MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampu:
Dr. Nurul Hidayat, M.Ag.
Disusun oleh:
Kelompok 12 PAI-3F
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani
dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
1. Prof. Dr. Maftuhin, M.Ag. Selaku rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba
ilmu di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Dr. Nurul Hidayat, M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi
yang telah membimbing dan memberikan masukan-masukan kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
4. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat serta dukungannya.
5. Civitas UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. yang telah memberikan izin
dan fasilitas kepada penulis untuk mencari dan mendapatkan tambahan
pengetahuan dalam menyelesaikan makalah ini.
6. Teman-teman PAI 3F yang selalu mendukung penulis dalam pengerjaan makalah
ini.
Dengan penuh harap, semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah SWT dan
tercatat sebagai amal salih. Penulis sadar bahwa penyusunan makalah ini banyak
terdapat kesalahan karena keterbatasan penulis sebagai manusia biasa, untuk itu kritik
i
dan saran sangat penulis harapkan demi kesempatan penulis dalam menyelesaikan
tugas-tugas dimasa datang. Semoga dengan adanya makalah ini bisa bermanfaat
kepada siapa saja yang membaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN................................................................................................ 3
PENUTUP ........................................................................................................ 18
A. Kesimpulan ............................................................................................. 18
B. Saran ....................................................................................................... 19
DAFTAR RUJUKAN.......................................................................................... 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran seperti diyakini kaum muslim merupakan kitab hidayah,
petunjuk bagi manusia dalam membedakan yang haq dengan yang batil.
Dalam Al-Quran sendiri menegaskan beberapa sifat dan ciri yang melekat
dalam dirinya, di antaranya bersifat transformatif. Yaitu membawa misi
perubahan untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan-kegelapan, Zhulumat
(di bidang akidah, hukum, politik, ekonomi, sosial budaya dll) kepada sebuah
cahaya, Nur petunjuk ilahi untuk menciptakan kebahagiaan dan kesentosaan
hidup manusia, dunia-akhirat.
Dari prinsip yang diyakini kaum muslim inilah usaha-usaha manusia
muslim dikerahkan untuk menggali format-format petunjuk yang dijanjikan
bakal mendatangkan kebahagiaan bagi manusia.
Nah dalam upaya penggalian prinsip dan nilai-nilai Qurani yang
berdimensi keilahian dan kemanusiaan itulah penafsiran dihasilkan.
Keberadaan tafsir ini begitu populer dimasyarakat mulai dari zaman Nabi saw
sendiri dan sampai sekarang, maka ini merupakan salah satu warisan ilmu
yang perlu mendapatkan perhatian serius demi kemashlahatan umat Islam dan
perlu dikembangkan sesuai dengan tuntutan ilmu pengethuan dan teknologi
zaman.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kandungan, dan penafsiran pada QS. Al-Mujadalah/58: 11?
2. Bagaimana kandungan, dan penafsiran pada QS. Fathir/35: 27-28?
3. Bagaimana kandungan, dan penafsiran pada QS. An-Nahl/16: 79?
4. Bagaimana kandungan, dan penafsiran pada QS. Al-Mulk/67: 1-5?
C. Tujuan
1. Mengetahui kandungan, dan penafsiran pada QS. Al-Mujadalah/58: 11
2. Mengetahui kandungan, dan penafsiran pada QS. Fathir/35: 27-28
3. Mengetahui kandungan, dan penafsiran pada QS. An-Nahl/16: 79
4. Mengetahui kandungan, dan penafsiran pada QS. Al-Mulk/67: 1-5
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Kementrian Agama RI. Al-Quran dan Terjemahnya (jakarta : Kementrian Agama RI. 2018).
3
belah para sahabat. Ketika tuduhan itu sampai di telinga Rasulullah, beliau
menjelaskan bahwa siapa yang memberi kelapangan untuk saudaranya, ia
akan mendapatkan rahmat Allah. Para sahabat menyambut seruan
Rasulullah itu dan Allah pun menurunkan Surat Al Mujadalah ayat 11.
2
disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan
Tafsir Al Misbah.
4
Ayat ini memberikan tuntunan adab atau etika bermajlis. Yakni
hendaklah setiap orang berlapang-lapang dalam majlis. Tidak
mengambil tempat duduk kecuali seperlunya dan mempersilakan
orang lain agar bisa duduk di majlis jika masih memungkinkan.
Dalam Surat Al Mujadalah ayat 11 ini juga ada tuntunan, hendaklah
seseorang memberikan tempat yang wajar serta mengalah kepada
orang-orang yang dihormati dan orang-orang yang lemah. Dalam
konteks asbabun nuzul, para sahabat ahli badar adalah orang-orang
yang memiliki keutamaan dan kedudukan mulia dalam Islam karena
jasa besar mereka dalam perjuangan. Karena itulah Rasulullah
memberikan tempat khusus kepada mereka.
5
Ibnu Katsir menjelaskan, janganlah memiliki anggapan bahwa
apabila seseorang dari kalian memberikan kelapangan untuk tempat
duduk saudaranya yang baru tiba atau ia disuruh bangkit untuk
saudaranya itu merendahkannya. Tidak, bahkan itu merupakan suatu
derajat ketinggian baginya di sisi Allah.
Orang yang mau memberikan kelapangan kepada saudaranya dan
bersegera saat disuruh Rasulullah bangkit, mereka adalah orang-orang
berilmu yang tahu adab majlis. Maka Allah meninggikan derajat
mereka. Firman Allah ini juga berlaku umum, siapa pun yang beriman
dan berilmu, Allah akan meninggikan derajatnya. Tak hanya di dunia,
tapi juga di akhirat.
Umar pernah bertemu Nafi‟ bin Abdul Haris di Asfan.
Sebelumnya, Umar menunjuk Nafi‟ menjadi amilnya di Makkah.
Maka Umar bertanya kepada Nafi‟ “Siapakah yang menggantikanmu
untuk memerintah di Makkah?”
“Aku mengangkat Ibnu Abza sebagai penggantiku,” jawab Nafi‟.
“Engkau mengangkat seorang bekas budak untuk menggantikanmu
mengurus Makkah?”
“Wahai amirul mukminin, sesungguhnya dia seorang ahli qiraat dan
hafal Al Quran, alim mengenai ilmu faraid.”
Maka Umar pun menyetujuinya, seraya membacakan hadits Nabi:
6
mendorong mereka berlapang dada dan menaati perintah. Ilmulah
yang membina jiwa lalu dia bermurah hati dan taat.
“Iman dan ilmu itu mengantarkan seseorang kepada derajat yang
tinggi di sisi Allah. Derajat ini merupakan imbalan atas tempat yang
diberikannya dengan suka hati dan atas kepatuhan kepada
Rasulullah,” tulis Sayyid Qutb.
7
b. Pemimpin majlis boleh memerintahkan seseorang untuk pindah guna
memberikan tempat kepada orang yang dimuliakan. Dan hendaklah
orang yang diperintah mentaati pemimpin majlis tersebut.
c. Orang yang memberikan kelapangan kepada saudaranya di majlis,
Allah akan memberikan kelapangan untuknya.
d. Allah akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu
beberapa derajat.
e. Allah Maha Mengetahui apa yang dikerjakan hamba-hambaNya dan
motivasi di balik perbuatan itu. Dia juga memberikan balasan
berdasarkan hakikat dan motivasi perbuatan itu.
f. Ayat ini memotivasi orang-orang beriman untuk menuntut ilmu dan
menjadi orang-orang yang berilmu.
8
warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di
antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha
perkasa lagi Maha Pengampun.” (Qs.al-fathir ayat 28).
3
Hamka, terjemahan Tafsir Al-azharr,Pustaka Nasional PTE LTD Singapura,2003.
9
atau gunung-gunung yang mengeluarkan lahar dan memancarkan api atau
gunung-gunung yang hijau dan gunung-gunung yang yang diseliputi salju.
10
melata dan ternak itu bermacam-macam warna dan jenisnya,
sesungguhnya Allah menciptakan segala sesuatu dengan bermacam-
macam warna dan berbeda-beda jenisnya, hal ini Allah ingin menunjukkan
bukti sebagai keagungan, keadilan atas kekuasaan dan keindahan
ciptaannya. Dan ulama yang dapat mengetahui kebesaran dan kekuasaan
Allah SWT.
11
berkhutbah. Beliau memuji Allah lalu bersabda, „Kenapakah ada kaum
yang menghindari sesuatu yang aku perbuat. Demi Allah sesungguhnya
aku adalah yang paling tahu tentang Allah dan paling takut kepada-Nya di
antara mereka.” (H. R. Al-Bukhari dan Muslim).
Dalam ayat ini bertemu kalimat ulama, yang berarti orang-orang
yang berilmu. Dan jelas pula bahwa ilmu itu adalah luas sekali. Alam
disekeliling kita, sejak dari air hujan yang turun dari langit menghidupkan
bumi yang telah mati sampai kepada gunung-gunung menjulang langit,
warna-warni pada gunung, sampai yang lain-lain yang disebutkan
manusia, binatang melata, binatang ternak dan berbagai warna, sungguh
menakjubkan dan meyakinkan tentang kekuasaan Allah. Diujung ayat
dijelaskan:
ٌۚيش غَفُىر َ ََِّّإََّ ًَا يَ ْخشَى انََّّ ِي ٍْ ِعثَا ِد ِِ ْانعُهَ ًَا ُء ۗ ِإ ٌَّ ان
ٌ ع ِش
4
Musthafa Al-Maraghi, Ahmad,Tafsir Al-Maraghi, CV Toha Putra, juz 22, Semarang, 1989.
12
yang dimaksud dengan ulama adalah orang-orang yang mengetahui
tentang Allah dan syari‟at.
3. Kandungan QS. Fathir/35: 27-28
a. Ayat ini menguraikan tentang bukti-bukti kekuasaan Allah SWT. Ayat
ini menggaris bawahi juga kesatuan sumber materi namun
menghasilkan aneka perbedaan. Sperma yang menjadi bahan
penciptaan dan cikal bakal kejadian manusia dan binatang pada
hakikatnya Nampak tidak berbeda antara satu dan yang lain. Dan
disinilah letak satu rahasia dan misteri gen.
b. Ayat ini pun mengisyaratkan bahwa factor genetic lah yang
menyebabkan tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia tetap memiliki
ciri khasnya dan tidak berubah hanya disebabkan oleh habitat dan
makananya.
c. Dalam ayat ini terdapat dua hal yang perlu digaris bawahi. Pertama,
penekanannya pada keanekaragaman serta perbedaan yang terhampar
dibumi, ini mengandung arti bahwa keanekaragaman dalam kehidupan
merupakan keniscayaan yang dikehendaki Allah termasuk dalam hal
ini perbedaan pendapat dalam bidang ilmiah, bahkan keanekaragaman
tanggapan manusia menyangkut kebenaran kita-kita suci, penafsiran
kandungannya, serta bentuk pengamalannya. Kedua, mereka yag
memiliki pengetahuan tentang fenomena alam dan social, dinamai oleh
al-qur‟an.diatas terbaca bahwa ayat ini berbicara tentang fenomena
alam dan social, dituntun agar mewarnai ilmu mereka dengan nilai
spiritual dan agar dalam penerapannya selalu mengindahkan nilai-nilai
tersebut.
13
Arti: Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan
terbang diangkasa bebas. tidak ada yang menahannya selain daripada
Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman.
14
menggugah hati nurani. Lalu ia ekspresikan cita rasanya akan keindahan
semesta alam ini dalam bentuk beriman, beribadah, bertasbih kepada-
Nya.5
3. Kandungan QS. An-Nahl/16: 79
a. Allah meminta manusia agar berpikir dalam sistem penciptaan
Ilahi.
b. Menumbuhkan rasa keyakinan (keimanan) manusia terhadap Allah
SWT atas ilmu yang telah dimiliki.
5
Sayyid Kutub, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Gema Insani, Jakarta, 2004, H.308.
15
hiasi langit yang dekat, dengan bintang-bintang dan Kami jadikannya
(bintang-bintang itu) sebagai alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan
bagi mereka azab neraka yang menyala-nyala.
16
Ayat 3-5: Hanya Allah saja pemilik semua kerajaan. Ia berkuasa atas
segala sesuatu seperti menghidupkan dan mematikan makhluk. Dalil-dalil
atas keberadaan Allah antara lain Dia menciptakan 7 langit, planet-planet
dan bintang bintang yang bersinar.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari ayat-ayat diatas dapat di simpulkan bahwasanya ilmu pengetahuan dapat
di klasifikasikan sebagai berikut:
1. QS. Al-Mujadalah/58: 11 menjelaskan tentang :
Pengetahuan dan Balasan Allah
Adab Menghadiri Majelis dan Keutamaannya
Allah Meninggikan Derajat Orang Berilmu
18
mereka, maka pandangan mereka hanya sebatas pandangan main-main
dan kelalaian.
4. QS. Al-Mulk/67: 1-5 menjelaskan tentang :
Ayat 1 dan 2: Menetapkan adanya Allah SWT, keagunganNya, dan
kekuasaannya atas segala sesuatu. Ayat 3-5: Hanya Allah saja pemilik
semua kerajaan. Ia berkuasa atas segala sesuatu seperti menghidupkan
dan mematikan makhluk. Dalil-dalil atas keberadaan Allah antara lain Dia
menciptakan 7 langit, planet-planet dan bintang bintang yang bersinar.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami menyadari bahawa masih banyak kekurangan dari makalah
yang kami buat. Untuk itu, kritik dan saran sangat kami harapkan.
19
DAFTAR RUJUKAN
Muchlisin BK. 2020. Surat Al Mujadalah Ayat 11, Arab Latin, Arti, Tafsir dan
Kandungan. Dari https://bersamadakwah.net/surat-al-mujadalah-ayat-11/.
diakses pada 19 November 2021.
20