Anda di halaman 1dari 4

BAB 3

PEMBAHASAN JURNAL

3.1 Metodelogi pencarian jurnal


Metode yang digunakan untuk studi literatur ini mengunakan basis data online
berupa jurnal dan artikel pada googlescholar dengan kata kunci “Jurnal keperawatan
keluarga dengan trend dan isu yang ada”. Data yang diperoleh, dianalisis dan disimpulkan
dengan teori-teori menurut para ahli. Sehingga mendapatkan hasil mengenai studi literatur
yang penulis inginkan untuk memperoleh bagaimana peran perawat dan bagaimana asuhan
keperawatan keluarga dalam menangani trend dan issue yang ada.

3.2 Analisa Jurnal


Judul : Penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga dalam meningkatkan Self Care
Behavior Penderita Tuberkulosis Paru di Kota Bima Nusa Tenggara Barat

Penulis : Muhtar, A. Haris

Tahun : 2016

ISSN : 1978 – 1334

Keluarga merupakan sentral bagi pertumbuhan dan perkembangan individu,


sehingga keluarga menjadi salah satu aspek terpenting dari keperawatan, melalui pendekatan
asuhan keperawatan keluarga, perawat keluarga dapat memodifikasi lingkungan keluarga,
memfasilitasi pencapaian tugas perkembangan keluarga, mempertahankan struktur dan
fungsi keluarga, serta mengadaptasikan keluarga terhadap stresor di keluarga sehingga
keluarga dapat mengatasi permasalahan kesehatan secara mandiri (Friedman, 1998).

Pendekatan asuhan keperawatan keluarga melalui pelaksanaan 5 (lima) tugas


kesehatan keluarga dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan perilaku perawatan diri
(self care behavior) penderita TB paru selama menjalani pengobatan TB yang biasanya
berlangsung sampai 6 bulan. Penerapan asuhan keperawatan keluarga pada penderita TB
paru di Kota Bima dapat dijadikan sebagai salah satu strategi pengobatan dan pemberantasan
TB, mengingat dari segi struktur sosial masyarakat Bima sebagian besar menganut bentuk
tradisional dari keluarga yaitu keluarga inti (nuclear family) dan keluarga besar (extended
family) dengan pola hubungan dan interaksi sosial yang erat diantara sesama anggota
keluarga (Andarmoyo, 2012).

Perawat sesuai dengan perannya sebagai educator dan counselor bagi pasien dapat
memberikan bantuan kepada pasien TB dalam bentuk supportive-educative system dengan
memberikan pendidikan dengan tujuan pasien mampu melakukan perawatan secara mandiri
dan meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan. Kemandirian pasien dalam
pengeloloaan TB paru dan kepatuhannya dalam menjalani pengobatan diperoleh jika
individu memiliki pengetahuan, keterampilan dan self care behavior dalam melakukan
pengelolaan TB dan perawatan diri di rumah.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh penerapan asuhan


keperawatan keluarga dalam meningkatkan self care behavior yang meliputi self care
demand dan self care agency penderita tuberkulosis paru di Kota Bima Nusa Tenggara
Barat.

Hasil dari penelitian ini yaitu didapatkan bahwa penerapan asuhan keperawatan
keluarga efektif dalam meningkatkan self care behavior penderita TB paru, tahap pengkajian
dan diagnosa keperawatan meningkatkan kesadaran penderita akan kebutuhan perawatan
diri (self care demand), pada tahap intervensi, implementasi sampai evaluasi keperawatan
terjadi peningkatan kemampuan dan kemandirian penderita TB paru dalam perawatan diri
(self care agency).

Metode asuhan keperawatan keluarga dapat diterapkan sebagai salah satu bentuk
pendekatan dalam penatalaksanaan penderita TB paru. Melalui penerapan asuhan
keperawatan diharapkan penderita TB paru dapat mengenal penyakit TB, mengetahui cara
pengobatan dan pencegahan penuran TB, aktif dalam perawatan dirinya selama menjalani
program pengobatan TB yang biasanya berlangsung selama 6-9 bulan, serta ikut terlibat
dalam pemberantasan penyakit TB paru.

3.3 Pembahasan Jurnal


Di masa kini dan terus untuk ke-depannya pendidikan keperawatan dihadapkan pada
suatu tantangan dalam meningkatkan kualitas lulusannya dituntut menguasai kompetensi-
kompetensi profesional. Meningkatnya kualitas layanan, sangat ditentukan oleh hasil kajian-
kajian dan pembaharuan yang dilaksanakan berdasarkan hasil penelitian oleh perawat-
perawat era global. Dengan demikian para perawat dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi. (Kuntoro, 2010, hal. 149-150)

Dapat dilihat trend dan issue yang masih meng-global sampai saat ini ialah penyakit
TB sebagai masalah kesehatan masarakat di seluruh dunia dan menjadi penyebab kematian
ketiga terbesar, dengan risiko menularkan pada orang-orang disekitar penderita. Hal ini
sesuai berdasarkan hasil penelitian di kota Bima pada sebuah jurnal, dimana terdeteksi
sebanyak 154 penderita. Maka hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu strategi pengobatan
dan pemberantasan TB agar tidak menyebar dan menularkan pada orang sekitar, mengingat
dari segi struktur sosial masyarakat Bima sebagian besar menganut bentuk tradisional dari
keluarga yaitu keluarga inti (nuclear family) dan keluarga besar (extended family) dengan
pola hubungan dan interaksi sosial yang erat diantara sesama anggota keluarga (Andarmoyo,
2012) maka sangat beresiko besar terjadinya rantai penularan dalam sebuah keluarga jika
tidak segera di tangani.

Hanson mengemukakan sebuah pernyataan, mengenai reformasi pelayanan


kesehatan dimana mendesak perawat keluarga untuk lebih terlibat dengan kesempatan baru
dan menarik agar belajar mengenai intervensi untuk memberikan perawatan yang lebih baik
bagi keluarga.

Perawat keluarga dapat melakukan penatalaksanaan penyakit secara komprehensif,


dengan cara meningkatkan kemandirian pasien dalam pengeloloaan TB paru dan
kepatuhannya dalam menjalani pengobatan diperoleh jika individu memiliki pengetahuan,
keterampilan (Self Behavior) yang dapat ditinjau dari aspek self care demand dan self care
agency. Dalam peningkatan aspek self care demand perawat dan keluarga beserta penderita
TB paru bersama-sama mengkaji lebih mendalam terhadap masalah kesehatan yang telah
ditemukan sehingga pada bagian akhir dari tahap ini keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap
anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat.
Dan dalam peningkatan Self care agency perawat melakukan penyuluhan,
bimbingan/konseling dan demonstrasi terkait konsep penyakit TB, cara perawatan, cara
pencegahan penularan TB, serta cara pengobatan TB. Dengan harapan penderita dapat
mematuhi membuang dahak dalam pot khusus yang berisi cairan anti kuman, penataan
perabot dan kebersihan kamar, kasur, bantal, dan selimut penderita dijemur di bawah sinar
matahari secara rutin setiap minggu.

Dengan demikian, hal ini sangat berkaitan dengan teori teori salah satunya isu
kebijakan dimana tenaga keperawatan perlu mendukung secara holistik begitupun kepada
keluarga agar mempunyai hak mendapatkan informasi, memahami hak dan pilihan mereka.
Dan teori isu penelitian oleh Sugishita bahwa keperawatan keluarga mencakup mengenai
Teori perkembangan, teori stres, koping, dan adaptasi, teori terapi keluarga. Dan hal ini di
buktikan pada jurnal yang di analisis bahwa membuktikan pengaruh penerapan asuhan
keperawatan keluarga dalam meningkatkan self care behavior yang meliputi self care
demand dan self care agency penderita tuberkulosis paru di Kota Bima Nusa Tenggara
Barat.

Dapusnya :

Muhtar, A. H. (2016). Penerapan asuhan keperawatan keluarga dalam meningkatkan self


care behavior penderitatuberkulosisparu di kota bima nusa tenggara barat. Jurnal Kesehatan
Prima, 10(1), 1579-1587.

Stikesypib.(2019). Isu Terbaru Dalam Keperawatan Keluarga. Diakses di :


https://stikesypib.ac.id//isu-terbaru-dalam-keperawatan-keluarga/ (Di askes pada 17
November 2020)

Anda mungkin juga menyukai