Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga kami
dapat menyelasaikan makalah ini yang berjudul “Posisi Islam di Antara Agama-
agama di Dunia”. Dan juga kami ucapkan terimakasih kepada
Bapak MUHLASIN, S.Ag M.Pd.I. selaku Dosen mata kuliah Metodologi Studi
Islam.
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini berkat ridho Allah SWT
dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu, dalam kesempatan ini saya
mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak dan teman-teman yang membantu membuat makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan tangan terbuka kami menerima saran
dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Islam merupakan salah satu agama terbesar yang diakui di dunia. Bahkan di
negara tertentu, Islam merupakan negara yang berpenduduk mayoritas. Dalam
ilmu perbandingan agama Islam merupakan agamasamawi, yaitu agama yang
diturunkan dari langit atau lebih pastinya Islam merupakan agama yang
diturunkan melalui wahyu yang berasal dari Allah SWT.
Islam juga merupakan agama samawi yang terakhir turun ke muka bumi ini
dalam rangka menyempurnakan ajaran-ajaran agama sebelumnya. Bahkan Islam
pun mengakui keberadaan ajaranajaran agama sebelumnya dan meluruskan
kesalah pahaman yang dilakukan oleh pengikut agama tersebut.
Di dunia ini terdapat dua bagian atau jenis agama yaitu: yang pertama
adalah kelompok agama yang diturunkan oleh Tuhan melalui wahyunya dan yang
kedua adalah kelompok agama yang di dasarkan pada hasil renungan mendalam
dari tokoh yang membawanya. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai
kedudukan atau posisi islam di antara agama-agama lain di dunia, maka kita akan
membahasnya di makalah ini.
Sebelum Islam datang ke dunia ini, telah terdapat sejumlah agama yang
dianut oleh umat manusia. Para Ahli Ilmu Perbandingan Agama membagi agama
secara garis besar kedalam dua bagian yaitu sebagai berikut :
1. Kelompok agama yang diturunkan oleh Tuhan melalui wahyu-Nya
sebagaimana dijelaskan dalam kitab suci Al-Qur’an dan agama ini
biasanya disebut dengan agama samawi (agama langit) karena berasal
dari atas langit. Yang termasuk kedalam kelompok agama ini antara
lain Yahudi, Nasrani dan Islam.
2. Kelompok agama yang didasarkan pada hasil renungan mendalam dari
tokoh yang membawanya sebagaimana terdokumentasikan dalam kitab
suci yang disusunnya dan agama ini biasanya disebut dengan agama
ardli (agama bumi) karena berasal dari bumi. Yang termasuk kedalam
kelompok agama ini antara lain Hindu, Budha, Majusi, Kong Hucu dan
lain sebagainya.
Agama-agama tersebut hingga saat ini masih dianut oleh umat manusia
didunia dan disampaikan secara turun temurun oleh penganutnya. Sebagian dari
mereka ada yang bersifat inklusif pluralis, yakni mengakui keberadaan agama-
agama tersebut, menghormati dan membiarkanya hidup berdampingan. Dan
sebagian yang lain adapula yang bersifat eksklusif, yakni tertutup, tidak mengakui
agama-agama lain itu, bahkan menganggapnya sebagai yang keliru dan mesti
dijauhi.
Islam adalah agama yang terakhir diantara sekalian agama besar di dunia
yang semuanya merupakan kekuatan raksasa yang menggerakan revolusi dunia
dan mengubah nasib sekalian bangsa,agama yang melingkupi segala-galanya dan
mencakup sekalian agama yang datang sebelumnya.1 Mengenai posisi islam
terhadap agama-agama yang datang sebelumnya dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2014). hlm.119-120
diantara sekalian agama. Selain menjadi agama yang terakhir, dan yang
meliputi semuanya, islam adalah pernyataan kehendak ilahi yang
sempurna. Sebagaimana halnya bentuk-bentuk kesadaran yang lain,
kesadaran beragama bagi manusia sedikit demi sedikit dan berangsur-angsur
dari abad keabad mengalami kemajuan, dan ini menciptakan titik
kesempurnaan dalam islam.
2
H.M.Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an,( Bandung: Mizan,1998),hlm.67
sekaligus membersihkan agama dari pengaruh paham-paham yang
salah. Contoh kesalahan orang-orang yang beragama Kristen
dijelaskan dalam al-qur’an.
Artinya : Lalu Kami utus kepada mereka, seorang Rasul dari
kalangan mereka sendiri (yang berkata): "Sembahlah Allah oleh
kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain daripada-Nya.
Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya). (QS Al-
Mu’minun: 32).
Dalam kaitan ini kita jumpai adanya paham bahwa Tuhan terdiri
dari tiga unsur (unsur anak,roh kudus dan bapak) yang dikenal
dengan nama trinitas. Al- qur’an menyatakan bahwa trinitas itu
bukan berasal dari ajaran Isa,bahwa dianggap sebagai penyimpangan
dari ajaran Isa. Hal ini pun telah Allah nyatakan dalam al-qur’an.
Artinya : Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang
mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang
tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang
Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu,
pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan
yang pedih. (QS Al-Maidah: 73).
d) Mengajarkan kebenaran yang abadi yang sebelumnya belum pernah
diajarkan, berhubungan dengan bangsa atau umat pada waktu itu
masih dalam taraf permulaan dari tingkat perkembangan mereka dan
yang terakhir ialah memenuhi segala kebutuhan moral dan rohani
bagi umat manusia yang selalu bergerak maju, karena agama-agama
yang datang sebelumnya hanya berlaku hanya utuk zaman tertentu
saja, tetapi islam datang untuk zaman yang tidak terbatas. Islam
berlaku sepanjang zaman, segala bangsa dan segala keadaan
ajarannya tetap berlaku.3
3
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2012).hlm.123-124
4. Unsur Pembaharuan di Dalam Agama Islam
Posisi islam di antara agama-agama lain dapat pula dilihat dari
adanya unsur pembaruan di dalamnya. Dengan datangnya islam, agama
memperoleh arti yang baru. Dalam hal ini paling kurang ada dua hal, yaitu:
a) Agama tidak boleh dianggap sebagai digma atau aturan yang orang
harus menerimanya, jika ia ingin selamat dari siksaan yang kekal.
Dalam islam, agama harus diperlakukan sebagai ilmu yang
didasarkan atas pengalaman universal umat manusia. Bukan hanya
bangsa ini atau bangsa itu saja yang menjadi pilihan Allah yang
menerima wahyu ilahi. Sebaliknya wahyu diakui sebagai factor
penting untuk evolusi manusia. Selanjutnya mengenai pengertian
agama sebagai ilmu, ini dimantapkan dengan menyajikan ajaran
agama sebagai landasan bagi perbuatan. Tak ada satupun ajaran
agama yang tak dijadikan landasan perbuatan bagi perkembangan
manusia menuju tingkat kehidupan yang lebih tinggi dan baik lagi.
b) Ruang lingkup agama itu tidak terbatas pada kehidupan akhirat saja
melainkan juga mencakup kehidupan dunia. Karena islam tidak
hanya mengajarkan kehidupan akhirat saja,tetapi agama islam
membawa dan mengajarkan kedua-duanya baik itu kehidupan dunia
maupun kehidupan di akhirat. Dengan kehidupan dunia yang baik,
manusia dapat mencapai kesadaran akan adanya kehidupan yang
lebih tinggi dan kehidupan yang abadi.
4
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2012).hlm.125
3. Proporsional.
Dengan bersifat proporsional, Islam memberikan perhatian terhadap
ajaran agama yang tidak seimbang. Islam adalah agama yang terbuka, mau
berkompromi dan berdialog dengan agama lain. Dengan sifatnya yang
demikian ini, Islam telah tampil sebagai penyempurna, korektor, pembenar
dan sekaligus sebagai pembaru.
Posisi islam yang demikian itu membawa penganut islam sebagai
umat yang ideal dan sempurna, menjadi pemersatu dan perekat diantara
agama-agama yang yang ada di dunia. Namun demikian, diketahui bahwa di
antara agama-agama tersebut terdapat segi-segi perbedaan yang secara
spesifik dimiliki oleh masing-masing. Segi-segi perbedaan yang
spesifik tersebut terdapat pada ajran yang bersifat teologis
normative. Ajaran tersebut dianggap sebagai yang ideal dan harus
dilaksanakan. Ajaran-ajaran yang demikian itu berkaitan dengan keyakinan
dan ritualistic, yakni peribadatan. Terhadap ajaran-ajaran yang demikian itu
masing-masing agama dianjurkan harus menghargai dan menghormati.
Dengan melihat posisi islam yang demikian itu, maka tidak ada
alasan bagi siapapun untuk mencurigai atau takut pada islam. Islam agama
perdamaian, jauh dari sikap bermusuhan, peperangan dan
sebagainya.Terjadinya pertentangan antara satu agama dengan agama lain
sebagaimana terlihat dalam sejarah, sama sekali bukan disebabkan karena
faktor agama, melainkan karena faktor-faktor lain yang mengatasnamakan
agama. Hal seperti ini harus segera dicegah dan dikembalikan kedalam
situasi yang merperlihatkan keharmonisan hubungan antara agama-agama
yang ada didunia.5
5
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2012).hlm.140-141
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Nata, Abuddin. 2012. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.