Anda di halaman 1dari 3

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Desain pada penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pegaruh Hubungan level
stroke terhadap tingkat stress keluarga penderita. Subjek penelitian yang akan diteliti yaitu
keluarga dari penderita stroke.

Skema : kerangka konseptual yakni hubungan tingkat stress keluarga dari pendeita
stroke yang berada di Rumah Sakit Umum Mojokerto.

Stress terbagi menjadi 3


o Ringan
o Sedang
o Berat
3.2 Kerangka Kerja Penelitian
Langkah pertama dari proses ini adalah menentukan misi dan tujuan dari penelitian.
Setelah misi dan tujuan diputuskan, langkah selanjutnya adalah menentukan Strategi
pendekatan yang digunakan, penentuan strategi ini didasari dengan menggali Dan
menjelajahi kebutuhan dan situasi yang ada di lapangan. Setelah mengetahui kebutuhan dan
situasi yang ada di lapangan, dilakukan pencarian sampel sehingga data yang diperoleh lebih
spesifik dan terstruktur. Setelah menukan dampel dibuatlah angket yang khusus ditujukan
kepada keluarga dari penderita stroke yang berada di RS Umum Mojokerto.setelah angket di
berikan. Hasil dari angket tersebut akan diproses dan dianalisis menggunakan metode
kuantitatif. Angket tersebut nantinya akan juga menjadi hasil penelitan apakah ada hubungan
antara kedua variabel

3.3 Sampling Desain

Sampling yang digunakan pada penelitian ini yaitu pengambilan sampel acak
sistematis.Pengambilan sampel pada teknik ini menetapkan sampel awal secara acak
kemudian sampel selanjutnya dipilih secara sistematis berdasarkan pola tertentu.
Pengambilan sampel ini yakni seluru dari pengidap stroke di Rumah Sakit Umum Mojokerto

3.4 Identifikasi Variabel


3.4.1 Definisi Konseptual
Stroke Merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh buruknya aliran darah ke otak
yang menyebabkan kematian pada sel otak. Hal tersebut disebabkan oleh iskemia yakni
berkurangnya aliran darah akibat penyumbatan thrombosis atau bisa disebabkan akibat
pendarahan.Stroke bisa terjadi oleh berbagai factor adalah : usia, tekanan darah tinggi, stroke
sebelumnya, diabetes, kolesterol tinggi, merokok, atrial fibrillation, dengan aura, dan
thrombophilia (cenderung thrombosis). Dari semua faktor-faktor tersebut yang paling mudah
dikendalikan adalah tekanan darah tinggi dan merokok.

Stress merupakan gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat adanya tekanan.
Tekanan tersebut muncl akibat kegagalan individu dalam memenuhi kebutuhan atau
keinginannya. Tekanan ini bisa didasri oleh factor internal maupun eksternal.
Potter (20050 membagi Stress menjaddi tiga tingkatan
1.Stres Ringan, stressor yang dihadapi setiap orang teratur seperti terlalu banyak
tidur,kemacetan lalu lintas situasi seperti ini biasanya berlangsung beberap menit atau jam
danbelum berpengaruh kepada fisik dan mental hanya saja mulai sedikit tegang.
2.Stres Sedang, berlangsung lebih lama, dari beberapa jam sampai beberapa hari,
misalnyaperselisihan yang tidak terselesaikan dengan rekan kerja, anak yang sakit
atauketidakhadiran yang lama dari anggota keluarga.
3.Stres Berat, situasi kronis yang dapat berlangsung beberapa minggu sampai beberapatahun,
seperti perselisihan perkawinan terus-menerus, kesulitan fmansial yangberkepanjangan,
penyakit fisik yang berkepanjangan, pada keadaan stres berat ini individu sudah mutai ada
gangguan fisik dan mental.
3.5 Definisi Operasional
Stress merupakan gangguan pada tubuh yang disebabkan oleh factor internal dan
eksternal kehidupan yang menyebabkan seseorang berada dalam tekanan. Respon individu
terhada stress berbeda beda tergatung dari tingkat pendidikan, kewaspadaan atau pengalaman
hidup seseorang. Ketika suatu anggota keluarga mengalami stroke , anggota keluarga akan
merspon factor eksternal menjadi suatu tekanan yang akan mengganggu kesehatan jiwanya
karena diliputi rasa kekawahatiran oleh anggota keluarga lainnya. Hadi (2004) Mengatakan
reakssi psikologis lainnya akan timbul ketika menghadapi stress seperti berhadapan langsung
dengan segala resikonya. Sehingga memaksa individu mengeluarkan mekanisme pertahanan
diri untuk mengatasi tekanan tersebut.
3.6 Pengumpulan data dan Analisis Data
Dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang didapatkan melalui data yang diperoleh melalui
hasil data yang diperoleh melalui kuesioner yang telah diisi oleh responden keluarga dari
pengidap stroke di Rumah sakit Umum Mojokerto. sedangkan data sekunder merupakan data
yang diperoleh melalui dokumen dokumen tertulis baik merupakan tulisan ilmiah atau
dokumen resmi dari instansi terkait. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
penelitian kuantitatif dengan penyebaran instrumen pengumpulan data, yaitu kuesioner.
3.7 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini telah memenuhi standar etika penelitian. Yang berarti peneliti
telah memenuhi empat prinsip dari etika penelitian yang pertama respect to autonomy yakni
peneliti harus menghargai kebebasan atau independensi responden dalam mengambil
keputusan. Berdasarkan The Belmont Report, prinsip ini mengandung dua pandangan yaitu:
1) individu harus dianggap sebagai orang yang memiliki otonomi; dan 2) orang dengan
otonomi rendah harus mendapatkan perlidungan 2.Strategi yang dilakukan untuk menjamin
otonomi responden adalah dengan memberikan inform consent sebelum dilakukan
pengumpulan data, memberikan hak kepada partisipan untuk mundur dari penelitian, dan
tidak ada pemaksaan dari peneliti. Yang kedua Prinsip keadilan berkaitan dengan kesetaraan
(equality) dan keadilan (fairness) dalam memperoleh risiko dan manfaat penelitian2, serta
memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dan diperlakukan secara adil dan setara dalam
penelitian1. Misalnya: dalam sebuah penelitian ada kelompok yang cenderung mendapatkan
risiko atau kerugian, sedangkan kelompok lain mendapatkan manfaat. Yang ketiga Prinsip ini
menyatakan bahwa penelitian yang dijalankan akan memberikan sesuatu yang berguna bagi
partisipan dan bagi komunitas yang terdampak. Penelitian bukan sekedar menghasilkan data
yang diperoleh dari partisipan, namun juga memberi manfaat baik secara langsung dan tidak
langsung bagi partisipan. Dan yang terakhir prinsip measuring maleficence. Prinsip ini
menyatakan bahwa peneliti harus mencegah terjadinya kecelakaan atau Hal-hal yang tidak
diharapkan dalam penelitian baik secara fisik atau psikologis bagi Partisipan. Untuk itu perlu
dilakukan pengukuran risiko dalam perencanaan Penelitian.

Anda mungkin juga menyukai