Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HAKIKAT BELAJAR ILMU AL-QURAN


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Integrasi Al-Qur’an

Dosen pengampu:

Muh. Khumaidi Ali, S.Th.,I,M.Th.I

Disusun oleh:

Harlinda Wanti 18081014012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS ISLAM MAKSSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala, serta Shalawat dan salam
kita panjatkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad saw., karena atas hidayah-
Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya, Tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada bapak Muh. Khumaidi Ali, S.Th.,I,M.Th.I yang telah berjasa mencurahkan
ilmunya kepada kami dengan ikhlas mengajar mata kuliah (Integrasi Al-Qur’an).

Kami memohon maaf kepada Bapak dosen khususnya, umumnya para pembaca
apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik dari segi
bahasanya maupun isinya, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.

Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini, bermanfaat bagi semua orang
khususnya untuk kami sendiri maupun untuk pembaca. Atas perhatianya, kami mengucapkan
terima kasih.

Makasar,29 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………..……………………………………………...……… i
DAFTAR ISI ………..…………………………………………………....................  ii
BAB I PENDAHULUAN .….……………..………………………………………… 1
A.    Latar Belakang ………… ……………………………….………….…….1
B.     Rumusan Masalah …………….…………………………………….…....2
C.     Tujuan Penulisan... .…………...……...……..………………....................2
D.  Manfaat Penulisan..........................................................................................3
E.   Metode Penulisan...........................................................................................3
F.    Sistematika Penulisan....................................................................................3
BAB II PEMBAHSAN.…….……………………………………........................ 4
A.       Pengertian Ilmu..............……………………………......……………….. 4
B.     Tafsir QS. Thaha ayat 114
1. Tafsir QS. Thaha ayat 114.......................................................................5
2. Analisis Struktur Kata dalam Kalimat..................................…………...6
3.   Analisis Makna Tarbiyah........................................................................7
C.     Tafsir QS. An-Naml ayat 15
1.      Tafsir QS. An-Naml ayat 15..................................................................8
2.      Analisis Struktur Kata dalam Kalimat...................................................9
3.      Analisis Makna Tarbiyah.....................................................................11
D.    Tafsir QS. Al-Qashash ayat 14
1.      Tafsir QS. Al-Qashash ayat 14.............................................................12
2.      Analisis Struktur Kata dalam Kalimat.................................................13
3.      Analisis Makna Tarbiyah.....................................................................14
E.     Tafsir QS. Al-Mujadalah ayat 11
1.      Tafsir QS. Al-Mujadalah ayat 11.........................................................15
2.      Analisis Struktur Kata dalam Kalimat.................................................17
3.      Analisis Makna Tarbiyah.....................................................................20
F.      Keutamaan Ilmu.........................................................................................21
BAB III PENUTUP................................................................................................25
A.      Kesimpulan..............................................................................................25
B.       Rekomendasi............................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….....27

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur`an adalah mukjizat islam yyang abadi dimana semakin maju penetahuan,
semakin tampak kemukjizatannya. Allah Swt menurunkannya kepada Nabi
Muhammad Saw demi membebaskan manusia dari kegelapan hidup menuju cahaya
ilahi, dan membimbing mereka kejalan yang lurus. Rasulullah menyampaikannya
pada sahabatnya sebagai pendudnduk asli arab yang sudah tentu dapat memahami
tabiat mereka. Jika terdapat sesuatu yang belum jelas bagi mereka tentang ayat-ayat
yang mereka terima, mereka langsung menanyakan kepada Rasulullah. Diantara
kemurahan Allah terhadap manusia ialah Dia tidak saja menganugrahkan fitrah yang
suci yang dapat membimbingkan kepada kebaikan bahkan juga dari masa ke masa
mengutus seorang Rasul yang membawa kitab sebagai pedoman hidup dari Allah,
mengajak manusia agar beribadah kepadaNya semata. Menyampaikan kabar gembira
dan memberikan peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah
Allah setelah datangnya para Rasul.

B. Rumusan Masalah
Apa Hakikat Ilmu dalam Al-Quran?
Bagaimana penjelasan pada masing-masing Ayat?

BAB II
PEMBAHASAN

HAKIKAT ILMU DALAM AL QURAN


Al Quran adalah kitab yang didalamnya terdapat berbagai macam hukum hukum ataupun
keajaiban keajaiban di dunia ini, didalam al quran juga terdapat berbagai macam rahasia sains
modern yang menjadi salah satu dari mujizat al quran.
Ilmu didalam al quran memiliki kedudukan yang tinggi dan penting, karena untuk memahami
al quran itu sendiri juga dibutuhkan ilmu. Orang yang berilmu didalam al quran menempati
kedudukan yang sangat mulia, karena Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu,
dan juga diperkuat dalam perkataan Rasulullah, bahwa orang yang berilmu merupakan
warisan para nabi.
Ayat ayat al quran yang menjelaskan tentang hakikat ilmu itu sendiri ada banyak, seperti QS
Al Mujadalah:11, QS Thaha:114, QS An Naml:15 dan QS al Qashash:14.
PENJELASAN AYAT
Q.S AL MUJADALAH : 11
((((((((((( ((((((((( ((((((((((( ((((( ((((( (((((( ((((((((((( ((( ((((((((((((( ((((((((((((( (((((((( (((( ((((
(( ( ((((((( ((((( (((((((((( (((((((((((( (((((((( (((( ((((((((( (((((((((( ((((((( ((((((((((( (((((((( (((((((((
( ((((((((( ( (((((( ((((( ((((((((((( ((((((( ((((  
11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan
apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Penjelasan Ayat
ۡ‫ح ٱهَّلل ُ لَ ُكم‬ ۡ ْ ‫س فَ ۡٱف َسح‬ ۡ ْ ‫ٰيََٓأيُّهَاٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ْا ِإ َذا قِي َل لَ ُكمۡ تَفَ َّسح‬
ِ ِ‫ُوا فِي ٱل َم ٰ َجل‬
ِ ‫ُوا يَف َس‬
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Telah dikeluarkan oleh Ibnu Hatim dari Muqatil dia berkata adalah Rasulullah SAW pada
hari jumat pada suffah yang tempatnya sempit. Beliau menghormati orang orang yang ikut
perang badar, baik muhajirin ataupun anshar. Maka datanglah beberapa orang diantar mereka
itu. Akan tetapi mereka telah didahului orang dalam tempat duduknya. Lalu merekapun
berdiri di depan Rasulullah SAW, kemudian mereka mengucapkan salam kepada Rasulullah.
Rasulullah pun menjawab salam mereka, kemudian mereka menyalami orang orang, dan
orang orang pun menjawab salam mereka. Mereka kemudian berdiri guna menunggu untuk
diberi kelapngan kepada mereka, tetapi mereka tidak diberi kelapangan. Hal itu terasa berat
oleh Rasulullah SAW, lalu beliau mengatakan kepada orang orang disekitar beliau berdirilah
engkau wahai fulan beliau menyuruh beberapa orang untuk berdiri sesuai dengan jumlah
mereka yang datang. Hal itu pun tampak berat bagi mereka, dan ketidakenakan beliau tampak
oleh mereka. Orang orang munafik mengecam yang demikian itu dan mengatakan demi
Allah, dia tidaklah adil kepada mereka, orang orang itu telah mengambil tempat duduk
mereka dan ingin berdekatan dengannya, tetapi dia menyuruh mereka berdiri dan menyuruh
duduk orang orang yang datang terlambat, maka turunlah ayat tersebut.
Ringkasnya ayat ini mencakup pemberian kelapangan dalam menyampaikan segala macam
kepada kaum muslimin dan dalam menyenangkannya, karena Rasul pernah bersabda bahwa
Allah akan selalu menolong hambanya selam hamba itu menolong saudaranya.
ْ ‫وا فَٱن ُش ُز‬
‫وا‬ ْ ‫وَِإ َذا قِي َل ٱن ُش ُز‬
Apabila kamu diminta untuk berdiri dari majelis Rasulullah maka berdirilah kamu, sebab
Rasulullah itu terkadang ingin sendirian, guna untuk merencanakan sesuatu yang tidak dapat
ditunaikan atau disempurnakan penunaiannya kecuali dalam keadaan sendiri.
Mereka telah menjadika hukum ini sebagai hal yang umum, sehingga ketika mereka
mengatakan, apabila pemilik majelis mengatakan kepada siapa yang ada didalam majelisnya
berdirilah kamu maka sebaiknya kata kata itu diikuti.
Tidak selayaknya orang yang baru datang menyuruh berdiri kepada seseorang, lalu dia duduk
ditempat duduknya, akan tetapi yang berhak menyuruh untuk berdiri adalah si pemilik dari
majelis tersebut.
ٖ ۚ ‫وا ۡٱل ِع ۡل َم د ََر ٰ َج‬
‫ت‬ ْ ُ‫وا ِمن ُكمۡ َوٱلَّ ِذينَ ُأوت‬
ْ ُ‫يَ ۡرفَ ِع ٱللَّهُٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬   
Allah meninggikan orang orang mukmin dengan mengikuti perintah perintahNya dan
perintah perintah Rasul, khususnya orang orang yang berilmu diantara mereka derajat derajat
yang banyak dalam hal pahala dan tingkat tingkat keridhoan.
Ringkasnya, apabila salah seorang diantara kamu memberikan kelapangan kepada saudaranya
ketika saudaranya itu datang, atau ketika dia disuruh keluar kemudian ia keluar, maka
janganlah dia menyangka bahwa hal itu akan mengurangi haknya, karena hal itu merupakan
peningkatan dan penambahan bagi kedekatan disisi Tuhannya, Allah tidak akan menyia
nyiakan yang demikian itu.
ٞ ِ‫َوٱهَّلل ُ بِ َما ت َۡع َملُونَ خَ ب‬
‫ير‬
Allah mengetahui segala perbuatanmu. Tidak ada yang samar bagiNya, barabg siapa
mengerjakan kebaikan maka akan dibalas kebaikan dan juga sebaliknya
Penafsiran kata sulit
ْ ‫ تَفَ َّسح‬: lapangkanlah, dan hendaklah sebagaimana kamu melapangkan kepada sebagian yang
‫ُوا‬
lain. Ini berasal dari kata mereka isfah ‘aini yang artinya menjauhlah dariku.
ۖۡ‫ يَ ۡف َسح ٱهَّلل ُ لَ ُكم‬: Allah melapangkan rahmat dan rezekiNya untukmu
ِ
ْ‫ ٱن ُش ُزوا‬: bangkitlah untuk memberi kelapangan kepada orang orang yang datang
َ‫فٱن ُش ُزو‬: bangkitlah kamu dan jangan berlambat lambat.
ْ ُ‫ يَ ۡرفَ ِع ٱللَّهُٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬: Allah meninggikan kedudukan mereka pada hari kiamat
‫وا‬
‫ت‬ٖ ۚ ‫وا ۡٱل ِع ۡل َم د ََر ٰ َج‬
ْ ُ‫ َوٱلَّ ِذينَ ُأوت‬: dan Allah meninggikan orang orang yang berilmu diantara mereka
khususnya derajat derajat dalam kemuliaan dan ketinggian kedudukan.

QS. THAHA:114
(((((((((( (((( (((((((((( (((((((( ( (((( (((((((( ((((((((((((((( ((( (((((( ((( (((((((( (((((((( ((((((((( ( (((
(( ((((( ((((((( ((((((( (((((
114. Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa
membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu[946], dan
Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."
Penjelasan Ayat
‫فَتَ ٰ َعلَىٱللَّه ُۡٱل َملِ ُك ۡٱل َح ۗق‬  
Maka maha tinggi Allah raja yang sebenar benarnya dalam perkara yang menyangkut janji,
ancaman, keberadaan para Rasul, surga, neraka. Segala perkara itu merupakan kebenaran dari
sisi Allah. Maka merupakan bentuk keadilan Allah jika Dia tidak menyiksa seorang hamba
yang belum diberi peringatan, didatangkan rasul, dan diberi dalih, supaya tidak ada alasan
bagi seorangpun untuk berdalih, dan supaya tidak ada kesamaran.
َ ‫َواَل ت َۡع َج ۡل بِ ۡٱلقُ ۡر َءا ِن ِمن قَ ۡب ِل َأن ي ُۡق‬
َ ‫ض ٰ ٓى ِإلَ ۡي‬
ُ‫ك َو ۡحيُ ۥه‬
dan janganlah kamu tergesa gesa membaca al quran sebelum disempurnakan mewahyukan
kepadamu. Hal tersebut mirip dengan firman Allah yang artinya “janganlah kamu
menggerakkan lidahmu untuk membaca Al Quran karena hendak cepat cepat menguasainya,
sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya dan membacanya. Apabila kami
telah selesai membacanya, maka ikutilah bacaannya itu, kemudian sesungguhnya atas
tanggungan kamilah penjelasannya (al Qiyamah :16-19). Sedangkan didalam ayat ini Allah
melarang membaca Al quran dengan tergesa gesa sebelum disempurnakan mewahyukannya,
akan tetapi simaklah. Ketika malaikat jibril telah selesai membacanya, barulah kamu
membacanya.
١١‫َوقُل رَّبِّ ِز ۡدنِي ِع ۡل ٗما‬
Dan katakanlah, ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.
Setelah disempurnakannya pewahyuan Al Quran, kemudian setelah membaca Al Quran,
maka hendaklah berdoa kepada Allah supaya Allah menambahkan atas diri kita ilmu yang
bermanfaat di dunia dan di akhirat.
Maka, maha tinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya yang tunduk kepadNya seluruh wajah,
yang merugi dihadapanaNya para penzalim, dan yang merasa aman dibawah lindunganNya
orang-orang mukmin yang shaleh. Dialah yang menurunkan Al-Quran ini dari sisiNya yang
tinggi, karenanya janganlah lisanmu tergesa-gesa mengucapkannya.
Yang harus kamu lakukan adalah berdoa kepada Tuhanmu agar Dia menambahkan ilmu
kepadamu, dan engkau tenang dengan apa yang diberikan Allah kepadamu. Kamu jangnan
khawatir Al-Qur’an itu pergi. Ilmu tiada lain adalah yang diajarkan Allah kepadanya. Yang
bermanfaat pasti tetap dan tidak akan hilang. Dia tidak akan berubah dan tidak akan gosong.

Penafsiran kata sulit


ُّ ‫ ۡٱل َملِ ُك ۡٱل َح‬: raja yang sebenar benarnya, bahwa hanya Allah lah raja diatas semua raja.
‫ق‬
ِ ‫ َواَل ت َۡع َج ۡل بِ ۡٱلقُ ۡر َء‬: dan janganlah diantara kalian tergesa gesa dalam membaca atau memahami
‫ان‬
kitab Al Quran.
َ ‫ قَ ۡب ِل َأن ي ُۡق‬: sebelum al quran itu sempurna dalam pewahyuannya
‫ض ٰ ٓى‬

QS. AN-NAML: 15
(((((((( (((((((((( (((((((( ((((((((((((( ((((((( ( ((((((( (((((((((( (( ((((((( ((((((((( (((((( ((((((( ((((( ((
((((((( ((((((((((((((( ((((
15. dan Sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya
mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan Kami dari kebanyakan hamba-
hambanya yang beriman".

Penjelasan ayat
Dengan dilihat dengan ayat 15 beliau diberi ilmu-ilmu yang perlu didalam memimpin rakyat,
memimpin prajurit-prajurit yang tangkat dimedan perang nabi dan raja Dawud ahli membuat
baju besi, dan pandai memainkan alat musik dengan suara merdu yang nyanyiannya penuh
dengan pujian-pujian kepada ilahi. Demikian juga Sulaiman terkenal dengan berbagai ilmu
dan Sulaiman memiliki kelebihan yang melebihi ayahnya. Dan raja nebi branak itu
mensyukuri kepada Tuhan atas nikmat yang dianugrahkan Allah kepada mereka diantara
hamba-hamba Allah yang beriman.
Inilah isyarat permulaan yang ada dalam surat ini dan permakluman pengantarnya. Ia
merupakan penetapan informasi tentang nikmat paling nyata yang yang dianugerahkan
kepada Dawud dan Sulaiman, yaitu nikmat ilmu. Sedangkan pada Dawud sendiri perincian
nikmat ilmu yang dianugerahkan kepadanya terdapat dalam surah-surah lain. Diantaranya
pembelajaran terhadap secara tartil (bacaan perlahan) tentang syair-syair Zabur. Suaranya
diikuti oleh seluruh alam yang ada disekitarnya. Gunung-gunung dan burung-burung ikut
bersenandung bersama beliau, karena suaranya yang indah  senandungnya yang hangat,
tenggelamnya beliau dalam munajat kepada Allah, dan bersih dari halangan dan rintangan
yang memisahkan antara beliau dan seluruh alam semseta ini. Diantara ilmu juga termasuk
diajarkan membuat baju besi, alat-alat perang, dan pelunakkan besi-besi sehingga dibentuk
apapun yang beliau kehendaki. Selain itu ada pengajaran-pengajaran tentang ilmu peradilan,
dimana Nabi Sulaiman ikut serta didalamnya.
Dalam surah ini terdapat perincian tentang ilmu yang diajarkan Allah kepada Nabi Sulaiman
yaitu, pemahaman bahasa burung dan lain-lain, disamping tambahan yang telah disebutkan
dalam surah-surah lainnya seperti peradilan, serta pengarahan angin  baginya dengan perintah
dan ijin Allah.
Surah ini dimulai dengan isyarat.
Sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman.
Sebelum ayat itu berakhir telah ada ungkapan tentang kesyukuran Dawud dan Sulaiman atas
nikmat ini. Mereka mempermaklumkan kepada manusia tentang nilai dan kedudukan yang
agung dari nikmat itu.
"Segala puji bagi Allah yang melebihkan Kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang
beriman." (An-naml:15)
Maka, tampaklah betapa bernilainya ilmi itu dan betapa agung anugerah Allah terhadap
hamba-hambaNya. Allah telah melebihkan meereka atas sebagian hamba-hamba Allah yang
beriman. Oleh karena itu, selayaknya setiap orang yang memiliki ilmu mengetahui dan
menyadari dari mana sumber ilmu itu, agar dia menggunakan ilmu itu dalam perkara-
perkaranyang diridhoi oleh Allah yang menganugerahkan ilmu itu kepadanya.
Ilmu yang menjauhkan hati pemiliknya dari tuhanNya adalah ilmu yang merusak, melenceng
dari sumber dan tujuannya, serta tidak membuahkan kebahagiaan bagi pemiliknya dan juga
tidak  bagi manusia lainnya. Bahkan, ia mengakibatkan Kehinaan, ketakutan, kegelisahan,
dan kehancuran. Karena, ia telah terputus dari sumbernya, melenceng dari tujuannya, dan
telah sesat jalannya dari Allah.
Penafsiran kata sulit
َ‫ولَقَ ۡد َءات َۡينَا دَا ُوۥ َد َو ُسلَ ۡي ٰ َمن‬:
َ
dan sesungguhnya kami telah memberikan kepada Daud dan Sulaiman
َّ َ‫ۡٱل َحمۡ ُد هَّلِل ِ ٱلَّ ِذي ف‬
‫ضلَنَار‬
segala puji bagi Allah yang telah melebijkan kami dengan dan ditunjukan jin, manusia dan
setan-setan.
QS. Al-Qashas:14
((((((( (((((( ((((((((( (((((((((((( (((((((((((( ((((((( ((((((((( ( ((((((((((( ((((((( ((((((((((((((( ((((  
14. dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan ke- padanya Hikmah
(kenabian) dan pengetahuan. dan Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang
yang berbuat baik.

Penjelasan Ayat
Dalam surat al Qashash menyatakan bahwa janji Allah benar. Seperti Allah menjnjikan
kepada ibu Musa a.s bahwa Dia akan mengmbalikan anaknya dan akan menjadikannya salah
satu seorang rasul. Ayat diayat diatas menegaskan bahwa dan setelah dia mencapai
kemantapan umurnya dan sempurna jasmani dan rohaninya, kami anugrahkan hikmah yakni
kenabian atau kearifan, atau amal ilmiyah dan pengetahuan, yakni ilmu amaliyah. Dan
demikian kami membalas al- muhsinin, yakni orang-orang yang selalu berbuat baik.
Cukup umur bermakna sempurnanya kekuatan tubuhnya. Dan, sempurna akalnya bermakana
kematangan anggota tubuh dan akalnya hal itu biasanya terjadi pada usia tiga puluh tahun.
Apakah musa masih berada di istana Firaun, sebagai anak asuh dan anak adopsi firaun  dan
istrinya hingga ia mencapai usia ini? Ataukah Musa berpisah dengan keduanya dan
meninggalkan istana, karena hatinya tidak tenang hidup di kondisi seperti itu, yang tidak
dapat dinikmati oleh jiwa orang-orang yang terpilih  oleh Allah seprti Musa?
Apalagi setelah ibunya memberitahukannya tentang siapa jati dirinya, siapakah kaumnya, dan
apa agamanya. Sementara ia menyaksikan kaumnya ditimpa pelbagai penganiayaan,
kedzaliman, kekejiana, dan penghinaan. Ia juga melihat bentuk kerusakan  yang paling buruk
daan menyimpang ditengah kerajaan Firaun itu. Kita tidak memiliki dalil tentang hal itu.
Namun konteks kejadian-kejadian setelah itu memberikan kesan, seperti apa yang kit abaca
nanti. Dan, komentar atas anugerah hikmah dan ilmu yang diberikan Allah kepada Musa,
sebagai berikut,
“Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-
Qhasas: 14).
Penafsiran kata sulit
ُ‫ َولَ َّمابَلَ َغَأ ُش َّده‬: dan setelah musa cukup umur
‫ى‬ٓ ٰ ‫ٱست ََو‬ ۡ ‫و‬: َ dan sempurna  aakalnya
‫ َءات َۡي ٰنَهُح ُۡك ٗما‬: kami berikan kepadanya hikmat
‫و ِع ۡل ٗم ۚا‬:
َ dan ilmu
َ‫و َك ٰ َذلِك‬:
َ dan demikianlah
ۡ ‫ن َۡجز‬: kami memberibalasankepada orang-orang yang berbuatbaik
َ‫يٱل ُم ۡح ِسنِين‬ ِ

BAB III
KESIMPULAN

QS.Al-Mujadalah  mencakup pemberian kelapangan dalam menyampaikan segala macam


kepada kaum muslimin dan dalam menyenangkannya, karena Rasul pernah bersabda bahwa
Allah akan selalu menolong hambanya selam hamba itu menolong saudaranya.      
QS.Thaha:114 sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya dan membacanya.
Apabila kami telah selesai membacanya, maka ikutilah bacaannya itu, kemudian
sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya
QS.An-Naml 15  beliau diberi ilmu-ilmu yang perlu didalam memimpin rakyat, memimpin
prajurit-prajurit yang tangkat dimedan perang nabi dan raja.
QS al Qashash menyatakan bahwa janji Allah benar. Seperti Allah menjnjikan kepada ibu
Musa a.s bahwa Dia akan mengmbalikan anaknya dan akan menjadikannya salah satu
seorang rasul

DAFTAR PUSTAKA

Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zhilahil Quran, Jakarta: Gema Insani, 2004.


M. Quraish Shihab,  Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati. 2002.
Salim Bahreisyi.H, Said Bahreisyi.H, Tafsir Ibnu Kasir, Surabaya:pt.bina ilmu. 2004. 
Ahmad Musthofa Al-Maraghi, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi, Semarang: Thoha Putra, 1971.

Anda mungkin juga menyukai