Anda di halaman 1dari 1

Sudut pandang etic dan emic dikembangkan oleh Kenneth Pike (Xia, Jingfeng, 2011) yang

berawal dari mempelajari tentang perbedaan fonemik dan fonetik. Pike menambahkan bahwa
etic dan emic bersifat dinamis, dimana memiliki relasi yang tidak mendominasi diantaranya.

Pike memaknai etic sebagai sebuah sudut pandang yang mempelajari studi perilaku secara
imparsial, tidak memiliki keterikatan, dan menggunakan pendekatan sebagai pihak luar. Etic
dalam praktiknya memisahkan diri dari unsur kultural sebagai bentuk objektivitas dalam
memahami fenomena perilaku sosial.

Sedangkan emic dimaknai sebagai sudut pandang yang dihasilkan dari keterikatan atau
keterlibatan terhadap suatu studi perilaku secara khusus.

Pike menambahkan bahwa dalam mempelajari fenomena sosial, hasil analisis menggunakan
sudut pandang etic merupakan basis untuk memahami budaya secara individual, dimana
berikutnya hasil analisis emic menggantikan cara berpikir dalam memahami fenomena sosial
tersebut.

Harris (1968) memodifikasi pengertian dari etic dan emic yang dikembangkan oleh Pike.
Perbedaan pengertian oleh Harris berada pada penekanan tujuan dari sudut pandang etic dan
emic yang lebih fokus pada aspek linguistik. Hariss menekankan pada gagasan kebudayaan
dimana analisis etic digunakan untuk memahami peristiwa atau fenomena budaya dalam
pernyataan yang lebih umum. Perbedaan antara etic dan emic berada pada pengaplikasian
sudut pandang

Jadi ETIC dan EMIC merupakan cara berpikir atau sudut pandang dalam melihat fenomena
sosial yang berkembang. Sudut pandang ini memiliki perbedaan yang signifikan dimana
ETIC berbasiskan sudut pandang keilmuan, sedangkan EMIC berdasarkan sudut pandang
budaya. ETIC dan EMIC pada praktiknya bersifat konfliktual dikarenakan adanya perbedaan
pendapat dalam mengkategorikan objektivitas sebuah penelitian, termasuk argumen dalam
ilmu-ilmu sosial terutama yang berkaitan dengan kultur atau budaya masyarakat.

Autoplastis dan Alloplastis ini termasuk kedalam bagian psikologi komunikasi dan
merupakan motif dari penyesuaian diri individu kepada lingkungan. motif itu sendir adalah
unsur-unsur yang menyebabkan atau mendorong manusia bergerak atau berperilaku, tentunya
termasuk perilaku komunikasi. Dorongan yang datang dari dalam diri seseorang atau individu
disebut motivasi intrinsik dan motivasi yang datang dari luar disebut sebagai motivasi
ekstrinsik

Jadi Autoplastis, yaitu proses perubahan seseorang individu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya;
Alloplastis, yaitu proses perubahan lingkungan yang dirubah oleh seseorang atau kelompok
individu.

Anda mungkin juga menyukai