1. Tuliskan sejarah lahirnya Aljam’iyatul Washliyah secara ringkas, beruntut, dan jelas?
Jawaban: Al Jam’iyatul Washliyah merupakan organisasi Islam yang lahir pada 30
November 1930 dan bertepatan 9 Rajab 1349 H di kota Medan, Sumatera Utara. Al
Jam’iyatul Washliyah yang lebih dikenal dengan sebutan Al Washliyah lahir ketika bangsa
Indonesia masih dalam penjajahan Hindia Belanda (Nederlandsh Indie). Sehingga para
pendiri Al Washliyah ketika itu turut pula berperang melawan penjajah Belanda. Tidak
sedikit para tokoh Al Washliyah yang ditangkap Belanda dan dijebloskan ke penjara.
Tujuan utama untuk mendirikan organisasi Al Washliyah ketika itu adalah untuk
mempersatukan umat yang berpecah belah dan berbeda pandangan. Perpecahan dan
perbedaan tersebut merupakan salah satu strategi Belanda untuk terus berkuasa di bumi
Indonesia. Oleh karena itu, Organisasi Al Washliyah turut pula meraih kemerdekaan
Indonesia dengan menggalang persatuan umat di Indonesia.
Penjajah Belanda yang menguasai bumi Indonesia terus berupaya agar bangsa Indonesia
tidak bersatu, sehingga mereka terus mengadu domba rakyat. Segala cara dilakukan
penjajah agar rakyat berpecah belah. Karena bila rakyat Indonesia bersatu maka
dikhawatirkan bisa melawan pejajah Belanda.
Upaya memecah belah rakyat terus merasuk hingga ke sendi-sendi agama Islam. Umat
Islam kala itu dapat dipecah belah lantaran perbedaan pandangan dalam hal ibadah dan
cabang dari agama (furu’iyah). Kondisi ini terus meruncing, hingga umat Islam terbagi
menjadi dua kelompok yang disebut dengan kaum tua dan kaum muda. Perbedaan paham
di bidang agama ini semakin hari semakin tajam dan sampai pada tingkat meresahkan.
Dengan terjadinya perselisihan di kalangan umat Islam di Sumatera Utara khususnya kota
Medan, para pelajar yang menimba ilmu di Maktab Islamiyah Tapanuli Medan berupaya
untuk mempersatukan kembali umat yang terpecah belah itu. Upaya untuk mempersatukan
umat Islam terus dilakukan dan akhirnya terbentuklah organisasi Al Jam’iyatul Washliyah
yang artinya Perkumpulan yang menghubungkan. Maksudnya adalah menghubungkan
manusia dengan Allah Swt. dan menghubungkan manusia dengan manusia (sesama umat
Islam).
2. Gambarkan lambang/ logo Aljam’iyatul Washliyah, dan jelaskan makna dari gambar-
gambar tersebut?
Jawaban:
Lambang Al Washliyah
Lambang Al Washliyah yang digunakan berupa lambing dengan warna hijau dan bergambar
bulan sabit dengan lima bintang yang berwarna putih. Masing-masing dari gambar tersebut
memiliki artinya sendiri yang mencerminkan sejarah berdirinya Al Washliyah. Berikut adalah
penjelasannya.
Bulan Terbit
Bulan terbit mencerminkan bulan purnama raya yang sedang memancarkan cahayanya di
alam dunia. Hal ini juga merupakan peringatan kepada aam bahwa agama Islam akan
berkembang merata ke seluruh penjuru alam. “Dialah Allah yang telah menjadikan matahari
bersinar dan bulan bercahaya.” (Al Qur’an)
Lima Bintang
Simbol lima bintang yang ada pada logo organisasi ini melambangkan sendi kebenaran
agama Islam dengan lima rukun Islam. Yang utama merupakan sembahyang lima waktu yang
merupakan fondasi kokoh yang menyinari rohani dan jasmani umatnya supaya dapat
menunaikan perintah Ilahi untuk mencapai kemuliaan di dunia dan di akhirat. “Dan akan
beberapa tanda, dan dengan bintang itu mereka mendapat petunjuk.” (Al Qur’an)
Warna Putih
Warna putih dari logo organisasi ini mencerminkan keimanan orang yang mukmin sebagai
cahaya bulan yang baru terbit. Warna sinar yang terpancar merupakan cahaya terang
benderang dan tetap akan timbul meskipun ada hujan, awan, serta angin badai kencang.
Cahaya itu akan tetap bersinar hingga saat penghabisan dan tidak akan lenyap.
“Dan Dialah Allah yang telah menjadikan bagi kamu akan beberapa bintang supaya kamu
dapat petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami nyatakan beberapa
tanda bagi kaum yang mengerti.” (Al Qur’an).
3. Tuliskan tujuan dan visi-misi Aljam’iyatul Washliyah?
Jawaban:
Tujuan Al jm’iyatul Washliyah:
1. Mengamalkan ajaran Islam untuk kebahagiaan dunia dan akhirat
2. Mewujudkan masyarakat yang beriman, bertaqwa, aman, damai, adil, makmur diridhai
Allah Swt. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
3. Menumbuhkan gairah dan dorongan yang kuat dalam masyarakat Indonesia untuk turut
berperan serta secara aktif dalam Pembangunan Nasional.
Visi Al Washliyah:
visi Al Washliyah pada umumnya adalah untuk melakukan jihad fi sabilillah yang artinya
untuk berjihad berjuang dengan sungguh-sungguh di jalan Allah, dan mencari
mardhatillah, yang artinya untuk mencari ridha Allah. Maka dari itu, untuk mencapai visi
tersebut, Al Washliyah memiliki visi khusus yaitu membangun washilah yang berarti
sebagai suatu kelompok komunitas Islam yang selalu berjuang untuk membangun dan
memperkuat hubungan manusia dengan Allan dan antar manusia dengan manusia.
Misi Al Washliyah
1. Untuk meningkatkan iman, ilmu dan amal.
2. Menjalin kerjasama dengan setiap organisasi Islam untuk memajukan Islam.
3. Melindungi anggota dimanapun ia berada dari keterbelakangan di segala bidang,
gangguan dan ancaman.
4. Memberikan kontribusi dalam upaya menciptakan ketertiban bangsa dan umat Islam
dengan damai, adil dan sejahtera.
5. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan sesama warga Al- Washliyah dan
dengan organisasi lainya termasuk pemerintah.
BAB I
Pasal 1
BAB II
AZAS DAN AKIDAH
Pasal 2
Asas dan akidah
Al Washliyah berasaskan Islam dalam iktihad, dalam hukum fikih bermazhab Ahlus Sunnah
Wal Jama’ah dengan mengutamakan Mazhab Syafi’i.
BAB III
TUJUAN, SIFAT FUNGSI DAN USAHA
Pasal 3
Tujuan
Al Washliyah bertujuan :
a. Mengamalkan ajaran Islam untuk kebahagiaan dunia dan akhirat
b. Mewujudkan masyarakat yang beriman, bertaqwa, aman, damai, adil, makmur diridhai Allah
Swt. dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
c. Menumbuhkan gairah dan dorongan yang kuat dalam masyarakat Indonesia untuk turut
berperan serta secara aktif dalam Pembangunan Nasional.
Pasal 4
Sifat
Pasal 5
Fungsi
Pasal 6
Usaha
BAB IV
A N G GO T A
Pasal 7
BAB V
PIMPINAN
Pasal 8
Tingkat Pimpinan
Pasal 9
Pengurus Besar
Pasal 10
Hak dan Kewajiban Pengurus Besar
(1) Pengurus Besar berhak menetapkan dan melaksanakan segala sesuatu yang tidak termasuk
dalam Anggaran Dasar dan Anggara Rumah Tangga dan tidak tersebut dalam putusan
muktamar, sepanjang tidak bertentangan dengan jiwa dan semangat Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan Putusan Muktamar.
(2) Pengurus Besar berkewajiban memimpin dan mengawasi organisasi yang berfungsi
sebagaimana di sebutkan pada pasal (5).
(3) Pengurus Besar berkewajiban menyampaikan kebijaksanaan kepada Dewan Fatwa.
(4) Pengurus Besar berhak mewakili organisasi di dalam dan luar pengadilan dan dapat
menunjuk pihak lain bertindak untuk dan atas nama organisasi dalam mewakili kepentingan
organisasi.
BAB VI
DEWAN FATWA
Pasal 11
(1) Dewan Fatwa adalah badan permusyawaratan ulama dan cendekiawan Al Washliyah yang
berfunsi dan berwenang memberi fatwa sebagai pedoman penyelesaian persoalan-persoalan.
(2) Dewan Fatwa terdiri atas seorang Ketua, 2 (dua) Wakil Ketua, seorang Sekretaris, dan
beberapa anggota dewan yang berasal dari kalangan ulama dan cendekiawan muslim.
(3) Ketua dan Wakil Ketua Dewan Fatwa di tetapkan oleh muktamar. Sedangakn Sekretaris dan
anggotanya disusun bersama-sama oleh Ketua/Wakil Ketua Dewan Fatwa dan Pengurus
Besar, sebagai Mandataris Muktamar, dan di tetapkan oleh Pengurus Besar.
(4) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada pasal 11 ayat (1) Dewan Fatwa
berhak memutuskan sesuatu hukum dan penyelesaian persoalan-persoalan yang timbul di
kalangan Al Washliyah.
(5) Pengurus Besar wajib melaksanakan keputusa-keputusan sebagaimana di maksud pada
pasal 11 ayat (4) di atas.
(6) Dewan Fatwa berhak mengawasi dan menegur Pengurus Besar. Teguran dimaksud di
sampaikan kepada Pengurus Besar setelah di putuskan dalam rapat Dewan Fatwa.
(7) Setelah dapat penjelasan dari Pengurus Besar dalam rapat Dewan Fatwa, Dewan Fatwa
berhak menyarankan kepada pengurus Besar untuk menjatuhkan sanksi organisasi terhadap
personalia Pengurus Besar yang melakukan tindakan yang bertentangan dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan/atau Keputusan Muktamar.
(8) Dalam hal yang menyangkut Pengurus Besar, rapat Dewan Fatwa dihadiri oleh Personalia
Dewan Fatwa dan Wakil dari Pengurus Besar.
BAB VII
DEWAN PENASEHAT
DAN PERTIMBANGAN
Pasal 12
(1) Dewan Penasehat dan Pertimbangan adalah badan konsultatif organisasi yang berfungsi
memberikan nasehat dan pertimbangan dalam upaya pembinaan dan pengembangan
organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
(2) Dewan Penasehat dan pertimbangan terdiri atas seorang Ketua dan beberapa orang anggota
yang berasal dari tokoh masyarakat.
(3) Ketua dan anggota Dewan Penasehat dan Pertimbangan ditetapkan oleh Pengurus Besar.
BAB VIII
MAJELIS
Pasal 13
(1) Untuk mencapai tujuan dan kelancaran pelaksanaan usaha-usaha organisasi sebagaimana
dimaksud pada pasal 4 dan 6 Anggaran Dasar, diadakan Majelis-majelis.
(2) Majelis-majelis berfungsi sebagai badan pembantu pimpinan, sesuai dengan tingkat dan
bidangnya masing-masing.
BABIX
ORGANISASI BAGIAN
Pasal 14
(1) Organisasi Bagian adalah organisasi otonom yang tidak terlepas dari organisasi Al
Washliyah, berada di bawah pengawas dan bimbingan Pengurus Besar, serta seasas dan
setujuan dengan Al Washliyah.
(2) Organisasi Bagian mempunyai Pimpinan Pusat yang dipilih dan ditetapkan dalam Muktamar
masing-masing.
(3) Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Organisasi Bagian berlaku setelah dikukuhkan
oleh Pengurus Besar.
BABX
LEMBAGA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 15
Lembaga Pengambilan Keputusan
BAB XI
PENGASILAN, HAK MILIK DAN WAKAF
Pasal 16
Penghasilan
Pasal 17
Hak Milik dan Wakaf
(1) setiap harta benda yang dibeli oleh atau usaha atas nama organisasi Al Washliyah atau
diusahakan dan/atau diserahkan kepada Al Washliyah untuk atas nama Al Washliyah, maka
harta benda tersebut menjadi hak milik Al Washliyah dan terdaftar pada Pengurus Besar Al
Washliyah.
(2) Setiap pimpinan Al Washliyah secara ex officio menjadi nazir setiap harta benda wakaf
yang diserahkan kepada Al Washliyah.
(3) Pemindahan segala hak atas hak milik Al Washliyah harus dengan izin tertulis dari Pengurus
Besar.
(4) Ketentuan pasal 17 ayat (3) di atas juga berlaku terhadap harta wakaf yang berada di bawah
kenaziran Al Washliyah.
(5) Hak pemilikan setiap harta benda Al Washliyah yang pimpinannya di tempat tertentu
dibubarkan, dikuasai oleh pimpinan yang diatasnya.
(6) Apabila organisasi ini dibubarkan, maka berdasarkan Keputusan Muktamar, segala harta
benda yang dimilikinya dan harta wakaf yang berada di bawah kenazirannya digunakan untuk
keperluan Islam.
BAB XII
BENDERA, LAMBANG DAN LAGU
Pasal 18
Bendera
Pasal 19
Lambang
Lambaing Al Washliyah adalah bulan sabit berbintang lima, di dalam perisai berpuncak lima,
bertuliskan الجمعية الوصلية (aksara Arab/Khot sulus), berwarna putih dan dasar hijau.
Pasal 20
Lagu
BAB XII
PEMBUBARAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 21
Organisasi ini tidak dapat dibubarkan kecuali ¾ dari seluruh anggota biasa menghendakinya,
atau berdasarkan Keputusan Muktamar yang secara khusus diadakan untuk itu.
Pasal 22
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut di dalam
Anggaran Rumah Tangga dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
Anggaran Dasar.
......................................................................................................................................................
Ketentuan: