PEMBAHASAN JURNAL
Tahun : 2016
Perawat sesuai dengan perannya sebagai educator dan counselor bagi pasien dapat
memberikan bantuan kepada pasien TB dalam bentuk supportive-educative system dengan
memberikan pendidikan dengan tujuan pasien mampu melakukan perawatan secara mandiri
dan meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan. Kemandirian pasien dalam
pengeloloaan TB paru dan kepatuhannya dalam menjalani pengobatan diperoleh jika
individu memiliki pengetahuan, keterampilan dan self care behavior dalam melakukan
pengelolaan TB dan perawatan diri di rumah.
Hasil dari penelitian ini yaitu didapatkan bahwa penerapan asuhan keperawatan
keluarga efektif dalam meningkatkan self care behavior penderita TB paru, tahap pengkajian
dan diagnosa keperawatan meningkatkan kesadaran penderita akan kebutuhan perawatan
diri (self care demand), pada tahap intervensi, implementasi sampai evaluasi keperawatan
terjadi peningkatan kemampuan dan kemandirian penderita TB paru dalam perawatan diri
(self care agency).
Metode asuhan keperawatan keluarga dapat diterapkan sebagai salah satu bentuk
pendekatan dalam penatalaksanaan penderita TB paru. Melalui penerapan asuhan
keperawatan diharapkan penderita TB paru dapat mengenal penyakit TB, mengetahui cara
pengobatan dan pencegahan penuran TB, aktif dalam perawatan dirinya selama menjalani
program pengobatan TB yang biasanya berlangsung selama 6-9 bulan, serta ikut terlibat
dalam pemberantasan penyakit TB paru.
Dapat dilihat trend dan issue yang masih meng-global sampai saat ini ialah penyakit
TB sebagai masalah kesehatan masarakat di seluruh dunia dan menjadi penyebab kematian
ketiga terbesar, dengan risiko menularkan pada orang-orang disekitar penderita. Hal ini
sesuai berdasarkan hasil penelitian di kota Bima pada sebuah jurnal, dimana terdeteksi
sebanyak 154 penderita. Maka hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu strategi pengobatan
dan pemberantasan TB agar tidak menyebar dan menularkan pada orang sekitar, mengingat
dari segi struktur sosial masyarakat Bima sebagian besar menganut bentuk tradisional dari
keluarga yaitu keluarga inti (nuclear family) dan keluarga besar (extended family) dengan
pola hubungan dan interaksi sosial yang erat diantara sesama anggota keluarga (Andarmoyo,
2012) maka sangat beresiko besar terjadinya rantai penularan dalam sebuah keluarga jika
tidak segera di tangani.
Dengan demikian, hal ini sangat berkaitan dengan teori teori salah satunya isu
kebijakan dimana tenaga keperawatan perlu mendukung secara holistik begitupun kepada
keluarga agar mempunyai hak mendapatkan informasi, memahami hak dan pilihan mereka.
Dan teori isu penelitian oleh Sugishita bahwa keperawatan keluarga mencakup mengenai
Teori perkembangan, teori stres, koping, dan adaptasi, teori terapi keluarga. Dan hal ini di
buktikan pada jurnal yang di analisis bahwa membuktikan pengaruh penerapan asuhan
keperawatan keluarga dalam meningkatkan self care behavior yang meliputi self care
demand dan self care agency penderita tuberkulosis paru di Kota Bima Nusa Tenggara
Barat.
Dapusnya :