Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan

sistematika penulisan.

A. Latar belakang

Komunitas atau masyarakat adalah kumpulan orang yang hidup bersama di suatu daerah

atau suatu lokasi, membentuk budaya dan saling berinteraksi satu dengan lainnya,

bersifat kontinyu serta terikat oleh identitas bersama (Stanhope & Lancaster, 2016)

dalam (Riasmini, Sahar, & Wiarsih, 2017).

Keperawatan kesehatan komunitas di Indonesia lebih dikenal dengan perawatan

kesehatan masyarakat (Perkesmas). Keperawatan kesehatan komunitas (Perkesmas)

adalah suatu bidang spesialisasi dalam keperawatan dengan melibatkan peran serta aktif

masyarakat, dan mengutamakan pelayanan promotif, preventif secara berkesinambungan

dan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu,

ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya peningkatan

keschatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) sebagai fokus untuk mencapai

derajat kesehatan yang optimal (KMK No.279 , 2006) dalam (Nies & McEwen, 2019).

Dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal, kesehatan keluarga merupakan

salah satu syarat yang harus dipenuhi, Oleh karena itu diperlukan adanya keperawatan

keluarga.

1
2

Keperawatan keluarga adalah proses pemberian pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan

keluarga dalam lingkup praktik keperawatan. Pelayanan keperawatan keluarga

merupakan pelayanan holistik yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai

fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga. Pelayanan keperawatan keluarga di

rumah merupakan integrasi pelayanan keperawatan keluarga dengan pelayanan

kesehatan lain di rumah untuk mendukung kebijakan pelayanan kesehatan di masyarakat

sehingga dapat mengatasi masalah kesehatan pasien dan keluarganya (Riasmini, Sahar,

& Wiarsih, 2017). Maka dari itu, untuk mengatasi masalah yang ada pada keluarga

dibutuhkan asuhan keperawatan keluarga.

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang komplek dengan menggunakan

pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu sebagai anggota

keluarga. (Harmoko, 2012) Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan berbagai masalah

kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan

yaitu dapat mengenal masalah keperawatan, mengambil keputusan dalam keluarga, cara

merawat keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas

kesehatan. Sehingga keluarga mampu mandiri dalam melaksanakan fungsi perawatan

kesehatan keluarga. Oleh karena itu, dalam menerapkan asuhan keperawatan keluarga

diperlukan adanya sasaran utama.

Sasaran utama dalam menerapkan asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga rawan

atau beresiko, yang salah satunya adalah keluarga yang memiliki masalah kesehatan

dengan penyakit menular. Dimana penyembuhannya memerlukan perawatan serta


3

perhatian dari anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu, salah satu sasaran asuhan

keperawatan keluarga adalah keluarga yang mengalami TB Paru.

Tuberkulosis (TB) Paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman menyerang Paru, tetapi

dapat juga mengenai organ tubuh lain. Kuman TB berbentuk batang mempunyai sifat

khusus yaitu tahan terhadap asam pewarnaan yang discbut pula Basil Tahan Asam

(BTA). (Utama, 2018)

TB merupakan satu dari 10 penyebab kematian dan penyebab utama agen infeksius.

WHO memperkirakan insiden tahun 2017 sebesar 842.000 atau 319 per 100.000

penduduk sedangkan TB-HIV sebesar 36.000 kasus per tahun atau 14 per 100.000

penduduk. Kematian karena TB diperkirakan sebesar 107.000 atau 40 per 100.000

penduduk, dan kematian TB-HIV sebesar 9.400 atau 3,6 per 100.000 penduduk

(Kemenkes RI, 2018)

Secara global pada tahun 2017 terdapat 10,4 juta kasus insiden TBC ( CI 8,8 juta – 12

juta ) yang setara dengan 120 kasus per 100.000 penduduk. Lima negara dengan insiden

kasus tertinggi yaitu India, Indonesia, China, Philipina, dan Pakistan. Jumlah kasus baru

TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017 (data per 17 Mei 2018).

Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TBC tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali

lebih besar dibandingkan pada perempuan. Bahkan berdasarkan Survei Prevalensi

Tuberkulosis prevalensi pada laki-laki 3 kali lebih tinggi dibandingkan pada perempuan.

Begitu juga yang terjadi di negara-negara lain. Hal ini terjadi kemungkinan karena laki-
4

laki lebih terpapar pada fakto risiko TBC misalnya merokok dan kurangnya

ketidakpatuhan minum obat. Survei ini menemukan bahwa dari seluruh partisipan laki-

laki yang merokok sebanyak 68,5% dan hanya 3,7% partisipan perempuan yang

merokok (Indah, 2018).

Angka notifikasi kasus/case notification rate (CNR) adalah jumlah semua kasus TBC

yang diobati dan dilaporkan di antara 100.000 penduduk yang ada di suatu wilayah

tertentu yang apabila dikumpulkan akan menggambarkan kecenderungan meningkat

dari tahun 2015 sebanyak 130.000, 2016 sebanyak 139.000, dan 2017 sebanyak 161.000

(Indah, 2018)

Di DKI Jakarta jumlah pengidap penyakit TBC pada tahun 2018 sebanyak 32.570 atau

sekitar 0,3% dari total penduduk DKI Jakarta. Sedangkan, Pada tahun 2015 warga DKI

Jakarta yang menderita penyakit TBC hanya 23.133 jiwa, namun jumlah ini terus

meningkat setiap tahunnya hingga 2018 dengan rata-rata peningkatan 3.145 jiwa per

tahunnya, dengan peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2016 bertambah sebanyak

5.259 jiwa ( Nuraini & Pratiwi, 2019).

Berdasarkan data diatas banyak sekali angka kejadian Tuberkulosis dan peningkatan

jumlah kasus setiap tahunnya. Dengan adanya masalah tersebut maka peran dan fungsi

perawat adalah sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan terutama pada

aspek promotif yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit TB

Paru, preventif misalnya dengan mencegah supaya klien dapat menjaga kebersihan

lingkungan, pola hidup sehat dan aspek yang lainnya serta tanpa mengabaikan aspek

kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu. Peran perawat dalam
5

memberikan asuhan keperawatan dirumah juga tidak kalah penting untuk meningkatkan

kemampuan keluarga mengenal masalah dengan TB Paru, dapat mengambil keputusan,

dapat melakukan perawatan dan pencegahan dirumah dengan cara mandiri, dapat

memodifikasi lingkungan, dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan.

Berdasarkan uraian diatas penulis ingin mengetahui bagaimana asuhan keperawatan

pada keluarga Ny. I khususnya Tn. J dengan TB Paru di RT 006/ RW 003 Kelurahan

Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat dengan menggunakan pendekatan

proses keperawatan.

B. Tujuan penulisan

Tujuan penulisan makalah ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan umum

Tujuan umum penulisan makalah ini diharapkan penulis mendapatkan pengalaman

nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga yang mengalami TB Paru

dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah penulis mampu:

a. Melakukan pengkajian pada keluarga dengan TB Paru.

b. Menganalisis data yang diperoleh dari keluarga dengan TB Paru untuk merumuskan

diagnosa keperawatan.

c. Melakukan penapisan untuk memprioritaskan diagnosa keperawatan.

d. Merencanakan tindakan keperawatan pada keluarga dengan TB Paru.


6

e. Melaksanakan rencana tindakan keperawatan yang telah disusun pada keluarga

dengan TB Paru.

f. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada keluarga dengan TB Paru.

g. Mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan pada keluarga dengan TB Paru.

h. Mengidentifikasi adanya kesenjangan asuhan keperawatan antara teori dan kasus

nyata.

i. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat serta alternative

penyelesaiannya.

C. Ruang lingkup

Penulisan makalah ini merupakan pembahasan pemberian asuhan keperawatan keluarga

pada keluarga Ny. I khususnya Tn. J dengan TB Paru di RT 006/ RW 003 Kelurahan

Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, yang dilaksanakan mulai tanggal 13

Januari sampai dengan 18 Januari 2020.

D. Metode penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Metode deskriptif tipe studi kasus dimana penulis mangambil satu kasus keluarga

dengan TB Paru dan diberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan

proses keperawatan. Dalam pengumpulan data metode yang digunakan adalah

wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Sumber data

yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari klien langsung, dan

data sekunder diperoleh dari keluarga.

2. Studi kepustakaan yaitu penulis mempelajari buku sumber yang berhubungan dengan

asuhan keperawatan keluarga dengan TB Paru.


7

E. Sistematika penulisan

Penyusunan makalah ini terdiri dari lima bab, yang disusun secara sistematis sebagai

berikut : Bab satu pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang

lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab dua tinjauan teori yang terdiri

dari konsep penyakit TB Paru dan konsep asuhan keperawatan keluarga. Bab tiga

tinjauan kasus yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, penapisan masalah,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Bab empat pembahasan menguraikan tentang

kesenjangan antara teori dengan fakta yang ada, sesuai dengan langkah-langkah proses

keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, penapisan masalah,

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Bab lima penutup yang terdiri dari kesimpulan

dan saran.

Anda mungkin juga menyukai