Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PROFESI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Dr. Debora, M.Pd


Ratna Pancawati, M.Pd

Disusun oleh:

HENDRO ACE 116 062

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kata “professional” berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata
benda yang berarti orang yang memiliki keahlian. Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat
professional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus
dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat
memperoleh pekerjaan lain. (Dr.Nana Sudjana,1988)
Menurut Ornstein dan Levine (1984) bahwa suatu pekerjaan atau jabatan dapat disebut
profesi bila pekerjaan atau jabatan itu dilakukan dengan :
Melayani masyarakat merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat (tidak berganti-
ganti pekerjaan).
Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu diluar jangkauan khalayak ramai (tidak
setiap orang melakukannya).
Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori praktik (teori baru dikembangkan dari hasil
penelitian).
Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.
Terkendali berdasarkan lisensi baku dan mempunyai persyaratan masuk (untuk menduduki
jabatan tersebut memerlukan izin tertentu atau ada persyaratan khusus yang ditentukan untuk
dapat mendudukinya).
Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu (tidak diatur oleh orang
lain).
Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan tampilan untuk kerjanya
berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung bertanggung jawab terhadap apa yang
diputuskannya,tidak dipindahkan keatasan instansi yang lebih tinggi). Mempunyai sekumpulan
unjuk kerja yang baku.
Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien dengan penekanan terhadap layanan yang akan
diberikan.

Rumusan masalah/soal
1. Ciri-ciri dan syarat profesi guru
2. Sejarah singkat profesi guru
3. Tugas dan fungsi seorang guru
4. Keterampilan-keterampilan dasar yang harus dimiliki sorang guru
5. Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru professional
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Ciri-ciri dan syarat profesi guru

Sedangkan ciri-ciri profesi keguruan menurut NEA (National Education Association) adalah
sebagai berikut.
1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
2. Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus
3. Jabatan yang Memerlukan Persiapan Latihan yang Lama
4. Jabatan yang Memerlukan Latihan dalam Jalatan yang Berkesinambungan
5. Jabatan yang Menjanjikan Karier Hidup dan Keanggotaan yang Permanen
6. Jabatan yang Menentukan Standarnya Sendiri
7. Jabatan yang Mementingkan Layanan di Atas Keuntungan Pribadi
8. Jabatan yang Mempunyai Organisasi Profesional yang Kuat dan Terjalin Erat
Dari beberapa definisi profesi dapat diangkat beberapa kriteria untuk menentukan ciri-ciri
suatu profesi, yaitu sebagai berikut (Rochman Natawidjaja, 1989).
a. Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas.
b. Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program dan
jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar akademik yang memadai dan
yang bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi
profesi itu.
c. Ada organisasi profesi yang mewadahi para pelakunya untuk mempertahankan dan
memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya.
d. Ada etika dan kode etik yang mengatur penilaku etik para pelakunya dalam
memperlakukan kliennya.
e. Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku.
f. Ada pengakuan masyarakat (profesional, penguasa, dan awam) terhadap pekerjaan
itu sebagai suatu profesi.
Dan uraian di atas tentang ciri-ciri suatu profesi, maka profesi mempunyai ciri-ciri utama
sebagai berikut.
a. Fungsi dan signifikansi sosial: suatu profesi merupakan suatu pekerjaan yang
memiliki fungsi dan signifikansi sosial dan krusial.
b. Keterampilan/keahlian: untuk mewujudkan fungsi mi, dituntut derajat
keterampilan/keahlian tertentu.
c. Pemerolehan keterampilan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin, melainkan
bersifat pemecahan masalah atau penanganan situasi kritis yang menuntut
pemecahan dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.
d. Batang tubuh ilmu: suatu profesi didasarkan kepada suatu disiplin ilmu yang jelas,
sistematis, dan eksplisit (a systematic body of knowledge) dan bukan hanya common
sense.
e. Masa pendidikan: upaya mempelajari dan menguasai batang tubuh ilmu dan
keterampilan/keahlian tersebut membutuhkan masa latihan yang lama, bertahun-
tahun dan tidak cukup hanya beberapa bulan. Hal ini dilakukan pada tingkat
perguruan tinggi.
f. Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional: proses pendidikan tersebut juga
merupakan wahana untuk sosialisasi nilai-nilai profesional di kalangan para
siswa/mahasiswa.
g. Kode etik dalam memberikan pelayanan kepada klien, seorang profesional
berpegang teguh kepada kode etik yang pelaksanaannya dikontrol oleh organisasi
profesi. Setiap pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi.
h. Kebebasan untuk memberikan judgment: anggota suatu profesi mempunyai
kebebasan untuk menetapkan judgment-nya sendiri dalam menghadapi atau
memecahkan sesuatu dalam lingkup kerjanya.
i. Tanggung jawab profesional dan otonomi: komitmen pada suatu profesi adalah
melayani klien dan masyarakat dengan sebaik-baiknya. Tanggung jawab profesional
harus diabdikan kepada mereka. Oleh karena itu, praktik profesional itu otonom dan
campur tangan pihak luar.
j. Pengakuan dan imbalan: sebagai imbalan dan pendidikan dan latihan yang lama,
komitmennya dan seluruh jasa yang diberikan kepada klien, maka seorang
profesional mempunyai prestise yang tinggi di mata masyarakat dan karenanya juga
imbalan yang layak.
syarat-syarat berikut:
1. Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum terhadap batas wewenang keguruan yang
menjadi tanggung jawabnya.
2. Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi edukatif dalam
batas tanggung jawabnya dan ikut serta dalam proses pengembangan pendidikan
setempat.
3. Menikmati teknis kepemimpinan dan dukungan pengelolaan yang efektif dan efisien
dalam rangka menjalankan tugas sehari-hari.
4. Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap usaha-usaha dan
prestasi yang inovatif dalam bidang pengabdiannya.
5. Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi profesionalnya secara
individual maupun secara institusional.
Ornstein dan Levine menyatakan bahwa profesi itu adalah jabatan yang sesuai dengan
pengertian profesi di bawab mi:
1. Melayani masyarakat merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat.

2. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak


ramal.
3. Menggunakan hasil penelitin dan aplikasi dan teori ke praktik.
4. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.
5. Terkendali berdasarkan lisensi buku dan/atau mempunyai persyar atan yang
masuk.
6. Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu.
7. Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja yang
ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.
8. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien.
9. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya relatif bebas dan
supervisi dalam jabatan.
10. Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri.
11. Mempunyai asosiasi profesi dan/atau kelompok ‘elite’ untuk menget ahui dan
mengakui keberhasilan anggotanya.
12. Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau
menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.
13. Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dan pablik dan kepercayaan din setiap
anggotanya.
14. Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi.

2.2. Sejarah singkat profesi guru


Perkembangan Profesi Keguruan kita ikuti perkembangan profesi keguruan Indonesia,
jelas bahwa pada mulanya guru-guru Indonesia diangkat dari orang-orang yang tidak
berpendidikan khusus untuk memangku jabatan guru. Dalam bukunya Sejarah Pendidikan
Indonesia, Nasution (1987) sejarah jelas melukiskan perkembangan guru di Indonesia. Pada
mulanya guru diangkat dari orang-orang yang tidak memiliki pendidikan khusus yang ditambah
dengan orang-orang yang lulus dari sekolah guru (kweekschool) yang pertama kali didirikan di
Solo tahun 1852. Karena mendesaknya keperluan guru maka Pemerintah Hindia Belanda
mengangkat lima macam guru yaitu:
1. Guru lulusan sekolah guru yang dianggap sebagai guru yang berwenang penuh.
2. Guru yang bukan sekolah guru, tetapi lulus ujian yang diadakan untuk menjadi guru.
3. Guru bantu, yakni yang lulus ujian guru bantu.
4. Guru yang dimagangkan kepada seorang guru senior, yang merupakan calon guru.
5. Guru yang diangkat karena keadaan yang sangat mendesak yang berasal dari warga yang
pernah mengecap pendidikan.
Walaupun jabatan guru tidak harus disebut sebadai jabatan profesional penuh, status mulai
membaik. Di Indonesia telah ada Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang mewadahi
persatuan guru, dan juga mempunyai perwakilan di DPR/MPR.
Dalam sejarah pendidikan guru Indonesia, guru pernah mempunyai status yang sangat tinggi di
masyarakat, mempunyai wibawah yang sangat tinggi, dan dianggap sebagai orang yang serba
tahu. Peranan guru saat itu tidak hanya mendidik anak di depan kelas, mendidik masyarakat,
tempat masyarakat untuk bertanya, baik untuk memecahkan masalah pribadi maupun sosial.
Namun, wibawa guru mulai memudar sejalan dengan kamajuan zaman, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan keperluan guru yang meningkat tentang imbalan atau balas jasa.
Meskipun sekolah Guru telah diadakan, namun kurikulumnya masih lebih mementingkan
pengetahuan yang akan diajarkan disekolah, sedangkan materi ilmu mendidikan psikologi belum
dicantumkan secara khusus didalamnya. Sejalan dengan pendirian sekolah-sekolah yag lebih
tinggi tingkatannya dari sekolah umum seperti Hollands Indlandse School(HIS), Meer
Uitgebreid Lagere ONderwijs (MULO), Hogere Burgeschool (HBS), dan Algemene Middlebare
School(AMS), secara berangsur-angsur didirikan pula lembaga pendidikan guru atau kursus-
kursus penyiapan guru; seperti Hogere Kweekschool (HKS) untuk guru HIS dan kursus
Hoofdacte(HA) untuk calon kepala sekolah.
Keadaan demikian berlanjut sampai zaman pendudukan Jepang dan awal perang
kemerdekaan. Secara perlahan namun pasti, pendidikan guru meningkatkan jenjang kualifikasi
dan mutunya saat ini lembaga tunggal untuk pendidikan guru, yakni Lemabga Pendidikan
Tenaga Kpendidikan(LPTK).
2.3 Tugas dan fungsi seorang guru
1. Tugas Guru.
Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi suatu bangsa yang
sedang membangun, terlebih bagi kehidupan bangsa ditengah – tengah pelintasan zaman
dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang
cendrung memberi nuansa kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik
untuk dapat mengadaptasikan diri.
Guru memiliki tugas, baik yang terikat dengan dinas maupun diluar dinas, dalam
bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan ada tiga jenis tugas guru, yakni :(a).
Tugas dalam bidang Profesi, (b). Tugas kemanusian, (c). Tugas dalam bidang
Kemasyarakatan.
1. Tugas dalam bidang profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai – nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti
mengembangkan keterampilan – keterampilan pada siswa.
2. Tugas guru dalam bidang kemanusian di sekolah harus menjadikan dirinya sebagai orang
tua kedua, ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya.
Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan, masyarakat menempatkan guru pada tempat
yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan dapat
memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban mencerdaskan bangsa
menuju Indonesia seutuhnya yang berdasarkan pancasila.

Fungsi guru :
Mendidik
Mendidik: Dari segi isi, mendidik sangat berkaitan dengan moral dan kepribadian. Jika
ditinjau dari segi proses, maka mendidik berkaitan dengan memberikan motivasi untuk
belajar dan mengikuti ketentuan atau tata tertib yang telah menjadi kesepakatan bersama.
Kemudian bila ditilik dari segi strategi dan metode yang digunakan, mendidik lebih
menggunakan keteladan dan pembiasaan.
Secara teoritis pengertian mendidik dan mengajar tidaklah sama. Mengajar berarti
menyerahkan atau manyampaikan ilmu pengaetahuan atau keterampilandan lain
sebagainya kepada orang lain, dengan menggunakan cara – cara tertentu sehingga ilmu –
ilmu tersebut bisa menjadi milik orang lain. Lain halnya mendidik, bahwa mendidik tidak
hanya cukup dengan hany memberikan ilmu pengetahuan ataupun keterampilan,
melainkan juga harus ditanamkan pada anak didik nilai – nilai dan norma – norma susila
yang tinggi dan luhur. Dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa mendidik lebih
luas dari pada mengajar. Mengajar hanyalah alat atau sarana dalam mendidik .dan
mendidik harus mempunyai tujuan dan nilai – nilai yang tinggi
Membimbing
Membimbing: Jika ditinjau dari segi isi, maka membimbing berkaitan dengan norma dan
tata tertib. Dilihat dari segi prosesnya, maka mendidik dapat dilakukan dengan
menyampaikan atau mentransfer bahan ajar yang berupa ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni dengan menggunakan strategi dan metode mengajar yang sesuai dengan perbedaan
individual masing-masing siswa. Lalu kalau dilihat dari strategi dan metode yang
digunakan, maka membimbing lebih berupa pemberian motivasi dan pembinaan.
Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang
dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu siswa akan tumbuh dan
berkembang menjadi seseorang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.
Siswa adalah individu yang unik. Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walaupun
secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, akan tetapi pada hakikatnya mereka
tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Di samping itu
setiap individu juga adalah makhluk yang sedang berkembang. Irama perkembangan
mereka tentu tidaklah sama juga. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan
sebagai pembimbing.Seorang guru tidak dapat memaksa agar siswanya menjadi ”itu”
atau menjadi ”ini”. Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing agar
siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. Jadi, inti dari
peran guru sebagai pembimbing adalah terletak pada kekuatan intensitas hubungan
interpersonal antara guru dengan siswa yang dibimbingnya.
Melatih
Melatih: Melatih bila ditinjau dari segi isi adalah berupa keterampilan atau kecakapan
hidup (life skills). Bila ditinjau dari prosesnya, maka melatih dilakukan dengan menjadi
contoh (role model) dan teladan dalam hal moral dan kepribadian. Sedangkan bila
ditinjau dari strategi dan metode yang dapat digunakan, yaitu melalui praktik kerja,
simulasi, dan magang.
Mengajar
Mengajar: Jika ditinjau dari segi isi, maka mengajar berupa bahan ajar dalam bentuk ilmu
pengetahuan. Prosesnya dilakukan dengan memberikan contoh kepada siswa atau
mempraktikkan keterampilan tertentu atau menerapkan konsep yang diberikan kepada
siswa agar menjadi kecakapan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi dan metode yang dapat digunakan untuk mengajar misalnya ekspositori dan
inkuiri.
2.4 Keterampilan-keterampilan dasar yang harus dimiliki sorang guru

8 keterampilan dasar mengajar tersebut adalah:


 keterampilan membuka dan menutup pembelajaran
 keterampilan menjelaskan pembelajaran
 keterampilan bertanya
 keterampilan mengadakan variasi
 keterampilan memberikan penguatan
 keterampilan mengelola kelas
 keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
 keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
untuk lebih jelasnya, silahkan perhatikan penjelasan di bawah ini

A. Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran


Keterampilan Membuka Pembelajaran
Pada proses pembelajaran hal pertama yang dilakukan guru ketika masuk di dalam kelas adalah
"membuka pembelajaran". Oleh sebab itu komponen dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru
adalah keterampilan membuka pembelajaran.

Aktivitas yang dilakukan oleh guru di awal pembelajaran akan sangat menentukan jalannya
proses pebelajaran. Jika dilakukan dengan baik maka proses pembelajaran selanjutnya
(kemungkinan) besar harapan juga akan berjalan dengan baik. Namun jika dalam proses
pembukaan pembelajaran tidak berjalan dengan baikmaka dapat mengakibatkan kegagalan
terhadap proses pembelajaran. Bahkan rencana pembelajaran yang sudah direncanakan dengan
baik dapat tidak sesuai (menjadi tidak berguna).

Maka dari itu penting bagi guru untuk menguasai keterampilan membuka pembelajaran.

Tujuan dari keterampilan membuka pembelajaran yaitu:


 Guru dapat mempersiapkan mental, fisik, psikis dan emosional dari siswa.
 Guru dapat memusatkan perhatian siswa pada kegiatan pembelajaran.
 Guru dapat menarik minat siswa pada materi pelajaran.
 Guru dapat menciptakan suasana yang menyenankan.
Cara yang dilakukan dalam membuka pembelajaran yaitu

1. Memfokuskan perhatian dan membangkitkan minat siswa.


Ketika anak masuk ke kelas, yang ada di dalam fikiran siswa tidak 100% pada proses
pembelajaran di kelas. Misalnya beberapa anak masih memikirkan betapa menyenangkannya
saat bermain dengan temannya tadi, ataumemikirkan beta lezatnya bekal sarapan yang dibawa
oleh sang bunda, dan berbagai macam fikiran yang menghiasi otak otak siswa kita ini.

Maka sebelum memulai pembelajaran guru harus memfokuskan perhatian siswa terlebih dahulu,
dengan cara:

 Mengaitkan materi dengan berita-berita akutual (terkini) khususnya yang berkaitan


dengan dunia siswa kita.
 Menyamipaikan cerita pendek yang relevan dengan materi pembelajaran yang telah dan
akan di pelajari.
 MEnggunakan alat bantu berupa media seperti gambar, model skema, video, alat peraga
dan tentu harus relevan dengan pembelajaran.
 Memvariasikan gaya dalam mengajar seperti penguasaan kelas dengan berpindah posisi
saat menyampaikan pembelajaran, seperti di depan, di tengah atau di belakang kelas.
 Menyinggung tugas-tugas yang telah diberikan atau yang dimiliki oleh siswa.
 Mengadkan persoalan berupa pertanyaan-pertanyaan yang hendaknya berkaitan dengan
persoalan atau aktivitas dari siswa.
2. Menimbulkan motivasi
Dalam kegiatan pembukaan guru juga harus dapat menimbulkan motivasi siswa, motivasi siswa
tersebut dapat ditimbulkan melalui cara-cara sebagai berikut:
 Memberikan sikap kehangatan dan antusias kepada siswa, seperti sikap ramah, antusias,
bersahabat, hangat dan penuh keakraban.
 Menumbuhkan rasa ingin tau yang dapat sistimulus dengan cara bercerita yang menarik,
memperlihatkan gambar, menunjukan sebuah barang, dll.
 Mengemukakan ide yang bertentangan. Ide ide yang bertentangan maksudnya adalah
sebuah pendapat yang tidak sesuai dengan apa yang dipahami siswa yang bertujuan untuk
memicu respon siswa, seperti: "saya fikir banjir di kota jakarta bukan karena sampah"
pernyataan tersebut akan memicu respon siswa dan dapat meningkatkan motivasi siswa
untuk mencari tau.
3. Memberi Acuan
Memberikan acuan adalah memberikan gambaran singkat tentang apa yang akan dipelajari oleh
siswa dalam pembelajaran. Acuan acuan yang dapat diberikan seperti:
 Menjelaskan tujuan pembelajaran
 Menyampaikan garis besar pembelajaran seperi kegiatan apa yang akan dilakukan
berkelompok, berdiskusi, presentasi.
4. Mengaitkan pembelajaran yang telah di pelajari dengan materi yang akan di pelajari.
Pada setiap materi pelajaran yang baru, kita juga mengenal materi prasyarat atau materi yang
harus dikuasai oleh siswa sebelum ia menginjak pada pembelajaran di materi yang baru. Materi
prasayarat tersebut di ulangi untuk disampaikan secara rinkas dan dikaitkan dengan materi
pembelajaran yang akan dipelajari. Untuk itu guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut"
 Mengajukan pertanyaan tentang materi terdahulu yang berkaitan dengan materi saat ini
(materi pra syarat)
 Membandingkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru.

Keterampilan Menutup pembelajaran


Menutup pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri proses
pembelajaran. Kegiatan menutup pembelajaran tidak hanya dilakukan pada akhir pembelajaran
(mau pulang) saja. tetapi pada setiap akhir penggalan penggalan pembelajaran, misal istirahat.

Menutup pembelajaran menjadi kegaiat yang penting, karena pada tahap ini guru dapat
melakukan kroscek, pengutan atas materi yang telah siswa pelajari. Untuk membuat kegitan
pembelajaran yang baik, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, diantaranya yaitu:

1. Meninjau kembali
Pada kegiatan meninjau kembali, hal-hal yang dapat dilakukan oleh guru yaitu:
 Meminta siswa untuk merangkum insti poko pembelajaran baik secara tulis atau
dilakukan secara lisan.
2. Mengevalusi
Mengevalusi adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana siswa memahami
materi yang telah ia pelajari. Evalusi dapat dilakukan dalam bentuk:
 Mendemonstrasikan ketterampilan
 Mengaplikasikan ide baru
 Mengekspresikan pendapat
 Pemberian soal-soal

B. Keterampilan Menjelaskan
Guru tidak cukup hanya menguasai materi pembelajaran. Menjadi sia-sia jika penguasaan materi
yang dimiliki oleh guru tidak diiuti oleh kemampuan dalam menjelaskan. Oleh karena itu
seorang guru juga harus mampu untuk menjelaskan.

Menjelaskan merupakan penyajian informasi yang dilakukan secara lisan yang diorganisasi
secara sistematis untuk menunjukan adanya hubungan antara sesuatu hal. Keterampilan
menjelaskan ditunjukan dengan keterampilan dalam menyampaikan informasi secara terencana,
disajikan dengan benar dan memiliki urutan yang tepat.

Mengapa guru harus menguasai keterampilan menjelaskan? Berikut ini alasannya


 Pada umumnya interaksi lisan di dalam kelaas di dominasi oleh guru, sehingga dengan
menguasai keterampilan menjelaskan guru dapat membimbing jalannya proses belajar di
kelas dengan baik.
 Sebagaian besar kegiatan guru adalah informasi sehingga dibutuhkan kegiatan
pembicaraan
Tujuan dari dimilikinya keterampilan menjelaskan bagi guru yaitu:
 Untuk membimbing siswa dalam menggali, meneukan dan memahami informasi pada
materi pelajaran.
 Untuk memperoleh umpan balik dari pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari
siswa.
 Melibatkan siswa untuk berfikir dan memecahkan masalah
 Mendorong siswa untuk berfikir secara logis dan sistematis.
Dalam keterampian menjelasakan ada pokok bahasan penting yang menjadi dasar atau prinsip.
Guru harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam menjelaskan. Menurut Mulyasa (2007: 80)ada
5 prinsip dalam menjelaskan, adalah sebagai berikut:
 Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik di awal, di tengah maupun diakhir
pembelajaran.
 Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik dan sesuai dengan materi standar dan
kompetensi dasar.
 Penjelasan dapat dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan peserta didik atau
menjelaskan materi standar yang sudah direncanakan untuk membentuk kompetensi dasar
dan mencapai tujuan pembelajaran.
 Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dasar, dan bermakna bagi peserta
didik.
 Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan
peserta didik
Selain perinsip diatas, dalam melaksanakan keterampilan mengajar guru harus memperhatikan
urutan-urutannya atau disebut dengan langkah-langkah menjelaskan. Langkah tersebut terdiri
atas 5 tahapan yaitu:
 Menyampaikan informasi : dalam hal ini yang dimaksud menyampaikan informasi yaitu
menyampaikan atau memberitau peserta didik tentang definisi-definisi tentang materi dalam
pembelajaran.
 Menerangkan : adalah tahap dimana guru menjelaskan istilah-istilah asing yang belum
dipahami oleh siswa.
 Menjelaskan : pada tahap ketiga yang dimaksud menjelaskan disini adalah memberikan
penjelasan untuk menunjukan "mengapa" "bagaimana" tujuannya untuk menemukan pola
pola hubungan antara informasi dalam pembelajaran.
 Pemberian contoh : tujuannya yaitu untuk membuat siswa yakin terhadap informasi yang
telah ia terima atau pelajari.
 Latihan : menempatkan siswa untuk dapat berlatih menemukan sebab akibat dari
informasi yang telah ia pelajari.
Menurut Sudirwo (2002: 107-108) untuk dapat menjelaskan dengan baik, maka seorang guru
harus memperhatikan petunjuk dalam keterampilan menjelaskan. Seperti berikut ini:
 Mempergunakan bahasa yang jelas, baik kata-kata, ungkapan maupun volume suaranya.
 Suara harus kedengaran sampai kelas bagian belakang.
 Suara bervariasi, kadang-kadang tinggi, kadang-kadang rendah sesuai dengan nada yang
sedang diterangkan.
 Hindari kata-kata yang tidak perlu; dan tidak memiliki arti sama sekali misalnya : e…,
em…, apa ini…, apa itu….
 Hindari kata “mungkin” yang salah pemakaian misalnya harusnya pasti tetapi selalu
dikatakan mungkin. Sehingga apa yang diterangkan karena segala sesuatu selalu memakai
kata “mungkin” maka yang diperoleh oleh siswa adalah bukan kepastian tetapi
kemungkinan.
 Istilah-istilah asing dan baru harus diterangkan secara tuntas, sehingga tidak
mengakibatkan adanya verbalisme di kalangan siswa.
 Berbahasalah secara baik dan benar.
 Telitilah pemahaman siswa terhadap penjelasan guru, sudah jelas atau belum. Kalau
belum jelas ulangilah hal-hal yang belum dipahami;
 Berilah contoh yang nyata sesuai dengan kehidupan sehari hari;
 Penjelasan dapat diberikan secara deduktif maupun induktif dan kaitkanlah dengan
generalisasi;
 Sebaiknya mempergunakan multi media untuk pokok bahasan tertentu;
 Jelaskanlah dengan bagan untuk menjelaskan hubungan dan hirarki;
 Terimalah umpan balik dari siswa terhadap pelajaran guru;
 Berilah kesempatan siswa memberikan contoh sesuai dengan pengalamannya masing-
masing.
 Berilah penekanan pada bagian tertentu dari materi yang sedang dijelaskan dengan
isyarat lisan. Misalnya “Yang terpenting adalah”, “Perhatikan baik-baik konsep ini”, atau
“Perhatikan, yang ini agak sukar”.
C. Keterampilan Bertanya

Keterampilan Bertanya
Pertanyaan dapat menjadikan orang lain tertarik dengan apa yang kita katakan. Pertanyaan
nyatanya menjadi alat komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa. Maka dari itu seorang
guru harus pandai untuk menyusun sebuah pertanyaan.
Tujuan dari dikuasainya keterampilan bertanya yaitu:
 membangkitkan minat dan rasa ingin tau siswa
 Membangkitkan motivasi serta dorongan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
 Memusatkan perhatian siswa pada pokok masalah
 Mengaktifkan dan membuat siswa produktif dalam kegiatan pembelajaran.
 Menjajaki hal hal baik yang sudah atau belum diketahui oleh siswa.
 Mendiaknosi masalah siswa dalam belajar
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasi informasi
 Mengevalusai atau mengukur hasil belajar
 Memberikan kesempatan siswa untuk mengulang materi
 Mengembangkan kemampuan berfikir kritis.

Bertanya adalah mengajukan sebuah pertanyaan untuk mendapatkan jawaban. Bertanya saja
memang mudah, bahkan anak kecilpun sering bertanya. Dalam proses pembelajaran khususnya
sebagai seorang guru bertanya memerlukan teknik agar tujuan dari pertanyaan yang disampaikan
dapat tercapai tepat sasaran. Teknik bertanya dapat menjadi pondasi awal untuk menjadikan
siswa belajar secara aktif. Lalu apa sajakah teknik yang perlu diketahui oleh guru dalam
bertanya, sebagai berikut:
 Membuat pertanyaan yang jelas dan langsung ditujukan kepada semua siswa, kemudian
memberikan waktu seluruh siswa untuk berfikr secukupnya untuk menjawab soal
 Mencegah jawaban yang tidak sesuai dengan soal
 Mempersilahkan siswa untuk menjawab
 Memotivasi siswa untuk mendengarkan jawaban.

Komponen yang perlu diperhatikan pada keterampilan bertanya dasar


 Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
 Memberikan acuan
 Pemusataan ke arah jawaban yang diminta
 Pemindahan giliran menjawab
 Penyebaran pertanyaan
 Pemberian waktu berfikir
 Pemberian tuntunan
D. Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan merupakan segala respon yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam segala bentuk
baik itu verbal maupun tingkah laku dalamrangka untuk mendorong atu mengkoreksi setiap
sikap dan perbuatan yang ditampilkan oleh siswa.

Jadi tujuan dari penguatan adalah :


 Meningkatkan perhatian dari siswa : Dengan memberikan pengutan kepada siswa, hal
tersebut akan membuat siswa merasa diperhatikan. Dengan seiring berjalannya waktu jika
penguatan dilakukan secara kontinu (berkelanjutan) akan membuat siswa juga
meningkatkan perhatian kepada pembelajaran dari guru.
 Membangkitkan dan memilihara motivasi belajara : Pengutan nyatanya akan
memberikan motivasi siswa untuk belajar. Hal ini karena siswa mendapatkan perhatian dari
guru, jika salah siswa akan mendapatkan koreksi jika benar ia akan mendapatkan dorongan.
 Memudakan siswa untuk belajar : Penguatan dapat memberikan siswa kemudahan
untuk belajar, hal ini karena mereka merasa nyaman mendapatkan perhatian dari guru.
 Meminimalisir tingkah laku negatif dan membina tingkah laku positif siswa : Ketika
siswa salah diberikan penguatan yang bertujuan agar siswa tidak mengulangi kesalah itu
lagi, sebaliknya jika siswa sudah membuat suatu hal yang benar maka penguatan positif
dapat mendorong siswa untuk membina tingkah laku terseut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat memberikan penguatan


Pada dasarnya penguatan merupakan sebuah tindakan untuk memberikan respon kepada setiap
tingkah laku dari siswa. Pengutan harus diperhatikan dengan baik, memberikan pengutan yang
salah dapat membuat perkembangan siswa menjadi terganggu. Maka dari itu ada hal hal yang
perlu diperhatikan pada saat memberikan penguatan, diataranya yaitu:
 Hindari memberikan komentar negatif ketika siswa tidak bisa : jangan di hina, dibentak,
atau dimarahi secara berlebihan.
 Berikan kehangatan dalam penguatan.
 Penguatan dilaksanakan dengan kesungguhan atau serius
 Bermakna
 Melakukan variasi dalam memberikan penguatan : verbal/ucapan, gerak atau bahasa
tubuh/
Jenis Penguatan
1. Penguatan Verbal
Penguatan verbal adalah penguatan yang disampaikan melalui kata-kata atau secara lisan.
Penguatan verbal dapat diutrakan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan,
persetujuan, dan sebagainya. misalnya :
 itu bagus,
 aku setuju dengamu,
 aku tidak menyangka kamu bisa melakukannya
 apakah itu kamu yang melakukannya luar biasa
 kmau adalah murid yang cerdas
 itu hal yang menakjubkan untuk anak seusiamu
 aku tidak percaya kamu melakukannya sendiri, itu hal yang hebat.
2. Penguatan non Verbal
Penguatan ini meliputi:
 Penguatan berupa gerak mimik, seperti senyuman, acungan jempol, kerutan
wajah,tatapan mata yang tajam, dll.
 Penguatan dengan cara menekati
 Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan, seperti: saat siswa bisa
mengerjakan suatu tugas lebih dahulu dari teman temannya, dia bisa diminta untuk mengajari
teman lainnya (make it fun).
 Penguatan berupa simbol, seperti : menggunakan bintang, kartu bergambar, dll.
 Penguatan tak penuh, seperti : ketika mendapati siswa menjawab soal dan beberapa
jawabannya sebagaian salah guru tidak boleh menyalahkan "iya kamu salah" tetapi dapat
menggantinya dengan "iya jawaban kamu sudah baik, tetapi kamu dapat
menyempurnakannya lebih baik lagi".

E. Keterampilan Membimbing kelompok Kecil


Pembelajaran saat ini cendrung memberikan siswa untuk berperan aktif encari informasi secara
mandiri. Maka dari itu pembelajaran si setting untuk memberikan kesempatan siswindaria untuk
berkelompok.

Seorang guru harus mampu untuk membimbing siswa berkelompok dengan baik. Begitupun
dalam kelompok kecil. Dalam proses pembelajaran dengan pembentukan kelompok kecil guru
harus dapat membina siswa untuk berdiskusi dan berbagi informasi di dalam kelompoknya.

Meski terdengar sepele nyatanya banyak guru kurang mampu untuk melakukannya. Akibatnya
yaitu di dalam kelompok ada siswa aktif, biasa saja dan bahkan ada yan tidak mau ikut
kerjasama. Anak tersebut menjadi patun dan beban dalam kelompok tersebut.

Hal tersebut harus di hindari, maka keterampilan mengelola kelompok kecil perlu dikuasai oleh
seorang guru.
Berikut ini adalah kompnen yang harus diperhatikan guru dalam membimbing kelompok
kecil
 Memusatkan perhatian siswa pada satu jutuan dan satu topik diskusi. Untuk memusatkan
tujuan tersebut guru dapat melakukannya dengan cara : menyampaikan tujuan dalam
diskusi, menyampaikan masalah yang akan di bahas, mencatat aspek-aspek yang
mengganggu jalannya diskusi.
 Menganalisis pendapat dari siswa. Analisis terhadap jawaban atau pendapat siswa apakah
setiap pendapat yang diutarakan sudah berlandasakan sumber pengetahuan yang tepat dan
memiliki landasan.
 Meluruskan alur berfikir siswa.
 Memberikan kesmpatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi.
 Menutup diskusi. Dapat dilakukan dengan membuat rangkuman hasil diskusi.
Sementara hal-hal yang perlu dihindarkan dalam diskusi kelompok kecil yaitu:
 Guru mendominasi diskusi
 Membiarkan siswa memonopoli diskusi
 Membiarkan penyimpangan diskusi
 Membiarkan siswa tidak bertanya
 Tidak memperjelas dan mendukung alur berfikir siswa yang salah
 gagal mengakhiri diskusi secara efektif.

F. Keterampilan Mengelola Kelas

Keterampilan Mengelola Kelas


Guru adalah yang bertanggung jawab terhadap kelas. baik tidaknya kelas, lancar tidaknya kelas,
itu tergantung dari guru. Pengelolaan kelas adalah salah satu keterampilan yang harus guru
miliki. Keterampilan pengelolaan kelas adalah dasar sebagai seorang guru. Guru dituntut untuk
mampu mengoptimalkan kondisi belajar di kelas dan mengembalikan seperti semula jika dirasa
ada gangguan dalam pembelajaran.

Pengelolaan kelas adalah kegiatan untuk menciptakan, mengembalikan dan mempertahankan


kondisi optimal bagi terjadinya proses pembelajaran di dalam kelas.
Sebagai contoh pengelolaan kelas adalah:
 Menghentikan tindakan siswa yang tidak baik dan mengundang kegaduhan di dalam
kelas.
 Pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas.
 Penetapan atran kelas yang efektif dan efisien.
Tujuan dari pengelolaan
 Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang berhenti karena tidak
tahu akan tugas yang diberikan padanya
 Setiap anak harus melakukan pekerjaan tanpa mrmbuang waktu, artinya tiap anak akan
bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.
keterampilan pengelolaan kelas untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dapat dilakukan dengan cara:
 Menunjukan sikap tanggap. Misalnya membuat siswa merasa bahwa guru hadir bersama
mereka dan tau apa yang mereka perbuat. Cara ini dilakukan dengan cara memandang kelas
secara seksama, gerak mendekati, memberikan pertanyaan, dan memberikan reaksi pada
serian gangguan dan kekacauan.
 Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas
 Menegur : Teguran yang efektif harus memperhatikan : 1) jelas, tegas, dan menuju pada
siswa yang menggangu, 2) menghindari peringatan yang kasar, 3) menghindari ocehan yang
berkepanjangan.
 Memberikan penguatan

G. Keterampilan Mengadakan variasi

Keterampilan dasar mengajar selanjutnya yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah
kemampuan keterampilan untuk melakukan variasi. Melakukan variasi yang dimaksud disini
yaitu melakukan variasi dalam mengajar.

Kebosanan dan kejenuhan pasti melanda siswa anda jika, setiap anda mengajar anda hanya
menggunakan cara mengajar yang itu itu saja. Di tambah lagi jika performa guru yang masih
kuran serta sarana kelas tidak mendukung maka pembelajaran di dalam kelas menjadi
pembelajaran yang paling tidak di sukai. Akibatnya jika siswa sendiri tidak nyaman dan tidak
menyukai kegiatan pembelajaran akan sulit bagi mereka untuk menyerap setiap informasi materi
belajar.

Namun dengan bervariasinya pembelajaran dapat membuat siswa lebih nyaman, mereka tidak
lagi bosan dengan kegiatan pembelajaran yang sebelumnya dilakukan dengan metode atau cara
itu itu saja.

Tujuan dari diadakannya variasi pembelajaran yaitu

 Meningkatkan perhatian siswa


 Melayani kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda
 Menumbuhkan minat siswa untuk belajar
 Menghilangkan kebosanan siswa
Sementara manfaat yang dapat diperoleh dari variasi pembelajaran yaitu:
 Siswa memiliki perhatian yang tinggi pada pembelajaran.
 Partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat.
 Tumbuhnya sikap sikap positif siswa di dalam proses belajar.
 Siswa mendapatkan wadah belajar sesuai dengan cara belajar mereka.

Bentuk-bentuk variasi mengajar guru diantaranya:


1. Variasi dalam gaya mengajar

 variasi suara : variasi suara merupakan perubahan pada suara, seperti keras menjadi
lembut, tinggi menjadi rendah, cepat menjadi lambat, gembira menjadi sedih, dan penekanan
kata pada bagian-bagian tertentu.
 pemustan perhatian siswa : Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap
penting, dapat dilakukan oleh guru. Misalnya : "perhatian ini", "ini penting untuk kalian
semua ketahui", "menunjuk arah bagiann yang penting", dll.
 kesenyapan atau kebisuan guru : diam secara tiba-tiba dari guru merupakan salah satu
alat yang baik untuk meminta perhatian dari siswa. Perubahan keadaan dari yang sebelumnya
berbicara menjadi senyap, berkesibukan menjadi diam dapat menarik perhatian siswa.
 Melakukan kontak pandang dengan siswa : jika guru sedang berbicara dengan siswa,
hendaknya pandangan juga menyapu ke seluruh kelas dan siswa. Hal ini memperlihatkan
adanya hubungan intim antara guru dengan seluruh siswa. Kontak mata dapat digunakan
untuk menyampaikan infromasi atau mengetahui pemahaman siswa.
 Gerak badan mimik : variasi ini adalah variasi dalam ekspresi wajah guru, gerak kepala,
badan, dan anggota tubuh lainnya dapat digunakans ebagai sarana komunikasi. Gunakan
berbagai macam variasi ini untuk menyampaikan pesan kepada siswa.
 Pegantian posisi guru di dalam kelas : perubahan posisi guru ini dapat digunakan untuk
mempertahankan perhatian siswa (kelas). Ada kalanya guru berada di depan kelas, di tengaah
atau di belakang. Guru hendaknya menguasai kelas, tidak kikuk hanya berada di depan kelas
(depan meja guru, depan papan tulis, dan bolak balik).

2. Variasi guru dengan siswa


Variasi komunikasi guru dengan siswa sangat beragam, seperti : kegiatan yang didominasi guru,
kegiatan tanya jawab, kegiatan presentasi yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
lebih banyak menyampaikan, kegiatan diskusi. Interaksi dengan siswa harus bervariasi supaya
tidak menimbulkan kejenuhan.

3. Variasi media atau alat alat pembelajaran


Penggunaan media atau alat yang bervariasi dapat membuat siswa selalu antusias dengan
pembelajaran yang disajikan oleh guru. Meski begitu guru harus memperhatikan aspek aspek
cara belajar siswanya. Ini penting karena setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda beda.
Guru harus mampu untuk memfasilitasi setiap anak untuk belajar dengan potensinya msing-
masing.

H. Keterampilan Mengajar Perorangan dan Kelompok Kecil


Keterampilan ini adalah keterampilan guru dalam memfasilitasi siswanya untuk belajar baik
secara individu maupun berkelompok. Karena pembelajaran di dalam kelas tidak melulu
berkelompok maka guru juga harus mampu untuk mengelola pembelajaran secara individu.

Pembelajaran dengan perorangan dan kelompok kecil memungkinkan guru untuk memberikan
perhatian kepada siswa dan terjalinnya hubungan yang lebih akrab antara guru dengan siswa
serta siswa dengan siswa.

Perlu diketahui beberapa materi pelajaran ada yang baik jjika dilaksanakan pembelajaran
berkelompok, namun ada kalanya materi pembelajaran yang lebih cocok dengan pembelajaran
peroranan. Oleh sebab itu guru harus memiliki kemampuan untuk mengajar kelompok kecil dan
perorangan.
Ciri-Ciri dari pembelajaran perorangan dan kelompok kecil adalah
 Hubungan yang akrab antara personal (guru dengan siswa, siswa ke guru dan siswa
dengan siswa lainnya).
 Siswa melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan cara, minat, dan kecepatan
masing-masing.
 Guru melakukan bimbingan terhadap siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
 Siswa sejak awal pembelajaran dilibatkan dalam menentukan tujuan, materi yang akan
dipelajari maupun proses pembelajaran yang harus dilakukannya.

Komponen keterampilan yang harus dikuasai


 Mengidentifikasi topik pembelajaran: harus diingat setiap topik materi memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Dalam hal ini ada topik materi yang efektif dengan model
pembelajaran secara klasikal dan ada pula yang lebih efektif dengan pendekatan kelompok
kecil dan perorangan.
 Pengorganisasian, yaitu dituntut keterampilan mengorganisasikan setiap unsur/komponen
pembelajaran siswa, sumber materi, waktu, media yang dibutuhkan, pendekatan dan metode
yang akan digunakan serta sistem evaluasi.
 Memberikan kulminasi, yaitu setiap kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan
perorangan, harus diakhiri dengan kegiatan kulminasi misalnya dalam bentuk membuat
rangkuman, pemantapan, laporan, dsb.
 Mengenal secara personal, yaitu guru untuk dapat mengajar melalui pendekatan
perorangan debgan efektif, harus mengenal pribadi, karakteristik siswa secara umum dan
lebih baik secara lebih mendalam.
 Mengembangkan bahan belajar mandiri, yaitu untuk melayani kebutuhan belajar secara
perorangan guru harus terampil mengembangkan bahan pembelajaran untuk individual.
Seperti dengan bahan belajar mandiri, paket-paket pembelajaran, dsb yang memungkinkan
siswa dapat belajar sesuai dengan caranya masing-masing.

2.5. Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru professional


Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang profesional meliputi:
1. Kompetensi Pedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya. (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28
ayat 3 butir a).
Artinya guru harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran, mulai dan merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Guru harus menguasai
manajemen kurikulum, mulai dan merencanakan perangkat kurikulum, melaksanakan
kurikulum, dan mengevaluasi kurikulum, serta memiliki pemahaman tentang psikologi
pendidikan, terutama terhadap kebutuhan dan perkembangan peserta didik agar kegiatan
pembelajaran lebih bermakna dan berhasil guna.
2. Kompetensi Personal, adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. (SNP,
penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir b).
Artinya guru memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi sumber
inspirasi bagi siswa. Dengan kata lain, guru harus memiliki kepribadian yang patut
diteladani, sehingga mampu melaksanakan tri-pusat yang dikemukakan oleh Ki Hadjar
Dewantoro, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri
Handayani. (di depan guru memberi teladan/contoh, di tengah memberikan karsa, dan di
belakang memberikan dorongan! motivasi).

3. Kompetensi Profesional, adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara


luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP, penjelasan Pasal
28 ayat 3 butir c).
Artinya guru harus memiliki pengetahuan yang luas berkenaan dengan bidang studi yang
akan diajarkan serta penguasaan didaktik metodik dalam arti memiliki pengetahuan
konsep teoretis, mampu memilih model, strategi, dan metode yang tepat serta mampu
menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Guru pun harus memiliki pengetahuan luas
tentang kurikulum, dan landasan kependidikan.
4. Kompetensi Sosial, adalah kemampuan guru sebagai bagian dan masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. (Standar Nasional
Pendid ikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d).
Artinya ia menunjukkan kemampuan berkomunikasi sosial, baik dengan murid-muridnya
maupun dengan sesama teman guru, dengan kepala sekolah bahkan dengan masyarakat
luas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Istilah profesi dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk menunjukkan tentang
pekerjaan seseorang. Seseorang yang bekerja sebagai dokter,dikatakan profesinya sebagai
dokter dan orang yang pekerjaannya mengajar di sekolah dikatakan profesinya sebagai
Guru.
2. Dilihat dari sejarah, pada awalnya orang-orang diangkat menjadi guru belum
berpendidikan khusus keguruan, dan secara perlahan-lahan tenaga guru ditambah dengan
mengangkat dari lulusan guru (kweek school) yang pertama kali didirikan di SOLO pada
tahun 1852. karena kebutuhan penambahan sejumlah guru yang semakin mendesak.
B. SARAN
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah kelompok kami masih memiliki banyak
kekurangan.Oleh karena itu, kepada Bapak, Ibu dosen, dan seluruh pembaca agar dapat
memberikan kritik dan sarannya untuk menyempurnakan makalah kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA

http://fantasticher.blogspot.com/2013/10/xml-normal-0-false-false-false-en-us-x.html
https://koreshinfo.blogspot.com/2016/04/syarat-syarat-guru-profesional-dan-ciri.html

http://iputuleonamahardika.blogspot.com/

http://www.karyatulisku.com/2017/11/8-keterampilan-dasar-mengajar.html

Anda mungkin juga menyukai