Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AL QUR’AN DAN AS SUNNAH SEBAGAI SUMBER


ILMU PENGETAHUAN

Disusun Oleh :

CAHIYONO

JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
2015
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan pengurus seluruh alam,
atas berkah dan karunia-Nyalah makalah yang berjudul:“ Al Qur’an Dan As Sunnah
Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan”.  Studi Mengenai Hadits Orang yang Baik
Akhlaknya dan Kejujuran Membawa pada Kebajikan dapat terselesaikan tepat waktu.
Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada guru besar umat muslim yaitu Nabi
Muhammad SAW, beserta seluruh keluarga dan sahabat serta pengikut ajarannya hingga
akhir zaman.
Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah hadits,
dan merupakan pembahasan lanjutan dari materi sebelumnya. Sebagai sumber hukum
kedua setelah Al-Qur`an, maka kajian mengenai hadits pun menjadi sangat urgen dalam
rangka mendapatkan pedoman hidup yang lengkap dengan pemahaman yang benar.
Semoga makalah ini mampu memberikan pengetahuan yang lebih luas khususnya
bagi yang telah mengetahuinya dan menjadi wawasan yang sangat berharga bagi yang baru
mengetahuinya. Kekurangan di setiap halaman, bab dan kandungan makalah menunjukan
kelemahan penyusun yang masih dalam tahap belajar. Semoga bermanfaat.

Pasarwajo, Oktober 2015

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1


A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 2
A. Ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan IPTEK
(Sains dan Teknologi)................................................................................... 2
B. Hadist Tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi................................................. 4

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 6


A. Kesimpulan ................................................................................................... 6
B. Saran .............................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 7


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Dengan
tujuan untuk memberikan petunjuk kepada beliau dan para umatnya agar terhindar dari siksa
Allah yang amat pedih. Di dalam Al-Quran ini terdapat berbagai macam ilmu, baik itu yang
sifatnya sebagai petunjuk, hukum, kisah-kisah terdahulu dan salah satu satunya adalah ilmu
pengetahuan.
Ilmu pengetahuan yang terdapat dalam Al-Quran menyangkut tentang segala macam
aspek pengetahuan yang ada di jagad raya ini. Mulai dari proses terbentuknya bumi hingga
berakhirnya kehidupan di jagad raya. Ilmu pengetahuan yang terdapat dalam Al-Quran tidak
perlu lagi diragukan kebenarannya dan juga kebenarannya bersifat ilmiah atau dapat
dibuktikan.
Demikan pula halnya dengan Al-Hadits yang merupakan sumber hukum utama
sesudah al-Qur'an. Keberadaan Al-Hadits merupakan realitas nyata dari ajaran Islam yang
terkandung dalam al-Quran. Hal ini karena tugas Rasul adalah sebagai pembawa risalah dan
sekaligus menjelaskan apa yang terkandung dalam risalah yakni al-Quran. Sedangkan al-
Hadits, hakikatnya tak lain adalah penjelasan dan praktek dari ajaran al-Quran itu sendiri.
Makalah ini akan mencoba mengupas sedikit tentang hubungan antara Al-Qura’an dan
hadits dengan ilmu pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan IPTEK (Sains dan Teknologi) ?
2. Bagaimana Hadist Tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi?
C. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui Ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan IPTEK (Sains dan
Teknologi)
2. Untuk dapat mengetahui Hadist Tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan IPTEK (Sains dan Teknologi)


1.      Kesetimbangan benda langit
Artinya: “Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh
jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain
Allah. Sesungguhnya dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”(Q.S Faathir: 41)
Tafsir ayat :
Kata yamsiku pada mulanya memegang sesuatu dengan tangan sehingga yang di pegang itu
tidak lepas atau berpencar, ayat diatas mengilustrasikan berjalannya sistem alam raya
dibawah kendali Allah swt. Kata tazula dan zalata terambil dari kata zala yang berarti
lenyap dan binasa, atau dapat juga berarti berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain,
mana dari ayat ini bahwa Allah swt memelihara alam raya melaui sistem yang ditetapkan-
Nya sehingga tidak terjadi tabrakan antara planet-planet yang mengakibatkan
kebinasaannya. Uraian tentang kuasa Allah memelihara langit dan bumi tidak lenyap dan
hancur berantakan, setelah uraian tentang kemusyrikan, mengisyaratkan pula bahwa
sebenarnya keyakinan syirik sangat tidak pada pada tempatnya dan bertentangan dengan
sistem hidup yang berlaku. Syirik dapat mengakibatkan hancurnya alam raya, kalau saja
bukan Allah yang memeliharanya.
Pendapat mengenai ayat di atas :
Menurut pendapat saya, ayat diatas menyatakan bahwa adanya gaya penahan yang
membawa kesetimbangan benda-benda langit, meskipun benda-benda langit itu saling
bergerak. Realitanya bahwa kesetimbangan sangat nyata dan sudah  diakui kebenarannya
oleh umat manusia. Para ahli fisika cukup lama mengenal gaya gravitasi antara benda-benda
bermassa yang bekerja secara luas dalam alam ini. Setelah Isaac Newton, dia uga
merumuskan hukum gravitasi, orang dapat lebih mudah memahami dan menerangkan
berbagai peristiwa dalam jagad raya ini. Demikian pula dengan Hukkum Kepler yang sudah
ada sebelumnya, ternyata juga dapat dipahami dan dimengerti hanya sebagai akibat saja dari
hukum gravitasi Newton.
2. Teori gas nebula
Artinya : Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan
asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan
suka hati." (Q.S Fushshilat 41:11)
Tafsir Ayat: Kata ( ) istawa digunakan dalam arti menguasai. Ia juga dipahami dalam arti
menuju kesuatu tempat tanpa dihalangi oleh sesuatu apapun. Pada  ayat diatas ia
merupakan ilustrasi tentang kehendak dan kuasa Allah menciptakan langit. Ini sama sekali
bukan berarti Allah menuju kesatu tempat dan berpindah kesana, karena Allah Maha Suci
dari tempat dan waktu. Kata ( ) tsumma/kemudian yang ditempatkan sebelum kata istawa
dipahami oleh sementara ulama bukan dalam arti jarak waktu, karena Allah tidak
membutuhkan waktu untuk menciptakan sesuatu, tetapi ia berfungsi mengisyaratkan bahwa
kehebatan ciptaan langit jauh melebihi kehebatan ciptaan bumi. Memang , planet bumi kita
hanya setetes kecil dari samudra ciptaan Allah di angkasa raya. Pendapat ini- walau dari segi
kehebatan langit tidak disangsikan -namun memahaminya bukan dalam arti jarak waktu-
ditolak oleh sementara ulama. Memang Allah tidak membutuhkan waktu untuk mencipta,
tetapi ciptaan-Nya membutuhkan waktu dan tempat, karena itu ada ciptaan-Nya  yangwujud
pada waktu yang berbeda dengan ciptaaan yang lain. Thahir Ibnu Asyur  yang memahami
kata tsumma dalam arti jarak kehebatan penciptaan langit melebihi penciptaan bumi,
namun menggaris bawahi bahwa itu bukan menjadikan ayat ini berarti bahwa kehendak-Nya
untuk menciptakan langit baru terjadi setelah rampungnya penciptaan bumi, tidak juga
dalam arti bahwa penciptaan langit terjadi setelah penciptaaan bumi. Kata( ) dukhan biasa
diterjemahkan asap. Para ilmuwan memahami dukhan dalam arti satu benda yang terdiri
pada umumnya dari gas yang mengandung benda-benda yang sangat kecil namun kukuh.
Berwarna gelap atau hitam dan mengandung panas. Demikian definisinya menurut ilmuwan
sebagaimana diutarakan oleh Prof. Zaghlul. Sementara ulama tafsir memahami kata ini
dalam arti langit yang kita lihat ini, berasal dari suatu bahan yang serupa dengan
dukhan/asap. Sayyid Quthub menulis bahwa terdapat kepercayaan yang menyatakan
sebelum terbentuknya bintang-bintang ada sesuatu yang angkasa raya dipenuhi  oleh gas dan
asap, dari bahan inilah terbentuk bintang-bintang.Hingga kini sebgian dari gas dan asap itu
masih tersisa dan tersebar diangkasa raya. Pendapat ini menurut Sayyid Quthub boleh jadi
benar karena ia mendekati apa yang diuraikan oleh Al-Quran. Ayat-ayat Al-Quran
melukiskan adanya enam hari/periode bagi penciptaan alam raya. Periode dukhan ini
menurut sementara ilmuwan adalah periode ketiga yang didahului oeh periode kedua yaitu
masa terjadinya dentuman dahsyat “big bang” dan inilah yang  mengakibatkan terjadinya
kabut asap itu. Pada periode dukhan inilah tercipta  unsur-unsur  pembentukan langit yang
terjadi melalui gas hydrogen dan helium.Pada periode pertama, langit dan bumi merupakan
gumpalan yang menyatu yang dilukiskan oleh Al-Quran dengan nama ar-ratq. Periode
pertama dan kedua itu diisyaratkan oleh QS Al-Anbiya’ [21]:30. Perintah Allah dengan
menggabungkan langit dan bumi dalam satu redaksi perintah datanglah kamu berdua
mengisyaratkan adanya keterkaitan yang erat antara langit dan bumi. Memang segala
sesuatu di alam raya ini saling berkait-kait. Selanjutnya jawaban keduanya bahwa:      ( )
atayna tha’i’in/ kami telah datang dengan suka hati, dapat dipahami dalam arti cepatnya
terjadi kehendak Allah mewujudkan, tanpa sedikit hambatan pun. Bukankah seperti
dikemukakan diatas, bahwa firman-Nya : Datanglah kamu berdua suka tau terpaksa,
dipahami sebgai perintah perwujudan sesuatu, serupa dengan ungkapan kun fa yakun .
Sedemikian cepat hal tersebut, sampai-sampai mereka tidak berkata : Kami akan datang
atau segera datang, tetapi menyatakan  kami telah datang dengan suka hati. Disisi lain
mereka tidak berkata ataini tha’i’in/kami berdua datng dengan suka hati. Yakni mereka 
tidak menggunakan bentuk dual, walaupun perintah Allah tertuju kepada keduanya daam
bentuk dual. Mereka menggunakan bentuk  jamak  tha’i’in.Agaknya hal  tersebut
mengisyaratkan bahwa sebenarnya bukan hanya mereka berdua  yang datang dengan suka
hati, tetapi banyak bahkan semua makhluk-Nya (kecuali sebagian jin dan manusia).
Sekaligus ini juga mengisyaratkan kebersamaan serta keterikatan makhluk-makhluk Allah
satu dengan yang lainnya. Thabathaba’I berpendapat lain.Menurutnya penggunaan bentuk
jamak itu  boleh jadi untuk menggambarkan rasa rendah hati mereka yang enggan berbeda
dengan makhluk lain sehingga memasukkan diri mereka dalam semua makhluk Allah yang
taat.
Pendapat mengenai hadist di atas : Awalnya saya merasa bingung saat dihadapkan
dengan mata pelajaran  saat SMA dulu, dimanakah letak kebingungan saya? Salah satunya
adalah saat dihadapkan dengan materi awal mula terjadinya bumi . Dikepala saya penuh
dengan pertanyaan dari mana asal teori-teori mengenai asal mula bumi ini.Adakah bukti
yang memperkuat adanya teori itu. Salah satunya  mengenai teori gas nebula, yang
menyatakan bahwa bumi ini berasal dari gas, mengenai Tata surya dan bintang-bintang
dulunya adalah gas nebula yang terpilin dan berotasi dan akhirnya terjadilah alam yang
sekarang ini. James Hanz berkata Sebenarnya materi alam semesta berasal dari gas. Adanya
teori ini terbukti dengan kenyataan yang ada dalam Al-Qur’an 41:11 Kemudian, bagaimana
malam dan siang itu bisa terjadi?? SubhanAllah, ternyata Allah menjelaskan hal itu dalam
Al-Qur’an.
B. Hadist Tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
1.      Hadist tentang teknologi transportasi

‫ون ْال َب ْغ ِل َي َق ُع َخ ْطوُ هُ عِ ْن َد‬ َ ‫ار َو ُد‬ ِ ‫اق َف ْو َق ْال ِح َم‬ ُ ‫ض ُي َقا ُل َل ُه ْالب َُر‬ ُ ‫ُث َّم ُأت‬
َ ‫ِيت ِبدَا َّب ٍة َأ ْب َي‬
‫ت َع َل ْي ِه ُث َّم ا ْن َط َل ْق َنا َح َّتى َأ َت ْي َنا ال َّس َما َء ال ُّد ْن َيا‬
ُ ‫صى َطرْ ِف ِه َف ُحم ِْل‬ َ ‫َأ ْق‬
Artinya : kemudian aku didatangi binatang yang disebut Buroq, yang lebih tinggi dari
keledai namun lebih pendek dari Baghol, yang setiap langkah kakinya adalah sejauh batas
pandangan mata. Aku diba wa di atasnya, kemudian kami pergi hingga kami mendatangi la-
ngit dunia.” ( HR. Ahmad, Al-Bukhori,Muslim dan lain-lain).
Pendapat mengenai hadist diatas: Hadits ini mengisyaratkan akan adanya teknologi
transportasi de-ngan kecepatan super, baik kendaraan darat maupun udara, seperti pesawat
supersonic, pesawat challenger dan lain-lainnya. Sehingga saat ini banyak bermunculan
kendaraan dan alat transportasi yang canggih seiring dengan majunya globalisasi yang ada
di dunia ini.
2.      Hadist tentang astronomi
Artinya : “ Belajarlah dari nasabmu apa yang dapat kamu sambung dengannya tali
persaudaraanmu kemudian sempurnakanlah dan belajarlah bahasa arab apa yang kamu
ucapkannya kitab Allah kemudian sempurnakanlah, kemudian belajarlah dari bintang-
bintang apa yang kamu dapatkan petunjuk dengannya didalam kegelapan daratan dan lautan
kemudian sempurnakanlah.” (Imam al-baihaqi)
Keterangan: Yang dimaksud ‫ا لنجو م‬  disini adalah benda-benda bercahaya selain matahari
dan bulan, karena itulah yang tampak dari siyaqul kalam, dan itulah yang biasa dijadikan
petunjuk.Pada masa primitive, orang-orang Arab menentukan waktu dengan terbitnya
bintang-bintang itu. Mereka memelihara waktu tahun dengan anwa’, yaitu bintang-bintang,
manzilah-manzilah bulan, pada waktu terbit dan terbenamnya.
Bagi mereka, pengambilan petunjuk dengan bintang-bintang ada dua macam :
a.      Mengetahui waktu dari malam atau dari tahun
b.      Mengetahui jalan-jalan dan arah-arah
Yang dimaksud dengan kegelapan adalah kegelapan malam, kegelapan bumi atau
air, serta dalam arti kesalahan dan kesesatan. Allah-lah yang menjadikan untuk kalian
bintang-bintang, sebagai petunjuk di daratan dan di lautan apabila kalian tersesat jalan atau
bingung, sehingga diwaktu malam kalian tidak mendapat petunjuk. Dengan bintang-bintang
itu kalian mengetahui jalan lalu kalian menempuhnya dan selamat dari kesalahan dan
kesesatan di daratan dan di lautan.
Pendapat mengenai hadist diatas: Secara historis, perkembangan astronomi di Indonesia
tidak terlepas dari perkembangan sejarah negeri ini. Banyak fenomena astronomi yang
menarik dan dapat di manfaatkan untuk keperluan praktis maupun memperluas pengetahuan
manusia. Dengan mempelajari astronomi, kita dapat mengetahui beberapa hal antara lain:
a. Penentuan arah kiblat
b. Penentuan waktu ibadah sholat
c. Penanggalan
d. Penentuan awal bulan hijriyah
e. Penentuan gerhana
Allah ta’ala mengingatkan kita akan sebagian karunia-Nya dalam menundukkan
benda-benda bercahaya yang kita lihat kecil. Setelah mengingatkan kita akan sebagian
karunia-Nya di dalam matahari dan bulan yang keduanya terlihat besar oleh mata manusia.
Pendapat saya mengenai hadist diatas yaitu . Hadist tersebut membuktikan mengenai
pengetahuan astronomi, yang dari dulu hingga sekarang sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Ini membuktikan besarnya kuasa Allah swt, selain dalam Al-quran ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat  juga dijelaskan dalam hadist. Dimana hadist  ini
diriwayatkan oleh Al Baihaqi. Menurut saya umat muslim sebagai umat yang besar , harus
cerdas  dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan salah satu bagian dari isi
kandungan Al-Qur’an yang tidak kurang pentingnya bagi kehidupan umat manusia. Dalam  
Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia,  teknologi  diartikan sebagai kemampuan teknik yang
berlandaskan  pengetahuan  ilmu eksakta  dan berdasarkan proses teknis. Teknologi adalah
ilmu tentang cara menerapkan sains  untuk  memanfaatkan  alam  bagi kesejahteraan dan
kenyamanan manusia.
Al-Hadits merupakan sumber hukum utama sesudah al-Qur'an. Keberadaan Al-Hadits
merupakan realitas nyata dari ajaran Islam yang terkandung dalam al-Quran. Hal ini karena
tugas Rasul adalah sebagai pembawa risalah dan sekaligus menjelaskan apa yang
terkandung dalam risalah yakni al-Quran. Sedangkan al-Hadits, hakikatnya tak lain adalah
penjelasan dan praktek dari ajaran al-Quran itu sendiri.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami susun semoga bermanfaat, dan sebagai khasanah
penegetahuan bagi semua pihak (penyusun, penulis buku, pembaca). Mungkin disana sini
masih banyak kekurangan atau pemilihan kata yang kurang tepat kami mohon ma’af yang
sebesar-besarnya. Dan kami senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca guna perbaikan penulisan atau penyusunan kedepan, kemudian
atas saran, kritik, dan kesediaan membacanya kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

http://keajaibanikhlas.blogspot.co.id/2013/02/al-quran-dan-al-hadits.html
http://fisika-atom.blogspot.co.id/2014/03/makalah-tentang-ayat-dan-hadits-iptek.html

Anda mungkin juga menyukai