Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN


SOSIAL”

Diajukan Untuk Didiskusikan Dalam Mata Kuliah Tafsir Ayat Tarbawy

Disusun Oleh :

KELOMPOK 9

AAS ARISKA
WARDATUL JANNAH

Dosen Pengampu : Mashudi Haryanto,S.HI.ME

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI)


FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NUSANTARA BATANG HARI
2022
KATA PENGANTAR

‫الرحِيم‬
َّ ‫ِالر ْح َم ِن‬
َّ ‫ــــــــــــــــم اﷲ‬
ِ ‫ِب ْس‬

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan


semesta alam yang senantiasa memberikan kemudahan kelancaran
beserta limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang tiada terhingga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW
yang telah memberikan suri tauladan bagi kita semua.

Alhamdulillah berkat Rahmat dan ridha-Nya penulis dapat


menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “AYAT-AYAT AL-
QUR’AN TENTANG PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL”.
makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok tahun
akademik 2022

Dalam penyusunan makalah ini Penulis mendapatkan bantuan


serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua terutama bagi penulis. Begitu pula makalah ini tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
sarannya yang bersifat membangun.

Muara Bulian, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................1


B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Ayat Al- Qur’an Tentang Pendidikan....................................................3


B. Ayat-Ayat Tentang Perubahan Sosial...................................................9
C. Proses Perubahan Sosial Dalam Islam.................................................12
D. Karakteristik Perubahan Sosial.............................................................13
E. Penyebab perubahan sosial..................................................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................15
B. Saran...................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum,
maka tidak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tidak ada
pelindung bagi mereka selain Dia. Itu adalah suatu gambaran yang
terdapat dalam Al-qur’an, dimana perubahan sosial bisa terjadi dalam
masyarakat salah satu faktor yang menentukan adalah masyarakat itu
sendiri. Dan untuk menciptakan perubahan yang sosial yang ada dalam
masyarakat adalah dengan pendidikan.
Dari uraian diatas, makanya penulis mencoba menguraikan
makalah yang berjudul Ayat Al-Qur’an tentang pendidikan dan
perubahan sosial, yakni Surat al- anfal ayat 53 dan Surat Muhammad
ayat 38” pada mata kuliah tafsir saat ini. Pendidikan merupakan hal
yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan suatunegara. Untuk
menghasilkan output yang berkualitas, tentunya sistem pendidikan
yang ada harus terkonsep dengan baik dan matang.
Pendidikan sebagai disiplin ilmu memiliki lima komponen ilmu
yang membentuk pendidikan itu yaitu kurikulum konseling, administrasi,
pengajaran, dan penilaian.
Dengan kata lain bahwa pendidikan sendiri masih terdiri dari
berbagai komponen ilmu, yang juga masing-masing berasal dari
cabang ilmu-ilmu yang lain.
Dengan demikian proses pendidikan membutuhkan adanya
konsep berupa materi pembelajaran sebagai acuan dalam proses
pembelajaran. Untuk itu dalam makalah ini, kami akan membahas
terkait materi pembelajaran dengan menafsirkan ayat-ayat yang
berkaitan dengan hal tersebut.

1
2

Tekanan pada definisi perubahan adalah pada lembaga


masyarakat sebagai himpunan kelompok manusia dimana perubahan
mempengaruhi struktur masyarakat lainnya. Perubahan sosial terjadi
karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan
keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur
geografis, biologis, ekonomis dan kebudayaan.
B. Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang masalah diatas dapat kita rumuskan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tafsiran Mufassirin dan penulis makalah tentang ayat-
ayat yang berkaitan dengan pendidikan dan perubahan sosial, yaitu
Surat Al-Anfaal ayat 53 dan Surat Muhammad ayat 38?
2. Bagaimana tafsir Q.S al-A‟raf ayat 204 terkait Materi Pendidikan?
3. Bagaimana tafsir Q.S al- Fath ayat 2 terkait Materi Pendidikan?
4. Bagaimana tafsir Q.S Shad ayat 29 terkait Materi Pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Untuk menjelaskan tafsiran Mufassirin dan penulis makalah
tentang ayat-ayat yang berkaitan dengan pendidikan dan perubahan
sosial. yaitu Surat Al-Anfaal ayat 53 dan Surat Muhammad ayat 38.
1. Untuk menjelaskan tafsir dari surat Q.S al-A’raf ayat 204 terkait
pendidikan
2. Untuk menjelaskan tafsiran dari Q.S al-Fath ayat 2
3. Untuk menjelaskan Q.S Shad ayat 29
BAB II

PEMBAHASAN

A. AYAT AL- QUR’AN TENTANG PENDIDIKAN


1. Q.S Al - A’raf ayat 204
        
Artinya: “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah
ia dengan tekun, dan perhatikan dengan tenang agar kamu
mendapat rahmat”.

‫ س >َتب ع اال‬: Bersifat lebih khusus daripada As-sam‟u


karena Al-Isma‟ (mendengarkan) dilakukan dengan niat dengan
sengaja, yakni dengan mengarahkan indera pendengaran kepada
pembicaraan untuk memahaminya. Sedangkan As-samu mendengar
bisa terjadi secara sengaja.1
ّ‫ ص>>ب د اال‬: Diam untuk mendengarkan, sehingga tidak ada
gangguan untuk merekam segala yang dibacakan oleh para pakar
bahasa dalam arti mendengarkan sambil tidak berbicara, karena itu
ayat ini diterjemahkan dengan perhatikan dengan tenang. Perintah
ini setelah sebelumnya ada perintah dengarkan ia dengan tekun,
menunjukkan bahwa mendengarkan dan memperhatikan Al-Qur’an
merupakan sesuatu yang sangat penting. Namun demikian,
memahami perintah tersebut bukan berarti mengharuskan setiap
yang mendengar ayat Al-Qur’an harus benar-benar tekun
mendengarnya, jika demikian maksudnya tentu anda harus
meninggalkan setiap aktifitas bila ada yang membaca Al-Qur’an.
Sebab, tidak mungkin anda dapat tekun mendengarkan dan
memperhatikan jika perhatian anda tertuju kepada aktifitas lain.2

1
Ahmad Musthofa Al-Maraghi. Terjemah tafsir al Maraghi juz 10. 1992(Semarang: CV
toha Putra) hlmn 24
2
Drs. H. Sama’un Bakry, M.Ag. Menggagas Konsep Ilmu Penddikan Islam, (Bandung:
Pustaka Bani Qurasy, 2005), hlm. 1.

3
4

Dari tafsiran diatas dapat kita analisis, bahwa dalam suatu


proses pembelajaran kita harus fokus terhadap apa yang akan kita
pelajari.Materi pembelajaran harus disusun dalam pokok-pokok
bahasan dan sub-sub pokok bahasan, yang mengandung ide-ide
pokok sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran.

Kemudian ayat ini bagian dari apa yang diperintahkan kepada


Nabi SAW untuk beliau sampaikan karena itu ia dimulai dengan kata
dan, yakni dan sampaikan juga bahwa apabila dibacakan Al-Qur’an
maka dengarkan ia dengan tekun bersungguh-sungguh, dan
perhatikanlah dengan tenang tuntutan-tuntutannya agar kamu
mendapat rahmat dan barang siapa mendengarkan dan diam, maka
dialah yang lebih kuat untuk dapat memahami dan memikirkannya.
Dan orang yang seperti itulah yang paling patut diberi rahmat.3

2. Q.S al-Fath ayat 2

          
    

Artinya: “Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap


dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta
menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada
jalan yang lurus.” (QS. Al-Fath : 2)”.

Surat yang mulia ini turun ketika Nabi SAW Pulang dari
Hudaibiyah pada bulan Dzulqa‟dah 6 H. Yaitu ketika beliau dihalangi
oleh orang-orang musyrik sehingga tidak sampai ke Masjidil Haram
dan dihalangi dari menunaikan umrah. Kemudian mereka cenderung
mengadakan perdamaian dan agar pada tahun itu nabi kembali saja,
kemudian boleh datang lagi pada tahun depan. Maka, Rasulullah
memenuhi permintaan mereka, meski ada juga sebagian Sahabat
yang tidak menyukainya. Ketika Rasulullah menyembelih binatang
3
Pudjiwati Sajagyo, Sosiologi Pembangunan, (Jakarta; Fakultas Pascasarjana IKP,
1995), hlm. 206
5

kurban di tempat dimana beliautertahan, Allah pun menurunkan


surat ini menyangkut hal ihwal beliau dan para sahabat. Dan Allah
menjadikan perdamaian ini sebagai pembukaan (kemenangan).4

Kemudian, ada seorang Sahabat Rasulullah bertanya: Apakah


itu merupakan kemenangan, ya Rasulullah?. Beliau menjawab:
Benar sekali. Demi Rabb yang jiwa Muhammad berada di tangan-
Nya, ini benar-benar kemenangan.

Kemenangan yang dimaksud disini adalah pemberian ampunan


atas dosa-dosa yang telah berlalu maupun yang akan datang yang
diberikan kepada Rasulullah atas kesabaran dan usaha beliau dalam
menyebarkan dan memperjuangkan agama Islam sehingga banyak
orang yang masuk Islam, beriman, berjihad dan menyembah kepada
Allah. Dengan kemenangan ini, Allah SWT menyempurnakan
nikmat-nikmat yang lain salah satunya dengan memenangkan
agama Islam dari orang-orang kafir dan menghinakan musuh-musuh
Rasulullah serta menunjukkan jalan yang lurus untukmeraih ridho-
Nya.5

Hal ini memberikan pelajaran kepada kita untuk


mempersiapkan segala sesuatu dengan matang. Begitu pula
dalam proses pendidikan, sebuah pendidikan akan menghasilkan
output yang berkualitas jika didukung oleh kurikulum pendidikan
yang benar dan terarah. Setiap kegiatan ilmiah memerlukan suatu
perencanaan dan organisasi yang dilaksanakan secara sistematis
dan terstruktur. Demikian pula dalam pendidikan, diperlukan adanya
program yang terencana dan dapat menghantar proses pendidikan
sampai pada tujuan yang diinginkan. Proses, pelaksanaan, sampai
penilaian dalam pendidikan lebih dikenal dengan istilah kurikulum

4
Ibid., hlm. 855
5
Soerjono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta; PT. RajaGrafindo Persada,
1990), hlm. 303
6

pendidikan.

Tujuan dan sasaran pendidikan tidak mungkin akan tercapai


kecuali materi pendidikan yang tertuang pada kurikulum lembaga
pendidikan terseleksi secara baik dan tepat. Istilah materi pendidikan
berarti mengorganisir bidang ilmu pengetahuan yang membentuk
basis aktivitas lembaga pendidikan, bidang-bidang ilmu pengetahuan
ini satu dengan lainnya dipisah-pisah namun merupakan satu
kesatuan utuh terpadu.6

Materi pendidikan harus mengacu kepada tujuan, bukan


sebaliknya tujuan mengarah kepada suatu materi, oleh karenanya
materi pendidikan tidak boleh berdiri sendiri terlepas dari kontrol
tujuannya.

3. Q.S Shad ayat 29


      
  

Artinya: “Sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh


berkah, supaya mereka memerhatikan ayat-ayatnya dan supaya
orang-orang yang mempunyai pikiran yang cerah mendapat
pelajaran.”

Penjelasan tentang hakikat diatas diuraikan Allah melalui para


nabi dan kitab- kitab-Nya antara lain yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw. Karena itu, ayat diatas menegaskan bahwa: Al-
Qur’an yang engkau sampaikan, wahai Nabi Muhammad, adalah
sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu. Ia penuh berkah
supaya merekayakni umat manusia seluruhnya, khususnya yang
tidak percaya memerhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang
yang mempunyai pikiran yang cerah mendapat pelajaran.
6
David Berry, Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Terj. Paulus Wirutomo, Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 71
7

Kata( ‫ )ة ىت اال‬al-albab adalah bentuk jamak dari ( ‫ ) ىت‬lubb,


yaitu sari pati sesuatu. Kacang misalnya memiliki kulit yang menutupi
isinya. Isi kacang dinamai lubb. Ulul Albab adalah orang-orang yang
memiliki akal yang murni yang tidak diselebungi oleh kulit, yakni
kabut ide yang dapat melahirkan kerancuan dalam berpikir. Yang
merenungkan ayat-ayat Allah dan melaksanakannya diharapkan
dapat terhindar dari siksa, sedang yang menolaknya pasti ada
kerancuan dalam cara berpikirnya.7

Kata ( ٍ‫ ) جب س ك‬terambil dari kata (‫ ) ثش مخ‬yang bermakna sesuatu


yang mantap juga berarti kebajikan yang melimpah dan beraneka
ragam dan bersinambung kolam dinamai birkah karena air yang
ditampung dalam kolam itu menetap mantab didalamnya tidak
tercecer kemana-mana. Keberkahan Illahi datang dari arah yang
sering kali tidak diduga atau dirasakan secara material dan tidak pula
dapat dibatasi atau diukur. Dan dari sini, segala penambahan yang
tidak terukur oleh indera dinamaiberkah.

Demikian ar-Raghib al-Asfahani. Tafsir surat diatas,


menggambarkan arti pentingnya konsep pembelajaran dalam suatu
proses pembelajaran. Ketika dalam proses permbelajaran terkonsep
dengan baik, maka materi yang disampaikan akan mudah untuk
dipahami. Sebab, pembahasan materi yang disampaikan tidak
melebar kemana-mana.

Dalam mengajarkan materi pembelajaran, seorang guru juga


harus melihat tujuan dari pengajaran. Tujuan dari pembelajaran
tersebut juga harus mengacu pada kurikulum yang telah ada.
Kurikulum merupakan semua pelajaran baik teori maupun praktek
yang diberikan kepada peserta didik selama mengikuti suatu proses

7
Shihab, M. Quraish. Tafsir al Mishbah. Jakarta: Lentera Hati: 2002)hlmn. 472-475
8

pendidikan. Kurikulum dalam pengertian ini terbatas pada pemberian


bekal pengetahuan dan ketrampilan kepada siswa untuk kepentingan
mereka melanjutkan pelajaran maupun terjun ke dunia kerja. Materi
pelajaran yang disampaikan kepada anak didik adalah:8

1) Pendidikan ketauhidan,artinya anak harus dibimbing agar


bertuhan kepada Allah SWT

2) Pendidikan akhlak, maksudnya anak didik tersebut harus memiliki


akhlak terpuji, baik kepada Allah atau kepada ciptaan-ciptaan-
Nya.

3) Pendidikan amar ma‟ruf nahi mungkar, jadi anak didik harus


bersifat konstruktif bagi perbaikan kehidupan masyarakat.

4) Pendidikan kesabaran, artinya harus diupayakan agar anak didik


memiliki kesabaran dan keuletan dalam setiap aktifitasnya.

Namun hal tersebut cenderung berorientasi terhadap kehidupan


akhirat saja, agar materi pendidikan tersebut relevan terhadap
perkembangan zaman, maka ada 6 komponen kurikulum yang
berorientasi pada masa depan, yaitu memiliki akses informasi, mampu
berpikir kritis, mampu berkomunikasi efektif, memahami lingkungan
manusia, memahami individu dan masyarakat, serta meningkatkan
kompetensi pengetahuan, pendidikan, bertanggung jawab, dan peduli
terhadap kesejahteraan sosial

B. AYAT-AYAT TENTANG PERUBAHAN SOSIAL

1. Q. S Al-Anfaal ayat 53

          
        

Artinya: “ (siksaan) yang demikian itu adalah karena


8
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan
Perkembangan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995), hlm. 9
9

Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu


nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga
kaum itu mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan
Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

2. Q.S Muhammad ayat 38

         
          
        
  

Artinya: “Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk


menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada
yang kikir, dan siapa yang kikir Sesungguhnya Dia hanyalah kikir
terhadap dirinya sendiri. dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan
kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika
kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum
yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini

Allah tidak menyerahkan manusia kepada hal-hal yang sepintas


kilas, juga tidak kepada kebetulan-kebetulan yang tidak ada
patokannya. Semuanya diatur dengan sunnah-Nya yang ditetapkan
dengan qadar-Nya. Apa yang menimpa kaum musyrikin pada waktu
perang Badar adalah yang juga menimpa Firaun dan orang- orang
yang sebelumnya.

Allah SWT telah memberikan nikmat-Nya kepada mereka, telah


memberikan rezeki dan karunia-Nya, telah meneguhkan kekuasaan
untuk mereka di muka bumi dan telah menjadikan mereka
khalifahnya. Semua ini diberikan Allah kepada manusia sebagai ujian
dan cobaan dengan tujuan untuk menilai mereka apakah mereka
mau bersyukur atau malah kufur, ternyata mereka malah bertindak
kufur dan tidak bersyukur. Mereka berlaku sombong dan melampaui
batas dengan nikmat yang diberikan itu. Mereka terperdaya oleh
10

nikmat dan kekuatan itu lantas menjadi sewenang-wenang,


melampaui batas, kafir dan durhaka. Ayat-ayat Allah pun
didatangkan kepada mereka tetapi mereka mengkufurinya.9

Pada waktu itu berlakulah atas mereka sunnah Allah yang


berlaku terhadap orang-orang kafir sesudah sampai kepada mereka
ayat-ayat-Nya, tetapi mereka mangingkarinya. Pada waktu itu Allah
mengubah nikmat itu dan menghukum mereka dengan azab serta
menghancurkan mereka.

Dalam tafsir al-Mishbah Surat Al anfal ayat 53

Apa yang dialami oleh orang-orang kafir itu penyebabnya


dijelaskan oleh ayat ini. Demikian kesimpulan hubungan yang
dikemukakan oleh sekian pakar. Al-Biqo‟i yang dikenal sebagai
mufassir yang memberi perhatian yang sangat besar tentang
hubungan antar ayat dan surah Al Quran, menghubungkan ayat ini
dengan ayat yang lalu, melalui suatu pertanyaan yang dilukiskan
muncul akibat uraian ayat-ayat yang lalu. Yaitu kalau memang Allah
mengetahui bahwa mereka pasti berdosa maka mengapa Allah tidak
segera saja mereka?, mengapa Allah memberi mereka peluang
untuk mengganggu orang-orang yang dekat kepadanya?

Nah, ayat ini menurut Al Biqa‟i menjawab pertanyaan itu yakni


bahwa yang demikian yakni siksaan baik menyangkut waktu, kadar
maupun jenisnya ditetapkan Allah berdasarkan perbuatan mereka
mengubah diri mereka. Sebenarnya Allah dapat menyiksa mereka
berdasar pengetahuannya tentang isi hati mereka. Yakni sebelum
mereka melahirkannya dalam bentuk perbuatan yang nyata, tetapi
Allah tidak melakukan itu karena sunnah dan ketetapannya.
Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah suatu nikmat
sedikit atau besar yang telah dianugerahnya kepada suatu kaum,
9
Tirtosudarmo, Riwanto, Dinamika Pendidikan dan Ketenagakerjaan Pemuda Di
Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia widiasarma Indonesia, 1994), hlm. 21
11

tidak juga sebaliknya mengubah kesengsaraan yang dialami oleh


suatu kaum menjadi kebahagiaan hingga kaum itu sendiri terlebih
dahulu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, yakni
untuk memperoleh nikmat tambahan mereka harus lebih baik,
sedangkan perolehan siksaan adalah akibat mengubah fitrah
kesucian mereka menjadi keburukan dan kedurhakaan dan
sesungguhnya Allah Maha mendengar apapun yang disuarakan
mahkluk lagi maha mengetahui apapun sikap dan tingkah laku
mereka.

Kedua ayat tersebut berbicara tentang perubahan nikmat,


menggunakan kata ٍ‫“ ب‬ma” sehingga mencakup perubahan apapun,
yakni baik dari nikmat positif menuju nikmat/murka illahi/negative
maupun dari negative ke posotif. Ada beberapa hal yang harus di
perhatikan di dalam kedua ayat diatas yaitu:

 Ayat tersebut berbicara tentang perubahan sosial yang berlaku


bagi masyarakat yang lalu, masa kini, dan masa mendatang.

 Keduanya berbicara tentang hukum-hukum kemasyarakatan,


bukan menyangkut orang perorang atau individu. Ini dipahami dari
penggunaan kata kaum/masyarakat pada kedua ayat tersebut.

C. PROSES PERUBAHAN SOSIAL DALAM ISLAM

Islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam, tentu sangat


memperhatikan keadaan masyarakat. Hal ini terlihat dari bukti sejarah,
bagaimana Nabi Muhammad SAW membangun masyarakat Arab.
Kemudian terus berkembang hingga Islam tersebar ke seuruh penjuru
dunia. Dan sudah barang tentu, Islam membangun masyarakat melalui
pendidikan. Karena proses pendidikan merupakan salah satu cara yang
efektif dalam membangun umat Untuk melakukan sebuah perubahan.
Dua hal yang perlu diperhatikan oleh manusia sebagai pelaku
12

perubahan, yaitu:10

1. Membangun kecerdasan dan memperluas wawasan

Manusia sebagai makhluk yang luar biasa mempunyai potensi yang


luar biasa besarnya sehingga dapat mendayagunakan alam dan
sesama manusia dalam rangka mebangun peradaban. Kemajuan
suatu bangsa pada umumnya ditentukan oleh bangsa itu dalam
mendayagunakan sumber daya manusia melalui pergumulannya
mengembangkan ilmu pengetahuan. Maka sudah barang tentu di
dalam proses pendidikan manusia menempati sebagai subjek dan
objek pendidikan. Banyak indikasi di dalam al-Qur’an yang
memerintahkan supaya manusia, khususnya umat Islam bersikap
cerdas dan selalu menambah wawasan keilmuannya, di antaranya,

2. Allah memerintahkan manusia agar senntiasa berpikir dan


menggunakan pikirannya untuk memecahkan permasalahan-
permasalahan hidup yang dihadapi. Dan potensi untuk menambah
wawasan tersebut sudah Allah sediakan untuk manusia, seperi
penglihatan, pendengaran dan perasaan.

         


      

Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam


keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (QS.
An-Nahl: 78)

3. Kedua, Allah SWT memberikan kebebasan untuk menuntut ilmu,


Allah telah melakukan liberalisasi dalam bidang ilmu. Semua
manusia (khususnya muslim) baik laki-laki maupun perempuan

10
Abdullah, Abdurrahman Saleh. 2005. Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al- Qur’an.
Jakarta : PT Rineka Putra
13

diwajibkan mencari ilmu kepada siapa saja, kapan saja dan di mana
saja. Kemudian orang-orang yang sudah mendapatkan ilmu
diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyebarkan ilmu tersebut
serta tidak menyembunyikannya. Hal ini dimaksudkan untuk
kemaslahan umat manusia.

Artinya : “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-


benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para
Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda
itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar

D. KARAKTERISTIK PERUBAHAN SOSIAL

1. Otonomi Masyarakat

Sebagaimana manusia-manusia pembentuknya yang mempunyai


otonomi dalam berkehendak dan bertindak, masyarakatpun diberi
otonomi oleh Allah untuk menjalani proses sosial sebagai
konsekuensi hidup bersama

2. Dinamika/Pertumbuhan Masyarakat

Di antara masyarakat dan individu terjadi proses dialektika. (apa


yang dialami atau dilakukan oleh individu, akan mempengaruhi
dan membentuk karakteristik masyarakat. Namun terjadi pula hal
sebaliknya, yaitu masyarakatpun mempengaruhi individu)

3. Tujuan Perubahan Sosial

Kehidupan masyarakat tak lepas dari prinsip-prinsip nilai dan norma .


Masyarakat tidak dibiarkan menjalani proses tanpa tujuan, tetapi
diarahkan untuk menuju kondisi ideal yang dicita-citakan.
Masyarakat ideal adalah masyarakat yang anggota-anggotanya
saling mencintai (tahabub), saling menasehati (tawashi dan tanahi),
memiliki rasa persaudaraan (ta‟akhiy), bekerja sama (ta‟awun),
14

saling mengajar (ta‟alum), percampuran (tazawuj), saling menghibur


(tawasi), dan saling menemani (tashaduq dan ta‟anus).

E. PENYEBAB PERUBAHAN SOSIAL

1. Faktor dari dalam masyarakat sendiri antara lain bertambah atau


berkurangnya jumlah penduduk, penemuan baru, pertentangan
dalam masyarakat, terjadinya pemberontakan atau revolusi.

2. Faktor dari luar masyarakat adalah lingkungan fisik sekitar,


peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan dan perubahan sosial merupakan dua hal yang


tidak bisa dipisahkan dan sangat berkaitan antara satu dengan yang
lain. Pendidikan sebagai lembaga yang dapat dijadikan sebagai agen
perubahansosial dan sekaligus menentukan arah perubahan sosial
yang disebut dengan pembangunan masyarakat. Sedangkan
perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat dirancang
sesuai dengan arah perubahan, tetapi perubahan juga terjadi setiap
saat tanpa dirancang karena pengaruh budaya dari luar.

Pendidikan adalah upaya yang sadar dilakukan untuk


meningkatkan kemampuan individu agar dapat menentukan kehidupan
secara mandiri. Pendidikan didefinisikan oleh siapapun menurut aliran
maupun dapat dianalisis berdasarkan suatu system. Analisis terhadap
system pendidikan dapat dilakukan dari input, output dan outcome,
dimana input sangat menentukan proses pendidikan dan proses akan
menentukan output pendidikan. Outcome berpengaruh terhadap
perubahan social yang terjadi

Pendidikan dilaksanankan melalui tiga jalur, yaitu pendidikan


formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal dimana ketiga
jalur tersebut saling melengkapi dan memperkaya.Pendidikan sebagai
suatu proses yang dapat akan mengubah perilaku individu dalam
konteks perubahan social akan mempunyai dampak terjadinya
perubahan baik pada tingakt individu sebagai agen maupun tingkat
kelembagaan yang maympu mengubah struktur social yang ada dalam
masyarakat. Kajian terhadap perubahan social yang ditimbulkan oleh
proses pendidikan baik pemdidikan formal maupun non formal dapat

15
16

dianalisis berdasarkan kacamata teori sosiologi secara timbal balik.

Pendidikan dapat menimbulkan perubahan dalam masyarakat dan


sebaliknya jika masyarakat mengalami perubahan, secara tidak
langsung sistem pendidikan juga mengalami perubahan. Perubahan
sosial dan pendidikan saling mempengaruhi satu sama lain yang pada
akhirnya masyarakat yang akan mengontrolnya,meyempurnakan dan
menolaknya agar keseimbangan yang ada tetap terjaga. Perspektif
pendidikan dalam perubahan sosial harus dipekirkan sungguh-
sungguh kerena pendidikan ke depan akan menjadi perancang
dalam perubahan sistem sosial yang tertata di masyarakat saat ini.

B. Saran

Kita harus mempunyai kesadaran bahwa pendidikan dan


perubahan social memiliki kaitan yang sangat kuat. Pendidikan dapat
menimbulkan perubahan dalam masyarakat dan sebaliknya jika
masyarakat mengalami perubahan secara tidak langsung system
pendidikan juga mengalami perubahan.

Kita juga harus bisa melaksanakan system pendidikan dengan


baik. Karena dalam pendidikan memerlukan waktu yang sangat
panjang dan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak dapat
terdeteksi secara dini.

Pendidikan dasar pada hakikatnya merupakan pendidikan yang


memberikan kesanggupan pada peserta didik bagi perkembangan
kehidupanya baik untuk pribadi maupun masyarakat. Oleh karena itu
setiap warga negara harus diberi kesempatan yang seluas-luasnya
untuk memperoleh pendidikan dasar (wajib belajar 9 tahun). Program
pendidikan dasar dapat diberikan melalui pendidikan di sekolah
termasuk pendidkkan luar biasa dan atau pendidikan luar sekolah.
17

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim.1988.Inovasi Pendidikan. Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi: Jakarta
Mudzir. 2013. Sosiologi Pendidikan. Malang: Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Wahyudin, Dinn. 2006. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Wahyudin, Dinn. 2009. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Zainuddin, Muhammad. 2010. Sosio-Antropologi Pendidikan SD.
Malang: PHK S1 PGSD-A Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Malang
Abdullah, Abdurrahman Saleh. 2005. Teori-teori Pendidikan
Berdasarkan Al-Qur’an. Jakarta : PT Rineka Putra
RI, Departemen Agama. 1989. Al-Qur’an dan Terjemahan.
Semarang: Toha Putra
Tantowi, Ahmad. 2009. Pendidikan Islam di Era Transformasi Global.
Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra

Anda mungkin juga menyukai