Anda di halaman 1dari 114

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

PROFESI KEGURUAN DALAM


MENGEMBANGKAN SISWA
PENDAHULUAN

erlu kalian ketahui, profesi keguruan merupakan profesi yeng


sedang berkembang. Pemikiran tentang bagaimana hakikat

profesi keguruan kerap kali diperbincangkan. Bagi seorang guru,


pengetahuan tentang profesi keguruan harus benar benar dimiliki untuk
dapat meningkatkan profesionalitas anda dalam melaksanakan tugas.
Pada modul ini, anda akan diajak untuk mengkaji tentang profesi
keguruan dalam mengembangkan siswa, agar setelah membaca modul
ini anda dapat menjelaskan secara tepat dan benar mengenai profesi
keguruan dalam megembangkan siswa.
Secara khusus, setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan
dapat menjelaskan sebagai berikut.
1. Ciri ciri pekerjaan profesional
2. Pengertian profesi keguruan
3. Ciri ciri profesi keguruan
4. Latar belakang profesi keguruan
5. Ruang lingkup profesi keguruan
Untuk mencapai tujuan tersebut, Modul I ini dibagi kedalam tiga
kegiatan belajar (KB), pertama, apa, mengapa, dan bagaimana
pekerjaan profesional. Kedua, pengertian dan ciri ciri profesi keguruan,
ketiga, latar belakang dan Ruang lingkup profesi keguruan.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan
Kegiatan Belajar 1

Apa, Mengapa, Dan Bagaimana


Pekerjaan Profesi

alam percakapan sehari hari sering terdengar istilah profesi


atau profesional. Seseorang mengatakan bahwa profesinya

sebagai seorang dokter, yang lain mengatakan bahwa profesinya


sebagai arsitek, atau ada pula sebagai pengacara, guru, ada juga yang
mengatakan profesinya pedagang, penyanyi, petinju, penari, tukang
koran, dan sebagainya. Para staf dan karyawan instansi militer dan
pemerintah juga tidak henti hentinya mengatakan akan meninggalkan
profesinalannya. Ini berarti bahwa jabatan mereka adalah suatu profesi
juga.
Kalau diamati dengan cermat bermacam macam profesi yang
disebutkan di atas, belum dapat dilihat dengan jelas apa yang
merupakan kriteria bagi suatu pekerjaan sehingga dapat disebut suatu
profesi itu. Kelihatannya kriterianya dapat bergerak dari segi pendidikan
formal yang diperlukan bagi seseorang untuk mendapatkan suatu
profesi, sampai kepada kemampuan yang dituntut seseorang dalam
melakukan tugasnya. Dokter dan arsitek harus melalui pendidikan yang
tinggi yang cukup lama, dan menjalankan pelatihan berupa pemagangan
yang juga memakan waktu yang tidak sedikit sebelu merekan diizinkan
memangku jabatannya. Mereka juga dituntut untuk selalu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan merekan dengan tujuan meningkatkan
kualitas layanannya kepada khalayak.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan
tugasnya memerlukan/menuntut keahlian (expertise), menggunakan
teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

darLembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan


kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ciri profesi yaitu :
1. Ada standar kerja yang baku dan jelas
2. Ada lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku
profesi dengan standar kualitas akademik yang bertanggung jawab
3. Organisasi profesi
4. Etika dan kode etik profesi
5. Sistem imbalan
6. Pengakuan dari masyarakat
Omstein dan Levine ciri-ciri profesi antara lain :
1) Melayani masyarakat, merupakan karier sepanjang hayat
2) Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar
jangkauan

khalayak

ramai

(tidak

semua

orang

dapat

melakukannya.
3) Menggunakan hasil penelitian dam aplikasi dari teori ke praktik
4) Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang
5) Terkendali

berdasarkan

lisensi

baku

dan

atau

mempunyai

persyaratan masuk.
6) Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja
tertentu.
7) Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan
unjuk kerja yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan
yang diberikan.
8) Mempunyai komitmen

terhadap

jabatan dan

klien:

dengan

penekanan terhadap layanan yang diberikan


9) Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya; relatif
bebas dari supervisi dalam jabatan
10) Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri
11) Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok elite untuk
mengetahui dan mengakui keberhasilan anggotanya
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

12) Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan


atau menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang
diberikan
13) Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari public dan
kepercayaan dari setiap anggotanya
14) Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi

Menurut Sanusi, et. al (1991) ciri-ciri utama suatu profesi antara lain :
1) Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikasi social yang
menentukan
2) Jabatan yag menuntut keahlian/keterampilan tertentu
3) Keterampilan/keahlian yang dituntut jabatan itu dapat melalui
pemecahan masalah dengan menggunakan teori dan metide ilmiah
4) Jabtan itu berdasarkan batang tubuh disiplin ilmu yang jelas,
sistematik, dan eksplisit yang bukan anya pendapat khayalak
umum
5) Jabatan itu memerluakan pendidikan perguruan tinggi dengan
waktu yang cukup lama
6) Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan
sosialisasi nilai-nilai professional itu sendiri
7) Dalam memberikan layanan kepda masyarkat anggota profesi itu
berpegang teguh pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi
profesi
8) Tiap anggota profess mempunyai kebebasan dalam judgment
terhadap permasalahan profesi yang dihadapinya
9) Dalam praktiknya melayani masyarakat, anggota profess otonom
dan bebas dari campur tangan orang luar
10) Jabatan ini mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat, dan
karenanya memperoleh imabalan yang tinggi pula.
Menurut Robert W. richey (1974) ciri-ciri profesi adalah :

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

1) Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dari pada


pelayanan pribadi
2) Seorang pekerja professional, secara relative memerlukan waktu
yang panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsipprinsip pengetahuan khusus untuk mendukung keahliannya
3) Memiliki kialifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta
mampu mengikuti perembangan dalam pertumbuhan jabtan
4) Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap
serta cara kerja
5) Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi
6) Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan,
disiplin diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya
7) Memberi

kesempatan

untuk

kemajuan,

spesialisasi

dan

kemandirian
8) Memandang profesi sebagai suatu karier hidup (a live career) dan
menjadi seorang anggota yang permanen

Menurut D. Westby Gibson (1965) ciri-ciri keprofesian adalah sebagai


berikut :
1. Pengakuan oleh massyarakat terhadap pelayanan tertentu yang
hanya dapat dilakukan oleh kelompok pekerja yang dikategorikan
sebagai suatu profesi
2. Dimilikinya sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan
sejumlah teknik dan prosedur yang unik
3. Diperlukannya persiapan yang sengaja dan sistematis sebelum
orang mampu melaksanakan suatu pekerjaan professional
4. Dimilikinya suatu mekanisme untuk menyaring sehingga mereka
yang dianggap kompeten yang diperbolehkan bekerja untuk
lapangan tertentu
5. Dimilikinya organisasi professional yang disamping melindungi
kepentingan anggotanya dari saingan kelompok luar, juga berfungsi
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat, termasuk


tindak etis professional pada anggotanya

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut !
1) Jelaskan

pengertian

profesi,

profesional,

profesionalisme,

profesionalitas dan profesionalisasi !


2) Apa perbedaan mendasar antara profesi dengan tehnisi !
3) Bandingkan pendapat Rochman Natawijaya dengan D Westby
Gibson tentang ciri-ciri profesi ? sebutkan persamaan dan
perbedaannya !
4) Jelaskan ciri-ciri profesi menurut Anda !
5) Sebutkan

pekerjaan

apa

saja

yang

dikategorikan

profesi

berdasarkan ciri-cirinya !

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan
RANGKUMAN

Dari uraian yang telah dipaparkan pada kegiatan belajar I ini. Kita
akan dapat mengambil beberapa hal pokok sebagai berikut.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan
tugasnya

memerlukan

atau

menuntut

keahlian

(expertise),

menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian


diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu
dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan. Suatu pekerjaan
dapat dikatakan profesi jika memiliki beberapa syarat-syarat tertentu.
Ciri profesi adanya :
1) standar kerja yang baku dan jelas
2) Lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi
dengan standar kualitas akademik yang bertanggung jawab
3) Organisasi profesi
4) Etika dan kode etik profesi
5) Sistem imbalan
6) Pengakuan dari masyarakat

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

TES FORMATIF 1

1) Seseorang
mempunyai

yang

menampilkan

tingkat

kesusilaan

suatu
lebih

tugas
dari

khusus

yang

biasa

dan

mempersyaratkan waktu persiapan dan pendidikan cukup lama


untuk menghasilkan pencapaian kemampuan, keterampilan dan
pengetahuan berkadar tinggi, merupakan definisi profisi menurut.....
a. Rochman natawidjaya
b. Didi atmadilaga
c. Walter johnson
d. Ahmad sansi
2) Menurut pendapat anda, di antara pekerjaan di bawah ini yang
tidak termasuk profesi adalah......
a. Dokter
b. Penjahat
c. Guru
d. Akuntan publik
3) Dalam mengerjakan pekerjaanya seorang profesional terikat
pada.....
a. Almamaternya
b. Kode etik profesi
c. Organisasi profesi
d. Atasan langsung
4) Menurut robert w. Richey proferi dipandang sebagai suatu karier
hidup (a live career) dan menjadi seorang anggota yang permanen
berdasarkan pendapat tersebut, pernyataan yang tidak tepat di
bawah ini adalah......
a. Seorang profesional dapat mencari tambahan penghasilan dari
pekerjaan lain
b. Seorang profesional hanya mengerjakan profesinya terus
menerus
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

c. Profesi menjamin hidup layak bagi penyandangnya


d. Klien akan memberikan imbalan atas layanan yang diberikan
seorang profesional
5) Sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat
pengetahuan dan keahlian yang mereka dalam rangka melakukan
pekerjaanya, adalah definisi dari.......
a. Profesionalisme
b. Profesi
c. Profesional
d. profesionalitas

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

Kegiatan Belajar 2

Pengertian dan Ciri-ciri Profesi


Keguruan
A. PENGERTIAN PROFESI KEGURUAN
Pada kegiatan belajar 1 telah kita bahas pengertian profesi dan
ciri cirinya. Berdasarkan uraian diatas tampaknya jabatan guru
belum sepenuhnya dapat dikategorikan sebagai suatu profesi yang
utuh, dan bahkan banyak orang yang berpendapat hanya jabatan
semi

profesional

atau

profesi

yang

baru

muncul

(emerging

professional) karena belum semua ciri ciri diatas yang dapat


dipenuhi.
Menurut

Amitai

Etzioni

(1969:89)

guru

adalah

jabatan

semiprofesional karena: ...The training (of teachers is shorter,


their status less legitimated (low or moderae), their right to
privileged communication less established, there is less of a
specialized knowledge, and they have less autonomy from
supervision or societal control than the professions...
...Pelatihan ( tentang para guru) lebih pendek, status mereka
lebih sedikit mengesyahkan ( rendah atau moderat), komunikasi yang
diistimewakan hak-hak untuk mereka lebih sedikit dibentuk/mapan,
ada lebih sedikit suatu pengetahuan khusus, dan mereka mempunyai
lebih sedikit otonomi dari pengawasan atau kendali bermasyarakat
dibanding ' profesi'...
Guru harus dilihat sebagai profesi yang baru muncul, dan karena
itu mempunyai status yang lebih tinggi dari jabatan semiprofesional,
bahkan mendekati jabatan profesi penuh. Pada saat sekarang, seperti
telah dijelaskan didepan, sebagai orang cenderung menyatakan guru
sebagai profesi, dan sebagian lagi tidak mengakuinya. Oleh sebab itu,
dapat dikatakan jabatan guru sebagian, tetapi bukan seluruhnya

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

10

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

adalah jabatan profesional, namun sedang bergerak kearah itu. Kita di


indonesia dapat merasakan jalan kearah itu mulai ditapaki, misalnya
dengan adanya peraturan dari mentri pendidikan dan kebudayaan
bahwa yangf boleh yang menjadi guru hanya yang mempunyai akta
mengajar

yang

dikeluarkan

oleh

lembaga

pendidikan

tenaga

pendidikan (LPTK). Selain itu juga guru diberi penghargaan oleh


pemerintah melalui keputusan Menpan No. 26 Tahun 1989, dengan
memberikan tunjangan fungsional sebagai pengajar dan dengan
kemungkinan kenaikan pangkat yang terbuka.
Setelah kita bahas profesionalisasi secara panjang lebar, mungkin
dalam

hati

anda

timbul

pertanyaan,

untuk

apa

dibicarakan

profesionalisasi dalam dunia kependidikan ? kalau dipahami secara


baik, kriteria profesional yang telah dibicarakan diatas, maka jelaslah
bahwa jabatan profesional sangat memperhatikan layanan ini secara
optimal serta menjaga agar masyarakat akan dirugikan oleh orang
orang yang tidak bertanggung jawab tuntutan jabatan profesional
harus

sangat

tinggi.

Profesi

kependidikan,

khususnya

profesi

keguruan tugas utamanya melayani masyarakat dalam dunia


peendidikan sejalan dengan alasan tersebut jelas kiranya bahwa
profesionalisasi dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan
segala daya dan usaha dalam rangka penyampaian secara optimal
layanan yang akan diberikan kepada masyarakat.

rofesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan


tugasnya memerlukan atau menuntut keahlian (expertise),

menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi.


Keahlian

diperoleh

dari

lembaga

pendidikan

yang

khusus

diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggung


jawabkan. Suatu pekerjaan dapat dikatakan profesi jika memiliki
beberapa syarat-syarat tertentu.
Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang
tumbuh. Walaupun ada yang berpendapat bahwa guru adalah jabatan
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

11

MKDK 3 SKS
semiprofesional,

Profesi Keguruan
namun

sebenarnya

lebih

dari

itu.

Hal

ini

dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada


lembaga pendidikan yang lulusannya menyiapkan tenaga guru,
adanya organisasi profesi, kode etik dan ada aturan tentang jabatan
fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989).
Usaha profesionalisasi merupakan hal yang tidak perlu ditawartawar lagi karena uniknya profesi guru. Profesi guru harus memiliki
berbagai kompetensi seperti kompetensi profesional, personal dan
sosial.
Profesi guru adalah suatu profesi yang utuh, dan banyak orang
berpendapat bahwa guru hanya jabatan semiprofessional tau profesi
yang baru muncul (emerging profession) karena belum semua ciri-ciri
dapat memenuhi.

B. PERLUNYA PROFESIONALISASI DALAM PENDIDIKAN


Bersedia atau tidak setiap anggota profesi harus meningkatkan
kemampuannya, untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada
masyarakat.
Lebih khusus lagi Sanusi et. al. (1991:23) terdapat enam
asumsi yang melandasi perlunya profesionalisasi dalam pendidikan,
antara lain :
1. Subjek pendidikan adalah manusia yag memiliki kemauan,
pengetahuan, emosi, dan perasaan dan dapat dikembangkan
sesuai dengan potensinya; pendidikan dilandasi oleh nilai-nilai
kemanusiaan yang menghargai martabat manusia.
2. Pendidikan dilakukan secara internasional, yakni sadar bertujuan
maka pendidikan menjadi normatif yang diikat oleh norma-norma
dan nilai-nilai yang baik secara universal, nasional, maupun lokal,
yang merupakan acuan para pendidik, peserta didik dalam
mengelola pendidikan

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

12

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

3. Teori-teori pendidikan merupakan jawaban kerangka hipoetesis


dalam menjawab permasalahan pendidikan
4. Pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang manusia, yakni
manusia mempunyai potensi yang baik untuk berkembang
5. Inti pendidikan terjadi dalam prosesnya, yakni situasi dimana terjadi
dialog antara peserta didik dengan pendidik yang memungkinkan
peserta didik tumbuh kearah yang dikehendaki oleh pendidik agar
selaras dengan nilai nilai yang dijunjung tinggi masyarakat.
6. Sering terjadi dilema antara tujuan utama pendidikan yaitu
menjadikan manusia sebagai manusia yang baik (dimensi intrinsik)
dengan misi instrumental yakni yang merupakan alat untuk
perubahan atau mencapai sesuatu.
C. SYARAT SYARAT PROFESI GURU
Dari penjelasan di atas, dapat dikemukakan bahwa guru dianggap
sebagai suatu profesi bilamana ia memiliki pernyataan dassar,
keterampilan, teknik serta didukung oleh sikap kepribadian yang
mantap. Dengan demikian, berarti guru yang profesional harus
memiliki kompetensi berikut:
1. Kompetensi Profesional, memiliki pengetahuan yang luas serta
dalam dari subjek matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta
penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep
teoritik, mampu memilih metode dalam proses belajar yang tepat
serta mampu menggunakan berbagai metode dalam proses belajar
mengajar. Guru pun harus memiliki pengetahuan luas tentang
landasan kependidikan dan pemahaman terhadap subjek didik
(murid).
2. Kompetensi Personal, memiliki sikap kepribadian yang mantap
sehingga mampu menjadi sumber identifikasi bagi subjek. Dengan
kata lain, guru harus memiliki kepribadian yang patut diteladani,
sehingga mampu melaksanakan kepemimpinan yang dikemukakan
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

13

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu Tut Wuri Handayani, Ing Madya


Mangun Karso, dan Ing Ngarso Sung Tuloda.
3. Kompetensi Sosial, memnunjukkan kemampuan berkomunikasi
sosial, baik dengan murid muridnya maupun dengan sesama
teman guru. Dengan kepala sekolah bahkan dengan masyarakat
luas.
4. Kemampuan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya yang
mengutamakan nilai kemanusiaan dari pada nilai material.
Apabila seorang guru telah memiliki kompetensi tersebut di atas,
maka guru tersebut telah memiliki hak profesional karena ia telah
dengan nyata memenuhi syarat-syarat berikut ini.
a. Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum terhadap batas
wewenang keguruan yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi
edukatif dalam batas tanggung jawabnya dan ikut serta dalam
proses pengembangan pendidikan setempat.
c. Menikmati kepemimpinan teknis dan dukungan pengelolaan
yang efektif dan efisien dalam rangka menjalankan tugas seharihari.
d. Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap
usaha-usaha

dan

prestasi

yang

inovatif

dalam

bidang

pengabdiannya.
e. Menghayati

kebebasan

mengembangkan

kompetensi

profesionalnya secara individual maupun institusional.


Dalam usaha membangun manusia indonesia seutuhnya, maka
para gurulah merupakan perangkat pelaksana yang terdepan. Kalu
bidang teknik kedokteran, pertanian, industri dan lain-lain adalah
untuk kepentingan manusia. Maka guru bertugas untuk membangun
manusianya. Hal ini tentu memerlukan persyaratan tertentu untuk
dapat melaksanakan tugas tersebut diatas yaitu guru sebagai suatu

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

14

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

profesi, sebagai perpaduan antara pengabdian dan sikap kepribadian


yang miulia.

D. CIRI-CIRI PROFESIONAL KEGURUAN


Ciri-ciri profesionalisasi jabatan guru akan mulai nampak,
seperti yang dikemukakan oleh Robert W. Richey (1974) sebagai
berikut.
1) Para guru akan bekerja hanya semata-mata memberikan
pelayanan kemanusiaan daripada usaha untuk kepentingan
pribadi.
2) Para guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagai
persyaratan

untuk

mendapatkan

lisensi

mengajar

serta

persyaratan yang ketat untuk menjadi anggota organisasi guru.


3) Para guru dituntut untuk memiliki pemahaman serta keterampilan
tinggi dalam hal bahan mengajar, metode, anak didik, dan
landasan kependidikan.
4) Para guru dalam organisasi professional, memiliki publikasi
professional yang daapat melayani para guru, sehingga tidak
ketinggalan, bahkan selalu mengikuti perkembangan yang terjadi.
5) Para guru diusahakan untuk selalu mengikuti kursus, workshop,
seminar, konvensi serta terlibat secara luas dalam berbagai
kegiatan in servic.
6) Para guru diakui sepenuhnya sebagai suatu kareir hidup
7) Para guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara nasional
maupun local.
Khusus untuk jabatan guru ini sebenarnya juga sudah ada yang
mencoba

menyusun

ciri-cirinya.

Menurut

National

Education

Assotiaon (NEA) (1948) menyarankan ciri-ciri sebagai berikut :


a. Jabatan yang melibatkan intelektual.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

15

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

Jelas sekali bahwa jabatan guru memenuhi kriteria ini, karena


mengajar melibatkan upaya-upaya yang sifatnyasangat didominasi
kegiatan intelektual.
b. Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus.
Mereka yang bergerak di bidang pendidikan menyatakan bahwa
mengajar telah mengembangkan secara jelas bidang khusus yang
sangat penting dalam mempersiapkan guru yang berwenang.
Sebaliknya ada yang berpendapat bahwa mengajar belum
mempunyai batang tubuh ilmu khusus yang dijabarkan secara
ilmiah. Kelompok pertama percaya bahwa mengajar adalah suatu
sains. Kelompok kedua mengatakan bahwa mengajar adalah suatu
kiat. Namun, dalam karangan-karangan yang ditulis dalam
enclyclopedia of Educational Research, misalnya terdapat buktibukti

bahwa

pekerjaan

mengajar

telah

secara

intensif

mengembangkan batang tubuh ilmu khususnya.


c. Jabatan yang memerlukan persiapan latihan yang lama
Yang membedakan jabatan profesional dan nonprofesional antara
lain adalah dalam penyelesaian pendidikan melalui kurikulum yaitu
ada yang di atur universitas/institut atau melalui pengalaman
praktek dan pemagangan atau campuran pemagangan dan kuliah.
Yang pertama, yakni pendidikan melalui perguruan tinggi, di
serdiakan untuk jabatan profesional, sedangkan yang ke dua yakni
pendidikan melalui

pengalaman praktak dan pemagangan atau

campuran pemagangan dan kuliah di peruntukkan bagi jabatan


yang nonprofesional tetapi jenis kedua ini

tidak ada lagi di

indonesia.
d. Jabatan

yang

memerlukan

latihan

dalam

jabatan

yang

berkesinambungan.
Jabatan guru cenderung menunjukan bukti yang kuat sebagai
jabatan prfesional, sebab hampir tiap tahun guru melakukan

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

16

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

berbagai kegiatan latihan profesional, baik yang mendapatkan


penghargaan kredit maupun tanpa kredit.
e. Jabatan yang menjanjikan kareir hidup dan keanggotaan yang
permanen.
Banyak guru baru yang hanya bertahan selama satu atau dua
tahun pada profesi mengajar, setelah itu mereka pinda kerja ke
bidang lain, yang labih banyak menjanjikan bayaran yang lebih
tinggi. Ada pula guru karena penghasilanya tidak memadai.
Kemudian mencari tambahan lain peda pekerjaan yang justru jauh
dengan pekerjaan mengajar (menjadi sopir, pedagang, penjahit, dll)
dengan demikian kriteria ini beuim dapat dipenuhi oleh jabatan guru
di indonesia.
f. Jabatan yang menentukan bakunya sendiri
Di karenakan jabatan guru menyankut hajat hidup orang banyak,
maka pembakuan jabatan guru ini sering tidak di ciptakan oleh
anggota profesi sendiri terutama di negara kita. pembakuan jabatan
guru masih sangat banyak diatur oleh pihak pemerintah, atau pihak
lain yang menggunakan tenaga guru tersebut seperti yayasan
pendidikan swasta
g. Jabatan yang mementingkan layanan diatas keuntungan pirbadi
Jabatan guru adalah jabatan yang mempunyai nilai sosial yang
tinggi, tidak perlu di ragukan lagi. Guru yang baik akan sangat
berperan dalam mempengaruhi kehidupan yang lebih baik dari
warga negara masa depan. Jabatan guru talah terkenal secara
universal sebagai suatu jabatan yang anggotanya termotifasi oleh
keinginan untuk membantu orang lain dan bukan di sebabkan oleh
keuntungan ekpnomi atau keuangan semata.
h. Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan
terjalin rapat
Semua profesi yang di kenal mempunyai organisasi profesional
yang kuat untuk dapat mewadahi tujuan bersama dan melindungi
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

17

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

anggotanya. Di indonesia telah ada persatuan guru republik


indonesia(PGRI)yang merupakan wadah seluruh guru mulai dari
guru TK sampai denga guru SLTA, ada pula ikatan sarjana
pendidikan inoinesia (ISPI)yang mewadahi para sarjana indonesia,
ada juga kelompok-kelompok guru bidang studi.

E. PERKEMBANGAN PROFESI KEGURUAN DI INDONESIA


Dalam buku Sejarah Pendidikan Indonesia (1987) secara jelas
melukiskan sejarah pendidikan terutama dalam zaman kolonial
Belanda, termasuk profesi keguruan. Guru-guru yang pada mulanya di
angkat dari orang yang tidak dididiksecara khusus menjadi guru yang
berangsur-angsur dilengkapi dan ditambah dengan guru-guru lulusan
dari sekolah guru (kweekschool) yang pertama yang didirikan pertama
kalidi Solo tahun 1852. Karena kebutuhan guru yang mendesak
pemerintah Hindia Belanda mengangkat lima macam guru, yakni
sebagai berikut:
1) Guru lulusan sekolah yaitu guru yang di anggap sebagai guru yang
berwenang penuh.
2) Guru yang bukan lulusan sekolah guru, tetapi lulus ujian yang
diadakan untuk menjadi guru.
3) Guru bantu, yakni yang lulus ujian guru bantu.
4) Guru yang dimagangkan kepada seorang guru senior, yang
merupakan calon guru.
5) Guru yang diangkat karena keadaan yang amat mendesak yang
berasal dari warga yang pernah mengecap pendidikan.
Keadaan

seperti

itu

berlangsung

sampai

akhir

kemerdekaan.

Seiring

berjalannya

waktu

sekolah

meningkatkan

mutunya,

sehinnga

hanya

ada

perang

guru

satu

makin

Lembaga

Pendidikan Tinggi Kependidikan(LPTK) dan saat ini di Indonesia telah


ada organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia. Dalam sejarahnya
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

18

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

guru pernah mempunyai staus yang tinggi d masyarakat. Namun saat


ini telah mulai memudar pudar seiring kepedulian yang tinggi terhadap
imbalan balas jasa. Selain itu kalah gengsi dari jabatan lain yang
pendapatannya lebih baik.

F. ISTILAH YANG BERKAITAN DENGAN PROFESI


1) Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian dari para anggotanya
2) Professional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang
menyandang suatu profesi, misalnya Dia seoarng professional.
Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya
yang sesuai dengan profesinya.
3) Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggota suatu
profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya.
4) Profesionalitas mengacu kepada sikap para anggota profesi
terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang
mereka miliki.
5) Profesionalisasi menunjuk pada proses peningkatan kualifikasi
maupun kemampuan para anggota profesi dalam mencapai criteria
yang standar dalam penampilannnya sebagai anngota suatu
profesi.

G. KODE ETIK GURU PROFESI KEGURUAN


a. Pengertian Kode Etik
Setiap profesi, seperti yang telah di muka, memiliki kode etik
profesi.
a. Menurut Undang-undang nomor 8 Tahun 1974 tentang pokokpokok kepegawaian. Pasal 28 undang-undang ini mengatakan
bahwa Pegawai Negri Sipil mempunyai Kode Etik sebagai
pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

19

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

luar kedinasan. Kode Etik merupakan pedoman sikap,


tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan
dalam hidup sehari-hari. Kode Etik guru indonesia menurut
PGRI (1973) adalah landasan moral dan pedoman tingkat laku
guru

warga

PGRI

dalam

melaksanakan

panggilan

pengabdiannya bersama guru.


b. Berdasar pidato ketua umum PGRI kongres pendidikan XIII,
basuni sebagai ketua umum PGRI menyatakan bahwa kode
etik guru Indonesia tmerupakan landasan moral dan pedoman
tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan
pengabdiannya bekerja sebagai guru (PGRI, 1973). Dari
pendapat ketua umum PGRI ini dapat ditarik kesimpulan
bahwa dalam kode etik guru indonesia terdapat 2 unsur pokok
yakni: (1) sebagai landasan moral, (2) sebagai pedoman
tingkah laku.
Dari uraian tersebut kelihatan, bahwa kode etik suatu profesi
adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota
profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam
hidupnya di masyarakat.
b. Tujuan Kode etik
Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu
profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan
organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan mengadakan
kode etik sebagai berikut (R. Hermawan S,1979):
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan
kesan dari pihak luar atau masyarakat, agar mereka jangan
sampai memandang rendah atau remes terhadap profesi akan
melarang. Oleh karenya, setiap kode etik suatu profesi akan
melarang berbagai bentuk tindak-tanduk atauk kelakuan
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

20

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi


terhadap dunia luar. Dari segin ini, kode etik juga sering kali
disebut kode kehormatan.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan anggotanya
Yang dimaksud kesejahteraan di sini meliputi baik
kesejahteraan lahir (atau material) maupun kesejahteraan
batin (spiritual atau mental).Dalam hal kesejahteraan lahir
para anggota profesi, kode etik umumnya memuat laranganlarangan

kepada

para

anggotanya

untuk

melakukan

perbuatan-perbuatan yang merupakan kesejahteraan para


anggotanya. Misalnya dengan menetapkan tarif-tarif minimum
bagi

honorium

anggota

profesi

dalam

melaksanakan

tugasnya, sehingga siapa-siapa yang mengadakan tarif di


bawah minimum akan dianggap tercela dan merugikan rekanrekan seprofesi. Dalam hal kesejahteraan batin para anggota
profesi, kode etik umumnya memberi petunjuk-petunjuk para
anggotanya untuk melaksanakan profesinya. Kode etik juga
sering mengandung peraturan-peraturan yang bertujuan
membatasi tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur bagi
para anggota profesi dalam berinteraksi dengan sesama
rekan anggota profesi.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan
peningkatan kegiatan pengabian profesi, sehingga bagi
anggota profesi daapat dengan mudah megnetahui tugas dan
tanggung jawab pengabdian dalam melaksanakan tugasnya.
Oleh karena itu, kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan
yang perlu dilakukan para anggota profesi dalam menjalankan
tugasnya.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

21

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat


norma-norma dan anjuran agar para anggota profesi selalu
berusaha

untuk

meningkatkan

mutu

pengabdian

para

anggotanya.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi
Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka
diwajibkan

kepada

setiap

anggota

untuk

secara

aktif

berpartispasi dalam membina organisasi profesi dan kegiatankegiatan yang dirancang organisasi. Dari uraian tersebut
dapat

ditarik

kesimpulan

bahwa

tujuan

suatu

profesi

menyusun kode etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat


profesi, menjaga dan memelihara kesejateraan para anggota,
meningkatkan pengabdian anggota profesi, dan meningkatkan
mutu profesi dan mutu organisasi profesi.
Tujuan kode etik profesi adalah untuk kepentingan anggota
dan organisasi profesi itu sendiri, yaitu anta lain untuk :
1) Menjunjung tinggi martabat profesi
2) Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
3) Meningkatkan pengabdian para anggota profesi
4) Meningkatkan mutu profesi
5) Meningkatkan mutu organisasi profesi
Kode Etik ini ditetapkan oleh anggota profesi yang tergabung
dalam wadah PGRI. Kode etik ini dijadikan pedoman bertindak
bagi seluruh anggota organisasi atau profesi tersebut.
c.

Penetapan kode etik


Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi
profesi yang berlaku dan mengikat para naggotanya.Penetapan
kode etik lazim dilakukan pada suatu kongres organisasi profesi.
Dengan demikian, penetapan kode etik tidak boleh dilakukan oleh
orang secara perorangan, melainkan harus dilakukan oleh orangorang yang diutus untuk dan atas nama anggota-anggota yang

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

22

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

bukan atau tidak menjadi anggota profesi tersebut. Kode etik


suatu profesi hanya akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam
menegakkan disiplin di kalangan profesi tersebut, jika semua
orang yang menjalankan profesi tersebut tergabung (menjadi
anggota) dalam organisasi profesi yang bersangkutan.
Apabila setiap orang yang menjalankan suatu profesi secara
otomatis tergabung di dalam suatu organisasi atau ikatan
profesional, maka barulah ada jaminan bahwa profesi tersebut
dapat dijalankan seccara murini dan baik, karena setiap anggota
profesi yang melakukan pelanggaran yang serius terhadap kode
etik dapat dikenakan sanksi.
d. Sanksi pelanggaran kode etik
Sering ktia jumpai, bahwa ada kalanya negara mencampuri
urusan profesi, seingga hal-hal yang semula hanya merupakan
kode etik dari suatu profesi tertentu dapat meningkat menjadi
peraturan hukum atau undang-undang.
Apabila hanya demikian, maka aturan yang mulanya sebagai
landasan moral dan pedoman tingkah laku meningkat menjadi
aturan yang memberikan sanksi-sanksi hukum yang sifatnya
memaksa, baik berupa sanksi perdata maupun sanksi pidana.
Sebagai contoh dalam hal ini. Jika seseorang anggota profesi
bersaing secara tidak jujur atau curang dengan sesama anggota
profesinya, dan jika dianggpakecurangan itu serius ia dapat
dituntut di muka pengadilan.
Pada umumnya, karena kode etik adalah landasan moral dan
merupakan pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan maka
sanksi terhadap pelanggaran kode etik akan mendapat celaan dari
rekan-rekannya,sedangkan sanksi yang dianggap terberat adalah
si

pelanggar

dikeluarkan

dari

organisasi

profesi

tertentu,

menandakan bahwa organisasi profesi itu telah mantap


e. Kode etik guru Indonesia
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

23

MKDK 3 SKS
Kode

Profesi Keguruan
Etik Guru

Indonesia

dapat

dirumuskan

sebagai

himpunan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun


dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan
bulat. Fungsi Kode Etik Guru Indonesia adalah sebagai landasan
moral dan pedoman tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam
menuunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam
maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di
masyarkat. Dengan demikian, maka Kode Etik Guru Indonesia
merupakan alat yang amat penting untuk pembentukan sikap
profesional para anggota profesi keguruan.
Sebagaimana halnya dengan profesi lainnya, Kode Etik Guru
Indonesia ditetapkan dalam suatu kongres yang dihadiri oleh
seluruh utusan Cabang dan Pengurus Daerah PGRI dari seluruh
tanah air, pertama dalam Kongres PGRI XVI tahun 1973, dan
kemudian disempurnakan dalam Kongres PGRI XVI tahun 1989
juga di Jakarta. Adapun teks Kode Etik Guru Indonesia yang telah
disempurnakan tersebut adalah:

H. KODE ETIK GURU UNDONESIA


Guru Indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah bidang
pengabdian terhdapa Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan negara,
serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa
Pancasila dan setia pada Undang-undang Dasar 1945, turut
bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdian
Republik Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan
memedomani dasar-dasar sebagai berikut:
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untukmembentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
1. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik
sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

24

MKDK 3 SKS
2. Guru

Profesi Keguruan

menciptakan

suasana

sekolah

sebaik-baiknya

yangmenunjang berhasilnya proses belajar-mengajar.


3. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa
tanggung jawab bersama terhdap pendidikan.
4. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengambangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
5. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan,
dan kesetiakawanan sosial.
6. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
7. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan

IKRAR GURU INDONESIA


1. Kami Guru Indonesia, adalah insan pendidik bangsa yang beriman
dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kami Guru Indonesia, adalah pengemban dan pelaksana cita-cita
Proklamasi

Kemerdekaan

Republik

Indonesia

pembela

dan

pengamal Pancasila yang setia pada Undang Undang Dasar 1945.


3. Kami Guru Indonesia, bertekad bulat mewujudkan tujuan nasional
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Kami Guru Indonesia, bersatu dalam wadah organisasi perjuangan
Persatuan Guru Republik Indonesia, membina persatuan dan
kesatuan bangsa yang berwatak kekeluargaan.
5. Kami Guru Indonesia, menjunjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia
sebagai pedoman tingkah laku profesi dalam pengabdian terhadap
bangsa, negara serta kemanusiaan.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

25

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

SUMPAH GURU INDONESIA

Demi Allah Sebagai guru Indonesia saya bersumpah/berjanji :


1. Bahwa saya akan membaktikan diri saya untuk tugas mendidik,
mengajar, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi proses
dan

hasil

pembelajaran

peserta

didik

guna

kepentingan

kemanusiaan dan masa depannya;


2. Bahwa saya akan melestarikan dan menjunjung tinggi martabat
guru sebagai profesi terhormat dan mulia;
3. Bahwa saya akan melaksanakan tugas saya sesuai dengan
kompetensi jabatan guru;
4. Bahwa saya akan melaksanakan tugas saya serta bertanggung
jawab yang tinggi dengan mengutamakan kepentingan peserta
didik, asyarakat, bangsa dan negara serta kemanusiaan;
5. Bahwa saya akan menggunakan keharusan profesiaonal saya
semata-mata berdasarkan nilai-nilai agama dan Pancasila;
6. Bahwa saya akan menghormati hak asasi peserta didik untuk
tumbuh dan berkembang guna mencapai kedewasaannya sebagai
warga negara dan bangsa Indonesia yang bermoral dan berakhlak
mulia;
7. Bahwa saya akan berusaha secara sungguh-sungguh untuk
meningkatkan keharusan profesional;
8. Bahwa saya akan berusaha secara sungguh-sungguh untuk
melaksanakan tugas guru tanpa dipengaruhi pertimbangan unsurunsur di luar pendidikan;
9. Bahwa saya akan memberikan penghormatan dan pernyataan
terima kasih kepada guru yang telah mengantarkan saya menjadi
guru Indonesia;

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

26

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

10. Bahwa saya akan menjalin kerja sama secara sungguh-sungguh


dengan

rekan

sejawat

untuk

menumbuhkembangkan

dan

meningkatkan profesionalitas guru indonesia;


11. Bahwa saya akan berusaha untuk menjadi teladan dalam perilaku
bagi peserta didik dan masyarakat;
12. Bahwa saya akan menghormati; menaati dan mengamalkan kode
etik guru Indonesia.

Saya

ikrarkan

sumpah/janji

ini

secara

sungguh-sungguh

dengan

mempertaruhkan kehormatan saya sebagai guru profesional.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut !
1) Mengapa jabatan guru termasuk jabatan yang semiprofesional ?
2) Dari syarat-syarat profesi yang telah dipelajari, syarat-syarat apa
sajakah yang sulit terpenuhi oleh jabatan guru di Indonesia ?
3) Mengapa perlu adanya profesionalisasi dalam pendidikan ?
4) Bandingkan pendapat Robert W. Richey dengan NEA tentang ciriciri profesi guru. Sebutkan persamaan dan perbedaannya !
5) Jelaskan pendapat tentang mengajar sebagai ilmu (science) dan
mengajar sebagai suatu seni (art) !
6) Menurut pendapat Anda, Apakah guru di Indonesia sudah
memenuhi kriteria profesi ? jelaskan !

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

27

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

RANGKUMAN
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan
tugasnya

memerlukan

atau

menuntut

keahlian

(expertise),

menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi.


Keahlian

diperoleh

dari

lembaga

pendidikan

yang

khusus

diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggung


jawabkan. Suatu pekerjaan dapat dikatakan profesi jika memiliki
beberapa syarat-syarat tertentu.
Setiap profesi memiliki kode etik masing-masing, kode etik
adalah

pedoman

sikap,

tingkah

laku

dan

perbuatan

dalam

melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari-hari (Undang-undang


nomor 8 Tahun 1974). Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik
dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan
kepentingan organisasi profesi itu sendiri.
Seperti yang telah disebutkan salah satu kriteria jabatan
profesional,

jabatan

profesi

harus

mempunyai

wadah

untuk

meyatukan gerak langkah dan mengendalikan keseluruhan profesi,


yakni organisasi profesi. Bagi guru-guru di negara kita, wadah ini telah
ada yakni Persatuan Guru Republik Indonesia yang lebih dikenal
dengan singkatan PGRI. Salah satu tujuan PGRI adalah mempertinggi
kesadaran, sikap, mutu, dan kegiatan profesi guru serta meningkatkan
kesejahteraan mereka (Basuni, 1986).
Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang
tumbuh. Walaupun ada yang berpendapat bahwa guru adalah jabatan
semiprofesional,

namun

sebenarnya

lebih

dari

itu.

Hal

ini

dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada


lembaga pendidikan yang lulusannya menyiapkan tenaga guru,
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

28

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

adanya organisasi profesi, kode etik dan ada aturan tentang jabatan
fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989).
Usaha profesionalisasi merupakan hal yang tidak perlu ditawartawar lagi karena uniknya profesi guru. Profesi guru harus memiliki
berbagai kompetensi seperti kompetensi profesional, personal dan
sosial.
Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode
etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum
yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini
lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk
yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut
sudah tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi
adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas
serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar
dan apa yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak
boleh dilakukan oleh seorang professional.
Kode

etik

profesi

berfungsi

sebagai

pelindung

dan

pengembangan profesi. Dengan telah adanya kode etik profesi, masih


banyak kita temui pelanggaran-pelanggaran ataupun penyalahgunaan
profesi. Apalagi jika kode etik profesi tidak ada, maka akan semakin
banyak terjadi pelanggaran. Akan semakin banyak terjadi penyalah
gunaan profesi.
Setiap profesi memiliki kode etik masing-masing, kode etik
adalah

pedoman

sikap,

tingkah

laku

dan

perbuatan

dalam

melaksanakan tugas dan dalam hidup sehari-hari (Undang-undang


nomor 8 Tahun 1974). Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik
dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan
kepentingan organisasi profesi itu sendiri.
Ciri-ciri jabatan guru adalah sebagai berikut.
1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

29

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama


(dibandingkan dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum
belaka).
4. Jabatan

yang

memerlukan

latihan

dalam

jabatan

yang

berkesinambungan.
5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang
permanen.
6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.
7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan
pribadi.
8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan
terjalin erat.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

30

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

TES FORMATIF 2

Pilihlah Satu jawaban yang paling tepat:!

1) Menurut Amitai Etzioni, guru adalah jabatan semiprofesional,


karena alasan berikut, kecuali.........
a. Penddidikan prajabatan guru relatif pendek
b. Kurangnya pengetahuan yang spesifik
c. Otonomi yang kurang dan kontrol dari luar kurang kuat
d. Guru diberika Akta mengajar dari LPTK
2) Guru di anggap sebagai suatu profesi bila mana ia memiliki
persyaratan dasar keterampilan teknik serta didukung oleh sikap
kepribadian yang mantap, pernyataan ini adalah definisi profisi
menurut.......
a. Winarno surachman
b. Ahmat sanusi
c. Amitai etzioni
d. Walter johnson
3) Yang termasuk guru dalam pengertian profesi keguruan yaitu........
a. Dosen, widyaiswara, instruktur
b. Laboran, pustakawan,
c. Widyaiswara, pustakawan, pengelola
d. Konselor, dosen, peneliti
4) Hal-hal yang mendasari pendapat bahwa guru adalah sebuah
profesi, yaitu.......
a. Mendapat penghasilan/imbalan yang memadia
b. Adanya pengakuan dari masyarakat yang masih rendah
c. Adanya kode etik dan organisasi profesi
d. Masih dapat berganti pekerjaan
5) Asumsi-asumsi yang melandasi perlunya profesionalisme guru
adalah sebagai berikut, kecuali.....
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

31

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

a. Subjek pendidikan adalah manusia yang memiliki sifat unik


b. Imbalan bukanlah segala-galanya, yang bterpenting adalah
pengabdian
c. Inti pendidikan dalam prosesnya adalah PBM
d. Teori-teori
kerangka

pendidikan
hipotesis

merupakan
dalam

jawaban

menjawab

terhadap

permasalahan

pendidikan
6) Suatu profesi keguruan diperoleh dengan cara......
a. Ditetepkan oleh undang-undang
b. Ditetapkan oleh organisasi profesi
c. Diperjuangkan oleh profesi itu sendiri
d. Alamiah
7) Pengakuan secara resmi kompetensi seseorang untuk memangku
suatu jabatan disebut.......
a. Sertifikat
b. Akredirasi
c. Profesionalisasi
d. Karir
8) Usaha-usaha profesionalisasi guru dapat dilakukan dengan cara,
kecuali .......
a. Kursus-kursus
b. Pentaran
c. Seminar dan lokakarya
d. Orientasi pegawai
9) Beriku ini adalah mereka yang termasuk ke dalam angguta GPRI,
kecuali......
a. Guru TK
b. Guru SD
c. Guru SLTP
d. Dosen

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

32

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

10) Kode etik guru indonesia ditetapkan pada kongres GPRI ke......
a. XIII
b. XVIII
c. VII
d. IX

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

33

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan
Kegiatan Belajar 3

Latar Belakang dan Ruang Lingkup


Profesi Keguruan

ada bagian ini. Anda akan menyimak tentang latar belakang


profesi keguruan dengan melihat sejarah kualifikasi guru, fungsi

organisasi guru dan jenis-jenis organisasi profesi guru, selanjutnya anda


menyimak tentang ruang lingkup profesi keguruan.

A. SEJARAH KUALIFIKASI GURU


Kalau kita ikuti

perkembangan profesi keguruan di Indonesia

jelaslah bahwa pada mulanya guru-guru indonesia diangkat dari


orang-orang yang tidak berpendidikan khusus untuk memangku
jabatan guru. Dalam buku sejarah pendidikan di indonesia, Nasution
(1987) secara jelas melukiskan sejarah pendidikan di indonesia
terutama dalam zaman kolonial Belanda, termasuk juga sejarah
profesi keguruan. Guru-guru yang pada mulanya diangkat dari orangorang yang tidak dididik secara khusus menjdi guru, secara
berangsur-angsur dilengkapi dan ditambah dengan guru-guru yang
lulus dari sekolah Guru (Kweekschool) yang pertama kali didirikan di
Solo tahun 1852. Karena kebutuhan guru yang mendesak maka
pemerintah Hindia Belanda mengangkat lima macam guru, yakni:
1) guru lulusan sekolah guruyang dianggap sebagai guru yang
berwenang penuh.
2) guru yang bukan lulusan sekolah guru, tetapi lulus ujian yang
diadakan untuk menjadi guru.
3) guru bantu, yakni yang lulus ujian guru bantu
4) guru yang dimagangkan kepada seorang guru senior, yang
merupakan calon guru, dan

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

34

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

5) guru yang diangkat karena keadaan yang amat mendesak yang


berasal dari warga yang pernah mengecap pendidikan. Tentu saja
yang terakhir ini sangat beragam dari satu daerah dengan daerah
lainnya.
Walaupun sekolah guru telah dimulai dan kemudian juga didirikan
Sekolah Normal, namun pada mulanya bila dilihat dari kurikulumnya
dapat kita katakan hanya mementingkan pengetahuan yang akan
diajarkan saja. Kedalamnya belum dimasukkan secara khusus ke
dalam kurikulum ilmu mendidik dan spikologi. Sejalan dengan
pendirian sekolah-sekolah yang lebih tinggi-tinggnya dari sekolah
umum seperti Holands Inlandse School (HIS), Meer Uitgebreid Lagere
Onderwijs (MULO), Hogere Burgeschool (HBS), dan Algemene School
(AMS) maka secara berangsur-angsur didirikan pula lembaga
pendidikan guru atau kursus-kursus untuk mempersiapkan gurugurunya, seperti Hogere Kweekschool (HKS) untuk guru HIS dan
kursus Hooffdacte (HA) untuk calon kepala sekolah.
Keadaan demikian berlanjut sampai zaman pendudukan jepang
dan awal perang kemerdekaan, walaupun dengan nama dan bentuk
lembaga pendidikan guru yang disesuaikan dengan keadaan saat itu.
Selangkah demi selangkah pendidikan guru meningkatkan jenjang
kualifikasi dan mutunya, sehingga saat ini kita hanya mempunyai
lembaga pendidikan guru yang tunggal, yakni lembaga pendidikan
tentang kependidikan (LPTK).
Dalam sejarah pendidikan guru di indonesia khususnya pada
perkembangan agama Hindu, Budha dan Kerajaan-kerajaan Islam,
guru pernah mempunyai status yang sangat tinggi dalam masyarakat,
mempunyai wibawa yang sangat tinggi dan di anggap sebagai orang
yang serba tahu. Peranan guru saat itu tidak hanya mendidik anak di
depan kelas, tetapi mendidik masyarakat, tempat bagi masyarakat
untuk

bertanya, baik itu untuk memecahkan masalah pribadi atau

masalah sosial. Namun, karena kewibawaan guru itu mulai memudar


Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

35

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

sejalan dengan kemajuan zaman, Perkembangan Ilmu Dan Teknologi,


kepedulian guru yang meningkat tentang imbalan atau balas jasa.
B. ORGANISASI PROFESIONAL KEGURUAN
1. Fungsi Organisasi Profesional Keguruan
Seperti yang telah disebutkan salah satu kriteria jabatan
profesional, jabatan profesi harus mempunyai wadah untuk
meyatukan gerak langkah dan mengendalikan keseluruhan
profesi, yakni organisasi profesi. Bagi guru-guru di negara kita,
wadah ini telah ada yakni Persatuan Guru Republik Indonesia
yang lebih dikenal dengan singkatan PGRI. PGRI didirikan di
Surakarta pada tanggal 25 November 1945, sebagai perwujudan
aspirasi guru Indonesia dalam mewujudkan cita-cita perjuangan
bangsa.
Salah satu tujuan PGRI adalah mempertinggi kesadaran,
sikap, mutu, dan kegiatan profesi guru serta meningkatkan
kesejahteraan mereka (Basuni, 1986). Selanjutnya, Basuni
menguraikan empat misi utama PGRI, yaitu:
1. Misi politis atau ideologi.
2. Misi persatuan organisatoris.
3. Misi profesi.
4. Misi kesejahteraan.
Selain PGRi ada organisasi resmi lain, antara lain :
a) ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan)
b) IPBI (Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia)
c) HISAPIN

(Himpunan

Sarjana

Administrasi

Pendidikan

Indonesia)
d) HSBI (Himpunan Sarjana Bahasa Indonesia)
Kelihatannya, dari praktek pelaksanaan keempat misi tersebut
dua

misi

pertama

misi

politis/ideologis,

dan

misi

perasatuan/oranisasi lebih menonjol realisasinya dalam program


Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

36

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

PGRI. Ini dapat dibuktikan dengan telah adanya wakil-wakil PGRI


dalam badan legislatif seperti DPR dan MPR. Peranan yang lebih
menonjol

ini

dapat

kita

pahami

sesuai

dengan

tahap

perkembangan bangsa dalam era orde baru ini.


Dalam

pelaksanaan

misi

lainnya,

misi

kesejateraan,

kelihatannya masih perlu ditingkatkan. Sementara misi ketiga, misi


profesi, belum tampak kiprah nyatanya dan belum terlalu
melembaga.
Dalam kaitannya dengan perkembangan profesional guru,
PGRI sampai saat ini masih mengandalkan pihak pemerintah,
misalnya dalam merencanakan dan melakukan program-program
penataran guru serta program peningkatan mutu lainnya. PGRI
belum banyak merencanakan dan melakukan program kualifikasi
guru, atau melakukan penelitian ilmiah tentang masalah-masalah
profesional yang dihadapi oleh para guru dewasa ini.
Kebanyak kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan mutu
profesi biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan-kegiatan
ulangtahun atau kongres, baik di pusat maupun di daerah. Oleh
sebab itu, peranan organisasi ini dalam peningkatan mutu
profesional keguruan belum begitu menonjol.

C. JENIS-JENIS ORGANISASI PROFESI GURU


Di samping PGRI sebagai satu-satunya organisasi guru-guru
sekolah yang diakui pemerintah sampai saat ini, ada organisasi guru
yang disebut Musyawarah Guru Mata pelajaran (MGMP) sejenis yang
didirikan

atas anjuran

pejabat-pejabat Departemen

Pendidikan

Nasional. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan


profesional dari gur dalam kelompoknya masing-masing. Kegiatankegiatan dalam kelompok ini diatur dengan jadwal yang cukup baik.
Sayangnya, belum ada keterkaitan dan hubungan formal antara
kelompok guru-guru dalam MGMP ini dengan PGRI.
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

37

MKDK 3 SKS
Selain

Profesi Keguruan

PGRI,

ada

lagi organisasi profesional di bidnagn

pendidikan yang harus kita ketahui juga yakni Ikatan Sarjana


Pendidikan Indonesia (ISPI), yang saat ini mempunya divisi-divisi
antara lain: Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI), Himpunan
Sarjana Administrasi Pendidikan Indonesia (HISAPIN), Himpunan
Sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia )HSPBI), dan lain-lain.
Hubungan formal antara organisasi-organisasi ini dengan PGRI masih
belum tampak secara nyata, sehingga belum didapatkan kerja sama
yang saling menunjang dan menguntungkan dalam peningkatan mutu
anggotanya. Sebagian anggota PGRI yang sarjana mungkin juga
menjadi anggota salah satu divisi dari ISPI, tetapi tidak banyak
anggota ISPI staf pengajar di LPTK yang juga menjadi anggota PGRI.

D. RUANG LINGKUP PROFESI GURU


Peranan profesi guru dalam keseluruhan program pendidikan di
sekolah diwujudkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berupa
perkembangan siswa secara optimal. Untuk maksud tersebut, maka
peranan profesional itu mencakup tiga bidang layanan, yaitu layanan
instruksional, layanan administrasi, dan layanan bantuan akademiksosial-praktek. Ketiga bidang layanan itu menjadi tugas pokok
seorang.
Layanan instruksional merupakan tugas utama guru, sedang
layanan administrasi dan layanan bantuan merupakan pendukung.
Tugas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
Pertama,

penyelenggaraan

proses

belajar

mengajar,

yang

menempati porsi terbesar dari profesi keguruan. Tigas ini menuntuk


guru untuk menguasai isi atau materi bidang studi yang diajarkan
serta wawasan yang berhubungan dengan materi tiu, kemampuan
mengemas materi itu sesuai dengan latar belakang perkembangan
dan tujuan pendidikan, serta menyajikan sedemikian rupa sehingga

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

38

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

merangsang siswa untuk menguasai dan mengembangkan materi itu


dengan menggunakan kreatifitasnya.
Kedua, tugas yang berhubungan dengan membantu murid dalam
mengatasi masalah belajar pada khususnya dan masalah-masalah
pribadi yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya.
Ketiga, di samping kedua hal tersebut, guru harus memahami
bagaimana sekolah dikelola, apa peran guru di dalamnya, bagaimana
memanfaatkan prosedur serta mekanisme pengelolaan tersebut untuk
kelancaran tugas-tugasnya sebagai guru. Di samping itu juga guru
juga harus memahami bagaimana guru bertindak sesuai dengan etika
jabatannya dan bagaimana guru bersikap terhadap tugas mengajar
serta dengan personalia pendidikan atau orang-orang di luarnya yang
ikut menentukan keberhasilan tugas mengajarnya.
Secara konseptual dam umum, ruang lingkup kerja guru itu
mencakup aspek-aspek : a) kemampuan profesional, b) kemampuan
sosial, c) kemampuan personal (pribadi). Ketiga standar umum itu
sering kali dijabarkan sebagai berikut (Johnson, 1980)
1) Kemampuan professional
b. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan
bahan yang harus diajarkan dan konsep-konsep dasar
keilmuan dari bahan yang diajarkannya.
c. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan
kependidikan dan keguruan
d. Penguasaan

proses-proses

kependidikan,

keguruan,

dan

pembelajaran.
2) Kemampuan sosial mencakup, kemampuan menyesuaikan diri
kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu
membawakan tugasnya sebagai guru.
3) Kemampuan personal (pribadi) mencakup:

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

39

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

e. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya


sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan
beserta unsur-unsurnya.
f. Pemahaman,

penghayatan,

dan

penampilan

nilai-nilai

seyogianya dianut oleh seorang guru.


Keandalan seorang yang professional dapat dilihat dari berbagai segi
berikut ini :
a) Mengetahui,

memahami

dan

menerapkan

apa

yang

harus

dikerjakan
b) Memahami mengapa dia harus melakukan pekerjaan itu
c) Memahami serta menghormati batas-batas kemampuan dan
kewenagan profesinya dan menghormati profesi lain
d) Mewujudkan

pemahaman

dan

penghayatannya

itu

dalam

perbuatan mendidik, mengajar dan melatih.

Ruang lingkup profesi guru dibagi dalam 2 (dua) gugus, yaitu : a)


Gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar professional, b)
Gugus kemampuan professional. (Soedijarto, 1982
1. Gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar profesional
Mencakup hal-hal berikut:
a. Pengetahuan tentang disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber
bahan studi ( structure, concepts and ways of knowing).
b. Penguasaan bidang studi sebagai objek belajar.
c. Pengetahuan tentang karakteristik/perkembangan belajar.
d. Pengetahuan tentang berbagai model teori belajar (umum
maupun khusus)
e. Pengetahuan dan penguasaan berbagai proses belajar (umum
maupu khusus)
f. Pengetahuan tentang karakteristik dari kondisi sosial, ekonomi,
budaya,

politik

sebagai

latar

belakang

dan

konteks

berlangsungnya proses belajar.


Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

40

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

g. Pengetahuan tentang proses sosialisasi dan kulturalisasi.


h. Pengetahuan dan penghayatan pancasila sebagai pandangan
hidup.
i.

Pengetahuan dan penguasaan berbagai media sumber belajar.

j.

Pengetahuan tentang berbagai jenis informasi kependidikan dan


manfaatnya.

k. Penguasaan teknik mengamati proses belajar mengajar.


l.

Penguasaan berbagai metode mengajar.

m. Penguasaan teknik menyusun instrumen kemajuan belajar.


n. Penguasaan teknik perencanaan dan pengebangan program
belajar mengajar.
o. Pengetahuan tentang dinamika hubungan interaksi antara
manusia, terutama dalam proses belajar mengajar.
p. Pengetahuan

tentang

sistem

pendidikan

sebagai

bagian

terpadu dari sistem sosial negara-bangsa.


q. Penguasaan teknik memperoleh informasi yang diperlukan
untuk kepentingan proses pengambilan keputusan.
2. Gugus kemampuan profesional, mencakup
a. merencanakan program belajar mengajar
1) Merumuskan tujuan-tujuan instruksional.
2) Menguraikan deksripsisatuan bahasa.
3) Merancang kegiatanbelajar mengajar.
4) Memilah media dan sumber belajar.
5) Menyusun instruman evaluasi.
b. Melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar
1. Memimpin dan membibng proses belajar mengajar
2. Mengatur dan mengubah suasana belajar mengajar
3. Menetapkan dan mengubah urutan kegiatan belajar
c. menilai kemajuan belajar
1. memberikan skor atas hasil evaluasi
2. mentransformasikan skor menjadi nilai
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

41

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

3. menetapkan dan mengubah urutan


d. menafsirkan dan memanfaatkan berbagai informasi hasil
penilaian

dan

penelitian

untuk

memecahkan

masalah

profesional kependidikan.
Untuk

melaksanakan

sesuatu

kopetensi,

katakanlah

melaksanakan program belajar mangajar, di perlukan lebih


daripada sekarang keterampilan. Pelaksanaan program belajar
mengajar di dalam satu jam pertemuan memerlukan pengetahuan
dan sikap tertentu di samping keterampilan tenis. Juga aspekaspek kepribadian lainya seperti nilai-nilai dan temperamen
berpengaruh di dalam pelaksanaan sesuatu kompetensi. Bhkan,
seseorang guru pun, di dalam kesempatan yang berbeda-beda,
mungkin melaksanakan sesuatu kompetensi secara bebeda-beda,
mungkin melaksanakan susuatu kompetensi secara berbeda-beda
sesuai dengan tujuan, materi, peraturan dan terlebih lagi siswa
yang berbeda-beda. Oleh karerna itulah, perbuatan profesional
keguruan dikatakan bersifat transaksional dalam arti tergantung
pada pihak-pihak dan kondisi-kondisi yang terlibat secara aktual
dalam suatu peristiwa pendidikan, yaitu kegiatan belajar mengajar.
Profil kemampuan dasar guru yang harus di miliki sebagai
seorang profesoional yaitu sebagai berikut.
1. Menguasai bahan
a) menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah
b) menguasai bahan pendalaman bidang studi
2. Mengelolah program belajar mengajar
a) merumuskan tujuan instruksional
b) mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar
c) memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat
d) melksanakan program belajar mengajar
e) mengenal kemampuan(entry behavior)anak didik
f) merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

42

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

3. mengelolah kelas
a) mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran
b) menci[takan iklim belajar mengajar yang serasi
c) menciptakan disiplin kelas
4. menggunakan media/sumber
a) mengenal,menilai dan menggunakan media
b) memuat alat-alat bantu pelajaran sederhana
c) menggunakan dan mengelolah laboratorium dalam rangka
proses belajar mengajar
d) mengembangkan

perpustakaan

dalam

proses

belajar

mengajar
e) menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar
f) menggunakan

micro

teaching

unit

dalam

program

pengalaman lapangan
5. menggunakan landasan-landasan kependidikan
6. mengelolah interaksi belajar mengajar
7. menilai prestasi siswa untuk kependidikan pengajaran
8. melaksanakan program pelayanan bimbingan dan konseling
a) mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan
koseling
b) Menyelenggarakan

program

pelayanan bimbingan

dan

konseling di sekolah
9. menyelenggarakan administrasi sekolah
10. memehami

prtinsip-prinsip

dan

menafsirkan

hasil-hasil

penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.


Dengan menguasai materi yang disajikan tadi maka anda
memiliki pemahaman tentang guru lingkup pr5ofesi keguruan
yang merupakan kompetensi-kompetensi yang harus di miiki
guru

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

43

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai di atas, kerjakan
berikut !
1) pada masa pemerintahan Hindu Belanda, diangkat beberapa
macam guru, jelaskan latar belakang pengangkatan guru-guru
tersabut !
2) jelaskan fungsi organisasi profesional !
3) Organisasi profesi guru ternyata tidak hanya GPRI. Jelaskan
mengapa bisa terdapat beberapa organisasi profesi keguruan?
4) Jelaskan misi utama GPRI !
5) Jelaskan tujuan didirikanya organisasi profesi guru
6) Jelaskan bidang-bidang layanan guru menurut mortensen dan
schmulter !
7) Jelaskan ruang linkup kerja guru menurut Depdiknas RI !
8) Hal-hal apa saja yang menunjukkan keandalan guru dalam
melaksanakan profesinya? jelaskan !
9) Bandingkan pendapat Soedijarto dengan Udi Turmudi tentang
kemampuan yang harus dimiliki oleh profesi guru! Apa
perbedaan dan persamaanya ?
10) Jelaskan aspek-aspek kompetensi keguruan yang bersifat
transaksional !

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

44

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

RANGKUMAN

Jabatan Guru dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan tenaga


guru. Kebutuhan ini meningkat dengan adanya lembaga pendidikan
yang menghasilkan calon guru untuk menghasilkan guru yang
profesional. Pada masa sekarang ini LPTK menjadi satu-satunya
lembaga yang menghasilkan guru. Walaupun jabatan profesi guru
belum dikatakan penuh, namun kondisi ini semakin membaik dengan
peningkatan penghasilan guru, pengakuan profesi guru, organisasi
profesi

yang

semakin

baik,

dan

lembaga

pendidikan

yang

menghasilkan tenaga guru sehingga ada sertifikasi guru melalui Akta


Mengajar. Organisasi profesi berfungsi untuk menyatukan gerak
langkah anggota profesi dan untuk meningkatkan profesionalitas para
anggotanya. Setelah PGRI yang menjadi satu-satunya organisasi
profesi guru di indonesia, kemudian berkembang pula organisasi guru
sejenis (MGMP).
Ruang lingkup layanan guru dalam melaksanakan profesinya
yaitu terdiri atas: 1) layanan administrasi pendidikan, 2) layanan
instruksional, dan 3) layanan bantuan, yang ketiganya berupaya untuk
meningkatkan perkembangan siswa secara optimal.
Ruang lingkupprofesi guru dapat pula dibagi ke dalam dua gugus
yaitu gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar profesional dan
gugus kemampuan profesional.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

45

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

TES FORMATIF 3

Pilih salah satu jawaban yang paling tepat !

1) Untuk memperoleh Guru HIS pada masa penjajahan Belanda,


maka diselenggarakan pendidikan guru, yaitu....
a. Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs
b. Algemene middlebare School
c. Hogere Kweekschool
d. Hoofdacte
2) PGRI memeilki empat misi utama, kecuali misi.....
a. Kesejahteraan
b. Keadilan
c. Profesi
d. Polisis/ideologis
3) PGRI didirikan pada tanggal....
a. 25 November 1945
b. 25 November 1946
c. 25 September 1945
d. 25 September 1946
4) Sebelum adanya guru yang dididik khusus sebagai tenaga guru (
dalam LPTK), pada awalnya (masa penjajahan Belanda) profesi
guru Bumi putera diperoleh dari.....
a. Sekolah pendidikan guru
b. Orang-orang yang sudah memperoleh pendidikan
c. Kweekschool
d. Guru gari Belanda
5) Sampai saat ini, PGRI belum dapat berbuat banyak untuk
kepentingan guru. Hal-hal yang menyebabkannya adalah PGRI.....
a. Masih

tergantung

pada

pemerintah

dalam

menjalankan

program-programnya.
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

46

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

b. Menjadi tempat mengadu pada guru


c. Memiliki wakilnya di MPR
d. Belum banyak memiliki anggota
6) Menurut Mortenson dan Schmuller, ada 3 layanan profesi guru,
kecuali layanan.....
a. Administrasi
b. Informasi
c. Instruksional
d. Bantuan
7) Mana pernyataan dibawah ini yang termasuk kemampuan personal
(kepribadian) seorang guru ?
a. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan
kependidikan dan keguruan.
b. Penguasaan

proses-proses

kependidikan,

keguruan,

dan

pembelajaran siswa.
c. Kemampuan menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan
lingkungan sekitar.
d. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya
sebagai guru dan situasi pendidikan.
8) Keandalan untuk kerja guru dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu....
a. Memahami mengapa dia harus melakukan pekerjaannya itu
b. Memperoleh penghasilan yang tinggi karena kerjanya.
c. Memahami serta menghormati batas-batas

kemampuan dan

kewenangan profesinya.
d. Mewujudkan pemahaman dan penghayatannya itu dalam
penguasaan mendidik, mengajar, dan melatih.
9) Hal-hal

yang

termasuk

kedalam

gugus

pengetahuan

dan

penguasaan teknik dasar profesional....


a. Pengetahuan tentang proses sosialisasi dan kulturalisasi
b. Memimpin dan membimbing proses belajar mengajar.
c. Memberikan penilaian terhadap evaluasi hasil belajar
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

47

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

d. Merancang kegiatan belajar mengajar.


10) Hal-hal yang termasuk gugus kemampauan profesional yaitu.....
a. Pengetahuan dan penghayatan pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa.
b. Penguasaan

tentang

teknik

mengamati

proses

belajar

mengajar
c. Pengetahuan tentang karakteristik dan kondisi sosial
d. Merencanakan program belajar mengajar.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

48

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

MODUL 2
SIKAP PROFESIONAL KEGURUAN

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

49

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

SIKAP PROFESIONAL
KEGURUAN
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan:
1) Memahami pengertian sikap profesional guru.
2) Memahami, menghayati, dan mengamalkan sikap profesional,
kelak bila menjadi guru.

alam Modul II ini dibicarakan pengertian sikap profesional,


sasaran sikap profesional terhadap peraturan perundang-

undangan, organisasi profesi, teman sejawat, anak didik, tempat kerja,


pemimpin, dan pekerjaan; seorang guru harus mengetahui bagaimana
dia

bersikap

yang baik terhadap

profesinya,

dan

bagaimana

seharusnya sikap profesi itu dikembangkan sehingga mutu pelayanan


setiap anggota kepada masyarakat makin lama makin meningkat.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

50

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan
Kegiatan Belajar 1

SIKAP PROFESIONAL
KEGURUAN
A. PENGERTIAN

uru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di


masyarakat apabila dapat menunjukan kepada masyarakat bahwa ia

layak

menjadi

panutan

atau

teladan

masyarakat

sekelilingnya.

Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru


itu sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak.
Bagaimana

guru

meningkatkan

pelayanan,

meningkatkan

pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan kepada anak didiknya,


dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul
baik dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat, sering
menjadi perhatian masyarakat luas.
Walaupun segala perilaku guru selalu diperhatikan masyarakat,
tetapi yang akan dibicarakan di bagian ini adalah khusus perilaku guru
yang berhubungan dengan profesinya. Hal ini berhubungan dengan
bagaimana pola tingkah laku guru dalam memahami, menghayati, serta
mengamalkan sikap kemampuan dan sikap profesionalnya. Pola tingkah
laku guru yang berhubungan dengan itu akan dibicarakan sesuai dengan
sasarannya, yakni sikap profesional keguruan terhadap: 1)
perundang-undangan, 2)

Organisasi profesi, 3)

pereturan

Teman Sejawat, 4)

Anak didik, 5) Tempat Kerja, 6) Pemimpin, dam 7) Pekerjaan.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

51

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan
Kegiatan Belajar 2

B. SASARAN SIKAP PROFESIONAL


1. Sikap Terhadap Peraturan Perundang-Undangan
Pada butir sembilan Kode Etik Guru Indonesia disebutkan
bahwa: Guru melakanakan segala kebijakan pemerintah untuk
bidang pendidikan. (PGRI, 1973). Kebijakan pendidikan di Negara
kita dipegang oleh pemerintah, dalam hal ini oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. dengan mengeluarkan ketentuan
ketentuan dan peraturan peraturan yang merupakan kebijakan
yang akan dilaksanakan oleh aparatnya, yang meliputi antara lain:
pembangunan

gedung-gedung

pendidikan,

pemerataan

kesempatan belajar antara lain dengan melalui kewajiban belajar,


peningkatan mutu pendidikan, pembinaan generasi muda denagn
menggiatkan kegiatan karng tarun, dan lain-lain. Kebijaksanaan
pemerintah tersebut biasanya akan dituangkan kedalam bentuk
ketentuan-ketentuan

pemerintah.

Dari

ketententuan-ketentuan

pemerintah ini selanjutnya dijabarkan kedalam program-program


umum pendidikan.
Guru merupakan unsur aparatur negara dan abdi negara.
Karena

itu,

guru

mutlak

perlu

mengetahui

kebijaksanaan-

kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan, sehingga


dapat

melaksankan

kebijaksanaan

tersebut.

Kebijaksanaan

pemerintah dalam bidang pendidikan ialah segala peraturanperaturan pelaksanaan baik yang dikeluarkan oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, di pusat maupun di daerah, maupun
departemen lain dalam rangka pembinaan pendidikan di negara
kita. Sebagai contoh, peraturan tentang (berlakunya) kurikulum
sekolah tertentu, pembebasan uang sumbangan pembiayaan
pendidikan (SPP), ketentuan tentang penerimaan murid baru,

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

52

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

penyelenggaraan evaluasi belajar tahap akhir (EBTA) dan lain


sebagainya.
Untuk menjaga agar guru indonesia agar tetap melaksanakan
ketentuan-ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah
dalam bidang pendidikan, kode etik guru indonesia mengatur hal
tersebut, seperti yang tertentu dalam dasar kesembilan dari kode
etik guru. Dasar ini juga menunjukkan bahwa guru indonesia harus
tunduk dan taat kepada pemerintah indonesia dalam menjalankan
tugas pengabdianya, sehingga guru indonesia tidak mendapat
pengaruh yang negatif dari pihak luar, yang ingin memaksakan
idenya melalui dunia pendidikan. Dengan demikian, guru indonesia
wajib tunduk dan taat kepada segala ketentuan-ketentuan
pemerintah. Dalam bidang pendidikan ia harus taat kepada
kebijaksanaan

dan

peraturan,

baik

yang

dikeluarkan

oleh

Departemen lain yang berwenang mengatur pendidikan, di pusat


dan di daerah dalam rangka melaksanakan kebijaksanaankebijaksanaan pendidkan di indonesia.

2. Sikap terhadap organisasiprofesi.


Guru secara besama-sama memelihara dan meningakatkan
mutu

organisasi

PGRI

sebagai

sarana

perjuangan

dan

pengabdian. Dasar ini menunjukkan kepada kita betapa pentingya


peranan

organisasi

pengabdian.

GPRI

profesi
sebagai

sebagai
organisasi

wadah
profesi

dan

sarana

memerlukan

pembinaan, orang lebih berdaya guru dan lebih berhasil guna


sebagai wadah upah untuk membawakan misi dan memantapkan
profesi guru. Keberhasilan usaha tersebut sangat bergantung
kepada kesadaran para anggotanya, rasa tanggung jawab, dan
kewajiban pera anggotanya. Organisasi GPRI merupakan suatu
sistem, di mana unsur pembentukanya adalah orang-orang. Oleh
karena itu, guru harus bertindak sesuai dengan tujuan sistem. Ada
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

53

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

hubungan timbal balik antara anggota profesi dengan organisasi,


baik dalam melaksanakan kewajiban maupun dalam mendapatkan
hak,
Organisasi

profesional

harus

membina

mengawasi

anggotanya. Siapakah yang dimaksud dengan organisasi itu?


Jelas yang dimaksud bukan hanya ketua, atau sekretaris, atau
beberapa orang pengurus tertentu saja, tetapi yang dimaksud
dengan organisasi adalah disini adalah semua anggota seluruh
pengurus dan selama perangkat dan alat-alat perlengkapanya.
Kewajiban membina organisasi profesi merupakan kewajiban
semua anggota bersama pengurusnya. Oleh sebab itu, semua
anggota dan pengurus organisasi profesi, karena pejabat-pejabat
dalam organisasi merupakan wakil-wakil formal dari keseluruhan
anggota organisasi, maka merekalah yang melaksanakan tindakan
formal yang berdasarkan wewenang yang telah didelegasikan
kepadanya

oleh

seluruh

anggota

organisasi

itu.

Dalam

kenyataanya, para pejabat itulah yang memegang peranan


fungsional dalam melakukan tindakan pembinaan sikap organisasi,
merekalah mengkomunikasikan segala sesuatu mengenai sikap
profesi kepada anggotanya.
Setiap anggota harus memberikan sebagian waktunya untuk
kepentingan pembinaan profesinya, dan semua waktu dan tenaga
yang diberikan oleh para anggota ini dikoordinasian oleh para
pejabat organisasi tersebut, sehingga pemanraatanya lebih efektif
dan efesien. Dengan perkataan lain setiap angota profesi, apakah
ia sebaga pengurus atau anggota biasa, wajib berpartisipasi guna
memelihara, membina, dan meningkatkan mutu organisasi profesi,
dalam rangka mewujudkan cita-cita organisasi.
Dalam dasar keenam dari kode etik ini dengan gamblang juga
dituliskan, bahwa guru secara pribadi dan bersama-sama,
mengembangkan,

dan

meningkatkan

mutu

dan

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

martabat
54

MKDK 3 SKS
profesinya.

Profesi Keguruan
Dasar ini sangat tegas mewajibkan kepada seluruha

anggota profesi guru untuk selalu meningkatkan mutu dan


martabat profesi guru itu sendiri, yang akan mengangkat martabat
suatu profesi serta meningkatkan mutunya.
Untuk meningktkan mutu suatu

profesi, khususnya profesi

keguruan, dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan


melakukan penataran, lokakarya, pendidikan lanjutan, pendidikan
dalam

jabatan,

studi perbandingan, dan

berbagai kegiatan

akademik lainya. Jadi, kegiatan pembinaan profesi tidak hanya


terbatas pada pendidikan prajabatan atau pendidikan lanjutan di
perguruan tinggi saja, melainkan dapat juga dilakukan setelah yang
bersangkutan lulus dari pendidikan prajabatan ataupun sedang
dalam melaksanakan jabatan.
Usaha peningkatkan dan pengembangan mutu profesi dapat
dilakukan secara perseoragan oleh para anggotanya, ataupun juga
dapat dilakukan secara bersama. Lamanya program peningkatan
pembinaan itu, pun beragam sesuai dengan yang diperlukan.
Secara perseorangan peningkatan mutu profesi seorang guru dapat
dilakukan baik secara formal maupun secara informal. Peningkatan
secara formal merupakan

peningkatan mutu melalui pendidikan

dalam berbabai kursus, sekolah maupun kuliah di perguruan tinggi


atau lembaga lain yang berhubungan dengan bidang profesinya.di
samping itu, secara informal guru dapat saja meningkatkan mutu
profesinyanya dengan mendapatkan informasi dari Mass Media
(surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lan-lain) atau dari bukubuku yang ssuai dengan bidang profesi yang bersangkutan.
Kalau sekarang kita lihat kebanyakan dan usaha peningkatan
mutu profesi diprakarsai dan dilakukan oleh pemerintah, maka di
waktu

mendatang

diharapkan

organisasi

profesilah

yang

seharusnya merencanakan dan melaksanakannya sesuai dengan


dengan fungsi dan peran organisasi itu sendiri.
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

55

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

3. Sikap Terhadap Teman Sejawat


Dalam Ayat 7 Kode Etik Guru disebutkan bahwa Guru
memelihara hubungan seprofesinya, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial. Hal ini berarti bahwa: (1) Guru hendaknya
menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dalam
lingkungan kerjanya, dan (2) Guru Hendaknya menciptakan dan
memelihara semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial
didalam dan luar lingkungan kerjanya.
Dalam hal ini kode etik guru indonesia menunjukkan kepada
kita betapa pentingnya hubungan yang harmonis perlu diciptakan
dengan mewujudkan perasaan bersaudara yang mendalam antara
sesama anggota profesi. Hubungan sesama anggota profesi dapat
dilihat dari dua segi, yakni hubungan formal dan hubungan
kekeluargaan.
Hubungan formal ialah hubungan yang perlu dilakukan dalam
rangka

melakukan

kekeluargaan

tugas

ialah

kedinasan.

hubungan

Sedangkan

persaudaraan

hubungan

yang

perlu

dilakukann, baik dalam lingkungan kerja maupun dalam hubungan


keseluruhan dalam rangka menunjang tercapainya keberhasilan
anggota profesi dalam membawakan misalnya sebagai peserta
didik.
a. Hubungan Guru Berdasarkan Lingkungan Kerja
Seperti diketahui, dalam setiap sekolah terdapat seorang
kepala sekolah dan beberapa orang guru ditambah dengan
beberapa

orang

personel

sekoalh

lainnya

sesuai

dengan

kebutuhan sekolah tersebut. Berhasil tidaknya sekolah membawa


misinya akan banyak bergantung kepada semua manusia yang
terlibat didalamnya. Agar setiap personel sekolah dapat berfungsi
sebgaimana mestinya. Mutlak adanya hubungan yang baik dan
harmonis di antara personel yaitu hubungan yang baik antara
kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, dan kepala
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

56

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

sekolah atau pun guru dengan semua personel sekoalh lainnya.


Semua personel sekolah ini harus dapat menciptakan hubungan
baik dengan anak didik disekolah tersebut.
Sikap profesional lain yang perlu ditumbuhkan oleh guru
adalah sikap ingin bekerjasama, saling harga menghargai, saling
pengertian, dan rasa tanggungjawab. Jika ini sudah berkembang
akan tumbuh rasa senasip sepenanggung jawab serta menyadari
akan kepentingan bersama, tidak mementingkan kepentingan diri
sendiri

dengan

mengorbankan

kepentingan

orang

lain.

(Hermawan 1979). Dalam suatu pergaulan hidup, bagaimana pun


kecilnya jumlah manusia, akan terdapat perbedaan-perbedaan
pikiran, perasaan, kemauan, sikap, watak, dan lain sebagainya.
Sekalipun demikian hubungan tersebut dapat berjalan lancar,
tentram, dan harmonis, jika di antara mereka tumbuh sikap saling
pengertian dan tenggng rasa antara satu dengan yang lainya.
Adakah kebiasaan kita pada umumnya, untuk kadang-kadang
bersikap untuk tidak sungguh-sungguh dan kurang bijaksana,
sehingga hal ini menimbulkan keretakan di antara sesama kita.
Hal ini tidak boleh terjadi karena kalau diketahui oleh murid
ataupun orang tua murid, apalagi masyarakat luas, mereka akan
resah dan tidak pecaya kepada sekolah. Hal ini juga dapat
mendatangkan pengaruh yang negatif kepada anak didik. Oleh
sebab itu, agar tidak terjadi keedaan yang berlarut-larut, kita perlu
saling maaf-maafkan dan memupuk suasana kekeluargaan yang
akbar antara sesama guru dan aparatur di sekolah.
b. Hubunga Gura Berdasarkan Lingkungan Keseluruhan
Kalau kita ambil sebagai contoh profesi kedokterran, maka
dalam sumpah dokter yang diucapkan pada upacara elantikan
dokter baru, antara lain terdapat kalimat yang menyatakan bahwa
setiap dokter akan memperlakukan teman sejawatnya sebagai
saudara kandung. Dengan upacara ini para dokter menganggap
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

57

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

profesi mereka sebagai suatu keluarga yang hatrus dijunjung


tinggi dan dimuliakan.
Sebagai saudara mereka berkewajiban saling mengoreksi dan
saling

menegur,

jika

terdapat

kesalahan-kesalahan

atau

penyimpangan yang dapat merugikan profesinya. Meskipun dalam


prakteknya besar kemungkinan tidak semua anggota profesi
dokter itu melaksanakan apa yang diucapkan dalam sumpahnya,
tetapi tetapi setidak-tidaknya sudah ada norma-norma yang
mengatur dan mengawasi penampilan profesi itu.
Sekarang apa yang terjadi pada profesi kita, profesi
keguruan? Dalam hal ini kita harus mengakui dengan juiur bahwa
sejauh ini profesi keguruan masih memerlukan pembinaan yang
sungguh-sungguh. Rasa persaudaraan seperti tersebut, bagi kita
masih perlu ditumbuhkan sehingga kelak akan dapat kita lihat
bahwa hubungan guru dengan teman sejawatnya berlangsung
seperti halnya dengan profesi kedokteran.
Uraian ini dimaksudkan sebagai perbandingan untuk dijadikan
bahan dalam meningkatkan hubungan guru dengan guru sebagai
anggota profesi keguruan dalam hubungan keseluruhan.
4. Sikap Terhadap Anak Didik
Dalam Kode Etik Guru Indonesia dengan jelas dituliskan
bahwa: Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk
manusia indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila. Dasar ini
mengandung beberapa prinsip yang harus dipahami oleh seorang
guru dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, yakni tujuan
pendidikan

nasional,

prinsip

membimbing,

dan

prinsip

pembentukan manusia indonesia seutuhnya.


Tujuan pendidikan nasional dengan jelas dapat dibaca dalam
UU No. 2/1980 tentang sistem pendidikan nasional, yakni
membentuk manusia indonesia seutuhnyayang berjiwa pancasila.
Prinsip yang lain adalah membimbing peserta didik, bukan
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

58

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

mengajar, atau mendidik saja. Pengertian membimbing seperti


yang dikemukakan oleh Ki. Hajar Dewantara dalam sistem
Amongnya. Tiga kalimat padat yang terkenal dari sistem itu adalah
ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangonkarso, dan Tut wuri
Handayani. Ketiga kalimat itu mempunyai arti bahwa pendidikan
harus memberikan contoh, harus memberikan pengaruh, dan
harus dapat memberikan mengendalikan peserta didik. Dalam Tut
wuri terkadung maksud membiarkan peserta didik menuruti bakat
dan kodratnya dan sementara guru memperhatikannya. Dalam
Handayani berarti guru mempengaruhi peserta didik, dalam arti
membimbing dan mengajarnya. Dengan demikian membimbing
mengandung arti bersikap menentukan ke arah pembentukan
manusia indonesia seutuhnya yang jiwa pancasila, dan bukanlah
mendikte peserta didik apalagi memaksanya menurut kehendak
sang pendidik. Motto Tut Wuri Handayani sekarang telah diambil
menjadi Motto dari Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia (DPKRI).
Prinsip manusia seutuhnya dalam kode etik ini Memandang
manusia sebagai kesatuan yang bulat, utuh, baik jasmani maupun
rohani, tidak hanya berilmu tinggi tetapi juga bermoral tinggi pula.
Guru dalam mendidik seharusnya

tidak hanya mengutamakan

pengetahuan atau perkembangan intelektual saja, tetapi juga


harus memperhatikan perkembangan seluruh pribadi peserta didik
baik jasmani, rohani, sosial maupun yang lainnya yang sesuai
dengan hakikat pendidikan. Ini dimaksudkan agar peserta didik
pada akhirnya akan dapat dapat menjadi manusia yang mampu
menghadapi tantangan-tantangan dalam kehidupannya sebagai
insan dewasa. Peserta didik tidak dapat dipandang sebagai objek
semata yang harus patuh kepada kehendak dan kemauan guru.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

59

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

5. Sikap Terhadap Tempat Kerja


Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa suasana yang baik
dan tempat kerja akan meningkatkan produktivitas. Hal ini disadari
dengan sebaik-baiknya oleh setiap guru, dan guru berkewajiban
menciptakan suasana yang demikian dalam lingkunganya. Untk
menciptakan suasana kerja yang baik ini adalah dua hal yang
harus diperhatikan, yaitu: (a)

guru sendiri (b)

hubungan guru

dengan yang tua dan masyarakat sekeliling.


Terhadap guru sendiri dengsn jelas juga dituliskan dalam
salah satu butir dari Kode Etik yang berbunyi: Guru menciptakan
suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya
proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, guru harus aktif
mengusahakan suasana yang baik itu dengan berbagai cara, baik
dengan menggunakan metode mengajar yang sesuai , maupun
dengan menyediakan alat belajar yang cukup, serta mengatur
Organisasi kelas yang mantap, ataupun pendekatan lainnya yang
diperlukan.
Suasana yang harmonis di sekolah tidak akan terjadi bila
personil yang terlibat di dalamnya, yakni kepala sekolah, guru, staf
administrasi dan siswa, tidak menjalin hubungan yang baik di
antara sesamanya. Penciptaan suasana kerja menantang harus
dilengkapi dengan terjalinnyahubungan yang baik dengan orang
dan masyarakat sekitarnya. Ini dimaksudkan untuk membina peran
serta rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan. Hanya
sebagaian kecil dari waku, dimana peserta didik berada disekolah
dan diawasi oleh guru-guru.

Sebagian besar waktu justru

digunakan peserta didik di luar sekolah, yakni di rumah dan di


masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, amatlah beralasan bahwa
orang tua dan masyarakat bertanggung jawab terhadap pendidikan
mereka.

Agar pendidikan di luar sekolah terjalin dengan baik

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

60

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

dengan apa yang dilakukan oleh guru di sekolah diperlukan kerja


sama yang baik antara guru, orang tua, dan masyarakat sekitar.
Dalam menjalin kerjasama dengan orang tua dan masyarakat,
sekolah dapat mengambil prakarsa, misalnya dengan cara
mengundang orang tua sewaktu pengambilan rapor, mengadakan
kegiatan-kegiatan

yang

melibatkan

masyarakat

sekitar,

mengikutsertakan persatuan orang tua siswa atau BP3 dalam


membantu

meringankan

permasalahan

sekolah,

terutama

menanggulangi kekurangan fasilitasi ataupun dana penujuang


kegiatan sekolah.
Keharusan guru membina hubungan dengan orang tua dan
masyarakat sekitar ini merupakan isi butir ke lima Kode Etik Guru
Indonesia.
6. Sikap Terhadap Pemimpin
Sebagai salah seorang anggota organisasi, baik organisasi
guru maupun organisasi yang lebih besar (Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan) guru akan selalu berada dalam bimbingan dan
pengawasan pihak alasan. Dari organisasi guru ada strata
kepemimpinan mulai dari pengurus cabang, daerah, sampai ke
pusat. Begitu juga sebagai anggota keluarga besar Depdikbud,
ada pembagian pengawasan mulai dari kepala sekolah, kakandep,
dan seterusnya sampai ke menteri pendidikan dan kebudayaan.
Sudah jelas bahwa pemimpin suatu unit atau organisasi
akan mempunyai kebijaksanaan dan arahan dalam memimpin
organisasinya, dimana tiap anggota organisasi itu dituntut
berusaha untuk bekerja sama dalam melaksanakan tujuan
organisasi terseut. Dapat saja tuntutan akan kepatuhan dalam
melaksanakan arahan dan petunjuk yang diberikan mereka. Kerja
sama juga dapat diberikan dalam bentuk usulan dan malahan kritis
yang membangun demi pencapaian tujuan yang telah di gariskan
bersama dan kemajuan organisasi. Oleh sebab itu, dapat kita
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

61

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

simpulkan bahwa sikap seorang guru terhadap pemimpin harus


positif,

dalam

pengertian

harus

bekerja

sama

dalam

menyukseskan program yang sudah disepakati, baik di sekolah


maupun di luar sekolah.
7. Sikap Terhadap Pekerjaan
Profesi guru berhubungan dengan anak didik, yang secara
alami mempunyai persamaan dan perbedaan. Tugas melayani
orang

yang

beragam

sangat

memerlukan

kesabaran

dan

ketelatenan yang tinggi, terutama bila berhubungan dengan


peserta didik yang masih kecil.
Orang telah memilih suatu karier tertentu biasanya akan
berhasil baik, bila dia mencintai kariernya dengan sepenuh hati.
Artinya, ia akan berbuat apa pun agar kariernya berhasil baik, ia
Committed dengan pekerjaannya, ia harus mau dan mampu
melaksanakan tugasnya serta mampu melayani dengan baik
pemakai jasa yang membutuhkannya.
Agar

dapat

memberikan

layanan

yang

memuaskan

masyarakat, guru harus selalu dapat menyesuaikan kemampuan


dan

pengetahuannya

dengan

keinginan

dan

permintaan

masyarakat, dalam hal ini peserta didik dan para orang tuanya.
Keinginan dan permintaan ini selalu berkembang sesuai dengan
perkembangan masyarakat yang biasanya dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu dan teknologi. Oleh karenanya, guru selalu
dituntut

untuk

secara

terus-menerus

meninggalkan

dan

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan ilmu mutu


layanannya. Keharusan meningkatkan dan mengembangkan mutu
ini merupakan butir yang keenam dalam Kode Etik Guru Indonesia
yang

berbunyi:

mengembangkan

Guru
dan

sacara

pribadi

meningkatkan

dan
mutu

bersama-sama,
dan

martabat

profesinya.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

62

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan
Dalam butir keenam ini dituntut kepada guru, baik

secara

pribadi

maupun

secara

kelompok,

untuk

selalu

meningkatkan mutu dan martabat profesinya. Guru sebagaimana


juga dengan profesi lainnya, tidak mungkin dapat meningkatkan
mutu dan martabat profesinya bila guru itu tidak meningkatkan
atau menambah pengetahuan dan keterampilan, karena ilmu dan
pengetahuan yang menunjang profesi itu selalu berkembang
sesuai dengan kemajuan zaman.
Untuk meningkatkan mutu profsi secara sendiri-sendiri, guru
dapat

melakukannya secara formal maupun informal. Secara

formal artinya guru mengikuti berbagai pendidikan lanjutan atau


kursus yang sesuai dengan bidang tugas, keinginan, waktu, dan
kemampuannya. Secara informal guru dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan melalui mass media seperti televisi,
radio, majalah ilmiah, koran, dan dan sebagainya, ataupun
membaca buku teks dan pengetahuan lainnya cocok dengan
bidangnnya.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

63

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan
Kegiatan Belajar 3

C. PENGEMBANGAN SIKAP PROFESIONAL

eperti telah diungkapkan, bahwa dalam rangka meningkatkan


mutu, baik mutu profesional, maupun mutu layanan, guru harus

pula meningkatkan sikap profesionalnya. Ini berarti bahwa ketujuh


sasaran penyikapan yang telah dibicarakan harus selalu dipupuk dan
dikembangkan. Perkembangan sikap profesional ini dapat dilakukan,
baik selagi dalam pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas
(dalam jabatan).

1. Pengembangan Sikap selama Pendidikan Prajabatan


Dalam pendidikan prajabatan, calon guru dididik dalam
berbagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan
dalam pekerjaannya nanti. Karena tugasnya yang bersifat unik,
guru selalu menjadi panutan bagi siswanya, dan bahkan bagi
masyarakat sekelilingnya. Oleh sebab itu, bagaimana guru bersikap
terhadap pekerjaan dan jabatannya selalu menjadi perhatian siswa
dan masyarakat.
Pembentukan sikap yang baik tidak mungkin muncul begitu
saja, tetapi harus dibina sejak calon guru memulai pendidikannya di
lembaga pendidkan guru. Berbagai usaha dan latihan, contohcontoh dan aplikasi penerapan ilmu, keterampilan dan bahkan
sikap profesional dirancang dan dilaksanakan selama calon guru
dalam pendidikan prajabatan. Sering juga pembentukan sikap
tertentu

terjadi

sebagai

hasil

sampingan

(by-product)

dari

pengetahuan yang diperoleh calon guru. Sikap teliti dan disiplin,


misalnya dapat terbentuk sebagai hasil sampingan dari hasil belajar
matematika

yang

benar,

karena

belajar

matematika

selalu

menuntut ketelitian dan kedisiplinan penggunaan dan aturan dan


prosedur yang telah ditentukan. Sementara itu tentu saja
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

64

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

pembentukan

sikap

pengetahuan,

pemahaman,

direncanakan,

dapat

sebagaimana

diberikan
dan

dengan

penghayatan

halnya

memberikan
khusus

mempelajari

yang

pedoman

penghayatan dan pengalaman pancasila (P4) yang diberikan


kepada seluru siswa sejak dari sekolah dasar sampai perguruan
tinggi.
2. Pengembangan Sikap Selama dalam Jabatan
Pengembangan sikap profesional tidak berhenti apabila calon
guru selesai mendapatkan pendidikan prajabatan. Banyak usaha
yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan sikap profesional
keguruan dalam masa pengabdiannya sebagai guru. Seperti telah
disebut peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal melalui
kegiatan mengikuti penataran, lokakarya, seminar, atau kegiatan
ilmuiah lainnya, ataupun secara informal melalui media massa
televisi, radio, koran, dan majalah maupun publikasi lainnya.
Kegiatan

ini

selain

dapat

meningkatkan

pengetahuan

dan

keterampilan, sekaligus dapat juga meningkatkan sikap profesional


keguruan..

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

65

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

LATIHAN

1. Andaikan anda adalah anggota PGRI, bagaimana Anda dapat


membantu organisasi PGRI agar di samping dapat meningkatkan
mutu organisasi PGRI sendiri, sekaligus juga dapat meningkatkan
mutu para anggotanya ?.
2. Sekarang sering kita baca di koran perkelahian antarpelajar di kotakota. Menurut Anda apa yang dapat dilakukan organisasi profesi
seperti PGRI dalam menanggulangi permasalahan seperti itu ?
3. Dalam rangka peningkatan mutu profesi keguruan dewasa ini, lebih
banyak program yang direncanakan dan diselenggarakan oleh
pemerintah

dibanding

diselenggarakan
pendapat

Anda

oleh

dengan
organisasi

mana

yang
profesi

manakah

direncanakan
sendiri

yang

lebih

dan

Menurut
efesien,

diselenggarakan oleh pemerintah atau oleh organisasi profesi


sendiri ? berikan Alasan Anda ?

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

66

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

RANGKUMAN

ebagai Profesional, guru selalu meningkatkan pengetahuan, sikap,


dan keterampilan secara terus menerus. Sasaran penyikapan itu

meliputi penyikapan terhadap perundang-undangan, organisasi profesi,


teman sejawat, peserta didik, tempat kerja, pemimpin dan pekerjaan.
Sebagai

jabatan

yang

harus

dapat

menjawab

tantangan

perkembangan masyarakat, jabatan guru harus selalu dikembangkan


dan dimutakhirkan. Dalam bersikap guru harus selalu mengadakan
pembaruan sesuai dengan tuntutan tugasnya.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

67

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan
DAFTAR PUSTAKA

Amitai, Etzioni. (1969), The Semiprofesions and Their Organizations,


Teacher Nurses and Social Workers, New York Free Press, h.v.
Basuni Suryamihardja, (1986). PGRI Sebagai Organisasi Profesi bagi
Guru, Bandung: IPBI.
Departemen Penerangan RI. (1974). Undang-Undang No. 8 Tahun 1974
tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Jakarta.
Nasution, S. (1987). Sejarah Pendidikan Indonesia. Bandung: Jemmars.
Omstein, Allan C. Dan Levine, Daniel U, An Introduction Foundation of
Education, Third Edition. Boston: Houghton Miffin Co.
PGRI. (1973). Buku Kenang-Kenangan Kongres PGRI ke XIII 21 s.d 25
November 1973 dan HUT PGRI ke XXII
R. Hermawan S. (1979). Etika Keguruan: Suatu Pendekatan terhadap
Kode Etik Guru. Jakarta: PT. Margi Waluyu.
Richey, Robert W. (1974). Preparing for a Career in Education. New York:
Mc Graw Hill
Rochman Natawidijaya, (1989). Meningkatkan Kualitas Profesional Guru
SD melalui Pemantapan Lembaga Pendidikannya. Makalah Seminar.
Bandung PGRI.
Sanusi,

Ahmad.

(1991).

Studi

Pengembangan

Model

Pendidikan

Profesional Tenaga Kependidikan. Bandung: IKIP Bandung.


Soedijajarto. (1982). Kemampuan Profesional Tenaga Kependidikan
(Terutama Guru) Dan Mplikasinya Dalam Penyusunan Kurikulum
LPTK. Malang: Konsorsiun Ilmu Pendidik.
T. Raka Joni. (1979). Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum Dan
Staf Akademik.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

68

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

MODUL 3
KOMPETENSI KEPRIBADIAN,
SOSIAL, DAN PROFESIONAL
GURU

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

69

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

Kompetensi Kepribadian, Sosial,


Dan Profesional Guru

PENDAHULUAN

uru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam


pendidikan formal pada umumnya karen bagi peserta didik guru

sering dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh
karena itu, guru seyogianya memiliki perilaku dan kompetensi yang
memadai untuk mengembangkan peserta didik secara utuh. Untuk
melaksanakan tugasnya secara baik sesuai dengan profesi yang
dimilikinya, sosial dan profesional.
Guru yang kita kenali, mempunyai kedudukan yang khusus dalam
masyarakat. Perilaku dan penampilanya akan membekas dan banyak
mewarnai kehidupan sekarang maupun masa yang akan datang. Guru
banyak disanjung dan dipuji, tetapi adakalahnya dicemooh dan dicerca.
Guru dapat tampil dalam berbagai wajah, diamati dalam berbagai wajah
pula. Posisi guru yang khas d ihadapan masyarakat dengan beragam
perhatian yang diberikan kepada guru tersebut, menuntut suatu
kompetensi yang lebih ibandingkan dengan profesi lain yang ada di
masyarakat.
Masyarakat menganggap guru sebagai jabatan yang khusus dan
telah menganggap pemeo:
1. Guru harus digugu dan ditiru
2. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari
Dalam pemeo tersebut pandangan seta harapan tertentu dan masyarakat
terhadap guru. Dalam kedudukan seperti itu sebenarnya guru tidak lagi
dipandang

hanya

sebagai

pengajar

di kelas,

namun

darinya

diharapkan pula tampil sebagai pendidik-bukan saja terhadap anak


Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

70

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

didiknya di kelas, mamun juga sebagai pendidik di masyarakat yang


seyogianya memberikan teladan yang baik kepada seluruh masyarakat.
Bentuk keteladanan ini erat kaitanya dengan kompetensi guru baik
sebagai pribadi dalam hal ini dikenal dengan kompetensi kepribadian
maupun sebagai anggota masyarakat yang dikenal dengan kompetensi
sosisl serta kompetensi profesional yang lebih mengarah pada dunia
profesi yang lebih digelutinya
Kompetensi berasal dari bahasa inggris competency yang berarti
kecakapan,

kemampuan

dan

wewenang,

seseorang

dinyatakan

kompetensi di bidang tertentu jika menguasai kecakapan bekerja pada


suatu bidang tertentu. Menurut Nana Syaodih (1997) kompetensi adalah
performan yang mengarah kepada penyampaian tujuan secara tuntas
menuju kondisi yang diinginkan.
Kompetensi

kepribadian

dan

kompetensi

sosisl

merupakan

kecakapan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan


profesinya dimasyarakat baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota
masyarakat, kompetensi profesional menyiratkan adanya suatu keharusan
memiliki kompetensi agar profesi itu berfungsi dengan sebaik-baiknya.
Dengan demikian guru dituntut untuk memahami lebih jauh mengenai
kompetensi profesional di bidang pendidikan.
Kompeteni guru harus mempunyai karakteristik tertantu. Lardirabal
(1977:6-7)

mengungkapkan

bahwa

kompetensi

keguruan

meliputi

kompetensi kepribadian, sosial dan profesional


Guru dalam proses belaja mengajar harus memiliki kompetensi
tersendiri

guna

mencapai

harapan

yang

di

cita-citakan

dalam

melaksanakan pendidikan pada umumnya dalam proses belajar mengajar


pada khususnya. Untuk memiliki kompetensi tersebut guru perlu membina
diri secara baik karena fungsi guru itu sendiri adalah membina dan
mengembangkan kemampuan peserta didik secara profesional di dalam
proses belajar mengajar.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

71

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar guru menurut


Cooper (1984:15) terbagi ke dalam empat komponen yakni:
a. Mempunyai pengetahuan tantang belajar dan tingkah laku
manusia
b. Mempunyai pngetahuan dan menguasai bidang studi yang
dibinanya
c. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sokolah,
teman sejawat dan bidang studi yang dibinanya
d. Mempunyai keterampilan dalam teknik belajar
Kemampuan profesional yang harus dimiliki guru dalam proses
belajar mengajar secara rinci dapat diuraikan dalam komponan-komponen
profesional.
Dengan mempelajari modul 2 ini, yang terbaik ke dalam lima
kegiatan belajar mengenai kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
komponen kompetensi profesional, hubungan penguasaan materi dan
kemampuan mengajar dan keputusa situasional dan transaksional serta
mengerjakan latihan yang telah disediakan, disarankan pula anda untuk
menelaah kembali bagian modul 1 tentang profesi keguruan dalam
mmengembangkan siswa maka anda diharapkan dapat menjelaskan:
1. Kompetensi kepribadian guru;
2. Kompetensi sosial guru;
3. Komponen kompetensi profesional guru;
4. Hubungan penguasaan materi dengan kemampuan mengajar;
5. Pengertian keputusan situasional dan transaksional dalam
pembelajaran;
Untuk mencapai tujuan tersebut, modul ini di bagi menjadi 5 kegiatan
belajar (BK) sebagai berikut
Kegiatan belajar 1 : kompetensi kepribadian guru
Kegiatan belajar 2 : kompetensi sosial guru
Kegiatan belajar 3 : komponen kompetensi profesional guru
Kegiatan belajar 4 : hubungan penguasaan materi dan
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

72

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan
kemampuan mengajar

Keguiatan belajar 5 :keputusan situasional dan transaksional

Agar berhasil menguasai isi modul ini, anda diharapkan untuk


membacanya terlebih dahulu dengan memperhatikan ilustrasi dan contoh
yang ada dan mencoba untuk mengingat kembali pengalaman yang sama
yang pernah dialami, mengerjakan latihan yang tersedia serta menjawab
pertanyaan yang ada dalam tes formatif, untuk mengukur pengusaan
materi dan melanjutkan ke materi berikutnya, anda dapat gunakan kunci
jawaban sebagai tolak ukuran.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

73

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

Kegiatan Belajar 1
Kompetensi Kepribadian Guru

anusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa


mempunyai peran yang unik dalam kehidupan

terlebih yang

berkaitan dengan keberadaan dirinya. Di sekitar kehidupan tempat anda


tinggal mungkin ada saja orang yang sering menilai hitam dan putih
seseorang berdasarkan perilaku yang ditampilkannya, baik secara
individu maupun sosial. Demikian pula halnya dengan profesi guru masa
kini dan masa lalu juga tentunya masa yang akan datang acap kali
mendapat sorotan dari tempat guru berada.
Posisi kehidupan guru yang demikian itu tentunya akan mendapat
penilaian yang beragam dari dunia sekitarnya sehingga di satu masa
guru begitu disanjung dan dipuja, sementara di masa lain guru dianggap
rendah dan dipersalahakan. Padahal guru bukan manusia super dia tak
lepas dari sisi kepribadiannya sebagai seorang manusia biasa yang
penuh dengan terbatasan.
Peran guru mendapat perhatian luas dari masyarakat, hal ini
menuntuk dedikasi yang tinggi dari orang-orang yang berkecimpung di
dunia keguruan, anda selaku orang yang telah bertekad untuk
menggeluti dunia keguruan dituntut untuk memahami hakikat profesi
keguruan yang tidak lepas dari persoalan individu dan sosial guru.
Pendidikan yang dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajarn
di sekolah dan masyarakat memerlukan kompetensi dalam arti luas
yaitu, standar kemampuan yang diperlukan untuk menggambarkan
kualifikasi seseorang baik secara kualifikatif dalam melaksanakan
tugasnya. Dalam hal ini anda akan memperlajari tentang hakikat
kompetensi kepribadian guru yang dapat ditetapkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

74

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

Kompetensi kepribadian guru mencakup sikap (attitude), nilai-nilai


(valie) kepribadian (personality) sebagai elemen perilaku (behaviour)
dalam kaitannya dengan performance yang ideal sesuai dengan bidang
pekerjaan yang dilandasi oleh latar belakang pendidikan., peningkatan
kemampuan dan pelatihan, serta legalitas kewenangan mengajar. WR
Houston (1974:4) mengemukakan bahwa kecakapan kerja direalisasikan
dalam perbuatan yang bermakna, menilai sosial dan yang memenuhi
standar karakteristik tertentu yang diakui oleh kelompok profesinya atau
warga masyarakatnya.

A. PENGERTIAN

ompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan


dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus

memiliki nilai-nilai luhur sehingga dalam perilaku sehari-hari. Hal ini


dengan sendirinya berkaitan erat dengan falsafah hidup yang
mengharapkan guru menjadi model manusia yang memiliki nilai-nalai
luhur.
Di indonesia sikap pribadi yang dijiwai oleh filsafat pancasila
yang mengagungkan budaya bangsanya yang rela berkorban bagi
kelestarian

bangsa

dan

negara

termasuk

dalam

kompetensi

kepribadian guru. dengan demikian pemahaman terhadap kompetensi


guru harus dimaknai sebagai suatu wujud sosok manusia yang utuh.

B. FUNGSI
Setiap subjek mempunyai pribadi yang unik,masing-masing
mempunyai ciri dan sifat bawaan serta latar belakang kehudupan.
Banyak masalah psikkologis yang dihadapi peserta didik, banyak pula
minat,

kemamapuan,

motivasi

dan

kebutuhannya.

semuanya

memerlikan bimbingan guru yang berkepribadian dapat bertindak


sebagai pembimbing, penyuluh dan dapat menolong peserta didik
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

75

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

agar mampu menolong dirinya sendiri. Disinilah letak kompetensi


kepribadian guru sebagai pembimbing dan suri teladan guru adalah
sebagai panutan yang harus digugu dan ditiru dan sebagai contoh
pula bagi kehidupan dan pribadi peserta didiknya.dikemukakan oleh
KI HAJAR DEWANTORO dalam sistem amongnya yaitu guru harus:
Ing ngarso sungtulodo
Ing madyo mangun karso
Tut wuri handayani

Artinya bahwa guru harus menjadi contoh dan teladan,


membangkitkan

motif

belajar

siswa

serta

mendorong/memberi

motivasi dan belakang.dalam arti anda sebagai guru dituntut melalui


sikap dan perbuatan manjadikan dirinya pola panutan dan ikatan
orang-orang yang dipimpinnya. Dalam hal ini siswa-siswa di
sekolahnya, juga sebagai seorang guru dituntu harus mampu
membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi dapa orangorang yang dibimbingnya serta harus mampu mendorong orangorangyang diasuhanya agar berani didepan dan bersambung
bertanggung jawab.
Guru bukan hanya pelajar,pelatih dan bembimbing, tetapi juga
sebagia tempat subjek didk.dalam relasi interpesonal antara guru dan
subjek didik tercipta situasi didik yang memungkinkan subjek didik
dapat belajar menerapakn nilai yang menjadi contoh dan memberi
contoh. Guru mampu menjadi orang yang mengerti diri siswa dengan
segala problematikanya, guru juga harus mempunyai wibawa
sehingga siswa segan terhadap. Hakikat guru pendidik adalah
bahwa ia digugu dan ditiru.
Berdarakan uraian diatas, fungsi kompetensi kepribadian
guru adalah memberikan bimbingan dan suri teladan, secara
bersama-sama mengembangkan kreativitas dam membangkitkan
motif belajar serta mendorong/memberikan motivasi dari belakang.
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

76

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

C. RUANG LINGKUP
Untuk meningkatkan kompetensi, guru dituntut untuk menatap
dirinya dan memahami konsep dirinya. Seorang huru harus mampu
berkaca pada dirinya sendiri, bila ia berkaca ia akan melihat bukan
satu pribadi, tetapi ada tiga pribadi yaitu:
1. Saya dengan konsep diri saya (self concept)
2. Saya dengan ide diri saya (self idea),serta
3. Saya dengan realitadiri saya (self reality)

Ruang lingkup lompetensi kepribadian guru tidak lepas dari


falsafah hidup, nilai-nilai yang berkembang di tempat seorang guru
berada, tetapi ada beberapa hal yang bersifat universal yang mesti
dimiliki oleh guru dalam menjalankan fungsinya sebagai mahluk
individu (pribadi) yang menunjang terhadap keberhasilan tugas
pendidikan yang di ambilnya.
Kemampuan pribadi guru menurutsanusi (1991) mencakup halhal sebagai berikut.
1. Peningkatan sikap yang pasitif terhadap keseluruhan tugasnya
sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan
beserta unsur-unsurnya.
2. Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang
seyogyananya dianut oleh seorang guru.
3. Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan
teladan bagi para siswanya.
Kompetensi kepribadian yang perlu dimiliki oleh guru yaitu.
1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Guru
sebagai manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa berkewajiban
untuk meningkatkan iman dan takwanya kepada tuhan, sejalan
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya. Dalam hal ini
guru mesti beragama dan taat dalam menjalankan ibadahnya.
Contoh seorang guru laki-laki yang beragama islam pada hari
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

77

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

jumat melaksanakan ibadah shalat jumat di tempat dia tinggal


atau disekolah yang ada mesjidnya bersama warga sekolah yang
lainnya dan sebaliknya agar dihindari perilaku untuk menyuruh
orang lain beribadah sementara ia malah bermain catur dengan
orang yang tidak pernah beribadah.
2. Percaya kepada diri sendiri,Guru memiliki kelebihan yang lain.
Oleh karena itu perlu diperkembangkan rasa percaya pada diri
sendiri dan tanggung jawab bahwa ia memiliki kompetensi yang
besar dalam bidang keguruan dan mampu untuk menyelesaikan
berbagai persoalan yang di menghadapinya. Contoh seorang guru
yang mengikuti penataran tentang metode CBSA berani untuk
menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar dikelas dan
mengevaluasinya serta mengosialisasikan hasilnya kepada rekan
guru-guru yang lain dan mengajak untuk mengembangkan metode
yang telah di cobanya.
3. Tenggang rasa dan toleransi, Guru, snenantiasa berhadapan
dengan komunits yang berbeda dan beragam keunikan dari
peserta didik dan masyarakatnya maka guru perlu untuk
mengembangkan sikap tenggang rasa dan toleransi dalam
menyikapai perbadaaan yang di temuinya dalam berinteraksi
dengan peserta didik maupun masyarakat. Contoh: dalam situasi
belajar mengajar di kelas guru mengembangkan metode diskusi
dalam mata pelajaran tertentu dan memberikan kesempatan
kepada murid untuk menyanpaikan pendapatnya bahkan mau
menerima pendapat yang berbeda dari murid dengan alasan yang
rasional dan sebaliknya agar dihindari perilaku yang ingin menang
sendiri dan menganggap dirinya paling benar serta tidak mau
menerima masukan dari siapapun temasuk dari murid-murid.
4. Bersikap terbuka dan demokratis, guru di harapkan dapat menjadi
fasilitator dalam menumbuhkan kembangkan budaya berpikir kritis
di masyarakat, saling menerima dalam perbedaan pendapat dan
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

78

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

menyapakatinya untuk mencapai tujuan bersama maka dituntut


seorang guru untuk bersikap demokratis dalam menyampaikan
dan menerima gagasan-gagasan mengenai permasalahan yang
ada di sekitranya sehingga guru menjadi terbuka dan tidak
menutup diri dari hal-hal yang berada di luar dirinya.contoh:
seorang guru berperan sebagai moderator dalam acara diskusi
mengenai pola pendidikan di masyarakat yang melibatkan unsur
pemerintah

dan

masyarakat

dan

berani

mengambil

suatu

kesimpulan yang dapat diterima oleh semua pihak yang ikut dalam
kgiatan tersebut dan menghindari perilaku yang menonjolkan
kemampuanya saja tanpa mau menerima masukan dari yang lain
dan tidak siap untuk mendapatkan kritikan, bahkan tertutup dari
siapa pun.
5. Sabar dalam menjalani profesi keguruannya, menjadi guru yang
baik tidak semudah membalikan telapak tangan, hal ini menuntut
kesabaran dalam mencapainya. Guru diharapkan dapat sabar
dalam arti tekun dan ulet melaksanakan proses pendidikan karena
hasil pendidikan tidak langsung dapat dirasakan saat itu tetapi
membutuhkan proses yang panjang IPA kepadada murid di kelas
mengenai pokok bahasa

energi dan

listrik.

Maka,

umtuk

memperolaeh hasil yang diharapkan sesuai dangan kurikulum dia


mencoba untuk menyampaikan informasi dasar melalui kegiatan
tatap muka di kelas, membimbing murid untuk melakukan
percobaan di laboratorium dan memberikan tugas pengamatan
mengenai peristiwa yang berkaitan dengan energi dan listrik di
tempat dan mereka tinggal dan selanjutkan melakukan tes
sebagaibahan evaluasi. Dalam kegiatan yang dilakukan guru
btersebut ternyata tidak semua murid dapat menyerap materi
dengan sempurna, tetapi ada beberapa murid yang mengalami
kesulitan. Untuk itu guru perlu melakukan remedial terhadap
beberapa orang sampai tujuan yang telah ditetapkan tercapai.
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

79

MKDK 3 SKS
6. Mengembangkan

Profesi Keguruan
diri

bagi

kemajuan,

guru

mampu

mengembangkan dirinya sesuai dengan pembaharuan baik dalam


bidang profesinya maupun dalam spesialisasinya. Contoh dalam
menyikapi kemajuan ilmu dan teknologi informasi, seorang guru
yang merasa kurang dalam memperoleh tambahan pengetahuan
mau menyisihkan hasil pendapat mejarnya untuk mengikuti kursus
komputer dan bahasa asing serta bergabung dengan lembagalembaga yang mengembangkan pengkajian tentang ilmu dan
teknologi di tempat dia tinggal dan menghindari perilaku yang
merasa

malu-malu

untuk

bertanyadan

menambah

ilmu

pengetahuan bahkan merasa telah cukup dengan apa yang telah


dimilkinya.
7. Memahami tujuan pendidikan,kikulumur guru mampu menghayati
tujuan-tujuan pendidikan baik secara nasional, kelembagaan,
kurikulum sampai tujuan mata pelajaran yang diberikanyan.
Sebagau contoh guru matamatika di sebuah SMU harus
mengetahui tujuan pendidikan dalam undang-undang sistm
pendidikan nasional (UUSPN) no. 20 tahun 2003. Salain itu juga
mesti memahami tujuan sekilah di tempat guru mengajar,tujuan
bidang studi matematika yang di ajarkany sampai TIK dari pokok
bahasan tertentu yang harus di ajarkanya di kelas.
8. Mampu menjalin hubbungan insani, hubungan manusiawi yaitu
kemampuan guru untuk dapat berhubungan dengan orang lain
atas dasar saling menghormati antara satu dengan yang lainya.
Sebagai contoh seorang guru menjadi kemitraan dengan keran
guru lain tanpa memandang perbedaan suku sinergi yang dapat
memacu kemajuan pendidikan di sekolah dan menghindari
perilaku yang hanya mau bermitra dengan rekan yang satu daerah
atau satu almamater saja.
9. Memahami kelebihan dan kekurangan diri, pemahaman diri, yaitu
kemampuan untuk memahami berbagai aspek dirinya baik yang
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

80

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

positif maupun yang negatif. Kepribadian yang efektif akan


terwujud apabila seseorang telah mampu memahami identitas
dirinya, mmengapa ia memilih guru sebagai jabatanya dan
kelebihan serta kekuranganya apa saja yang terdapat pada
dirinya. Contoh seorang guru merasa kurang mampu untuk dapat
bekerja dan belajar sendiri dengan baik, tetapi dia menyadari
bahwa kalau berdiskusi dengan orang lain, dirinya akan terpacu
untuk belajar. Maka ia berusaha untuk membentuk kelompok
belajar dengan sesama rekan guru atau ikut bergabung dengan
kelompok kerja guru bidang studi yang sesuai dengan bidang studi
yang dibinanya.
10. Kreatif dan inovatif dalam berkarya, guru mampu melakukan
perubahan-perubahan dalam mengembangkan profesinya sebagai
inovator dan kreator. Sebagai contoh seorang guru dalam
menyampaikan pelajaran dikelas tidak terpaku pada suatu metode
saja tetapi berani untuk melakukannya dengan menggunakan
berbagai metode pembelajaran dan berinisiatif untuk membuat
model pembelajaran serta mencobakannya dikelas.
Dalam hal pengembangan kompetensi pribadi, menurut BP3K (1975)
guru harus memiliki :
1. Pengetahuan tentang tatakrama sosial dan agamawi;
2. Pengetahuan tentang kebudayaan dan tradisi;
3. Hakikat demokrasi dan makna demokrasi Pancasila;
4. Apresiasi dan ekspresi estetika;
5. Kesadaran kewarganegaraan dan kesadaran sosial yang dalam;
6. Sikap yang tepat tentang ilmu pengetahuan kerja; dan
7. Menunjung tinggi martabat manusia.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

81

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

Kegiatan Belajar 2
KOMPETENSI SOSIAL GURU

anusia merupakan mahluk sosial (zoon politicon) menurut


Aristoteles adalah mahluk yang senantiasa ingin hidup

berkelompok. Pendapat senada menyatakan bahwa manusia adalah


homo politicus.
Manusia

dalam

hal

ini

tidak

bisa

menyelesaikan

segala

permasalahannya sendiri, dia membutuhkan orang lain baik untuk


memenuhi kebutuhannya maupun untuk menjalankan perannya selaku
mahluk hidup. Maka, manusia perlu berinteraksi dengan yang lain dan
senantiasa menjaga hubungan agar tetap berlangsung dalam suasana
yang kondusif. Melalui proses komunikasi dengan lingkungan sekitarnya
manusia

diharapkan

mampu

bertahan

hidup

(survive)

bahkan

berkembang (growth) sesuai dengan potensi yang dimilikinya.


Guru sebagai bagian dari masyarakat merupakan salah satu pribadi
yang mendapatkan perhatian khusus di masyarakat. Peranan dan segala
tingkah laku yang dilakukan guru senantiasa dipantau oleh masyarakat.
Guru memiliki kedudukan khusus di mata masyarakat. Oleh karena itu,
diperlukan sejumlah kompetensi sosial yang perlu dimiliki guru dalam
berinteraksi dalam lingkungan masayarakat di tempat dia tinggal.
Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan
kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar
sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara
guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki karakteristik
tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan
guru. Misi yang diemban guru adalah misi kemanusiaan. Mengajar dan
mendidik adalah tugas memanusiakan manusia. Guru harus mempunyai
kompetensi sosisal karena guru adalah Penceramah Jaman (Langveld,
1955), lebih tajam lagi ditulis oleh Ir. Soekarno dalam tulisan Guru
dalam masa pembangunan menyebutkan pentingnya guru dalam masa
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

82

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

pembangunan adalah menjadi masyarakat. Oleh karena, itu tugas guru


adalah tugas pelayanan manusia.
Guru di mata masyarakat pada umumnya dan para peserta didik
merupakan panutan dan anutan yang perlu dicontoh dan merupakan suri
tauladan dalam kehidupannya sehari-hari.
Guru merupakan tokoh dan tipe mahluk yang diberi tugas dan
beban membina dan membimbing masyarakat ke arah norma yang
berlaku. Guru perlu memiliki kompetensi sosial untuk berhubungan
dengan masyarakat dalam rangka menyelenggaraka proses belajar
mengajar yang efektif karena dengan dimilikinya kompetensi sosial
tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan
dengan lancar sehingga jika ada keperluan dengan orang tua peserta
didik atau masyarakat tentang masalah peserta didik yang perlu
diselesaikan tidak akan sulit menghubunginya.
Dalam hal ini Anda sebagai mahasiswa keguruan perlu memahami
beberapa perilaku guru berkaitan dengan kompetensi sosial yang
menunjang terhadap keberhasilan tugas prifesi keguruan di masyarakat.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

83

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

A. PENGERTIAN
Kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk
memahami dirinya sebagai sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota
masyarakat dan warga negara. Lebih dalam lagi kemampuan sosial ini
mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan
kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya
sebagai guru.

B. FUNGSI
Guru ada dan hidup di masyarakat. Masyarakat dalam proses
pembangunan sekarang ini menganggap guru sebagai anggota
masayarakat yang memiliki kemampuan, keterampilan yang cukup
luas, yang mau ikut bserta secara aktif dalam proses pembangunan.
Guru

diharapkan

menjadi

pelopor

di

dalam

pelaksanaan

pembangunan.
Untuk menjadi seorang guru/calon guru perlu menyadari bahwa
guru tidak mungkin lepas dari kondisi sosial di masyarakat yang
sifatnya kompleks. Untuk itu peran dan fungsi guru yang perlu
dipelajari adalah sebagai berikut :
1. Motivator dan Inovator dalam Pembangunan Pendidikan
2. Perintis dan Pelopor Pendidikan
3. Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pengetahuan
4. Pengabdian
C. RUANG LINGKUP KOMPETENSI SOSIAL GURU
Achmad Sanusi (1991) mengungkapkan kompetensi sosial
mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan
kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya
sebagai guru.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

84

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

Menurut D. T. Amijaya (1984) kompetensi kemasyarakatan atau


kompetensi sosial seorang guru, sudah barang tentu berkaitan
dengan kompetensi profesionalnya. Ia terwujud dalam bentuk
partisipasi sosial seorang guru dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat di mana ia berada, baik secara formal maupun informal.
Jenis-jenis kompetensi sosial yang harus dimiliki guru menurut
Cece Wijaya (1994) adalah sebagai berikut :
1. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua
peserta didik
2. Bersikap simpatik
3. Dapat bekerja sama dengan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah
4. Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan
5. Memahami dunia sekitarnya (lingkungan)

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

85

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

Kegiatan Belajar 3
KOMPONEN KOMPETENSI PROFESIONAL

ompetensi professional merupakan salah satu kemampuan


dasar yang harus dimiliki seorang guru. Ada beberapa

pandangan para ahli mengenai kompetensiprofesional. Menurut Cooper


ada 4 komponen kompetensi professional, yaitu : a) mempunyai
pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, (b) mempunyai
pengetahuan

dan

menguasai

bidang

studi

yang

dibinanya;

(c)

mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat
dan bidang studi yang dibinanya; dan (d) mempunyai keterampilan
dalam teknik mengajar. Sedangkan menurut (Johnson, 1980) mencakup
: (a) penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaaan bahan
yang harus diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan yang dajarkan
dari bahan yang diajarkannya itu; (b) penguasan dan penghayatan atas
landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan; dan (c) penguasan
proses-proses kependidikan, keguruan pembelajaran siswa. Serta
menurut Depdikbud, (1980) ada 10 kemampuan dasar guru, yaitu : (a)
penguasaan

bahan

pelajaran

beserta

konsep-konsep

dasar

keilmuannya, (b) pengelolaan program belajar mengajar, (c) pengelolaan


kelas, (d) penggunaan media dan sumber pembelajaran, (e) penguasaan
landasan-landasan kependidikan, (f) pengelolaan interaksi belajar
mengajar, (g) penilaian prestasi siswa, (h) pengenalan fungsi dan
program bimbingan dan penyuluhan, (i) pemahaman prinsip-prinsip dan
pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan peningkatan
mutu pengajaran.
Dari beberapa pandangan tersebut diatas dapat dipelajari secara
rinci sebagai berikut :

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

86

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

A. PENGUASAAN BAHAN BIDANG STUDI


Kompetensi pertama yang harus dimiliki seorang guru adalah
penguasaan bahan bidang studi. Penguasan ini menjadi landasan
pokok untuk

keterampilan

mengajar.

Yang

dimaksud

dengan

kemampuan menguasai bahan bidang studi menurut Wijaya (1982)


adalah

kemampuan

menganalisis,

mengetahui,

menyintesiskan,

memahami,
dan

mengaplikasikan,

mengevaluasi

sejumlah

pengetahuan keahlian yang diajarkannya.


Ada dua hal dalam menguasai bahan bidang studi :
a. Menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah
Untuk menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah
dapat dilakukan dengan cara :
1) mengkaji bahan kurikulum bidang studi;
2) mengkaji isi buku-buku teks bidang studi yang bersangkutan;
3) melaksanakan

kegiatan-kegiatan

yang

disarankan

dalam

kurikulum bidang studi yang bersangkutan.


4) Menguasai bahan pendalaman/aplikasi bidang studi. Hal ini
dilakukan dengan cara :
a) mempelajari ilmu yang relevan;
b) mempelajari aplikasi bidang ilmu ke dalam bidang ilmu lain
(untuk program-program srudi tertentu);
c) mempelajari cara menilai kurikulum bidang studi.

B. PENGELOLAAN PROGRAM BELAJAR MENGAJAR


Kemampuan mengelola program belajar mengajar mencakup
kemampuan merumuskan tujuan instruksional, kemampuan mengenal
dan menggunakan metode mengajar, kemampuan memilih dan
menyusun

prosedur

instruksional

yang

tepat,

kemampuan

melaksanakan program belajar mengajar, kemampuan mengenal


potensi

(entry

behavior)

peserta

didik,

serta

kemampuan

merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.


Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

87

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

Secara rinci, menurut Sciever (1991) : kemampuan mengelola


program belajar mengajar dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
1. Merumuskan tujuan instruksional. Kemampuan ini dilakukan
dengan cara:
a. mengkaji kurikulum bidang studi,
b. mempelajari cirri-ciri rumusan tujuan instruksional,
c. mempelajari

tujuan

instruksional

bidang

studi

yang

instruksional

bidang

studi

yang

bersangkutan, serta
d. merumuskan

tujuan

bersangkutan.
e. Mengenal

dan

dapat

menggunakan

metode

mengajar.

Kemampuan ini dapat dilakukan dengan cara :


2. mempelajari macam-macam metode mengajar, dan
3. menggunakan macam-macam metode mengajar.
4. Memilih

dan

menyusun

prosedur

instruksional

yang

tepat.

Kemampuan ini dapat dilakukan dengan cara :


a. mempelajari kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar,
b. menggunakan kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar,
c. merencanakan program pelajaran, serta
d. menyusun satuan pelajaran
e. Melaksanakan program belajar mengajar. Kemampuan ini
dapat dilakukan dengan cara :
1) mempelajari fungsi dan peran guru dalam proses belajar
mengajar,
2) menggunakan alat Bantu belajar mengajar,
3) menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar,
4) memonitor proses belajar peserta didik, serta
5) menyesuaikan rencana program pengajaran dengan situasi
kelas.
6) Mengenal

kemampuan

(entry

behavior)

anak

didik.

Kemampuan ini dilakukan dengan cara


Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

88

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

a. mempelajari tingkat perekembangan dan factor-faktor


yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar,
b. mempelajari prosedur dan teknik untuk mengidentifikasi
kemampuan peserta didik, serta
c. menggunakan

prosedur

dan

teknik

untuk

mengidentifikasi kemampuan peserta didik.


d. Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.
Kemampuan ini dapat dilakukan dengan cara :
a) mempelajari faktor-faktor penyebab kesulitan belajar,
b) mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik,
c) menyusun rencana pengajaran remedial, serta
d) melaksanakan pengajaran remedial.
C. PENGELOLA KELAS
Kemampuan ini menggambarkan keterampilan guru dalam
merancang, menata dan mengatur sumbere-sumber belajar, agar
tercapai suasana pengajaran yang efektif

dan

efisien. Jenis

kemampuan yang harus dimiliki guru adalah :


1.

Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran


Kemampuan ini dapat dikuasai dengan cara berikut ini.
a. Mempelajari macam-macam pengaturan tempat duduk dan
setting ruangan kelas sesuai dengan tujuan-tujuan instruksional
yang hendak dicapai, serta
b. Mempelajari criteria penggunaan macam-macam pengaturan
tempat duduk dan setting ruangan.
c. Menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif.

Kemampuan ini dapat dikuasai dengan cara berikut ini.


1) Mempelajari factor-faktor yang mengganggu iklim belajar mengajar
yang kondusif.
2) Mempelajari strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat
preventif.
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

89

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

3) Menggunakan strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang


bersifat preventif.
4) Menggunakan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif.
D. PENGELOLAAN DAN PENGGUNAAN MEDIA SERTA SUMBER
BELAJAR
Kemampuan

ini

pada

dasarnya

merupakan

kemampuan

menciptakan kondisi belajar yang merangsang agar proses belajar


mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Ada enam jenis kemampuan memahami media dan sumber
belajar, menurut Cece Wijaya (1994) yaitu :
1. Mengenal, memilih dan menggunakan media
2. Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana
3. Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses
belajar mengajar.
4. Khusus untuk guru IPA, dapat mengembangkan laboratorium
5. Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar.

E. PENGUASAAN LANDASAN-LANDASAN KEPENDIDIKAN


Kemampuan

menguasai

landasan-landasan

kependidikan

berkaitan dengan kegiatan sebagai berikut :


1. Mempelajari konsep dan masalah pendidikan dan pengajaran
dengan sudut tinjauan sosiologis, filosofis, histories dan psikologis.
2. Mengenal fungsi sekolah sebagai lembaga sosial yang secara
potensial dapat memajukan masyarakat dalam arti luas serta
pengaruh timbal balik antar sekolah dan masyarakat.
3. Mengenal karakteristik peserta didik baik secara fisik maupun
psikologis.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

90

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

F. MAMPU MENILAI PRESTASI BELAJAR MENGAJAR


Kemampuan menilai prestasi belajar mengajar perlu dimiliki oleh
guru. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan mengukur
perubahan tingkah laku peserta didik dan kemampua mengukur
kemahiran dirinya dalam mengajar dan dalam mebuat program.
Dalam setiap pekerjaan evaluasi ada tiga sasaran yang hendak
dicapai yaitu :
1. prestasi berupa pernyataan dalam bentuk angka dan nilai tingkah
laku,
2. prestasi

mengajar

mengamatinya

berupa

melalui

pernyataan

penghargaan

atas

lingkungan

yang

prestasi

yang

dicapainya, serta
3. keunggulan program yang dibuat guru, karena relevan dengan
kebutuhan peserta didik dan lingkungannya.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam menilai prestasi
peserta didik untuk kepentingan pengajaran adalah sebagai berikut,
1) Mempelajari fungsi penilaian.
2) Mempelajari bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian.
3) Menyusun teknik dan prosedur penilaian.
4) Mempelajari kriteria pemilihan teknik dan prosedur penilaian
5) Mengunakan teknik dan prosedur penilaian
6) Mengolah dan menginterpretasi hasil penilaian
7) Menggunakan hasil-hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar
mengajar.
8) Menilai teknik dan prosedur penilaian
9) Menilai keefektifan program pengajaran.

G. MEMAHAMI PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN LEMBAGA DAN


PROGRAM PENDIDIKAN DI SEKOLAH
Di samping melaksanakan proses belajar mengajar, menurut
Nawawi (1989), diharapkan guru mebantu Kepala Sekolah dalam
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

91

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

menghadapi berbagai kegiatan pendidikan lainnya yang digariskan


dalam kurikulum, guru perlu memahami pula prinsip-prinsip dasar
tentang

organisasi

dan

pengelolaan

sekolah,

bimbingan

dan

penyuluhan termasuk bimbingan karier, program kokurikuler dan


ekstrakurikuler, perpustakaan sekolah serta hal-hal yang terkait.

H. MENGUASAI METODE BERFIKIR


Metode dan pendekatan setiap bidang studi berbeda-beda.
Menurut Reynold (1990) metode dan pendekatan berpikir keilmuan
bermuara pada titik tumpu yang sama. Oleh karena itu, untuk dapat
menguasai metode dan pendekatan biang-bidang studi guru harus
menguasai metode berpikir ilmiah secara umum.

I.

MENINGKATKAN

KEMAMPUAN

DAN

MENJALANKAN

MISI

PROFESIONAL
Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang untuk
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Guru harus terus-menerus mengembangkan dirinya agar
wawasannya menjadi luas sehingga dapat mengikuti perubahan dan
perkembangan profesinya yang didasari oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut.

J. TERAMPIL MEMBERIKAN BANTUAN DAN BIMBINGAN KEPADA


PESERTA DIDIK
Bantuan dan bimbingan kepada peserta didik sangat diperlukan
agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya melalui
proses belajar mengajar di kelas. Untuk itu, guru perlu memahami
berbagai aspek dan teknik bimbingan belajar dan dapat memilihnya
dengan tepat untuk membantu para peserta didik.
Ada dua hal yang perlu dimiliki dalam memberikan bantuan dan
bimbingan kepada peserat didik, yaitu :
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

92

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

1. Mengenal fungsi dan program layanan dan penyuluhan di sekolah,


yang dapat dilakukan dengan cara :
a. mempelajari fungsi bimbingan dan penyuluhan di sekolah
b. mempelajari program layanan bimbingan di sekolah
c. mengkaji persamaan dan perbedaan fungsi, kewenangan, serta
tanggung jawab antar guru dan pembimbing sekolah.
d. Menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah, hal
ini :
a) mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta
didik di sekolah
b) menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah,
terutama bimbingan belajar.

K. MEMILIKI WAWASAN TENTANG PENELITIAN PENDIDIKAN


Guru perlu mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia
pendidikan dan pengajaran, terutama hal-hal yang menyangkut
pelaksanaan tugas-tugas pokoknya di sekolah. Setiap guru perlu
memiliki kemampuan untuk memahami hasil-hasil penelitian itu
dengan tepat sehingga mereka perlu memiliki wawasan yang
memadai tentang prinsip-prinsip dasar dan cara-cara melaksanakan
penelitian pendidikan.
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut :
1. mempelajari

dasar-dasar

penggunaan

metode

ilmiah

dalam

penelitian pendidikan
2. mempelajari teknik dan prosedur penelitian pendidikan terutama
sebagai konsumen hasil-hasil penelitian pendidikan
3. menafsirkan hasil-hasil penelitian untuk perbaikan pengajaran
4. Mampu menyelesaikan penelitian sederhana untuk kepentingan
pengajaran
Perkembangan ilmu dan teknologi sangat dipengaruhi oleh hasilhasil penelitian. Penelitian sederhana yang dilakukan oleh guru itu
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

93

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

mencakup pengamatan kelas pada waktu mengajar, mengidentifikasi


faktor-faktor khusus yang mempengaruhi kelancaran proses belajar
mengajar, menganalisis alat penilaian untuk mengembangkannya lebih
efektif.

L. MAMPU MEMAHAMI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK


Guru dituntut memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang
ciri-ciri dan perkembangan peserta didik, lalu menyesuaikan bahan
yang akan diajarkan sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Menurut Rochman Natawijaya (1988:7), pemahaman yang dimaksud
mencakup pemahaman tentang kepribadian murid serta faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangannya, perbedaan individual di
kalangan peserta didik, kebutuhan, motivasi dan kesehatan mental
peserta didik, tugas-tugas perkembangan yang perlu dipenuhi.

M. MAMPU MENYELENGGARAKAN ADMINISTRASI SEKOLAH


Di

samping

kegiatan

akademis,

guru

harus

mampu

menyelenggarakan administrasi sekolah. Menurut Ary Gunawan


(1989) guru diharapkan :
1. mengenal secara baik pengadministrasian kegiatan sekolah
2. membantu dalam melaksanakan kegiatan administrasi sekolah
3. mengatasi kelangkaan sumber belajar bagi dirinya dan bagi
sekolah
4. membimbing peserta didik merawat alat-alat pelajaran dan sumber
belajar secara tepat.
Untuk lebih memahami penyelenggaraan administrasi sekolah,
guru dapat melakukan kegiatan-kegiatan antara lain :
1. mempelajari struktur organisasi dan administrasi persekolahan
2. mempelajari fungsi dan tanggung jawab administrasi guru, kepala
sekolah, dan kantor-kantor dinas pendidikan.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

94

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

3. mempelajari peraturan-peraturan kepegawaian pada umumnya dan


peraturan kepegawaian guru pada khususnya.
4. menyelenggarakan administrasi sekolah.
5. mempelajari prinsip-prinsip dan prosedur pengelolaan program
akademik.

N. MEMILIKI WAWASAN TENTANG INOVASI PENDIDIKAN


Seorang guru diharapkan berperan sebagai inovator atau agen
perubahan maka guru perlu memiliki wawasan yang memadai
mengenai berbagai inovasi dan teknologi pendidikan yang pernah dan
mungkin dikembangkan pada jenjang pendidikan, M. C. Ryan (1990).
Wawasan ini perlu dimiliki oleh setiap guru agar dalam melaksanakan
tugasnya mereka tidak cenderung bertindak secara rutin, tetapi selalu
memikirkan cara-cara baru yang mungkin dapat diterapkan di sekolah,
yang sekaligus dapat meningkatkan kegairahan kerja peserta didik.

O. BERANI MENGAMBIL KEPUTUSAN


Guru

harus

memiliki

kemampuan

mengambil

keputusan

pendidikan agar ia tidak terombang ambing dalam ketidakpastian.


Semua tindakannya akan memberikan dampak tersendiri bagi peserta
didik sehingga apabila guru tidak berani mengambil tindakan
kependidikan, siswa akan menjadi korban kebimbangan.

P. MEMAHAMI KURIKULUM DAN PERKEMBANGANNYA


Salah satu tugas guru adalah melaksanakan kurikulum enggan
sebaik-baiknya. Oleh karena itu, guru perlu memahami konsepkonsep dasar dan langkah-langkah pokok dalam pengembangan
kurikulum.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

95

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

Q. MAMPU BEKERJA BERENCANA DAN TERPROGRAM


Guru dituntut untuk dapat bekerja teratur, tahap demi tahap, tanpa
menghilangkan kreativitasnya. Rencana dan program tersebut akan
menjadi pola kerja guru sehingga tahap pencapaian pendidikan dapat
dinilai dan dijadikan umpan balik bagi kelanjutan peningkatan tahap
pendidikan.

Keteraturan dan keterlibatan kerja ini pun akan

memberikan warna dalam proses pendidikan atau proses belajar


mengajar. Dengan urutan pekerjaan yang jelas, guru diharapkan
dapat disiplin dalam bertindak, berpakaian dan berkarya.

R. MAMPU MENGGUNAKAN WAKTU SECARA TEPAT


Makna tepat waktu disini bukan sekedar masuk dan keluar kelas
tepat pada waktunya, melainkan juga guru harus pandai membuat
program kegiatan dengan durasi dan frekuensi yang tepat sehingga
tidak membosankan. Karakteristik in juga hanya dapat dipakai melalui
praktik pembinaan yang cukup banyak dan pengetahuan yang baik
hanya sebatas pengetahuan yang akan disajikan kepada guru.
Komponen kompetensi professional tersebut dapat dikelompokkan
menjadi empat gugus kompetensi professional yang mempunyai :
(a) pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia meliputi
komponen nomor B, E, F, H, J, M;
2. pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya, meliputi
komponen nomor A, E, H, I, O;
3. sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat dan
bidang studi yang dibinanya, meliputi komponen nomor B, D, R, S.
4. keterampilan dalam teknik mengajar, meliputi komponen nomor B,
D, R, S.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

96

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

Kegiatan Belajar 4
HUBUNGAN PENGUASAAN MATERI DAN
KEMAMPUAN MENGAJAR

utu pendidikan semakin banyak bergantung kepada keadaan


gurunya. Guru adalah factor penentu keberhasilan belajar

disamping alat, fasilitas, sarana da kemampuan siswa itu sendiri,


termasuk partisifasi orang tua dan masyarakat. Menyangkut factor guru,
banyak keterampilan yang harus dimilikinya, harus dikuasai dengan baik
agar proses pendidikannya menjadi penuh bermakna dan menjadi
relevan dengan tujuan dan gahan ajarannya.
Penguasan materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk
keterampilan mengajar. Penguasan materi/bahan ajar dapat dibentuk
dengan membaca buku-buku pelajaran.

A. PENGUASAAN MATERI
Salah satu komponen kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
sebagai seorang profesional adalah menguasai bahan pelajaran serta
konsep-konsep dasar keilmuannya (Depdikbud, 1980). Menurut
Johnson (1980) penguasaan materi terdiri atas penguasaan bahan
yang harus diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan
yang akan diajarkannya itu. Dengan demikian untuk menguasai materi
pelajaran diperlukan penguasan materinya itu sendiri.
Ada dua cara memandang materi atau bahan ajar, yaitu pertama
dari sudut isi bahan ajar, dan kedua dari sudut cara pengorganisasian
bahan ajarnya.
Dilihat dari sudut isi materi, bahan ajar dapat digolongkan kedalam
enam jenis, seperti berikut.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

97

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

1. Fakta
Fakta adalah bahan yang isinya terdiri atas sejumlah fakta atau
informasi yang kebenarannya tidak dapat diragukan lagi untuk
diperdebatkan. Misalnya tahun-tahun sejarah atau peristiwaperistiwa.
2. Konsep
Konsep adalah bahan bidang studi yang isinya berupa
gagasan, ide, pendapat, teori atau dalil. Konsep itu bersipat
abstrak, namun akan menjadi nyata jika diwujudkan dalam bentuk
benda atau perbuatan. Misalnya konsep tentang bilangan bulat
yang ganjil yang dilambangkan dalam angka 2, 4, 6 dan 1, 3, 5 dan
seterusnya.
3. Prinsip
Prinsip

adalah

tuntunan

praktis

bagi

terselenggaranya

perbuatan tertentu seperti dalam belajar dan mengajar. Bahan


bidang studi prinsip merupakan bahan yang memberi landasan bagi
terwujudnya suatu perbuatan yang diharapkan sehingga setiap
tindakan yang dilakukan dapat di control dengan baik. Contohnya
prinsip belajar mengajar.
4. Keterampilan
Keterampilan terdiri dari keterampilan-keterampilan tertentu
yang harus dikuasai, terutama yang menyangkut keterampilan
motorik, seperti keterampilan mengetik, mengatur spasi, memukul
bola dan lari cepat. Bahan bidang studi keterampilan banyak
terdapat dalam bidang studi kejuruan. Cara mempelajarinya pada
umumnya dengan tugas dan latihan.
5. Pemecahan Masalah
Pemecahan

masalah

adalah

bahan

bidang

studi

yang

mengandung unsur pemecahan masalah. Misalnya dalam pelajaran


IPA, Ibu Reni memberikan tugas kelompok kepada para siswa
untuk membuat kesimpulan mengenai bagaimana cara untuk
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

98

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

memanfaatkan sampah. Pokok bahasan ini dipelajari dengan


metode pemecahan masalah. Peserta didik ditugasi untuk berpikir
dan berbuat dan kemudian diakhiri oleh kesimpulan.
6. Proses
Proses adalah bahan yang melukiskan proses terjadinya
sesuatun seperti proses terjadinya perubahan warna, proses
terjadinya hujan, proses pengendapan atau penguapan. Bahan
bidang

studi

proses

bersumber

dari

pengalaman.

Cara

mempelajarinya adalah dengan praktikum di laboratorium atau studi


lapangan.

B. KEMAMPUAN MENGAJAR
Dalam menentukan metode belajar mengajar yang akan dipakai,
terelebih dahulu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Apakah yang sepatutnya dijelaskan agar siswa mengetahui
materi/bahan ajar yang berupa konsep, teori dan lain-lain?
2. Tingkah laku apa yang diharapkan dapat di kuasai pada siswa
dalam pelajaran ini?
3. Bahan bidang studi atau pokok bahasan apa yang harus dipelajari
siswa agar tujuan pembelajaran tercapai?
4. Metode

apa

yang

paling

cocok

untuk

mencapai

tujuan

pembelajaran?
Untuk itu ada beberapa kemampuan yang perlu dibentuk dalam diri
siswa antara lain yang berkaitan dengan kemampuan kognitifnya, hal
ini dapat dicapaiu dengan memberikan bahan ajar yang berupa
konsep-konsep. Kemampuan psikomotor yang berhubungan dengan
aktivitas siswa dapat dicapai dengan memberikan materi yang dapat
membangkitkan kreatifitas, dalam bentuk latihan olahraga, latihan
pertukangan dan lain-lain yang bersifat praktik, serta memebrikan
pemahaman yang mendalam mengenai etika dan norma kehidupan
yang menunjang pembentukjan aspek afektif. Kemampuan afektif ini
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

99

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

dapat diperoleh melalui pelajaran agama, kebudayaan, ediologi


Negara.
Untuk memberikan kejelasan dalam menyampaikan bahan ajar,
perlu difahami tujuan belajar siswa dan secara lebih luas lagi
memahami bentuk tujuan pendidikan, baik yang bersifat nasional,
kelembagaan, kurikulum maupun tujuan mata pelajaran yang menjadi
tanggung jawab guru. Dan hal ini kemampuan merumuskan tujuan
pengajaran menjadi bekal bagi guru dalam menjabarkan konponen
pengajaran lainnya sehingga seluruh komponen pembelajaran saling
berkait dalam suatu sistem pembelajaran.
Untuk meperoleh keterampilan ini dapat dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
1. Latihan menganalisis tugas-tugas belajar.
2. Latihan merumuskan tujuan-tujuan pembelajaran umum yang
berpusat pada hasil belajar yang diharapkan.
3. Latihan menetapkan indikator-indikator yang sesuai dengan tingkah
laku yang spesifik dari kata kerja yang dupakai oleh tujuan
pembelajaran umum.
4. Latihan memilih indikator-indikator yang sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa.
5. Latihan merumuskan tujuan pembelajaran khusus pada indicatorindikator terpilih.

C. MENGENAL DAN MAMPU MENGGUNAKAN METODE MENGAJAR


Mengenal dan sanggup menggunakan metode mengajar adalah
kemampuan dasar guru yang paling utrama dalam meraih sukses di
sekolah. Guru yang tidak mengenal metode mengajar jangan
diharapkan dapat melaksanakn tugas mengajar sebaik-baiknya. Dari
penelitian mengenai pelaksanan kurikulum SD 1975 diperoleh
informasi bahwa guru yang hanya menguasai bahan bidang studi

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

100

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

tanpa mengenal metode mengajar, akan kurang berhasil dan


membosankan dalam mengajar.
Kaitan

hubungan

antar

penguasaan

materi

ajar

dengan

kemampuan mengajar adalah sebagai berikut :


1. Penguasan materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk
memiliki kemampuan mengajar.
2. Guru yang memiliki wawasan yang mendalam terhadap materi ajar
akan lebih yakin di dalamk merumuskan tujuan belajar mengajar di
kelas.
3. Guru yang sudah menguasai betul materi ajar yang akan
disampaikan

kepada

siswa

akan

berusaha

memperhatikan

kebutuhan dan kemampuan siswa yang dihadapinya dengan lebih


bijaksana.
4. Guru yang menguasai materi dengan baik senantiasa mencoba
berbagai metode untuk diterapkan sesuai dengan perkembangan
situasi di kelas dan tidak terlalu terikat dengan patokan persiapan
mengajar yang sudah dirumuskan sebelum memasuki kelas.
5. Guru yang menguasai betul materi ajar akan lebih kreatif dan
inovatif dalam menyampaikan materi ajarnya.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

101

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

Kegaiatan Belajar 5
KEPUTUSAN SITUASIONAL DAN
TRANSAKSIONAL

etelah menyimak beberapa kompetensi yang perlu dimiliki serta


kaitan antara penguasaan materi dengan kemampuan mengajar,

maka melalui kegiatan belajar mengajar ini akan dijelaskan mengenai


keputusan pendidikan yang dilakukan oleh guru dalam persiapan dan
pelaksanaan mengajar di kelas.
Dalam menerapkan suatu kompetensi (program belajar mengajar),
diperlukan lebih dari sekedar keterampilan. Pelaksanaan proses belajar
mengajar di dalam satu jam pertemuan memerlukan pengetahuan dan
sikap tertentu. Di samping keterampilan teknis, aspek-aspek kepribadian
lainnya seperti nilai-nilai dan temperamen berpengaruh terhadap suatu
kompetensi. Bahkan seorang guru di dalam kesempatan yang berbeda
mungkin menerapkan sesuatu perilaku mengajar secara bervariasi
sesuai dengan tujuan, bahan pelajaran, peralatan, dan terlebih lagi siswa
yang bervariasi.
Untuk mewujudkan seperangkat pengalaman belajar, seorang guru
perlu mengambil keputusan - keputusan tentang apa dan bagaimana
pengalaman belajar yang dimaksud akan diwujudkan, berdasarkan
analisis situasi, antara lain berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, bahan
yang akan disampaikan, waktu serta fasilitas yang tersedia dan perilaku
bawaan (entry behavior) para siswa sehingga tersusunlah suatu rencana
persiapan mengajar. Keputusan yang diambil guru ketika merancanag
semua ini disebut dengan keputusan transaksional.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar seorang guru membuat
perencanaan pengajaran yang bersifat situasional berdasarkan:
1) Identifikasi kebutuhan - kebutuhan dan minat - minat siswa
2) Tujuan - tujuan performan siswa
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

102

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

3) Karakteritik materi
4) Ketersediaan fasilitas serta ruang dan waktu
5) Kemampuan guru
Perencanaan yang sudah dibuat guru sebelum melaksanakan
proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan,
ternyata dalam pelaksanaannya tidak selalu sesuai dengan apa yang
sudah direncanakan. Untuk itu, guru dituntut mampu menyesuaikan
berdasarkan situasi dan kondisi yang dihadapi secara aktual dan
berkembang dilingkungan yang mempengaruhi terhadap kegiatanbelajar
mengajar. Peristiwa yang berkembang secara aktual dalam proses
belajar mengajar di kelas memungkinkan guru melakukan penyesuaian
yang bersifat transaksional dengan faktor - faktor yang menentukan di
dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajarnya , guru lebih kreatif untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Faktor - faktor penentu aktualisasi peristiwa belajar mengajar
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
(a) Tujuan meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai yang ingin
dicapai atau ditingkatkan sebagai hasil kagiatan.
Guru

sebelum

melaksanakan

kegiatan

mengajar

perlu

memperhatikan kemampuan apa yang akan diperoleh siswa setelah


menyelesaikan suatu pelajaran sehingga dalam praktiknya akan
senantiasa mengacu kepada tujuan yang telah dirumuskan baik
secara tujuan nasional, kelembagaan, kurikuler, maupun tujuan dari
mata pelajaran yang akan disampaikannya.
(b) Siswa meliputi usia, kemampuan, minat, latar belakang, dan
motivasi.
Karakteristik

siswa

yang

mengikuti

pembelajaran

perlu

mendapat perhatian, hal ini berkaitan dengan pemberian layanan


apa yang tepat disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh siswa

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

103

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

baik yang bersifat fisik maupun psikis yang tidak lepas dari
kebutuhan siswa untuk megikuti kegiatan belajarnya di sekolah.
(c) Pengajar

meliputi

filosofi,

kompetensi,

kebiasaan,

dan

lain

sebagainya.
Pengajar dalam hal ini guru merupakan salah satu ujung
tombak keberhasilan pendidikan, untuk itu potensi yang dimilikinya
harus senantiasa berkembang sehingga dalam melaksanakan tugas
pendidikan dapat berjalan sesuai dengan pandangan hidupnya yang
bertumpu kepada kemampuan diri sendiri secara maksimal dan
menyenangkan.
(d) Materi atau bahan mata pelajaran yang berupa fakta, konsep
keterampilan, dan lain sebagainya.
Sebagai program pengajaran yang harus disampaikan oleh
guru dan diterima siswa maka materi yang akan disajikan perlu
diperhatikan jenis dan bentuknya dalam hal ini perlu pengkajian lebih
jauh apakah materi yang disampaikan berupa materi inti atau materi
pengembangan sehingga dalam penyajiannya disesuaikan dengan
sifat dari materi tersebut.
5. Ketersediaan alat atau dana pengadaannya, dan waktu persiapan.
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari sarana
dan prasarana penunjang, dalam hal ini penyediaan alat dan dana
untuk memperoleh serta memeliharanya perlu mendapat perhatian
dari berbagai pihak, terutama yang berkaitan langsung dengan dunia
pendidikan. Untuk itu kerja sama antara pemerintah, pihak sekolah,
dan orang tua sangat diperlukan dalam menunjang proses
keberhasilan pendidikan ini.
6. Besar kelas, besar dan jumlah ruangan, dan jumlah jam pertemuan.
Keterbatasan daya tampung dan perlunya pelayanan yang
maksimal dari pihak penyelenggara sekolah tidak lepas dari
ketersediaan ruangan dan pengaturan jadwal kegiatan sehingga

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

104

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

pengelolaan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara teratur,


efektif, dan efisien sesuai dengan harapan semua pihak.
Demikian beberapa hal yang berkaitan dengan gambar di atas,
selanjutnya perlu dipahami bahwa semua proses kegiatan belajar
mengajar di kelas tidak terlepas dari proses keputusan yang diambil
oleh guru ketika mempersiapkan ataupun ketika melaksanakannya di
kelas.
Banyak hal yang dilakukan oleh guru yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan. Dahulu keputusan yang diambil oleh para guru
cenderung harus diambil atas dasar pertimbangan jangka pendek, dari
waktu ke waktu atau kejadian ke kejadian, yang seringkali bersifat
kebijaksanaan. Keputusan jangka pendek ataupun jangka panjang
menjadi semakin penting, baik sebelum pelajaran dimulai, selama
pelajaran dimulai, maupun setelah pelajaran berakhir.
Keputusan situasional berkaitan dengan pembuatan keputusan
yang dinuat oleh guru sebelum pelajaran dimulai, sedangkan keputusan
transaksional lebih menekankan pada tindakan selama pelajaran
berlangsung yang merupakan penyesuaian terhadap situasi yang
muncul dalam pelaksanaan belajar mengajar dengan mengaitkan pada
persiapan pelajaran yang telah dibuat oleh guru. Berikut ini contoh
keputusan situasional dan transaksional:

Contoh keputusan situasional:


Seorang guru bernama Ibu Reni merencanakan pengajaran
bidang studi IPA dengan pokok bahasan energi. Dalam pembuatan
satuan pelajaran dicantumkan tujuan pembelajaran khusus antara lain:
siswa dapat menjelaskan pengertian energi, menjelaskan bentuk
perubahan energi, menyebutkan 2 contoh perubahan energi listrik
menjadi energi cahaya dan energi listrik menjadi energi panas.
Kegiatan yang dirancang untuk siswa adalah membuat praktik
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

105

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

perubahan energi listrik menjadi energi cahaya secara berkelompok


yang dirancang untuk 30 orang siswa dengan membentuk 6 kelompok
yang terdiri dari 5 orang siswa dengan peralatan baterai, 3 buah lampu
senter kecil, seng, kabel, dan kayu. Waktu yang disediakan adalah 2
jam pelajaran.
Contoh keputusan transaksioanal:
Berdasarkan persiapan yang telah dibuat oleh Ibu Reni dalam
perencanaan pengajaran bidang studi IPA dengan pokok bahasan
energi, ternyata ketika dibawa ke dalam situasi kelas pada peristiwa
belajar mengajar ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan
rancangannya. Dalam hal ini Ibu Reni perlu membuat penyesuaian
dengan tidak menyimpang dari tujuan kurikulum.
Misalnya dari perencanaan pengajaran yang telah dibuat oleh Ibu
Reni ternyata siswa yang hadir sejumlah 26 siswa, dan lampu senter
kecil yang dapat digunakan adalah 2 senter. Dalam kondisi demikian
Ibu Reni membuat keputusan untuk mengubah jumlah kelompok
menjadi 5 yang terdiri dari 4 kelompok beranggotakan 5 orang, dan
satu kelompok beranggotakan 6 orang. Untuk mempermudah mencapai
tujuan pembelajaran, guru menyiapkan lembaran kerja yang harus
dilakukan siswa saat praktik. Karena keterbatasan alat, maka dua
kelompok

melakukan

percobaan

secara

bergilir.

Untuk

lebih

memberikan tugas agar mereka mencobanya di rumah sesuai dengan


kelompoknya serta membuat laporan hasil percobaan.
Dari uraian dan contoh di atas, maka dapat dipahami bahwa
persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas merupakan suatu keputusan situasional.
Sedangkan kegiatan guru dalam menyesuaikan kegiatan belajar
mengajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang berkembang di kelas
merupakan suatu keputusan transaksional.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

106

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

LATIHAN

1. Jelaskan pengertian kompetensi profesional dan kompetensi


sosial menurut UU RI No, 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen !
2. Keahlian apa saja yang termasuk kedalam kompetensi pedagogik
seorang guru itu?
3. Kenapa seorang guru itu diharuskan mempunyai kompetensi
kepribadian?

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

107

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

RANGKUMAN

Guru adalah seseorang yang mempunyai tugas mengajar,


mendidik, serta membimbing peserta didiknya pada jalur pendidikan
formal. Untuk bisa dikatakan seorang guru yang profesional, maka guru
tersebut harus memerlukan kompetensi-kompetensi dalam menyelesaikan
pekerjaannya tersebut.
Kompetensi diartikan sebagai kemampuan, maka kompetensi guru
adalah kemampuan seorang tenaga pengajar atau tenaga pendidik dalam
menjalankan tugasnya. Sehingga, yang dimaksud dengan kompetensi
peronal/kepribadian adalah suatu kemampuan seorang tenaga pengajar
dalam hal kepribadian yang mencakup sikap, sifat, perilaku, akhlak atau
norma.
Kompetensi sosial guru ialah kemampuan dan kecakapan seorang
guru (dengan kecerdasan sosial yang dimiliki) dalam berkomunikasi dan
berinteraksi dengan orang lain yakni siswa secara efektif dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
Karakteristik

guru

yang

memiliki

kompetensi

sosial

adalah

berkomunikasi secara santun dan bergaul secara efektif, memiliki


pengetahuan tentang hubungan antar manusia, menguasai psikologi
sosial, dan memiliki keterampilan bekerjasama dalam kelompok.
Manfaat guru yang berkompetensi sosial, ialah ia akan diteladani
oleh siswa-siswanya. Sebab selain kecerdasan intelektual, emosional, dan
spiritual, siswa juga perlu diperkenalkan dengan kecerdasan sosial (sosial
intellegence). Hal tersebut bertujuan agar siswa memiliki hati nurani, rasa
peduli, empati dan simpati kepada sesama.
Upaya-upaya

dalam

meningkatkan

kompetensi

sosial

guru

diataranya ialah: mengembangkan kecerdasan sosial, mengikuti pelatihan


berkaitan dengan kompetensi sosial guru, dan beradaptasi di tempat
bertugas.
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

108

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

Penguasan materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk


keterampilan mengajar. Penguasaan materi/ bahan ajar dapat dibentuk
dengan

membaca

buku. Untuk

memberikan

kejelasan

dalam

menyampaikan bahan ajar, Anda perlu memahami tujuan belajar siswa


dan secara lebih luas lagi memahami betul tujuan pendidikan.
Penguasaan bahan ajar dapat diawali dengan mengetahui isi
materi dan cara melakukan pendekatan terhadap materi ajar. Guru yang
menguasai bahan ajar akan lebih yakin di dalam mengajarkan materi,
senantiasa kreatif dan inovatif dalam metode penyampaiannya.
Persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu keputusan
situasional. Sedangkan kegiatan guru dalam menyesuaikan kegiatan
belajar - mengajar sesuai dengansituasi yang berkembang di kelas
merupakan suatu keputusan Transaksional.
Keputusan situasional menyangkut keputusan tentang apa dan
bagaimana pengajaran akan diwujudkan berdasarkan analisis - situasi.
Keputusan situasional diambil guru ketika menysun persiapan tertulis
dalam bentuk satuan pembelajaran.
Keputusan Transaksional merupakan penyesuaian yang dilakukan
oleh guru yang bekaitan dengan pelaksakan dari keputusan situasionl
berdasarkan umpan balik yang diperoleh dari interaksi guru dengan siswa
dalam proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung.
Keputusan transaksional diambil karena adanya perubahan situasi
dan kondisi yang berkembang dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

109

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

TES FORMATIF

a. Soal Pilihan Ganda


1. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian para anggotanya. Artinya pekerjaan itu tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak
disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Hal ini
termasuk dalam jenis :
a. Kompetensi Paedagogik
b. Kompetensi Profesional
c. Kompetensi Kepribadian
d. Kompetensi Sosial
e. Kompetensi Kepemimpinan
2. Guru disyaratkan memiliki sifat yang jujur, berbudi luhur, dewasa,
beriman, bermoral; kemampuan mengaktualisasikan diri seperti
disiplin, tanggung jawab, peka, objektif, luwes, berwawasan luas,
dapat berkomunikasi dengan orang lain. Hal tersebut termasuk
dalam jenis :
a. Kompetensi Paedagogik
b. Kompetensi Profesional
c. Kompetensi Kepribadian
d. Kompetensi Sosial
e. Kompetensi Kepemimpinan
3. Guru harus memiliki pemahaman akan sifat, ciri anak didik dan
perkembangannya, mengerti beberapa konsep pendidikan yang
berguna untuk membantu siswa, menguasai beberapa metodologi
mengajar yang sesuai dengan bahan dan perkambangan siswa,
sertan menguasai sistem evaluasi yang tepat dan baik yang pada
gilirannya semakin meningkatkan kemampuan siswa. Hal ini
termasuk dalam jenis kompetensi :
a. Kompetensi Paedagogik
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

110

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

b. Kompetensi Profesional
c. Komppetensi Kepribadian
d. Kompetensi Sosial
e. Kompetensi Kepemimpinan
4. Guru haruslah memiliki jati diri sebagai pribadi yang baik,
tanggung jawab, terbuka, dan terus mau belajar untuk maju. Hal
ini termasuk jenis kompetensi :
a. Kompetensi Paedagogik
b. Kompetensi Profesional
c. Komppetensi Kepribadian
d. Kompetensi Sosial
e. Kompetensi Kepemimpinan
5. Guru wajib memiliki sifat empati pada orang lain, toleransi pada
orang lain, memiliki sikap dan kepribadian yang positif serta
melekat pada setiap kopetensi yang lain, dan mampu bekerja
sama dengan orang lain. Hal tersebut termasuk jenis kompetensi :
a. Kompetensi Paedagogik
b. Kompetensi Profesional
c. Kompetensi Profesional
d. Kompetensi Sosial
e. Kompetensi Kepemimpinan
6. Berikut ini termasuk dalam dimensi kompetensi sosial, kecuali :
a. Kerja tim, melihat peluang, peran dalam kegiatan kelompok,
tanggung jawab sebagai warga
b. Kepemimpinan, relawan sosial, kedewasaan dalam bekreasi,
berbagi
c. Berempati, kepedulian kepada sesama, toleransi, solusi
konflik, menerima perbedaan, kerja sama
d. IQ

yang

tinggi,

relasi

yang

luas

dan

berkualitas,

manajerial, kepemimpinan

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

111

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

7. Guru yang mampu mendeskripsikan tujuan, memilih materi,


mengorganisir materi, menentukan metode/strategi pembelajaran,
menentukan sumber belajar/media/alat peraga pembelajaran,
menyusun perangkat penilaian, Hal ini termasuk jenis kompetensi:
a. Kompetensi Paedagogik
b. Kompetensi Profesional
c. Kompetensi Profesional
d. Kompetensi Sosial
e. Kompetensi Kepemimpinan

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

112

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan
DAFTAR PUSTAKA

Ekal Ghifari, Kompetensi Sosial,


http://www.scribd.com/doc/47441892/BAB-2-kompetensi-sosial,

diakses

pada tanggal 01 November 2015 pukul 19.16.


Depdiknas,

(2005).

Pembinaan

Profesionalisme

Tenaga

pengajar

(Pengembangan Profesionalisme Guru). Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama
Depdiknas.
Departemen Agama RI, (2003). Profesionalisme Pengawas Pendais.
Jakarta: Direktorat Jenderal kelembagaan Agama Islam Depag RI.
Danim Sudarwan, (2011). Pengembangan Profesi Guru: Dari Pra-Jabatan,
Induksi, ke Profesional Madani, Jakarta: Kencana.
Djamarah, S.B. 1994. Prestasi belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Hermawan S. R. (1979) Etika Keguruan: Suatu Pendekatan Terhadap
kode etik guru Indonesia. Jakarta: PT. Margi wahyu.
Kang Anjum, Kompetensi Sosial Guru,
https://ahmadmuhli.wordpress.com/

2012/03/01/kompetensi-sosial-guru/,

diakses pada tanggal 01 November 2015 pukul 19.16.


Mulyasa, E.(2007), Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung:PT
Remaja Rosdakarya.
Pidarta, 1997. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia. Jakarta: PT. Bina Rineka Cipta.
PGRI. 1973. Buku Kenang-kenangan Kongres PGRI XIII 21 s.d 25
November 1973 dan HUT PGRI XXIII. Jakarta: PGRI
Nama: Lisdayani La Jene
Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

113

MKDK 3 SKS

Profesi Keguruan

Sahertian A, (1994). Profil Pendidik Profesional, Yogyakarta: Andi Offset


Sagala Syaiful, (2009) Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan, Bandung: Alfabeta
Sumber: http://beta.pikiran-rakyat.com/index Oleh Dede Mohamad Riva,
S.Pd. Penulis, guru SMP Negeri 3 Kota Bogor,
SOETJIPTO dan RAFLIS, (1994) Profesi Keguruan. Rineka Cipta.
Usman, (1996) Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Wibowo Agus dan Hamrin, (2012). Menjadi Guru Berkarakter : Strategi
Membangun Kompetensi dan Karakter Guru. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Wijaya, C. Dan Rusyan A.T, (1994). Kemampuan Dasar Guru dalam
Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nama: Lisdayani La Jene


Email: lisdayanilajenifkipppknuntika@gmail.com

114

Anda mungkin juga menyukai