Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDEKATAN DALAM MEMAHAMI AGAMA ISLAM

DISUSUN OLEH :
AFIFA HAMDALA

DEFANY KARTIKA SARI

YUAN PALEPHI RIAUWAN

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita
semua sehingga kita tetap dalam lindungan-Nya. Sholawat beserta salam kita hidayahkan kepada
nabi Muhammad SAW. Dengan mengucap Allahuma Sholi Ala Muhammad Wa’ala Ali
Muhammad.
Makalah ini berjudul Pendekatan dalam memahami Agama Islam yang penulis tulis dalam
rangka memenuhi bahan perkuliahan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau.
Dengan sangat disadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu saran dan kritik dari pembaca makalah ini akan diterima dengan senang hati.

Wassalamu’alaikum, Wr.Wb

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

a. Latar belakang 4
b. Rumusan masalah 4
c. Tujuan penulisan 5

BAB II PEMBAHASAN 6

a. Metode memahami ajaran Agama Islam 6


b. Metode studi ilmu keislaman 7

BAB III PENUTUP 11

a. Kesimpulan 11

DAFTAR PUSTAKA 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar belakang

Sejak kedatangan Islam pada abad ke-13 M. hingga saat ini, fenomena pemahaman
ke-Islaman, umat Islam masih ditandai keadaan yang amat variatif.
Timbulnya kevariatifan dapat dilacak penyebabnya, mengapa umat tersebut keliru
memahami Islam. Islam yang muatan ajarannya banyak berkaitan dengan masalah-masalah
social ternyata belum dapat diangkat ke permukaan disebabkan metode dan pendekatan
yang kurang komprehensif.
Islam mempunyai banyak dimensi yaitu mulai dari keimanan, akal, ekonomi, politik,
IPTEK, lingkungan, perdamaian sampai kehidupan rumah tangga. Dalam memahami
berbagai dimensi ajaran Islam tersebut memerlukan berbagai pendekatan yang digali dari
berbagai ilmu. Misalnya, dijumpai ayat-ayat tentang proses pertumbuhan dan berbagai
anatomi tubuh manusia. Untuk menjelaskan masalah tersebut memerlukan dukungan ilmu
anatomi tubuh manusia. Untuk membahas ayat-ayat tentang tanaman jelas memerlukan
info pertanian. Seperti itulah hubungan Islam dengan pendekatan berbagai ilmu
pengetahuan. Islam dan ilmu pengetahuan saling berkaitan berpengaruh besar dalam
kehidupan. Ilmu yang benar menunjukkan dalam jalan keimanan dan keimanan yang benar
menunjukkan jalan menuju ajaran Islam yang benar. Bila pendekatan pemahan ke-Islaman
kurang komprehensif, terjadi persepsi yang tidak utuh sehingga terjadi kondisi yang
variatif.
Metode digunakan untuk menghasilkan pemahaman Islam yang komprehensif dan
utuh, guna memadukan perjalanan umat Islam dalam menghadapi dan menjawab
permasalahan ajaran ke-Islaman yang variatif tersebut.
Menurut Bambang sugiarto, tantangan yang dihadapi agama Islam sekarang ini
sekurang-kurangnya ada tiga. Pertama, dalam menghadapi persoalan kontemporer ditandai
dis-orientasi nilai dan degradasi moiralitas, agama ditantang untuk tampil sebagai suara
moral yang otentik. Kedua, agama harus dihadapi kecendrungan prulalisme, mengolah
dalam kerangka teologi baru dan mewujudkannya dalam aksi-aksi kerjasama plural.
Ketiga, agama tampil sebagai pelopor perlawanan terhadap segala bentuk penindasan dan
ketidak adilan.
Studi Islam dengan metode yang tepat diharapkan dapat melahirkan suatu
komunitas yang mampu melakukan perbaikan secara intern dan ekstern. Secara intern,
komunitas itu diharapkan dapat mempertemukan dan mencari jalan keluar dari konflik
intra-agama Islam.

4
b. Rumusan masalah
1. Apa metode memahami ajaran agama Islam?
2. Apa metode studi ilmu ke-Islaman?

c. Tujuan Penulisan
1. Memahami metode ajaran agama Islam
2. Memahami metode studi ilmu ke-Islaman

5
BAB II

PEMBAHASAN

a. Metode memahami ajaran agama Islam

Menurut para ahli yaitu Rothwell dan Kazanas, Metode adalah cara, proses atau
pendekatan untuk menyampaikan sebuah informasi1.
Memahami berasal dari kata paham yang artinya mengerti, memaklumi dan mengetahui
sesuatu hal yang sedang diamati, didengarkan, dikerjakan ataupun sesuatu hal yang sedang
terjadi.
Istilah Islam berasal dari bahasa Arab, dari kata salima dan aslama. Salima
mengandung arti selamat, tunduk dan berserah. Aslama juga mengandung arti kepatuhan,
ketundukan, dan berserah. Orang yang tunduk, patuh dan berserah diri kepada ajaran islam
disebut muslim, dan akan selamat dunia akhirat. Istilah islam merupakan bentuk infinitive
dari kata aslama yang memiliki varian makna yang diafirmasi oleh al-Qur’an langsung,
misalnya dalam ayat-ayat berikut: Islam berarti damai (Qs. Al-Anfal/8: 61 dan Qs. Al-
Hujurat/49: 9), Islam berarti menyerah (Qs.An-Nisa/4: 125 dan Qs.Ali-Imran/3: 83), Islam
berarti penyerahan diri secara totalitas kepada-Nya (Qs.Al-Baqarah/2: 208 dan Qs.Al-
Shaffat/37: 26), Islam berarti bersih dan suci (Qs.Al-Syu’ara/26: 89, Qs.Al-Maidah/5: 6 dan
Qs.Al-Shaffat/37: 84), selamat dan sejahtera (Qs.Maryam/19: 47).
Secara istilah, Islam adalah nama sebuah agama samawi yang disampaikan melalui
para rasul Allah, khususnya Rasulullah Muhammad SAW, untuk menjadi pedoman hidup
manusia. (Supiana, 2012) Islam juga dimaknai sebagai Agama dengan ajaran-ajaran agama
samawi sebelumya yang membawa misi rahmatan lil’alamin.
Dari berbagai defenisi tiap istilah tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa metode
memahami ajaran agama islam adalah sebuah cara, proses, atau pendekatan untuk
menyampaikan sebuah infoirmasi untuk mendapatkan pemahaman terhadap ajaran agam
islam dengan tujuan utama sebagai rahmatan lil’alamin.
Metode memahami ajaran Islam harus dilihat dari berbagai dimensi. Dalam hubungan ini
jika Islam di tinjau dari satu sudut pandang, maka yang terlihat hanya satu dimensi saja. Ali
syari’ati lebih lanjut mengatakan, ada berbagai cara memahami Islam. Salah satu cara ialah
dengan mengenal Allah dan membandingkan-Nya dengan sesembahan agama-agama lain.
Cara lainnya ialah dengan mempelajari kitab al-qur’an dan membandingkannya dengan
kitab-kitab samawi (atau kitab-kitab yang dikatakan sebagai samawi) lainnya. Tetapi ada lagi
cara lain, yaitu dengan mempelajari kepribadian rasul Islam dan membandingkannya dengan
tokoh-tokoh besar pembaruan yang pernah hidup dalam sejarah.
1
https//www.pelajaran.co.id/2016/pengertian-dan-defenisi-metode-menurut-para-ahli-terlengkap.html

6
Untuk memahami Islam secara benar, terdapat 4 cara yang tepat menurut Nasruddin
Razak, yaitu:
1. Islam harus dipelajari dari sumbernya yang asli yaitu Al-Qur’an dan Sunah Rasul.
2. Islam harus dipelajari secara integral atau secara keseluruhan.
3. Islam perlu dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar, kaum Zu’ama
dan
sarjana Islam.
4. Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif teologis dalam Al-Qur’an kemudian
dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris dan sosiologis.
Dari beberapa metode tersebut terdapat dua metode dalam memahami Islam secara
garis besar, yaitu:
1. Metode komparasi yaitu metode memahami Islam dengan membandingkan seluruh aspek
Islam
dengan agama lainnya agar tercapai pemahaman Islam yang obyektif dan utuh.
2. Metode sintetis yaitu metode memahami Islam memadukan metode ilmiah dengan metode
logis
normative.

b.
Metode Studi-studi Ilmu Keislaman

Studi Islam yaitu ajaran-ajaran yang berhubungan dengan Islam. Studi penting karena
sangat berperan dan berfungsi dalam masyarakat. Studi Islam bertujuan mengubah
pemahaman dan penghayatan keislaman masyarakat inter dan antar agama. Adapun
perubahan yang diharapkan adalah formalisme kepahaman menjadi substantive keagamaan
dan sikap enklusivisme menjadi sikap universalisme.
Metode studi ilmu keislaman diharapkan dapat melahirkan suatu komunitas yang mampu
melakukan intern dan ekstern. Secara intern,komunitas itu diharapkan dapat mempertemukan
dan mencari jalan keluar dari konflik intra agama Islam. Secara ekstern,studi Islam bersifat
memihak,romantis,apologis dan subjektif. Jika dilihat dari segi historis Islam tampak sebagai
disiplin ilmu. Dari kategori tersebut muncullah apa yang dikenal MDA, MTs, MA dan
Institut Agama Islam.3

Berbagai pendekatan dalam studi Islam:


1. Pendekatan teologis normatif
Pendekatan teologi normatif dalam memahami nagama secara harfiah dapat diartikan
sebagai upaya memahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhana yang

7
bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empiric dari suatu keagamaan dianggap
sebagai yang paling benar dibandingkan dengan yang lainnya. Amin Abdullah
mengatakan, bahwa teologi, sebagaimana kita ketahui tidak pasti mengacu kepada
agama tertentu. Loyalitas terhadap kelompok sendiri,komitmen dan dedikiasi yang
tinggi serta penggunaan bahasa yang bersifat subjektif, yakni bahasa sebagai
pelaku,bukan sebagai pengamat adalah merupakan ciri yang melekat pada bentuk
pemikiran teologis. 2Karena sifat dasarnya partikularistik, maka dengan mudah kita
dapat menemukan teologi Kristen-katolik, teologi Kristen Protestan, dan begitu
seterusnya. Dan jika diteliti lebih mendalam lagi, dalam intern umat beragama
tertentu pun masih dapat di jumpai berbagai paham atau sekre keagamaan. Menurut
informasi yang diberikan The Encyclopaedia Of American Religion, di Amerika
Serikat terdapat 120 sekre keagamaan. Satu diantaranya adalah Davidian yang pada
bulan April 1993 pemimpin sekre Davidian bersama 80 orang pengikut fanatiknya
melakukan bunuh diri masal setelah berselisih dengan kekuasaan pemerintah
Amerika Serikat.
2. Pendekatan Antropologis
Pendekatan Antropologis dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu
upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat. Melalui pendekatan ini agama tampak akrab dan
dekat dengan masalah-masalah yang dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan
memberikan jawabannya. Dengan kata lain bahwa cara-cara yang digunakan dalam
disiplin ilmu Antropologi dalam melihat suatu masalah digumakan pula untuk
memahami agama. Sejalan dengan pendekatan tersebut, maka dalam berbagai
penelitian Antropologi dapat ditemukan adanya hubungan positif antara kepercayaan
agama dengan kondisi ekonomi dan politik. Melalui pendekatan antropogis, kita
melihat bahwa agama ternyata berkorelasi dengan etos kerja dan perkembangan
ekonomi suatu masyarakat. Dalam hubungan ini, jika kita ingin mengubah pandangan
dan sikap etos kerja seseorang, maka dapat dilakukan dengan cara mengubah
pandangan keagamaannya.
3. Pendekatan Sosiologis
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan
menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya itu. Sosiologi
mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh serta
berubahnya perserikatan-perserikata hidup itu serta pula kepercayaannya, keyakinan
yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama itu dalam tiap persekutuan
hidup manusia. Sementara itu,3 Soerjono Soekanto mengatikan sosiologi sebagai
suatu Ilmu pengetahuan yang membatasi diri terhadap persoalan penilaian. Di dalam
ilmu ini juga dibahas tentang proses-proses social mengingat bahwa pengetahuan
perihal struktur masyarakat saja belum cukup untuk memperoleh gambaran yang
2
Eric.J.Sharpe, Comparative Religion Of History, (London: Duckworth, 1986), hlm. 313.
3
Hassan Shadily, Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1983), cet. IX, hlm. 1.

8
nyata mengenai kehidupan bersama dari manusia. Selanjutnya, sosilogi dapat
digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami agama. Hal demikian
dapat dimengerti, karena banyak bidang kajian agama yang baru dapat dipahami
secara proporsional dan tepat apabila digunakan jasa bantuan dari ilmu sosiologi4
4. Pendekatan Filosofis
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari pbilo yang berarti cinta kepada kebenaran,
ilmu, dan hikmah. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Poerwadarminta
mengartikan filsafat sebagai pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai sebab-sebab, asas-asas, hukum dan sebagainya terhadap segala yang ada di
alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti “adanya” sesuatu5. Pengertian
filsafat yang umumnya digunakan adalah pendapat yang dikemukakan Sidi Gazalba.
5. Pendekatan Historis
Sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang didalam nya dibahas berbagai peristiwa
dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang, dan pelaku dari
peristiwa tersebut. 6Menurut ilmu ini, segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat
kapan peristiwa itu terjadi, dimana, apa sebabnya, siapa yang terlibat dalam peristiwa
tersebut. Melalui pendekatan sejarah seseorang diajak menukik dari alam idealis
kealam yang bersifat empiris dan mendunia. Dari keadaan ini seseorang akan melihat
adanya kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat dalam alam idealis dengan
yang ada di alam empiris dan historis.
6. Pendekatan Kebudayaan
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan
dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat
dan berarti pula kegiatan (usaha) batin (akal dan sebagainya) untuk menciptakan
suatu yang termasuk hasil kebudayaan7. Sementara itu, Sutan Takdir Alisjahbana
mengatakan bahwa kebuyaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang terjadi dari
unsur-unsur yang berbeda seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat
istiadat, dan segala kecakapan lain yang diperoleh oleh manusia sebagai anggota
masyarkat
7. Pendekatan Psikologis
Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa seseorang melalui gejala
perilaku yang dapat diamatinya. Menurut Zakiah Daratjad 8, perilaku seseorang yang
tampak lahirlah terjadi karena dipengaruhi oleh keyakinan yang di anut nya.
Seseorang ketika berjumpa saling mengucapkan salam, hormat kepada kedua orang
tua, kepada guru, menutup aurat, rela berkorban untuk kebenaran, dan sebagai nya
merupakan gejala-gejala keagaman yang harus dijelaskan melalui ilmu jiwagama.

4
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: CV Rajawali, 1982), cet. 1, hlm. 18 & 53.
5
J.S.Poerwadanminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka 1991 cet. XII, hlm. 280.
6
Lihat Taufiq Abdullah (Ed), Sejarah dan Masyarakat, (Jakarta:Pustaka Firdaus, 1987), hlm. 105.
7
W.J.S.Poerwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, op. cit., hlm. 156.
8
Zakaia Daratjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), cet. I, hlm. 76.

9
Dengan Ilmu jiwa ini seseorang selain akan mengetahui tingkat keagamaan yang
dihayati, dipahami dan diamalkan seseorang juga dapat digunakan sebagai alat untuk
memasukkan agama kedalam jiwa seseorang sesuai tingkatan usianya. Dengan ilmu
ini agama akan menemukan cara yang tepat dan cocok untuk menanamkannya.

BAB III
PENUTUP

9
Nasruddin Razak , Denul Islam, Al-Ma’arif Bandung, 1989, hlm 56-57
3
Abuddin nata, Op,Cit., hlm. 105

10
a. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa agama dapat dipahami melalui berbagai
pendekatan. Dengan pendekatan itu semua orang akan sampai pada agama. Seorang
teolog, sosiolog, antrolog, sejarahwan, ahli ilmu jiwa dan budaya akan sampai pada
pemahaman agama yang benar. Disini kita melihat bahwa agama bukan hanya monopoli
kalangan teolog dan normatif belaka, melainkan agama dapat dipahami semua orang
sesuai dengan pendekatan dan kesanggupan yang dimilikinya. Dari keadaan demikian
seseorang akan memiliki kepuasan dari agama, karena seluruh persoalan hidupnya
mendapat bimbingan dari agama.
Di tengah-tengah perdebatan di sekitar setuju atau tidak setuju dengan Islamisasi ilmu
pengetahuan tersebut, tampaknya Islamisasi ilmu pengetahuan tersebut pada akhirnya
merupakan suatu keharusan. Lahirnya Industri perbankan yang berbasiskan syariah
seperti yang dipraktikkan pada Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri,
dan sebagainya menunjukkan pentingnya nilai-nilai Islam terintegrasi ke dalam sistem
perekonomian yang dikembangkan masyarakat. Demikian pula praktik kehidupan
kenegeraan yang semakin menuntut perlunya ditegakkan asas keadilan, kejujuran,
demokrasi, transparansi, dan sebagainya menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam perlu di
integrasikan ke dalam praktik kenegaraan. Demikian pula munculnya Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang ditujukan pada upaya mengintegrasikan
ilmu agama dan umum, juga merupakan bukti perlunya program Islamisasi ilmu
pengetahuan itu di laksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Rohimat,Asep Maulana. (2018). Metodologi Studi Islam: Memahami Islam Rahmatan


Lil’alamin. Yogyakarta: Gerbang Media.

Abuddin Nata. (2004). Metodelogi Studi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
11
https://www.pelajaran.co.id/2016/16/pengertian-dan-definisi-metode-menurut-para-ahli-
terlengkap.html

Wahidin M.Ag.(2011). Metodologi Studi Islam. Pekanbaru: Suska Press, 2011

Nasruddin Razak , Denul Islam, Al-Ma’arif Bandung, 1989, hlm 56-57

Abuddin nata, Op,Cit., hlm. 105

12

Anda mungkin juga menyukai