BUNGA
DISUSUN OLEH :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat
dankarunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul“bunga” ini
dengan tepat waktu.Adapun tujuan penyusun dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugasDosen pada mata kuliah “Biologi Dasar” yang telah memberikan tugas ini sehinggadapat
menambah wawasan dan pengetahuan sesuai studi yang ditekuni. Saya jugaberterimakasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannyasehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.Dalam penyusunan makalah ini, tentunya masih terdapat kekeliruan
dankekurangan. Oleh karena itu besar harapan saya kepada Dosen atau rekan-
rekanmahasiswa memberikan sebuah gagasan baru, baik berupa kritik dan saran
yangbersifat membangun, agar penyusunan makalah selanjutnya lebih baik lagi, dan dapatmemberi
informasi yang berguna bagi para pembaca dan khususnya saya sebagaipenyusun, untuk itu saya
sampaikan terimakasi.
Penulis
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................
BAB I...........................................................................................................................
PENDAHULUAN.......................................................................................................
BAB II..........................................................................................................................
PEMBAHASAN.........................................................................................................
2.1 Bunga....................................................................................................
BAB III....................................................................................................................
PENUTUP...............................................................................................................
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pelindung (bract), daun tangkai (bracteola), tangkai daun dan bunga (Stace, 1980).
Suatu bunga majemuk harus bisa dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah bunga
di ketiaknya. Pada suatu cabang dengan sejumlah bunga di ketiak jelas kelihatan, bahwa diantara
bunga-bunganya sendiri yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun biasa yang berguna untuk
berasimilasi. Pada suatu bunga majemuk sumbu yang mendukung bunga-bunga yang telah
berkelompok itu tidak lagi berdaun atau jika ada daunnya daun-daun tadi telah mengalami
metamorfosis dan tidak lagi berguna sebagai alat untuk asimilasi (Tjitrosoepomo, 1985).
Bunga majemuk dapat dibedakan menjadi bunga majemuk terbatas dan bunga majemuk
tidak terbatas. Contoh bunga majemuk terbatas adalah monochasium yang terdiri atas monochasium
tunggal, sekrup, dan bercabang seling; dichasium yang terdiri atas dichasium tunggal dan dichasium
majemuk; pleiochasium; bunga kipas dan bunga sabit (Widya, 1989).
Bunga sangat beragam strukturnya. Meskipun demikian, persamaan yang pokok di antara
tumbuhan itu lebih besar dibandingkan dengan kelainannya, karena semua bunga mempunyai
kerangka struktur dasar yang sama. Menurut botaniwan, bunga adalah sepotong batang atau cabang
dengan sekumpulan daun yang mengalami metamorfosis yang behubungan dengan fungsinya untuk
bereproduksi.(Tjitrosoma, 1984).
Menurut Dod (1979), bunga pada umumnya mempunyai bagian – bagian berikut :
a) Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, padanya
seringkali terdapat daun – daun peralihan, yaitu bagian – bagian yang menyerupai daun,
berwarna hijau, yang seakan – akan merupakan peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga.
b) Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas – ruas
yang amat pendek, sehingga daun – daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian
– bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain, bahkan biasanay lalu tampak duduk
dalam satu lingkaran.
c) Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang
masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang – tulang atau urat – urat yang masih jelas.
Biasanya hiasan bunga dapat di bedakan dalam dua bagian yang masing – masing duduk
dalam satu lingkaran. Jadi bagian – bagian hiasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua
bagian antara lain: kelopak (kalix) dan mahkota bunga (corolla).
d) Alat – alat kelamin jantan (androecium), bagian ini sesungguhnya juga merupakan
metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium terdiri atas sejumlah benang
sari (stamen).
e) Alat kelamin betina (gynaecium), yang pada bunga merupakan bagian yang biasanya disebut
putik (pistilum), juga putik terdiri atas metamorfosis daun yang disebut daun
buah (carpella). Pada bunga dapat ditemukan satu atau beberapa putik, dan setiap putik dapat
terdiri atas beberapa daun buah.
Melihat bagian – bagian yang terdapat pada bunga maka bunga dapat di bedakan dalam
(Tjitrosoepomo, 1989):
1) Bunga lengkap (flos completusl), yang terdiri atas: lingkaran daun – daun kelopak, lingkaran
daun – daun mahkota, lingkaran benang – benang sari dan satu lingkaran daun – daun buah.
2) Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flos incompletusl), jika salah satu bagian
hiasan bunga atau salah satu alat kelaminnya tidak ada. Jika bunga tidak mempunyai hiasan
bunga, maka bunga itu di sebut telanjang (nudus), juka hanya mempunyai salah satu dari
kedua macam alat kelaminnya, dinamakan berkelamin tunggal (unisexualis).
Menurut Darjanto dan Satifah (1984), bunga lengkap mempunyai empat bagian yaitu :
kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari (stamen), dan putik (pistilum). Bunga dapat
dipandang sebagai suatu batang atau cabang pendek yang bedaun dan telah mengalami perubahan
bentuk kuncup. Kelopak merupakan rangkaian dari daun-daun bunga pertama dari bawah, yang pada
kuncup bunga terletak paling luar. Adapun fungsi kelopak adalah untuk melindungi bagian-bangian
bunga lainnya dari gangguan luar sebelum kuncup bunga itu mekar. Rangkaian daun bunga yang
kedua dari bawah adalah corolla, yang biasanya lebih halus, lebih lemas, tidak kaku, lebar, dan lebih
indah warnanya. Rangkaian daun bunga yang ketiga semuanya masih bergulung dan disebut benang
sari. Benang sari adalah bagian bunga yang berfungsi sebagai alat kelamin jantan pada
bunga. Benang sari yang normal mempunyai tangkai sari (bagian dari benang sari yang biasanya
berbentuk silinder dan cukup panjang) dan kepala sari (bagian dari benang sari yang terletak pada
ujung tangkai sari). Dan rangkaian daun yang keempat disebut putik, yang berada paling ujung dan
berlekatan menjadi empat bunga duduk di atas dasar bunga (receptaculum), yaitu di ujung tangkai
bunga yang biasanya melebar. Putik adalah bagian bunga yang berfungsi sebagai alat kelamin
betina. Putik terdiri atas kepala putik, tangkai putik (berupa sebuah pipa atau tabung yang panjang
dan merupakan tiang penghubung antara kepala putik dan bakal buah), dan bakal buah (bagian dari
putik yang terletak paling bawah dan duduk di atas dasar bunga).
Dari suatu tumbuhan dapat diperoleh tumbuhan baru, dengan lain perkataan: pertumbuhan
dapat memperbanyak diri atau berkembang biak. Yang dapat menjadi tumbuhan baru adalah suatu
bagian tubuh tumbuhan, yang kemudian memisahkan diri atau oleh manusia dengan sengaja
dipisahkan dari tumbuhan yang lama. Bagian tubuh tumbuhan yang kemudian dapat tumbuh menjadi
individu baru itu dinamakan: alat perkembangbiakan (organum reproductivum, diaspora, propagulun,
disseminulum). Alat perkembangbiakan yang generative atau seksual, yaitu alat perkembangbiakan
yang terjadinya didahului oleh peristiwa perkawinan (Gembong. 2011).
Bunga adalah alat perkembangbiakan secara generatif dari tumbuhan berbiji
(angiospermatophyta). Hal ini, karena bunga mempunyai alat kelamin betina (carpel) dan alat kelamin
jantan (stamen). Bunga sebenarnya suatu cabang yang daun-daunnya telah berubah bentuk maupun
fungsinya (Suroso Adi Yudianto, 1992).
Bunga terdiri atas aksis (sumbu), dan pada sumbu inilah muncul organ bunga. Bagian bunga
yangbmempunyai ruas (internodus) terdapat tangkai bunga yang disebut pedisel. Ujung distal dari
pedisel membengkak dan meluas disebut reseptakulum atau thalamus. Organ bunga menempel pada
reseptakulum. Bunga mempunyai 4 macam organ. Organ paling luar adalah sepala, yang secara
bersamaan menyusun kaliks (kelopak bunga) yang biasanya berwarna hijau, dan ditemukan paling
bawah, tepat diatas reseptakulum. Di sebelah dalam sepala adalah korola (mahkota bunga) yang
terdiri atas petala, yang biasanya berwarna. Kedua tipe organ ini bersama-sama membentuk
periantium (perhiasan bunga). Apabila semua organ periantium sama, disebut petala. Di dalam
periantium terdapat dua macam organ reproduksi. Organ disebalah luar disebut stamen (benang sari)
yang bersama-sama membentuk androesium, dan organ disebelah dalam disebut karpela (daun buah)
yang membentuk ginoesium (Sri Mulyani, 2006).
Reproduksi tumbuhan merupakan proses alami pada tumbuhan dengan menurunkan
individu-individu baru untuk melestarikan jenisnya. (Rifa, 2004)
Reproduksi pada tumbuan dibedakan menjadi reproduksi aseksual (vegetatif) dan reproduksi
seksual (generarif). Dikenal ada organisme yang melakukan reproduksi vegetatif saja, dan ada yang
generatif saja, tetapi ada pula yang bergantian secara vegetatif dan generatif berturut-turut (Sri Devita
Anggraini, 1994).
Menurut Tjitrosoepomo (1999), berdasarkan alat kelaminnya bunga dapat dibedakan menjadi:
1) Bunga berkelamin dua (hermaphroditus), bunga yang didalamnya terdapat benang sari dan
putik.
2) Bunga berkelamin tunggal (unisexsualis), dibagi menjadi dua bagian :
a) Bunga jantan (flos masculus), bunga yang mempunyai benang sari tetapi tidak
membentuk putik.
b) Bunga betina (flos femineus), bunga yang mempunyai putik tetapi tidak membentuk
benang sari.
3) Bunga mandul adalah bunga yang tidak ada benang sari maupun putiknya.
Pada tumbuhan biji, sebelum terjadi fertilisasi,terjadi peristiwa lain , yaitu penyerbukan atau
persarian. Penerbukan atau persarian adalah sampainya serbuk sari pada tempat tujuannya
(gymnosprmae pada tetes penyerbukan ; angiospermae pada kepala putik) penyerbukan terbagi
berdasarkan asal dan penyerbukannya. Berdasarkan asal, yaitu penyerbukan sendiri (autogami),
penyerbukan tetangga (geitonogomi), penyerbukan silang (alogami), penyerbukan baster. Dan
berdasarkan penyebab, yaitu penyerbukan yang disebabkan oleh angin (anemogami), penyerbukan
yang disebabkan oleh air (hidrogami), penyrtbukan yang disebabkan oleh hewan (zooidogami)
(Soedarjatmo, 1991).
Penyerbukan adalah proses perpindahan tepung sari atau kepala sari ke kepala putik.
Apabila perpindahan tersebut terjadi pada satu bunga atau bunga lain pada satu tanaman, maka
disebut dengan penyerbukan sendiri (self pollination). Bila serbuk sari berasal dari bunga tanamn lain
disebut dengan penyerbukan silang (cross pollination). Baik tanaman yang menyerbuk sendiri
maupun tanaman yang menyerbuk silang memiliki kemungking yang sama untuk terjadinnya
penyerbukan yang berkebalikan. Tanamna yang menyerbuk silang memiliki kemungkinan terjadinnya
penyerbukan sendiri sebesar 5 %. Begitu juga tanaman yang menyerbuk sendiri memiliki peluang
terjadinya penyerbukan silang sebesar 5 %. Terjadinnya penyerbukan silang akan meningkatkan
keragaman sifat dan genotip dari tanaman. Sedangkan penyerbukan sendiri akan meningkatkan
kehomogenitasan dari suatu tanaman (Sunarto, 1997).
Beberapa bunga memiliki ciri morfologi khusus pada tiap spesiesnya yang mengakibatkan
perbedaan proses penyerbukan. Secara umum proses penyerbukan pada tanaman dipengaruhi oleh
beberapa proses sebagai berikut (Darjanto, 1990) :
1. Penyerbukan tertutup atau kleistogami (cleistogamie) yaitu proses penyerbukan bunga yang
terjadi ketika bunga masih kuncup. Proses penyerbukan biasanya berupa autogamie.
2. Penyerbukan terbuka atau kasmogami (chasmogamie) yaitu proses penyerbukan bunga yang
terjadi ketika bunga telah mekar. Proses penyerbukan ini dapat meyebabkan
tanaman melakukan autogamie, geitonogamie, allogamie, dan xenogamie.
3. Diogamie (dichogamie) merupakan proses masaknya putik dan serbuk sari secara tidak
bersamaan.
4. Herkogami (herkogamie) bunga dimana letak kepala sari dan putik saling berjauhan sehingga
sulit mengalami penyerbukan sendiri
5. Heterostili (heterostylie) merupakan bunga yang memiliki panjang putik dan benang sari
berbeda-beda.
6. Anemofili (anemophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh angin.
7. Entomofili (enthomophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh serangga.
8. Ornitofili (ornithophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh burung.
9. Kiropterofili (chiropterophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh kelelawar.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bunga (flos) merupakan salah satu organ tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan secara generatif yang memiliki bentuk dan susunan yang berbeda-beda
menurut jenisnya. Berdasarkan tipenya, bunga dibagi menjadi bunga tunggal
dan bunga majemuk. Pada bunga tunggal, satu tangkai hanya mendukung
satu bunga, sedangkan pada bunga majemuk, satu tangkai mendukung
banyak bunga. Suatu bunga majemuk harus bisa dibedakan dari cabang yang
mendukung sejumlah bunga di ketiaknya. Bunga majemuk dapat dibedakan menjadi bunga
majemuk terbatas dan bunga majemuk tidak terbatas. Pada umumnya, bunga memiliki bagian-
bagian
penting, kemudian dari bagian-bagian tersebut bunga dapat dibedakan menjadi bunga lengkap
dan bunga tidak lengkap atau bunga sempurna atau tidak sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Darjanto dan Siti Satifah. 1984. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik
Penyerbukan Silang Buatan. Gramedia, Jakarta. 154 halaman
Bina Cipta.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Warisno. 2003. Budi Daya Pepaya.Yogyakarta:Kanisius.