Perasaan khawatir atau takut adalah hal yang lumrah, yang sebaiknya dihindari adalah rasa
takut yang berlebihan. Jadi dalam public speaking, kita sebaiknya dapat mengendalikan rasa
takut dan justru menjadikan rasa takut tersebut sebagai daya dorong (energi positif) yang
diperlukan dalam persiapan berbicara dan saat tampil berbicara nantinya.
Dengan membiarkan sedikit “rasa khawatir atau rasa takut” untuk tetap tinggal dalam diri
kita, niscaya kualitas bicara kita akan bertambah baik karena dengan demikian kita masih
menyisakan ruang bagi ‘tekanan’ dari pihak luar kepada kita. Kekhawatiran itu bisa kita
manfaatkan sebetulnya menjadi alat kontrol bagi diri kita. Kontrol sehubungan dengan
apakah kita telah melakukan persiapan matang. “kekhawatiran” juga bernilai positif karena ia
mampu berfungsi sebagai penekan ego dan kesombongan diri.
Saat rasa takut menyergap, kita tidak perlu kemudian menjadi takut berlebihan. Kita juga
tidak perlu mengekspresikan rasa takut tersebut kepada semua orang, apalagi
menceritakannya. Kita tidak akan mendapatkan simpati dari siapapun atas ketakutan yang
kita alami. Bahkan ketakutan kita akan menjadi ketidaknyamanan bagi orang lain yang
mendengarkan dan memperhatikan kita saat tampil sebagai pembicara.