Anda di halaman 1dari 5

2021.04.01 08:51 METODE PENELITIAN 3.

1 Jenis, Tempat, dan Waktu Penelitian Jenis penelitian ini


tergolong dalam penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan penelitian non eksperimental dengan
rancangan deskriptif dan cross- sectional. Penelitian ini dilakukan di dusun Kraton RW 002 RT 008 desa
Wonoasri kecamatan Tempurejo kabupaten Jember pada bulan Juni 2020 sampai selesai. 3.2 Objek
Penelitian Objek penelitian merupakan suatu hal yang menjadi sasaran penelitian. Objek dalam
penelitian ini yaitu pengetahuan, sikap, dan praktik masyarakat terhadap penggunaan pengobatan
tradisional di dusun Kraton RW 002 RT 008 desa Wonoasri kecamatan Tempurejo kabupaten Jember. 3.3
Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer, dimana data
yang diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner. 3.4 Populasi dan
Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berdomisili di dusun Kraton RW 002
RT desa Wonoasri kecamatan Tempurejo kabupaten Jember yang berjumlah 228 orang. Jumlah ini
berdasarkan sensus desa Wonoasri kecamatan Tempurejo kabupaten Jember tahun 2018. Jumlah
populasi pada penelitian ini diasumsikan sebesar 228 jiwa dikarenakan populasi penduduk
yang2021.04.01 08:52 berusia lebih dari 20 tahun di dusun Kraton RW 002 RT 008 desa Wonoasri
kecamatan Tempurejo kabupaten Jember tidak diketahui. Sampel pada penelitian ini adalah masyarakat
dusun Kraton RW 002 RT 008 desa Wonoasri kecamatan Tempurejo kabupaten Jember yang telah
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dari populasi yang ada. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah
sebagai berikut: 1. Kriteria inklusi meliputi: a. Masyarakat yang berdomisili di dusun Katon RW 002 RT
008 desa Wonoasri kecamatan Tempurejo kabupaten Jember b. Masyarakat yang berusia lebih dari 20
tahun yang diasumsikan merupakan usia individu akan yang dapat berperan aktif dalam masyarakat dan
kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri
menuju usia tua (Suwaryo & Yuwono, 2017). c. Masyarakat yang bersedia menandatangani lembar
persetujuan dan kuesioner. Kriteria eksklusi meliputi: 2. a. Masyarakat yang memiliki latar belakang
pendidikan dibidang kesehatan (seperti farmasi, perawat, dan analis kesehatan) dan bekerja dibidang
kesehatan karena masyarakat yang memiliki latar belakang tersebut diasumsikan telah mengerti
pentingnya pengobatan tradisional. Pengambilan besar sampel dengan menggunakan rumus Slovin
sebagai berikut: (P) N+1 1+228(0,05)

n=145,22 145 responden Keterangan: n-jumlah sampel N=jumlah populasi adalah 228 jiwa d tingkat
kesalahan yang dikehendaki adalah 5% Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui besar sampel
yang mewakili populasi adalah 145 responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan simple random sampling dengan cara membuat undian sebanyak jumlah populasi
kemudian dikocok sesuai dengan jumlah sampel yag dibutuhkan. 3.5 Variabel Penelitian dan Definisi
Operasional 3.5.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini meliputi pengetahuan, sikap, dan
praktik pengobatan tradisional di masyarakat dusun Kraton RW 002 RT 008 desa Wonoasri kecamatan
Tempurejo kabupaten Jember. 3.5.2 Definisi Operasional Definisi operasional pada penelitian ini adalah:
Cara pengukuran pengukuran Definisi Hasil Skala No. Variabel data operasional Segala sesuatu yang
diketahui masyarakat Kraton dusun RW 002 RT 008 desa Wonoasri kecamatan Tempurejo kabupaten
Jember Nominal dan Ordinal Frekuensi dan Kuesioner Pengetahuan presentase 2021.04.01 08:52

mengenai pengobatan tradisional Tanggapan atau respons masyarakat dusun Kraton RW 002 RT 008
desa Wonoasri kecamatan Nominal 2. Sikap Frekuensi dan Kuesioner Tempurejo kabupaten Jember
untuk melakukan tindakan dan presentase Ordinal penggunaan pengobatan tradisional. Kebiasaan yang
dilakukan masyarakat dusun Kraton RW 002 RT 008 desa Nominal dan Wonoasri Frekuensi dan 3 Praktik
Kuesioner kecamatan Tempurejo kabupaten Jember dalam menggunakan pengobatan tradisional.
presentase Ordinal

3.6 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner yang berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai latar belakang. pengetahuan, sikap,
dan praktik tentang penggunaan pengobatan tradisional responden. Kuesioner ini dibagi menjadi empat
bagian yang terdiri dari 33 pertanyaan. Bagian pertama berisi latar belakang atau sosiodemografi
responden yang terdiri dari enam petanyaan. Bagian kedua berisi tentang pengetahuan masyarakat
dalam pengobatan tradisional yang terdiri dari delapan pertanyaan. Bagian ketiga berisi tentang sikap
masyarakat dalam pengobatan tradisional yang terdiri dari delapan pertanyaan. Bagian keempat berisi
tentang perilaku atau praktik masyarakat dalam penggunaan pengobatan tradisional yang terdiri dari
sebelas pertanyaan. 3.6.1 Uji Validitas Uji validitas adalah suatu indeks yang menujukkan alat ukur
benar-benar mengukur apa yang diukur. Uji validitas perlu dilakukan pada penelitian ini untuk
mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur
(Notoatmodjo, 2012). Validitas alat ukur dapat diketahui dengan menghitung korelasi antar masing-
masing pertanyaan dengan skor total kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan cara kuesioner diberikan
kepada responden yang sebagai sasaran uji coba kemudian jawaban responden diberi nilai. Jawaban
yvang telah diberi nilai kemudian dihitung korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor
total dengan menggunakan teknik korelasi (Notoatmodjo, 2002). Teknik korelasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik Product Moment dari Pearson yang diaplikasikan dengan menggunakan
program SPSS versi 16. Pada uji validitas ini keputusannya diambil dari perbandingan antara nilai
koefisien Pearson hitung (r-hitung) dengan nilai koefisien pearson table (r-tabel). Jika nilai r-hitung > r-
tabel, maka dapat dinyatakan bahwa item pertanyaan pada kuesioner lersebut valid. Metode uji
validitas dilakukan dengan pemberian kuesioner kepada masyarakat dusun Kraton RW 002 desa
Wonoasri kecamatan Tempurejo kabupaten Jember. 3.6.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur tidak dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini
berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran yang tetap konsisten bila dilakukan pengukuran
waktu atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Perhitungan
reliabilitas harus dilakukan pada petanyaan-pertanyaan yang sudah memiliki validitas (Notoatmodjo,
2012). Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas penelitian ini adalah teknik uji reabilitas
koefisien Cronbach's Alpha (a). Uji reabilitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS
versi 16. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai a> 0,60. 3.7 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan di masyarakat dusun Kraton RW 002 RT 008 desa Wonoasri kecamatan
Tempurejo kabupaten Jember yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan besar sampel yang
digunakan sebanyak 145 responden. Peneliti bertanya kepada masyarakat mengenai faktanya untuk
menjadi responden. Selanjutnya, masyarakat yang bersedia untuk menjadi responden yang mengurus,
persetujuan lembar persetujuan, dan mengisi kuesioner. Jika masyarakat tidak bersedia untuk menjadi
responden maka peneliti tidak masuk masyarakat untuk melakukan penelitian. Pengisian kuesioner ini
dilakukan oleh masyarakat dan jika masyarakat tidak bisa membaca dan menulis dapat dibantu oleh
pendamping masyarakat atau peneliti untuk membantu menuliskan jawaban responden. 3.8 Teknik
Pengolahan Data dan Analisis Data 3.8.1 Pegolahan Data Pengolahan data merupakan salah satu
rangkaian kegiatan penelitian setelah pengumpulan data. Data yang masih mentah (raw data) perlu
diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian.
Pengolahan data pada penelitian ini yaitu melalui tiga tahapan diantaranya yaitu: 1. Pemeriksaan data
(editing data) Data yang telah dikumpulkan diperiksa terlebih dahulu berkenaan dengan kelengkapan
jawaban responden dan kejelasan jawaban responden. 2. Pemberian skor (scoring) Setelah semua
kuesioner diperiksa, selanjutnya dilakukan permberian skor atau nilai pada masing-masing jawaban
responden, dimana pada tahap ini bertujuan untuk mempermudah dalam memasukkan data.
Pemberian skor atau nilai pada pertanyaan latar belakang disesuaikan dengan jawaban responden. Pada
pertanyaan pengetahuan, sikap dan praktik penggunaan pengobatan tradisional pemberian skor
disesuaikan dengan jawaban responden. 3. Memasukkan data (data entery) Data hasil kuesioner yang
telah diberi nilai selanjutnya data dimasukkan ke dalam program SPSS versi 16 dan selanjutnya
dianalisis.

22 3.8.2 Analisis Data Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan peneliti, teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian adalah analisis univariat. Analisis univariat dilakukan dengan
menggunakan program SPSS versi 16. Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan karakteristik setiap variabel penelitian yang meliputi pengetahuan, sikap, dan praktik
pengobatan tradisional di masyarakat dusun Kraton RW 002 RT 008 desa Wonoasri kecamatan
Tempurejo kabupaten Jember. Hasil dari analisis univariat ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan presentase.

Bab II

2.2.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil proses dan mencari tahu dari yang tadinya
tidak tahu menjadi tahu, dan tidak dapat menjadi dapat, pengetahuan selama ini diperoleh dari hasil
bertanya dan selalu ditunjukkan untuk mencari kebenaran (Sugarna dkk., 2019).

22.2 Tingkatan Pengetahuan Memurut Notoatmodjo (2010), tingkat pengetahuan dibagi menjadi enam
yaitu: I. Tahu (know) Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Cara mengukur orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya (Notoatmodjo, 1993). 2. Memahami
(comprehension) Memahami diartikan dengan paham mengenai suatu objek tertentu. Memahami tidak
sekedar dapat menyebutkan tetapi harus dapat mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang
diketahui tersebut. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari
(Notoatmodjo, 1993). 3. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami
objek yang dimaksud, dupat menggunakan, atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada
situasi yang lain. 4. Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan
memísahkan yang kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen pada suatu masalah atau
objek yang diketahui. Pengetahuan seseorang sudah mencapai pada tingkat analisis apabila orang
tersebut telah dapat membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan membuat diagram (bagan)
terhadap pengetahuan atas objek tersebut. 5. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan suatu
kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari
komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. 6. Evaluasi (evaluation) Evaluasi
berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu
objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri
atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat. 2.2.3 Pengukuran Pengetahuan Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
akan diukur dari abjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang akan diukur dapat
disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas (Retnaningsih, 2016).

2.4 Konsep Praktik/Tindakan 2.4.1 Definisi Praktik/Tindakan Perilaku adalah respons individu terhadap
suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi, dan
tujuan 12 baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling
berinteraksi (A. P. Sakti, 2012). 2.4.2 Tingkatan Praktik/Tindakan Berdasarkan kualitasnya praktik atau
tindakan dibedakan menjadi empat tingkatan yaitu: 1. Persepsi (perception) Mengenal dan memilih
berhagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan praktik tingkat pertama 2
Praktik terpimpin (guide reponse) Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih
tergantung pada tuntutan atau menggunakan panduan. 3. Praktik secara mekanisme (mechanism)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan suatu hal secara otomatis maka
disebut praktik atau tindakan mekanis. 4 Adopsi (adoption) Adopsi adalah sutu tindakan atau praktik
yang sudah berkembang, artinya apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi
sudah dilakukan modifikasi atau tindakan atau perilaku yang berkualitas 2.43 Cara Pengukuran
Praktik/Tindakan Pengukuran tindakan dapat dilakukan sacara tidak langsung yakni dengan wawancara
terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall).
Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung 13 yakni dengan mengobservasi tindakan atau
kegiatan responden (Notoatmodjo, 1993). 2.5 Kuesioner Kuesioner diartikan sebagai daftar pertanyaan
yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden (dalam hal angket) dan interviewer
(dalam hal wawancara tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu
(Notoatmodjo, 2002). Kuesioner adalah bentuk penjabaran variabel- variabel yang terlibat dalam tujuan
penelitian dan hipotesis (Notoatmodjo, 2010).

2.6 Tinjauan Wilayah Desa Wonoasri Desa Wonoasri merupakan salah satu desa yang terdapat di
kecamatan Tempurejo kabupaten Jember. Wilayah desa Wonoasri memiliki dua dusun yaitu dusun
Kraton dan dusun Curahlele. Dusun Kraton terbagi menjadi empat Rukun Warga (RW) dan 37 Rukun
Tetangga (RT) dengan luas wilayah 314.946 Ha, sedangkan dusun Curahlele terdiri dari dua Rukun Warga
(RW) dan 19 Rukun Tetangga (RT) dengan luas wilayah 58.117 Ha. Jumlah penduduk di desa Wonoasri
tahun 2018 sebanyak 11.137 jiwa dengan jumlah kartu keluarga (KK) sebanyak 3.496 keluarga,
sedangkan untuk jumlah penduduk di dusun Kraton RW 002 RT 008 sebanyak 228 jiwa dengan jumlah
kartu keluarga (KK) sebanyak 79 keluarga. Mata pencaharian masyarakat desa Wonoasri berbagai
macam diantaranya yaitu petani, montir, kuli bangunan, dan lain sebagainya.
14 2.7 Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian Sakti (2019) pengetahuan pasien hipertensi di
puskesmas Ambulu terkait hal komplikasi hipertensi masih rendah sedangkan sikap pasien hipertensi
terkait pencegahan hipertensi sangat tinggi. Sebagian besar masyarakat menggunakan obat dari dokter
dibandingkan menggunakan pengobatan tradisional. Menurut hasil penelitian Fatdriyah (2019)
diperoleh kesimpulan bahwa mayoritas siswi SMA memilih untuk melakukan swamedikasi dengan terapi
farmakologi atau menggunakan obat modem, sedangkan siswi yang menggunakan pengobatan
tradisional masih sedikit. Hasil penelitian Ningsih (2018) menunjukkan bahwa penggunaan pengobatan
pada penyakit diare di masyarakat Suku Tengger pengobatan modern dan kombinasi antara pengobatan
modern dan pengobatan tradisioal paling banyak digunakan, sedangkan pengobatan tradisional masih
sedikit penggunaannya. Faktor-faktor sosiodemografi meliputi usia, agama, jenis kelamin, jarak.
pendidikan, dan pekerjaan responden berpengaruh terhadap pemilihan pengobatan penyakit diare.
Berdasarkan penelitian Setiadi dkk. (2017) terkait pengetahuan dan sikap ibu pasca persalinan dengan
perawatan tradisional di desa Jrakah Kabunaten Pemalang memiliki sikap yang positif. Faktor lingkungan
sosial budaya menjadi pengaruh terbesar dalam perilaku perawatan tradisional seperti adanya
dukungan dari keluarga dalam hal ini anjuran dari ibu, adanya pengalaman tetangga, pengalaman
teman, dan pengalaman pribudi. 2021.04.01 09:03

Anda mungkin juga menyukai