dan dialah pula yang telah membiayai hidup Karl Marx dan keluarganya sampai
hidupnya.
Karya-karya Engels antara lain:
1)
2)
3)
4)

Asal-usul Keluarga
Orang-orang Khusus dan Negara
Dualism dalam Alam
Sosialisme Khurafat dan Sosialisme Ilmiah.9
Lenin, nama sebenarnya ialah Vladimir Illich Ulyanov. Dialah pemimpin
revolusi berdarah, Bolsheviks di Rusia tahun 1917, dan seorang dictator yang ditakuti.
Tokoh ini berhati kejam, dictator dalam memaksakan pendapatnya, dan dendam
terhadap umat manusia. Ia lahir pada 1870 dan wafat pada 1924. Ada beberapa studi
yang mengatakan, Lenin asal-usulnya adalah orang Yahudi, pernah membawa nama
Yahudi, kemudian digantinya dengan nama Rusia yang dikenal sampai sekarang. Ia
hampi mirip dengan Trotsky. Dan Leninlah yang telah menjabarkan komunisme
dalam praktek nyata. Ia memiliki banyak buku, pidato, dan brosur. Tetapi yang
terpenting adalah kumpulan karangannya, yaitu Bunga Rampai Karangan Besar.
Joseph Stalin (1879-1954). Sekretaris Partai Komunis dan Pemimpin Tertinggi
setelah Lenin. Dia terkenal bengis, kejam, sadis, dictator, dan keras kepala. Dalam
menyingkirkan lawan-lawannya, dilakukan dengan cara pembantaian, pembunuhan,
dan pembuangan. Dari perilakunya dan sikapnya, membuktikan bahwa dia siap untuk
Orang seperti Russel inilah yang disebut oleh Allahu yarham KHE. Abdurrahman sebagai
ahli-ahli sains yang mau menggantikan peranan Tuhan. Selain Russel, adalah Edmond Leech yang
menganggap dirinya mampu mengambil alih pekerjaan Tuhan. Ahli-ahli sains juga mengatakan bahwa
Tuhan telah beribu-ribu tahun memerintah dunia, dan kini sudah saatnya bagi Tuhan untuk turun tahta
dan memberi kesempatan kepada ahli-ahli sains berijazah Ph.D untuk mengatur dunia. Ahli sains
seperti Edmond Leech itu tampaknya benar-benar merasa layak dan mampu mengambil alih tugas
Tuhan. (KHE. Abdurrahman, Recik-recik Dakwah, Bandung: Sinar Baru, 1993, hlm. 222-223)
8
Meskipun lebih dikenal sebagai seorang atheis, keterikatan Karl Marx, yang memang
merupakan keturunan Yahudi Ashkenazi, terhadap bangsa dan tradisi pemikiran Yahudi tidak luntur.
Hal inilah yang menurut Isaac Deutscher, penulis biografi Stalin dan Trotsky, ditunjukkan oleh Marx
melalui pernyataannya berkenaan peran ekonomi-politik Yahudi dalam masyarakat Barat tersebut.
Deutscher melanjutkan, dalam pandangan Marx, Keberlangsungan hidupnya tersebut tergantung pada
peran istimewa kaum Yahudi sebagai agen ekonomi uang dalam lingkungan yang hidup di tengah
perekonomian yang alami, dan Judaisme pada dasarnya merupakan intisari teoritis relasi pasar dan
keimanan para pedagang; kaum Kristen Eropa, setelah mereka berkembang dari feodalisme menjadi
kapitalisme, sedikit banyak telah menjadi Yahudi. Lihat lebih lengkap:
http://www.marxists.org/history/etol/newspape/ amersocialist/ deutscher01.htm
9
WAMY, Gerakan Keagamaan dan Pemikiran, hlm. 199-200

mengorbankan seluruh rakyatnya demi kepentingan dirinya sendiri. Dan pernah satu
kali ia diperingatkan oleh istrinya sendiri, namun istrinya itu dibunuhnya.
Trotsky, lahir pada 1879 dan dibunuh pada 1940. Pembunuhan itu diotaki Stalin.
Dia adalah seorang Yahudi yang menempati kedudukan penting dalam partai, dan
telah menjabat urusan luar negeri setelah revolusi, kemudian urusan perang.
Kemudian ia dipecat dari partai karena dituduh melakukan hal-hal yang melawan
kepentingan partai, agar Stalin mendapatkan suasana yang pas untuk mengatur
pembunuhannya.10
D. PEMIKIRAN DAN DOKTRIN-DOKTRINNYA
1) Diingkarinya wujud Allah dan segala yang ghaib. Dikatakannya bahwa materi
adalah dasar segala-galanya. Slogan mereka: Percaya pada 3 (oknum), yaitu
Marx, Lenin, dan Stalin; dan mengingkari 3, yaitu Allah, Agama, dan hak
milik pribadi.11
2) Ditafsirkannya sejarah manusia dengan pertarungan antara kaum borjuis
dengan kaum proletar. Pertarungan itu, menurut mereka, berakhir dengan
kediktatoran kaum proletar.
3) Diperanginya agama, dan dianggapnya sebagai candu masyarakat dan
babunya kapitalis, imperialis, dan eksploitasi. Dikecualikannya agama Yahudi,
10

ibid
Dr. Ir. Muhammad Imaduddin Abdul Rahim, M.Sc. (Allhu yarham), menulis di dalam
bukunya, Kuliah Tauhid, bahwa paham atheism adalah omong kosong, tidak logis, dan tidak masuk
akal. Menurut logika al-Quran, setiap orang pasti bertuhan. Alternative yang mungkin ialah bertuhan
satu (monoteis) atau bertuhan banyak (politeis = bertuhan lebih dari satu). Oleh karena itu, kata ilh
di dalam al-Quran juga digunakan dalam bentuk tunggal (mufrad: ilhun), ganda (mutsanna: ilhaini),
dan banyak (jama: lihatun). Bertuhan nol atau atheism tidak mungkin. Untuk dapat mengerti dengan
tuntas masalah ini dapatlah kita buat definisi tuhan atau ilah yang tepat berdasarkan logika alQuran sebagai berikut.
Tuhan (ilh) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa
sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai (didominasi) olehnya (sesuatu itu).
Kata dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja,
dicintai, diagungkan, diharp-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan, dan
termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian. Syaikh al-Islam, Ibn
Taimiyah rahimahullh, memberikan definisi al-ilh sebagai berikut:
Al-Ilh ialah yang dipuja dengan penuh kecintaan hati; tunduk kepada-Nya, merendahkan diri
di hadapan-Nya, takut dan mengharapkan-Nya. Kepada-Nya tempat berserah diri ketika berada dalam
kesulitan, berdoa, dan bertawakkal kepada-Nya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan dariNya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingat-Nya dan terpaut cinta kepada-Nya. (Dr. Yusuf
al-Qaradhawi, Tauhid dan Fenomena Kemusyrikan [Haqqat al-Tauhd], diterjemahkan oleh H. Abd
Rahim Haris, Bima: Pustaka Darul Hikmah, hlm. 26-27)
Berdasarkan definisi, kata Bang Imad, dapatlah dipahami bahwa tuhan itu bisa berbentuk apa
saja yang dipentingkan oleh manusia. Yang pasti ialah manusia tidak mungkin atheis, tidak mungkin
tidak bertuhan. Berdasarkan logika al-Quran, bagi setiap orang pasti ada sesuatu yang
dipertuhankannya. Dengan demikian, orang-orang komunis itupun pada hakikatnya bertuhan juga.
Adapun tuhan mereka adalah ideology atau angan-angan (utopia) mereka, yaitu terciptanya
masyarakat komunis, dimana setiap orang boleh bekerja menurut kemampuan masing-masing dan
mendapat penghasilan sesuai kebutuhan masing-masing, sebagaimana dirumuskan dengan jelas oleh
pemimpin mereka, Lenin, di dalam manifesto komiunismenya, From everyone according to this
ability, and for everyone according to his need. Ungkapan inilah yang diterjemahkan oleh para
pemimpin mendiang PKI (Partai Komunis Indonesia) dahulu dengan slogan sama rata sama rasa.
Orang komunis sebenarnya memimpikan terciptakan suatu masyarakat bertata ekonomi yang adil
sempurna. (Dr. Ir. Muhammad Imaduddin Abdul Rahim, M.Sc., Kuliah Tauhid, Jakarta: Gema
Insani, 2002, hlm. 39-40)
11

sebab orang-orang Yahudi adalah bangsa tertindas yang butuh kepada


agamanya untuk mengembalikan hak-haknya yang direbut pihak lain.
4) Diperanginya hak milik pribadi, dan diproklamirkannya komunisme dalam
mengatur dan dihapuskannya hokum waris.
5) Amal perbuatan, menurut mereka, taidak ada harganya sama sekali di depan
kepentingan materi dan usaha-usaha produktivitas.
6) Diperintahkannya rakyat dengan tangan besi dan kekerasan. Tak ada
kesempatan bagi mereka untuk mengaktifkan daya fikirnya. Sebab, menurut
mereka tujuan menghalalkan segala cara.
7) Diyakini, bahwasanya tidak ada akhirat, siksa, dan tidak pula balasan, kecuali
di dunia ini.
8) Diakuinya kedikdatoran kelas yang sedang berkuasa, dan diimpikannya
pemerintah komunisme internasional.
9) Komunisme percaya kepada pertarungan kelas dan kekerasan, dan berupaya
untuk memancing rasa dendam dan benci
10) Dianggapnya al-Quran disusun pada masa pemerintahan Utsman ibn Affan
radhiyallhu anhu, kemudian beberapa kali mengalami perubahan sampai
abad kedelapan. Dicapnya, bahwa al-Quran adalah senjata untuk menebarkan
candu bagi masyarakat.12
11) Dipercayainya keazalian materi. Dan faktor-faktor ekonomi adalah unsur
penggerak pertama bagi pribadi dan kelompok.13
Dengan demikian, tampak kekafiran mereka terhadap ayat-ayat Allah Tal.
Merekalah yang disinyalir di dalam firman Allah berikut ini.



( 23)









( 24)
















12

Pendapat orang-orang komunis yang menyebutkan al-Quran diubah-ubah itu mirip dengan
pemahaman Syiah Rafidhah. Hal ini sebagaimana dijabarkan oleh Agus Hasan Bashori, bahwa ulama
Syiah mengatakan, al-Quran ini adalah muharraf (diubah) dan naqish (kurang). Syaikh Muhammad
ibn Abdurrahman al-Saif mengumpulkan sampai ada 28 ulama Syiah. 9 orang di antara mereka
menyatakan bahwa riwayat yang mengatakan tahrif al-Quran adalah mutawatir (kata orang Syiaah),
dan dua orang dari mereka, yaitu Abu al-Hasan al-Amili dan al-Allamah Adnan al-Bahrain
menyatakan bahwa keyakinan al-Quran muharraf dan berkurang adalah termasuk dharuriyat alMadzhab, dan tiga dari mereka yaitu Adnan Bahrain ditambah Syaikh Yahya murid al-Karki dan
Syaikh Muhammad ibn Nuaim (al-Mufid) menyatakan bahwa Syiah telah berijma kalau al-Quran
yang ada ini adalah muharraf dan kurang. Riwayat-riwayat tahrif ini tidak ada yang menantang dan
menyelisihi (di kalangan Syiah). Ironisnya, mereka mengklaim bahwa ini semua adalah suara Ahli
Bait yang mashum, padaahal Ahli Bait berlepas diri dari klaim Syiah ini, sebab Ahli Bait sama
keyakinannya dengan Ahlussunnah wal Jamaah. (Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag, Al-Quran dan
Ahlul Bait [Syarah Hadits Tsaqalain, Mendudukkan Posisi Ahlussunnah & Syiah], Malang: Yayasan
Bina al-Mujtama, 2014, hlm. 124)
13
Ibid, hlm. 200-201








( 25)














( 26)

[27 - 23 : ]


Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci
mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka
siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).
Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? Dan mereka berkata, Kehidupan
ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak
ada yang akan membinasakan kita selain masa, dan mereka sekali-kali tidak
mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang jelas, tidak ada
bantahan mereka selain dari mengatakan, Datangkanlah nenek moyang kami jika
kamu adalah orang-orang yang benar. Katakanlah, Allah-lah yang menghidupkan
kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat
yang tidak ada keraguan padanya; akan tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui. Dan hanya kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi. Dan pada hari
terjadinya kebangkitan, akan rugilah pada hari itu orang-orang yang mengerjakan
kebathilan. (Q.S. al-Jatsiyah, ayat 23-27)
Untuk itu, Endang Saifuddin Anshari (ESA) menegaskan kekeliruan secara
umum paham orang-orang pemuja materialism bahwa Islam sependapat dengan
materialism ketika menyatakan alam ini ada dan nyata (tidak maya), tidak semu, dan
bukan bayangan. Namun, Islam menolak materialism karena:
a) Materialism beranggapan bahwa materi itu adalah hakikat dasar sarwa
yang ada, bahwa materi itu abadi dan tidak diciptakan, ada dengan
sendirinya.
b) Materialism pada awal dan akhirnya mengingkari adanya Tuhan,
Pencipta sarwa yang ada.
Kemudian beliau mengutip ungkapan fenomenal mereka bahwa: Materialism
is an implacable for of religion, in the world where there is nothing else except matter
in motion there is no room for a God (Materialisme adalah musuh agama yang tidak
dapat didamaikan sama sekali; dalam dunia yang tiada apa-apa kecuali materi yang
bergerak, tidak ada tempat bagi Tuhan)14
Sedangkan jejak sejarah perjuangan Ulama melawan PKI adalah Putusan
Kongres Alim Ulama Seluruh Indonesia yang dihadiri 907 peserta di Palembang, pada
tanggal 8-11 September 1957 yang melahirkan keputusan sebagai berikut:
14

Endang Saefuddin Anshari, Wawasan Islam Pokok-pokok Fikiran Tentang Islam dan
Ummatnya, (Jakarta: Rajawali Press, 1993), hlm. 210. Lihat lebih lanjut ungkapan tersebut dalam V.
Afanasyev, Marxist Philosophy, Moscow, 1965, hlm. 11

Setelah mendengar dan membahas secara mendalam ideologi/ ajaran komunis,


menyimpulkan bahwa idiologi komunis: anti Tuhan, anti agama, anti demokrasi,
menganjurkan pertentangan dan perjuangan kelas, menghilangkan hak seseorang dan
berlawanan dengan ajaran Islam.
Memutuskan:
Ideologi Komunis adalah KUFUR hukumnya, dan HARAM bagi umat Islam
menganutnya. Kemudian bagi orang yang menganutnya dengan keyakinan dan
kesadaran maka kafirlah serta TIADA SAH menikah dan menikahkan orang Islam,
TIADA PUSAKA mempusakai dan HARAM jenazahnya diselenggarakan secara
Islam.15
E. SEKILAS TENTANG PKI
Di dalam Wikipedia disebutkan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI)
adalah partai politik di Indonesia. PKI adalah partai komunis non-penguasa terbesar di
dunia setelah Rusia dan Tiongkok sebelum akhirnya dihancurkan pada tahun 1965
dan dinyatakan sebagai partai terlarang pada tahun berikutnya. 16
Sebuah organisasi awal yang penting didirikan oleh sosialis Belanda Henk
Sneevliet dan Sosialis Hindia lain yang pada dasarnya membentuk tenaga kerja di
pelabuhan pada tahun 1914, di bawah nama Indies Social Democratic
Association (dalam bahasa Belanda: Indische Sociaal Democratische Vereeniging-,
ISDV). ISDV pada dasarnya dibentuk oleh 85 anggota dari dua partai sosialis
Belanda, SDAP dan Partai Sosialis Belanda yang kemudian menjadi SDP komunis,
yang berada dalam kepemimpinan Hindia Belanda. Para anggota Belanda dari ISDV
memperkenalkan ide-ide Marxis untuk mengedukasi orang-orang Indonesia mencari
cara untuk menentang kekuasaan kolonial.
Pada Oktober 1915 ISDV mulai aktif dalam penerbitan surat kabar berbahasa
Belanda, "Het Vrije Woord" (Kata yang Merdeka). Editornya adalah Adolf Baars.
Pada saat pembentukannya, ISDV tidak menuntut kemerdekaan untuk Indonesia.
Pada saat itu, ISDV mempunyai sekitar 100 orang anggota, dan dari semuanya itu
hanya tiga orang yang merupakan warga pribumi Indonesia. Namun, partai ini dengan
cepat berkembang menjadi radikal dan anti kapitalis. Tapi berubah ketika Sneevliet
memindahkan markas mereka dari Surabaya ke Semarang dan menarik banyak
penduduk asli dari berbagai elemen seperti agama, nasionalis dan aktivis gerakan
lainnya yang akhir-akhir itu tumbuh di Hindia Belanda sejak tahun 1900. Di bawah
pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP di
Belanda, dan yang menjauhkan diri dari ISDV dan menolak untuk bekerjasama
dengan pemerintah karena menolak "berpura-pura" menjadi Dewan Masyarakat
15

Paparan Drs. Alfian Tanjung, M.Pd, Indikasi dan Sistematikan Kebangkitan Komunis, pada
Daurah Ghazwul Fikri Harakatul Hadamah wal Irtidad yang diselenggarakan Dewan Dawah
Islamiyyah Indonesia di Pondok Pesantren Al-Hikmah Cipanas Baogor pada 16-19 Desember 2014/
22-25 Shafar 1436 H.
16
Untuk kajian asal usul PKI diunduh dari www.wikipedia pada Rabu, 4 Januari 2015

Volksraad Volksraad (Hindia Belanda). Pada tahun 1917 kelompok reformis dari
ISDV memisahkan diri, dan membentuk partai sendiri dengan nama Partai Demokrat
Sosial Hindia. Pada tahun 1917 ISDV meluncurkan sendiri publikasi pertama
berbahasa Indonesia, Soeara Merdeka.
Di bawah kepemimpinan Sneevliet, ISDV yakin bahwa Revolusi
Oktober seperti yang terjadi di Rusia harus diikuti di Indonesia. Kelompok ini
berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan pelaut Belanda yang
ditempatkan di Hindia Belanda. Dibentuklah 'Pengawal Merah' dan dalam waktu tiga
bulan jumlah mereka telah mencapai 3.000 orang. Pada akhir 1917, para tentara dan
pelaut itu memberontak di Surabaya, sebuah pangkalan angkatan laut utama di
Indonesia saat itu, dan membentuk sebuah dewan soviet. Para penguasa kolonial
menindas dewan-dewan Soviet di Surabaya dan ISDV. Para pemimpin ISDV dikirim
kembali ke Belanda, termasuk Sneevliet. Para pemimpin pemberontakan di kalangan
militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun.
Sementara itu, ISDV membentuk blok dengan organisasi antikolonialis Sarekat Islam. Banyak anggota SI seperti dari Surabaya, Semaun dan
Darsono dari Solo tertarik dengan ide-ide Sneevliet. Sebagai hasil dari strategi
Sneevliet akan "blok dalam", banyak anggota SI dibujuk untuk mendirikan
revolusioneris yang lebih dalam Marxis-didominasi Sarekat Rakjat.
ISDV terus bekerja secara klandestin. Meluncurkan publikasi lain, Soeara
Rakyat. Setelah kepergian paksa beberapa kader Belanda, dalam kombinasi dengan
pekerjaan di dalam Sarekat Islam, keanggotaan telah berpindah dari mayoritas
Belanda ke mayoritas Indonesia. Pada tahun 1919 hanya memiliki 25 anggota
Belanda, dari total anggota yang kurang dari 400.
Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920), nama organisasi ini diubah
menjadi Perserikatan Komunis di Hindia (PKH). Semaun adalah ketua partai dan
Darsono menjabat sebagai wakil ketua. Sekretaris, bendahara, dan tiga dari lima
anggota komite adalah orang Belanda. PKH adalah partai komunis Asia pertama yang
menjadi bagian dari Komunis Internasional. Henk Sneevliet mewakili partai pada
kongres kedua Komunis Internasional 1921.
Pada periode menjelang kongres keenam Sarekat Islam pada tahun 1921,
anggota menyadari strategi Sneevliet dan mengambil langkah untuk
menghentikannya. Agus Salim, sekretaris organisasi, memperkenalkan sebuah
gerakan untuk melarang anggota SI memegang keanggotaan dan gelar ganda dari
pihak lain di kancah perjuangan pergerakan Indonesia. Keputusan tersebut tentu saja
membuat para anggota komunis kecewa dan keluar dari partai, seperti oposisi dari Tan
Malaka dan Semaun yang juga keluar dari gerakan karena kecewa untuk kemudian
mengubah taktik dalam perjuangan pergerakan Indonesia.17 Pada saat yang sama,
17
Menurut Suar Suroso di dalam bukunya, Marxisme Sebuah Kajian, bahwa Haji Agus Salim
yang pada waktu itu bersamaan dengan Tjokroaminoto juga membela sosialisme, secara terangterangan mengemukakan sikapnya yang anti-perjuangan kelas. H.A. Salim menyatakan, bahwa
Syarikat Islam adalah revolusioner dalam arti bahwa Syarikat Islam berjuang untuk prinsip-prinsip
kemerdekaan, persamaan, dan persaudaraan; dan bahwa Syarikat Islam juga mengakui serta menerima
kemungkinan jalan kekerasan dalam mencapai tujuan itu. Dalam perkembangannya, bukan hanya
sosialisme, tetapi juga Marxisme menjadi mode di Indonesia. Indische Sociaal-Democratische
Vereniging (ISDV), Perhimpunan Sosial Demokrat Hindia, telah berusaha memperkenalkan Marxisme
di Indonesia, hingga lahirnya PKI pada tahun 1920. Cepatnya perkembangan pengaruh PKI
menunjukkan bahwa rakyat pekerja Indonesia membutuhkan pimpinan untuk pembebasannya, dan

pemerintah kolonial Belanda menyerukan tentang pembatasan kegiatan politik, dan


Sarekat Islam memutuskan untuk lebih fokus pada urusan agama, meninggalkan
komunis sebagai satu-satunya organisasi nasionalis yang aktif.
Bersama Semaun yang berada jauh di Moskow untuk menghadiri Far Eastern
Labor Conference pada awal 1922, Tan Malaka mencoba untuk mengubah
pemogokan terhadap pekerja pegadaian pemerintah menjadi pemogokan nasional
untuk mencakup semua serikat buruh Indonesia. Hal ini ternyata gagal, Tan Malaka
ditangkap dan diberi pilihan antara pengasingan internal atau eksternal. Dia memilih
yang terakhir dan berangkat ke Rusia.
Pada Mei 1922, Semaun kembali setelah tujuh bulan di Rusia dan mulai
mengatur semua serikat buruh dalam satu organisasi. Pada tanggal 22 September,
Serikat Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (Persatuan Vakbonded Hindia)
dibentuk.
Pada kongres Komintern kelima pada tahun 1924, ia menekankan bahwa
"prioritas utama dari partai-partai komunis adalah untuk mendapatkan kontrol dari
persatuan buruh" karena tidak mungkin ada revolusi yang sukses tanpa persatuan
kelas buruh ini
Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah, kali ini adalah menjadi Partai
Komunis Indonesia (PKI).
Pada Mei 1925, Komite Exec dari Komintern dalam rapat pleno
memerintahkan komunis di Indonesia untuk membentuk sebuah front anti-imperialis
bersatu dengan organisasi nasionalis non-komunis, tetapi unsur-unsur ekstremis
didominasi oleh Alimin & Mussomenyerukan revolusi untuk menggulingkan
pemerintahan kolonial Belanda.[8] Dalam sebuah konferensi di Prambanan, Jawa
Tengah, serikat buruh perdagangan yang dikontrol komunis memutuskan revolusi
akan dimulai dengan pemogokan oleh para pekerja buruh kereta api yang akan
menjadi sinyal pemogokan yang lebih umum dan luas untuk kemudian revolusi akan
bisa dimulai. Hal ini akan mengarah pada PKI yang akan menggantikan pemerintah
kolonial.
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan
kolonial di Jawa Barat dan Sumatera Barat. PKI mengumumkan terbentuknya
sebuah republik. Bersama Alimin, Musso yang merupakan salah satu pemimpin PKI
di era tersebut sedang tidak berada di Indonesia. Ia sedang melakukan pembicaraan
dengan Tan Malaka yang tidak setuju dengan langkah pemberontakan tersebut.
Pemberontakan ini akhirnya dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial.
Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13.000 orang ditahan, 4.500 dipenjara, sejumlah
1.308 yang umumnya kader-kader partai diasingkan, dan 823 dikirim ke Boven Digul,
sebuah kamp tahanan di Papua. Beberapa orang meninggal di dalam tahanan. Banyak
aktivis politik non-komunis yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial, dengan
alasan menindas pemberontakan kaum komunis. Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang
oleh pemerintahan Belanda. Karena itu, PKI kemudian bergerak di bawah tanah.
Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama. Yakni di
dalam perundingan rahasia aktivis PKI di Prambanan. Rencana itu ditolak tegas
oleh Tan Malaka, salah satu tokoh utama PKI yang mempunyai banyak massa
mereka menaruh harapan pada PKI. Pada masa pembentukannya, kedudukan tertinggi dalam pimpinan
PKI dipegang oleh Semaoen, Darsono, dan Tan Malaka. (Suar Suroso, Marxisme Sebuah Kajian
Dinyatakan Punah Ternyata Kiprah, Hasta Mitra, 2009, hlm. 24-25)

10

terutama di Sumatra. Tan Malaka memprediksi bahwa pemberontakan akan gagal,


karena menurutnya basis kaum proletar Indonesia adalah rakyat petani bukan buruh
seperti di Uni Soviet. Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap sebagai
pengikut Leon Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia.
Walau begitu, beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi.
Semisal Pemberontakan Silungkang di Sumatra.
Pada masa awal pelarangan ini, PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri,
terutama karena banyak dari pemimpinnya yang dipenjarakan. Pada 1935 pemimpin
PKI Musso kembali dari pengasingan di Moskwa, Uni Soviet, untuk menata kembali
PKI dalam gerakannya di bawah tanah. Namun Musso hanya tinggal sebentar di
Indonesia. Kemudian PKI bergerak di berbagai front, seperti misalnya Gerindo dan
serikat-serikat buruh. Di Belanda, PKI mulai bergerak di antara mahasiswamahasiswa Indonesia di kalangan organisasi nasionalis, Perhimpoenan Indonesia,
yang tak lama kemudian berpihak pada PKI.
PKI muncul kembali di panggung politik setelah Jepang menyerah pada tahun
1945, dan secara aktif mengambil bagian dalam perjuangan kemerdekaan dari
Belanda. Banyak unit bersenjata berada di bawah kontrol atau pengaruh PKI.
Meskipun milisi PKI memainkan peran penting dalam memerangi Belanda, Presiden
Soekarno khawatir bahwa semakin kuatnya pengaruh PKI akhirnya akan mengancam
posisinya. Selain itu, pertumbuhan PKI bermasalah sektor sayap kanan lebih dari
pemerintahan Indonesia serta beberapa kekuatan asing, khususnya semangat penuh
anti-komunis dari Amerika Serikat. Dengan demikian hubungan antara PKI dan
kekuatan lain yang juga berjuang untuk kemerdekaan pada umumnya berjalan sengit.
Pada Februari 1948 PKI dan Partai Sosialis membentuk front bersama,
yaitu Front Demokrasi Rakyat. Front ini tidak bertahan lama, namun Partai Sosialis
kemudian bergabung dengan PKI. Pada saat itu milisi Pesindo berada di bawah
kendali PKI.
Pada tanggal 11 Agustus 1948 Musso kembali ke Jakarta setelah dua belas
tahun di Uni Soviet. Politibiro PKI direkonstruksi, termasuk D.N. Aidit, M.H.
Lukman dan Njoto. Pada 5 September 1948 dia memberikan pidato anjuran agar
Indonesia merapat kepada Uni Soviet. Dan anjuran itu berujung pada peristiwa
pemberontakan PKI di Madiun, Jawa Timur.
Setelah penandatanganan Perjanjian Renville pada tahun 1948, hasil
kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan posisi Belanda.
Sebaliknya, Indonesia menjadi pihak yang dirugikan dengan semakin sempit wilayah
yang dimiliki. Banyak unit bersenjata dari Partai Republik kembali dari zona konflik.
Hal ini memberikan beberapa keyakinan sayap kanan Indonesia bahwa mereka akan
mampu menandingi PKI secara militer. Unit gerilya dan milisi di bawah pengaruh
PKI diperintahkan untuk membubarkan diri. Di Madiun kelompok militer PKI
menolak untuk pergi bersama dengan perlucutan senjata para anggota yang dibunuh
pada bulan September tahun yang sama. Pembunuhan itu memicu pemberontakan
kekerasan. Hal Ini memberikan alasan untuk menekan PKI. Hal ini diklaim oleh
sumber-sumber militer bahwa PKI telah mengumumkan proklamasi 'Republik Soviet
Indonesia' pada tanggal 18 September dengan menyebut Musso sebagai presiden
dan Amir Syarifuddin sebagai perdana menteri. Pada saat yang sama PKI mengecam
pemberontakan dan meminta tenang. Pada 30 September Madiun diambil alih oleh
TNI dari Divisi Siliwangi. Ribuan kader partai terbunuh dan 36.000 dipenjara. Di
antara beberapa pemimpin yang dieksekusi termasuk Musso yang dibunuh pada 31
11

Oktober saat tertangkap di Desa Niten Kecamatan Sumorejo, Ponorogo. Diduga


ketika Musso mencoba melarikan diri dari penjara. Aidit dan Lukman pergi ke
pengasingan di Republik Rakyat Tiongkok. Namun, PKI tidak dilarang dan terus
berfungsi. Rekonstruksi partai dimulai pada tahun 1949.
Pada 1950, PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya, dengan organ-organ
utamanya yaitu Harian Rakjat dan Bintang Merah. Pada1950-an, PKI mengambil
posisi sebagai partai nasionalis di bawah pimpinan D.N. Aidit, dan mendukung
kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil oleh
Presiden Soekarno. Aidit dan kelompok di sekitarnya, termasuk pemimpin-pemimpin
muda seperti Sudisman, Lukman, Njoto dan Sakirman, menguasai pimpinan partai
pada 1951. Pada saat itu, tak satupun di antara mereka yang berusia lebih dari 30
tahun. Di bawah Aidit, PKI berkembang dengan sangat cepat, dari sekitar 3.000-5.000
anggota pada 1950, menjadi 165.000 pada 1954 dan bahkan 1,5 juta pada 1959.
Oposisi lanjutan oleh Belanda terhadap Irian Jaya adalah masalah yang sering
diangkat oleh PKI selama tahun 1950.
Pada Agustus 1951, PKI memimpin serangkaian pemogokan-pemogokan,
yang diikuti oleh tindakan-tindakan tegas oleh kubu yang menentang PKI
di Medan dan Jakarta. Akibatnya, para pemimpin PKI kembali bergerak di bawah
tanah untuk sementara waktu.
Pada bulan Agustus 1959 terjadi upaya atas nama militer untuk mencegah
penyelenggaraan kongres PKI. Namun kongres digelar sesuai jadwal, dan ditangani
oleh Sukarno sendiri. Pada tahun 1960 Sukarno meluncurkan slogan Nasakom,
singkatan dari Nasionalisme, Agama, Komunisme.18 Dengan demikian peran PKI
sebagai mitra junior dalam pemerintahan Sukarno resmi dilembagakan. PKI
menyambut baik peluncuran konsep Nasakom, melihatnya dari segi front persatuan
multikelas.
Sebelum pemilihan 1955, PKI disukai Sukarno untuk rencana 'demokrasi
terpimpin' dan merupakan pendukung aktif Sukarno. PadaPemilu 1955, PKI
menempati tempat ke empat dengan 16% dari keseluruhan suara. Partai ini
memperoleh 39 kursi (dari 257 kursi yang diperebutkan) dan 80 dari 514 kursi
di Konstituante.
Pada Juli 1957, kantor PKI di Jakarta diserang dengan granat. Pada bulan yang
sama PKI memperoleh banyak kemajuan dalam pemilihan-pemilihan di beberapa
kota. Pada September 1957, Masjumi yang merasa tersaingi oleh PKI secara terbuka
menuntut supaya PKI dilarang[13].
Pada 3 Desember 1957, serikat-serikat buruh yang pada umumnya berada di
bawah pengaruh PKI, mulai menguasai perusahaan-perusahaan milik Belanda.
Penguasaan ini merintis nasionalisasi atas perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh
18
Menurut Suar Suroso, semenjak muda remaja Bung Karno telah menjadi pengagum
Marxisme. Dalam usia dua puluh lima tahun, dengan tujuan mempersatukan kekuatan bangsa melawan
kolonialisme, Bung Karno sudah mengajukan arti penting Marxisme, menilai penting kekuatan para
penganut Marxisme di Indonesia. Dalam karya beliau, Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme, yang
disiarkan tahun 1926, Bung Karno menulis bahwa partai Boedi Oetomo, marhum Nationaal Indische
Partij yang kini masih hidup, Partai Sarekat Islam, Perserikatan Minahasa, Partai Komunis Indonesia,
dan masih banyak partai-partai lain itu masing-masing mempunyai rokh Nasionalisme, rokh
Islamisme, atau rokh Marxisme adanya. Dapatkah rokh-rokh ini dalam politik jajahan bekerja bersamasama menjadi satu Rokh yang Besar, Rokh Persatuan? Rokh Persatuan yang akan membawa kita ke
lapangan ke-Besaran? (Ibid, hlm. 68)

12

asing. Perjuangan melawan para kapitalis asing memberikan PKI kesempatan untuk
menampilkan diri sebagai sebuah partai nasional.
Pada Februari 1958 terjadi sebuah upaya koreksi terhadap kebijakan Sukarno
yang mulai condong ke timur di kalangan militer dan politik sayap kanan. Mereka
juga menuntut agar pemerintah pusat konsisten dalam melaksanakan UUDS 1950,
selain itu pembagian hasil bumi yang tidak merata antara pusat dan daerah menjadi
pemicu. Gerakan yang berbasis di Sumatera dan Sulawesi, mengumumkan pada 15
Februari 1958 telah terbentuk Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).
Pemerintahan yang disebut revolusioner ini segera menangkapi ribuan kader PKI di
wilayah-wilayah yang berada di bawah kontrol mereka. PKI mendukung upaya-upaya
Soekarno untuk memadamkan gerakan ini, termasuk pemberlakuan Undang-Undang
Darurat. Gerakan ini pada akhirnya berhasil dipadamkan.
Pada 1959, militer berusaha menghalangi diselenggarakannya kongres PKI.
Namun, kongres ini berlangsung sesuai dengan jadwal dan Presiden Soekarno sendiri
memberi angin pada komunis dalam sambutannya. Pada 1960, Soekarno melancarkan
slogan Nasakom yang
merupakan
singkatan
dari Nasionalisme, Agama,
dan Komunisme. Dengan demikian peranan PKI sebagai mitra dalam politik
Soekarno dilembagakan. PKI membalasnya dengan menanggapi konsep Nasakom
secara positif, dan melihatnya sebagai sebuah front bersatu yang multi-kelas dan
multi-golongan.
Meskipun PKI mendukung Sukarno, ia tidak kehilangan otonomi politiknya.
Pada bulan Maret 1960, PKI mengecam penanganan demokratis anggaran oleh
Sukarno. Pada tanggal 8 Juli, Harian Rakyat menerbitkan sebuah artikel yang
mengkritik kebijakan pemerintah. Pemimpin PKI sempat ditangkap oleh militer,
namun kemudian dibebaskan atas perintah dari Sukarno.
Ketika gagasan tentang Malaysia berkembang, PKI maupun Partai Komunis
Malaya menolaknya, dan baik PKI maupun Partai Komunis Malaya menganggap
pembentukan Malaysia sebagai proyek neo-kolonialisme dan neo-imperialisme
Inggris dan sekutunya.
Dengan berkembangnya dukungan dan keanggotaan yang mencapai 3 juta
orang pada 1965, PKI menjadi partai komunis terkuat di luarUni Soviet dan RRT.
Partai itu mempunyai basis yang kuat dalam sejumlah organisasi massa, seperti
SOBSI
(Sentral
Organisasi
Buruh
Seluruh
Indonesia), Pemuda
Rakjat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia (BTI), Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra)
dan Himpunan Sardjana Indonesia (HSI). Menurut perkiraan seluruh anggota partai
dan organisasi-organisasi yang berada di bawah payungnya mungkin mencapai
seperlima dari seluruh rakyat Indonesia.
Pada Maret 1962, PKI bergabung dengan pemerintah. Para pemimpin PKI,
Aidit dan Njoto, diangkat menjadi menteri penasihat. Pada bulanApril 1962, PKI
menyelenggarakan kongres partainya. Pada 1963, pemerintah Malaysia, Indonesia
dan Filipina terlibat dalam pembahasan tentang pertikaian wilayah dan kemungkinan
tentang pembentukan sebuah Konfederasi Maphilindo, sebuah gagasan yang
dikemukakan oleh presiden Filipina, Diosdado Macapagal. PKI menolak gagasan
pembentukan Maphilindo dan federasi Malaysia. Para anggota PKI yang militan
menyeberang masuk ke Malaysia dan terlibat dalam pertempuran-pertempuran
dengan pasukan-pasukan Inggris dan Australia. Sebagian kelompok berhasil
mencapai Semenanjung Malaysia lalu bergabung dalam perjuangan di sana. Namun
13

kebanyakan dari mereka ditangkap begitu tiba. Sebagian satuan tempur PKI aktif di
wilayah perbatasan Kalimantan.
Salah satu hal yang dilakukan PKI setelah masuk kedalam pemerintahan Orde
Lama adalah dengan diusulkannya Angkatan ke-5 yang terdiri dari buruh dan petani,
Pimpinan PKI bermaksud dengan dibentuknya angkatan kelima ini diharapkan dapat
mendukung mobilisasi massa untuk menuntaskan Operasi Dwikora dalam
menghadapi Malaysia. Namun, hal ini membuat TNI AD merasa khawatir takut
adanya penyelewengan senjata yang dilakukan PKI.
Pada Januari 1964 PKI mulai menyita properti Inggris yang dimiliki oleh
perusahaan-perusahaan Inggris di Indonesia.
Pada
pertengahan
1960-an Departemen
Luar
Negeri
Amerika
Serikat memperkirakan keanggotaan partai meningkat menjadi sekitar 2 juta (3,8 %
dari populasi usia kerja negara).
Demikian sekilas perjalanan PKI di Nusantara yang mesti jadi ibrah bagi kita
betapa mereka dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat Indonesia saat itu.
F. MEWASPADAI GERAKAN KOMUNIS GAYA BARU
Menurut Alfian Tanjung ada sepuluh fenomena (gejala) kemunculan kembali
Gerakan Komunis Gaya Baru (KGB), diantaranya adalah:
1. Kemunculan kelompok-kelompok studi sebagai kompensasi dari gerakan
mahasiswa kiri
2. Kemunculannya sangat simpatik, dengan isu-isu kerakyatan dalam bentuk
advokasi terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.
3. Penataan gerakan dengan landasan kritik auto kritik yang diwujudkan dengan
gerakan organisasi tanpa bentuk.
4. Memantapkan idiologi perjuangan komunisme: kaderisasi, infiltrasi,
penguasaan sentra-sentra strategis dan melakukan segala hal yang bisa
mengeksiskan gerakan komunis.
5. Kemunculan lembaga formal berupa LSM, ormas-ormas dan partai.
6. Penguasaan jaringan, dikalangan jurnalis, sering terjadi adalah tidak ada
pemberitaan sama sekali.
7. Muncul secara terbuka, PRD, terbitnya buku Aku Bangga Jadi Anak PKI
(buku pertama), Anak PKI Jadi Anggota Parlemen (buku kedua), tuntutan
pencabutan Tap MPRS No. XXV tahun 1966.
8. Diamandemennya pasal 60 g UU Pemilu No.12 Tahun 2003, masuknya sekitar
61 orang kader PKI kedalam DPR RI dan ke lembaga legislatif di jenjang
Provinsi dan Kota, Kabupaten dan mulai mudahnya kader-kader PKI
menduduki posisi eksekutif, yudikatif, pengusaha, guru, dan peran-peran
publik lainnya.
9. Peran-peran publik: Munculnya kader-kader PKI, diberbagai event baik secara
lokal maupun secara nasional, bahkan secara internasional.
14

10. Situasi dan kondisi yang secara langsung ataupun tidak langsung
menyuburkan tumbuh dan berkembangnya paham idiologi komunisme.
Apabila kita perhatikan, maka gerakan komunis gaya baru meliputi berbagai lini
kehidupan. Oleh karena itu, Alfian Tanjung menganjurkan kita untuk selalu waspada
minimal dengan beberapa point berikut ini:
1. Menayangkan dan memisualisasikan kegiatan partai komunis di negeri di
mana mereka bisa berkuasa.
2. Penegakan hukum. Karena kita masih memiliki payung hukum berupa TAP
MPRS No. XXV Tahun 1966 dan UU No. 27 Tahun 1999.
3. Mempersempit dan memetakan peluang bangkitnya paham komunis di
Indonesia.
4. Ditumbuhkannya jiwa kebangsaan yang berdasarkan nilai-nilai dasar
kemanusiaan dan ke-Tuhanan
5. Mempersiapkan gerakan-gerakan perlawanan dalam artian yang sebenarnya.
Demikian gambaran umum beberapa usulan dalam menghadapi gerakan
komunis gaya baru yang kian massif mengkader generasi muda untuk mencoba
melakukan makar keempat kalinya ke negeri tercinta ini.19
G. MENGAMBIL IBRAH DARI SEJARAH
Dulu, sebelum era reformasi, komunisme dianggap bahaya laten, yaitu bahaya
yang baru berbentuk potensi, belum berwujud ke permukaan. Namun hari ini bahaya
itu sudah tidak ghaib lagi, melainkan telah tampak ke permukaan. Betapa tidak!
Seorang Budiman Sujatmiko pendiri PRD dengan terang-terangan
mengkampanyekan aliran kiri di berbagai media sejak angin reformasi berhembus.
Dengan demikian, kesamaran bahaya laten tidak bias lagi.
Sayang, memori masyarakat kita terlalu pendek, mereka seakan-akan mudah
untuk melupakan peristiwa keji yang dilakukan PKI di masa lalu saat mereka
melakukan makar terhadap negeri ini. Padahal, sudah tiga kali mereka mencoba
melakukan kudeta namun alhamdulillh qadarullh tidak satupun usaha mereka
menuai hasil, melainkan mereka justeru menjadi korban bulan-bulanan rezim
penguasa tempo itu. Hak politik mereka dicabut, malah para pentolan pimpinan teras
mereka dipidana hukuman mati.
Namun demikian, matinya para pengurus PKI lalu tidak sertamerta aqidah
atheis mereka hilang dari bumi pertiwi ini. Justeru sebaliknya, ketika kran demokrasi
dibuka tanpa batas, malah cenderung keblablasan, kebangkitan PKI mulai menemui
momentum paling tepat untuk bangkit kembali. Dimulai dengan gerakan-gerakan
demontrasi buruh dan advokasi terhadap korban-korban kekejaman para pemilik

19

Disampaikan Drs. Alfian Tanjung, M.Pd, Indikasi dan Sistematikan Kebangkitan Komunis,
pada Daurah Ghazwul Fikri Harakatul Hadamah wal Irtidad yang diselenggarakan Dewan Dawah
Islamiyyah Indonesia di Pondok Pesantren Al-Hikmah Cipanas Bogor pada 16-19 Desember 2014/ 2225 Shafar 1436 H.

15

modal atau kekurangajaran majikan, maka gerakan mereka menuai simpati


masyarakat yang cukup signifikan.
Sehingga, tidak heran bila kampanye mereka dengan berbagai media, baik
yang terang-terangan seperti buku Aku Bangga Menjadi Anak PKI20 maupun yang
terselubung seperti penetrasi aktivitas mereka di bawah partai-partai politik, kian hari
semakin menuai hasil yang cukup memuaskan mereka. Tidak sedikit kader-kader
mereka hari ini menjabat wakil-wakil rakyat di DPR RI ataupun beberapa DPRD
tingkat I dan II di pelbagai provinsi dan kota/ kabupaten.
Padahal, sebagaimana dikemukakan Taufik Ismail, sang pujangga Indonesia
hari ini, bahwa ideologi ini (PKI) hakikatnya ideologi yang haus darah, yang pada
1926, 1948, dan 1965 telah mencoba merebut kekuasaan dan gagal, maka sejak 1966
partai ini dilarang di Indonesia. Tetapi ideologi ini, diam-diam bergerak terus atas
dasar dendam. Padahal, di seluruh dunia ideologi ini sudah gagal total, tidak laku lagi
dijual, karena ideologi ini haus darah dan memandang enteng (murah) nyawa
manusia, anti Tuhan, immoral, anti perdamaian, dan pura-pura pro demokrasi.21
Selanjutnya, Taufik Ismail mengutip pendapat Chang dan Halliday (2006),
Courtois (2000), Nihan (1991), Ratanachaya (1996), dan Rummel (1993), yang
memaparkan fakta mencengangkan bahwa secara statistik matematimatis korban
kekejaman ideologi komunis sudah diluar perikemanusiaan dan begitu biadab.
Diantaranya, sepanjang 1917-1991 komunisme telah membantai 120 juta manusia,
yang jika dirata-ratakan berarti tidak kurang dari 1.621.621 orang pertahun, dan
berarti 4.504 sehari, 3 orang permenit, yang berarti pula 20 menit perorang. Yang
mereka lakukan selama 74 tahun di 75 negara.
Komunisme telah melancarkan kudeta di tujuh puluh lima negara, meliputi
negara bagian, pulau dan kota selama enam puluh sembilan tahun sepanjang 19181987 dan sepanjang abad kedua puluh yang lalu berhasil mendirikan dua puluh
delapan negara komunis di dunia.
Namun berbarengan dengan semua itu, kita dapat saksikan betapa upaya
kudeta dan berdirinya negara mereka tidak terlepas dari mengalirnya darah rakyat
mereka sendiri dalam jumlah diluar nalar. Umpamanya, rezim Uni Soviet membantai
habis-habisan rakyatnya hingga mencapai angka 61 juta jiwa. Dari sejumlah itu
Stalin, penguasa Uni Soviet saat itu sekaligus guru besar komunisme di dunia,
bertanggungjawab terhadap 43 juta jiwa yang diperkirakan sekitar 39 juta mati di
kamp kerja paksa.

20

Buku ini sangat vulgar dan terang-terangan mempublikasikan dan menyosialisasikan


dirinya turunan PKI tulen, namun sayang sebagaimana diakui penulisnya yang dimuat di portal hukum
online.com demikian: Penulis buku "Aku Bangga Jadi Anak PKI", Ribka Tjiptaning Proletariati,
menyatakan bahwa hingga saat ini dirinya belum pernah dimintai klarifikasi atau keterangan oleh
Kejaksaan Agung mengenai buku tersebut. Jangan-jangan, semakin dilarang, buku itu justru akan
semakin dicari orang.
21
Bahasan tentang rentetan panjang kejahatan komunisme ini dikutip dari makalah Taufik
Ismail berjudul Komunisme dalam Angka yang disampaikan beliau pada Daurah Ghazwul Fikri
Harakatul Hadamah wal Irtidad yang diselenggarakan Dewan Dawah Islamiyyah Indonesia di
Gedung Dawah DDII Pusat dan Pondok Pesantren Al-Hikmah Cipanas Bogor pada 16-19 Desember
2014/ 22-25 Shafar 1436 H.

16

Begitupun yang terjadi di Kamboja, boleh dikatakan bahwa pembataian


raksasa dan paling garang dalam sejarah dunia adalah Kamboja di bawah partai
Khmer Rouge pimpinan Polpot yang dalam interval April 1975 sampai Desember
1978 telah membantai tidak kurang dari dua juta yang berarti sekitar 28,57 % dari
seluruh penduduknya yang hanya berjumlah tujuh juta saja. Pembantaian yang
mereka lakukan selama 44 bulan itu bila dirasiokan berarti 45.454 jiwa perbulan, atau
1.515 perhari dan 63 orang perjam, yang berarti pula satu nyawa lenyap permenit.
Luar biasa hanya selama tiga tahun setengah dua juta rakyat yang tak berdosa menjadi
tumbal komunisme di negerinya sendiri.
Sedangkan negeri tirai bambu, Cina, dalam catatan sejarah rezim komunis
mereka sepanjang 1949 sampai 1987 yang sering disebut Revolusi Kebudayaan, telah
membunuh rakyatnya sendiri lebih dari satu juta jiwa.
Oleh karena itu, jika kita telusuri korban komunisme dari 1917 sampai
1991yang telah membantai 120.000.000 jiwa, maka korban tersebut menjadi rekor
pembantai di muka bumi ini. Padahal total korban seluruh perang dunia dan perang
lokal pada abad kedua puluh saja hanya 38.000.000 jiwa. Dengan demikian, sepertiga
orang yang meninggal itu sepertiganya adalah korban komunisme. Sehingga bisa
dikatakan, korban nyawa akibat keganasan komunisme tiga kali lipat lebih banyak
dari korban seluruh perang di dunia sejak perang dunia pertama, perang dunia kedua,
perang Korea, Vietnam, Iraq, Afghanistan, Palestina, Libanon walau digabung
menjadi satu.
Di samping korban jiwa, penduduk 28 negara komunis pun melarikan diri dari
negara mereka sebagai pengungsi sebanyak 35 juta orang, karena kemelaratan dan tak
tahan ditindas pada paruh 1917-1971.
Karena itu, empat algojo raksasa komunis adalah Lenin pada 1917-1923 yang
telah membantai 500.000 jiwa, selanjutnya Stalin pada 1925-1953 yang telah
membunuh 43 juta jiwa, kemudian Mao Tse-Tung pada 1947-1976 yang telah
membinasakan tidak kurang dari 70 juta, dan Pol-Pot yang membantai rakyatnya pada
1975-1979 sebanyak dua juta jiwa. Sebagian mereka yang meninggal ada juga yang
dikarenakan kelaparan, kegagalan panen dan ekonomi. Namun, semuanya bermuara
pada ideologi negaranya yang berpaham komunisme.
Mungkin juga tak jarang orang tidak mengetahui bahwa Adolf Hitler,
penguasa Nazi Jerman, sejatinya pengagum Josef Stalin dan iapun mengaku berguru
dari Stalin, sehingga pantas jika Hitler pun membantai 25.600.000 jiwa pada Perang I
dan II yang lalu.
Kekejaman demi kekejaman yang dilakukan rezim komunisme umumnya
tidak lepas dari karya dua anak muda Jerman, yaitu Karl Marx (30 tahun) dan
Friedrich Engels (28 tahun) yang menerbitkan buku Manifesto Komunis pada 1848.
Mereka menulis dengan terang-terangan bahwa tujuan ideologi mereka adalah
merebut kekuasaan dengan kekerasan. Tetapi partai komunisme di seluruh dunia
menutupi hal ini, berdusta, dan menggantinya dengan istilah muluk-muluk.
Namun alhamdulillah, menurut Taufik Ismail, akhirnya 24 negara sosialiskomunis itu pada tahun 1991 bubar berantakan. Republik Rakyat Cina (RRC) dan
17

Vietnam berkhianat secara ideologis, karena mengambil jalan kapitalisme dan kini
menjadi makmur. Sedangkan Korea Utara dan Cuba bertahan secara ideologis dan
rakyatnya tetap melarat sengsara sampai sekarang.
H. PENUTUP
Mengingat gerakan komunisme yang begitu, maka Taufik Ismail mengatakan,
mari kita bersama membasmi kebodohan, memberantas kemiskinan, menghabisi
korupsi, meredam kekerasan dan anarki, menegakkan hukum dan keadilan di negeri
kita. Karena umumnya kaum komunis selalu mengusung ide diatas, seolah-olah
mereka paling vokal dalam membela wong cilik dengan agenda membasmi korupsi
dan meniadakan kelas borjuis di suatu negeri, tetapi ketika mereka berkuasa sejatinya
mereka sendiri yang berlaku amoral dan jauh dari perikemanusiaan. Kebiadaban
mereka terhadap orang-orang yang melawan dan berseberangan sudah menjadi
rahasia umum. Mereka tersenyum, berbaik budi, ketika mereka sedikit dan lemah,
namun sekali saja mereka diberi kesempatan berkuasa niscaya senyum itupun seketika
hilang berganti dengan tindakan keji dan kejam.
Oleh karena itu, orang-orang mulhid (atheis-komunis) bakal ditimpa kehinaan
dan kesesatan di dunia, terlebih lagi di akhirat kelak, sebagaimana firman Allah:



( 23)









: ]








[24 23
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci
mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka
siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).
Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? Dan mereka berkata, Kehidupan
ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak
ada yang akan membinasakan kita selain masa, dan mereka sekali-kali tidak
mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga
saja. (Q.S. al-Jatsiyah, ayat 23-24)
Dan firman-Nya:










18

[179 : ]{]

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin
dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka
itulah orang-orang yang lalai. (Q.S. al-Araf, ayat 179)
Akhirnya, kita berdoa, semoga kita diselematkan dari makar keempat kalinya
PKI di negeri yang kita cintai yang semakin terasa akhir-akhir ini. Amin!

19

Anda mungkin juga menyukai