Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rivaldo Purba

NIM : 5193131005
Kelas : PTE – B 2019
Mata Kuliah : Metedologi Penelitian

UJIAN AKHIR SEMESTER


Soal :
1. Jelaskan rumusan masalah yang baik dan berikan contoh konkrit.
JAWAB:
Ada beberapa cara membuat rumusan masalah yang baik dan benar yaitu:
a. Buat secara Spesifik
Cara membuat rumusan masalah yang paling utama adalah membuat rumusan secara
spesifik. Dalam menulis rumusan masalah, tidak perlu dijabarkan secara panjang lebar.
Sebab justru akan menghilangkan inti yang ingin disampaikan. Selain itu, rumusan
masalah bentuknya sebuah pertanyaan, jadi cukup ditulis secara singkat padat dan jelas.

b. Menentukan Metode Penelitian yang Sesuai


Cara membuat rumusan masalah yang selanjutnya adalah dengan menentukan metode
penelitian yang sesuai. Tentu saja Anda harus menentukan terlebih metode penelitian
yangsekiranya tepat dengan tema yang Anda angkat. Membicarakan tentang metode
penelitian, Anda bisa memutuskan untuk menggunakan metode penelitian kualitatif atau
kuantitatif.

c. Mencari Wawasan Teori-teori yang Mendukung Metode Penelitian yang Dipilih


Cara membuat rumusan masalah yang selanjutnya adalah dengan mencari wawasan
teori-teori yang mendukung metode penelitian yang dipilih. Menentukan metode
penelitian hal yang tidak kalah penting. Jangan sampai salah menempatkan urutan
menimbulkan salah tindakan. Kesalahan dalam bertindak akan mempengaruhi pada proses
penyelesaian penelitian. Kelebihan menentukan metode penelitian ini membantu peneliti
menentukan konsep yang pas dan cocok digunakan.

d. Kreatif Melihat Fenomena Di Sekeliling\


Cara membuat rumusan masalah yang selanjutnya adalah dengan kreatif melihat
fenomena di sekeliling kita. Poin ini sebenarnya sederhana, tetapi sulit dalam praktiknya.
Kecuali bagi Anda yang terbiasa berpikir, mungkin tidak begitu kesulitan dalam membuat
rumusan masalah. Sebenarnya rumusan masalah itu banyak sekali di sekeliling kita, jika
kita peka membidik. Umumnya, kesulitan utama dalam membuat rumusan masalah karena
terlalu jauh memikirkan berpikir. Padahal penelitian bisa diambil dari kasus-kasus kecil
dan sederhana yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

e. Gunakan 5W + 1H

Cara membuat rumusan masalah yang selanjutnya adalah dengan menggunakan


rumusan 5W + 1H. Jika Anda mengalami kesulitan menentukan topik atau tema penelitia,
Anda bisa menerapkan 5W + 1 H. Caranya cukup membuat pertanyaan yang menarik,
sebanyak mungkin yang Anda minati

Contoh konkrit rumusan masalah sebagai berikut:

1. Contoh Rumusan Masalah Tentang E-Commerce

Berdasarkan latar belakang penelitian tentang E-commerce, maka bisa dirumuskan


beberapa masalah berikut ini:

a) Apa saja dampak positif dan negatif dari e-commerce?

b) Bagaimana standar teknologi yang digunakan di e-commerce?

c) Bagaimana perlindungan antara pembeli dan penjual?

d) Bagaimana dukungan e-commerce di Indonesia?

e) Bagaimana hubungan hukum antar pelaku e-commerce?

2. Contoh Rumusan Masalah Tentang Lingkungan Kesehatan

Berdasarkan latar belakang penelitian tentang lingkungan kesehatan, maka bisa


dirumuskan beberapa masalah berikut ini:

a) Apa pengertian kesehatan lingkungan?

b) Apa syarat lingkungan dikatakan sehat?

c) Bagaimana ruang lingkup kesehatan lingkungan?


2. Jelaskan minimal 6 (enam) jenis variabel penelitian dan berikan kasus yang dapat
melibatkan semua variabel penelitian tersebut.
JAWAB:
 Variabel bebas (independent variable)
`Merupakan variabel yang akan dilihat pengaruhnya atau variabel yang dimanipulasi
dalam mengetahui pengaruhnya terhadap gejala yang diamati terutama pada konteks
penelitian eksperimen.
 Variabel terikat (dependent variable)
Variabel yang akan dijelaskan atau diprediksi variasinya. Dalam penelitian yang
sifatnya hubungan sebab-akibat maka variabel terikat merupakan variabel yang variasinya
dipengaruhi atau disebabkan variabel lain
 Variabel Moderator (moderator variable)
Mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam suatu
penelitian, variabel ini turut dianalisis atau diperhitungkan.
 Variabel kontrol (control variable)
Variabel yang dikendalikan atau dibatasi pengaruhnya sehingga tidak memberikan efek
terhadap gejala yang diamati
 Variabel intervening (intervening variable)
Variabel yang dipengaruhi variabel bebas dan yang mempengaruhi variabel terikat.
Faktor yang secara teoritis mempengaruhi fenomena yang diamati tetapi tidak dapat
diukur atau dimanipulasi
 Variabel luar (extraneous variable)
Variabel luar merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain sehingga berkaitan
(berhubungan) tanpa ada keterkaitan yang logis.

Contoh: Hubungan kecerdasan intelektual (X₁), kecerdasan emosional (X₂), dan motivsi
belajar (X₃) dengan prestasi belajar (Y).
3. Berikan contoh judul penelitian yang melibatkan minimal 2 (dua) variabel bebas dan
satu variabel terikat untuk masing-masing jenis penelitian berikut ini:
a) penelitian korelasional
Hubungan antara Minat dan Prestasi Belajar Sejarah dengan Kesadaran Sejarah
Siswa SMKN 1 Percut Sei Tuan
b) penelitian ex-post facto
facto Hubungan pola asuh orang tua dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar
Siswa SMKN 1 Percut Sei Tuan
c) penelitian eksperimental.
Pemerintah daerah berminat menerapkan kebijakan transmigrasi penduduk suatu
desa yang memiliki tingkat kepadatan dan kemiskinan yang tinggi.

4. Apa kriteria hipotesis yang baik dan sebutkan jenis-jenis hipotesis yanganda
ketahui.
JAWAB:
Kriteria hipotesis yang baik:
 Harus menyatakan hubungan antar variabel
 Sesuai fakta
 Berhubungan dengan ilmu dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
 Dapat diuji dengan nalar atau alat-alat statistika
 Dinyatakan dengan sederhana dan terbatas. Tujuannya agar menghindari
kesalahpahaman pengertian
 Dapat menerangkan hubungan fakta-fakta dan bisa dikaitkan dengan teknik
pengujian
Jenis jenis Hipotesis: Hipotesis Komparatif, Hipotesis Deskriptif, Hipotesis Asosiatif

5. Jelaskan jenis-jenis teknik penarikan sampel dan berikan contoh konkrit.


JAWAB:
 Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Jenis ini melakukan pengambilan sampel secara acak melalui cara yang sederhana
seperti pengundian atau menggunakan pendekatan bilangan acak
Contoh :
Dibutuhkan 15 sampel dari populasi penelitian dengan jumlah 90 orang. Peneliti
terlebih dahulu membuat undian untuk mendapatkan sampel pertama dari 90 populasi
tersebut. Setelah sampel pertama didapatkan, nama yang terpilih sebagai sampel
tersebut dikembalikan lagi agar populasi tetap utuh, berjumlah 90 orang.
Mengembalikan sampel terpilih memungkinkan responden berikutnya akan tetap sama
dengan responden yang sudah dipilih pertama. Hal ini dilakukan terus menerus hingga
jumlah 15 sampel terpenuhi.

 Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling


Pengambilan sampel pada teknik ini menetapkan sampel awal secara acak kemudian
sampel selanjutnya dipilih secara sistematis berdasarkan pola tertentu. Pola umum dari
teknik ini adalah mengambil bilangan kelipatan dari jumlah anggota populasi dengan
jumlah sampel yang akan diambil.
Contoh:
Misalnya, diambil sampel dari populasi dengan jumlah 40 orang yang akan masuk ke
sebuah ruangan. Setiap orang yang masuk ke urutan dari kelipatan 4 akan diambil
sebagai sampel, artinya orang ke-4, 8, 12, 16 dan seterusnya akan dijadikan sampel
penelitian hingga 40 populasi. Kelebihan dari penggunaan metode ini adalah cara ini
lebih cepat, lebih mudah dan lebih mudah pelaksanaannya dibanding cara lainnya. Cara
ini juga memudahkan peneliti karena memungkinkan kita untuk mengambil sampel di
lapangan tanpa harus menggunakan kerangka sampel. Kekurangan Metode ini adalah
kita tidak dapat memprediksi variasi dari populasi jika urutan yang dilakukan tidak
sepenuhnya acak. Selain itu, jika populasi memiliki pengulangan karakteristik yang
relatif tetap maka sampel akan cenderung sama atau bersifat seragam.

 Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)


Teknik pengambilan sampel ini melakukan penentuan sampel penelitian dengan
menetapkan pengelompokan anggota populasi dalam kelompok-kelompok tingkatan
tertentu seperti tingkat tinggi, sedang, dan rendah.
Contoh:
Misalnya penelitian masyarakat terhadap partisipasi pemilihan umum yang
dikelompokkan berdasarkan usia pemilih. Tingkatan dari kelompok tersebut akan
ditentukan dari usia yang paling rendah hingga ke yang paling tinggi atau sebaliknya.
 Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area atau Wilayah (Cluster Random
Sampling)
Teknik pengambilan sampel ini menentukan sampel berdasar kelompok wilayah dari
anggota populasi penelitian. Pada teknik ini subyek penelitian akan dikelompokkan
menurut area atau tempat domisili anggota populasi.
Contoh:
Misalnya peneliti ingin mengetahui tingkat partisipasi masyarakat kota Yogyakarta
terhadap program pemerintah daerah. Peneliti akan menentukan sampel dari wilayah-
wilayah yang tersebar di kota Yogyakarta. Baik pada tingkat kecamatan, desa, hingga
dusun.

Anda mungkin juga menyukai