Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KONSEP MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM

Dosen pengampu:

Achnad Junaidi, S.Ag.,M.Pd.I

Disusun oleh:

Muslimatun Fitria (144012223023)

Izzatur Rifqiyah (144012223012)

Muhammad Zakarya (144012223021)

Lailatul Qomariyah (144012223012)

Dyah Septiyani (144012223007)


PROGRAM STUDI DIII KEPERWATAN

STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG

TAHUN AJARAN 2023/2024

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, petunjuk serta
karunianya, sehingga penyusunan makalah yang berjudul “konsep manusia dalam pandangan
islam” dapat terselesaikan dengan lancar dan tepat waktu.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan yang berharga ini dengan segala kerendahan hati,
perkenankan penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya kepada
seluruh pihak yang telah membantu dengan setulus hati dalam proses penyusunan makalah ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini sangat jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan mengingat kemampuan kami yang terbatas. Untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan dan kami terima dengan senang
hati.

Genggong, 21 Oktober 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................

DAFTARISI............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................................

B. Rumusan Masalah.................................................................................................

C. Manfaat dan Tujuan..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................

A.Pembahasan konsep manusia dalam pandangan islam

B.Manfaat manusia dalam pandangan islam

BAB III PENUTUP.........................................................................................................

A.Kesimpulan

B.Penutup

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
petunjuk serta karunianya, sehingga penyusunan makalah yang berjudul konsep manusia dalam
pandangan islam dapat terselesaikan dengan lancar dan tepat waktu.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan yang berharga ini dengan segala kerendahan hati,
perkenankan penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya kepada
seluruh pihak yang telah membantu dengan setulus hati dalam proses penyusunan makalah ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini sangat jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan mengingat kemampuan kami yang terbatas. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan dan kami terima dengan senang hati.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perbuatan manusia merupakan salah satu isu sentral dalam teologi Islam. Dalam
sejarah pemikiran Islam, hal ini telah menimbulkan sikap pro dan kontra di kalangan
mutakallimin. Silang pendapat terjadi seputar apakah perbuatan manusia itu adalah
ciptaan atau pilihan manusia sepenuhnya, ataukah perbuatan manusia tersebut merupakan
ciptaan atau pilihan Allah.' Al-Qur'an sebagai wahyu (kalam Allah) merupakan petunjuk
dan pedoman bagi umat Islam. Di antara informasi yang diberikan oleh al-Qur'an tentang
perbuatan manusia, ada dua macam:
1. Informasi yang menyatakan bahwa perbuatan manusia merupakan perbuatan Tuhan.
Dengan kata lain perbuatan manusia pada hakikatnya adalah perbuatan Tuhan. Hal
ini ditemukan dalam firman Allah:
Bagaimana cara menangani masalah ini?
"Padahal Allah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu." (QS. Al-
Saffat: 96) 2. Informasi yang menyatakan bahwa perbuatan manusia bukanlah
perbuatan Tuhan, tetapi perbuatan manusia itu sendiri. Dengan pengertian bahwa
perbuatan itu diciptakan oleh manusia itu sendiri. Hal ini terdapat dalam firman
Allah: Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan,
(Jakarta: Ul Press, 1986), cet. ke-5, h. 9
Perbuatan Manusia dalam Pandangan H. Agus Salim dan Harum Nasution

‫له تعبت من بين يديه ومن خليه يخلطوَنُه ِم ْن َأمر هللا إن هللا ال يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بانفسهم وإذا أراد الله يقومي شود كه‬
‫فال مرة لك وما لهم من كونه من والي‬

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka


mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Q.S. Ar-Ra'd: 11)
Persoalan yang saya tuangkan di atas merupakan salah satu penyebab lahirnya
beberapa aliran kalam dalam teologi Islam atau ilmu kalam dengan pandangan yang
berbeda-beda, seperti: Qadariah, Jabariah, Mu'tazilah, al-Asy 'ari, Maturidiyah, dan
lain-lain. Dalam teologi Islam, persoalan mengenai perbuatan manusia terdapat dua
kutub yang saling bertolak belakang, yaitu: 1. Golongan yang percaya pada karsa
bebas dan kemampuan manusia untuk mewujudkan kemauan dan perbuatannya,
mereka disebut Qadariah.

2. Golongan yang berpendapat bahwa manusia pada hakikatnya tidak mempunyai


kemauan untuk mewujudkan keinginan dan perbuatannya, karena itu segala
perbuatan manusia telah dikehendaki oleh Tuhan sebagai penciptaan perbuatan
manusia yang disebut Jabariah.2 Kaum Mu'tazilah, karena dalam sistem teologi
mereka yang memandang bahwa manusia mempunyai daya yang besar lagi bebas,
sudah barang tentu menganut paham qadariah atau free will dan memang mereka
juga disebut Dawam Rahardjo, Insan Kamil dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Gratifer,
1987), h. 31 Qadiriah. begitu pula keterangan-keterangan dan tulisan-tulisan para
pemuka Mu'tazilah banyak mengandung pemahaman kebebasan dan
memperdayakannya manusia atas perbuatan-perbuatannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian konsep manusia dalam pandangan islam ?
2. Apa ciri-ciri konsep manusia dalam pandangan islam?
3. Apa manfaat konsep manusia dalam pandangan islam?
4. Apa tujuan konsep manusia dalam pandangan islam?
5. Apa fungsi konsep manusia dalam pandangan islam?
C. TUJUAN
1. Supaya kita dapat mengetahui konsep manusia dalam pandangan islam
2. Supaya kita mengetahui ciri-ciri konsep manusia dalam pandangan islam
3. Agar kita dapat mengetahui manfaat konsep manusia dalam pandangan islam
4. Supaya kita tau tujuan dari konsep manusia dalam pandangan islam
5. mengetahui fungsi dari konsep manusia dalam pandangan islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian konsep manusia dalam pandangan islam


Manusia menurut Murtadha Muthahhari adalah makhluk yang sangat unik,
memiliki kecerdasan yang bertanggung jawab dan makhluk rasional. Manusia dilahirkan
tanpa mengetahui apa-apa namun Allah memberinya kelebihan berupa pendengaran,
penglihatan, akal dan hati yang digunakan untuk membekali hidupnya menjadi manusia
yang baik dan bersyukur. Dengan itu manusia dapat beribadah, bertakwa dan bertaqwa
kepada-Nya, yaitu dengan mengabdikan kemampuannya di dunia inilah yang disebut
dengan manusia sempurna. Konsep kemanusiaan ini tercermin dalam rumusan tujuan
pendidikan bahwa tujuan pendidikan adalah mewujudkan manusia yang sempurna
dengan melatih jiwa, akal, pikiran, perasaan, dan jasmani manusia dengan demikian,
pendidikan hendaknya berupaya untuk menumbuhkan seluruh potensi manusia baik
rohani, rohani, dan jasmani. intelektual, imajinatif, fisik, ilmu pengetahuan, dan bahasa
baik secara individu maupun kelompok. Melalui pikiran dan hati yang diberikan Tuhan
serta dengan pendidikan yang diterima manusia, mereka akan mampu bersosialisasi
dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.
B. Manfaat konsep manusia dalam pandangan islam
Kemanusiaan termasuk dalam permasalahan kontemporer yang sedang
dipermasalahkan, terutama terkait hak asasi manusia. Pandangan dunia Barat yang
Sekular lebih sering menuduh Islam sebagai pelanggar hak asasi manusia. Tuduhan
tersebut didasarkan pada prinsip bahwa manusia adalah setara dan mempunyai kebebasan
memilih jalan hidup. Penelitian ini dirancang untuk mengungkap konsepsi Islam terhadap
konsep kemanusiaan dan hak asasi manusia yang tertuang dalam Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia. Dengan demikian, umat Islam harus berdiri secara proporsional
dalam menyikapi permasalahan kemanusiaan. Bersifat deskriptif dan kualitatif dengan
menggunakan metode komparatif, dimulai dengan menguraikan pandangan dunia Barat
terhadap kemanusiaan dan hak asasi manusia; kemudian, membandingkan deklarasi
tersebut dengan pandangan dunia Islam. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam kaitannya
dengan Islam, terdapat kesalahpahaman di Barat mengenai kebebasan beragama.
Misalnya, seseorang bebas memilih dan meninggalkan suatu agama, serta bebas menikah
dengan penganut agama lain. Tentu saja konsepsi ini adalah akibat dari pandangan dunia
Barat yang mengabaikan Wahyu (wahyu). Sebaliknya, Islam Worldview menjadikan
Wahyu sebagai pedoman dan rujukan dalam segala aspek kehidupan, termasuk
kemanusiaan dan hak asasi manusia.
Ajaran Islam menawarkan beberapa kelebihan dalam memandang konsep
manusia.
1. Islam mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki martabat tinggi
dan harus dihormati. Setiap individu dianggap berharga dan memiliki hak yang sama
di hadapan Tuhan dan sesama manusia.
2. Islam menekankan pentingnya pandangan holistik terhadap manusia. Islam
mengajarkan bahwa manusia adalah gabungan dari dua aspek, yaitu jasmani dan
rohani. Keseimbangan dalam menjaga kedua aspek ini sangat penting untuk mencapai
kebahagiaan dan kesuksesan hidup.
3. Kelebihan lainnya adalah Islam mengajarkan manusia untuk hidup dengan
mengedepankan nilai-nilai moral dan etika yang baik. Tindakan baik, kejujuran,
keadilan, dan kasih sayang adalah prinsip-prinsip yang diajarkan oleh agama Islam.
Dengan menjalankan nilai-nilai ini, manusia akan mampu mencapai kehidupan yang
harmonis dan layak di hadapan Tuhan.
BAB III

A. KESIMPULAN
Manusia adalah sebagai subjek pendidikan, sekaligus sebagai obyek pendidikan
artinya sasaran atau bahan yang dibina. Sedikitnya ada enam konsep yang digunakan Al-
Qur' an untuk menunjuk pada makna manusia, namun secara khusus memiliki penekanan
pengertian yang berbeda. yaitu: Pertama Sebagai Abd Allah yaitu artinya menusia
diciptakan oleh Allahsupaya untuk mengabdi kepada-Nya. Di antara sikap seorang
hamba yang harus diperlihatkan kepada tuannya, adalah sikap tunduk, patuh dan taat.
Semuanya tanpa pamrih, Kedua Bani Adam pada hakekatnya menausia berasal dari
nenek morang yang sama, yakni adam as. Dan Siti Hawa. Adam as manusia pertama
yang diciptakan oleh Allah swt, Ketiga Basyr manusia terdiri dari unsur materi, yakni
dalam tampilan bentuk fisik material. Keempat Insan, Penggunaan kata insan dalam al-
qur' an untuk menggambarkan manusia dengan segala totalitasnya. Kelima Konsep al-ins
mengisyaratkan ari "tidak liar' atau 'tidak biadab Dalam konteks ini menusia merupakan
kebalikan dari jin yang menurut dalil aslinya bersifat metafisik KeenamAn-Nas dalam
Al-Qur'an umumnya dihubungkan dengan fungsi manusia sebagai makhluk sosial.
Manusia diciptakan sebagai makhluk bermasyarakat, yang berawal dari pasangan laki-
laki dan wanita kemudian berkembang menjadi suku dan bangsa untuk saling kenal
mengenal "berinterksi"
B.PENUTUP

Masyarakat di Indonesia mengalami penerjemahan yang berbeda-beda dengan sudut pandang


yang berbeda seperti masyarakat madani, masyarakat sipil, masyarakat kewarganegaraan, civil
society. Sebagai kesatuan sosial, masyarakat merupakan kumpulan manusia yang secara
individual mengejawantahkan perilakunya berdasarkan moralitas keagamaan, baik dalam proses
intraksi antar individu maupun secara kolektif. Masyarakat menurut Islam adalah sebuah
masyarakat dimana penegasan mengenai pentingnya nilai-nilai kemanusiaan yang berlandaskan
agama adalah sebagai syarat mutlak dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Beradasarkan
pentingnya moralitas agama itulah, tampaknya demokrasi bukanlah syarat yang mencukupi
untuk membangun masyarakat madani. Jika masyarakat dipahami sebagai syarat demokrasi,
maka terbentuknya institusi-institusi sosial yang otonom pada gilirannya hanya akan menjadi
malapetaka berupa konflik-konflik sosial dan politik yang berbahaya, apabila setiap individu di
dalamnya tidak bersedia saling menunjukkan toleransi, termasuk dalam hubungan antar agama,
suku, asosiasi-asosiasi masyarakat lainnya. Disinilah eksistensi masyarakat madani, karena itu,
perilakunya harus mencerminkan keberadaban. Setiap individu dan kelompok dituntut saling
menghargai perbedaan, tanpa merusak integrasi kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Al Daulah: Jurnal Hukum Pidana dan Ketatanegaraan 6 (2), 331-344, 2017

Saihu Saihu

Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam 1 (2), 197-217, 2019

Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, (Jakarta: Ul Press,
1986), cet. ke-5, h. 9

Dawam Rahardjo, Insan Kamil dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Gratifer, 1987), h. 31

Adnin Arnas, et al. 2008. Bahan Bahan Kuliah pemikiran Islam. Bogor: UIKA.

Adian Husaini. 2015. Mewujudkan Indonesia AdildanBeradab.Surabaya:BinaQalam.Beragama.


Jakarta: Kompas.

Lexy J. Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Miriam Budiarjo. 2008. Dasar Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia. Tabloid Reformata, Edisi
101, 2009, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai