PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
A. Latar belakang
Komunitas atau masyarakat adalah kumpulan orang yang hidup bersama di suatu daerah
atau suatu lokasi, membentuk budaya dan saling berinteraksi satu dengan lainnya,
bersifat kontinyu serta terikat oleh identitas bersama (Stanhope & Lancaster, 2016)
adalah suatu bidang spesialisasi dalam keperawatan dengan melibatkan peran serta aktif
dan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu,
keschatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) sebagai fokus untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal (KMK No.279 , 2006) dalam (Nies & McEwen, 2019).
Dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal, kesehatan keluarga merupakan
salah satu syarat yang harus dipenuhi, Oleh karena itu diperlukan adanya keperawatan
keluarga.
1
2
sehingga dapat mengatasi masalah kesehatan pasien dan keluarganya (Riasmini, Sahar,
& Wiarsih, 2017). Maka dari itu, untuk mengatasi masalah yang ada pada keluarga
pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluarga. (Harmoko, 2012) Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan berbagai masalah
yaitu dapat mengenal masalah keperawatan, mengambil keputusan dalam keluarga, cara
kesehatan keluarga. Oleh karena itu, dalam menerapkan asuhan keperawatan keluarga
Sasaran utama dalam menerapkan asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga rawan
atau beresiko, yang salah satunya adalah keluarga yang memiliki masalah kesehatan
perhatian dari anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu, salah satu sasaran asuhan
Tuberkulosis (TB) Paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
dapat juga mengenai organ tubuh lain. Kuman TB berbentuk batang mempunyai sifat
khusus yaitu tahan terhadap asam pewarnaan yang discbut pula Basil Tahan Asam
TB merupakan satu dari 10 penyebab kematian dan penyebab utama agen infeksius.
WHO memperkirakan insiden tahun 2017 sebesar 842.000 atau 319 per 100.000
penduduk sedangkan TB-HIV sebesar 36.000 kasus per tahun atau 14 per 100.000
penduduk, dan kematian TB-HIV sebesar 9.400 atau 3,6 per 100.000 penduduk
Secara global pada tahun 2017 terdapat 10,4 juta kasus insiden TBC ( CI 8,8 juta – 12
juta ) yang setara dengan 120 kasus per 100.000 penduduk. Lima negara dengan insiden
kasus tertinggi yaitu India, Indonesia, China, Philipina, dan Pakistan. Jumlah kasus baru
TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017 (data per 17 Mei 2018).
Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TBC tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali
Tuberkulosis prevalensi pada laki-laki 3 kali lebih tinggi dibandingkan pada perempuan.
Begitu juga yang terjadi di negara-negara lain. Hal ini terjadi kemungkinan karena laki-
4
laki lebih terpapar pada fakto risiko TBC misalnya merokok dan kurangnya
ketidakpatuhan minum obat. Survei ini menemukan bahwa dari seluruh partisipan laki-
laki yang merokok sebanyak 68,5% dan hanya 3,7% partisipan perempuan yang
Angka notifikasi kasus/case notification rate (CNR) adalah jumlah semua kasus TBC
yang diobati dan dilaporkan di antara 100.000 penduduk yang ada di suatu wilayah
dari tahun 2015 sebanyak 130.000, 2016 sebanyak 139.000, dan 2017 sebanyak 161.000
(Indah, 2018)
Di DKI Jakarta jumlah pengidap penyakit TBC pada tahun 2018 sebanyak 32.570 atau
sekitar 0,3% dari total penduduk DKI Jakarta. Sedangkan, Pada tahun 2015 warga DKI
Jakarta yang menderita penyakit TBC hanya 23.133 jiwa, namun jumlah ini terus
meningkat setiap tahunnya hingga 2018 dengan rata-rata peningkatan 3.145 jiwa per
tahunnya, dengan peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2016 bertambah sebanyak
Berdasarkan data diatas banyak sekali angka kejadian Tuberkulosis dan peningkatan
jumlah kasus setiap tahunnya. Dengan adanya masalah tersebut maka peran dan fungsi
perawat adalah sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan terutama pada
Paru, preventif misalnya dengan mencegah supaya klien dapat menjaga kebersihan
lingkungan, pola hidup sehat dan aspek yang lainnya serta tanpa mengabaikan aspek
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu. Peran perawat dalam
5
memberikan asuhan keperawatan dirumah juga tidak kalah penting untuk meningkatkan
dapat melakukan perawatan dan pencegahan dirumah dengan cara mandiri, dapat
pada keluarga Ny. I khususnya Tn. J dengan TB Paru di RT 006/ RW 003 Kelurahan
Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan.
B. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum
nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga yang mengalami TB Paru
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah penulis mampu:
b. Menganalisis data yang diperoleh dari keluarga dengan TB Paru untuk merumuskan
diagnosa keperawatan.
dengan TB Paru.
nyata.
penyelesaiannya.
C. Ruang lingkup
pada keluarga Ny. I khususnya Tn. J dengan TB Paru di RT 006/ RW 003 Kelurahan
Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, yang dilaksanakan mulai tanggal 13
D. Metode penulisan
1. Metode deskriptif tipe studi kasus dimana penulis mangambil satu kasus keluarga
yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari klien langsung, dan
2. Studi kepustakaan yaitu penulis mempelajari buku sumber yang berhubungan dengan
E. Sistematika penulisan
Penyusunan makalah ini terdiri dari lima bab, yang disusun secara sistematis sebagai
berikut : Bab satu pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang
lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab dua tinjauan teori yang terdiri
dari konsep penyakit TB Paru dan konsep asuhan keperawatan keluarga. Bab tiga
tinjauan kasus yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, penapisan masalah,
kesenjangan antara teori dengan fakta yang ada, sesuai dengan langkah-langkah proses
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Bab lima penutup yang terdiri dari kesimpulan
dan saran.