Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL QUR’AN

MAKALAH INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


ULUMUL QUR’AN

Dosen Pengampu : Drs. Nawawi Marhaban, MA

D
I
S
U
S
U
N

OLEH

KELOMPOK 1 :

1. Trias Maulana (3022023006)


2. Dwi Maulia (3022023013)
3. Amanda Lathifah Az Zahra (3022023063)
Fauzi
4. Nazala Agishaqira (3022023009)
5. Nafatul Hawari (3022023005)

UNIT 1 SEMESTER 1
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA
TAHUN AJARAN 2023

ii
DAFTAR IS

iii
I
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................1
1.3 TujuanMasalah.........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................2
2.1 Munculnya Ulumul Qur’an............................................................................................................2
2.2 Perkembangan Ulumul Qur'an.......................................................................................................2
2.2.1 'Ulumul Qur'an pada Masa Rasulullah Saw. (Generasi Pertama)...........................................2
2.2.2 Ulumul Qur'an pada Masa Sahabat (Generasi Kedua)............................................................3
2.2.3 Ulumul Qur'an pada Masa Tabiin (Generasi Ketiga)..............................................................4
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................7
3.2 Kritik dan saran..............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................8

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Al-Quran merupakan mukjizat abadi Islam yang diturunkan oleh Allah Subhanahu
wa Ta'ala kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, untuk membebaskan
manusia dari berbagai bayang-bayang kehidupan menuju cahaya Ilahi dan
membimbingnya ke jalan yang benar. Nabi SAW mewariskannya kepada sahabat-
sahabatnya yang merupakan orang Arab asli yang tentunya bisa memahami akhlak
mereka. Jika ada sesuatu yang kurang jelas bagi mereka dalam ayat-ayat yang mereka
terima, mereka segera menanyakannya kepada Rasulullah.1
Kemunculan “Ulumul Quran merupakan salah satu unsur penting dalam ilmu dan
pemahaman Al-Qur’an yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.” Ulumul
Quran sebagai ilmu Al-Qur’an menitik beratkan pada dua hal, yaitu kajian yang
terkandung dalam Al-Qur’an, seperti kajian tafsir Al-Quran dan kajian yang berkaitan
dengan Al-Quran tetapi ruang lingkupnya di luar isi Al-Quran, seperti kajian asbab an-
nuzul. Sejarah perkembangan 'Ulumul Qur’an tidak lepas dari kapan Alquran pertama
kali diturunkan dan bagaimana Al-Qur’an menjadi mushaf. Perkembangan Ulumul Quran
Secara umum tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan istilah “Ulumul Quran”
pertama kali diperkenalkan dan menjadi suatu ilmu pengetahuan. Oleh karena itu penulis
akan menjelaskan sejarah perkembangan Ulumul Qur’an berdasarkan sumber yang
diperoleh.

1.2 Rumusan Masalah

a. Awal mula munculnya Ulumul Qu’ran?


b. Jelaskan Sejarah Perkembangan Ulumul Qur’an hingga saat ini!

1.3 TujuanMasalah

Selain sebagai penambah materi pada mata kuliah ulumul qur’an, materi ini akan
menjadi bahan pembelajaran bagi mahasiswa, agar dapat menambah wawasan tentang
bagaimana sejarah perkembangan ulumul Qur’an hingga saat ini.

1
Al-Qaththan, Syaikh Manna`. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur`an / Syaikh Manna Al-Qaththan;
penerjemah: H. Anunur Rafiq El-Mazni, Lc. MA. Editor: Abduh ZUlfidar Akaha, Lc & Muhammad Ihsan,
Lc-- cet. 1-- Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005.hlm 3

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Munculnya Ulumul Qur’an2

Ulama berbeda pendapat mengenai mulai munculnya istilah Ulumul Qur'an.

a. Muarrikhin (pakar sejarah) mengatakan bahwa munculnya istilah Ulumul Qur'an


pertama kali pada abad ke-7 Hijriyah.Akan tetapi, pendapat ini tidak diiringi dengan
alasan.
b. Imam Zarqoni berpendapat bahwa istilah Ulumul Qur'an itu muncul bersamaan
dengan munculnya kita al-Burhan fi Ulum al-Qur'an yang ditulis oleh Ali Ibrahin ibn
Sa'id yang terkenal dengan sebutan al-Khufi (w. 430 H). Kitab tersebut berjumlah 30
jilid dan ditulis pada abad ke-5 H. Hal tersebut jadi alasan bagi Imam Zarqoni bahwa
istilah Ulumul Qur'an muncul pada abad ke-5 H.3
c. Subhi Sholih tidak setuju dengan dua pendapat di atas. Menurutnya, orang yang
pertama kali menggunakan istilah Ulumul Qur'an adalah Ibn Murzaban (w. 309 H).
Pendapatnya ini berdasarkan penemuan beberapa kitab yang membicarakan tentang
kajian-kajian Al-Qur'an dengan menggunakan istilah Ulumul Qur'an, tepatnya pada
abad ke-3 H.4 Hasbi Ashshidiqi sependapat dengan Shobhi Sholih.5

d. Thoba'thoba'i mengatakan bahwa munculnya istilah Ulumul Qur'an adalah sejak awal
Al-Qur'an diturunkan oleh Allah yaitu pada masa Rasulullah. Alasannya adalah sejak
awal para sahabat dan tabiin sudah mengenal ilmu ini yaitu pada abad pertama
Hijriah, sekalipun ilmu tersebut belum tersusun secara sistematis. Alasan lain adalah
adanya larangan untuk membukukan selain Al-Qur'an dengan segala cabangnya.6

2.2 Perkembangan Ulumul Qur'an


Sejarah perkembangan 'ulumul Qur'an terbagi menjadi beberapa fase, di mana tiap-
tiap fase menjadi dasar bagi perkembangan menuju fase selanjutnya, hingga 'ulumul
Qur'an menjadi sebuah ilmu khusus yang dipelajari dan dibahas secara khusus pula. Fase
tersebut adalah fase Rasulullah, fase sahabat (al-Khulafa al-Rasyidun), dan fase tabiin.
Berikut uraian beberapa fase/tahapan perkembangan 'ulumul Qur'an.

2.2.1 'Ulumul Qur'an pada Masa Rasulullah Saw. (Generasi Pertama)

Embrio awal 'ulumul Qur'an pada fase ini adalah berupa penafsiran ayat Al-Qur'an
langsung dari Rasulullah Saw. kepada para sahabat, atau berupa riwayat mengenai
pertanyaan para sahabat tentang makna suatu ayat Al-Qur'an, menghafalkan dan
mempelajari hukum-hukumnya. Ada beberapa contoh riwayat sat Rasulullah Saw.
menafsirkan ayat Qur'an kepada sahabat, misalnya:

Dari 'Uqbah bin 'Amir Al Juhani berkata,


2
Dr. Abu Anwar, M.Ag., Prof. Dr. Munzir Hitami “ ‘ulumul qur’an : sebuah pengantar/depok :raja wali pers,
juli 2023,hlm 6
3
Al-Zarqani dan Abd Al-adhim, Manahil Al-Irfan Fi 'Ulum Al-Qur'An (Beirut: Dar Al-Fikr, 2013), hlm. 4.
4
Subhi Sholih, Mabahits fi Ulum al-Qur'an (Beirut: Dar al-Ilmi al-Malayin, 1977), hlm. 124.
5
"Hasbi Ash-Shidiqi, Ilmu-ilmu al-Qur'an (Jakarta: Bulan Bintang, 1972), hlm. 7
6
"Thoba'thoba'i, Mengungkap Rahasia al-Qur'an, terjemahan (Jakarta: Mizan,1977), hlm. 14-15.

2
"Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berada di atas mimbar
berkata: 'Dan persiapkan untuk mereka apa yang kalian mampu berupa kekuatan.
Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah
memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah!"" (HR. Abu Daud No.
2153)

Di antara riwayat yang menyebutkan antusiasme sahabat dalam menghafal dan


mempelajari Al-Qur'an adalah riwayat berikut,

Riwayat dari Abi Abdul Rahman as-Sulamiy (seorang tabiin), ia berkata, "Telah
menceritakan kepada kami orang yang dulu membacakan kepada kami yaitu sahabat-
sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa mereka dulu mendapatkan bacaan
(Al-Qur'an) dari Rasululullah shallallahu 'alaihi wa sallam sepuluh ayat, mereka tidak
mengambil sepuluh ayat yang lainnya sehingga mereka mengerti apa yang ada di
dalamnya yaitu ilmu dan amal. Mereka berkata, Maka kami mengerti ilmu dan amal.""
(Hadis Riwayat Ahmad nomor 24197, dan Ibnu Abi Syaibah nomor 29929).

Riwayat di atas paling tidak mengandung informasi tentang sejarah Al-Qur'an dan
metode penibelajaran Al-Qur'an. Hal lain yang berkaitan dengan 'ulumul Qur'an adalah
kebijakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang melarang para sahabat, pada
masa tertentu, untuk menulis selain Al-Qur'an, sebagai upaya menjaga kemurnian Al-
Qur'an.
Dari Abu Sa'id al-Khudri, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata:

‫َلا َتْك ُتُبوا َع ِنى َو َم ْن َكَتَب َع ِنى َغْيَر اْلُقْر آِن َفْلَيْم ُحُه َو َحِد ُثوا َع ِني َو اَل َحَر َج َو َم ْن‬
‫ْأ‬
‫َك َذ َب َع َلَّي َقاَل َهَّم اُم َأْح ِس ُبُه َقاَل ُم َتَع ِّم ًدا َفْلَيَتَبَّو َم ْقَع َد ُه ِم َن الَّناِر‬
"Janganlah kalian tulis riwayat yang kamu terima dariku, barangsiapa yang (telah)
menulis riwayat dariku selain al qur'an hendaklah ia menghapusnya, dan beritakanlah
apa yang kamu terima dariku ini (kepada orang lain) dan tidak ada halangan (tidak dosa
bagi kamu). Barang siapa berdusta atas (nama) ku dengan sengaja, maka dia akan
menempati (menyiapkan) tempatnya di neraka." (HR. Muslim No. 5326).

2.2.2 Ulumul Qur'an pada Masa Sahabat (Generasi Kedua)7

Pada masa khalifah, perkembangan 'ulumul quran ditandai dengan munculnya


kebijakan-kebijakan para khalifah sebagaimana berikut.

a. Khalifah Abu Bakar. Pada masa ini, ulumul Qur'an belum ditulis. Ilmu ini
diriwayatkan melalui lisan atau ucapan, misalnya membaca dan menghafal Al-Qur'an.
Pada masa ini juga, Abu Bakar menetapkan kebijakan pengumpulan/penulisan Al-
Qur'an untuk pertama kalinya yang diprakarsai oleh Umar bin Khattab dan ditangani
prosesnya oleh Zaid bin Tsabit.
7
Dr. Abu Anwar, M.Ag., Prof. Dr. Munzir Hitami “ ‘ulumul qur’an : sebuah
pengantar/depok :raja wali pers, juli 2023, hlm 10

3
b. Kekhalifahan Utsman. Perbedaan bacaan terhadap Al-Qur'an mulai muncul di
kalangan umat Islam, karena daerah-daerah kekuasaan Islam sudah mulai semakin
bertambah luas sampai ke luar semenanjung Arabia. Menetapkan kebijakan
menyatukan kaum muslimin pada satu mushaf, dan hal itupun terlaksana. Mushaf itu
disebut mushaf Imam. Salinan-salinan mushaf ini juga dikirimkan ke beberapa
provinsi. Penulisan mushaf tersebut dinamakan ar-Rosmul 'Utsmani yaitu dinisbahkan
kepada Utsman, dan ini dianggap sebagai permulaan dari ilmu Rasmil Qur'an. Pada
masa ini, Al-Qur'an ditulis dan dicetak pertama kalisebanyak 5 buah. Selanjutnya,
dikirim ke beberapa provinsi sebagai Al-Qur'an standar. (1)ditinggal di Madinah
sebagai mushhaf imam yang disimpan di rumah istri Rasulullah, (2) dikirim ke Kufah,
(3) dikirim ke Bashrah, (4) dikirim ke Damaskus, dan (5) dikirim ke Makkah.

c. Kekhalifahan Ali. Sesudah pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan, pemerintahan


Islam dilanjutkan oleh Ali bin Abiy Thalib. Pada masa itu, orang-orang non-Arab
semakin banyak masuk Islam dan mereka tidak menguasai bahasa Arab, sehingga
problema-problema yang berkaitan dengan bacaan ayat-ayat Al-Qur'an semakin
banyak, karena ayat-ayat Al-Qur'an pada masa itu belum diberi baris, belum bertitik
dan belum ada tanda bacanya. Untuk membendung persoalan-persoalan bacaan Al-
Qur'an tersebut, Khalifah Ali bin Abi Thalib mengambil kebijaksanaan dengan
memerintahkan panglimanya 'Abu Aswad al-Duwaliy' untuk menyusun kaidah -
kaidah bahasa Arab, yang kemudian menjadi dasar acuan bagipembacaan ayat-ayat
Al-Qur'an. Kebijaksanaan khalifah tersebut dianggap sebagai perintis lahirnya Ilmu
Nahwu dan Ilmu I'rab al- Quran.

Tokoh atau perintis ilmu Al-Qur'an pada periode ini (abad I H) adalah al-Khulafa
al-Rasidun, Abdullah bin Abbas (Ibnu Abbas), Abdullah bin Mas'ud (Ibnu Mas'ud),
Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka'ab, Abu Musa al-Asy'ari, dan Abdullah bin Zubair (Ibnu
Zubair).

2.2.3 Ulumul Qur'an pada Masa Tabiin (Generasi Ketiga)

Pada periode ini terdapat beberapa tokoh pionir ilmu Al-Quran antara lain Mujahid,
Atha' bin Yasar, Ikrimah, qatadah, Hasan Basri, Said bin Zubair, Zaid bin Aslam dan
Malik bin Anas. Malik bin Anas adalah salah satu tokoh yang berjasa dalam
pengembangan ilmu Al-Quran yang dikenal dengan Ilmu Tafsir. Dia mendapatkannya
dan begitu pula Zaid bin Aslam. Pengetahuan penjelas ini di atas segalanya adalah
pengetahuan Al-Qur'an. Ilmu ini dianggap sebagai nenek moyang ilmu Al-Quran.
Pada abad ke-2 H, ilmu ini mulai berkembang lebih pesat dan bermunculan
ulama-ulama yang peka terhadap ilmu ini, seperti Syu’bah bin al-Hajjaj, Sufyan bin
Uyaigah, Waqi’ bin Jarrah dkk. Kitab-kitab penjelasan yang mereka (ulam') tulis
memuat pendapat-pendapat para sahabat dan tabiin pada abad yang sama (2 H). Lalu
ada Ibnu Jarir al-Thobari (meninggal 310 H), yang menulis tafsir tentang Al-Thobari.

Pada abad ke 3 H, ilmu-ilmu Al-Quran selain ilmu tafsir juga muncul dalam
bentuk ilmu Asbab al-Nuzul, ilmu al-Nasikh wa al-Mansukh, makiyah dan madaniah.
Pada abad ini pembahasan Ulumul Quran ditulis, namun selalu mempunyai tema
tersendiri. Diantaranya adalah :
a. Ali al-Madini (w. 234 H) menulis kitab asbab al-Nuzul.

4
b. Abu Ubaid al-Qasim ibn Sallam (w.224 H) menyusun kitab al-nasikh wal al-
mansukh, Keutamaan dan Keistimewaan Al-Qur'an.
c. Kemudian, Ibnu Qutaibah (w.276 H) menyusun kitab musykil Al- Qur'an.
d. Muhammad bin Ayyub al-Daris (294 H) menyusun kitab yang membahas terkait
kandungan ayat-ayat al-Madaniy dan al-Makkiy. Dan Muhammad ibn Khalf ibn
al-Mirzaban (w.309) menyusun
e. kitab al-Hawiy fi 'ulumul Qur'an. Perkembangannya terus berlangsung hingga
abad ke-4 Hijriyah.

Hal ini terbukti dengan karya-karya yang dihasilkan oleh para ulama. Di
antaranya adalah:

a. Abu Bakar Muhammad ibn al-Qasim al-Anbary (w.328 H). Al- Anbary
memaparkan penjelasan tentang kemuliaan dan kelebihan Al-Qur'an, jumlah
kata, ayat dan surat dalam Al-Qur'an, dan yang lainnya. Kitab tersebut berjudul
Ajai'b 'ulumul Qur'an.
b. Abu al-Hasan al-Asy'ary (w.324 H) menyusun kitab al-Mukhtazanfi 'ulumul
Qur'an.
c. Abu Bakar al-Sajastaniy (w.330 H) menulis kitab Gharib al-Qur'an.
d. Abu Muhammad al-Qasab Muhammad ibn Ali al-Karkhiy (w. 360- an H)
menyusun kitab Nakt al-Qur'an al-Dallah al-Bayan fi Anwaal- Ulum wa al-
Ahkam al-Munabbiah 'an Ikhtilaf al-Anam.
e. Muhammad ibn Ali al-Adfawiy (w.388 H) yang menyusun tulisan al-Istigna' fi
'Ulum al-Qur'an.

Pada abad ke 5 H, terdapat sebuah karya pencatatan ulumul Quran yaitu 'Ali bin
Ibrahim bin Sa'id al-Hufiy (wafat 430 H) dengan judul al-Burhan fiy 'Ulum al-Qur'an.
SATU. Ulama juga menetapkan al-Hufiy sebagai tokoh pertama yang membuka diskusi
tentang Al-Qur’an ‘ulumul.

Pada abad ke 6 H semakin banyak dilakukan perhitungan dan pembahasan yang


lengkap. Bahkan, beberapa karya terbitannya hingga saat ini masih menjadi referensi
bagi para peneliti Al-Quran, khususnya kitab Ibnu Funun al-Afnan fi Aja ib al-Qur'an
al-Jauziy (meninggal 597 H), serta kitab al - Mujtaba fi 'Ulum Tata'allaq bi al-Qur'an.
Demikian pula Abu Qasim Abdurrahman al-Suhaili (w. 581) menulis kitab Mubhamat
al-Qur'an.

Pada abad ke-7, Imam Alamuddin al-Sakhawiy (w. 643 H) menyusun kitab
berjudul Jamal al-Qurra' wa Kamal al-Iqra' (tentang ilmu Qira'at). Kemudian Abu
Syamah (w. 665 H) menyusun kitab al-Mursyid al-Wajid fiy Ma Yata'allahq bi al-
Qur'an al-Aziz. Ibnu Abdissalam yang dikenal dengan nama al-Izz (w. 660 H) menulis
kitab majaz al-Qur'an (dari konfigurasi dalam Al-Qur'an).

Pada abad ke 8 H, al-Zarkasyi (w. 794 H) menyusun kitab al-Burhan fi 'Ulum al-
Qur'an. Ibnu Abi Ishba' menulis kitab Bada'i al-Qur'an. Ibnu Abi Ishba' membahas
keindahan bahasa Alquran. Selain itu, Ibnu al-Qayyim (w. 752) menulis kitab aqsam al-

5
Qur'an. Najmuddin al-Thufi (w. 716) menulis kitab Hujjaj al-Qur'an yang membahas
tentang bukti-bukti yang digunakan untuk menetapkan hukum.

Pada abad ke-9, Jalal al-Din al-Bulqainiy (w. 824 H) menyusun kitab Mawaqi' al-
Ulum fi Mawaqi al-Nujum. Menurut al-Suyuthi, al-Bulqaini dianggap sebagai ulama
perintis dalam menyusun seluruh ulumul Quran. Pasalnya, buku tersebut menyebutkan
50 cabang Al-Quran. Belakangan muncul pula Muhammad Ibnu Sulaiman al-Kafiaji
(meninggal tahun 879 H), yang menulis kitab al-Tafsir fi Qawa'id al-Tafsir tentang
tafsir, ta'wil, Al-Qur'an, surah dan ayat-ayat syair. . Juga menjelaskan syarat-syarat
penafsiran ayat-ayat dalam Al-Quran.

Pada abad ke 10 H, Jalal al-Din al-Suyutiy (w. 911 H) menyusun kitab al-Takhbir
fi Ulum al-Tafsir dan kitab al-Itqan fi Ulum al-Qur'an.

Kemudian, setelah sekian lama vakum, kajian Ulumul Quran mengalami masa
stagnasi. Dan mulai muncul kembali pada abad ke 14. Pembahasan Al-Qur'an 'ulumul
mencakup sebagian besar cabangnya, antara lain:

a. Al-Tibyan li Ba'd al-Mabahis al-Muta'alliqah bi al-Qur'an karya dari Tahir al-


Jazayiri di tahun 1335 H.
b. Syekh Mahmud Abu Daqiqah, seorang ulama besar al-Azhar yang menyusun
kitab tentang ulum Al-Qur'an.
c. Muhammad Ali Salamah menyusun kitab Manhaj al-Furqan fi 'Ulum Al-Qur'an.
d. Muhammamd Abd al-Adzim al-Zarqaniy dengan bukunya Manihil Irfan fi
'Ulum Al-Qur'an.
e. Ahmad Ali yang menyusun kitab Muzakkirah 'Ulum Al-Qur'an dan Subhi Salih
menyusun kitab Mabahits fi 'Ulum Qur'an.
f. Pada era modern, muncul pula kitab al-Naba' al-'Adzim yang berisikan tentang
pandangan modern terhadap Al-Qur'an yang ditulis oleh Muhammad al-Darasi.
g. Di samping itu juga, ada karya dari Manna' al-Qattan, yakni Mabahits fi 'Ulum
al-Qur'an, al- Tibyan fi 'Ulum al-Qur'an karya 'Ali al-Sabuni.
h. 'Ulum al-Qur'an wa al-Hadits karya Ahmad Muhammad Ali Daud.
i. Ada juga dalam bahasa Indonesia, yakni karya dari Hasbi ash-Shiddieqy dengan
judul Ilmu-Ilmu Al-Qur'an.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penulis dapat menyimpulkan bahwa Ulumul Quran adalah beberapa pembahasan yang
berkaitan dengan Al-Quran tentang: tempat, waktu dan penyebab turunnya wahyu,
pengucapan dan penggunaan bahasa, sastra (Balaghah), nash, kumpulan, bacaan, nash,
tafsir dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Al-Qur'an. Ulum Al-Qur’an yang meliputi
berbagai jenis dan cabangnya, tidak muncul sekaligus melainkan melalui proses
perkembangan yang dapat dibagi dalam beberapa tahap:
1. masa penuturan, sejak zaman Rasulullah SAW hingga awal abad ke-2
2. masa munculnya cabang-cabang “ulum al-Qur’an dan sistematisasinya, mulai abad
ke-2 hingga abad ke-5.
3. masa sistematisasi 'ulum al-Qur'an sebagai ilmu yang mencakup banyak ilmu-ilmu
Al-Qur'an yang berbeda, khususnya sejak abad ke-5 hingga saat ini. Hingga saat ini,
telah lahir puluhan tokoh dalam bidang ' ulum al-Qur'an, diantara yang paling
terkenal adalah Jalil al-Din al-Sayuti, penulis kitab alltqan fiy 'ulum al-Qur'an dan al -
Zarqasyi, penulis kitab al-Burhan fiy ulum al-Qur'an 'tidak. Kedua kitab ini masih
eksis hingga saat ini dan menjadi referensi kajian Al-Quran.

3.2 Kritik dan saran

Demikian hasil pembahasan selama penulisan makalah kelompok kami, walaupun


makalah ini masih belum sempurna, baik dari segi gaya penulisan, kosa kata maupun isi
materi yang dibahas. Kami akan terus berupaya meningkatkan kesempurnaan makalah
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan agar
dokumen ini dapat menjadi dokumen yang lebih baik lagi. Terima kasih kepada instruktur
mata kuliah Ulumul Qur’an, Dr. Nawawi Marhaban, MA yang menugaskan makalah ini.
Dengan demikian, kita bisa mengetahui lebih jauh tentang sejarah perkembangan Ulumul
Quran hingga saat ini. Itu saja yang kami ucapkan terima kasih.

7
DAFTAR PUSTAKA

Al-Zarqani dan Abd Al-adhim, Manahil Al-Irfan Fi 'Ulum Al-Qur'An (Beirut: Dar Al-
Fikr, 2013), hlm. 4.
Subhi Sholih, Mabahits fi Ulum al-Qur'an (Beirut: Dar al-Ilmi al-Malayin, 1977),
hlm. 124.
"Hasbi Ash-Shidiqi, Ilmu-ilmu al-Qur'an (Jakarta: Bulan Bintang, 1972), hlm. 7.
"Thoba'thoba'i, Mengungkap Rahasia al-Qur'an, terjemahan (Jakarta: Mizan,1977),
hlm. 14-15.
Dr. Abu Anwar, M.Ag., Prof. Dr. Munzir Hitami “ ‘ulumul qur’an : sebuah
pengantar/depok :raja wali pers, juli 2023

Anda mungkin juga menyukai