Anda di halaman 1dari 10

Retorika

Dakwah
Helwana Fattoliya Rais Sulaiman
Terdiri atas dua istilah

Retorika Dakwah
Retorika berpidato public speaking

Dakwah seruan mengamalkan, mempelajari, memeluk


agama Islam

Sehingga, secara bahasa, Retorika Dakwah adalah


kepandaian berbicara dalam mengajak orang lain untuk
mengamalkan atau mempelajari agama Islam
Retorika dakwah merupakan suatu keterampilan dalam
penyampaian pesan dakwah atau penyampaian secara lisan,
agar memberikan pemahaman kepada masyarakat.

Pesan dakwah disampaikan oleh seorang da’I atau


komunikator.

Disamping memiliki kemampuan atau pemahaman materi


yang baik, seorang da’I atau komunikator juga harus memiliki
kemampuan komunikasi yang efektif.
َ ‫َسََ ِة َو َجاد ِْل ُه ْم ِبالَّتِي ِه‬
َ ‫ي أَ ْح‬
‫َس ُن ِإ َّن‬ َ ‫ظ ِة ْال َح‬ َ ‫س ِبي ِل َر ِب َك ِب ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِع‬
َ ‫ع ِإلَ ٰى‬
ُ ‫ا ْد‬
(QS. An Nahl:125) َ‫علَ ُم ِب ْال ُم ْهت َ ِدين‬ ْ َ ‫س ِبي ِل ِه َو ُه َو أ‬َ ‫ع ْن‬ َ ‫ض َّل‬ َ ‫َرب ََّك ُه َو أَ ْعلَ ُم ِب َم ْن‬

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan


pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.”

Berdasarkan ayat tersebut, maka, retorika dakwah hendaknya dilakukan


dengan bijak, menyejukkan, dan argumentasi kuat.
Retorika Dakwah
QS. An-Nahl:125 menjadi acuan dalam pelaksanaan dakwah.
Terdapat tiga metode retorika dakwah :

O Dengan Hikmah
Dalam tafsir Ibnu Katsir, hikmah -> wahyu yang diturunkan
Allah. Juga bermakna menyesuaikan teknik dakwah dengan
audiens atau objek dakwah (mad’u)
Retorika Dakwah
O Mau’idzah Hasanah
Nasihat dan pengajaran yang baik mealui kisah-kisah, kabar
gembira dan peringatan, lemah lembut, dan lain-lain.

O Mujadalah
Terdapat argumentasi atau bukti, dikemukakan dengan logis
dan cara yang baik; tidak merendahkan objek dakwah.
Tujuan Retorika Dakwah
O ‘Amar Ma’ruf – mengajak kepada kebaikan
O Nahi Munkar – mencegah kemunkaran

Tujuan tersebut berdasarkan QS Ali Imran: 110:


ِ َّ ‫وف َوت َ َْ َه ْونَ َع ِن ْال ُم َْ َك ِر َوتُؤْ ِمَُونَ ِب‬
‫اَّلل ۗ َولَ ْو‬ ِ ‫اس تَأ ْ ُم ُرونَ ِب ْال َم ْع ُر‬ ِ ََّ‫ت ِلل‬ ْ ‫ُك َْت ُ ْم َخي َْر أ ُ َّم ٍة أ ُ ْخ ِر َج‬
َ‫ب لَ َكانَ َخي ًْرا لَ ُه ْم ِم َْ ُه ُم ْال ُمؤْ ِمَُونَ َوأ َ ْكث َ ُر ُه ُم ْالفَا ِسقُون‬ِ ‫آ َمنَ أ َ ْه ُل ْال ِكتَا‬

Arti: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk


manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada
yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik.”
Seorang da’I atau komunikator hendaknya mempelajari
retorika dakwah, agar ceramahnya berhasil dan
mencerdaskan pikiran serta mampu menyentuh hati para
jama’ah.

Retorika dakwah menurut K.H. Muhammad Dainawi:


O Berkata baik
O Dapat dipahami
O Ritme tidak terlalu cepat
O Humoris dalam kebenaran
Penerapan retorika dakwah yang efektif ialah, seperti
disabdakan Rasulullah SAW,

“sebaik-baiknya ucapan itu singkat padat”

Anda mungkin juga menyukai