sebagai
saksi
ahli
(Teguh
Santoso,
2015:
https://www.academia.edu/8446951/Linguistik_Forensik_Sebuah_Catatan_Kecil_
diunduh tanggal 28 April 2016).
LINGUISTIK FORENSIK
A. Pengertian Linguistik Forensik
Forensik ilmu (sering disingkat menjadi forensik) adalah aplikasi spektrum yang
luas dari ilmu untuk menjawab pertanyaan yang menarik bagi sistem hukum. Hal ini
mungkin berkaitan dengan kejahatan atau tindakan sipil. Kata forensik berasal dari
fornsis Latin, yang berarti dari pertama adalah sebelum atau forum, di zaman Romawi,
tuduhan kriminal berarti penyajian kasus sebelum sekelompok individu publik di forum.
Kedua orang yang dituduh telah melakukan kejahatan dan penuduh itu akan
memberikan pidato berdasarkan sisi mereka dari cerita. Individu dengan argumen
terbaik dan pengiriman akan menentukan hasil dari kasus tersebut. Asal Ini adalah
sumber dari dua penggunaan modern kata forensik - sebagai bentuk bukti hukum dan
sebagai
kategori
presentasi
publik
(Wikipedia,
2015:
dengan
"ilmu
forensik"
(Wikipedia,
2015:
bidang hukum dan peradilan serta wacana yang ada pada kasus- kasus kriminal tersebut
dianalisis dengan kajian linguistik.
kepadanya
(Teguh
Santoso,
2015:
https://www.academia.edu/8446951/Linguistik_Forensik_Sebuah_Catatan_Kecil_
diunduh tanggal 28 April 2016). .
Menurut Wijana dkk. (2010) analisis wacana merupakan salah satu tataran
linguistik forensik. Analisis wacana adalah praktik pemakaian bahasa, terutama politik
bahasa. Analisis ini lebih tinggi tatarannya tidak hanya terbatas pada persoalan kalimat
semata. Akan tetapi, analisis wacana ini memiliki korelasi menyeluruh atas isi sebuah
dokumen. Biasanya, analisis wacana ini digunakan untuk membuktikan keabsahan
dokumen pada sebuah perkara hukum. Seringkali dokumen sebagai alat bukti sebuah
perkara hukum dibedakan atas dua golongan besar berdasarkan sifatnya, yakni dokumen
yang informal dan dokumen formal. Analisis wacana memungkinkan para ahli hukum
untuk melihat bagaimana pesan-pesan diorganisasikan, digunakan, dan dipahami oleh
4
PENUTUP
Dengan adanya ilmu linguistik forensik sehingga dapat menentukan dan mencari
kebenaran dari suatu kasus dengan melakukan analisis bahasa. Karena sebagai mana
diketahui bahasa adalah suatu hal yang dinamis dimana bahasa merupakan gambaran
dari pemikiran seorang penuturnya. Dengan bahasa orang bisa mempermainkan makna
sehinga hal yang benar bis menjadi salah serta yang salah bisa dibalikkan menjadi hal
yang benar. Tegantung seberapa cerdik dan lincahnya seorang penutur berperan untuk
memproduksi bahada yang dikelurakannya. Berdasarkan hal inilah seorang linguis harus
mampu mengungkap kebenaran dari tuturan serta wacana yang dikelurkan oleh
seseorang dalam kajian linguistik forensik. Singkatnya, kebohongan dalam kasus yang
ada di ranah publik akan mampu terkuak dengan para linguis yang mendalami linguistik
forensik ini.
Perkembangan ilmu bahasa saat ini bahkan telah melampaui apa yang
terkandung dalam semantik. Sekarang semantik bahkan telah ditunjang oleh ilmu
bahasa lain yang lebih rinci melibatkan banyak indikator, seperti ilmu pragmatik.
Pragmatik relatif lebih maju karena di dalamnya terkandung maksim-maksim yang
dapat digunakan dalam pembuktian sebuah perkara terutama dari aspek bahasanya.
Di dalam teori linguistik disebutkan bahwa bahasa ibarat organisme. Ia bukanlah
organisme, tetapi bahasa mengalami proses hidup dan mati. Hidup matinya sebuah
bahasa inilah yang bergantung pada penuturnya. Semakin penutur sebuah bahasa
kreatif, semakin luas celah bahasa tersebut masuk ke dalam segala lini kehidupan. Hal
ini perlu kita antisipasi supaya tidak terjadi manipulasi bahasa, penyelewengan bahasa,
dan distorsi bahasa sebagai alat oleh pihak-pihak tertentu memperoleh keuntungan,
menindas yang lemah, dan mengebiri hukum di Indonesia. Semoga linguistik secara
umum dan linguistik forensik secara khusus dapat terus memberikan kontribusi
khususnya bagi penegakan hukum di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
BAHASA INDONESIA
TENTANG
LINGUISTIK FORENSIK
SUTIYANTI
1551141015
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
8