Anda di halaman 1dari 13

Makalah

BUNGA

DISUSUN OLEH :

RIVALDO TATEBALE (18 502 47)

OKTAVIANI SIPAYUNG (21 502 002)

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU DAN PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat
dankarunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul“bunga” ini
dengan tepat waktu.Adapun tujuan penyusun dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugasDosen pada mata kuliah “Biologi Dasar” yang telah memberikan tugas ini sehinggadapat
menambah wawasan dan pengetahuan sesuai studi yang ditekuni. Saya jugaberterimakasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannyasehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.Dalam penyusunan makalah ini, tentunya masih terdapat kekeliruan
dankekurangan. Oleh karena itu besar harapan saya kepada Dosen atau rekan-
rekanmahasiswa memberikan sebuah gagasan baru, baik berupa kritik dan saran
yangbersifat membangun, agar penyusunan makalah selanjutnya lebih baik lagi, dan dapatmemberi
informasi yang berguna bagi para pembaca dan khususnya saya sebagaipenyusun, untuk itu saya
sampaikan terimakasi.

Tondano,16 Mei 2022

Penulis

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................

BAB I...........................................................................................................................

PENDAHULUAN.......................................................................................................

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................

1.3 Tujuan dan Manfaat................................................................................................

BAB II..........................................................................................................................

PEMBAHASAN.........................................................................................................

2.1 Bunga....................................................................................................

BAB III....................................................................................................................

PENUTUP...............................................................................................................

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................

3.2 Kritik dan Saran..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu tumbuhan pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan yang demikian pesat,
hingga bidang-bidang pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang-cabang ilmu.
Tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri-sendiri. Dari berbagai
cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri adalah Morfologi Tumbuhan.
Morfologi Tumbuhan yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhanpun sudah demikian
besar perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar dan morfologi saja
(morphology in sensu stricto = dalam arti yang sempit) dan morfologi dalam atau anatomi
tumbuhan.
Bunga (flos) merupakan salah satu organ tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan secara generatif yang memiliki bentuk dan susunan yang berbeda-beda
menurut jenisnya, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian
tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Jika kita memperhatikan suatu bunga, mudahlah
diketahui bahwa bunga adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun-daun) yang bentuk,
warna dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini dapat
berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat dihasilkan alat-alat
perkembangbiakan. Mengingat pentingnya bunga pada tumbuhan, pada bunga terdapat sifat-sifat
yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat
perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya dari suatu bunga sifat-sifat yang amat
menarik ialah bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya, warnanya, baunya, ada dan
tidaknya madu ataupun zat lain.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa pengertian bunga ?
2) Bagaimana ciri-ciri bunga tunggal dan bunga majemuk ?
3) Apa saja bagian penting pada bunga ?
4) Bagaimana perkembangbiakan pada bunga ?
1.3 Tujuan Penulisan
1) Mengetahui pengertian bunga
2) Mengidentifikasi ciri-ciri bunga tunggal dan bunga majemuk
3) Mengetahui bagian-bagian penting pada bunga
4) Mengidentifikasi cara perkembangbiakan pada bunga

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bunga


Bunga adalah alat pembiakan Angiospermae (spermatophyta biji tertutup, terdiri dari
monokotil dan dikotil). Terdapat dua jenis bunga yaitu bunga uniseksual dan biseksual. Uniseksual
yaitu jika pada satu bunga hanya ada salah satu jenis alat pembiakan, disebut bunga jantan dan betina
sedangkan bunga biseksual yaitu jika pada satu bunga hadir kedua jenis alat pembiakan, berarti bunga
jantan dan betina gabung dalm satu bunga (Sujana, 2007).
Bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif, tempat terjadinya peristiwa
penyerbukan dan pembuahan yang nantinya akan menghasilkan buah yang di dalamnya terdapat biji.
Biji inilah yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru (Machin dan Scopes, 2005).
Bunga terdiri atas sebuah sumbu yang padanya organ-organ bunga yang lain tumbuh.
Bagian dari sumbu yang merupakan ruas yang berakhir dengan tangkai bunga (pedisel). Ujung distal
pedisel ini mengembang dengan panjang yang beragam dan bagian ini disebut reseptakael bunga
(talamus). Organ-organ bunga melekat pada reseptakel. Sebuah bunga yang khas mempunyai empat
macam organ. Organ-organ yang paling luar adalah sepal yang secara bersama-sama membentuk
kaliks yang biasanya berwaran hijau dan ditemukan paling rendah kedudukannya pada reseptakel.
Disebelah dalam sepal adalah corolla yang terdiri atas petal, pada umumnya berwarna yang
membentuk perhiasan bunga. Bila semua perhiasan bunga itu sama, mereka disebut tepal. Di dalam
perhiasan bunga dijumpai dua macam organ reproduksi, yang sebelah luar disebut stamen yang
bersma-sama membentuk androsium, dan sebelah dalam di sebut karpel yang membentuk ginesium
(Fahn, 1991).
Bunga adalah struktur pembiakan pada tumbuhan berbunga, yaitu tumbuhan-tumbuhan
dalam divisi Magnoliophyta. Bunga mengandung organ-organ tumbuhan, dan fungsinya ialah untuk
menghasilkan biji-biji melalui pembiakan. Untuk tumbuhan-tumbuhan yang bertaraf lebih tinggi, biji-
biji merupakan generasi berikutnya, dan bertindak sebagai cara yang utama untuk penyebaran
individu-individu spesies secara luas. Selepas persenyawaan, sebagian dari bunga itu akan
berkembang menjadi buah yang meBunga terdiri atas sebuah sumbu yang padanya organ-organ bunga
yang lain tumbuh. Bagian dari sumbu yang merupakan ruas yang berakhir dengan tangkai
bunga (pedisel). Ujung distal pedisel ini mengembang dengan panjang yang beragam dan bagian ini
disebut reseptakael bunga (talamus). Organ-organ bunga melekat pada reseptakel. Sebuah bunga yang
khas mempunyai empat macam organ. Organ-organ yang paling luar adalah sepal yang secara
bersama-sama membentuk kaliks yang biasanya berwaran hijau dan ditemukan paling rendah
kedudukannya pada reseptakel. Disebelah dalam sepal adalah corolla yang terdiri atas petal, pada
umumnya berwarna yang membentuk perhiasan bunga. Bila semua perhiasan bunga itu sama, mereka
disebut tepal. Di dalam perhiasan bunga dijumpai dua macam organ reproduksi, yang sebelah luar
disebut stamen yang bersma-sama membentuk androsium, dan sebelah dalam di sebut karpel yang
membentuk ginesiumngandung biji-biji (Stace, 1980).

2.2 Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk


Bunga merupakan organ reproduktif pada tumbuhan. Berdasarkan
tipenya, bunga dibagi menjadi bunga tunggal dan bunga majemuk. Pada bunga
tunggal, satu tangkai hanya mendukung satu bunga, sedangkan pada bunga
majemuk, satu tangkai mendukung banyak bunga (Fahn, 1991).
Bagian-bagian bunga tunggal terdiri atas tangkai bunga (pedicel), dasar
bunga (receptacle), kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari (stamen),
dan putik (pistil). Bagian-bagian bunga majemuk terdiri atas ibu tangkai bunga (peduncle),
daun

pelindung (bract), daun tangkai (bracteola), tangkai daun dan bunga (Stace, 1980).
Suatu bunga majemuk harus bisa dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah bunga
di ketiaknya. Pada suatu cabang dengan sejumlah bunga di ketiak jelas kelihatan, bahwa diantara
bunga-bunganya sendiri yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun biasa yang berguna untuk
berasimilasi. Pada suatu bunga majemuk sumbu yang mendukung bunga-bunga yang telah
berkelompok itu tidak lagi berdaun atau jika ada daunnya daun-daun tadi telah mengalami
metamorfosis dan tidak lagi berguna sebagai alat untuk asimilasi (Tjitrosoepomo, 1985).
Bunga majemuk dapat dibedakan menjadi bunga majemuk terbatas dan bunga majemuk
tidak terbatas. Contoh bunga majemuk terbatas adalah monochasium yang terdiri atas monochasium
tunggal, sekrup, dan bercabang seling; dichasium yang terdiri atas dichasium tunggal dan dichasium
majemuk; pleiochasium; bunga kipas dan bunga sabit (Widya, 1989).

Bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia botryoides atau


inflorescentia), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang –
cabang yang dapatbbercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan ”acropental” (semakin muda
semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga – bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut
– turut dari bawah ke atas. Jika ujung ibu tangkai tak mendukung suatu bunga, tampknya seakan –
akan bunga majemuk ini tidak terbatas, lagi pula jika dilihat dari atas, nampak bunga mulai mekar
dari pinggir dan yang terakhir mekarnya ialah bunga yang menutup ibu tangkainya. Karena yang
mekar mulai dari pinggir menuju ke pusat itulah maka bunga majemuk yang bersifat demikian ini di
namakan inflorescentia centripetala. Bunga majemuk tak terbatas terdapat misalnya pada kembang
merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz), mangga (Mangifera indica L.) (Widya, 1989).
Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa atau inflorescentia centrifuga, inflorescentia
definita), yaitu bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya selalu di tutup dengan suatu bunga, jadi
ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Ibu tangkai ini dapat pula bercabang – cabang,
dan cabang – cabang tadi seperti ibu tangkainya juga selalu mendukung suatu bunga pada ujungnya.
Pada bunga majemuk yang terbatas bunga yang mekar dulu ialah bunga yang terdapat di sumbu
pokok atau ibu tangkainya, jadi dari tengah ke pinggir (jika di lihat dari atas), oleh sebab itu di
namakan: inflorescentia centrifuga (Fahn, 1991).
Melihat jumlah cabang pada ibu tangkai bunga majemuk terbatas di bedakan dalam tiga
macam (Sastrapradja, 1976):
1. Yang bersifat ”monochasial”, jika ibu tangkai hanya mempunyai satu cabang, ada kalanya
lebih (dua cabang), tetapi tidak pernah berhadapan, dan yang satu lebih besar daripada yang
lainnya. Cabang yang besar selanjutnya seperti ibu tangkai setiap kali hanya mengeluarkan
astu cabang saja. Bunga majemuk semacam ini di temukan pada berbagai jenis tumbuhan
yang berbiji tunggal (Monocotyledoneae), kapas (Cossypium sp.).
2. Yang bersifat ”dichasial”, jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang berhadapan, terdapat
pada tumbuhan dengan bunga berbibir (Labiatae), dll.
3. Yang bersifat ”pleiochasial”, jika dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang pada suatu
tempat yang sama tingginya pada ibu tangkai tadi, misalnya pada bunga oleander (Nerium
oleander L.).
Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk yang
memperlihatkan baik sifat – sifat bunga majemuk berbatas maupun sifat bunga majemuk tak berbatas
(Sulasmi, 2004).

2.3 Bagian-bagian Bunga

Bunga sangat beragam strukturnya. Meskipun demikian, persamaan yang pokok di antara
tumbuhan itu lebih besar dibandingkan dengan kelainannya, karena semua bunga mempunyai
kerangka struktur dasar yang sama. Menurut botaniwan, bunga adalah sepotong batang atau cabang
dengan sekumpulan daun yang mengalami metamorfosis yang behubungan dengan fungsinya untuk
bereproduksi.(Tjitrosoma, 1984).

Menurut Dod (1979), bunga pada umumnya mempunyai bagian – bagian berikut :

a) Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, padanya
seringkali terdapat daun – daun peralihan, yaitu bagian – bagian yang menyerupai daun,
berwarna hijau, yang seakan – akan merupakan peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga.
b) Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas – ruas
yang amat pendek, sehingga daun – daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian
– bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain, bahkan biasanay lalu tampak duduk
dalam satu lingkaran.
c) Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang
masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang – tulang atau urat – urat yang masih jelas.
Biasanya hiasan bunga dapat di bedakan dalam dua bagian yang masing – masing duduk
dalam satu lingkaran. Jadi bagian – bagian hiasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua
bagian antara lain: kelopak (kalix) dan mahkota bunga (corolla).
d) Alat – alat kelamin jantan (androecium), bagian ini sesungguhnya juga merupakan
metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium terdiri atas sejumlah benang
sari (stamen).
e) Alat kelamin betina (gynaecium), yang pada bunga merupakan bagian yang biasanya disebut
putik (pistilum), juga putik terdiri atas metamorfosis daun yang disebut daun
buah (carpella). Pada bunga dapat ditemukan satu atau beberapa putik, dan setiap putik dapat
terdiri atas beberapa daun buah.
Melihat bagian – bagian yang terdapat pada bunga maka bunga dapat di bedakan dalam
(Tjitrosoepomo, 1989):
1) Bunga lengkap (flos completusl), yang terdiri atas: lingkaran daun – daun kelopak, lingkaran
daun – daun mahkota, lingkaran benang – benang sari dan satu lingkaran daun – daun buah.
2) Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flos incompletusl), jika salah satu bagian
hiasan bunga atau salah satu alat kelaminnya tidak ada. Jika bunga tidak mempunyai hiasan
bunga, maka bunga itu di sebut telanjang (nudus), juka hanya mempunyai salah satu dari
kedua macam alat kelaminnya, dinamakan berkelamin tunggal (unisexualis).
Menurut Darjanto dan Satifah (1984), bunga lengkap mempunyai empat bagian yaitu :
kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari (stamen), dan putik (pistilum). Bunga dapat
dipandang sebagai suatu batang atau cabang pendek yang bedaun dan telah mengalami perubahan
bentuk kuncup. Kelopak merupakan rangkaian dari daun-daun bunga pertama dari bawah, yang pada
kuncup bunga terletak paling luar. Adapun fungsi kelopak adalah untuk melindungi bagian-bangian
bunga lainnya dari gangguan luar sebelum kuncup bunga itu mekar. Rangkaian daun bunga yang
kedua dari bawah adalah corolla, yang biasanya lebih halus, lebih lemas, tidak kaku, lebar, dan lebih
indah warnanya. Rangkaian daun bunga yang ketiga semuanya masih bergulung dan disebut benang
sari. Benang sari adalah bagian bunga yang berfungsi sebagai alat kelamin jantan pada
bunga. Benang sari yang normal mempunyai tangkai sari (bagian dari benang sari yang biasanya
berbentuk silinder dan cukup panjang) dan kepala sari (bagian dari benang sari yang terletak pada
ujung tangkai sari). Dan rangkaian daun yang keempat disebut putik, yang berada paling ujung dan
berlekatan menjadi empat bunga duduk di atas dasar bunga (receptaculum), yaitu di ujung tangkai
bunga yang biasanya melebar. Putik adalah bagian bunga yang berfungsi sebagai alat kelamin
betina. Putik terdiri atas kepala putik, tangkai putik (berupa sebuah pipa atau tabung yang panjang
dan merupakan tiang penghubung antara kepala putik dan bakal buah), dan bakal buah (bagian dari
putik yang terletak paling bawah dan duduk di atas dasar bunga).

2.4 Perkembangbiakan Bunga

Dari suatu tumbuhan dapat diperoleh tumbuhan baru, dengan lain perkataan: pertumbuhan
dapat memperbanyak diri atau berkembang biak. Yang dapat menjadi tumbuhan baru adalah suatu
bagian tubuh tumbuhan, yang kemudian memisahkan diri atau oleh manusia dengan sengaja
dipisahkan dari tumbuhan yang lama. Bagian tubuh tumbuhan yang kemudian dapat tumbuh menjadi
individu baru itu dinamakan: alat perkembangbiakan (organum reproductivum, diaspora, propagulun,
disseminulum). Alat perkembangbiakan yang generative atau seksual, yaitu alat perkembangbiakan
yang terjadinya didahului oleh peristiwa perkawinan (Gembong. 2011).
Bunga adalah alat perkembangbiakan secara generatif dari tumbuhan berbiji
(angiospermatophyta). Hal ini, karena bunga mempunyai alat kelamin betina (carpel) dan alat kelamin
jantan (stamen). Bunga sebenarnya suatu cabang yang daun-daunnya telah berubah bentuk maupun
fungsinya (Suroso Adi Yudianto, 1992).
Bunga terdiri atas aksis (sumbu), dan pada sumbu inilah muncul organ bunga. Bagian bunga
yangbmempunyai ruas (internodus) terdapat tangkai bunga yang disebut pedisel. Ujung distal dari
pedisel membengkak dan meluas disebut reseptakulum atau thalamus. Organ bunga menempel pada
reseptakulum. Bunga mempunyai 4 macam organ. Organ paling luar adalah sepala, yang secara
bersamaan menyusun kaliks (kelopak bunga) yang biasanya berwarna hijau, dan ditemukan paling
bawah, tepat diatas reseptakulum. Di sebelah dalam sepala adalah korola (mahkota bunga) yang
terdiri atas petala, yang biasanya berwarna. Kedua tipe organ ini bersama-sama membentuk
periantium (perhiasan bunga). Apabila semua organ periantium sama, disebut petala. Di dalam
periantium terdapat dua macam organ reproduksi. Organ disebalah luar disebut stamen (benang sari)
yang bersama-sama membentuk androesium, dan organ disebelah dalam disebut karpela (daun buah)
yang membentuk ginoesium (Sri Mulyani, 2006).
Reproduksi tumbuhan merupakan proses alami pada tumbuhan dengan menurunkan
individu-individu baru untuk melestarikan jenisnya. (Rifa, 2004)
Reproduksi pada tumbuan dibedakan menjadi reproduksi aseksual (vegetatif) dan reproduksi
seksual (generarif). Dikenal ada organisme yang melakukan reproduksi vegetatif saja, dan ada yang
generatif saja, tetapi ada pula yang bergantian secara vegetatif dan generatif berturut-turut (Sri Devita
Anggraini, 1994).
Menurut Tjitrosoepomo (1999), berdasarkan alat kelaminnya bunga dapat dibedakan menjadi:
1) Bunga berkelamin dua (hermaphroditus), bunga yang didalamnya terdapat benang sari dan
putik.
2) Bunga berkelamin tunggal (unisexsualis), dibagi menjadi dua bagian :
a) Bunga jantan (flos masculus), bunga yang mempunyai benang sari tetapi tidak
membentuk putik.
b) Bunga betina (flos femineus), bunga yang mempunyai putik tetapi tidak membentuk
benang sari.
3) Bunga mandul adalah bunga yang tidak ada benang sari maupun putiknya.
Pada tumbuhan biji, sebelum terjadi fertilisasi,terjadi peristiwa lain , yaitu penyerbukan atau
persarian. Penerbukan atau persarian adalah sampainya serbuk sari pada tempat tujuannya
(gymnosprmae pada tetes penyerbukan ; angiospermae pada kepala putik) penyerbukan terbagi
berdasarkan asal dan penyerbukannya. Berdasarkan asal, yaitu penyerbukan sendiri (autogami),
penyerbukan tetangga (geitonogomi), penyerbukan silang (alogami), penyerbukan baster. Dan
berdasarkan penyebab, yaitu penyerbukan yang disebabkan oleh angin (anemogami), penyerbukan
yang disebabkan oleh air (hidrogami), penyrtbukan yang disebabkan oleh hewan (zooidogami)
(Soedarjatmo, 1991).
Penyerbukan adalah proses perpindahan tepung sari atau kepala sari ke kepala putik.
Apabila perpindahan tersebut terjadi pada satu bunga atau bunga lain pada satu tanaman, maka
disebut dengan penyerbukan sendiri (self pollination). Bila serbuk sari berasal dari bunga tanamn lain
disebut dengan penyerbukan silang (cross pollination). Baik tanaman yang menyerbuk sendiri
maupun tanaman yang menyerbuk silang memiliki kemungking yang sama untuk terjadinnya
penyerbukan yang berkebalikan. Tanamna yang menyerbuk silang memiliki kemungkinan terjadinnya
penyerbukan sendiri sebesar 5 %. Begitu juga tanaman yang menyerbuk sendiri memiliki peluang
terjadinya penyerbukan silang sebesar 5 %. Terjadinnya penyerbukan silang akan meningkatkan
keragaman sifat dan genotip dari tanaman. Sedangkan penyerbukan sendiri akan meningkatkan
kehomogenitasan dari suatu tanaman (Sunarto, 1997).
Beberapa bunga memiliki ciri morfologi khusus pada tiap spesiesnya yang mengakibatkan
perbedaan proses penyerbukan. Secara umum proses penyerbukan pada tanaman dipengaruhi oleh
beberapa proses sebagai berikut (Darjanto, 1990) :
1. Penyerbukan tertutup atau kleistogami (cleistogamie) yaitu proses penyerbukan bunga yang
terjadi ketika bunga masih kuncup. Proses penyerbukan biasanya berupa autogamie.
2. Penyerbukan terbuka atau kasmogami (chasmogamie) yaitu proses penyerbukan bunga yang
terjadi ketika bunga telah mekar. Proses penyerbukan ini dapat meyebabkan
tanaman melakukan autogamie, geitonogamie, allogamie, dan xenogamie.
3. Diogamie (dichogamie) merupakan proses masaknya putik dan serbuk sari secara tidak
bersamaan.
4. Herkogami (herkogamie) bunga dimana letak kepala sari dan putik saling berjauhan sehingga
sulit mengalami penyerbukan sendiri
5. Heterostili (heterostylie) merupakan bunga yang memiliki panjang putik dan benang sari
berbeda-beda.
6. Anemofili (anemophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh angin.
7. Entomofili (enthomophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh serangga.
8. Ornitofili (ornithophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh burung.
9. Kiropterofili (chiropterophilie) merupakan bunga yang penyerbukan dibantu oleh kelelawar.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Bunga (flos) merupakan salah satu organ tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan secara generatif yang memiliki bentuk dan susunan yang berbeda-beda
menurut jenisnya. Berdasarkan tipenya, bunga dibagi menjadi bunga tunggal
dan bunga majemuk. Pada bunga tunggal, satu tangkai hanya mendukung
satu bunga, sedangkan pada bunga majemuk, satu tangkai mendukung
banyak bunga. Suatu bunga majemuk harus bisa dibedakan dari cabang yang
mendukung sejumlah bunga di ketiaknya. Bunga majemuk dapat dibedakan menjadi bunga
majemuk terbatas dan bunga majemuk tidak terbatas. Pada umumnya, bunga memiliki bagian-
bagian

penting, kemudian dari bagian-bagian tersebut bunga dapat dibedakan menjadi bunga lengkap
dan bunga tidak lengkap atau bunga sempurna atau tidak sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Darjanto dan Siti Satifah. 1984. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik
Penyerbukan Silang Buatan. Gramedia, Jakarta. 154 halaman

Hardjoridomo, Soekirno. 1980. Bertanam Jagung. Bandung: Bina

Cipta. Hardjoridomo. 1982. Bertanam Padi. Bandung:

Bina Cipta.

Mulyani Sri, 2004. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Penerbit

Kanisius Rukmana, Rahmat. 1994. Tomat dan Chery.

Kanisius, Yogyakarta Soedarjatmo, 1991. Biologi II.

Klaten : PT Intan Pariwara

Sunarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. Semarang: IKIP Semarang Press.


Sutiyoso. 2002. Anggrek Potong Dendrohium. Jakarta:Penebar swadaya.
LIPI. 1979. Jenis-jenis Anggrek. Bogor:LIPI.

Tjitrosomo, Siti Sutarmi dkk. 1999. Morfologi Tumbuhan.

Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Warisno. 2003. Budi Daya Pepaya.Yogyakarta:Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai