Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

DESAIN PENELITIAN CROSS SECTIONAL

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Alifa Namira (P21341122004)
2. Alma Hera (P21341122006)
3. Annisa Belinda (P21341122008)
4. Cinta Lusiana (P21341122014)
5. Khairani Sabillah (P21341122036)
6. Nabillah Nurhalisa (P21341122040)
7. Nuzula Maharani (P21341122046)

Dosen Pengampu : Didit Damayanti, M.Sc, Dr.PH

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


JAKARTA II

1. Pengertian
Penelitian merupakan proses penemuan informasi secara sistematis dan
terkontrol yang didasarkan pada hipotesis dan ted dengan menggunakan metode
penelitian. Secara umum, penelitian bertujuan untuk mengembangkan khasanah ilmu
pengetahuan dengan memperoleh fakta baru, sehingga dapat disusun teori konsep
hukum kaidah, dan metodologi yang baru. Penelitian dapat dibagi dalam beberapa
jenis, salah satunya yaitu berdasarkan pendekatan waktu yang mencakup penelitian
cross-sectional (cross-sectional study) dan penelitian longitudinal (longitudinal study)

Menurut Notoatmodjo (2002), cross-sectional adalah suatu penelitian untuk


mempelajari suatu dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek dan
dengan suatu pendekatan, observasi ataupun dengan pengumpulan data pada suatu
saat tertentu (point time approach). Pendapat lain mengatakan bahwa cross-sectional
adalah pendekatan yang sifatnya sesaat atau pada suatu waktu saja dan tidak diikuti
dalam kurun waktu tertentu (Bemard Roser 1988 dalam Ibnu Hadjar 1996).

Cross-sectional study lebih banyak dilakukan dibanding penelitian longitudinal, hal


ini karena studi cross-sectional lebih sederhana dan lebih hemat biaya penelitian.
Dalam penelitian cross-sectional peneliti hanya melakukan pengamatan fenomena
pada satu titik dan waktu tertentu saja. Pada penelitian yang bersifat eksploratif
deskriptif, ataupun eksplanatif cross-sectional study mampu menjelaskan hubungan
satu variabel dengan variabel lain pada populasi yang diteliti, menguji keberlakuan
suatu model atau rumusan hipotesis serta pola atau tingkat perbedaan antara
sampling yang diamati pada satu titik dan waktu pengamatan. Namun cross-sectional
study tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan dinamika perubahan kondisi atau
hubungan dari populasi yang diamatinya dalam periode waktu yang berbeda, serta
variabel dinamis yang memengaruhinya

2. Langkah-langkah melakukan penelitian dengan desain tersebut

Untuk melakukan penelitian dengan pendekatan cross sectional dibutuhkan langkah-


langkah sebagai berikut

1. Identifikasi dan perumusan masalah

Masalah yang diteliti harus diidentifikasi dan dirumuskan dengan jelas agar dapat
ditentukan tujuan penelitian dengan jelas. Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan
mengadakan penelaahan terhadap insidensi dan prevalensi berdasarkan catatan yang
lalu untuk mengetahui secara jelas bahwa masalah yang sedang dihadapi merupakan
masalah yang penting untuk diatasi melalui suatu penelitian. Dari masalah tersebut
dapat diketahu lokasi masalah tersebut berada.

2. Menentukan tujuan penelitian

Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan jelas agar orang dapat mengetahui apa
yang akan dicari, dimana akan dicari, sasaran, berapa banyak, dan kapan dilakukan
serta siapa yang melaksanakan. Sebelum tujuan dapat dinyatakan dengan jelas,
hendaknya tidak melakukan tindakan lebih lanjut. Tujuan penelitian merupakan hal
yang sangat penting dalam suatu penelitian karena dari tujuan ini dapat ditentukan
metode yang akan digunakan.

3. Menentukan populasi studi

Dari tujuan penelitian dan ditemukan pula populasi studinya.. biasanya, penelitian
cross sectional tidak dilakukan terhadap semua subjek studi, tetapi dilakukan pada
sebagian populasi dan hasilnya diekstrapolasi pada populasi studi tersebut. Populasi
studi dapat berupa populasi umum dan dapat berupa kelompok populasi tertentu
tergantung dari apa yang diteliti dan dimana penelitian dilakukan.

Agar tidak terjadi kesalahan dalam pengumpulan data, sasaran yang dituju yang
disebut subjek studi harus diberi kriteria yang jelas, misalnya jenis kelmin, umur,
domisili, dan penyakit yang diderita. Hal ini penting untuk mengadakan ekstrapolasi
hasil penelitian yaitu kepada siapa hasil penelitian ini berlaku.

4. Menentukan cara dan besar sampel

5. Penentuan instrumen penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian harus disusun dan dilakukan uji c.
Instrumen ini dimaksudkan agar tidak terdapat variabel yang terlewat karena ada
instrumen tersebut berisi semua variabel yang dikehendaki. Instrumen dapat berupa
dapat pertanyaan atau pemeriksaan fisik atau pemeriksaan laboratorium atau
radiologis dan lain disesuaikan dengan tujuan penelitian.

6. Rencana analisis

Analisis data yang diperoleh harus sudah direncanakan sebelum penelitian


dilaksanakan agar diketahui perhitungan yang akan digunakan. Rancangan analisis
harus disesuaikan dengan tujuan penelitian agar hasil penelitian dapat digunakan
untuk menjawab tujuan tersbeut.

3. Contoh penelitian dengan desain cross sectional

a) Judul penelitian

STUDI CROSS-SECTIONAL: GAMBARAN PERILAKU GIZI ANAK USIA SEKOLAH


DASAR DI KOTA BANDUNG

b) Tujuan penelitian
1.untuk memperoleh informasi atau gambaran perilaku gizi anak usia sekolah dasar

2. untuk memperoleh informasi atau gambaran perilaku gizi berdasarkan status gizi anak
usia sekolah dasar di Kota Bandung.

3. untuk menganalisis bagaimana perilaku gizi anak usia sekolah dasar di Kota Bandung
berdasarkan komponen perilaku gizi (pengetahuan gizi, sikap gizi serta praktik gizi)

c) Rancangan penelitian, sesuai jenis penelitian diatas

Penelitian ini merupakan tahap awal dan merupakan penelitian observasional


dengan desain studi potong lintang (cross-sectional study) yang berlokasi di tujuh
sekolah di Kota Bandung. Pemilihan serta penentuan lokasi penelitian dilakukan
dengan cara purposive sampling dengan pertimbangan lokasi – lokasi sekolah mudah
diakses.

d) Populasi dan responden, cara pengambilan sampel

Berlokasi di tujuh sekolah di Kota Bandung, sekolah – sekolah yang ikut serta
diantaranya: SDN Karang Pawulang, SDN Sukarasa, SDN Pelita, sDN Babakan
Surabaya, SDN Warung Jambu, SDN Kopo, SDN Pajagalan. Pemilihan serta
penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan cara purposive sampling dengan
pertimbangan lokasi – lokasi sekolah mudah diakses.

Subjek penelitian adalah siswa yang duduk di kelas 5, baik laki – laki ataupun
perempuan, serta bersedia mengisi form kesediaan sebagai subjek penelitian
(informed consent). Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner

e) Pengumpulan data bagaimana

Subjek penelitian adalah siswa yang duduk di kelas 5, baik laki – laki ataupun
perempuan, serta bersedia mengisi form kesediaan sebagai subjek penelitian
(informed consent).

Data dikumpulkan melalui kuesioner yang diisi oleh peserta. Teknik pengumpulan
data menggunakan kuesioner perilaku gizi diantaranya pengetahuan gizi diperoleh
melalui tes objektif dengan bentuk benar – salah sebanyak 15 pertanyaan, sikap gizi
diperoleh melalui skala likert dengan pertanyaan sebanyak 15 pertanyaan serta praktik
gizi terdiri atas 15 pertanyaan.
Data status gizi subjek dikumpulkan dengan pengukuran antropometri gizi,
dengan cara mengukur Berat badan ditimbang menggunakan alat timbang digital
Camry dengan tingkat ketelitian 0.1 kg. Tinggi badan diukur dengan microtoice dengan
ketelitian 0.1 cm

f) Pengolahan & analisa data bagaimana

Data diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel versi 2010 dan
program statistik SPSS IBM 21. Data perilaku gizi diperoleh dengan cara memberikan
tes pengetahuan gizi dan kesehatan dengan bentuk tes objektif true fall sebanyak 15
soal. Nilai jawaban dikonversi ke dalam persentase 0-100.

Pengetahuan gizi dikategorikan menjadi tiga yaitu kurang apabila persentase


jawaban benar < 60%, sedang apabila persentase jawaban benar 60-80% dan baik
apabila persentase jawaban benar > 80 % (Khomsan 2000).

Data sikap gizi diperoleh dari skala sikap dan dikategorikan menjadi sikap positif
apabila skor >80 dan sikap negatif <80. Praktik gizi diperoleh melalui pertanyaan -
pertanyaan dan dikategorikan menjadi baik apabilaskor >80, sedang pada rentang
skor 60-80 dan kurang jika skor <60.

Status gizi subjek dikategorikan berdasarkan indeks massa tubuh (IMT/U).


Berdasarkan standar WHO (2015).
Analisis secara deskriptif dan inferensial dengan taraf signifikansi 5%.

g) Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi subjek sebagian besar berada
pada kategori normal. Persentase anak overweight adalah 21.7% dan obes 19.7%
(Tabel 1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase anak overweight dan obes
dalam penelitian ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional
gemuk 10.8 persen dan sangat gemuk (obesitas) 8.8 persen (Kemenkes 2013).

Anda mungkin juga menyukai