Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai dan tepat waktu. Terimakasih juga kami
ucapkan kepada Ibu Dwi Sartica, M.Pd dan Ibu Dra. Sumarnie, M.Pd yang telah
memberikan tugas ini kepada kami, kami berharap akan makalah “Perkembangan
Individu dan Faktor yang Mempengaruhinya” ini dapat berkenan dan diterima oleh Ibu
dosen meskipun masih banyak kekurangannya. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi memberikan
bantuan kepada kami dalam penyusunan makalah ini.
Harapan kami adalah semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
manfaat bagi para pembaca. Serta dapat memahami bagaimana yang dimaksud dengan
perkembangan individu seseorang serta factor-faktor yang mempengaruhi proses
perkembangan tersebut.
Kami tau masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca terkhususnya dari
dosen pengampu agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Agar kedepannya kami dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik dan
dapat dipertanggung jawabkan.

Palangkaraya, 14 Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG ............................................................................ 1


B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 2
C. TUJUAN PENULISAN ........................................................................... 2
D. MANFAAT PENULISAN ...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3

A. PERKEMBANGAN INDIVIDU ............................................................. 3


B. PENGARUH HEREDITAS DAN LINGKUNGAN ............................... 7
C. TAHAN DAN TUGAS PERKEMBANGAN INDIVIDU .................... 10
D. INDIVIDU DAN KARAKTERISTIKNYA .......................................... 11
E. ASPEK PERKEMBANGAN INDIVIDU ............................................. 12
F. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN ..................................................
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 18

A. KESIMPULAN ...................................................................................... 18
B. SARAN .................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan adalah proses terjadinya perubahan pada manusia secara fisik
maupun secara mental sejak berada didalam kandungan sampai manusia tersebut
meninggal. Proses perkembangan pada manusia terjadi dikarenakan manusia
mengalami kematangan dan proses belajar dari waktu ke waktu. Kematangan
adalah perubahan yang terjadi pada individu dikarenakan adanya pertumbuhan fisik
dan biologis,misalnya seorang anak yang beranjak menjadi dewasa akan
mengalami perubahan fisik dan mentalnya. Sedangkan belajar adalah sebuah
proses yang berkesinambungan dari sebuah pengalaman yang akan membuat
sesuatu individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu (kognitif), dari tidak mau
menjadi mau (afektif) dan dari tidak bisa menjadi bisa (Psikomotrik), misalnya
seseorang anak yang belajar mengendarai sepeda akan terlebih dahulu diberi
pengarahan oleh orang tuanya lalu anak tersebut mencoba untuk mengendarai
sepeda hingga menjadi bisa.
Perkembangan menurut Yusuf (2009) adalah proses terjadinya berbagai
perubahan yang bertahap yang dialami individu atau organisme menuju tingkat
kedewasaan atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara
sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik terhadap fisiknya maupun
psikisnya. Dengan kata lain perkembangan adalah suatu gejala perubahan dalam
fungsi dari organ-organ yang telah mengalami pertumbuhan tersebut. Pada aspek
ini lebih ditekankan pada perubahan fungsi atau psikis yang lebih kompleks
sehingga pada perkembangan ini tidak dapat diukur dengan mudah tetapi hanya
bisa dilihat gejala perubahannya. Jadi proses perkembangan ini berjalanseiring
dengan terjadinya pertumbuhan pada makhluk hidup. Dapat diartikan bahwa
perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan dari proses perubahan yang
ada dalam individu baik terkait dengan fisik, mental, sifat dan ciri-ciri yang baru
pada level yang lebih tinggi berdasarkan pertumbuhan, pematanangan dan belajar.

1
Dalam proses perkembangan ini terdapat berbagai factor yang mempengaruhi
berjalannya proses perkembangan seorang individu terdapat 3 teori atau aliran yaitu
teori nativisme adalah teori yang beramsumsi bahwa setiap individu dilahirkan
kedunia dengan membawa faktor-faktor turunan dari orang tuanya dan factor
tersebut yang menjadi factor penentu perkembangan individu, teori empirisme
adalah teori yang beramsumsi bahwa setiap individu yang terlahir ke dunia adalah
dalam keadaan bersih sedangkan faktor penentu perkembangan individu tersebut
adalah lingkungan dan pengalaman, dan teori konvergensi adalah teori yang
berasumsi bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor keturunan dan
faktor lingkungan serta pengalaman.
Robert Havighurst (1953) membagi perkembangan individu menjadi empat
tahapan, yaitu masa bayi dan kanak-kanak kecil (06 tahun), masa kanak-kanak (6-
12 tahun), masa remaja (12-18 tahun), dan masa dewasa (18 tahun) Selain itu,
havighurst mendeskripsikan tugas-tugas perkembangan yang terus diselesaikan
pada setiap tahap perkembangan yang akan dibahas dalam makalah ini. Setiap
individu mempunyai ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan
karakteristik yang di peroleh dari pengaruh lingkungan karakteristik bawaan
merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir baik yang menyangkut
faktor biologis maupun faktor sosial pisikologis. Karakteristik yang berkaitan
dengan perkembangan faktor biologis cenderung lwbih bersifat tetap, sedangkan
karakteristik yang berkaitan dengan sosial pisikologis lebih banyak dipengaruhi
oleh faktor lingkungan.
Dalam pembahasan ini akan dibahas bagaimana saja perkembangan individu
tersebut, apa saja pengaruhnya, tahap beserta tugas perkembangan dalam diri
seseorang, karakteristik setiap individu, dan aspek-aspek perkembangan itu sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas, yaitu :
1. Apa itu perkembangan individu?
2. Apa saja pengaruh yang ada dalam proses perkembangan!

2
3. Bagaimana tahap dan bentuk dari terjadinya perkembangan pada seseorang?
4. Berbagai karakteristik individu yang ada!
5. Apa saja aspek perkembangan pada individu!

C. TUJUAN PENULISAN
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik,
makalah ini juga bertujuan untuk mmenambah ilmu pengetahuan, pengenalan, serta
pengalaman baru terhadap kajian yang belum diteliti sebelumnya serta menambah
kaidah wawasan penulis dan wawasan pembaca khususnya untuk materi
perkembangan individu beserta factor yang mempengaruhinya.

D. MANFAAT PENULISAN
1. Bermanfaat bagi pembaca untuk mengetahui hal apa saja yang ada dalam
perkembangan individu beserta faktornya.
2. Bermanfaat bagi mereka yang ingin mempelajari dan mengamati perkembangan
dari setiap individu dapat belajar melalui materi ini.

3
BAB II

ISI

A. PERKEMBANGAN INDIVIDU
Perkembangan adalah proses terjadinya perubahan pada manusia secara fisik
maupun secara mental sejak berada didalam kandungan sampai manusia tersebut
meninggal. Proses perkembangan pada manusia terjadi dikarenakan manusia
mengalami kematangan dan proses belajar dari waktu ke waktu. Kematangan
adalah perubahan yang terjadi pada individu dikarenakan adanya pertumbuhan fisik
dan biologis, misalnya seorang anak yang beranjak menjadi dewasa akan
mengalami perubahan fisik dan mentalnya. Sedangkan belajar adalah sebuah
proses yang berkesinambungan dari sebuah pengalaman yang akan membuat
sesuatu individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu (kognitif), dari tidak mau
menjadi mau (afektif) dan dari tidak bisa menjadi bisa (Psikomotrik), misalnya
seseorang anak yang belajar mengendarai sepeda akan terlebih dahulu diberi
pengarahan oleh orang tuanya lalu anak tersebut mencoba untuk mengendarai
sepeda hingga menjadi bisa.
Proses kematangan dan belajar akan sangat menentukan kesiapan belajar pada
seseorang, misalnya seseorang yang proses kematangan dan belajarnya baik akan
memiliki kesiapan belajar yang jauh lebih baik dengan seseorang yang proses
kematangan dan belajarnya buruk. Manusia dalam perkembangannya mengalami
perubahan dalam berbagai aspek yang ada pada manusia dan aspek-aspek tersebut
saling berhubungan dan berkaitan. Aspek-aspek dalam perkembangan tersebut
diantaranya adalah aspek fisik, mental, emosional, dan sosial. Sistematis adalah
bahwa perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau
saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun
psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh : kemampuan berbicara
seseorang akan sejalan dengan kematangan dalam perkembangan intelektual atau
kognitifnya. Kemampuan berjalan seseorang akan seiring dengan kesiapan otot-
otot kaki. Begitu juga ketertarikan seorang remaja terhadap jenis kelamin lain akan

4
seiring dengan kematangan organ-organ seksualnya. Progresif berarti perubahan
yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif (fisik)
mapun kualitatif (psikis). Contoh : perubahan proporsi dan ukuran fisik (dari
pendek menjadi tinggi dan dari kecil menjadi besar); perubahan pengetahuan dan
keterampilan dari sederhana sampai kepada yang kompleks (mulai dari mengenal
huruf sampai dengan kemampuan membaca buku). Berkesinambungan artinya
bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara
beraturan atau berurutan. Contoh : untuk dapat berdiri, seorang anak terlebih dahulu
harus menguasai tahapan perkembangan sebelumnya yaitu kemampuan duduk dan
merangkak.
Semua manusia pasti akan mengalami perkembangan dengan tingkat
perkembangan yang berbeda, ada yang berkembang dengan cepat dan ada pula
yang berkembang dengan lambat. Namun demikian dalam proses perkembangan
terdapat nila-nilai universal yang dimiliki oleh semua orang yaitu prinsip
perkembangan. Prinsip perkembangan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
Perkembangan terjadi secara terus menerus hingga manusia meninggal dunia
Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda-beda. Semua aspek
perkembangan saling berkaitan dan berhubungan satu dengan lainnya. Semua
aspek perkembangan individu dapat diprediksi perkembangan terjadi secara
bertahap dan tiap tahapan mempunyai karakteristik tertentu. Perkembangan
individu mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :
 Terjadinya perubahan dalam aspek :
I. Fisik : berat dan tinggi badan.
II. Psikis : berbicara dan berfikir.
 Terjadinya perubahan dalam proporsi :
I. Fisik : proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya.
II. Psikis :perubahan imajinasi dari fantasi ke realistis.
 Lenyapnya tanda-tanda yang lama :
I. Fisik : rambut-rambut halus dan gigi susu, kelenjar thymus dan kelenjar
pineal.

5
II. Psikis : lenyapnya masa mengoceh, perilaku impulsif.
 Diperolehnya tanda-tanda baru :
I. Fisik : pergantian gigi dan karakteristik sex pada usia remaja, seperti kumis
dan jakun pada laki dan tumbuh payudara dan menstruasi pada wanita,
tumbuh uban pada masa tua.
II. Psikis : berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex,
ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama.

B. PENGARUH HERIDITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP


PERKEMBANGAN INDIVIDU
Setiap individu dilahirkan ke dunia ini membawa hereditas tertentu. Ini berarti
bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orang tuanya.
Karakteristik tersebut menyangkut fisik (seperti: struktur tubuh, warna kulit, dan
bentuk rambut) dan psikis atau sifat-sifat mental (seperti: emosi, kecerdasan, dan
bakat). Hereditas atau keturunan merupakan aspek individu yang bersifat bawaan
dan memiliki potensi untuk berkembang. Seberapa jauh perkembangan individu itu
terjadi dan bagaimana kualitas perkembangannya, bergantung pada kualitas
hereditas dan lingkungan yang mempengaruhinya. Lingkungan merupakan faktor
penting disamping hereditas yang menentukan perkembangan individu.
Lingkungan itu meliputi fisik, psikis, sosial, dan religius. Terhadap dua faktor yaitu
hereditas dan lingkungan, dimana terdapat perbedaan pendapat para ahli, mengenai
faktor mana yang paling mempengaruhi perkembangan individu.
a. Nativisme
Tokohnya Schoupenhower (Jerman),teori nativisme adalah teori yang
beramsumsi bahwa setiap individu dilahirkan kedunia dengan membawa faktor-
faktor turunan dari orang tuanya dan faktor tersebut yang menjadi faktor penentu
perkembangan individu.

6
b. Empirisme
Tokohnya John Locke dan J.B.Watson (Inggris), teori empirisme adalah teori
yang beramsumsi bahwa setiap individu yang terlahir ke dunia adalah dalam
keadaan bersih sedangkan faktor penentu perkembangan individu tersebut
adalah lingkungan dan pengalaman. Teori empirisme terhadap pendidikan yaitu
dapat memberikan kemungkinan sepenuhnya bagi pendidik untuk dapat
membentuk kepribadian peserta didik. John Locke, seorang tokoh yang terkenal
dengan teorinya “Tabularasa”, yaitu yang menganggap, bahwa anak yang
dilahirkan itu bagaikan meja lilin atau kertas putih bersih, yang belum terkena
coretan apapun.
c. Konvergensi
Tokohnya William Stern dan Robert J Havighurst (Jerman), teori konvergensi
adalah teori yang berasumsi bahwa perkembangan individu ditentukan oleh
faktor keturunan dan faktor lingkungan serta pengalaman. Impikasinya,teori
konvergensi terhadap pendidikan yaitu dapat memberikan kemungkinan kepada
pendidik untuk membentuk kepribadian individu sesuai yang diharap akan tetapi
tetap memperhatikan faktor-faktor heriditas ada pada individu. Tahapan dan
tugas perkembangan serta implikasinya terhadap perlakuan pendidikan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan seorang indovidu.


Syamsu Yusuf, dan Juntika (hal 172-195) menyebutkan setidaknya ada 3 hal yang
mmepengaruhi perkembangan individu, yaitu 1) hederitas, 2) lingkungan, dan 3)
kematangan :

I. Hereditas (Keturunan)
Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan
individu. Dalam hal ini hereditas diartikan sebagai “totalitas karakteristik
individu yang diwariskan orang tua kepada anaknya, atau segala potensi, baik
fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (masa
pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui
gen-gen”. Yang diturunkan orang tua kepada anak adalah sifat strukturnya,

7
bukan tingkah laku yang diperoleh (hasil belajar atau pengalaman). Penurunan
sifat-sifat dari satu generasi ke generasi berikutnya adalah melalui prinsip-
prinsip berikut: 1) Reproduksi, yaitu bahwa penurunan sifat itu hanya
berlangsung dengan melalui sel benih. 2) Konformitas, yaitu proses penurunan
sifat itu mengikuti pola dari jenis (spesies) generasi sebelumnya, misalnya
manusia menurunkan sifat-sifat manusia pada anaknya. 3) Variasi, yaitu bahwa
proses penurunan sifat-sifat itu akan terjadi beraneka (bervariasi). Antara kakak
dengan adik akan terdapat perbedaan, meskipun berasal dari orang tua yang
sama. 4) Regresi filial, yaitu bahwa penurunan sifat atau ciri-ciri itu cenderung
ke arah rata-rata.
II. Lingkungan
Lingkungan adalah segala hal yang mempengaruhi individu, sehingga
individu itu terpengaruh karenanya. Semenjak masa konsepsi dan masa-masa
selanjutnya, perkembangan individu dipengaruhi oleh mutu makanan yang
diterimanya, temperatur udara sekitarnya, suasana dalam keluarga, sikap-sikap
orang sekitar, hubungan dengan sekitarnya, suasana pendidikan. Dengan kata
lain, individu akan menerima pengaruh dari lingkungan, memberi respon kepada
lingkungan, mencontoh atau belajar tentang berbagai hal dari lingkungan.
Lingkungan perkembangan yang akan dibahas berikut adalah menyangkut
lingkungan keluarga, sekolah dan kelompok sebaya :
 Lingkungan Keluarga
Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam
mengembangkan pribad anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang
dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial
budaya yang diberikan merupakan faktor yang kondusif untuk
mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat.
 Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik
melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam membantu
siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut

8
aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial. Mengenai
peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak, Hurlock (1986:
322) mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi
perkembangan kepribadian anak (siswa), baik dalam cara berfikir, bersikap,
maupun cara berprilaku.sekolah berperan sebagai substitusi keluarga, dan
guru substitusi orang tua. Ada beberapa alasan, mengapa sekolah memainkan
peranan yang berarti bagi perkembangan kepribadian anak, yaitu:
 Para sisiwa harus hadir di sekolah.
 Sekolah memberikan pengaruh kepada anak secara dini, seiring dengan
masa perkembangan “konsep diri” nya.
 Anak-anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah dari pada di
tempat lain di luar rumah.
 Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses.
 Sekolah memberi kesempatan pertama kepada anak untuk menilai dirinya
dan kemampuannya secara realistik.
 Kelompok Teman Sebaya (Peer Group)
Kolompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial remaja (siswa)
mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan kepribadiannya.
Adapun kepribadian remaja yang berkembang secara menonjol dalam
pengalamannya bergaul dengan teman sebaya, adalah sebagai berikut:
I. Sosial cognition : kemampuan untuk memikirkan tentang pikiran,
perasaan, motif dan tingkah laku dirinya dan orang lain. Kemampuannya
memahami orang lain, memungkinkan remaja untuk lebih mampu
menjalin hubungan sosial yang lebih baik dengan teman sebayanya.
II. Konformitas : motif untuk menjadi sama, sesuai, atau seragam dengan
nilai-nilai, kebiasaan, kegemaran (hobi), atau budaya teman sebayanya.
Mengkaji persahabatan dikalangan teman sebaya, banyak hasil penelitian
menunjukkan, bahwa faktor utama yang menentukan daya tarik hubungan
interpersonal diantara remaja pada umumnya adalah adanya kesamaan
dalam minat, nilai-nilai, pendapat, dan sifat-sifat kepribadian. Penelitian

9
Kandel (Adam & Gulllota, 1983: 112) menunjukkan bahwa karakteristik
persahabatan remaja adalah dipengaruhi oleh kesamaan usia, jenis
kelamin, dan ras. Sedangkan di sekolah dipengaruhi oleh kesamaan dalam
faktor-faktor aspirasi pendidikan, nilai (prestasi belajar), absensi dan
pengerjaan tugas-tugas atau pekerjaan rumah. Hasil penelitian lainnya
dikemukakan oleh Hans Sebald (Sigelman & Shaffer, 1995: 379) yaitu
bahwa teman sebaya lebih memberikan pengaruh dalam memilih cara
berpakaian, hobi, perkumpulan, dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
Dalam iklim keluarga yang sehat, remaja cenderung dapat
menghindarkan diri dari pengaruh negatif temannya, dibandingkan dengan
remaja yang hubungan dengan orang tuanya kurang baik. Judith Brooks dan
koleganya menemukan, bahwa hubungan orang tua dengan remaja yang sehat
dapat melindung remaja tersebut dari pengaruh temannya yang tidak sehat
(Sigelman & Shaffer, 1995: 380).
III. Kematangan
Faktor ketiga yang dipandang mempengaruhi perkembangan individu
adalah kematangan. Yang dimaksud dengan kematangan ini adalah “siapnya
suatu fungsi kehidupan, baik fisik maupun psikis untuk berkembang dan
melakukan tugasnya”.

C. TAHAP DAN TUGAS PERKEMBANGAN INDIVIDU


Asumsi bahwa anak adalah orang dewasa dalam skala kecil (anak adalah orang
dewasa mini) telah digunakan orang sejak lama, sebagaimana kita maklumi bahwa
masa anak-anak adalaha suatu tahapan yang berbeda dengan orang dewasa. Anak
menjadi dewasa melalui suatu proses pertumbuhan bertahap mengenai keadaan
fisik, sosial, emosional, moral dan mentalnya. Seraya mereka berkembang, mereka
mempunyai cara-cara memahami bereaksi, dan mempreseosi yang sesuai dengan
usianya. Inilah yang oleh ahli psikologi desebut tahapan perkembangan.
Robert Havighurst (1953) membagi perkembangan individu menjadi empat
tahapan, yaitu masa bayi dan kanak-kanak kecil (06 tahun), masa kanak-kanak (6-

10
12 tahun), masa remaja (12-18 tahun), dan masa dewasa (18 tahun) Selain itu,
havighurst mendeskripsikan tugas-tugas perkembangan (development task) yang
terus diselesaikan pada setiap tahap perkembangan sebagai berikut :
I. Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Kanak-Kanak Kecil (0-6 Tahun)
 Belajar bejalan.
 Belajar makan makanan yang padat.
 Belajar berbicara atau berkata.
 Belajar mengontrol pembuangan kotoran tubuh.
 Belajar tentang perbedaan kelamin dan kesopanan atau kelakuan yang dengan
jenis kelaminnya.
 Mencapai stabilitas fisologis atau jasmaniah yaitu pembentukan konsep
sederhana tentang kenyataan sosial dan kenyataan fisik.
 Belajar berhubungan diri secara emosional dengan orang tua saudara-
saudaranya, dan orang lain seperti belajar membedakan yang benar dan yang
salah dan pengembangan kesadaran diri.
II. Tugas Perkembangan Masa-Masa Kanak-Kanak (6-12 Tahun)
 Belajar keterampilan fisik yang perlu untuk permainan sehari-hari
pembentukan kesatuan sikap terhadap dirinya sebagai suatu organisme yang
tumbuh.
 Belajar bermain dengan teman-teman mainnya.
 Belajar memahami dengan teman-teman mainnya.
 Pengembangan kemahiran dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
 Pengembangan konsep-konsep yang perlu untukk kehidupan sehari-hari.
 Pengembangan kesadaran diri moralitas, dan suatu sekala nilai-nilai.
 Pengembangan kebebasan pribadi.
 Pengembangan sikap-sikap terhadap kelompok sosial dan Lembaga
III. Tugas Perkembangan Masa Remaja (12-18 Tahun)
 Mencapai peranan sosial dan hubungan yang lebih matang sebagai laki-laki atau
perempuan serta kebebasan emeosianol dari orang tua.

11
 Memperoleh jaminan kebebasan ekonomi dengan memilih dan
mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan.
 Mempersiapkan diri untuk berkeluarga.
 Mengembangkan kecakapan intelektual serta tingkah laku yang bertanggung
jawab dalam masyarakat.
IV. Tugas Perkembangan Pada Masa Dewasa
Masa dewasa awal :
 Memilih pasamngan hidup dan belajar hidup Bersama.
 Memulai berkeluarga.
 Mulai menduduki suatu jabatan/pekerjaan.

Masa dewasa tengah umur :

 Mencapai tanggung jawab sosial dan warga negara yang dewasa.


 Membantu anak belasan tahun menjadi dewasa.
 Menghubungkan diri sendiri kepada suami/istri sebagai suatu pribadi.
 Menyesuaikan diri kepada orang tua yang semakin tua.
V. Tugas Perkembangan Usia Lanjut:
 Menyesuaikan diri pada kekuatan dan kesehatan jasmani.
 Menyesuaikan diri pada saat pension dan pendapatan yang semakin
berkurang.
 Menyesuaikan diri terhadap kematian, terutama banyak beribadah.

Yelon dan Weinstein (1977) sepakat bahwa perkembangan individu


berlangsung secara bertahap. Pernyataan ini berdasarkan pada karya tokoh-tokoh
sebelumnya yang menerangkan perkembangan jenis-jenis tingkah laku dalam
kebudayaan barat pada umur yang bervariasi, perkembangan tingkah laku tersebut
diantaranya :
i. Perkembangan Jenis Tingkah Laku Masa Anak Kecil (Toddler)
1. Perkembangan fisiknya sangat aktif terutama untuk belajar menggerakan
anggotanya.

12
2. Perkembangan bahasa pengucapan kalimat, serta belajar konsep-konsep dari
benda yang dilihatnya.
3. Mulai menyukai anak-anak lain, tetapi tidak bermain dengan mereka.
4. Perkembangan jenis tingkah laku masa Pra sekolah (prescoller).
5. Memberikan respon dan mulai tergantung pada orang tua.
6. Perkembangan otat yang mantap disertai koodinasi anggota tubuh.
7. Bahasa yang berkembang dengan baik, ditandai dengan pemahaman
terhadap pandangan orang lain.
8. Mulai bisa mentaati aturan-aturan dan menghormati kekuasaan.
9. Memusatkan diri pada perbedaan gender dan kecakapan masing-masing
dengan mengekspresikan semua perasaan.
ii. Perkembangan Jenis Tingkah Laku Masa Anak-Anak (Childhood)
1. Keterampilan anggota tubuh cukup baik dan turut serta dalam permainan-
permainan kelompok.
2. Menggunakan symbol/bahasa untuk memecahkan masalah.
3. Mulai berorientasi pada kelompok yang menpengaruhi konsep dirinya.
4. Banyak menggunakan waktu untuk membebaskan diri dari rumah.
iii. Perkembangan Jenis Tingkah Laku Masa Remaja Awal (Early
Adolescence)
1. Pertumbuhan tubuhnya cepat ditandai dengan kematangan seksual.
2. Mulai dapat berfikir abstrak.
3. Menyesuaikan diri pada norma-norma kelompok dan berteman dekat den
gan sebaya dan sejenis.
4. Mengusakan untuk lebih bebas, dan emosiaonal tidak.
iv. Perkembangan Jenis Tingkah Laku Masa Remaja Akhir (Late
Adolescence)
1. Mencapai kematangan fisik.
2. Egosintrisme hilang dan dapat berfikir abstrak.
3. Berminat kepada lawan jenis dan mulai mengadakan hubungan pribadi.
4. Identitas dirinya mapan dilingkungan masyarakat.

13
v. Implikasi Perkembangan Individu Terhadap Perlakuan Pendidik (Orang
Dewasa) yang Diharapkan
Menurut Yelon dan Weinstei (1997) implikasi perkembangan individu
terhadap perlakuan pendidik (orang dewasa ) yand diharapkan dalam rangka
membantu penyelesaian tugas-tugas perkembangan adalah :
1. Perlakuan pendidik yang diharapkan bagi perkembangan peserta didik pada
masa kanak-kanak kecil.
2. Menyelenggarakan disiplin secara lemah lembut secara konsisten.
3. Melaksanakn keselamatan tanpa perlindungan yang berlebihan.
4. Bercakap-cakap dan memberikan responterhadap perkataan peserta didik.
5. Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk aktif dan bereksplorasi.
6. Menghargai hal-hal yang dikerjakan peserta didik.
vi. Perlakuan Pendidik (Orang Dewasa ) yang Diharapkan bagi
Perkembangan Peserta Didik pada Masa Prasekolah :
1. Memberikan tanggung jawab dan kebebasan bagi peserta didik secara
berangsur-angsur dan terus menerus.
2. Latihan harus ditekankan pada koordinasi : kecepatan mengarahkan
keseimbangan.
3. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta didik.
4. Menyediakan benda-benda untuk dieksplorasi.
5. Memberikan kesempatan untuk berinteraksi sosial dan kerja kelompok kecil.
6. Menggunakan program aktif.
7. Memperbanyak aktivitas berbahasa.
vii. Perlakuan Pendidik (Orang Dewasa) yang Diharapkan bagi
Perkembangan Peserta Didik pada Masa Kanak-Kanak :
1. Menerima kebutuhan-kebutuhan akan kebebasan anak dan menambah
tanggung jawab anak.
2. Mendorong pertemanan dengan menggunakan project-project dan
permainan kelompok.
3. Membangkitkan rasa ingin tahu.

14
4. Secara konsisten menugapayakan disiplin yang tegas dan dapat dipahami.
5. Menghadapkan anak pada gagasan-gagasan dan pandangan-pandangan baru.
6. Bersama-sama menciptakan aturan dan kejujuran.
7. Memberikan contoh model hubungan sosial.
8. Terbuka terhadap kritik.
viii. Perlakuan Pendidik (Orang Dewasa) yang Diharapkan bagi
Perkembangan Peserta Didik pada Masa Remaja Awal :
1. Memberikan kesempatn berolahraga secara tim dan perorangan tetapi tidak
mengutamakan kekuatan fisik yang besar.
2. Menerima makin dewasanya peserta didik.
3. Memberikan tanggung jawab secara berangsur-angsur.
4. Mendorong kebebasan dan tanggung jawab.
ix. Perlakuan Pendidik (Orang Dewasa) yang Diharapkan bagi
Perkembangan Peserta Didik pada Masa Remaja Akhir :
1. Menghargai pandangan-pandangan peserta didik.
2. Menerima kematangan peserta didik.
3. Memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk berolahraga dan
bekerja secara cermat.
4. Memberikan kesempatan yang luas untuk pendidikan karir.
5. Menggunakan kerjasama kelompok untuk memecahkan masalah.
6. Berkreasi bersama dan bersama-sama menegakkan berbagai aturan.

D. INDIVIDU DAN KARAKTERISTIKNYA


 Pengertian Individu
Manusia adalah makhluk yang dapat di pandang dari berbagai sudut.
Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk yang berpikir atau homosapiens,
makhluk yang berbentuk atau homo faber, makhluk yang dapat di didik atau homo
endocandung, dan seterusnya merupakan pandangan-pandangan tentang manusia yang
dapat digunakan untuk menetapkan cara pendekatan yang akan dilakukan terhadap
manusia tersebut. Uraian tentang manusia dengan kedudukannya sebagai peserta didik

15
haruslah menempatkan manusia sebagai pribadi yang utuh dalam kaitannya dengan
kepentingan pendidikan, akan lebih di tekankan hakekat manusia sebagai kesatuan sifat
makhluk individu dan makhluk sosial. Individu berarti tidak dapat dibagi dan tidak
dapat di pisahkan keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal, dan khas.
Seseorang berbeda dengan orang lain karena ciri-cirinya yang khusus tersebut
(Webster’s : 743). Menurut Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari
individual yang berarti orang, perseorangan, oknum (Echols, 1975 : 519). Menurut
Gibson dkk (1985:52) variabel yang melekat pada individu dapat dikelompokkan
menjadi 3 (tiga) yaitu :
1) Kemampuan dan keterampilan baik mental maupun fisik.
2) Demografis meliputi umur, asal-usul, jenis kelamin.
3) Latar belakang yaitu keluarga, tingkat sosial dan pengalaman serta variabel
psikologis individu yang meliputi persepsi, sikap dan kepribadian, belajar, dan
motivasi.
 Karakteristik Individu
Setiap individu mempunyai ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity)
dan karakteristik yang di peroleh dari pengaruh lingkungan karakteristik bawaan
merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir baik yang menyangkut
faktor biologis maupun faktor sosial pisikologis.
Pada masa lalu, terdapat keyakinan serta kepribadian terbawa pembawaan
(heredity) dan lingkungan. Hal tersebut merupakan dua faktor yang terbentuk karena
faktor yang terpisah masing-masing mempengaruhi kepribadiandan kemampuan
individu bawaan dan lingkungan dengan caranya sendiri-sendiri. Akan tetapi, makin di
sadari bahwa apa yang di rasakan oleh banyak anak, remaja atau dewasa merupakan
hasil dari perpaduan antara apa yang ada di antara faktot biologis yang diturunkan dan
pengaruh lingkungan. Nature dan Nurture merupakan istilah yang biasa di gunakan
untuk menjelaskan karakteristik-karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan
emosional pada setiap tingkat perkembangan. Sejauh mana seseorang dilahirkan
menjadi seseorang individu atau sejauh mana seseorang di pengaruhi subjek penelitian
dan diskusi. Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan faktor biologis
cenderung lebih bersifat tetap, sedangkan karakteristik yang berkaitan dengan sosial
pisikologis lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

16
BENTUK-BENTUK NATURE BENTUK-BENTUK NURTURE
Innate (pembawaan lahir) Experiences (pengalaman)
Preformed (sudah dibentuk) Environment (dibentuk lingkungan)
Instinct (instink) Acquired (diperoleh)
Inborn (sejak lahir) Learning (proses belajar)
Genetic (genetik) Sosialization (sosialisasi)
Heredity (hereditas) Education (pendidikan)
Menurut Nimran dalam Kurniawati (2007:17-18) karakteristik
individual meliputi sebagai berikut :

1) Kepribadian
Menurut Nimran dalam Kurniawati (2007:17) kepribadian dapat
didefinisikan sebagai keseluruhan cara bagaimana individu bereaksi dan
berinteraksi dengan orang lain. Menurut Robbins (2008:127), kepribadian
adalah keseluruhan cara dimana seseorang individu bereaksi dan berinteraksi
dengan individu lain. Menurut Sofyandi dan Garniwa (2007:74), kepribadian
seseorang ialah seperangkat karakteristik yang relatif mantap,
kecenderungan dan perangai yang sebagian besar dibentuk oleh faktor
keturunan dan oleh faktor-faktor sosial, kebudayaan, dan lingkungan. Dari
beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, kepribadian adalah
seperangkat karakteristik yang relative mantap, kecenderungan dan perangai
yang sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan dan oleh faktor-faktor
sosial, kebudayaan, dan lingkungan.
2) Persepsi
Menurut Thoha (2012:141-142), persepsi pada hakikatnya adalah
proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami
informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran,
penghayatan, perasaan, dan penciuman. Menurut Robbins (2008:175),
persepsi adalah sebuah proses dimana individu mengatur dan
menginterpretasikan kesan sensori mereka guna memberikan arti bagi
lingkungan mereka. Menurut Gibson dkk (1985:56), persepsi adalah proses

17
kognitif yang dipergunakan oleh seseorang untuk menafsirkan dan
memahami dunia sekitarnya. persepsi mencakup kognisi (pengetahuan).
Persepsi mencakup penafsiran obyek, tanda, dan orang dari sudut
pengalaman yang bersangkutan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
persepsi merupaka proses perlakuan individu yaitu pemberian tanggapan,
arti, gambaran, atau menginterpretasikan terhadap apa yang dilihat,
didengar, atau dirasakan oleh indra yang dapat mempengaruhi tingkah laku
dan pembentukan sikap, pendapat individu tersebut.
3) Sikap
Sikap adalah pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan atau tidak yang
mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu tentang sebuah
objek, orang atau peristiwa. Menurut Robbins (2008:93), ada tiga komponen
sikap yaitu: afektif (keharuan), kognitif (pengertian), dan psikomotorik.
o Komponen afektif berkenaan dengan komponen emosional atau perasaan
seseorang.
o Komponen kognitif berkaitan dengan proses berpikir yang menekankan
pada rasionalitas dan logika.
o Komponen psikomotorik merupakan kecenderungan seseorang dalam
bertindak terhadap lingkungannya.

Sikap dalam hal ini mempunyai arti penting dalam perilaku organisasi,
karena anggota yang sikapnya positif terhadap pekerjaannya cenderung
menghasilkan prestasi kerja (kinerja) yang lebih baik dari pada individu yang
sikapnya negatif terhadap pekerjaan atau tugasnya

E. ASPEK PERKEMBANGAN INDIVIDU


Perkembangan-perkembangan dasar atau esensi dan lingkungan belajar-mengajar
yang sehat adalah suasana belajar yang secara nyata dapat menumbuhkan munculnya
perasaan yang terdapat antara siswa dan guru di dalam kelas. Perasaan-perasaan yang
mendasari transaksi belajar mengajar tersebut tergantung pada peran guru dan menciptakan
situasi belajar yang kondusif dan sehat adalah situasi belajar yang dapat menumbuhkan

18
perasaan dekat antara guru dan anak merasa saling membutuhkan, saling menghargai, dan
sebagainya. Dengan perasaan yang saling memperhatikan yang terdapat antara guru dan
anak dalam proses belajar mengajar,sikap guru yang merupakan cerminan perasaan yang
melandasi transaksi belajar mengajar di antaranya adalah :
a. Penerimaan (acceptance), sikap ini meliputi pengenalan dan pengakuan terhadap
berbagai kemampuan dan keterbatasan mental, emosi,fisik, dan sosial yang di miliki
anak.
b. Rasa aman, rasa ini merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu memperoleh
pemenuhan sehingga dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya rasa di sayangi
dan diterima oleh kelompok dan guru.
c. Pemahaman akan adanya individualitas (differences), pemahaman pendidik bahwa
tidak ada manusia yang sama serta perilaku siswa selalu bersifat unik menjadikan
diperlukan kesabaran dalam menghadapi berbagai perilaku anak.
Memahami Perbedaan Individual
Tugas utama guru adalah mengajar dan dalam proses pembelajaran yang
dihdapi adalah anak manusia yang bersifat “unik”. Kata unik mengandung berbagai
pengertian. Pengertian pertama adalah unik dapat dimaknai bahwa tidak ada
manusia yang sama, dalam pengertian bahwa manusia yang satu pasti berbeda
dengan yang lain. Pengertian unik yang kedua adalah bahwa kondisi manusia itu
sendiri bersifat tidak menetap. Pengertian yang ketiga bahwa setiap tahapan
perkembangan manusia mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan
perkembangan yang lain sehingga untuk dapat memberikan stimulasi dan
mengarahkan pembentukan perilaku anak perlu diketahui ciri dari setiap tahapan.
I. Perkembangan Aspek Kognitif
Menurut Piaget (1970), periode yang dimulai pada usia 12-18 tahun, yaitu yang
lebih kurang sma dengan usia siswa SMP/SMA, merupakan period of formal
operation. Pada usia ini, yang berkembang pada siswa adalah kemampuan
berfikir secara simbolis dan bisa memahami sesuatu secara bermakna (meaning
fully) tanpa memerlukan objek kongkret atau bahkan objek yang visual. Siswa
telah memahami hal-hal yang bersifat imajinatif. Pada tahap perkembangan ini
juga berkembang ketujuh kecerdasan dalam multiple Intellegeneces yang

19
dikemukakan oleh Gardner (1993) yaitu, kecerdasan linguistik, kecerdasan logis
matematika, kecerdasan musikal, kecerdasan spansial, kecerdasan kinestik
ragawi, kecerdasan intrapribadi, kecerdasan antarpribadi. Ketujuh kecerdasan ini
sebagiannya dapat diikembangkan sesuai dengan karakteristik keilmuann
pendidikan di berbagai jenjang pendidikan.
II. Perkembangan Aspek Psikomotoris
Aspek Psikomotoris merupakan salah satu aspek yang penting untuk diketahui
oleh guru. Perkembangan aspek psikomotoris juga melalui beerapa tahap yaitu :
- Tahap kognitif - Tahap asosiatif - Tahap otonomi
III. Perkembangan Aspek Afektif
Afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik,
yang juga perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran. Aspek afektif
tersebut dapat terlihat selama pembelajaran, terutama ketika siswa bekerja
kelompok. Oleh karena itu, selama pembelajaran, guru senantiasa teerus
memantau dan mengamati aktifitas siswanya.

F. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
 Bahwa perkembangan melibatkan perubahan. Tujuan perkembangan adalah
realisasi diri atau pencapaian kemampuan bawaan. Sikap anak terhadap
perubahan dipengaruhi oleh kesadaran akan perubahan tersebut, bagaimana
pengaruhnya terhadap perilaku anak, sikap sosial terhadap perubahan ini,
bagaimanan mereka mempengaruhi penampilan anak, dan bagaimana mereka
mempengaruhi penampilan anak, dan bagaimanan kelompok sosial bereaksi
terhadap anak ketika perubahan ini terjadi.
 Perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan selanjutnya. Bahwa
perkembangan awal lebih penting dari pada perkembangan selanjutnya, karena
dasar awal sangat dipengaruhi oleh proses belajar dan pengalaman. Apabila
perkembangan membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial anak, ia dapat
diubah sebelumnya menjadi pola kebiasaan.

20
 Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Perkembangan
menekankan kenyataan bahwa perkembangan timbul dari interaksi kematangan
dan belajar dengan kematangan yang menetapkan batas dari perkembangan.
 Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan. Yang
penting diantaranya adalah persamaan pola perkembangan bagi semua anak,
perkembangan berlangsung dari tanggapan umum ke tanggapan spesifik,
perkembangan terjadi secara berkesinambungan, berbagai bidang
perkembangan dengan kecepatan yang berbeda, dan terdapat korelasi dalam
perkembangan.
 Terdapat perbedaan individu dalam berkembang. Bahwa terdapat perbedaan
individu dalam perkembangan yang sebagian karena pengaruh bawaan dan
sebagian karena kondisi lingkungan. Ini berlaku baik dalam perkembangan fisik
maupun psikologis. Kepentingan untuk mengetahui bahwa terdapat perbedaan
individu dalam perkembangan adalah bahwa ia mennekankan pentingnya
melatih anak sesuai dengan kebutuhannya dan tidak mengharapkan perilaku
yang sama pada semua anak.
 Periode pola perkembangan. Periode perkembangan biasanya diebut periode
pralahir, masa neonatus, masa bati, masa kanak-kanak, akhir masa kanak-kanak,
dan masa puber. Dalam semua periode ini terdapat saat-saat keseimbangan dan
ketidakseimbangan, serta pola perilaku yang normal dan yang terbawa dari
periode sebelumnya biasanya disebut perilaku “bermasalah”.
 Pada setiap periode perkembangan terdapat harapan sosial. Harapan sosial ini
terbentuk tugas perkembangan yang menungkinkan para orang tua dan guru
mengetahui pada usia berapa anak-anak mampu menguasai berbagai pola
perilaku yang diperlukan bagi penyesuaian yang baik.

21
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan berupa perkembangan adalah
proses terjadinya perubahan pada manusia secara fisik maupun secara mental sejak
berada didalam kandungan sampai manusia tersebut meninggal. Proses
perkembangan pada manusia terjadi dikarenakan manusia mengalami kematangan
dan proses belajar dari waktu ke waktu. Dalam proses ini akan dipengaruhi oleh
hereditas, lingkungan hidup, dan kematangan pribadi tersebut. Dalam hal ini juga
perkembangan melalui beberapa tahap yaitu dari anak-anak, remaja, hingga umur
dewasa. Setiap individu pun memiliki karakteristik perkembangannya masing-
masing dan tidak sama dengan individu lainnya. Karena adanya perbedaan
karakteristik inilah manusia dituntut untuk dapat menghargai dan memahami setiap
perbedaan yang ada agar terciptanya hubungan sosial yang nyaman, baik, dan
aman.
B. SARAN
Saya menyarankan agar pembaca mampu menerapkan atau menggunakan hasil
dari materi makalah ini yang telah dilakukan dalam aplikasinya secara langsung di
masyarakat baik secara teoritis maupun praktis. Saya juga menyadari masih banyak
kekurangan dari isi makalah saya, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk kemajuan hasil makalah selanjutnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Dra. Sumarnie, M.Pd dan Dr. Abdul Hadjranul Fatah, M.Si 2015 Buku Perkembangan
Peserta Didik, Palangkaraya

https://www.researchgate.net/publication/323028558_PERKEMBANGAN_INDIVID
U

http://blog.uny.ac.id/humasfipuny/files/2010/01/artikel-3.pdf

http://digilib.unila.ac.id/20824/14/BAB%20II.pdf

https://www.academia.edu/36107532/faktor_yang_mempengaruhi_perkembangan_in
dividu

23

Anda mungkin juga menyukai