Memahami Masalah
Penelitian
Disarikan:
Tim Dosen FE Unika Santo Thomas
1.Dr. Pandapotan Sitompul, M.M.
2.Drs. Saut Purba, M.M.
Menemukan masalah
1
Memilih masalah
MENETAPKAN Merumuskan masalah
MASALAH
Menyimpulkan
Rekomendasi 5 2 Kajian teori
MENARIK MENGKAJI
Kajian
KESIMPULAN TEORI
TAHAPAN penelitian
RISET
secara
terdahulu
UMUM
Variabel penelitian
Sumber data 4 3
Instrumen UJI MENYUSUN Merumuskan
HIPOTESIS HIPOTESIS Hipotesis
Populasi & Sampling
Pengumpulan data
Analisis data
2
Menemukan Masalah
Memilih Masalah
Merumuskan Masalah
3
Menemukan Masalah
4
METODE PENEMUAN MASALAH
Misal:
Apakah ada hubungan antara kemampuan komunikasi
dengan prestasi akademik mahasiswa ?
Metode Dekomposisi. Masalah penelitian ditemukan dengan cara
membagi masalah ke dalam elemen – elemen yang lebih spesifik.
Misal masalah metode pembenanan BOP dalam akuntansi yang
dibagi menjadi beberapa elemen yang lebih spesifik, antara lain:
(1) Metode pembebanan
(2) Efisiensi BOP
Berdasarkan dekomposisi masalah tersebut, peneliti dapat
menentukan masalah dengan topik “studi terhadap pemilihan
metode pembebanan BOP terhadap tingkat efisiensi BOP”.
Contoh:
• Apakah ada hubungan antara partisipasi pemakai dengan kepuasan
pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi?
• Bagaimana pengaruh idealisme terhadap komitmen pada profesi?
• Apakah volume perdagangan saham meningkat signifikan pada saat
perusahaan mengumumkan laba tahunan?
KESALAHAN UMUM DALAM PENEMUAN MASALAH
PENELITIAN
1. Peneliti mengumpulkan data tanpa rencana atau tujuan penelitian yang jelas.
2. Peneliti memperoleh sejumlah data dan berusaha untuk merumuskan masalah
penelitian sesuai dengan data yang tersedia.
3. Peneliti merumuskan masalah penelitian dalam bentuk terlalu umum dan
ambiguitas sehingga menyulitkan interpretasi hasil dan pembuatan kesimpulan
penelitian.
4. Peneliti menemukan masalah tanpa terlebih dahulu menelaah hasil penelitian
sebelumnya dengan topik sejenis, sehingga masalah penelitian tidak didukung
oleh kerangka teoritis yang baik.
5. Peneliti memilih masalah penelitian yang hasilnya kurang memberikan kontribusi
terhadap pengembangan teori atau pemecahan masalah praktis.
6. Permasalahan tidak diambil dari akar masalah yang sesungguhnya.
7. Permasalahan yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan kemampuan peneliti
dalam hal teori, waktu, dan biaya.
8. Kurang dukungan dari pihak yang berkewenangan memberikan ijin (subyek
penelitian).
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka dalam karya ilmiah memiliki fungsi antara lain:
1. Memberikan kemampuan kepada pembaca untuk
memperoleh wawasan dari tujuan dan hasil kajian.
2. Untuk mengidentifikasi teori – teori yang dapat diterapkan
dan diuji.
3. Untuk mengindentifikasi kekuatan dan kelemahan teori – teori
dan kajian empirik dari karya tulis orang lain.
4. Untuk menjelaskan teknik dan instrumen penghimpunan
data.
5. Mendefinisikan dan membatasi masalah
6. Menghindari replikasi yang tidak dikehendaki dan tidak
diperlukan.
Dalam menyusun tinjauan pustaka, sumber yang dapat
digunakan oleh peneliti melalui (1) jurnal profesional, (2)
buku ilmiah, (3) dokumen perusahaan/lembaga pemerintah,
(4) skripsi, tesis, disertasi.
Arah masalahnya
Aktualitas
Orisinalitas
Relevan
Besarnya sumbangan terhadap ilmu
Arah calon peneliti
Biaya
Waktu
Alat/perlengkapan yang tersedia
Bekal kemampuan teoretis
Penguasaan metode yang diperlukan
18
Merumuskan masalah
Dirumuskan dengan kalimat
pertanyaan (apakah, sejauh mana,
bagaimana, dst.).
Dirumuskan dengan jelas dan padat.
Memberikan petunjuk tentang
kemungkinan pengumpulan data.
19
CONTOH RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
20
Mengemukakan teori-teori yang
relevan dengan masalah yang telah
dirumuskan.
Kriterianya:
Relevance (relevan)
Recency (mutakhir)
Perhatikan cara mengutipnya.
21
TUJUAN KAJIAN TEORI DAN
TELAAH PENELITIAN SEBELUMNYA
Menghindari duplikasi.
Menghasilkan pengertian dan pemahaman yang
komprehensif tentang permasalahan yang dicari
jawabnya melalui peneltian.
Menunjukkan posisi penelitian yang akan dilakukan
dibanding penelitian yang sudah dilakukan sehingga
tampak persamaan dan perbedaannya.
22
Kerangka Pemikiran
Berdasar
1. Landasan Teori
2. Penelitian Sebelumnya
Disusunlah Kerangka Pemikiran
23
Kerangka Pemikiran
24
Hipotesis adalah pernyataan spesifik yang
bersifat prediksi dari hubungan antara dua
atau lebih variabel.
Dugaan sementara yang kebenarannya perlu
diuji.
Mendeskripsikan secara konkret apa yang
ingin dicapai/diharapkan terjadi dalam
penelitian.
25
Apakah semua penelitian ilmiah perlu
membuat hipotesis?
Ya, jika berkenaan dengan verifikasi
suatu teori atau masalah.
Tidak, jika penelitian masih bersifat
eksploratif dan deskriptif.
26
Kegunaan
Hipotesis
Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan
penelitian dan kerja penelitian.
Alat yang sederhana untuk memfokuskan fakta yang
bercerai-berai ke dalam suatu kesatuan penting dan
menyeluruh.
Sebagai panduan dalam pengujian serta
penyesuaian dengan fakta dan antarfakta.
27
Dirumuskan secara jelas, padat, dan
spesifik.
Dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau
pernyataan.
Menyatakan hubungan antardua atau
lebih variabel.
Dapat diuji.
Konstruksi dari gagasan yang didukung
teori, bukan gagasan liar.
Terkait dengan populasi.
28
JENIS HIPOTESIS
Hipotesis korelasional adalah hipotesis yang
menyatakan bahwa variabel-variabel
berhubungan secara bersamaan tanpa
dinyatakan bahwa variabel yang satu
memengaruhi variabel lain.
Hipotesis kausalitas adalah hipotesis yang
menyatakan hubungan sebab-akibat
antarvariabel.
Hipotesis komparatif adalah hipotesis yang
menyatakan adanya perbedaan antara satu
kelompok dengan kelompok lain.
29
Hipotesis Alternatif (Alternative Hypothesis)
Hipotesis yang mendukung prediksi.
Diterima jika hasil penelitian mendukung
hipotesis.
Dinyatakan dengan H1
Hipotesis Nul (Null Hypothesis)
Hipotesis yang mendeskripsikan keluaran,
selain dari hipotesis alternatif.
Biasanya mendeskripsikan tidak ada
hubungan/pengaruh antarvariabel yang diuji.
Dinyatakan dengan H0
30
CONTOH RUMUSAN HIPOTESIS
Kejelasan peran, lingkungan kerja, dan
evaluasi manajemen berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan di PT X
(contoh: hipotesis hubungan kausalitas).
Prestasi kerja karyawan bagian produksi lebih
tinggi daripada karyawan bagian pemasaran
(contoh: hipotesis perbandingan).
Terdapat korelasi yang erat antara tingkat
pendidikan dengan prestasi kerja karyawan
(contoh: hipotesis korelasional).
31
CONTOH RUMUSAN HIPOTESIS
Kegiatan pembinaan mental spiritual
berhubungan erat secara signifikan dengan
motivasi karyawan (korelasional).
Semakin tinggi motivasi dan kemampuan
manajerial, semakin tinggi pula kinerja
usaha pedagang kaki lima (kausalitas).
Terdapat perbedaan kinerja yang signifikan
antara karyawan yang telah mengikuti
pelatihan administratif dibanding dengan
mereka yang belum memperoleh pelatihan
administratif (perbandingan).
32
One-Tailed Hypothesis
33
Contoh One-Tailed Hypothesis
34
Two-Tailed Hypothesis
Prediksi yang tidak berarah.
Hipotesis nul adalah tidak ada
perbedaan/pengaruh/hubungan
antara variabel.
35
Contoh Two-Tailed Hypothesis
36
37