Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI MORAL DALAM CERPEN "MATAHARI PUN

TAK BOSAN" KARYA DANIL GUSRIANTO


Owen Nurcholis Majid
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
UNHASY
owennurcholiss@gmail.com

PENDAHULUAN
Sastra adalah ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulisan atau lisan berdasarkan
pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga keperasaan dalam bentuk yang imajinatif,
cerminan kenyataan atau data asli yang dibalut dalam kemasan estetis melalui media
bahasa.
Pengertian ini diperkuat oleh Sumardjo & Saini (1997, hlm. 3) yang berpendapat bahwa
Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan,
ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan
pesona dengan alat bahasa.
Cerpen merupakan salah satukarya sastra fiksi non faktual. Dikategorikan sebagai fiksi
non faktual, karena berupa hasi limajinasi seorang penulis. Non faktual di sini juga berarti
bahwa cerpen tidak memerlukan data dan fakta yang menunjang kebenaranisinya. Namun
demikian, cerita pendek juga tidak hanya bersifat khayalan yang dibuat begitu saja tanpa melalui
perenungan terhadap hakikat hidup dan kehidupan. Nurgiyantoro (2012: 3) mengatakan bahwa
tidak benar jika fiksi dianggap sebagai hasil kerja lamunan belaka, melainkanpenghayatan dan
perenungansecaraintens, perenunganterhadaphakikathidup dan kehidupan, perenungan yang
dilakukandenganpenuhkesadaran dan tanggungjawab. Nofiyanti (2014: 115)
memperkuatpendapatNurgiyantorotadidenganmengatakanbahwamelaluikarya sastra
dapatdiketahuieksistensikehidupansuatumasyarakat di suatutempat pada
suatuwaktumeskipunhanya pada sisi-sisitertentu.
Dengandemikianjelaslahbahwacerpenmemangjeniskarya sastra yang juga memberimanfaat dan
dapatmempengaruhipembacanyasepertihalnya sastra zaman dahulu.
Cerpenmemilikikelebihankhususadalahkemampuannyasecaratersiratdarisekadarapa yang
diceritakan. Untukmengetahuimanfaatcerpenharusmenganalisisnyaterlebihdahulu,
dalammenganalisiscerpententunyaharusmemilikipisaukhususpengkajian, salah
satunyakajianstruktural. Kajian strukturalyaituadanyafungsi, hubungan, dan
keterkaitanantarunsur (intrinsik) dalamkarya sastra. (Nurgiyantoro,
2012)mengungkapkanstrukturkarya sastra menyarankan pada pengertianhubunganantarunsur
(intrinsik) yang bersifat timbal balik, salingmenentukan, salingmempengaruhi dan
membentuksatukesatuan yang utuh. Selainmenganalisissturkturnya, hal yang
harusdiperhatikandalamsebuahcerpenadalahnilai-nilai yang terdapatdidalamnya salah
satunyayaitunilai moral, melaluinilai moral pembacadapatmudahmemahamimaksudpenulis yang
dituangkankedalamsebuahkaryanya. Nilai moral dalamkarya sastra
biasanyaberhubungandenganajaran moral tertentu yang bersifatpraktis, yang
dapatdiambilmelaluicerita yang berhubungan oleh pembaca.Nilai moral
dapatberupapesanreligiuskeagamaan dan pesankritiksosial. Religus dan keagamaanadalahhal
yang berbeda, (Nurgiyantoro, 2012) mengartikanbahwapesanreligiusmenjunjungtinggisifat-
sifatmanusiawi, hatinuranisertakebebasan yang dimiliki oleh
manusiasedangkankeagamaanlebihmenunjukankebaktiankepadatuhandenganhukum yang resmi
dan pesankritiksosialyaitu yang lahirditengahmasyarakatapabilaterjadihal-hal yang
kurangbaikdalamkehidupansosialmaupunkehidupanmasyarakat. Nilai moral
memilikibentukpenyampaian yang langsung dan tidaklangsung. Penyampaian moral
langsungialahnilai moral yang diungkapkan oleh penulissecaraekspilisitatausecaragamblang.
Sedangkanpenyampaiantidaklangsungbersifattersirat dan tidakterlihatlangsung,
pembacadapatmenafsirkannilai moral darikarya sastra yang dibacanyasesuaidenganapa yang
iapikirkan dan rasakan (Sapdiani, dkk. 2018).yangresmi dan pesankritiksosialyaitu yang
lahirditengahmasyarakatapabilaterjadihal-hal yang
kurangbaikdalamkehidupansosialmaupunkehidupanmasyarakat. Nilai moral
memilikibentukpenyampaian yang langsung dan tidaklangsung. Penyampaian moral
langsungialahnilai moral yang diungkapkan oleh penulissecaraekspilisitatausecaragamblang.
Sedangkanpenyampaiantidaklangsungbersifattersirat dan tidakterlihatlangsung,
pembacadapatmenafsirkannilai moral darikarya sastra yang dibacanyasesuaidenganapa yang
iapikirkan dan rasakan (Sapdiani, dkk. 2018).
Selainmenganalisisstrukturnya, halpenting yang harusdiperhatikandalamsebuahcerpenadalahnilai
moral. Melaluinilai moral, pembacadapatmenangkapmaksudpenulis. Hal tersebutdidukung oleh
pendapatNurgiyantoro (2012: 321) yang mengatakanbahwafiksimengandungpenerapan moral
dalamsikap dan tingkahlaku para tokohsesuaidenganpandanganpenulistentang moral.
Setelahmembacacerpen, diharapkanpandangantersebutsampaikepadapembaca. Nofiyanti (2014:
114) mengungkapkanbahwamelaluikarya sastra, pembacaakanmemperolehpemikiran dan
pengalaman-pengalaman yang sangat bermanfaatbagikehidupannya.
Nilai moral dapatberupapesanreligiuskeagamaanataupunpesankritiksosial.
sebagaimanadisampaikan di awal, nilaireligiussebuah sastra telahdimulaisejak zaman Rasulullah
SAW. Nilai religius sastra pada zaman itukebanyakanmemberikanmotivasikepada para mujahid
manakaladiderakeimanan yang berkurangketikahendakpergiberdakwahatauberperang. AL-
Qur’an bahkanmengabadikan sastra itudalamsuratAsy-Syu’ara yang berarti “Para Penyair”. Hal
tersebutdisinggungNurgiyantoro (Mangunwijaya, 1982: 11) bahwakehadiranunsurreligius dan
keagamaandalam sastra adalahsuatukeberadaan sastra itusendiri, bahkan sastra
tumbuhdarisesuatu yang bersifatreligius, dan awalmulasegalabentuk sastra adalahreligius.
Selainwujudnya yang berupapesanreligius dan kritiksosial, nilai moral juga
memilikibentukpenyampaian yang langsung dan tidaklangsung. Penyampaian moral
secaralangsungberartinilai moral disampaikanpenulisdengancaraeksplisitatausecaragamblang,
sehinggadapatlebihmudahditangkap oleh pembaca. Di sisi lain, penyampaian moral
secaratidaklangsungberartisifatnyatersirat dan tidakterlihatsecaralangsung oleh pembaca.
Penyampaian moral secaratidaklangsung oleh
penulismemberikanalternatifkepadapembacauntukmenafsirkannilai moral
tersebutsesuaidenganapa yang dipikirkan oleh pembaca.
Cerpen Matahari Pun Tak Bosan salah satucerpen yang
terdapatdalambukukumpulancerpenkarya Danil Gusrianto. Peneliti sengaja memilih cerpen
tersebut untuk dikaji, karena dinilai memiliki keunikan dalam strukturnya. Selain itu, cerpen
tersebut juga memiliki kekhasannilai moral religius dan kritiksosial yang disampaikan Hasta
secaratidaklangsung, sehinggapembacamerenungkan dan menghayatimaknanyasecaraintensif.
LANDASAN TEORI
Di dalammelakukansuatupenelitian, diperlukanteori dan pendekatan yang tepat agar
sesuaidenganobjek yang akanditeliti. Teori dan konseppendekatan yang sesuaidenganobjek yang
akandikaji sangat diperlukanuntukmembongkar, mengurai, dan
merumuskankembaliberbagaimacampersoalanpenelitian. Berikutiniakandipaparkankonsep dan
teori yang digunakandalammelakukanpenelitiancerkakkaryaIrul S Budianto:
A. PengertianCeritaPendek
Cerpenadalahsebuahcerita yang selesaidibacadalamsekali duduk, kira-
kiraberkisarantarasetengahsampaidua jam, suatuhal yang
kiranyatidakmungkindilakukandalamsebuah novel (Poe dalam Burhan, 2012:10). Cerpen,
sesuaidengannamanyaadalahcerita yang pendek. Panjang cerpenitusendiribervariasi. Ada cerpen
yang pendek (short short story), ada yang panjangnyacukupan (midle short stoy), sertaadacerpen
yang panjang (long short story) (Burhan, 2012:10). cerpenadalahfiksipendek yang
selesaidibacadalam „sekali duduk‟. Ceritapendekhanyamemilikisatu arti, satukrisis dan
satuefekuntukpembacanya. Pengarangcerpenhanyainginmengemukakansuatuhalsecaratajam
(Jacob, 2001:184).
Cerpendibangun oleh unsurinstrinsik dan unsurekstrinsik. Sepertiunsurperistiwa, plot,
tema, tokoh, latar, sudutpandang. Karena bentuknya yang pendek,
cerpenmenuntutpenceritaan yang serbaringkas, tidaksampai pada detail-detail khusus
yang “kurangpenting”coymamngittloebuisherbersifatmemperpanjangcerita.
yang khasadalahkemampuannyamengemukakansecaralebihbanyak-jadi, secaraimplisit-
darisekedarapa yang diceritakan. (Burhan, 2012:11). Cerpen yang baikadalahcerpen yang
merupakansuatukesatuanbentuk,
utuh, manunggal, takadabagian-bagian yang takperlu, tetapi juga takadasesuatu yang
terlalubanyak, semuanya pas, integral, dan mengandungsuatu arti (Jacob 2001:91).
Cerpenharuslahberbentukpadat, di dalamnyapengarangmenciptakankarakter-karakter,
semestamereka, dan tidakan-tindakannyasekaligussecarabersamaan (Stanton, 2012:76).
Menurut The Liang dan A. Widyamartayacerpenadalahcerita khayal berbentukprosa yang
pendek, biasanya di bawah 10.000 kata, bertujuanmenghasilkankesankuat dan
mengandungunsur-unsur drama: oleh sebabitualirnya pun disebutkonflikdramatik (dalamKorrie,
1995:10).
Berdasarkanuraian di atasdapatdisimpulkanbahwacerpenadalahcerita yang
selesaidibacadalamsekali duduk, cerpendibentuk oleh unsurinstrinsik dan unsurekstrinsik.
Ceritapendekhanyamemilikisatu arti, satukrisis dan satuefekuntukpembacanya,
sehinggabertujuanmenghasilkankesankuat yang di dalamnyaterdapatdialokantarpelaku.
B. Pendekatan Struktural
Hakikat dari kajian strukturalisme sastra adalah untuk memaparkan fungsi dan
keterkaitan antarkomponen di dalam karya fiksi itu. Sebaliknya karya fiksi tidak cukup hanya
sekedarmenandai dan mendata unsur instrinsiknya, tetapi yang terpenting adalah bagaimana
pengkaji mampu menunjukkan hubungan antarunsur itu kedalam formulasi estetis yang
bermakna dalam lingkaran totalitas fiksinya. Struktur formal fiksi dalam
kajiacnomstmruiktttuoraulsesrecara ringkas berupa tema, tokohdan penokohan, plot (alur
cerita), setting (penokohan), sudut pandang (pointofview), gaya (Style), pesan (amanat) (Kasnadi
dan Sutejo, 2010:5-29).
Rahmat berpendapat bahwa satu konsep dasar yang menjadi ciri khas teori struktural
adalah adanya anggapan bahwa di dalam dirinya karya sastra merupakan struktur yang otonom
yang dapat dipahami sebagai suatu kesatuan yang bulat yang salin berjalin (dalam Reni, 2011:9).
Analisis struktural merupakan tahap awal suatu penelitian terhadap karya sastra. Tahap ini sulit
dihindari karena analisis struktural merupakan pintu masuk yang paling utama untuk mengetahui
unsur-unsur yang membangunnya. Pada dasarnya analisis struktural bertujuan untuk
membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, dan sedetail mungkin keterjalinan semua
analisis dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw
dalam Reni, 2011:9).
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan struktural
merupakan tahap awal suatu penelitian terhadap karya fiksi, yang mana di dalamnya meneliti
unsur-unsur instrinsik karya sastra dan menunjukkan hubungan antar unsurnya sehingga dapat
menghasilkan makna menyeluruh dalam karya fiksi itu sendiri.
Penelitian ini menitikberatkan pada unsur yang terdiri dari tema, alur atau plot,
penokohan, latar, sudut pandang yang terdapat dalam teori Pengkajian Fiksi Burhan
Nurgiyantoro (2012) untuk menelaah struktural ketujuh cerkakIrul S Budianto.
METODE
Peneliti menganalisis cerpen Matahari Pun Tak Bosan menggunakan kajian struktural.
Kajian ini menitikberatkan pada kepaduan antarunsurinstrinsik cerpen. Antara Tema, latar, plot,
sudut pandang, dan tokoh harus memiliki hubungan timbal balik, menentukan, dan memengaruhi
satu sama lain sehingga membentuk sebuah cerpen yang utuh. Dengan kata lain, melalui kajian
struktural, dapat diketahui apakah cerpen yang sedang diteliti memiliki hubungan antarunsurnya
atau tidak.
Selain menganalisis menggunakan kajian struktural, peneliti juga akan meneliti dan
mendeskripsikan nilai-nilai moral yang ingin disampaikan penulis cerpen kepada pembaca. Nilai
moral bisa berupa pesan religius ataupun kritik sosial. Nilai moral juga dapat disampaikan
penulis melalui cara yang langsung (eksplisit dan gamblang), atau bisa juga dengan cara tidak
langsung. Cara tidak langsung yang dipakai penulis saat menyampaikan pesan, akan memberikan
pandangan penafsiran yang berbeda dari setiap pembaca. Namun demikian, penyampaian pesan
secara tidak langsung mengesankan bahwa sebuah cerpen tidak sedang menggurui pembacanya.
Cerpen yang dianalisis secara struktural dan nilai moralnya dalam penelitian ini berjudul
Matahari Pun Tak Bosan Dinding karya Danil Gusrianto. Untuk memastikan ketepatan analisis,
peneliti melakukan langkah pengumpulan data; membaca cerpen “Matahari Pun Tak Bosan”
secara intensif, menganalisis keterpaduan antarunsurinstrinsik cerpen dan
mendeskripsikannya,kemudian menganalisis unsur moral yang ingin disampaiakn penulis pada
cerpen tersebut dan mendeskripsikannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil penelitian analisis struktural pada cerpen Matahari Pun Tak Bosan menunjukkan
bahwa cerpen tersebut memiliki hubungan antar unsur instriknya. Tema, latar, latar, plot, sudut
pandang, dan tokoh, saling mendukung satu sama lain. Dengan kata lain, Danil berhasil
memadukan unsur-unsur instrinsik cerpen tersebut dengan baik, sehingga secara bersamaan
membentuk satu kesatuan yang utuh.
Selain strukturnya yang memiliki hubungan antar unsur, cerpen Matahari Pun Tak Bosan juga
menyajikan pesan moral yang sarat dengan pesan moral religius dan kritik sosial. Pesan moral
disampaikan Danil secara tidak langsung, sehingga pembaca tidak akan terkesan sedang digurui
penulis.
Pembahasan
Secara struktural, cerpen Matahari Pun Tak Bosan karya Danil Gusrianto memiliki unsur-
unsur instrinsik yang lengkap. Di bawah ini adalah kajian secara lengkap mengenai cerpen
tersebut.
Tema yang disuguhkan Danil dalam cerpen Matahari Pun Tak Bosan adalah motivasi.
Motivasi tersebut dianggap peneliti sebagai tema cerpen, di dukung oleh unsur lainnya dalam
cerita. Tema juga dapat dikatakan sebagai makna cerita. Makna cerita Matahari Pun Tak Bosan
didukung oleh latar tempat ruang tamu dan suasana pagi hari yang disajikan Danil sebagai
tempat dan kejadian percakapan bapak angkat dengan temannya. Penokohan, plot, serta sudut
pandangnya pun menggiring pada tema yang sama, yaitu motivasi. Unsur instriksik lainnya
dalam cerpen ini merupakan pembuktian data-data dan detail-detail cerita yang mendukung
tema. Melalui tema, pembaca bisa memahami makna yang ingin disampaikan Danil. Tokoh yang
menonjol disini terdapat pada karakter dari seorang bapak angkat yang begitu bijak dalam
menjawab pertanyaan konyol dari temannya. Danil begitu pintar dalam memainkan plot cerita
dari seorang bapak angkat menjawab pertanyaan konyol. Peneliti disini dibuat terkejut atas
perumpaan yang dilontarkan dari bibir bapak angkat, sehingga membuat tersenyum siapapun
yang membacanya. Alur yang digunakan dalam cerpen Matahari Pun Tak Bosan yaitu alur maju
karna cerita yang disuguhkan Danil bertempat di ruang tamu dalam satu waktu.
Ada nilai moral yang disampaikan Danil dalam cerpen Matahari Pun Tak Bosan yakni
konsisten dalam hal apapun agar apa yang kita jalani berbuah manis dan apabila kita berhenti
akan ada rasa kecewa yang menghampiri, hal ini si penulis menyimpulkan nilai moral dalam
dialog bapak angkat dengan temannya yakni “Kamu tahu matahari bukan?” Retoris bapak
bertanya. Temannya mengangguk. Begitu juga aku.
“Matahari bersinar disiang hari. Muncul ditimur dan tenggelam dibarat. Dia bertugas
menerangi bumi, memberi kehidupan untuk makhluk yang ada di seantero persada.”
Kembali bapak diam. Kulihat teman bapak diam menyimak sabda bapak. Aku ikut menunggu
apa yang akan disampaikan bapak selanjutnya.
“Kalau matahari berhenti sejenak saja dari tugasnya, apa yang bakalan terjadi?”
“Kacau…” Jawab teman bapak. aku mengiyakan. Bapak, aku dan temannya tertawa. Suasana
kembali tak tegang.
“Bagaimana jadinya jika matahripun ikut bosan dan meninggalkan tugasnya?”
Pertanyaan retoris bapak muncul lagi.
“Begitulah, bagaimana pula saya akan bosan bolak-balik ke pasar. Jika saya bosan dan
berhenti bekerja, tentunya anak istri saya tak akan makan. Bukankah begitu Jang?”
Temannya tersenyum di balik anggukannya. Tampak semangat baru terpancar di air mukanya,
seolah wajah itu berkata “Ayo… semangat bekerja Jang, mendidik dan mengajar siswa-
siswamu”
Berdasarkan hasil analisis di atas, cerpen Matahari Pun Tak Bosan telah menyampaikan
nilai moral pada pembacanya. Ada satu sisi mengupas nilai luhur seorang bapak angkat yang
bijaksana dalam petuah yang disampaikannya. Selain itu, semangat yang dijunjung tinggi untuk
menghidupi anak istrinya meskipun keluarga tiri sebagai nilai moral yang patut ditiru.
Penyampaian nilai moral secara tidak langsung sebenarnya rentan dengan penafsiran yang
berbeda-beda dari setiap pembaca, namun Danil justru sudah berhasil membuat pembaca
merenungkan dan menghayati maknanya secara intensif.
SIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai