PANE
Oleh:
Muhamad Cece
Website: stkipyasika@stkipyasika.ac.id
ABSTRAK
Karya sastra terdiri dari dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur
intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam atau karya itu sendiri
(Weisberg dan Goodstein, 2009), sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang
membangun karya sastra dari luar (Kemal, 2013). Drama dikelompokkan sebagai
karya sastra karena menggunakan media bahasa (Tsai, Chang, dan Huang, 2016).
Sebagai salah satu genre sastra, drama dibangun oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Unsur intrinsik drama, meliputi: 1) tokoh, peran, dan karakter; 2) motif, peristiwa,
konflik, dan alur; 3) latar dan ruang; 4) penggunaan bahasa; 5) tema dan amanat
(Hasanuddin W.S., 1996). Tokoh merujuk pada orang atau pelaku cerita, sedangkan
watak dan karakter merujuk pada sifat dan sikap para tokoh dan lebih merujuk pada
kualitas pribadi seorang tokoh (Nurgiyantoro, 1994: 165). Konflik adalah sesuatu
dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan
menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan unsur tokoh, peran, karakter, peristiwa, konflik, motif, alur, latar,
ruang, penggarapan bahasa, tema, dan amanat yang terdapat dalam naskah drama
Lukisan Masa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naskah drama ini memiliki sebelas
tokoh simbolis. Tokoh-tokoh tersebut memiliki peran dan karakternya masing-masing.
Alur yang digunakan dalam drama tersebut adalah alur maju. Latar drama terdiri atas
tempat, waktu, suasana, dan sosial. Bahasa yang digunakan sedikit lebih rumit untuk
dipahami. Naskah drama ini bertema tentang seorang laki – laki yang harus menikahi
perempuan yang sudah bekerja. Untuk teori atau metode penelitian yang saya pakai
untuk melakukan kajian cerpen ini saya memakai teori struktural, Struktural merupakan
teori yang digunakan untuk menganalisis kebudayaan. Struktural pada dasarnya
merupakan cara berpikir tentang dunia yang terutam berhubungan dengan tanggapan
dan deskripsi struktur-struktur dalam karya sastra. Struktur karya sastra terdiri atas
unsur alur, tokoh dan penokohan, tema, latar, dan amanat cerita. Unsur inilah yang
akan membangun struktur sebuah karya sastra (Sundari, 1984). Alasan kenapa saya
menganalisis naskah drama ini dengan teori atau metode struktural, Karena menurut
saya naskah drama ini sangat bangus ketika kita memahami unsur-unsur intrinsik
(yang ada didalam teks atau cerita), memahami isi dari alur, tema, tokoh dan
penokohan dan kalau kita sudah mengerti bagian-bagian kita dapat meresapi atau tahu
perasaan sipengarang ketika membuat cerita tersebut , dan kalau kedua unsur itu kita
paham yaitu bagian-bagiannya dan perasaan sipenulis, maka kita akan tau pesan apa
yang hendak disampaikan sipenulis.
A. Pendahuluan
Dalam Sastra nusantara terdapat dua jenis kategori sastra yaitu sastra lisan dan
sastra tulisan, Sastra lisan adalah sebuah karya sastra yang seperti namanya adalah
karya sastra yang biasanya berbentuk lisan (ucapan, petuah, ataupun legenda)
Sebaliknya sastra tulisan adalah sebuah karya sastra yang berbentuk tulisan (di cetak di
dalam kertas) contoh karya sastra berbentuk tulisan seperti cerpen, novel, naskah drama
dll. Kalau dalam bentuk lisan seperti mantra, puisi, dll.
Menurut etimologi, istilah drama berangkat dari bahasa Yunani yaitu “draomai”,
yang mana memiliki arti sebagai yang berbuat, berlaku, bertindak, dan beraksi.
Berdasarkan sejarah kata tersebut, teks drama dapat dipahami sebagai suatu perbuatan
atau tindakan yang ditulis dan selanjutnya digunakan dalam pementasan di sebuah
panggung. Seiring perkembangan zaman, drama tidak hanya terbatas dipentaskan antar
panggung. Sekarang ini, drama dapat didefinisikan sebagai suatu cerita yang
dipentaskan di atas panggung atau tidak dipentaskan di atas panggung, misalnya seperti
film, televisi, drama radio, dan lain sebagainya.
Dalam arti yang luas, teks drama pada dasarnya merupakan bagian dari bentuk
karya sastra berisi cerita tentang kehidupan yang dipamerkan atau ditunjukkan dalam
bentuk tindakan atau perbuatan. Sementara itu, drama sendiri biasanya diperankan oleh
seseorang yang disebut aktor atau aktris. Dalam melakukan pementasan drama, aktor
dan aktris ini akan membuat gerakan dan dialog sesuai dengan teks drama untuk
dipertontonkan kepada banyak orang.
B. Metode Penelitian
Teori strukturalisme ini muncul melalui adanya pandangan bahwa karya sastra
itu merupakan bentuk dari unsur-unsur yang kompleks dan bersistem. Unsur-unsur yang
terdapat di dalam karya sastra tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Hubungan
antar unsur itulah yang digunakan untuk menentukan apakah karya sastra tersebut baik
atau buruk.
Teori ini menitikberatkan perhatiannya terhadap struktur yang terkandung dalam
teks karya sastra. Maka dari itu, teori strukturalisme atau teori sastra struktural adalah
teori yang digunakan untuk menganalisis unsur-unsur pembangun di dalam karya sastra
itu sendiri.
Suparman
Harsini
Kartono
Martono
Suratman
Sarti
Mr. Abuthalib
Puspohadi
Istri puspohadi
Dr. Sumarjo
Bujang laki – laki
2. Penokohan
Suparman = Memiliki watak yang lemah dan putus asa, dia dulu adalah orang
yang sangat positif dan percaya diri karena tak kunjung mendapatkan pekerjaan
ia jadi putus asa, Hal tersebut dilihat dari kutipan dalam tonil 1 halaman 74 yang
berbunyi
Harsini = Memiliki watak yang baik, murah hati tetapi ia keras kepala. Hal
tersebut dilihat dari keseluruhan tonil 3 yang berisikan dialog antara Harsini,
Kartomo, Martono, Sarti, dan Mr. Abu Thalib yangmembahas tentang laki – laki
sekarang itu pengecut tidak berani meminang wanita yang sudah bekerja dari
halaman 79 sampai halaman 86
Kartono = Memiliki watak yang baik, memiliki banyak teman dan realistis. Dan
dia sngat peduli terhadap temannya Suparman tunangan nya harsini kakaknya,
Hal itu bisa dilihat dari keseluruhan naskah drama tersebut contohnya seperti
dalam kutipan dialog berikut di tonil 1 halaman 74
Martono = Memiliki watak yang bijak dan realistis. Hal itu bisa dilihat dari
tonil 2 halaman 77
Suratman = Memiliki watak yang baik, dilihat dari tonil 3 pada halaman 82
yang memberikan berita tentang loker di surat kabar
SURATMAN: Ya, lagi pula, rupa-rupanya masa baik lagi. Malaise, sebenarnya
SARTI: Pikirku tiada semua. Saya sendiri misalnya tentu akan susah.
HARSINI: Kalau kita cinta benar-benar dengan laki kita, masakan tidak.
Mr. Abu Talib = Memiliki watak yang bijak, perhatian, dan kritis, dilihat dari
tonel 3 halaman 82 sampai halaman 85
Puspohadi = Memiliki watak yang pintar dan kritis, dilihat dari keseluruhan
tonil 2 halaman 75 sampai halaman 78
Istri Puspohadi = Memiliki watak yang baik dan perhatian dilihat dari
keseluruhan tonil 2 halaman 75 sampai halaman 78
Dr. Sumarjo = Memiliki watak yang pintar, kritis, dan sangat sayang terhadap
anaknya yaitu Sarti dan Tartini, dilihat dari keseluruhan tonil 2 halaman 75
DOKTER SUMARJO: (Mengeluh) Ya, kalau tinggal itu saja, tidak apa.
Bujang Laki-Laki = memiliki watak yang sopan, dilihat dari tonil 2 halaman 78
3. Alur
4. Latar
5. Tema
Adapun tema dari cerpen ini adalah tentang pernikahan .
6. Amanat
Di dalam naskah drama yang berjudul “LUKISAN MASA” Karya
ARMIJN PANE terdapat amanat berupa jadi seorang laki-laki harus memiliki
pekerjaan ketika mau memutuskan untuk menikah.
D. Simpulan
Dari kegiatan analisis struktural yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
dari analisis struktural pada naskah drama yang berjudul “LUKISAN MASA” Karya
ARMIJN PANE yang meliputi alur, tokoh dan penokohan, latar, tema, dan amanat. Alur
yang digunakan dalam naskah drama tersebut adalah alur maju. Tokoh dan penokohan
digambarkan dalam naskah drama tersebut kurang jelas sehingga pembaca sedikit
sulit untuk memahami naskah drama tersebut. Tema dan amanat yang disampaikan
pengarang dalam cerpen ini sangat menyentuh hati pembaca, pengarang menyampaikan
pesannya agar kita jadi seorang laki-laki harus memiliki pekerjaan ketika mau
memutuskan untuk menikah.
Daftar Pustaka
Gramedia.com. 2021 .Pengertian Drama. Diakses Pada Tanggal 28 Desember 2022, dari
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-drama/