Anda di halaman 1dari 15

AYAT AYAT DAN HADIST TENTANG DASAR PENDIDIKAN

Dosen Pengampu:
Noor Padillah, Lc., MH

Oleh:
Kharisma Aprillia : 230101050106
Aulia Rahman : 230101050663

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
BANJARMASIN
2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah pembelajaran
Tafsir dan Hadist Tarbawi ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa suatu
rintangan apapun.
Makalah pembelajaran Tafsir dan Hadist Tarbawi yang berjudul “Ayat-
ayat dan Hadist Dasar pendidikan” ini kami susun sebagai pelengkap nilai tugas
mata kuliah pembelajaran Tafsir dan Hadist Tarbawi dan juga memberikan
wawasan dan pemahaman tentang Ayat-ayat dan Hadist Dasar pendidikan.
Sebagai penulis kami menyampaikan terimakasih kepada berbagai pihak
yang telah mendukung kelancaran dan terciptanya makalah ini.Terutama kepada
Ibu Noor Padillah, Lc., MH selaku dosen pembelajaran Tafsir dan Hadist
Tarbawi.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat
kami butuhkan untuk menyempurnakan makalah ini di masa yang akan datang.
Atas kurang lebihnya kami mengucapkan terimakasih.

Banjarmasin, Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan............................................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Tafsir Q.S al-A’raf ayat 204 terkait Materi Pendidikan....................... 2


B. Tafsir surat Q.S al-Fath ayat 2 terkait Materi Pendidikan.................... 3
C. Tafsir surat Q.S Shad ayat 29 terkait Materi Pendidikan...................... 5
D. Dasar Hadist Pendidikan....................................................................... 7
E. Hadist-hadist Dasar Pendidikan............................................................ 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Saran..................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk
perkembangan suatu negara. Untuk menghasilkan output yang berkualitas,
tentunya sistem pendidikan yang ada harus terkonsep dengan baik dan
matang. Pendidikan sebagai disiplin ilmu, memiliki lima komponen ilmu
yang membentuk pendidikan itu, yaitu kurikulum, konseling, administrasi,
pengajaran, dan penilaian.
Dengan kata lain bahwa pendidikan sendiri masih terdiri dari
berbagai komponen ilmu, yang juga masing-masing berasal dari cabang
ilmu-ilmu yang lain. Dengan demikian, proses pendidikan membutuhkan
adanya konsep, berupa materi pembelajaran sebagai acuan dalam proses
pembelajaran. Untuk itu dalam makalah ini, kami akan membahas terkait
materi pembelajaran dengan menafsirkan ayat-ayat dan hadist yang
berkaitan dengan hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tafsir Q.S al-A’raf ayat 204 terkait Materi Pendidikan?
2. Bagaimana tafsir Q.S al- Fath ayat 2 terkait Materi Pendidikan?
3. Bagaimana tafsir Q.S Shad ayat 29 terkait Materi Pendidikan?

C. Tujuan
1. Menjelaskan tafsir Q.S al-A’raf ayat 204 terkait Materi Pendidikan?
2. Menjelaskan tafsir Q.S al- Fath ayat 2 terkait Materi Pendidikan?
3. Menjelaskan tafsir Q.S Shad ayat 29 terkait Materi Pendidikan?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tafsir Q.S al-A’raf ayat 204 terkait Materi Pendidikan

‫واذ قرئ القران فا ستمعو اله وا تصتو العلكم تر محن‬

Artinya:
“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah ia
dengan tekun, dan perhatikan dengan tenang agar kamu mendapat
rahmat”. ‫ اال ستما ع‬: Bersifat lebih khusus daripada As-sam’u karena Al-
Isma’ (mendengarkan) dilakukan dengan niat dengan sengaja, yakni
dengan mengarahkan indera pendengaran kepada pembicaraan untuk
memahaminya. Sedangkan As-sam’u (mendengar) bisa terjadi secara
sengaja.
‫ اال نصا ت‬: Diam untuk mendengarkan, sehingga tidak ada gangguan
untuk merekam segala yang dibacakan oleh para pakar bahasa dalam arti
mendengarkan sambil tidak berbicara, karena itu ayat ini diterjemahkan
dengan perhatikan dengan tenang. Perintah ini setelah sebelumnya ada
perintah dengarkan ia dengan tekun, menunjukkan bahwa mendengarkan
dan memperhatikan Al-Qur’an merupakan sesuatu yang sangat penting.
1
Namun demikian, memahami perintah tersebut bukan berarti
mengharuskan setiap yang mendengar ayat Al-Qur’an harus benar-benar
tekun mendengarnya, jika demikian maksudnya tentu anda harus
meninggalkan setiap aktifitas bila ada yang membaca Al-Qur’an. Sebab,
tidak mungkin anda dapat tekun mendengarkan dan memperhatikan jika
perhatian anda tertuju kepada aktifitas lain.
Dari tafsiran diatas dapat kita analisis, bahwa dalam suatu proses
pembelajaran kita harus fokus terhadap apa yang akan kita pelajari. Oleh

1 RI, Departemen Agama. 1989. Al-Qur’an dan Terjemahan. Semarang: Toha Putra.

2
karena itu, dalam proses pembelajaran harus ada materi yang disiapkan
untuk dikaji.
Materi pembelajaran harus disusun dalam pokok-pokok bahasan
dan sub-sub pokok bahasan, yang mengandung ide-ide pokok sesuai
dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran. Pokok-pokok pembelajaran
dan sub-sub pokok bahasan tersebut hams jelas skope (ruang lingkup dan
batasan-batasan keluasan setiap pokok dan sub pokok bahasan).
Kemudian ayat ini bagian dari apa yang diperintahkan kepada Nabi
SAW untuk beliau sampaikan karena itu ia dimulai dengan kata dan, yakni
dan sampaikan juga bahwa apabila dibacakan Al-Qur’an maka dengarkan
ia dengan tekun bersungguh-sungguh, dan perhatikanlah dengan tenang
tuntutan-tuntutannya agar kamu mendapat rahmat dan barang siapa
mendengarkan dan diam, maka dialah yang lebih kuat untuk dapat
memahami dan memikirkannya. Dan orang yang seperti itulah yang paling
patut diberi rahmat.

B. Tafsir surat Q.S al-Fath ayat 2 terkait Materi Pendidikan


Tafsir Surat al- Fath ayat 2
‫ِلَيْغِف َر َلَك الَّلُه َم ا َتَق َّد َم ِم ْن َذْنِبَك َو َم ا َتَأَّخ َر َو ُيِتَّم ِنْع َم َتُه َعَلْيَك َو َيْه ِد َيَك ِص َر اًطا ُمْس َتِق يًم ا‬

Artinya:
“Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu
yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya
atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus.” (QS. Al Fath :
2)”.
Surat yang mulia ini turun ketika Nabi SAW Pulang dari
Hudaibiyah pada bulan Dzulqa’dah 6 H. Yaitu ketika beliau dihalangi oleh
orang-orang musyrik sehingga tidak sampai ke Masjidil Haram dan
dihalangi dari menunaikan umrah. Kemudian mereka cenderung
mengadakan perdamaian dan agar pada tahun itu nabi kembali saja,
kemudian boleh datang lagi pada tahun depan. Maka, Rasulullah

3
memenuhi permintaan mereka, meski ada juga sebagian Sahabat yang
tidak menyukainya.2
Ketika Rasulullah menyembelih binatang kurban di tempat dimana
beliau tertahan, Allah pun menurunkan surat ini menyangkut hal ihwal
beliau dan para sahabat. Dan Allah menjadikan perdamaian ini sebagai
pembukaan (kemenangan). Kemudian, ada seorang Sahabat Rasulullah
bertanya: “Apakah itu merupakan kemenangan, ya Rasulullah?”. Beliau
menjawab: “Benar sekali. Demi Rabb yang jiwa Muhammad berada di
tangan-Nya, ini benar-benar kemenangan.”
Kemenangan yang dimaksud disini adalah pemberian ampunan atas
dosa-dosa yang telah berlalu maupun yang akan datang yang diberikan
kepada Rasulullah atas kesabaran dan usaha beliau dalam menyebarkan
dan memperjuangkan agama Islam sehingga banyak orang yang masuk
Islam, beriman, berjihad dan menyembah kepada Allah. Dengan
kemenangan ini, Allah SWT menyempurnakan nikmat-nikmat yang lain
salah satunya dengan memenangkan agama Islam dari orang-orang kafir
dan menghinakan musuh-musuh Rasulullah serta menunjukkan jalan yang
lurus untuk meraih ridho-Nya.
Hal ini memberikan pelajaran kepada kita untuk mempersiapkan
segala sesuatu dengan matang. Begitu pula dalam proses pendidikan,
sebuah pendidikan akan menghasilkan output yang berkualitas jika
didukung oleh kurikulum pendidikan yang benar dan terarah. Setiap
kegiatan ilmiah memerlukan suatu perencanaan dan organisasi yang
dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur. Demikian pula dalam
pendidikan, diperlukan adanya program yang terencana dan dapat
menghantar proses pendidikan sampai pada tujuan yang diinginkan.

2 Abdullah, Abdurrahman Saleh. 2005. Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al Qur’an. Jakarta :


PT Rineka Putra.

4
Proses, pelaksanaan, sampai penilaian dalam pendidikan lebih dikenal
dengan istilah “kurikulum pendidikan”.
Tujuan dan sasaran pendidikan tidak mungkin akan tercapai kecuali
materi pendidikan yang tertuang pada kurikulum lembaga pendidikan
terseleksi secara baik dan tepat. Istilah “materi” pendidikan berarti
mengorganisir bidang ilmu pengetahuan yang membentuk basis aktivitas
lembaga pendidikan, bidang-bidang ilmu pengetahuan ini satu dengan
lainnya dipisah-pisah namun merupakan satu kesatuan utuh terpadu.
Materi pendidikan harus mengacu kepada tujuan, bukan sebaliknya tujuan
mengarah kepada suatu materi, oleh karenanya materi pendidikan tidak
boleh berdiri sendiri terlepas dari kontrol tujuannya.

C. Tafsir surat Q.S Shad ayat 29 terkait Materi Pendidikan

‫كتب انز لنه اليك مربك ليد برواا يته وليتذ كراولوااال لبا ب‬

Artinya:
“Sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh berkah,
supaya mereka memerhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang
mempunyai pikiran yang cerah mendapat pelajaran.”
Penjelasan tentang hakikat diatas diuraikan Allah melalui para nabi
dan kitab-kitab-Nya antara lain yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw. Karena itu, ayat diatas menegaskan bahwa: Al-Qur’an yang engkau
sampaikan, wahai Nabi Muhammad, adalah sebuah kitab yang Kami
turunkan kepadamu. Ia penuh berkah supaya mereka yakni umat manusia
seluruhnya, khususnya yang tidak percaya memerhatikan ayat-ayatnya
dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran yang cerah mendapat
pelajaran.
Kata (‫ )اال لبا ب‬al-albab adalah bentuk jamak dari (‫ )لب‬lubb, yaitu
sari pati sesuatu. Kacang misalnya memiliki kulit yang menutupi isinya.
Isi kacang dinamai lubb. Ulul Albab adalah orang-orang yang memiliki

5
akal yang murni yang tidak diselebungi oleh “kulit”, yakni kabut ide yang
dapat melahirkan kerancuan dalam berpikir. Yang merenungkan ayat-ayat
Allah dan melaksanakannya diharapkan dapat terhindar dari siksa, sedang
yang menolaknya pasti ada kerancuan dalam cara berpikirnya.
Kata (‫ )مبا ر ك‬terambil dari kata (‫ة‬WW‫ر ك‬WW‫ )ب‬yang bermakna sesuatu
yang mantap juga berarti kebajikan yang melimpah dan beraneka ragam
dan bersinambung kolam dinamai birkah karena air yang ditampung
dalam kolam itu menetap mantab didalamnya, tidak tercecer kemana-
mana. Keberkahan Ilahi datang dari arah yang sering kali tidak diduga atau
dirasakan secara material dan tidak pula dapat dibatasi atau diukur. Dan
dari sini, segala penambahan yang tidak terukur oleh indera dinamai
berkah. Demikian ar-Raghib al-Asfahani.
Tafsir surat diatas, menggambarkan arti pentingnya konsep
pembelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Ketika dalam proses
permbelajaran terkonsep dengan baik, maka materi yang disampaikan akan
mudah untuk dipahami. Sebab, pembahasan materi yang disampaikan
tidak melebar kemana-mana.
Dalam mengajarkan materi pembelajaran, seorang guru juga harus
melihat tujuan dari pengajaran. Tujuan dari pembelajaran tersebut juga
harus mengacu pada kurikulum yang telah ada. Kurikulum merupakan
semua pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan kepada peserta
didik selama mengikuti suatu proses pendidikan. Kurikulum dalam
pengertian ini terbatas pada pemberian bekal pengetahuan dan ketrampilan
kepada siswa untuk kepentingan mereka melanjutkan pelajaran maupun
terjun ke dunia kerja.
Materi pelajaran yang disampaikan kepada anak didik adalah
1. Pendidikan ketauhidan, artinya anak harus dibimbing agar bertuhan
kepada Allah SWT.
2. Pendidikan akhlak, maksudnya anak didik tersebut harus memiliki
akhlak terpuji, baik kepada Allah atau kepada ciptaan-ciptaan-Nya.

6
3. Pendidikan amar ma’ruf nahi mungkar, jadi anak didik harus bersifat
konstruktif bagi perbaikan kehidupan masyarakat.
4. Pendidikan kesabaran, artinya harus diupayakan agar anak didik
memiliki kesabaran dan keuletan dalam setiap aktifitasnya.
Namun hal tersebut cenderung berorientasi terhadap kehidupan
akhirat saja, agar materi pendidikan tersebut relevan terhadap
perkembangan zaman, maka ada 6 komponen kurikulum yang berorientasi
pada masa depan, yaitu memiliki akses informasi, mampu berpikir kritis,
mampu berkomunikasi efektif, memahami lingkungan manusia,
memahami individu dan masyarakat, serta meningkatkan kompetensi
pengetahuan, pendidikan, bertanggung jawab, dan peduli terhadap
kesejahteraan sosial.

D. Dasar Hadist Pendidikan


Hadits secara etimologi berarti cara atau jalan hidup yang biasa di
peraktikkan, baik ataupun buruk. Secara terminologi Hadits adalah segala
sesuatu yang dinisbahkan (disandarkan) kepada nabi SAW baik perkataan
(Qauli), perbuatan (Fi’li), sikap/ketetapan (Taqriri) maupun sifat fisikis
rasul SAW.3
Kata pendidikan secara berasal dari kata “didik” dengan
mendapatkan imbuhan “pe” dan akhiran “an“, yang berarti cara, proses
atau perbuatan mendidik. Kata pendidikan secara bahasa berasal dari kata
“pedagogi” yakni “paid” yang berarti anak dan “agogos” yang berarti
membimbing, jadi pedagogi adalah ilmu dalam membimbing anak. 4
Menurut wikipedia Pendidikan adalah suatu pembelajaran pengetahuan,
keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu
generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau
penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi
juga memungkinkan secara otodidak. Sedangkan pengertian pendidikan

3 Edgar Mori, Tujuh Materi Penting Bagi Dunia Pendidikan (Jogja: Kanisius, 2005),Hal. 9
4 Hasan Langgulung, Asa-Asa Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1992),Hal:7

7
menurut Undang Undang SISDIKNAS no. 20 tahun 2003, adalah sebagai
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat
mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki
pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat,
kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia. Menurut
Prof. H. Mahmud Yunus Yang dimaksud pendidikan ialah suatu usaha
yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak
yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak
sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-
citanya yang paling tinggi. Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan
apa yang dilakukanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat,
bangsa, negara dan agamanya. Jadi Tarbawi atau pendidikan adalah proses
pembinaan dan pengembangan potensi manusia melalui pemberian
berbagai petunjuk, sehingga menyebabkan potensi yang dimiliki manusia
dapat tumbuh dengan produktif dan kreatif tanpa menghilangkan etika
Ilahi yang telah ditetapkan dalam wahyuNya.
Taqiyuddin M. Menyebut potensi manusia ini berupa seperangkat
instrumen dan content, pendidikan yaitu akal pikiran, hati nurani dan
panca indra. Melalui seperangkat instrumen dan content pendidikan itulah
sehingga begitu manusia di lahirkan di atas bumi ini tetap siap menerima
ajaran dari alam atau dari manusia lain yang telah lebih dulu ada. Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hadis tarbawi / pendidikan
ialah hadis yang membahas tentang pendidikan.5

E. Hadist-hadist Dasar Pendidikan6


1) Hadis Tentang Legalitas Penyelenggaraan dan Tujuan Pendidikan

) ‫ُك ْن َعاِلًم ا َاْو ُمَتَعِّلًم ا َاْو ُمْس َتِم ًعا َاْو ِحُم ًبا َو اَل َتُك ْن َخ اِم ًس ا َفُتْه ِلَك (َرَو اُه اْلَبْيَه ِق‬:‫َص َّلى اُهلل َعَلْيِه َو َس َّلم‬

5 Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, 65


6 Imam Nawawi, Terjemahan Riyadhus Shalihiin, jilid 1, hal. 97

8
Artinya :
Telah bersabda Rasulullah SAW :”Jadilah engkau orang yang
berilmu (pandai) atau orang yang belajar, atau orang yang
mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu. Dan janganlah engkau
menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka (H.R Baehaqi).
2) Hadis Tentang Etika Pendidik dan Peserta Didik

‫ َيِّس ُر ْو ا َو اَل ُتَعِّس ُر ْو ا َو َبِّش ُر ْو ا َو اَل َتَنَّف ُر ْو ا َو َك اَن ِحُي ُّب‬: ‫َعْن َأَنٍس ِاْبِن َم اِلٍك َعن الَّنِّيِب َص َّلى اُهلل َعَلْيِه َو َس َّلَم َقاَل‬

)‫اْلَتْخ ِف ْيِف َو الَّتْيِس ِر َعَلى الَّناِس (رواه البخارى‬

Artinya:

Dari Anas bin Malik R.A. dari Nabi Muhammad SAW beliau
bersabda: Permudahkanlah dan jangan kamu persulit, dan
bergembiralah dan jangan bercerai berai, dan beliau suka pada yang
ringan dan memudahkan manusia (H.R Bukhori).

3) Hadis Tentang Kelembutan dan Kearifan dalam Pendidikan

‫ِف‬ ‫ِد‬ ‫ِل‬


‫ َألَش ِّج َأَش ِّج َعْب اْلَق ْيِس « ِإَّن يَك‬-‫صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫وعن ابن عباس رضي اهلل عنهما َو َقاَل َرُس وُل الَّلِه‬

‫ رواه مسلم‬.» ‫َخْص َلَتِنْي ِحُي ُّبُه َم ا الَّلُه اِحْلْلُم َو اَألَناُة‬

Artinya: Dari Ibnu Abbas RA berkata, Rasulallah Saw bersabda


kepada ‘’Abdul Qais yang terluka: “sesungguhnya didalam dirimu
ada dua sifat yang disukai oleh Allah yaitu: santun dan sabar”. (HR
Muslim)

4) Hadis Tentang Evaluasi Pendidikan

‫َأْخ َبَر يِن َحُمَّم ُد ْبُن آَدَم َعْن اْبِن ُفَض ْيٍل َعْن َأيِب ِس َناٍن َعْن َحُماِر ِب ْبِن ِدَثاٍر َعْن َعْبِد الَّلِه ْبِن ُبَر ْيَد َة َعْن َأِبيِه َقاَل َقاَل‬
‫وِم اَأْل اِح َق َثاَل َثِة‬ ‫ِة‬ ‫ِه‬ ‫ِه‬
‫َرُس وُل الَّل َص َّلى الَّلُه َعَلْي َو َس َّلَم َنَهْيُتُك ْم َعْن ِز َياَر اْلُقُبوِر َفُز وُر وَه ا َو َنَهْيُتُك ْم َعْن ُحُل َض ِّي َفْو‬
‫َأَّياٍم َفاْم ِس ُك وا َم ا َبَد ا َلُك ْم َو َنَهْيُتُك ْم َعْن الَّنِبيِذ ِإاَّل يِف ِس َق اٍء َفاْش َر ُبوا يِف اَأْلْس ِق َيِة ُك ِّلَه ا َو اَل َتْش َر ُبوا ُمْس ِكًر ا‬

9
Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin
Adam dari Ibnu Fudlail dari Abu Sinan dari Muharib bin
Ditsar dari ‘Abdullah bin Buraidah dari bapaknya dia berkata;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku telah melarang
kalian berziarah kubur, maka -sekarang- ziarahlah kubur, dan aku
pernah melarang kalian -memakan- daging kurban lebih dari tiga hari,
maka simpanlah apa yang kalian kehendaki -dari daging-daging
tersebut- dan aku pernah melarang kalian dari nabidz (minuman yang
terbuat dari anggur) kecuali yang terdapat dalam tempat minum, maka
minumlah yang ada dalam semua tempat minum dan janganlah kalian
minum sesuatu yang memabukkan.” (HR. Muslim).

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dalam sebuah pembelajaran, kita harus fokus terhadap apa yang kita
kaji. Oleh karena itu materi yang akan dipelajari, harus disesuaikan
dengan disiplin ilmu yang dikaji.
2. Dengan adanya konsep yang matang dalam melaksanakan proses
pendidikan, maka tujuan pendidikan yang kita harapkan akan
tercapai.
3. Dalam mengajarkan materi pembelajaran, seorang guru juga harus
melihat tujuan dari pengajaran. Tujuan dari pembelajaran tersebut juga
harus mengacu pada kurikulum yang telah ada.

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami menyadari, bahwa masih banyak kekurangan dari
makalah yang kami buat. Untuk itu, kritik dan saran sangat kami harapkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdurrahman Saleh. 2005. Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al


Qur’an. Jakarta : PT Rineka Putra.
RI, Departemen Agama. 1989. Al-Qur’an dan Terjemahan. Semarang: Toha
Putra.
Tantowi, Ahmad. 2009. Pendidikan Islam di Era Transformasi Global.
Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
Alfiah. (2015). Hadist Tarbawi (Pendidikan Islam Dalam Tinjauan Hadist
Nabi). In Pekanbaru : Kreasi Edukasi.
Arifin, S. (2020). Perspektif Al-Qur‟an Dan Hadist Tentang Materi
Pendidikan Agama Islam. Tamaddun, 22(1), 78.
Cahyani, A. I. D., & Ulfa, N. (2006).. Hadis Materi Pendidikan,
1999(December), 1–6.
Edgar Mori, Tujuh Materi Penting Bagi Dunia Pendidikan (Jogja: Kanisius,
2005).
Hasan Langgulung, Asa-Asa Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Al-Husna,
1992).
Hasbiyallah, M. A., & Sulhan. Moh. (2015). Hadis Tarbawi (p. Remaja
Rosdakarya-Bandung).
Magfiroh, M. (2018). Materi Pendidikan Islam Dalam Hadits Nabi dan
Relevansinya Dengan dan Sistem Pendidikan Modern. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Nawawi, Imam. 1999. Terjemahan Riyadhus Shalihiin .Jilid 1, Jakarta:
Pustaka Amani.
Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya, 2008.
Ahmad Saebani Beni, Hendra Akhdiyat. 2009. Ilmu Pendidikan Islam 1,
(Bandung: CV Pustaka Setia,).

12

Anda mungkin juga menyukai