Anda di halaman 1dari 4

LINGUISTIK FORENSIK

Owen Nur Cholis


Risalatul Habibah
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Hasyim Asy’ari
owennurcholis@gmail.com
risalatulhabibah@gmail.com

Abstrak
Linguistik forensik dapat dilihat sebagai ilmu linguistik terapan dikarenakan linguistik forensik
menggunakan penerapan analisis bahasa yang bisa meliputi fonetik, fonologi, leksikogramatika,
semantik wacana dan unsur linguistik lainnya untuk kepentingan proses hukum. Dalam
perkembangannya yang semakin dinamis, analisis bahasa dalam linguistik forensik memiliki
dimensi analisis bahasa yang digunakan untuk linguistik forensik dengan dua ragam utama yaitu
ragam lisan dan ragam tulis. Pembahasan kedua ragam tersebut dikaitkan dengan bahasa dalam
proses, produk dan alat bukti hukum.
Kata kunci : linguistik forensik, analisis bahasa, ragam lisan, ragam tulis.
Abstract
Forensic linguistcs can be seen as applied linguistics because forensic linguistics uses the
application of language analysis which can include phonetics, phonology, lexicogrammatica,
discorse semantics and other linguistic elements for the legal process. In it’s increasingly
dynamic development, language analiysis in forensic linguistics has the dimensions of language
analysis used for forensic linguistics with two main varieties, namely the spoken variety and the
written variety. The discussion of the two varieties is related to language in the process, product
and legal evidence.
Keywords: forensic linguistics, language analysis, spoken variety, written variety.
PENDAHULUAN
Linguistik forensik dapat didefinisikan sebagai penerapan ilmu linguistik dalam bidang
hukum, (coulthard & johnson, 2010; Gibbons & Turell, 2008; Olsson, 2004). Dapat dipahami
bahwa linguistik forensik adalah penerapan ilmu linguistik yang dapat meliputi teori, metode dan
analisis bahasa untuk keperluan di bidang hukum, misalnya hukum pidana, hukum perdata,
hukum tata negara, hukum adat, hukum lingkungan dan lain-lain.
Selain di manfaatkan untuk membantu penyelesaian kasus hukum, linguistik forensik
juga digunakan dalam upaya kontrak-terorisme dan intelijen, misalnya dalam melakukan
identifikasi dan verifikasi data suara yang disadap.
Perkembangan yang terjadi menyebabkan linguistik forensik semakin dinamis sehingga
diperlukan pengembangan kajian bukan hanya sebagai sebuah disiplin ilmu tetapi juga sebagai
bidang profesi ahli bahasa. Tujuan penelitian ini untuk membahas potensi dimensi analisis
bahasa yang digunakan untuk linguistik forensik yang dikaitkan dengan dua ragam utama yaitu
ragam lisan dan ragam tulis.
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini akan di jelaskan (1)pengertian linguistik forensik(2)bidang kajian
linguistik forensik(3)analisis bahasa dalam linguistik forensik.
Pengertian linguistik forensik
Linguistik forensik merupakan cabang dari linguistik yang menganalisis dan meneliti tentang
kebahasaan yang digunakan sebagai alat bantu pembuktian di peradilan dan bidang hukum.
Linguistik forensik merupakan gabungan dari dua ilmu yaitu ilmu linguistik dan ilmu forensik.
Linguistik merupakan ilmu bahasa, sedangkan ilmu forensik berasal dari istilah dalam bahasa
yunani yaitu forensis yang berarti publik atau forum.
Menurut kusharyanti (2005:225) linguistik forensik adalah salah satu cabang linguistik terapan
yang sangat berkaitan dengan hukum. Para ahli bahasa perlu menyediakan atau menganalisis
bukti berupa komponen bahasa untuk kepentingan investigasi.
Menurut Purnomo (2011) merupakan kajian yang membahas kegunaan bahasa dalam bidang
hukum, menafsirkan produk hukum, saksi para ahli bahasa, bagaimana bahasa digunakan dalam
proses hukum sejak kepolisian memeriksa tersangka dan saksi oleh hakim, jaksa dan penasehat
hukum didalam ruang persidangan.
Menurut saifullah (2009) linguistik forensik adalah bidang linguistik terapan yang berhubungan
antara bahasa, hukum dan kejahatan sehingga kajian linguistik biasa disebut studi bahasa teks
hukum.
Menurut azis (2011) linguistik forensik adalah bidang ilmu yang bisa mendeteksi keterangan
palsu dibuat seseorang dan berguna dalam mengungkap kasus tindak pidana kasus kriminal.
Bidang kajian linguistik forensik
Secara umum bidang kajian linguistik forensik dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Kajian bahasa dalam proses hukum.
Contoh : proses pemeriksaan dikepolisian dan proses persidangan di pengadilan.
2. Kajian bahasa dalam produk hukum.
Contoh : perundang-undangan dan keputusan pengadilan.
3. Kajian bahasa dalam alat bukti hukum.
Contoh : dokumen sengketa dan suara percakapan telepon ancaman.

Setiap kelompok kajian linguistik forensik bisa dilakukan secara terpisah ataupun
terintegrasi satu dengan yang lainnya. Tergantung pada tujuan penelitian yang ingin
dicapai.
Dimensi analisis bahasa dalam linguistik forensik
Analisis bahasa dalam linguistik forensik berhubungan dengan ragam data yang
digunakan. Ada dua ragam data yaitu ragam lisan dan ragam tulis. Potensi dimensi analisis
bahasa dalam linguistik forensik (pembanding, pembeda, dan pengukur). Ada dua ragam data
yang biasanya menjadi objek penelitian, yaitu ragam lisan dan ragam tulis. Seperti yang terlihat
dalam Gambar 2, ada 3 (tiga) potensi dimensi analisis yaitu: pembanding (α/β), pembeda (+/-),
dan pengukur (%). Tiga dimensi ini bisa diperlakukan pada kedua ragam data bahasa dalam
kajian proses, produk maupun alat bukti hukum.

Seperti contoh pada analisis data ragam lisan untuk kajian bahasa dalam proses hukum,
misalnya proses pemeriksaan di kepolisian, dimensi pembanding (P-1) dapat dilakukan dengan
membandingkan data ragam lisan penyidik sebagai unit α dan data ragam lisan tersangka sebagai
unit β. Sementara untuk dimensi pembeda (P-2), kajian dilakukan dengan mencari tanda khas
(fitur) pembeda (+/-) antara ujaran penyidik dan tersangka dan dalam dimensi pengukur (P-3),
perhitungan (%) terhadap temuan tanda khas tersebut bisa untuk tujuan deskripsi dengan statistik
deskriptif ataupun untuk tujuan inferensi dengan statistik inferensial (Upton & Cook, 2014).
Kembali ke P-1, pembanding juga bisa diambil dari dalam setiap unit jika kajian yang diinginkan
adalah untuk membangun profil unsur intrinsik dari satu situasi ke situasi yang lain. Misalnya,
fokus kajiannya adalah bahasa penyidik dalam kasus yang berbeda (α1 dan α2) atau bahasa
tersangkanya (β1 dan β2).

KESIMPULAN
Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan berkembangnya linguistik
forensik sebagai sebuah disiplin ilmu, tentu sangat diperlukan kajian-kajian linguistik baik untuk
data ragam tulis yang berhubungan dengan bahasa dalam proses hukum, bahasa dalam produk
hukum dan bahasa dalam alat bukti hukum. Pembahasan tentang dimensi analisis bahasa
bertujuan untuk memberikan wawasan perkembangan penelitian-penelitian linguistik forensik
dan juga hasil pembahasan bisa menjadi sudut pandang materi kesaksian ahli bahasa dalam kasus
hukum.

DAFTAR PUSTAKA

Azis, Aminudin.2011.’’Linguistik Forensik Ungkap Deteksi Kebohongan Koruptor’’.

Coulthard, M.,& Johnson, A. (2010). The Routledge Handbook of forensic linguistics. New
York:Routledge.

Kusharyanti, dkk.2005. Persona Bahasa, Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta ;


PT.Gramedia Pustaka Utama.

Purnomo, Mulyadi Eko. 2011’’AWK untuk Menemukan Ideologi yang Tersembunyi’’.

Saifullah, Aceng Ruhendi.2009.’’Analisis Linguistik Forensik terhadap Tindak Tutur yang


Berdampak Hukum. Universitas Pendidikan Indonesia.
.

Anda mungkin juga menyukai