Anda di halaman 1dari 12

TAFSIR AYAT- AYAT TENTANG ALAM

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan
Pai 3

Disusun Oleh Kelompok 3:

Anriansyah Pane 2120100038

Dosen Pengampu:
Muhlison M. Ag

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY
PADANGSIDIMPUAN
2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah Puji dan syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Tafsir Ayat-Ayat Tentang Alam” tepat waktu. Serta
shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW.

Dan juga penulis berterima kasih kepada Bapak Muhlison M. Ag selaku


dosen mata kuliah Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan yang telah memberikan tugas ini.
Dan penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan kita. Tak lupa juga ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini sehingga terciptalah suatu karya
ilmiah.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap adanya
kritik dan saran demi perbaikan makalah diwaktu yang akan datang.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh

Padangsidimpuan, 27 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

A. Alam Semesta dalam Perspektif Klasik dan Modern ............................... 3

B. Alam Semesta dan Perspektif Islam ......................................................3

C. Ayat-ayat yang berhubungan dengan Alam Semesta ............................ 4

1. Surah Al-Baqarah ayat 29 ................................................................5

2. Surah Al-Mulk ayat 1-4 ...................................................................6

3. Surah Al-A’raf ayat 54 .....................................................................8


BAB III PENUTUP .............................................................................................. 10
A. Kesimpulan ............................................................................................ 10

B. Saran ...................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alquran adalah sebuah dokumen untuk umat manusia.1 Di dalamnya
merupakan himpunan wahyu Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad
Saw. Alquran adalah Kitab Suci Agama Islam yang berisikan tuntunan-
tuntunan serta panduan-panduan bagi umat manusia dalam menata
kehidupan, supaya memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.2 Alquran
diturunkan dengan mengemban 3 fungsi yaitu, menjadi huda atau petunjuk
bagi manusia, kedua sebagai bayyinah atau penjelas tentang petunjuk itu,
serta sebagai furqon atau pembeda antara yang haq serta bathil.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penafsiran kata Ayyam terhadap
penciptaan langit dan bumi menurut
Tantawi Jauhar ?
2. Bagaimana metode dan corak yang
digunakan Tantawi dalam menafsirkan
ayat-ayat tenrang penciptaan langit dan
bumi yang dikaitkan dengan kata Ayyam
dalam kitab tafsirnya.
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui penafisiran kata
ayyam menurut Tantawi Jauuhari dalam
tafsirnya Al-juwahir fi al-tafsir al-
Qur’an al-karim
2. Untuk mengetahui metode dan corak yang
digunakan Tantawi Jauhari dalam
menafsirkan ayat-ayat Alquran tentang
penciptaan langit dan bumi yang dikaitkan
dengan kata Ayyam dalam kitab lainnya
Al-juwahir fi al-Tafsir al-Qur’an al-karim
BAB II

PEMBAHASAN

A. Alam Semesta dalam Perspektif Klasik dan Modern

1. Pandangan Klasik
Menurut pakar fisika bahwa alam tidak hanya tak berhingga besarnya
dan tak terbatas, tetapi juga tidak berubah status totalitasnya dari waktu
tak berhingga lamanya yang telah lampau sampai waktu tak berhingga
lamanya yang akan datang.
ein bahwa alam semesta tidak pernah diciptakan, yang qadim, langgeng,
sesuai dengan konsesus yang didasarkan pada kesimpulan yang rasional
sebagai analisis yang kritis terhadap berbagai data yang diperolehnya dari
pemikiran dalam pengamatan.
2. Pandangan Modern
Menurut Hubble bahwa alam semesta ini tidak statis, melainkan
merupakan alam yang dinamis, seperti model Friedman.
Hubble melakukan observasi tentang alam melalui teropong bintang
terbesar di dunia, melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita, yang menurut
analisis terhadap spektrum cahayanya tampak menjauhi galaksi kita
dengan kelajuan yang sebanding dengan jaraknya dari bumi, yang terjauh
bergerak paling cepat meninggalkan kita.1
Menurut Gamow, Alpher dan Robert Herman, bahwa terjadi ledakan
yang maha dahsyat yang melemparkan materi seluruh jagat raya ke semua
arah, yang kemudian membentuk bintang-bintang dan galaksi karena
tidak mungkin materi seluruh alam itu berkumpul di suatu tempat dalam
ruang alam tanpa meremas diri dengan gaya gravitasinya yang sangat
kuat, sehingga volumenya menjauhi titik, maka disimpulkan bahwa
dentuman besar itu terjadi ketika seluruh materi kosmos terlempar dengan
kecepatan yang sangat tinggi keluar dari keberadaannya dalam volume
yang sangat kecil.
Sehingga menurut mereka alam semesta lahir dari sebuah singularitas
dengan keadaan ekstrem.
B. Alam Semesta dan Perspektif Islam

Alam semesta dalam menurut islam adalaj diciptakan pada suatu waktu
dan akan ditiadakan pada saat yang lain .
Pandangan einstein tentang alam semesta sangat bertentangan dengan
konsep alam menurut Al-qur’an dapat kita lihat dalam surat Al-Anbiya’
ayat 30.
“Dan tidaklah orang-orang kafir itu mengetahui bahwa langit (ruang
alam) dan bumi(materi alam) itu dahulu sesuatu yang padu, kemudian
kami pisahkan keduanya itu. (Q.S Al-Anbiya:30).
C. Ayat-Ayat yang Berhubungan dengan Alam Semesta

Di antara ayat-ayat yang dijadikan sebagai bukti otentik tentang


penciptaan alam semesta dalam Al-Qur’an yaitu:
1. Surah Al-Baqarah ayat 29
Bahwa Allah SWT setelah merinci Ayat-AyatNya tentang diri
manusia dengan mengingatkan awal kejadian, sampai kesudahannya
dan menyebutkan bukti keberadaan serta kekuasaannya-Nya kepada
Makhluk-Nya melalui apa yang mereka saksikan sendiri pada diri
mereka, kemudia dia menyebutkan ayat-ayatNya atau bukti lain yang
ada di cakrawala melalui apa yang mereka saksikan, yaitu penciptaan
langit dan bumi, untuk menunjukkan kekuasaan-Nya yang meliputi
segala-segalanya dan menunjukkan betapa banyak karunia-Nya
kepada umat manusia denhan menjadikan segala yang di bumi sebagai
bekal dan persediaan untuk dimanfaatkan. Untuk itu Allah SWT
berfirman dalam Al-Qur’an:

‫هو الذي خلق لكم ما في األرض جميعا ثم استوى إلى السماء فسواهن سبع سموات وهو بكل‬
‫شيء عليم‬
Penjelasan
(Dialan Tuhan yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu)
Yaitu:
Dalam memanfaatkan benda-benda di bumi ini dapat ditempuh
melalui salah satu dari dua cara, yiatu:
1. Memanfaatkan benda-benda itu dalam kehidupan jasadi untuk
memberikan potensi pada tubuh atau kepuasaan padanya dalam
kehidupan duniawi.
2. Dengan memikirkan dan memperhatikan benda-benda yang tidak
dapaat diraih oleh tangan secara langsung, untuk digunakan
sebagai bukti tentang kekuasaan penciptanya dan dijadikan
santapan rohani.
Dengan ayat ini kita mengetahui bahwa pada dasarnya
memanfaatkan segala benda di bumi ini dibolehkan. Tidak
seorangpun mempunyai hak mengharamkan sesuatu yang telah
dihalalkan oleh Allah kecuali dengan izin-Nya sebagaimana telah
difirmankan pada ayat 10 surat yunus.
‫( ثم استوى إلى السماء‬Kemudian Dia Menuju Langit) Yaitu:
Kata sama’a artinya sesuatu yang jauh berada di atas kepala kita.
Dan kata Istawa berarti langsung menuju tujuan tanpa
kecenderungan mengajarkan sesuatu yang lain di tengah-tengah
menciptakannya.
‫ ( فسواهن سبع سموات‬lalu menciptakan tujuh langit) yaitu:
Maksud dari ayat tersebut, Allah menyempurnakan penciptaan
langit hingga menjadi tujuh langit.
Menurut Quraisy Shihab makna ayat:3
‫ الذي خلق لكم ما في األرض جميعا‬yaitu:
Dipahami oleh banyak ulama’ menunjukkan pada dasarnya segala apa yang
terbentang di bumi ini dapat digunakan oleh manusia, kecuali jika ada dalil
yanng melarangnya.
Makna ‫ استوى‬yaitu :
Kata Istawa pada mulanya berarti tegak lurus, tidak bengkok. Selanjutnya kata
itu dipahami secara majazi dalam arti menuju ke sesuatu dengan cepat dan
penuh tekad bagaikan yang berjalan tegak lurus tidak menoleh ke kiri dan
kanan.
‫ استوى إلى السماء‬yaitu:
Kehendak Allah untuk mewujudkan sesuatu seakan-akan kehendak tersebut
serupa dengan seseorang yang menuju ke sesuatu untuk mewujudkannya
dalam bentuk seagung dan sebaik mungkin.
‫ فسواهن‬yaitu:
Bahwa langit itu dijadikanNya dalam bentuk sebaik mungkin, tanpa sedikir
aib/kekurangan apapun. Seperti dalam surat Al-Mulk ayat 03.

2. Surah Al Mulk ayat 1-4


Yaitu Surat yang menunjukkan tentang seluruh kerajaan(kekuasaan)
ada dalam tangan Allah.
Surat Al-Mulk ayat 1 berbunyi
‫تبارك الذي بيده الملك وهو على كل شيء قدير‬
Penjelasan
Menurut Prof. Dr. Hamka makn ayat: 7
‫ ( تبارك الذي بيده الملك‬Maha Suci Dia, yang di dalam tangan-Nya sekalian
kerajaan) yaitu:
Bahwa ayat tersebut mengandung pengertian betapa Tuhan memberi
ingatan kepada mnausia dalam kerajaan dan kemegahan dalam dunia
ini, bahwasanya kerajaan yang sebebar kerajaan, kekuasaan yang
sebenar kekuasaan hanya ada dalam tangan Allah.
Segala kerajaan dan kekuasaan yang ada di muka bumi ini,
bagaimanapun manusia mengejarnya atau mempertahankannya billa
telah dapat diperoleh, tidaklah semua itu benar-benar
kerajaan(kekuasaan). Bagaimanapun seorang raja (presiden)
memerintah dengan segenap kekuatan, kegagahan dan kadang-kadang
kesewenang-wenangan, namun kekuasaan yang seperti demikian
hanyalah pinjaman belaka dari Allah dan tidak ada yang akan kekal
dipegangnya terus.
Naiknya seorang penguasa pun hanyalah karena adanya pengakuan
sedang Allah sebagai Maha Kuasa itu beranak, sebab Allah itu hidup
selama-lamanya.
‫( وهو على كل شيء قدي‬Dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha
Menentukan) yaitu:
Sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa, pembagi kekuasaan kepada
sekalian raja dan penguasa di dunia ( di sesuatu adalah meliputi segala
sesuatu, baik yang sangat besar maupun yang sangat kecil.
Dengan menggali rahasia alam, akan mendapat pengetahuan tentang
segala yang dilihat, didengar labih faham apa arti yang sebenarnya
dari pada kata takdir.
Dengan menggali rahasia alam, akan mendapar penngetahuan tentang
segala yang dilihat, didengar dan diselidiki, dari yang kecil sampai
kepada yang besar, di waktu mendapatkannya itulah kita akan lebih
faham apa arti yang sebenarnya daripada kata takdir,
Dari uraian di atas dapat dipahami. Bahwa segalla sesuatu itu ada
ketentuannya, jika tidak ada, maka tidak akan berarti yang dinamakan
ilmu pengethauan (Sains) Dan ini ditegaskan ada dekat penutup surat
Ali-Imran ayat 191:
Demikianlah bahwa tuhan Maha Kuasa dan Menentukan. Sehingga
hidup dan mati manusia, musibah atau keselamatan itu adalah
pertemuan dan menentukan, Sehingga hidup dan mati
manusia,musibah atau keselamatan itu adalah pertemruan di antara
ketentuan, baik yang kecil maupun besar ataupun yang diketahui
manusia sebalikanya, Namun seluruh keadaan dalam alam ini tidaklah
ada yang terlepas dari ketentuan yang telah ditentukan Tuhan, yang
kadang-kadang disebut juga hukum sebab akibat.
Surat Al-Mulk ayat 2 berbunyi:
‫الذي خلق الموت والحياة ليبلوكم أيكم أحسن عمال وهو العزيز الغفور‬
Penjelasan
Menurut Prof. Dr. Hamka :
‫( الذي خلق الموت والحياة‬Dan Dia yang menciptakan maut dan hidup)
yaitu:
Bahwa Allah-lah yang menciptakan mati dan hidup. Tujuan dari ayat
tersebut memberi peringatan kepada manusia, bahwa hidup ini
tidaklah berhenti di dunia ini saja. Ini adalah peringatan kepada
manusia agar mereka ingat akan mati di samping dia terpesona oleh
hidup. Berkenan dengan ayat tersebut, ada sebuah hadis yang
diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dari Qatadah yang berbunyi:
‫ان هللا اذل نبى ادم بالموت وجعل الدينا دار حياة ثم دار موت و جعل اآلخرة دار جزاء ثم‬
‫دار بقا‬
Sesungguhnya Allah menghinakan keturunan Adam dengan maut, dan
Allah menjadikan dunia ini negeri untuk hidup, kemudian itu negeri
untuk mati, dan dia jadikan negeri akhirat untuk menerima ganjaran
dan negeri untuk kekal.
Dengan menonjolkan terlebih dahulu sifat Allah yang bernama Al-
Aziz, Yang Maha Perkasa dijelaskan bahwa Allah tidak boleh
dipermainkan. Di hadapan Allah tidak boleh beramal separo atau
ragu-ragu, melainkan dikerjakan dengan sungguh-sungguh, hati-hati
dan penuh disiplin. Karena kalau tidak demikian, Tuhan akan murka.
Tetapi Tuhan Pun memiliki sifat Al-Ghofur, Maha Pengampun atas
Hamba-Nya yang tidak dengann sengaja melanggar perintah Tuhan,
dan berniat hendak berbuat amalan yang lebih baik, tetapi tidak
mempunyai tenaga yang cukup buat nencapai yang lebih baik itu.
3. Surah Al-A’raf ayat 54
Yaitu surat yang menunjukka akdiah tentang Tuhan dan fenomena
alam semesta
Surat Al-A’raf ayat 54 berbunyi:
‫ربكم هللا الذي خلق السموات واألرض في ستة أيام ثم استوى على العرش يغشي الليل النهار‬
‫يطلبه حثيثا والشمس والقمر والنجوم مسخرات بأمره أال له‬
Penjelasan
Menurut Sayyid Qutub makna surat Al-A’raf ayat 54 yaitu; akidah
tauhid Islam tidak meninggalkan satu pun lapangan bagi manusia
untuk merenungkan zat allah Yang Maha Suci dan bagaimana ia
berbuat, maka Allah itu Maha Suci, Tidak ada lapangan bagi manusia
untuk menggambarkan dan melukiskan Zat Allah.
Adapun enam hati saat Allah menciptakan langit dan bumi, juga
merupakan perkara gaib yang tidak ada seorang makhlukpun
menyaksikannya. Allah telah menciptakan alam semesta ini dengan
segala kebesaran-Nya,yang menguasai alam ini mengaturnya dengan
perintah-Nya, mengendalkikannya dengan Kekuasaan-Nya. Dia
menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat
dalam putaran yang abadi ini yaitu putaran yang malam yang
semuanya tunduk kepada perintah-Nya, Sesungguhnya Allah Maha
Pencipta,pelindung,pengendali dan pengatur. Dia adalah Tuhan kalian
yang memelihara kalian dengan manhaj-Nya, mempersatukan kalian
dengan peraturan-Nya, membuat syariat bagi kalian dengan izin-Nya
dan memutuskan perkara kaian dengan hukum-Nya. Dialah yang
berhak menciptakan dan memerintah.
Inilah persoalan yang menjadi sasaran pemaparan ini yaitu persoalan
uluhiah, rububiyah dan hakimiyah, serta manunggalnya Allah SWT.
Pada semuanya ini ia juga merupakan persoalan ubudiyah manusia di
dalam syariat hidup mereka. Maka, inin pulalah tema yang
dihadapkan konteks surat ini tercermin dalam masalah pakain
sebagaimana yang dihadapi surat Al-An’an dalam masalah binatang
ternak,tanaman,nazar-nazar dan syiar-syiar.
Menurut Thahir Ibnu Asyur makna surat Al-A’raf ayat 54 yaitu: 13
Bahwa hubungan surat ini sangat serasi, Ia memulai dengan menyebut
Al-Qur’an, perintah mengikutinya tentang apa yang menimpa umat-
umat yang dahulu, yang enggan mengakui keesaan Allah serta
mendurhakai rasul-rasul mereka, Setelah itu semua kumpulan ayat ini
menjelaskan tenttang tauhid beserta bukti kebenarannya dan mengajak
untuk tunduk dan patuh kepadaNya ‘
Menurut Al-Biqa’i makna surat Al-A’ruf ayat 54 yaitu:
Bahwa tema pokok yang berkisar pada uraian Al-Qu’an tentang
tauhid, Nubullah(kenabian), hari kemudian, dan pengetahuan. Ayat ini
juga menegaskan bahwa sesungguhnya Tuhan pemelihara dan
pembingbing, serta yang menciptakan kamu dari tiada dan akan
membangkitkan kamu ialah Allah Yang Maha Esa yang telah
menciptakan semua langit dan bumi yakni alam raya dan enam
hari(enam masa)
Informasi tentang penciptaan di atas Arsy. Dia berkuasa dan mengatur
segala yang diciptakan-Nya,sehingga berfungsi sebagaimana yang ia
kehendaki uaitu Dia mentupkan malam dengan kegelapannya kepada
siang ataupun sebaliknya dan silih berganti dan diciptakan-Nya pula
matahari, bulan dan bintang masing-masing tunduk kepada perintah-
Nya Yakni Allah yang menetapkan hukum yang berlaku atasnya dan
benda-benda itu tidak dapat mengelak dari hukum-hukum yang
ditetapkan Allah itu.
‫ ثم استوى على العرش‬yaitu:
Istawa makna dasarnya bersemayam dialihkan ke makna majazi yaitu
berkuasa. Sehingga penggallan ayat ini menegaskan tentang
kekuasaan Allah Swt dalam mengatur dan mengendalikan alam raya,
tetapi hal tersebut sesuai dengan kebesaran dan kesucian-Nya dari
segala kekurangan atau kemakhlukan.
Kata Tsumma menggambarkan betapa jauh tingkat penguasaan “Arsy,
dibanding dengan penciptaan langit dan bumi.
‫ مسخرات‬yaitu :
Terambil dari kata sakhkahra yang berarti ancaman, pengajaran atau
pengaturan tanpa memunta imbalan dari yang ditundukkan untuknya.
Ini berarti, alam raya dan segaa isinya ditundukkan allah SWT untuk
dimanfaatkan oleh mansuia, jika demikian bukan manusia yang
menundukkannya, sehingga manusia tidak boleh angkuh terhadap
alam aan tetapu harus bersahabat dengannya sambil mensyukuri
nikmat Tuhan dengan jalan mengikuti semua tuntunanNya, baik yang
berkaitan dengan alam, maupun diri manusia sendiri.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Allah telah menciptakan alam semesta ini dengan segala


kebesarannya, yang menguasai alam ini, mengaturnya dengan perintah—Nya,
mengendalkannya dengan kekuasaan-Nya.Dia menutupkan malam kepada
siang yang mengikutinya dengan cepat dalam putaran yang abadi ini. Yaitu,
putaran malam mengikuti siang dalam peredaran planet ini. Dia menciptakan
matahari, bulan dan bintang, yang semula tunduk kepada perintah-Ny.
Sesungguhnya Allah Maha Pencipta dan Tuhan Sekalian Alam.
Al-Qur’an telah menghubungkan semua pagelaran alam semesta dan
seluruh getaran jiwa kepada akidah tauhid. Ia mengubah setiap kilatan sinar
dalam lembaran alam semesta atau dalam batin manusia kepada sebuah dalil
atau isyarat. Demikianlah alam semesta beserta segala isinya beralih rupa
menjadi tampat pementasan ayat-ayat Allah yang dihiasi dengan keindahan
oleh”tangan” kekuasaan dan bekas-bekasnya tampak nyata dalam setiap
pagelaran dan pemandangan serta gambaran dan bayang-bayang didalmnya.
Sehingga manusia diharuskan percaya dengan adanya alam semesta ini
sebagai bukti dari kebesaran Tuhan.
Allah menciptakan alam semesta ini dalam keadaan yang harmonis,
serasi dan memenuhi kebutuhan makhluk. Allah telah menjadikannya baik,
memerintarhkan hamba-hambanya untuk memperbaikinya.Dalam ayat ini
Tuhan menerangkan dalil-dalil yang terdapat dalam cakrawal yang
memperbaikinya. Dalam ayat ini Tuhan menerangkan dalil-dalil yang terdapat
dalam cakrawala yang menunjuk kepada kita agar mensyukuri dan tetap
menaati-Nya.
DAFTAR PUSTAKA

Baiquni M.Sc.,Ph.D,Prof.Ahmad. Al-Qur’an Ilmu pengetahuan dan Teknologi,


(Jakarta: Dana Bakti Prima Persada, 1985).
Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi, Al-Imam Abul Fida Ismail. Tafsir Ibnu Katsir Juz I al-
Fatihah – al- Baqoroh, (Bandung: Sinar Baru Algensindo 2002)
Tafsir Ibnu Katsir Juz 4 ali Imron92-an-Nisa’23,(Bandung: Sinar baru Alggensindo,
2000)
Tafsir fi Zhilalil Qur’an: Dilengkapi dengan Takhrij hadits
dan Indeks Tematik, Jilid 2 Juz 3 dan 4, (Jakarta: Robbani Press, 2001
Tafsir fi Zhilalil Qur’an: Dibawah Naungan al-Qur’an al-An’am – Surah al-A’raf
137), Jilid 4, (Jakarta: Gema Insani, 2002)
Tafsir fi Zhilalil Qur’an: Dibawah Naungan Al-Qur’an ( Surat Yusuf 102-Thaahaa
56) Jilid 7, (Jakarta: Gema Insani, 2003)

Anda mungkin juga menyukai