PROFESI PENDIDIKAN
Disusun oleh:
Rumusan masalah/soal
1. Ciri-ciri dan syarat profesi guru
2. Sejarah singkat profesi guru
3. Tugas dan fungsi seorang guru
4. Keterampilan-keterampilan dasar yang harus dimiliki sorang guru
5. Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru professional
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Ciri-ciri dan syarat profesi guru
Sedangkan ciri-ciri profesi keguruan menurut NEA (National Education Association) adalah
sebagai berikut.
1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
2. Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus
3. Jabatan yang Memerlukan Persiapan Latihan yang Lama
4. Jabatan yang Memerlukan Latihan dalam Jalatan yang Berkesinambungan
5. Jabatan yang Menjanjikan Karier Hidup dan Keanggotaan yang Permanen
6. Jabatan yang Menentukan Standarnya Sendiri
7. Jabatan yang Mementingkan Layanan di Atas Keuntungan Pribadi
8. Jabatan yang Mempunyai Organisasi Profesional yang Kuat dan Terjalin Erat
Dari beberapa definisi profesi dapat diangkat beberapa kriteria untuk menentukan ciri-ciri
suatu profesi, yaitu sebagai berikut (Rochman Natawidjaja, 1989).
a. Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas.
b. Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program dan
jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar akademik yang memadai dan
yang bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi
profesi itu.
c. Ada organisasi profesi yang mewadahi para pelakunya untuk mempertahankan dan
memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya.
d. Ada etika dan kode etik yang mengatur penilaku etik para pelakunya dalam
memperlakukan kliennya.
e. Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku.
f. Ada pengakuan masyarakat (profesional, penguasa, dan awam) terhadap pekerjaan
itu sebagai suatu profesi.
Dan uraian di atas tentang ciri-ciri suatu profesi, maka profesi mempunyai ciri-ciri utama
sebagai berikut.
a. Fungsi dan signifikansi sosial: suatu profesi merupakan suatu pekerjaan yang
memiliki fungsi dan signifikansi sosial dan krusial.
b. Keterampilan/keahlian: untuk mewujudkan fungsi mi, dituntut derajat
keterampilan/keahlian tertentu.
c. Pemerolehan keterampilan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin, melainkan
bersifat pemecahan masalah atau penanganan situasi kritis yang menuntut
pemecahan dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.
d. Batang tubuh ilmu: suatu profesi didasarkan kepada suatu disiplin ilmu yang jelas,
sistematis, dan eksplisit (a systematic body of knowledge) dan bukan hanya common
sense.
e. Masa pendidikan: upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu dan
keterampilan/keahlian tersebut membutuhkan masa latihan yang lama, bertahun-
tahun dan tidak cukup hanya beberapa bulan. Hal ini dilakukan pada tingkat
perguruan tinggi.
f. Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional: proses pendidikan tersebut juga
merupakan wahana untuk sosialisasi nilai-nilai profesional di kalangan para
siswa/mahasiswa.
g. Kode etik dalam memberikan pelayanan kepada klien, seorang profesional
berpegang teguh kepada kode etik yang pelaksanaannya dikontrol oleh organisasi
profesi. Setiap pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi.
h. Kebebasan untuk memberikan judgment: anggota suatu profesi mempunyai
kebebasan untuk menetapkan judgment-nya sendiri dalam menghadapi atau
memecahkan sesuatu dalam lingkup kerjanya.
i. Tanggung jawab profesional dan otonomi: komitmen pada suatu profesi adalah
melayani klien dan masyarakat dengan sebaik-baiknya. Tanggung jawab profesional
harus diabdikan kepada mereka. Oleh karena itu, praktik profesional itu otonom dan
campur tangan pihak luar.
j. Pengakuan dan imbalan: sebagai imbalan dan pendidikan dan latihan yang lama,
komitmennya dan seluruh jasa yang diberikan kepada klien, maka seorang
profesional mempunyai prestise yang tinggi di mata masyarakat dan karenanya juga
imbalan yang layak.
syarat-syarat berikut:
1. Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum terhadap batas wewenang keguruan yang
menjadi tanggung jawabnya.
2. Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi edukatif dalam
batas tanggung jawabnya dan ikut serta dalam proses pengembangan pendidikan
setempat.
3. Menikmati teknis kepemimpinan dan dukungan pengelolaan yang efektif dan efisien
dalam rangka menjalankan tugas sehari-hari.
4. Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap usaha-usaha dan
prestasi yang inovatif dalam bidang pengabdiannya.
5. Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi profesionalnya secara
individual maupun secara institusional.
Ornstein dan Levine menyatakan bahwa profesi itu adalah jabatan yang sesuai dengan
pengertian profesi di bawab mi:
1. Melayani masyarakat merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat.
Fungsi guru :
Mendidik
Mendidik: Dari segi isi, mendidik sangat berkaitan dengan moral dan kepribadian. Jika
ditinjau dari segi proses, maka mendidik berkaitan dengan memberikan motivasi untuk
belajar dan mengikuti ketentuan atau tata tertib yang telah menjadi kesepakatan bersama.
Kemudian bila ditilik dari segi strategi dan metode yang digunakan, mendidik lebih
menggunakan keteladan dan pembiasaan.
Secara teoritis pengertian mendidik dan mengajar tidaklah sama. Mengajar berarti
menyerahkan atau manyampaikan ilmu pengaetahuan atau keterampilandan lain
sebagainya kepada orang lain, dengan menggunakan cara – cara tertentu sehingga ilmu –
ilmu tersebut bisa menjadi milik orang lain. Lain halnya mendidik, bahwa mendidik tidak
hanya cukup dengan hany memberikan ilmu pengetahuan ataupun keterampilan,
melainkan juga harus ditanamkan pada anak didik nilai – nilai dan norma – norma susila
yang tinggi dan luhur. Dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa mendidik lebih
luas dari pada mengajar. Mengajar hanyalah alat atau sarana dalam mendidik .dan
mendidik harus mempunyai tujuan dan nilai – nilai yang tinggi
Membimbing
Membimbing: Jika ditinjau dari segi isi, maka membimbing berkaitan dengan norma dan
tata tertib. Dilihat dari segi prosesnya, maka mendidik dapat dilakukan dengan
menyampaikan atau mentransfer bahan ajar yang berupa ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni dengan menggunakan strategi dan metode mengajar yang sesuai dengan perbedaan
individual masing-masing siswa. Lalu kalau dilihat dari strategi dan metode yang
digunakan, maka membimbing lebih berupa pemberian motivasi dan pembinaan.
Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang
dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu siswa akan tumbuh dan
berkembang menjadi seseorang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.
Siswa adalah individu yang unik. Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walaupun
secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, akan tetapi pada hakikatnya mereka
tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Di samping itu
setiap individu juga adalah makhluk yang sedang berkembang. Irama perkembangan
mereka tentu tidaklah sama juga. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan
sebagai pembimbing.Seorang guru tidak dapat memaksa agar siswanya menjadi ”itu”
atau menjadi ”ini”. Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing agar
siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. Jadi, inti dari
peran guru sebagai pembimbing adalah terletak pada kekuatan intensitas hubungan
interpersonal antara guru dengan siswa yang dibimbingnya.
Melatih
Melatih: Melatih bila ditinjau dari segi isi adalah berupa keterampilan atau kecakapan
hidup (life skills). Bila ditinjau dari prosesnya, maka melatih dilakukan dengan menjadi
contoh (role model) dan teladan dalam hal moral dan kepribadian. Sedangkan bila
ditinjau dari strategi dan metode yang dapat digunakan, yaitu melalui praktik kerja,
simulasi, dan magang.
Mengajar
Mengajar: Jika ditinjau dari segi isi, maka mengajar berupa bahan ajar dalam bentuk ilmu
pengetahuan. Prosesnya dilakukan dengan memberikan contoh kepada siswa atau
mempraktikkan keterampilan tertentu atau menerapkan konsep yang diberikan kepada
siswa agar menjadi kecakapan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi dan metode yang dapat digunakan untuk mengajar misalnya ekspositori dan
inkuiri.
2.4 Keterampilan-keterampilan dasar yang harus dimiliki sorang guru
Aktivitas yang dilakukan oleh guru di awal pembelajaran akan sangat menentukan jalannya
proses pebelajaran. Jika dilakukan dengan baik maka proses pembelajaran selanjutnya
(kemungkinan) besar harapan juga akan berjalan dengan baik. Namun jika dalam proses
pembukaan pembelajaran tidak berjalan dengan baikmaka dapat mengakibatkan kegagalan
terhadap proses pembelajaran. Bahkan rencana pembelajaran yang sudah direncanakan dengan
baik dapat tidak sesuai (menjadi tidak berguna).
Maka dari itu penting bagi guru untuk menguasai keterampilan membuka pembelajaran.
Maka sebelum memulai pembelajaran guru harus memfokuskan perhatian siswa terlebih dahulu,
dengan cara:
Menutup pembelajaran menjadi kegaiat yang penting, karena pada tahap ini guru dapat
melakukan kroscek, pengutan atas materi yang telah siswa pelajari. Untuk membuat kegitan
pembelajaran yang baik, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, diantaranya yaitu:
1. Meninjau kembali
Pada kegiatan meninjau kembali, hal-hal yang dapat dilakukan oleh guru yaitu:
Meminta siswa untuk merangkum insti poko pembelajaran baik secara tulis atau
dilakukan secara lisan.
2. Mengevalusi
Mengevalusi adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana siswa memahami
materi yang telah ia pelajari. Evalusi dapat dilakukan dalam bentuk:
Mendemonstrasikan ketterampilan
Mengaplikasikan ide baru
Mengekspresikan pendapat
Pemberian soal-soal
B. Keterampilan Menjelaskan
Guru tidak cukup hanya menguasai materi pembelajaran. Menjadi sia-sia jika penguasaan materi
yang dimiliki oleh guru tidak diiuti oleh kemampuan dalam menjelaskan. Oleh karena itu
seorang guru juga harus mampu untuk menjelaskan.
Menjelaskan merupakan penyajian informasi yang dilakukan secara lisan yang diorganisasi
secara sistematis untuk menunjukan adanya hubungan antara sesuatu hal. Keterampilan
menjelaskan ditunjukan dengan keterampilan dalam menyampaikan informasi secara terencana,
disajikan dengan benar dan memiliki urutan yang tepat.
Keterampilan Bertanya
Pertanyaan dapat menjadikan orang lain tertarik dengan apa yang kita katakan. Pertanyaan
nyatanya menjadi alat komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa. Maka dari itu seorang
guru harus pandai untuk menyusun sebuah pertanyaan.
Tujuan dari dikuasainya keterampilan bertanya yaitu:
membangkitkan minat dan rasa ingin tau siswa
Membangkitkan motivasi serta dorongan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
Memusatkan perhatian siswa pada pokok masalah
Mengaktifkan dan membuat siswa produktif dalam kegiatan pembelajaran.
Menjajaki hal hal baik yang sudah atau belum diketahui oleh siswa.
Mendiaknosi masalah siswa dalam belajar
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasi informasi
Mengevalusai atau mengukur hasil belajar
Memberikan kesempatan siswa untuk mengulang materi
Mengembangkan kemampuan berfikir kritis.
Bertanya adalah mengajukan sebuah pertanyaan untuk mendapatkan jawaban. Bertanya saja
memang mudah, bahkan anak kecilpun sering bertanya. Dalam proses pembelajaran khususnya
sebagai seorang guru bertanya memerlukan teknik agar tujuan dari pertanyaan yang disampaikan
dapat tercapai tepat sasaran. Teknik bertanya dapat menjadi pondasi awal untuk menjadikan
siswa belajar secara aktif. Lalu apa sajakah teknik yang perlu diketahui oleh guru dalam
bertanya, sebagai berikut:
Membuat pertanyaan yang jelas dan langsung ditujukan kepada semua siswa, kemudian
memberikan waktu seluruh siswa untuk berfikr secukupnya untuk menjawab soal
Mencegah jawaban yang tidak sesuai dengan soal
Mempersilahkan siswa untuk menjawab
Memotivasi siswa untuk mendengarkan jawaban.
Seorang guru harus mampu untuk membimbing siswa berkelompok dengan baik. Begitupun
dalam kelompok kecil. Dalam proses pembelajaran dengan pembentukan kelompok kecil guru
harus dapat membina siswa untuk berdiskusi dan berbagi informasi di dalam kelompoknya.
Meski terdengar sepele nyatanya banyak guru kurang mampu untuk melakukannya. Akibatnya
yaitu di dalam kelompok ada siswa aktif, biasa saja dan bahkan ada yan tidak mau ikut
kerjasama. Anak tersebut menjadi patun dan beban dalam kelompok tersebut.
Hal tersebut harus di hindari, maka keterampilan mengelola kelompok kecil perlu dikuasai oleh
seorang guru.
Berikut ini adalah kompnen yang harus diperhatikan guru dalam membimbing kelompok
kecil
Memusatkan perhatian siswa pada satu jutuan dan satu topik diskusi. Untuk memusatkan
tujuan tersebut guru dapat melakukannya dengan cara : menyampaikan tujuan dalam
diskusi, menyampaikan masalah yang akan di bahas, mencatat aspek-aspek yang
mengganggu jalannya diskusi.
Menganalisis pendapat dari siswa. Analisis terhadap jawaban atau pendapat siswa apakah
setiap pendapat yang diutarakan sudah berlandasakan sumber pengetahuan yang tepat dan
memiliki landasan.
Meluruskan alur berfikir siswa.
Memberikan kesmpatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi.
Menutup diskusi. Dapat dilakukan dengan membuat rangkuman hasil diskusi.
Sementara hal-hal yang perlu dihindarkan dalam diskusi kelompok kecil yaitu:
Guru mendominasi diskusi
Membiarkan siswa memonopoli diskusi
Membiarkan penyimpangan diskusi
Membiarkan siswa tidak bertanya
Tidak memperjelas dan mendukung alur berfikir siswa yang salah
gagal mengakhiri diskusi secara efektif.
Keterampilan dasar mengajar selanjutnya yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah
kemampuan keterampilan untuk melakukan variasi. Melakukan variasi yang dimaksud disini
yaitu melakukan variasi dalam mengajar.
Kebosanan dan kejenuhan pasti melanda siswa anda jika, setiap anda mengajar anda hanya
menggunakan cara mengajar yang itu itu saja. Di tambah lagi jika performa guru yang masih
kuran serta sarana kelas tidak mendukung maka pembelajaran di dalam kelas menjadi
pembelajaran yang paling tidak di sukai. Akibatnya jika siswa sendiri tidak nyaman dan tidak
menyukai kegiatan pembelajaran akan sulit bagi mereka untuk menyerap setiap informasi materi
belajar.
Namun dengan bervariasinya pembelajaran dapat membuat siswa lebih nyaman, mereka tidak
lagi bosan dengan kegiatan pembelajaran yang sebelumnya dilakukan dengan metode atau cara
itu itu saja.
variasi suara : variasi suara merupakan perubahan pada suara, seperti keras menjadi
lembut, tinggi menjadi rendah, cepat menjadi lambat, gembira menjadi sedih, dan penekanan
kata pada bagian-bagian tertentu.
pemustan perhatian siswa : Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap
penting, dapat dilakukan oleh guru. Misalnya : "perhatian ini", "ini penting untuk kalian
semua ketahui", "menunjuk arah bagiann yang penting", dll.
kesenyapan atau kebisuan guru : diam secara tiba-tiba dari guru merupakan salah satu
alat yang baik untuk meminta perhatian dari siswa. Perubahan keadaan dari yang sebelumnya
berbicara menjadi senyap, berkesibukan menjadi diam dapat menarik perhatian siswa.
Melakukan kontak pandang dengan siswa : jika guru sedang berbicara dengan siswa,
hendaknya pandangan juga menyapu ke seluruh kelas dan siswa. Hal ini memperlihatkan
adanya hubungan intim antara guru dengan seluruh siswa. Kontak mata dapat digunakan
untuk menyampaikan infromasi atau mengetahui pemahaman siswa.
Gerak badan mimik : variasi ini adalah variasi dalam ekspresi wajah guru, gerak kepala,
badan, dan anggota tubuh lainnya dapat digunakans ebagai sarana komunikasi. Gunakan
berbagai macam variasi ini untuk menyampaikan pesan kepada siswa.
Pegantian posisi guru di dalam kelas : perubahan posisi guru ini dapat digunakan untuk
mempertahankan perhatian siswa (kelas). Ada kalanya guru berada di depan kelas, di tengaah
atau di belakang. Guru hendaknya menguasai kelas, tidak kikuk hanya berada di depan kelas
(depan meja guru, depan papan tulis, dan bolak balik).
Pembelajaran dengan perorangan dan kelompok kecil memungkinkan guru untuk memberikan
perhatian kepada siswa dan terjalinnya hubungan yang lebih akrab antara guru dengan siswa
serta siswa dengan siswa.
Perlu diketahui beberapa materi pelajaran ada yang baik jjika dilaksanakan pembelajaran
berkelompok, namun ada kalanya materi pembelajaran yang lebih cocok dengan pembelajaran
peroranan. Oleh sebab itu guru harus memiliki kemampuan untuk mengajar kelompok kecil dan
perorangan.
Ciri-Ciri dari pembelajaran perorangan dan kelompok kecil adalah
Hubungan yang akrab antara personal (guru dengan siswa, siswa ke guru dan siswa
dengan siswa lainnya).
Siswa melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan cara, minat, dan kecepatan
masing-masing.
Guru melakukan bimbingan terhadap siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Siswa sejak awal pembelajaran dilibatkan dalam menentukan tujuan, materi yang akan
dipelajari maupun proses pembelajaran yang harus dilakukannya.
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Istilah profesi dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk menunjukkan tentang
pekerjaan seseorang. Seseorang yang bekerja sebagai dokter,dikatakan profesinya sebagai
dokter dan orang yang pekerjaannya mengajar di sekolah dikatakan profesinya sebagai
Guru.
2. Dilihat dari sejarah, pada awalnya orang-orang diangkat menjadi guru belum
berpendidikan khusus keguruan, dan secara perlahan-lahan tenaga guru ditambah dengan
mengangkat dari lulusan guru (kweek school) yang pertama kali didirikan di SOLO pada
tahun 1852. karena kebutuhan penambahan sejumlah guru yang semakin mendesak.
B. SARAN
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah kelompok kami masih memiliki banyak
kekurangan.Oleh karena itu, kepada Bapak, Ibu dosen, dan seluruh pembaca agar dapat
memberikan kritik dan sarannya untuk menyempurnakan makalah kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA
http://fantasticher.blogspot.com/2013/10/xml-normal-0-false-false-false-en-us-x.html
https://koreshinfo.blogspot.com/2016/04/syarat-syarat-guru-profesional-dan-ciri.html
http://iputuleonamahardika.blogspot.com/
http://www.karyatulisku.com/2017/11/8-keterampilan-dasar-mengajar.html