Anda di halaman 1dari 8

A.

Hambatan-hambatan Dalam Beretorika


Salah satu yang ditakuti dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial & profesional
kita adalah ketika harus berbicara di depan banyak orang, baik untuk acara sosial, seminar,
kuliah, presentasi bisnis, pidato perpisahan, bahkan dalam acara-acara yang sebagian hadirin
telah kita kenal dengan baik. Berbicara di depan publik bagi sebagian besar kita adalah
sesuatu yang menegangkan dan menakutkan, seluruh mata ditujukan kepada kita seakan-akan
menjadi terdakwa yang sedang diadili oleh para hadirin. Berbicara di depan publik, suka atau
tidak suka merupakan ketrampilan yang harus kita kuasai, karena pada suatu saat dalam
kehidupan kita, pastilah kita akan berbicara di hadapan sejumlah orang, kita harus
berkomunikasi secara efektif, benar dan tepat sasaran.
Berikut adalah hambatan-hambatan yang sering terjadi dalam beretorika :

• Gugup ( Kecemasan yang berlebihan /demam panging)


Gugup adalah salah satu kendala yang paling besar dalam berkomunikasi ( berbicara didepan
khalayak banyak). Penyebab Anda gugup tidak terbiasa atau tidak terlatih,tidak percaya diri,
tidak bisa, tidak menguasai materi,. Dan orang yang belum pernah sama sekali berbicara
didepan Khalayak akan mengalaminya,. Gugup atau Gerogi dalam public speaking disebut
juga dengan istilah Demam Panggung (Irwan. 2015)

• Tidak yakin atau kurang percaya diri


Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang merasa takut dan tidak percaya diri dalam
public speaking, yaitu (Muljanto, 2014) :
Takut akan gagal, ingin selalu sukses dan takut gagal malah kadangkala membuat ketakutan
itu semakin besar.
Tidak ada rasa percaya diri, merasa diri tidak mampu untuk melakukan hal tersebut.
Traumatis, memiliki rasa takut dan merasa sendirian ketika berdiri di panggung dan semua
mata melihat padanya.
Takut dinilai/dihakimi, hal ini terjadi karena adanya perasaan takut ketika banyak orang
membicarakan dirinya atau pendapatnya.
Terlalu perfeksionis, perfeksionis baik, tetapi terlalu perfeksionis dan berharap terlalu banyak
pada dirinya sendiri malah membuat efek negatif.
Takut akan orang banyak, merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri ketika berbicara di
depan puluhan, ratusan atau ribuan orang.
Kurangnya persiapan, persiapan yang minim membuat rasa takut untuk berbicara di depan
umum ini semakin menjadi-jadi.
Stress, menghindari stress ketika berbicara di depan umum.
Blank, takut tidak tahu apa yang harus dilakukan, apa yang harus dibicarakan ketika
berbicara didepan umum
Gejala-gejala Takut dan Tidak Percaya Diri
Pernahkah Anda merasa gelisah, keluar keringat dingin, kerongkongan kering, ingin buang
air kecil sesaat sebelum tampil dalam public speaking. Natalie Rogers dalam buku Berani
Bicara di depan Publik (dalam Muljanto, 2014) : Cara Cepat Berpidato menjelaskan ada tiga
gejala umum yang sering dilaporkan oleh mereka yang sulit bicara di depan publik.
Pertama, gejala fisik. Gejala ini bisa dirasakan jauh hari sebelum seseorang tampil yang
muncul dalam rupa ketegangan perut atau sulit tidur. Ketika tampil di depan, gejala fisik
tersebut bisa berbeda untuk setiap orang, namun umumnya berupa :
Detak jantung semakin cepat;
Lutut gemetar, sulit berdiri atau berjalan menuju mimbar, atau sulit berdiri tenang di depan
pendengar anda;
Suara yang bergetar, seringkali disertai mengejangnya otot tenggorokan atau terkumpulnya
lendir di tenggorokan;
Gelombang hawa panas, atau perasaan seperti akan pingsan;
Kejang perut, terkadang disertai perasaan mual;
Hiperventilasi, yaitu kesulitan untuk bernafas;
Mata berair atau hidung berlendir.
Kedua, gejala-gejala yang masuk dalam kategori kedua terkait dengan proses mental dan
umumnya terjadi selama pembicara tampil, antara lain :
Mengulang kata, kalimat, atau pesan sehingga terdengar seperti radio rusak;
Hilang ingatan, termasuk ketidakmampuan pembicara untuk mengingat fakta atau angka
secara tepat dan melupakan hal-hal yang sangat penting;
Tersumbatnya pikiran, yang membuat pembicara tidak tahu apa yang harus diucapkan
selanjutnya.
Gejala fisik dan mental umumnya diawali atau disertai dengan sejumlah gejala emosional,
diantaranya :
Rasa takut yang dapat muncul sebelum seseorang tampil;
Rasa tidak mampu;
Rasa kehilangan kendali;
Rasa tidak berdaya, seperti seorang anak yang tidak mampu mengatasi masalah;
Rasa malu atau dipermalukan, saat presentasi berakhir;
Panik
Ketiga, kelompok gejala diatas bisa saling berinteraksi. Rasa takut yang muncul saat
seseorang duduk menunggu giliran untuk bicara, dapat menyebabkan jantung berdetak lebih
cepat tak terkendali. Detak jantung yang demikian bisa membuat orang tersebut menjadi
lebih gugup yang juga menyebabkan tenggorokan mulai menegang. Gejala—gejala fisik
tersebut kemudian mengganggu konsentrasi sehingga bicaranya menjadi kacau dan tidak jelas
arah/maksud pembicaraannya (Muljanto, 2014)

• Munculnya noises yang tak terhindari


Siapa sih yang ngga pernah berisik di saat seseorang tengah menerangkan sesuatu di hadapan
anda? Baik di saat upacara bendera saat bersekolah, atau ketika dosen menerangkan mata
kuliah di kelasmu, kamu pasti pernah mengobrol. Ingin disangkal atau tidak, jelas terlihat
bahwa ‘mengobrol’ sudah menjadi budaya yang begitu melekat dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat kita. Ini bisa menjadi kebiasaan yang sangat buruk, ketika memang kita sedang
menghadiri sebuah acara yang notabene tidak diperkenankan mengobrol
(http://swaragama.com/stc/?p=45)..
• Alat bantu yang justru mengganggu
Alat bantu dalam retorika sangat beragam. seperti microfon, Pengeras suara, Laptop LCD,
dan lain-lain. Contoh kasus Laptop yang gagal dikoneksikan dengan LCD adalah salah satu
dari gangguan Multimedia yang kerap kali dihadapi para pembicara dalam sebuah presentasi
atau mungkin rapat pertemuan. Suara audio yang tidak keluar, video yang tersendat atau
kualitas resolusi LCD yang buruk merupakan contoh lain dari gangguan multimedia yang
mungkin kamu hadapi. Bila hal ini terjadi, kamu harus pandai untuk tetap menjaga mood dari
audience. Jangan biarkan konsentrasi mereka jadi pecah, atau justru sampai pergi
meninggalkan ruangan karena terlanjur kehilangan mood. Penguasaan materi juga sangat
penting, agar setidaknya kamu memiliki bahan yang tetap cukup untuk disampaikan di saat
gangguan multimedia terjadi. Selalu siapkan rencana cadangan untuk antisipasi hal tersebut
terjadi (http://swaragama.com/stc/?p=45).
• Penutup yang bertele-tele atau ngambang
Penutup biasanya berisi kesimpulan, saran, atau pesan yang di berikan oleh seorang public
speaker kepada audience, dan tidak jarang pula ita temui pembicara/ sesorang dalam suatu
forum yang menutupnya dengan bertele-tele atau ngambang.
Kurang percaya diri
Orang yang punya kepercayaan diri rendah atau kehilangan
kepercayaan diri, memiliki perasaan negatif terhadap dirinya, memiliki
keyakinan lemah terhadap kemampuan dirinya dan punya pengetahuan yang
kurang akurat terhadap kapasitas yang dimilikinya. Kurang percaya diri
merupakan keadaan dimana individu mengalami keragu-raguan terhadap
keyakinan akan kemampuan diri sendiri. (Niketut Suarni, Penerapan Konseling Rational
Emotif dengan Formula abc untuk Meningkatkan Percaya Diri, Volume : 2 No. 1, Tahun
2014)
Menurut M, Zein Hidayat tidak percaya diri adalah seseorang yang
tidak berani mencoba hal baru, merasa tidak diinginkan dalam lingkungan
sekitarnya, emosi terlihat kaku, mudah mengalami frustasi hingga terkadang
mengesampingkan potensi dan bakat yang dimiliki. (M. Zein Hidayat, Hipnoteterapi Untuk
Anak Yang Kurang Percaya Diri, (Tiga Kelana), 2010 )
Berdasarkan pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa kurang percaya diri yangmemiliki perasaan
negatif terhadap dirinya, memiliki keyakinan lemah terhadap kemampuan
dirinya dan punya pengetahuan yang kurang akurat terhadap kapasitas yang
dimilikinya. Sehingga keyakinan tersebut membuat merasa tidak bisa mencapai berbagai
tujuan dalam hidupnya. (Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, (Puspa Suara,
Jakarta, 2002) )
Penjelasan mengenai
pengertian dari pada kurang percaya diri ini, inti permasalahan yang
dihadapi oleh konseli adalah konseli memiliki perasaan negatif pada diri
sendiri ketika berbicara di depan umum.
B. Solusi Dalam Beretorika
Cara Mengatasi Gugup Dalam Dalam Beretorika
1. Tarik Napas / Pelatihan Pernapasan
Untuk jangka pendek saat anda ada dipodium, Tarik napas dalam dalam, dan lemaskan otot-
otot.relaksasi.
2, Jeda
jika gugup muncul di tengah- tengah pembicaraan, maka jeda (pause) sejenak, lambatkan
bicara anda, tarik nafas, senyum, dan tatap hadirin yang paling akrab dengan anda.
3. Kuasai Materi
Pelajari, pahami, kuasai, dan dalami topic pembicaraan sebaik mungkin. Lakukan riset data
jika perlu sehingga anda merasa tidak ada yang terlewat seputar topic pembicaraan. Jika anda
menguasai sebuah topic, misalanya tentang diri anda dan keluarga, maka anda kan lancer
dalam public speaking. Menguasai materi juga merupakan cara terbaik membangun rasa
percaya diri (andalah yang paling tahu dan paling siap menyampaikan topic pembicaraan,
karena anada telah banyak belajar, sedangkan hadirin tidak)
4, Persiapan: Latihan
Selain mempelajari materi, persiapan juga dilakukan dengan cara berlatih. Latihan akan
menambah jam terbang, melancarkan penyampaian. Luangkan waktu untuk latihan di depan
cermin, di depan teman anda, atau bahkan di depan kucing atau burung peliharaan anda.
5. Relaksi Tubuh
Relax your body ! sempatkan diri untuk melakukan relaksasi. Misalnya di toilet. Lakukan
olah napas dan stretching(peregangan) otot tangan, kaki, punggung dan bahu untuk
mengurangi tensi dalam tubuh anda.
6. Relaksi suara
Relax your Voice. Latih pengucapan vocal anda dengan mengucapakan vokal A-I-U-E-O
dengan bulat, cukup keras, mulut terbuka (sesuai dengan huruf yang di ucapkan). Lakukan
lagi sesaat sebelum tampil berupa “Senam Mulut” mengucapkan A-I-U-E-O tanpa suara
(tutupi mulut/wajah anda dengan telapak tangan atau kertas jika tidak ingin dilihat orang di
samping kanan kiri anda).
7. Tertawa
Beruntunglah anda jika ada hal lucu sebelum anlda tampil. Misalnya ada joke dari Mc maka
tertawalah lepas sekalian lepaskan ketegangan! Laugh as much as you can ! tertawa akan
membunuh gugup sempatkan nonton stand up comedy atau film lucu sebelum berangkat ke
lokasi.
8. Smile
Keep smile! Sebelum,saat, dan selama anda berbicara usahakan full smile, kecuali ketika
mengatakan hal sedih. Senyum bukan saja merupakan kontak mata terbaik untuk menjalin
hubungan baik dengan hadirin tapi juga terapi terhebat untuk membuat anda rileks, nyaman,
dan lepas.
9 . Know The Room
Kenali tempat anda berbicara. Datangi lebih awal, pandang seluruh ruangan dan akrabi
ruangan tersebut sehingga anda merasa berada di kamar sendiri.
10. Ubah persepsi.
Meski di antara hadirin banyak yang lebih ahli dari anda, ingatlah … ! mereka datang tanpa
persiapan untuk berbicara. Andalah yang paling siap, andalah yang semalam melakukan
persiapan dan pendalaman materi. Jadi andalah yang paling pintar saat ini.
(www.komunikasipraktis.com)

Cara Mengatasi Rasa Takut dan Tidak Percaya Diri

Perasaan khawatir atau takut adalah hal yang lumrah, yang sebaiknya dihindari adalah rasa
takut yang berlebihan. Jadi dalam public speaking, kita sebaiknya dapat mengendalikan rasa
takut dan justru menjadikan rasa takut tersebut sebagai daya dorong (energi positif) yang
diperlukan dalam persiapan berbicara dan saat tampil berbicara nantinya.
Dengan membiarkan sedikit “rasa khawatir atau rasa takut” untuk tetap tinggal dalam diri
kita, niscaya kualitas bicara kita akan bertambah baik karena dengan demikian kita masih
menyisakan ruang bagi ‘tekanan’ dari pihak luar kepada kita. Kekhawatiran itu bisa kita
manfaatkan sebetulnya menjadi alat kontrol bagi diri kita. Kontrol sehubungan dengan
apakah kita telah melakukan persiapan matang. “kekhawatiran” juga bernilai positif karena ia
mampu berfungsi sebagai penekan ego dan kesombongan diri.
Saat rasa takut menyergap, kita tidak perlu kemudian menjadi takut berlebihan. Kita juga
tidak perlu mengekspresikan rasa takut tersebut kepada semua orang, apalagi
menceritakannya. Kita tidak akan mendapatkan simpati dari siapapun atas ketakutan yang
kita alami. Bahkan ketakutan kita akan menjadi ketidaknyamanan bagi orang lain yang
mendengarkan dan memperhatikan kita saat tampil sebagai pembicara.

Solusi Mengatasi Perasaan Takut dan Tidak Percaya Diri


Untuk mempersiapkan presentasi yang baik, beberapa hal berikut perlu dilakukan
sebagaimana dimaksud Affan Ghiffari dalam buku Fitriana Utami Dewi : Public Speaking
Kunci Sukses Bicara di depan Publik – Teori dan Praktek (2013:99), yaitu
Pilih dan tentukan topik yang hendak disampaikan,
Perhatikan dan analisis audiens yang akan dihadapi,
Cari sumber-sumber penelitian (ilmiah) terkait pilihan topik ,
Formulasikan point-point dan proporsi utama dari tampilan yang diinginkan,
Dukung gagasan pada proporsi utama Anda,
Organisasikan material pidato Anda,
Pilih kata-kata kunci yang tepat dalam berpidato,
Buat introduksi, konklusi dan transisi pembicaraan Anda dengan tepat dan menarik,
Latih diri Anda,
Dan sampaikan pidato Anda !
Menurut Mudjia Rahardjo dalam buku Fitriana Utami Dewi : Public Speaking Kunci Sukses
Bicara di depan Publik – Teori dan Praktek (2013:100) ada 8 (delapan) cara untuk mengatasi
rasa takut dan supaya lebih percaya diri saat menjadi pembicara , sebagaimana berikut :
1. Kuasai benar topik yang akan disampaikan.
Dengan menguasai materi atau topik pembicaraan, seseorang akan merasa percaya diri.
Percaya diri merupakan modal penting bagi seseorang untuk bisa bicara di hadapan publik
dengan tenang dan meyakinkan. Dengan menguasai pokok masalah yang disampaikan, maka
public speaker tidak akan kehilangan arah dan kendali pembicaraannya.
2. Kenali siapa pendengarnya.
Dengan mengetahui berapa jumlah yang akan hadir, mengapa mereka hadir, tingkat
pengetahuan mereka terkait tema yang dibahas, harapan mereka, jenis kelamin dan usia rerata
mereka. Mengenali hal tersebut menjadi penting terkait penetapan tingkat kesulitan
bahan/materi yang akan disampaikan dan ragam bahasa yang dipakai.
3. Sebelum memulai, tatap mata dan sapa para pendengar.
Melakukan tatapan mata dan menyapa beberapa peserta menjadikan mereka merasa
diperhatikan dan dihormati. Ciptakan suasana yang nyaman dan hilangkan kesan ada jarak
dengan peserta. Dengan menjadi bagian dari mereka, seorang pembicara akan diterima
dengan baik oleh mereka meski mungkin tema pembicaraan tidak begitu berbobot.
4. Pandai-pandai menggunakan bahasa tubuh dan penampilan secara tepat.
Senyum, gerakan tangan, berjalan mendekati peserta dan berpakaian yang tepat adalah jenis-
jenis bahasa non verbal yang penting untuk diperhatikan oleh seorang public speaker.
5. Jangan merendahkan diri sendiri.
Hargai diri sendiri saat tampil sebagai public speaking. Jadikan materi dan presentasi Anda
berharga dan dibutuhkan oleh peserta yang hadir.
6. Hindari pembicaraan berbau SARA (suku, agama, dan ras)
Membicarakan topik terkait SARA dan menjadikan sebagai bahan pelecehan akan
menjatuhkan harga diri public speaker di hadapan peserta.
7. Jangan membuat humor tentang seks.
Humor memang diperlukan dalam public speaking, untuk mencairkan dan menyegarkan
suasana. Namun perlu disadari bahwa tidak semua orang senang dan terbuka tentang humor
seks. Hindari sejauh mungkin humor dan pembicaraan tentang seks, karena hal-hal yang
bersifat privat, seperti tentang seks, tidak patut disampaikan di depan publik.
8. Jangan menyudutkan seseorang dalam pembicaraan Anda.
Setiap manusia pasti ingin dihargai dan dihormati. Menyudutkan atau mempermalukan
seseorang di depan orang banyak, adalah perbuatan yang tidak terpuji. Tindakan public
speaker ini juga akan menjadikan reputasi yang kurang bagus dalam penilaian peserta
lainnya.
Sedangkan menurut Charles Bonar Sirait dalam buku The Power of Public Speaking,
dijelaskan teknik menundukkan rasa takut, point-point penting yang perlu untuk ditambahkan
adalah sebagai berikut :
1. Datang lebih awal
Keputusan bijaksana untuk datang lebih awal sebelum acara dimulai. Hal ini menimbulkan
perasaan tenang, sembari memastikan semua perangkat pendukung dalam public speaking
telah siap digunakan sehingga saat tampil menjadi lebih percaya diri. Sikap dan tindakan ini
juga sebagai wujud profesionalitas terhadap waktu.
2. Menghilangkan pikiran negatif
Hilangkan pikiran yang tidak-tidak, ambil nafas dalam-dalam dan katakan pada diri sendiri
“it’s OK..semua akan berjalan dengan baik dan lancar”.Menjabarkan pikiran negatif yang
dirasa satu persatu secara ringkas merupakan salah satu cara mengatasi pikiran negatif

Anda mungkin juga menyukai