Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan
Pai 3
Dosen Pengampu:
Muhlison M. Ag
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah Puji dan syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Tafsir Ayat-Ayat Tentang Alam” tepat waktu. Serta
shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW.
Penulis
i
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
B. Saran ...................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alquran adalah sebuah dokumen untuk umat manusia.1 Di dalamnya
merupakan himpunan wahyu Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad
Saw. Alquran adalah Kitab Suci Agama Islam yang berisikan tuntunan-
tuntunan serta panduan-panduan bagi umat manusia dalam menata
kehidupan, supaya memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.2 Alquran
diturunkan dengan mengemban 3 fungsi yaitu, menjadi huda atau petunjuk
bagi manusia, kedua sebagai bayyinah atau penjelas tentang petunjuk itu,
serta sebagai furqon atau pembeda antara yang haq serta bathil.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penafsiran kata Ayyam terhadap
penciptaan langit dan bumi menurut
Tantawi Jauhar ?
2. Bagaimana metode dan corak yang
digunakan Tantawi dalam menafsirkan
ayat-ayat tenrang penciptaan langit dan
bumi yang dikaitkan dengan kata Ayyam
dalam kitab tafsirnya.
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui penafisiran kata
ayyam menurut Tantawi Jauuhari dalam
tafsirnya Al-juwahir fi al-tafsir al-
Qur’an al-karim
2. Untuk mengetahui metode dan corak yang
digunakan Tantawi Jauhari dalam
menafsirkan ayat-ayat Alquran tentang
penciptaan langit dan bumi yang dikaitkan
dengan kata Ayyam dalam kitab lainnya
Al-juwahir fi al-Tafsir al-Qur’an al-karim
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pandangan Klasik
Menurut pakar fisika bahwa alam tidak hanya tak berhingga besarnya
dan tak terbatas, tetapi juga tidak berubah status totalitasnya dari waktu
tak berhingga lamanya yang telah lampau sampai waktu tak berhingga
lamanya yang akan datang.
ein bahwa alam semesta tidak pernah diciptakan, yang qadim, langgeng,
sesuai dengan konsesus yang didasarkan pada kesimpulan yang rasional
sebagai analisis yang kritis terhadap berbagai data yang diperolehnya dari
pemikiran dalam pengamatan.
2. Pandangan Modern
Menurut Hubble bahwa alam semesta ini tidak statis, melainkan
merupakan alam yang dinamis, seperti model Friedman.
Hubble melakukan observasi tentang alam melalui teropong bintang
terbesar di dunia, melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita, yang menurut
analisis terhadap spektrum cahayanya tampak menjauhi galaksi kita
dengan kelajuan yang sebanding dengan jaraknya dari bumi, yang terjauh
bergerak paling cepat meninggalkan kita.1
Menurut Gamow, Alpher dan Robert Herman, bahwa terjadi ledakan
yang maha dahsyat yang melemparkan materi seluruh jagat raya ke semua
arah, yang kemudian membentuk bintang-bintang dan galaksi karena
tidak mungkin materi seluruh alam itu berkumpul di suatu tempat dalam
ruang alam tanpa meremas diri dengan gaya gravitasinya yang sangat
kuat, sehingga volumenya menjauhi titik, maka disimpulkan bahwa
dentuman besar itu terjadi ketika seluruh materi kosmos terlempar dengan
kecepatan yang sangat tinggi keluar dari keberadaannya dalam volume
yang sangat kecil.
Sehingga menurut mereka alam semesta lahir dari sebuah singularitas
dengan keadaan ekstrem.
B. Alam Semesta dan Perspektif Islam
Alam semesta dalam menurut islam adalaj diciptakan pada suatu waktu
dan akan ditiadakan pada saat yang lain .
Pandangan einstein tentang alam semesta sangat bertentangan dengan
konsep alam menurut Al-qur’an dapat kita lihat dalam surat Al-Anbiya’
ayat 30.
“Dan tidaklah orang-orang kafir itu mengetahui bahwa langit (ruang
alam) dan bumi(materi alam) itu dahulu sesuatu yang padu, kemudian
kami pisahkan keduanya itu. (Q.S Al-Anbiya:30).
C. Ayat-Ayat yang Berhubungan dengan Alam Semesta
هو الذي خلق لكم ما في األرض جميعا ثم استوى إلى السماء فسواهن سبع سموات وهو بكل
شيء عليم
Penjelasan
(Dialan Tuhan yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu)
Yaitu:
Dalam memanfaatkan benda-benda di bumi ini dapat ditempuh
melalui salah satu dari dua cara, yiatu:
1. Memanfaatkan benda-benda itu dalam kehidupan jasadi untuk
memberikan potensi pada tubuh atau kepuasaan padanya dalam
kehidupan duniawi.
2. Dengan memikirkan dan memperhatikan benda-benda yang tidak
dapaat diraih oleh tangan secara langsung, untuk digunakan
sebagai bukti tentang kekuasaan penciptanya dan dijadikan
santapan rohani.
Dengan ayat ini kita mengetahui bahwa pada dasarnya
memanfaatkan segala benda di bumi ini dibolehkan. Tidak
seorangpun mempunyai hak mengharamkan sesuatu yang telah
dihalalkan oleh Allah kecuali dengan izin-Nya sebagaimana telah
difirmankan pada ayat 10 surat yunus.
( ثم استوى إلى السماءKemudian Dia Menuju Langit) Yaitu:
Kata sama’a artinya sesuatu yang jauh berada di atas kepala kita.
Dan kata Istawa berarti langsung menuju tujuan tanpa
kecenderungan mengajarkan sesuatu yang lain di tengah-tengah
menciptakannya.
( فسواهن سبع سمواتlalu menciptakan tujuh langit) yaitu:
Maksud dari ayat tersebut, Allah menyempurnakan penciptaan
langit hingga menjadi tujuh langit.
Menurut Quraisy Shihab makna ayat:3
الذي خلق لكم ما في األرض جميعاyaitu:
Dipahami oleh banyak ulama’ menunjukkan pada dasarnya segala apa yang
terbentang di bumi ini dapat digunakan oleh manusia, kecuali jika ada dalil
yanng melarangnya.
Makna استوىyaitu :
Kata Istawa pada mulanya berarti tegak lurus, tidak bengkok. Selanjutnya kata
itu dipahami secara majazi dalam arti menuju ke sesuatu dengan cepat dan
penuh tekad bagaikan yang berjalan tegak lurus tidak menoleh ke kiri dan
kanan.
استوى إلى السماءyaitu:
Kehendak Allah untuk mewujudkan sesuatu seakan-akan kehendak tersebut
serupa dengan seseorang yang menuju ke sesuatu untuk mewujudkannya
dalam bentuk seagung dan sebaik mungkin.
فسواهنyaitu:
Bahwa langit itu dijadikanNya dalam bentuk sebaik mungkin, tanpa sedikir
aib/kekurangan apapun. Seperti dalam surat Al-Mulk ayat 03.