Anda di halaman 1dari 21

MATAHARI SEBAGAI SUMBER CAHAYA

(Studi Tafsir Q.S Al-Furqan 25:61)

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Tafsir Ilmi” Semester V
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. H.M Galib M, MA.

Disusun Oleh Kelompok 5 :


WAWAN ISNAENI
NIM: 30300119085
AHMAD JAMALUDDIN
NIM: 303001190081
RIFKY SETIAWAN
NIM: 30300119082

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN & TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN & FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Puji syukur atas
kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala. Yang senantiasa
memberikan cahaya ilmu-Nya kepada sekalian manusia,
sehingga insan manusia mampu menyelesaikan segala
permasalahan dalam kehidupan. Tentunya tidak lepas juga
kaitannya dengan penulis berkat penerangan ilmu-Nya lah,
sehingga kami mampu menyelesaikan tulisan ini sebagai salah
satu tugas mata kuliah “Tafsir Ilmi” dan Praktikum pada jurusan
Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Shalawat
serta salam, tak terlupa pula kami kirimkan kepada Nabi
Muhammad sallallahu 'alaihi wa sallam, para sahabat dan
keluarganya, Nabi yang menjadi suri tauladan bagi kita semua.
Penulis menyadari akan kesempurnaan tulisan yang
tergolong sangat jauh dari kesempurnaan tersebut. Olehnya itu
saran dan keritikan yang membangun tetap kami harapkan dari
sekalian khalayak. Dan kami tak lupa mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. H. Hamdan Juhannis, Ph.D selaku Rektor
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Atas segala
fasilitas yang diberikan dalam proses pembelajaran di UIN
Alauddin Makassar.
2. Bapak Dr. Muhsin Mahfudz, M.Th.I., selaku Dekan
Fakultas Ushuluddin Filsafat dan wakil Dekan I, II, dan III
atas fasilitas yang diberikan kepada kami.
3. Bapak Prof. Dr. H.M Galib M, MA. atas segala bimbingan,
arahan dan bantuan yang diberikan selama perkuliahan,

ii
sehingga kami selaku kelompok 5 yang terdiri dari 3 orang
dapat menyelesaikan makalah ini.
4. Bapak Dr. Aan Parhani, Lc., M., selaku Ketua Prodi Ilmu
Al-Qur’an dan Tafsir, yang telah senantiasa mengingatkan
kami bahwa betapa pentingnya usaha dan belajar sehingga
nantinya dapat menjadi mahasiswa/i yang berguna untuk
agama dan negara.
5. Bapak Yusran, S.Th.I., M.Hum., selaku Sekretaris Prodi
Ilmu AlQur’an dan Tafsir, yang tak henti-hentinya
memberikan motivasi kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tulisan ini.
6. Teman-teman Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir kelas Reguler 1,2
dan 3 angkatan 2019.
Akhirnya penulis berharap semoga segala sumbangsi yang
telah diberikan oleh beliau mendapat berkah disisi Allah
Subhanahu wa ta’ala. Dan segala aktivitas kita bernilai ibadah
dihadapan-Nya. Aamiin. Wassalamu Alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.

Patalassang, 05 Oktober
2021

(Kelompok 5)

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
............................................................................................................................
ii
iv
BAB I
............................................................................................................................
1
PENDAHULUAN
............................................................................................................................
1
A Latar Belakang
............................................................................................................................
1
B Rumusan Masalah
............................................................................................................................
1
C Tujuan Penulisan
............................................................................................................................
1
BAB II
............................................................................................................................
2
PEMBAHASAN
............................................................................................................................
2
A Ayat dan Terjemahannya (Q.S Al-Furqan 25:61)
............................................................................................................................
2
B Kajian Tafsir Ayat (Q.S Al-Furqan 25:61)
............................................................................................................................
2
a. Penjelasan Mufradhat
............................................................................................................................
2
b. Munasabah Ayat
............................................................................................................................
3
c. Penjelasan Ahli Tafsir
............................................................................................................................
5

iv
C Kajian Nilai Keilmuan (Q.S Al-Furqan 25:61)
............................................................................................................................
8
A Peran dan Manfaat Sinar Matahari bagi Kehidupan
Berkelanjutan.
...................................................................................................................
8
B Pemanfaatan Energi Sinar Matahari
...................................................................................................................
11
BAB III
............................................................................................................................
14
PENUTUP
............................................................................................................................
14
A Kesimpulan
............................................................................................................................
14
B Kritik dan Saran
............................................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................................................
15

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matahari adalah bintang terdekat dari Bumi. Matahari atau


dalam bahasa Arab disebut asy-syams dikenal juga sebagai
sumber cahaya alami yang mempunyai fungsi sangat vital bagi
kehidupan di Bumi. Bola api raksasa dengan energi pancaran
cahayanya telah membuat Bumi tetap hangat, udara dan air di
Bumi bersirkulasi, tumbuhan berfotosintesis, dan manfaat
lainnya sebagai sumber energi. Energi yang terkandung dalam
batu bara dan minyak bumi bahkan sebenarnya juga berasal dari
Matahari. Tanpa Matahari, sulit dibayangkan bagaimana kondisi
kehidupan di Bumi. 1

Maka dalam hal ini kami selaku kelompok 5 akan berusaha


semampunya untuk menyajikan Tafsiran Q.S (Al-Furqan 25:61)
dan peran dan manfaat energi matahari untuk kehidupan.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kajian tafsir ayat tentang matahari (Q.S Al-Furqan


25:61)?
2. Bagaimana proses pemanfaatan energi matahari jika ditinjau
dari segi ilmu pengetahuan?
3. Apa sajakah hikmah yang terkandung dalam (Q.S Al-Furqan
25:61)?

C. Tujuan Penulisan

1. Agar Mahasiswa/i mampu mengetahui kajian tafsir tentang


matahari dalam (Q.S Al-Furqan 25:61).

1 CAHAYA Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains. Hal 125

1
2. Ingin mengetahui kegunaan cahaya matahari dalam tinjauan
Agama dan Ilmu Pengetahuan.

3. Mengambil hikmah dari (Q.S Al-Furqan 25:61).

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ayat dan Terjemahannya

QS Al-Furqan 25 : 61

‫ك ٱلَّ ِذى َج َع َل فِى ٱل َّس َمٓا ِء بُرُوجًا َو َج َع َل فِيهَا‬ َ َ‫تَب‬


َ ‫ار‬
‫ِس ٰ َرجًا َوقَ َمرًا ُّمنِيرًا‬

Arab-Latin:
Tabārakallażī ja'ala fis-samā`i burụjaw wa ja'ala fīhā sirājaw wa
qamaram munīrā
Artinya:
Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan
bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang
bercahaya.

B. Kajian Tafsir Ayat QS Al-Furqan 25 : 61

1. Penjelasan Mufradhat

Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, dalam kitabnya Aisarut


Tafasir mudarris tafsir di Masjid Nabawi, menjelaskan makna
ٗ ‫ َمٓا ِء بُر‬sss‫ٱلس‬
kata (‫ُوجا‬ َّ ‫ )فِي‬: “dilangit gugusan bintang” bintang-
bintang yang dilewati oleh matahari dan bulan”. Dan jika dalam
kitab Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir karya Syaikh Dr.
Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas
Islam Madinah, beliau menjelaskan makna kata (‫ )البروج‬: yakni
gugusan bintang-bintang yang beredar, yang berjumlah dua
belas.

3
2. Munasabah Ayat

Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 61-62 berbicara mengenai dua


hal. Pertama memamparkan keindahan langit beserta
bintangnya. Kedua tentang pergantian siang dan malam. Pada
ayat 61 menjelaskan Mahasuci Allah yang menjadikan di langit
bintang-bintang yang jumlahnya tidak terhitung. Allah
menjadikan pula matahari yang bersinar terang dan bulan yang
bercahaya. Menurut para ilmuwan, dalam membicarakan benda-
benda angkasa, Al-Qur’an juga sudah membedakan bintang dari
planet. Bintang adalah benda langit yang memancarkan sinar.
Sedangkan planet hanya memantulkan sinar yang diterima dari
bintang. Dengan demikian, bintang mempunyai sumber sinar,
sedangkan planet tidak (Lihat Q.S Yunus 10: 5 dan Al-Hijr 15:
16) dan pada ayat 62 Allah pula yang menjadikan malam dan
siang silih berganti agar menjadi pelajaran bagi orang-orang
yang selalu mengingat nikmat-Nya dan bertafakur tentang
keajaiban ciptaan-Nya. Dengan demikian, timbul dorongan
untuk mensyukuri nikmat-nikmat Allah itu.

Jika seandainya malam dan siang tidak bergiliran, dan


matahari terus saja bersinar, niscaya hal itu menimbulkan
perasaan jemu atau bosan dan lelah karena tidak dapat
beristirahat di malam hari.

Demikian pula jika malam terus berlangsung tanpa diselingi


dengan sinar matahari, niscaya membawa kerusakan bagi
makhluk yang membutuhkannya.

Adanya pergantian siang dan malam itu memberikan


kesempatan untuk menyempurnakan kekurangan dalam ibadah
yang sunah yaitu bilamana seseorang karena kesibukan bekerja
pada siang harinya tidak sempat berdoa atau membaca wirid,

4
maka dapat dilaksanakan pada malam harinya, seperti tersebut
dalam sebuah hadis sahih:

‫س ُئ النَّ َها ِر َو‬ِ ‫ب ُم‬ َ ‫سطُ يَ َدهُ بِاللَّ ْي ِل لِيَتُ ْو‬ ُ ‫إِنَّ هللا َ َع َّز َو َج َّل يَ ْب‬
‫س‬
ُ ‫ش ْم‬ َّ ‫س ُئ اللَّ ْي ِل َحت َّى تَ ْطلُ َع ال‬ ِ ‫ب ُم‬ َ ‫سطُ يَ َدهُ بِالنَّ َها ِر لِيَتُ ْو‬ُ ‫يَ ْب‬
)‫ (رواه مسلم عن أبى موسى‬.‫ِمنْ َم ْغ ِربِ َها‬

Sesungguhnya Allah mengulurkan tangan-Nya di malam hari


supaya orang yang berbuat dosa pada siang hari dapat bertobat
dan mengulurkan tangan-Nya pada siang hari supaya dapat
bertobat orang yang berdosa pada malam harinya, sampai
matahari terbit dari tempat terbenamnya.  (Riwayat Muslim dari
Abµ Mµsa).

Diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab pernah salat Duha


lama sekali. Tatkala beliau ditegur oleh salah seorang sahabat,
beliau menjawab bahwa ia meninggalkan beberapa wirid hari
ini, karena kesibukan, maka ia bermaksud mengganti
kekurangan itu dengan salat Duha, lalu beliau membaca ayat 62
ini.

Malam, siang, matahari, dan bulan merupakan empat


nikmat Allah. Allah menciptakan malam sehingga manusia
dapat beristirahat akibat gelapnya malam. Siang diciptakan oleh
Allah dengan terbitnya matahari untuk bekerja.

Allah menciptakan matahari dan bulan masing-masing


mempunyai poros dan garis edarnya sendiri-sendiri. Tanpa
kenal lelah, dan tidak pernah diam, semuanya terus beredar.

Pergantian siang dengan malam bisa hanya berupa


perubahan terang menjadi gelap. Akan tetapi, secara psikologis

5
pergantian dari terang menjadi gelap itu memberikan dampak
suasana hati yang sama sekali berbeda dengan suasana siang.
Berbagai percobaan telah dilakukan untuk mengamati
bagaimana pengaruh psikis terhadap pekerja malam.

Teramati gejala psikosomatis (gejala fisik yang disebabkan


oleh penyebab psikis) mulai dari hanya mual-mual sampai yang
agak berat yaitu depresi mental. Ini baru pengaruh jangka
pendek terhadap fisik dan kejiwaan manusia. Pengaruh jangka
panjang bisa memberikan efek yang lebih berat.

Oleh sebab itu, Allah menggariskan malam untuk istirahat


dan siang untuk bekerja. Jadi bekerja malam hari yang disebut
lembur itu bertentangan dengan kodrat manusia seperti yang
digariskan Allah.

Kondisi ini tak mengherankan karena pada siang hari bumi


mendapatkan paparan (exposure) sinar tampak, mulai bergeser
ke warna kuning saat matahari terbenam, bergeser ke infra-
merah saat salat Isya, ke ultraviolet jika malam telah larut, dan
mendekati gelombang gamma yang berbahaya mendekati subuh.

Paparan ini yang menyebabkan manusia menderita


psikosomatik jika tidak beristirahat dan terpaksa harus bekerja. 2

3. Penjelasan Ahli Tafsir

a) Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia.


Amat agung keberkahan-keberkahan Tuhan Yang Maha
Pengasih itu dan sangat banyak kebaikan-kebaikanNya,
Yang menjadikan di langit bintang-bintang yang besar
dengan poros-porosnya, dan menjadikan di dalamnya
matahari yang bersinar dan bulan yang bercahaya.

2 https://tafsiralquran.id/ Tafsir Redaksi 05/09/2021

6
b) Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah
pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid
(Imam Masjidil Haram)
Mahasuci Allah yang menjadikan gugusan-gugusan tempat
orbit planet dan bintang-bintang yang berjalan di langit. Dia
juga menjadikan di langit itu matahari yang memancarkan
cahaya terang, dan juga menjadikan bulan yang bercahaya
menerangi bumi lewat pantulan cahaya matahari kepadanya.
c) Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di,
pakar tafsir abad 14 H
“Mahasuci Allah yang menjadikan di langit gugusan-
gugusan bintang,” maksudnya, adalah bintang-bintang dan
keseluruhannya, atau letak-letak grais orbit matahari dan
bulan yang dilaluinya satu demi satu. Ia laksana bangunan
tinggi dan benteng bagi perkotaan di dalam melindunginya.
Demikian pula halnya bintang-bintang, laksana benteng-
benteng menjulang tinggi yang dibuat untuk penjagaan.
Karena sesungguhnya bintang-bintang itu adalah alat
pelempar untuk setan-setan. “dan Dia menjadikan juga
padanya matahari,” padanya terkandung cahaya dan panas
yaitu matahari, “dan bulan yang bercahaya,” di dalamnya
ada cahaya yang tidak panas. Dan ini termasuk salah satu
bukti keagunganNya dan betapa banyak ihsan (kebaikan)
Nya, disebabkan penciptaan yang luar biasa yang
terkandung di dalamnya, pengaturan yang rapih dan
keindahan yang agung yang menunjukkan kepada
keagungan penciptanya di dalam seluruh sifat-sifatNya, dan
berbagai kemaslahatan yang terdapat di dalamnya bagi
manusia dan berbagai manfaat yang merupakan bukti atau
betapa banyaknya kebaikan dan karuniaNya.

7
d) Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi
bin Musa, M.Pd.I
Dalam surah ini Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengulangi
kata-kata, “Tabaaraka” yang maknanya menunjukkan
keagungan Allah, banyak sifat-Nya, banyak kebaikan-Nya
dan ihsan-Nya. Surah ini, di dalamnya terdapat dalil
terhadap keagungan-Nya, luasnya kekuasaan-Nya,
berlakunya kehendak-Nya, ilmu dan kekuasaan-Nya yang
menyeluruh, kerajaan dan kekuasaan-Nya yang meliputi
baik dalam hukum syar’i maupun dalam hukum jaza’i serta
sempurnanya hikmah (kebijaksanan)-Nya. Di dalamnya juga
terdapat dalil yang menunjukkan luasnya rahmat-Nya,
luasnya kemurahan-Nya, banyak kebaikan-Nya baik yang
terkait dengan agama maupun dunia, di mana itu semua
menghendaki diulang-ulangnya sifat yang mulia ini
“Tabaaraka.”
Ada yang menafsirkan dengan bintang secara umum atau
garis tempat perjalanan matahari dan bulan, di mana ia
menduduki posisi benteng bagi kota, demikian pula bintang-
bintang ibarat benteng yang dijadikan sebagai pertahanan,
karena ia alat pelemper setan.
Matahari disebut siraj, karena cahaya dan panas yang
ada di dalamnya.
Bulan disebut munir, karena hanya cahaya saja tanpa
ada panas. Ini semua termasuk di antara dalil keagungan-
Nya dan banyak kebaikan-Nya, karena ciptaan yang begitu
menarik, pengaturan yang begitu tertib dan pemandangan
yang indah menunjukkan keagungan Penciptanya dalam
semua sifat-Nya, dan berbagai maslahat serta manfaat yang

8
diperoleh makhluk yang ada di dalamnya menunjukkan
banyak kebaikan-Nya. 3

C. Kajian Nilai Keilmuan (Q.S Al-Furqan 25:61)

A Peran dan Manfaat Sinar Matahari bagi Kehidupan


Berkelanjutan.
Cahaya Matahari yang sampai ke Bumi mempunyai banyak
manfaat bagi kehidupan, di antaranya:
1. Fotosintesis

Fotosintesis adalah proses biokimia pembentukan


karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama yang
mengandung pigmen hijau daun atau klorofil (chlorophyll).
Proses ini digunakan untuk mengkonversi energi sinar matahari
menjadi energi kimiawi dan menyimpannya dalam bentuk
glukosa. Tumbuhan hanya memerlukan energi sinar matahari,
gas karbondioksida (CO2 ), dan air (H2 O) untuk membuat gula,
oksigen, dan air. Proses fotosintesis berlangsung di dalam
kloroplas (chloroplast) dengan menggunakan berbagai pigmen,
terutama klorofil.
Sel kloroplas adalah satu-satunya “pabrik hijau” di Bumi
yang dapat mengubah dan menyimpan energi Matahari ke dalam
bentuk bahan organik. Proses fotosintesis dalam sel kloroplas
sangat penting karena menghasilkan sumber energi bagi semua
kehidupan di Bumi, termasuk sumber karbon bagi semua
senyawa organik dalam tubuh organisme hidup. Di samping itu,
proses ini menjaga oksigen di atmosfer pada tingkat normal.
Tingkat penyerapan energi pada proses fotosintesis sangat
tinggi, sekitar 100 terawatt, setara enam kali konsumsi energi
yang diperlukan dalam peradaban manusia. Fotosintesis

3 Referensi: https://tafsirweb.com/6317-quran-surat-al-furqan-ayat-61.html

9
mengubah 100–115 petagram karbon menjadi biomassa dalam
setiap tahun.4
2. Cadangan Energi bagi Manusia

Allah mengingatkan manusia tentang hakikat asal-usul


sumber energi dari kayu, yang dapat dimanfaatkan bagi
kepentingan hidup mereka seperti dalam Surah (Yasin 36:80,
yang artinya; Yaitu (Allah) yang menjadikan api untukmu dari
kayu yang hijau, maka seketika itu kamu nyalakan (api) dari
kayu itu dan, Al-Waqi’ah 56:71-73), yang artinya; Maka
pernahkah kamu memperhatikan tentang api yang kamu
nyalakan (dengan kayu)? Kamukah yang menumbuhkan kayu
itu ataukah Kami yang menumbuhkan? Kami menjadikannya
(api itu) untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir.
Kedua ayat di atas merupakan semacam penegasan bahwa
api dan ka yu ciptaan-Nya diciptakan untuk kepentingan
manusia yang menghuni Bumi. Semua Allah ciptakan dengan
kekuasaan dan keagungan-Nya agar manusia bersyukur
Seperti proses fotosintesis menghasilkan senyawa
karbohidrat polimer tinggi, seperti selulosa, yang terwujud
menjadi kayu pada tanaman. Karbohidrat dalam bentuk selulosa
dapat meliputi 75% bagian padatan pada tanaman. Ini berarti
bahwa kayu adalah bentuk penyimpanan energi Matahari sejak
jutaan tahun lalu. Kayu dari pohon-pohon di hutan yang
tertimbun tanah akibat proses perubahan permukaan Bumi
berubah menjadi batubara. Batubara pada hakikatnya
merupakan hasil dari proses degradasi alami selulosa menjadi
karbon. Cadangan energi berbentuk batubara hampir menyebar
4 CAHAYA Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains. Hal 125

10
merata di permukaan Bumi, di antaranya di AS, Rusia, Cina,
India, Australia, Indonesia, dan lainlain. Batubara menjadi
bahan bakar untuk industri dan pembangkit tenaga listrik.
Proses fotosintesis di laut yang menumbuhkan berbagai
ganggang sebagai makanan ikan juga menghasilkan cadangan
energi. Ikan-ikan dan binatang laut yang mati dan tertimbun
oleh lapisan tanah, berubah menjadi gas dan minyak bumi.
Cadangan energi minyak dan gas bumi merupakan sumber
energi masa kini guna memenuhi kebutuhan manusia, terutama
menjadi bahan bakar bermotor mobil, sepeda motor, kapal, dan
pesawat terbang.
Sumber energi tersebut, seperti halnya batubara, bersifat tak
terbarukan (non-renewable energy). Karena itu, penggunaan
energi demikian perlu dihemat dan perlu pula dicarikan
pengganti atau alternatifnya. Salah satu energi alternatif yang
terbarukan adalah alkohol. Alkohol, terutama di Brazil,
diperoleh dari tanaman singkong yang ditanam secara massal.
Fermentasi karbohidrat dalam singkong menghasilkan alkohol
yang dapat menggantikan sebagian bahan bakar minyak bumi.
Di Indonesia, penggantian minyak bumi oleh alkohol masih
terkendala beberapa hal. Pertama, singkong masih banyak
digunakan sebagai makanan manusia atau pakan ternak. Kedua,
lahan pertanian singkong amat terbatas. Ketiga, timbulnya
kehawatiran bahwa banyaknya pabrik alkohol akan
meningkatkan risiko penyalahgunaan alkohol menjadi minuman
memabukkan. Oleh karena itu, diperlukan alternatif sumber

11
energi lain yang lebih minim kendala, yaitu energi Matahari,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
B Pemanfaatan Energi Sinar Matahari
Mengingat kebutuhan energi manusia semakin besar di
masa depan seiring pertambahan penduduk dan kebutuhan,
eksplorasi energi Matahari merupakan suatu keharusan. Sangat
mendesak karena energi ini baru sedikit dimanfaatkan secara
alamiah. Beberapa teknologi pengembangan energi masa depan
di antaranya:
a. Energi Klimatik
Teknologi energi klimatik berdasarkan pada angin yang
terjadi akibat pemanasan oleh Matahari terhadap daerah
Bumi yang berbeda. Gerakan angin dapat digunakan sebagai
tenaga mekanik langsung atau dijadikan listrik. Di Indonesia,
energi kincir banyak digunakan pada pembuatan garam di
pantai sebagai pemompa air.
b. Hidrologi
Sinar matahari juga menyebabkan terjadinya hujan dan banjir
(lihat buku Air [2011]). Air yang ditampung dalam sebuah
danau atau bendungan dapat dijadikan sumber tenaga listrik
(PLTA), selain sebagai cadangan air minum, irigasi, dan
media peternakan ikan. In donesia sudah banyak
memanfaatkan tenaga air sebagai pembangkit listrik,
misalnya di Waduk Saguling, Waduk Jatiluhur, Danau
Singkarak, Danau Maninjau, dan lain-lain. Kini,
dikembangkan pula pembangkit listrik tenaga air dalam skala
kecil (mikrohidro) untuk kepentingan masyarakat tertentu. Di
beberapa tempat di Sumatera Barat, tenaga mikrohidro
digunakan untuk menumbuk padi.
c. Energi Termal

12
Sinar matahari secara langsung dapat ditangkap untuk
memanaskan air (solar heating). Cara sederhana ini telah
digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan air panas rumah
tangga, hotel, dan kolam renang. Tentu saja, Pemanas Air
Energi Matahari (PAEM) amat bergantung pada kondisi
cuaca. Di hari mendung atau berawan, PAEM kurang
produktif. Untuk mengatasinya digunakanlah sistem hibrid,
yakni gabungan PAEM dan pemanas listrik. Kini penelitian
banyak dilakukan untuk mencari bahan terbaik guna
menyerap panas Matahari dan menyimpan energi.
d. Fotosel, Energi Listrik Sel Matahari Radiasi sinar matahari
dapat ditangkap untuk dijadikan energi listrik oleh suatu sel
elektrokimia yang disebut sel matahari (solar cell). Sel
tersebut mengkonversi sinar matahari menjadi listrik
sehingga disebut fotosel (photovoltaic).
Fotosel tersebut amat menjanjikan dan penelitian dalam
bidang ini terus berjalan untuk menemukan cara
meningkatkan efisiensi penangkapan energi matahari dan
cara menyimpannya. Sel matahari ini telah banyak dibuat di
luar negeri dan harganya masih relatif mahal. Di Indonesia
sel matahari amat penting karena banyaknya tempat-tempat
dan pulau terpencil yang memerlukan listrik, tetapi jauh dari
pembangkit listrik tenaga uap atau air. Penggunaan sel
matahari untuk mengganti atau mengurangi bahan bakar
minyak (BBM) pada kendaraan bermotor juga tidak kalah
penting.
Kebutuhan akan kendaraan berenergi Matahari semakin
besar seiring makin menipisnya cadangan bahan bakar
minyak. Selain itu, kendaraan jenis ini juga bebas polusi
sehingga ramah lingkungan. Sebagaimana solar heater untuk
pemanas air di rumah-rumah, kendaraan dengan sel matahari

13
juga didukung dengan bahan bakar minyak, atau disebut
sistem hibrid. Kini kendaraan hibrid masih amat mahal,
namun tidak mustahil semakin murah di masa depan.
Penelitian dalam bidang ini terus dilakukan, diwarnai
berbagai tantangan serta persaingan di antara produsen-
produsen mobil.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Inti dari kajian tafsir QS Al-Furqan ayat 60 ini menjelaskan


bahwa Allah-lah yang menciptakan Matahari sebagai sumber
cahaya. Dengan cahaya tersebut, Matahari menerangi dan
menghangatkan Bumi. Dengan izin dan ketetapanNya cahaya
Matahari berkontribusi dalam proses asimilasi dedaunan
sebagai bagian dari mata rantai pengadaan bahan makanan bagi
kehidupan makhluk di Bumi. Dengan cahaya dan panas
Matahari pula Allah menciptakan angin dan hujan, yang dengan
hujan itu Dia menjamin ketersedian air untuk kebutuhan hidup
manusia, hewan dan tanaman. Yang menarik untuk diketahui
ialah dari mana asal energi Matahari yang sejak jutaan tahun
lalu terus bersinar seolah tak akan pernah berhenti.
2. Matahari adalah bintang terdekat dari Bumi. Matahari atau
dalam bahasa Arab disebut asy-syams dikenal juga sebagai
sumber cahaya alami yang mempunyai fungsi sangat vital bagi
kehidupan di Bumi. Bola api raksasa dengan energi pancaran
cahayanya telah membuat Bumi tetap hangat, udara dan air di
Bumi bersirkulasi, tumbuhan berfotosintesis, dan manfaat
lainnya sebagai sumber energi.
B. Kritik dan Saran

Kami kelompok 5 sadar akan kekurangan makalah ini, maka


dari itu, kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran kepada
pembaca untuk lebih memperbaiki makalah kami ini

15
DAFTAR PUSTAKA

https://tafsiralquran.id/ Tafsir Redaksi 05/09/2021


https://tafsirweb.com/6317-quran-surat-al-furqan-ayat-61.html
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an. CAHAYA Dalam
Perspektif Al-Qur’an dan Sains. Gedung Bayt Al-Qur’an
dan Museum Istiqlal, November 2016

16

Anda mungkin juga menyukai