1. Pengertian Profesi
a) Melayani masyarakat
b) Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan
khalayak ramai.
c) Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori praktek.
d) Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.
e) Terkendali berdasarkan lisesnsi baku dan atau mempunyai persyaratan masuk
(untuk menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentu atau ada
persyaratan khusus yang ditentukan untuk dapat mendudukinya).
f) Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu.
g) Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja
yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.
h) Mempunyai komitmen terhadap jabatan klien, dengan penekanan terhadap
layanan yang akan diberikan.
i) Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya, relatif bebas dari
supervisi dalam jabatan.
j) Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri.
k) Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok ‘Elit’ untuk mengetahui dan
mengakui keberhasilan anggotannya.
l) Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau
menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.
1
m) Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan diri
setiap anggotanya.
n) Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi.
2
a) Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
b) Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
c) Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama.
d) Jabatan yang memerlukan “latihan dalam Jabatan” yang bersinambungan.
e) Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
f) Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.
g) Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
h) Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
3
e. Jabatan yang Menjanjikan Karier Hidup dan Keanggotaan yang Permanen
Di luar negeri barangkali syarat jabatan guru sebagai karier permanen
merupakan titik yang paling lemah dalam menuntut bahwa mengajar adalah jabatan
profesional.
h. Jabatan yang Mempunyai Organisasi Profesional yang Kuat dan Terjalin Rapat.
Dalam beberapa hal, jabatan guru telah memenuhi kriteria ini dan dalam hal
lain belum dapat dicapai. Di Indonesia (PGRI) yang merupakan wadah seluruh guru
mulai dari guru taman kanak-kanak sampai guru sekolah.
4
B. Kode Etik Profesi Keguruan
1. Pengertian Kode Etik
a) Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian.
Pasal 28 Undang-Undang ini dengan jelas menyatakan bahwa “Pegawai
Negeri Sipil mempunyai Kode Etik sebagai Pedoman sikap, tingkah laku dan
perbuatan di dalam dan di luar kedinasan.”
5
anggota profesi, kode etik pada umumnya memberi petunjuk-petunjuk kepada
para anggotanya untuk melaksanakan profesinya.
Kode etik juga sering mengandung peraturan-peraturan yang bertujuan
membatasi tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur bagi para anggota
profesi dalam berinteraksi dengan sesama rekan anggota profesi.
6
4. Sanksi Pelanggaran Kode Etik
Pada umumnya karena kode etik adalah landasan moral dan merupakan
pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan maka sanksi terhadap pelanggaran kode
etik adalah sanksi moral.
7
KODE ETIK GURU INDONESIA
8
C. Konsep Organisasi Profesi
Organisasi apapun yang di bentuk oleh sebuah profesi, tujuan akhirnya adalah
memberi manfaat kepada anggota profesi itu terutama di dalam meningkatkan
kemampuan profesional, melindungi anggota dalam melaksanakan layanan
profesional, dan melindungi masyarakat dari kemungkinan melapraktek dari layanan
profesional. (santori, djam’an, 6.22: 2009)
1. PGRI
Persatuan Guru Republik Indonesia lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali
dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian
berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932. Pada saat
didirikannya, organisasi ini disamping memiliki misi profesi juga ada tiga misi
9
lainnya, yaitu misi politis-deologis, misi peraturan organisaoris, dan misi
kesejahteraan.
Misi profesi PGRI adalah upaya untuk meningkatkan mutu guru sebagai penegak dan
pelaksana pendidikan nasional. Guru merupakan pioner pendidikan sehinnga dituntut
oleh UUSPN tahun 1989: pasal 31; ayat 4, dan PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 agar
memasuki organisasi profesi kependidikan serta selalu meningkatkan dan
mengembagkan kemampuan profesinya.
Misi politis teologis tidak lain dari upaya penanaman jiwa nasionalise, yaitu
komitmen terhadap pernyataan bahwa kita bangsa yang satu yaitu bangsa
indonesia, juga penanaman nilai-nilai luhur falsafah hidup berbangsa dan
benegara, yaitu pancasila.
Misi peraturan organisasi PGRI merupakan upaya pengejawantahan peaturan
keorgaisasian , terutama dalam menyamakan persepsi terhadap visi, misi, dan
kode etik keelasan sruktur organisasi.
Dipandang dari segi derajat keeratan dan keterkaitan antaranggotanya, PGRI
berbentuk persatuan (union). Sedangkan struktur dan kedudukannya bertaraf
nasional, kewilayahan, serta kedaerahan. Keanggotaan organisasi profesi ini
bersifat langsung dari setiap pribadi pengemban profesi kependidikan.
Dengan demikian PGRI merupakan organisasi profesi yang memiliki
kekuatan dan mengakar diseluruh penjuru indonesia. Arrtinya, PGRI
memiliki potensi besar untuk meningkatkan hakikat dan martabat guru,
masyarakat, lebih jauh lagi bangsa dan negara.
2. MGMP
3. KKG
Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai kelompok kerja seluruh guru dalam satu
gugus. Pada tahap pelaksanaannya dapat dibagi ke dalam kelompok kerja guru yang
10
lebih kecil, yaitu kelompok kerja guru berdasarkan jenjang kelas, dan kelompok kerja
guru berdasarkan atas mata pelajaran.
11