Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN MINI RISET

PRAKTIKUM MORFOLOGI TUMBUHAN

ANALISIS RUMUS BUNGA DAN DIAGRAM BUNGA TUMBUHAN


FAMILI SOLANACEAE/PAPILIONACEAE/MALVACEAE/
LILIACEAE

OLEH :
KELOMPOK 2

Salwa Nurul Atikah 4233220020


Hamda Rofiqa 4233220009
Tari Widia Sari 4233220011
Frisky Septiani Simanjuntak 4233220018
Dheraeina Anantha V. Simatupang 4233220049
Ester Hutauruk

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugrah yang
diberi-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mini Riset dengan tepat waktu. Tugas ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah MORFOLOGI TUMBUHAN. Kami
berharap tugas ini berguna bagi sang penulis dan pembaca.

Dalam penulisan tugas ini penulis menyadari adanya kekurangan dalam penulisan tugas ini baik
dari segi kalimat maupun dari segi isi materi. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca guna untuk memperbaiki tugas yang diberikan kedepan agar lebih baik lagi.

Medan, 21 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Masalah ......................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3

2.1 Bagian Bunga..............................................................................................................

2.2 Kelamin Bunga ...........................................................................................................

2.3 Diagram Bunga ...........................................................................................................

2.4 Rumus Bunga..............................................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN................................................................................... 8

3.1 Waktu dan Tempat .................................................................................................... 8

3.2 Jenis Penelitian .......................................................................................................... 8

3.3 Prosedur Kerja .......................................................................................................... 9

3.4 Teknik Pengumpulan data ......................................................................................... 9

3.5 Analisis Data ............................................................................................................ 9

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 10

4.1 Hasil Pengamatan .................................................................................................... 10

4.2 Pembahasan............................................................................................................. 15

BAB V KESIMPULAN ................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 19


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bagian tumbuhan yang sering dideskripsikan adalah bunga. Dalam mendeskripsikan


bunga, selain dengan kata-kata, dapat ditambahkan dengan gambar-gambar yang
melukiskan bagian-bagian bunga atau berupa diagram bunga. Kecuali dengan diagram,
susunan bunga dapat dinyatakan dengan sebuah rumus yang terdiri atas lambang-lambang,
huruf-huruf dan angka-angka yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai
berbagai sifat bunga beserta bagian-bagiannya (Tjitrosoepomo, 1995).
Untuk memudahkan mengamati bagian-bagian bunga yang terdiri dari tangkai bunga
(pedicellus), dasar bunga (receptaculum), kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang
sari (stamen), dan putik (pistillum) secara singkat dapat ditulis dengan menggunakan rumus
bunga atau dengan diagram bunga untuk memudahkan kita dalam mengidentifikasi suatu
bunga.
Diagram bunga merupakan gambaran proyeksi pada bidang datar dari semua bagian
yang dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang-penampang
melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari, dan putik, juga bagian-bagian lain
yang masih ada selain keempat bagian utama tersebut (Tjitrosoepomo, 1995).
Berdasarkan uraian diatas, maka dilaksanakanlah praktikum tentang Rumus dan
Diagram Bunga, agar kita dapat mengetahui secara jelas bagian-bagian bunga sehingga
dapat menentukan rumus dan diagram masing-masing bunga secara tepat dan jelas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana rumus bunga dan diagram bunga tumbuhan pada famili Solanaceae?
2. Bagaimana rumus bunga dan diagram bunga pada tumbuhan famili Papilionaceae?
3. Bagaimana rumus bunga dan diagram bunga pada tumbuhan famili Malvaceae?
4. Bagaimana rumus bunga dan diagram bunga pada tumbuhan famili Liliaceae?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengidentifikasi simetri bunga pada specimen
2. Mengidentifikasi jenis kelamin bunga pada specimen
3. Mengidentifikasi bagian-bagian bunga dan posisinya pada bunga
4. Menentukan rumus bunga
5. Menentukan diagram bunga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BAGIAN-BAGIAN BUNGA

1. Tangkai induk bunga(rachis, pedunculus, pedunculus communis) merupakan aksis


perbungaansebagai lanjutan dari batang atau cabang

2. Tangkai bunga (pedicellus) merupakan cabang terakhir yang mendukung bunga. Fungsi
dari tangkai bunga adalah penghubungantara bunga dengan ranting dan tangkai bunga
juga berfungsi sebagai penopang bunga.

3. Dasar bunga (receptacle) merupakan ujung tangkaibunga sebagai tempat melekatnya


mahkota bunga. Fungsi dari Dasar bunga adalah tempat bertumpunya atau letak
mahkota bunga.

4. Daun pelindung (brachtea) merupakan daunterakhir yang di ketiaknya tumbuh bunga,


daun pelindungmerupakan daun terakhir.

5. Daun tangkai (brachteola) merupakan daun pelindungyang letaknya di pangkal tangkai


bunga. bunga yangberperan sebagai pelindung.

6. Kelopak bunga(sepal) merupakan bagian yangmenyelimuti bunga saat bunga masig


menguncup. Kelopak bunga akan membukasaat bunga mulai mekar. Fungsi dari
kelopak bunga adalah melindungi mahkota bunga ketika kuncupdan akan terbuka jika
mahkota mekar. Kelopak bunga biasanya warna dan bentuknya menyerupai daun.

7. Mahkota bunga (Corolla)merupakan bagian paling indah pada bunga. Terdiri dari daun
perhiasan bunga yang berwarna-warni dan berkelompok. Keindahan sebuah bunga
terletak pada bentuk dan warna daun mahkotanya.

8. Benang sari(stamen) adalah bagian fertil pada bunga yang terdiri dari kepala sari
(anthera), berisi serbuk sari (polen), tangkai sari (filamen), dan pendukung kepala sari.
Benang sari merupakan alat kelamin jantan pada bunga. Fungsi benang sari adalah
sebagai alat kelamin jantan.

9. Putik bunga (Pistill) adalah bagian fertil pada bunga dimana bakal buah dan bakal biji
berada. Putik berbentuk seperti botol yang lehernya lurus dan panjang. Bagian putik
yang paling ujung disebut kepala putik, Bagian putik yang paling panjang disebut
tangkai putik. Sedang bagian bawah putik yang mengelembungdisebut carpel yaitu
pendukung makrospora dimana bakal buah dan bakal biji berada. Bakal biji mempunyai
dua inti, yaitu sel telur (Ovum) dan calon lembaga. Putik terdiri atas dua bagian yakni
kepala putik dan tangkai putik (Tjitrosoepomo, 2007).

2.2 KELAMIN BUNGA

Bardasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, bunga dapat dibedakan
menjadi (Tjitrosoepomo, 2007).

a. Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus), yaitu bunga yang padanya terdapat
benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina). Bunga ini seringkali
dinamakan pula bunga sempurna atau bunga lengkap, kerena biasanya pun jelas
mempunyai hiasan bunga yang terdiri atas kelopak dan mahkota, misalnya pada bunga
terung (Solanum melongena L.) ditunjukkan dengan lambang ♀.
b. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salah satu dari
kedua macam alat kelaminnya.

Berdasarkan alat kelamin yang ada padanya dapat dibedakan lagi dalam:

a. Bunga jantan (flos masculus), jika pada bunga hanya terdapat benang sari tanpa putik,
misalnya bunga jagung yang terdapat di bagian atas tumbuhan. Bunga jantan seringkali
ditunjukkan dengan lambang ♂.
b. Bunga betina (flos feminieus), yaitu bunga yang tidak mempunyai banang sari, melainkan
hanya putik saja, misalnya bunga jagung yang tersusun dalam tongkolnya. Bunga betina
ditunjukkan dalam lambang ♀.
c. Bunga mandul atau tidak berkelamin, jika pada bunga tidak terdapat benang sari maupun
putik. Misalnya bunga pinggir (Hellianthus annuus L).

2.3 DIAGRAM BUNGA

Diagram bunga merupakan gambaran proyeksi pada bidang datar dari semua bagian yang
dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang-penampang melintang daun-
daun kelopak, tajuk bunga, benang sari, dan putik, juga bagian-bagian lain yang masih ada selain
keempat bagian utama tesebut.

Dalam membuat diagram bunga perlu diperhatikan letak bunga pada tumbuhan (Iaxillaries atau
terminalis) dan bagian-bagian bunga (jumlah, bentuk, kedudukan) itu sendiri. Pembuatannya
sendiri dapat secara empirik (keadaan sesungguhnya) atau teoritik (keadaan seharusnya)
(Hidayat, 1995).

Diagram bunga merupakan gambar yang melukiskan keadaan bunga dan bagian-bagiannya secara
skematis, dengan memproyeksikan suatu bunga ke dalam bidang datar.Diagaram bunga berisi
simbol-simbol yang melukiskan letaknya, apakah diujung batang, atau diketiak daun.Juga
melukiskan jumlah perhiasan dan kelamin bunga, secara berurutan dari bagian terluar hingga
bagian yang paling dalam, yang ditunjukan oleh rumus bunga (Rosanti, 2013).
Bagian–bagian bunga duduk diatas dasar bunga, masing–masing teratur dalam satu lingkaran atau
lebih. Dalam diagram bunga, masing–masing bagian harus digambarkan sedemikian rupa,
sehingga tidak mungkin dua bagian bunga yang berlainan digambarkan dengan lambing yang
sama. Mengingat bahwa yang digambar pada diagram itu penampang–penampang melintang
masing–masing bagian bunga, maka kemungkinan adanya persamaan gambar hanyalah mengenai
daun daun kelopak dan daun tajuk bunga, sedangkan mengenai benang sari dan putiknya rasanya
tidak akan terjadi kekeliruan (Moertolo, 2004).

Bagian bunga yang akan diproyeksi, dibuat dalam bentuk lingkaran, sebanyak jumlah perhiasan
dan kelamin bunga tersebut. Biasanya terdiri dari empat atau lebih lingkaran.Setiap lingkaran
menggambarkan letak perhiasan (kelopak dan mahkota) bunga, serta alat kelamin bunga (benang
sari dan putik), dengan jumlah masing-masing.Urutan terluar adalah kelopak, mahkota, benang
sari dan putik (Rosanti, 2013).

2.4 RUMUS BUNGA

Susunan bunga dapat pula dinyatakan dengan sebuah rumus, yang terdiri atas lambang-lambang,
huruf-huruf, dan angka-angka, yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai berbagai
sifat bunga beserta bagian–bagiannya (Savitri, 2005).

Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat bunga yang bertalian
dengan simetrinya atau jenis kelaminnya, huruf–huruf merupakan singkatan nama bagian-bagian
bunga. Disamping itu masih terdapat lambang-lambang lain lagi yang memperlihatkan hubungan
bagian–bagian bunga satu sama lain (Tjitrosoepomo, 1995).

Oleh suatu rumus bunga hanya dapat ditunjukkan hal-hal mengenai 4 bagian pokok bunga
sebagai berikut (Sumardi, 1993) :

a. Kelopak, yang dinyatakan dengan huruf K singkatan kata kalix (calyx).

b. Tajuk atau mahkota, yang dinyatakan dengan huruf C singkatan kata corolla.

c. Benang-benang sari, yang dinyatakan dengan huruf A, singkatan dari androecium.

d. Putik, yang dinyatakan dengan huruf G, singkatan kata gynaecium.

Jika kelopak dan mahkota sama, baik bentuk maupun warnanya, kita lalu mempergunakan huruf
lain untuk menyatakan bagian tersebut, yaitu huruf P, singkatan kata perigonium (Savitri, 2008).
Dibelakang huruf-huruf tadi lalu ditaruhkan angka-angka yang menunjukkan jumlah masing-
masing bagian tadi, dan diantara dua bagian bunga yang digambarkan dengan huruf dan angka itu
di taruh koma. Jika bunga misalnya mempunyai 5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10 benang sari
dan putik yang terjadi dari sehelai daun buah, maka rumusnya adalah (Fahn, 1991).
K5, C5, A10, G1. (Bunga merak)

Di depan rumus hendaknya diberi tanda yang menunjukkan simetri bunga. Biasanya hanya
diberikan dua macam tanda simetri, yaitu: * untuk bunga yang bersimetri banyak dan tanda ↑

untuk bunga yang bersimetri satu. Jadi hal ini rumus bunga merak, yang bersifat zigomorf,
rumusnya menjadi (Fahn, 1991).
↑ K5, A5, A10, G1
Sedang bunga lilia gereja yang bersifat aktinimorf rumusnya menjadi (Parwata, 2009).

*P6, A6, G3

Selain lambang yang menunjukkan simetri pada rumus bunga dapat pula ditambahkan lambang
yang menunjukkan jenis kelamin bunga. Untuk bunga yang banci di pakai lambang: ♀, untuk
bunga jantan dipakai lambang: ♂, dan untuk bunga betina dipakai lambang: ♀. Lambang jenis
kelamin ditempatkan di depan lambang simetri. Jika kedua contoh rumus tersebut di atas
dilengkapi dengan lambang jenis kelamin, maka rumusnya menjadi (Sumardi, 1993).
♀↑ K5, A5, A10, G1 dan ♀*P6, A6, G3

Suatu bagian bunga dapat tersusun dalam lebih dari pada satu lingkaran.Bunga-bunga yang
dipakai contoh diatas misalnya masing-masing mempunyai bagian-bagiannya yang tersusun
dalam 5 lingkaran. Bunga merak misalnya mempunyai 2 lingkaran benang sari, dengan 5 benang
sari dari tiap lingkaran, sedang bunga lilia gereja mempunyai 2 lingkaran daun tenda bunga dan 2
lingkaran benang sari, tiap lingkaran berbilang 3. Dalam hal yang demikian dibelakang huruf
yang menunjukkan bagian yang tersusun dalam lebih daripada satu lingkaran tadi harus di taruh 2
kali angka yang menunjukkan jumlah bagian di dalam tiap lingkaran dengan tanda (+) diantara
kedua angka tadi (Hidayat, 1995).
BAB III
MATODE PENELITIAN

4.1 Waktu dan tempat


Waktu : Selasa, 14 November

Pukul : 15.30-18.00 WIB


Tempat : Laboratorium Biologi Unimed Ruang 176.2.04
4.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif , metode
deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau
menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas.

Alat dan Bahan


1. Alat
No. Alat Jumlah

1 Kertas HVS 3 lembar

2 Pena 1 buah

3 Penggaris 1 buah

2. Bahan
No. Bahan Famili Jumlah

1. Flos Solanum melongata Solanaceae 1 tangkai

2. Flos Capsicum frutescens Solanaceae 1 tangkai

3. Flos Solanum ningrum L Solanaceae 1 tangkai

4. Flos Hibiscus rosasinensis Malvaceae 1 tangkai


5. Flos Brunfelsia latifora Malvaceae 1 tangkai

6 Flos Rossa sp. Malvaceae 1 tangkai

7 Flos Zephyrantes sp. Liliaceae 1 tangkai

8 Flos Crinum asiaticum Liliaceae 1 tangkai

9 Flos Lilium longiflorum Liliaceae 1 tangkai

10 Flos Clitoria ternatea Papilionaceaae 1 tangkai

11 Flos Aracis hypogaea Papilionaceae 1 tangkai

12 Flos Clitoria ternatea Papilionaceae 1 tangkai

4.3 Prosedur Kerja


1. Menyediakan bahan berupa 3 jenis spesies tanaman yang berasal dari 3 famili yaitu
Solanaceae,Malvaceae,dan Papilionaceae
2. Mengidenifikasi jenis kelamin bunga pada setiap kelas
3. Mengidentifikasi simetri bunga pada setiap kelas
4. Mengidentifikasi benang sari dan putik yang dimiliki oleh bahan yang dibawa
meliputi jumlah dan kondisinya
5. Membuat gambar bunga,rumus dan diagram dari 3 jenis bunga pada setiap kelas
yang digunakan sebagai bahan praktikum

4.4 Teknik Pengumpulan Data


Adapun data yang kami peroleh dikumpulkan dengan cara pengamatan secara
langsung melalui praktikum pada mata kuliah morfologi tumbuhan.Dengan
melakukan pengamatan pada objek yang dikaji yang berupa 3 jenis spesies bunga
anggota yang termasuk famili Solanaceae,Papilionaceae,Liliaceae dan Malvaceae
4.5 Analisis Data
Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan perbandingan gambar literatur.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.Metode
penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti kondisi objek
yang alamiah dimana peneliti sebagai instrumen kunci.Penelitian deskriptif meneliti
status kelompok manusia, objek, kondisi, sistem pemikiran ataupun peristiwa masa
sekarang dengan tujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis,faktual dan
akurat mengenai fakta yang diteliti.Penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat
alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai
karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan.Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi (Utami dkk.,2021)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5. 1 Hasil Pengamatan

A. Famili Solanaceae
1. Flos Solanum Melongena
 Termasuk bunga berkelamin dua atau banci (hermaproditus)
 Bersimetris banyak
 Memiliki 5 kelopak yang saling berlekatan
 Memiliki 5 mahkota yang saling lepas
 Memiliki 5 benang sari yang saling lepas
 Memiliki 1 putik

Rumus Bunga : ☿K(5), C5,A5,G1


Diagram Bunga :
2. Flos Solanum torvum

 Termasuk bunga berkelamin dua atau banci (hermaproditus)


 Bersimetris satu
 Memiliki 5 kelopak yang saling lepas
 Memiliki 5 mahkota yang saling lepas
 Memiliki 5 benang sari yang saling lepas
 Memiliki 1 putik

Rumus Bunga : ☿↑ K5, C5, A5, G1

Diagram Bunga :
3. Flos Capsicum annum
 Termasuk bunga banci atau berkelamin dua (hermafroditus)
 Bersimetris banyak
 Memiliki 7 kelopak yang saling lepas
 Memiliki 6 mahkota yang saling berlekatan
 Memiliki 6 benang sari yang saling lepas
 Memiliki 1 putik
B. Famili Malvaceae

1. Flos Hibiscus rosasinensis


 Termasuk bunga banci atau berkelamin dua
 Bersimetri banyak
 Memiliki 7 kaliks yang saling lepas
 Memiliki 5 epikaliks yang saling berlekatan
 Memiliki 5 mahkota yang saling lepas
 Memiliki benang sari yang tak terhingga yang saling berlekatan
 Memiliki 5 putik yang saling berlekatan

Rumus Bunga : ☿* K7(5), C5, A(∞), G(5)


Diagram Bunga :
2. Flos Rosa Sp.
 Termasuk bunga berkelamin dua atau bunga banci
 Bersimetri banyak
 Memiliki 5 kelopak yang saling lepas
 Memiliki 13 mahkota yang saling lepas
 Memiliki benang sari tak terhingga yang saling lepas
 Memiliki putik tak terhingga yang saling lepas

Rumus Bunga : ☿* K5, C13, A∞, G∞

Diagram Bunga :
3. Flos Brunfilia

 Termasuk bunga berkelamin dua atau bunga banci


 Bersimetri satu
 Memiliki 5 kelopak yang saling berlekatan
 Memiliki 5 mahkota yang saling berlekatan
 Memiliki 1 benang sari
 Memiliki 2 putik yang saling berlekatan

Rumus Bunga : ☿↑ K(5), C(5), A1, G(2)

Diagram Bunga :
C. Famili Papilionaceae

1. Flos Putri malu (Mimosa pudica)


 Termasuk bunga jantan
 Bersimetri banyak
 Memiliki kelopak yang tak terhingga yang saling lepas
 Memiliki mahkota yang tak terhingga yang saling lepas
 Memiliki benang sari yang tak terhingga yang saling lepas
 Tidak memiliki putik

Rumus Bunga :♂ * K∞, C∞, A∞

Diagram Bunga :
D. Famili Liliaceae

1. Flos Lili hujan ( Zepyranthes sp.)

 Memiliki 6 makota saling lepas


 Bunga berkelamin ganda ( Hermafrodit)
 Memiliki 6 benang sari saling lepas
 Memiliki 1 putik
 Bersimetri banyak

Rumus bunga :☿* C6,A6,G1

Diagram bunga :
2. Flos bakung paska (Lilium longiflorum)

 Memiliki 6 makota saling lepas


 Bunga berkelamin ganda (Hermafrodit)
 Memiliki 5 benang sari yang saling lepas
 Bunga bersimetri banyak
 Memiliki 1 putik

Rumus bunga : ☿* C6,A5,G1

Diagram bunga :
3. Flos Hymenocallis

 Termasuk bunga berkelamin dua atau bunga banci


 Bersimetri satu
 Memiliki 5 kelopak yang saling berlekatan
 Memiliki 5 mahkota yang saling berlekatan
 Memiliki 1 benang sari
 Memiliki 2 putik yang saling berlekatan

Rumus Bunga : ☿* P6,A6,G1

Diagram bunga :
4.2 PEMBAHASAN

Bagian-Bagian Bunga
1. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang,
padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan atau bagian-bagian yang menyerupai
daun. Berwarna hijau yang seakan-akan merupakan peralihan dari daun biasa ke hiasan
bunga.
2. Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas-
ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang telah mengalami metamorfosis
menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain, bahkan biasanya
tampak duduk dalam satu lingkaran.
3. Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun
yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang atau urat-urat yang masih
jelas. Biasanya hiasan bunga dapat dibedakan dalam dua bagian yang masing-masing
duduk dalam satu lingkaran. Jadi bagian hiasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua
lingkaran:
4. Kelopak (kalyx), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya
berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang
melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas
beberapa daun kelopak (sepala). Daun-daun kelopak pada bunga dapat berlekatan satu
sama lain, dapat pula terpisah-pisah.
5. Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan
lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya
merupakan warna bunga.Mahkota bunga terdiri atas sejumlah daun mahkota (petala),
yang seperti halnya dengan daun-daun kelopak dapat berlekatan atau tidak.

Kelamin bunga

Bunga biasanya mempunyai dua macam alat kelamin, dan justru alat-alat itulah yang
sesungguhnya merupakan bagian-bagian bunga yang terpenting, karena dengan adanya alat-alat
tersebut dapat kemudian dihasilkan alat perkembangbiakan atau calon tumbuhan baru.

Bardasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, bunga dapat dibedakan
a. Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus), yaitu bunga yang padanya terdapat
benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina). Bunga ini seringkali
dinamakan pula bunga sempurna atau bunga lengkap, kerena biasanya pun jelas mempunyai
hiasan bunga yang terdiri atas kelopak dan mahkota, misalnya pada bunga terung (Solanum
melongena L.) ditunjukkan dengan lambang ♀.
b. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salah satu dari
kedua macam alat kelaminnya. Berdasarkan alat kelamin yang ada padanya dapat dibedakan lagi
dalam:

1. Bunga jantan (flos masculus), jika pada bunga hanya terdapat benang sari tanpa putik,
misalnya bunga jagung yang terdapat di bagian atas tumbuhan. Bunga jantan seringkali
ditunjukkan dengan lambang ♂.

Kelamin bunga

Bunga biasanya mempunyai dua macam alat kelamin, dan justru alat-alat itulah yang
sesungguhnya merupakan bagian-bagian bunga yang terpenting, karena dengan adanya alat-alat
tersebut dapat kemudian dihasilkan alat perkembangbiakan atau calon tumbuhan baru.

Bardasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, bunga dapat dibedakan
menjadi :

a. Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus), yaitu bunga yang padanya terdapat
benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina). Bunga ini seringkali
dinamakan pula bunga sempurna atau bunga lengkap, kerena biasanya pun jelas mempunyai
hiasan bunga yang terdiri atas kelopak dan mahkota, misalnya pada bunga terung (Solanum
melongena L.) ditunjukkan dengan lambang ♀.

b. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salah satu dari
kedua macam alat kelaminnya. Berdasarkan alat kelamin yang ada padanya dapat dibedakan
lagi dalam:

1. Bunga jantan (flos masculus), jika pada bunga hanya terdapat benang sari tanpa putik,
misalnya bunga jagung yang terdapat di bagian atas tumbuhan. Bunga jantan seringkali
ditunjukkan dengan lambang ♂.
2. Bunga betina (flos feminieus), yaitu bunga yang tidak mempunyai banang sari,
melainkan hanya putik saja, misalnya bunga jagung yang tersusun dalam tongkolnya. Bunga
betina ditunjukkan dalam lambang ♀.

c. Bunga mandul atau tidak berkelamin, jika pada bunga tidak terdapat benang sari maupun
putik. Misalnya bunga pinggir (Hellianthus annuus L).

1. Diagram Bunga

Diagram bunga adalah gambar yang melukiskan keadaan bunga dan bagian-bagiannya
secara skematis.Diagram bunga merupakan suatu gambar proyeksi pada bidang datar dari
semua bagian bunga yang dipotong melintang. Jadi pada diagram,digambarkan penampang-
penampang melintang daun-daun kelopak,tajuk bunga,benang sari,dan putik. Lazimnya dari
daun-daun kelopak dan tajuk bunga digambar penampang melintang bagian tengah-
tengahnya, sedangkan dari benang sari digambarkan penampang kepala sari ,dan dari putik
penampang melintang bakal buahnya. Dari diagram bunga ini dapat diketahui pula jumlah
masing-masing bagian bunga tadi dan bagaimana letak dan susunannya satu sama lain.

a. Macam-Macam Diagram Bunga


1. Diagram empirik. Diagram ini menggambarkan bagian-bagian bunga yang benar-
benar ada atau menggambarkan keadaan bunga yang sesungguhnya
2. Diagram teoritik. Diagram ini menggambarkan bagian-bagian yang sesungguhnya
ada dan bagian bagian bunga yang sudah tidak ada seharusnya menurut teori itu ada.
Bagian-bagian bunga yang menurut teori seharusnya ada pada diagram bunga
digambarkan dengan lambang lain,biasanya bintang atau lambang kecil.

b. Cara Menggambar Diagram Bunga


1. Bagian bunga yang diproyeksikan dibuat dalam bentuk lingkaran sebanyak jumlah
perhiasan dan kelamin bunga tersebut. Biasanya terdiri dari 4 atau lebih lingkaran
2. Setiap lingkaran menggambarkan letak perhiasan (kelopak dan mahkota)
bunga,serta alat kelamin bunga (benang sari dan putik ), dengan jumlah masing-
masing.
3. Urutan terluar adalah kelopak,mahkota, benang sari, dan putik

2. Rumus Bunga

Kecuali dengan diagram,susunan bunga dapat pula dinyatakan dengan sebuah


rumus,yang terdiri atas lambing-lambang,huruf-huruf dan angka-angka,yang semua itu
dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga beserta bagian-bagianya.
Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga memeberitahukan sifat bunga yang
berkaitan dengan simetri atau jenis kelaminya,huruf-huruf merupakan singkatan nama
bagian-bagian bunga, sedangkan amgka-angka menunjukkan jumlah masing-masing bagian
bunga, disamping itu masih terdapat lambamg-lambang lain lagi yang memperlihatkan
hubungan bagian-bagian bunga satu sama lain.
Oleh suatu rumus bunga hanya dapat ditunjukkan hal-hal mengenai 4 bagian pokok
bunga sebagai berikut:
1. Kelopak bunga yang dinyatakan dengan huruf K, Singkatan dari kata kalix (calyx), yang
merupakan istilah ilmiah kelopak.
2. Tajuk atau mahkota, yang dinyatakan dengan huruf Csingkatan kata corolla (istilah
ilmiah untuk mahkota bunga)
3. Benang-Benang sari, yamg dinayatakan dengan huruf A, singkatan kata dari adroecium
(istilah ilmiah untuk alat kelamin jantan pada bunga)
4. Putik, yang dinyatakan dengan huruf G, singkatan kata gynaecium ( iatilah ilmiah untuk
alat betina pada bunga)

Di depan rumus hendaknya diberi tanda yang menunjukkan simetri bunga.


Biasanya hanya diberikan dua macam tanda simetri, yaitu: * untuk bunga yang
bersimetri banyak dan tanda ↑ untuk bunga yang bersimetri satu. Contoh rumus bunga
merak, yang bersifat zigomorf, rumusnya menjadi ↑ K5, A5, A10, G1
Selain lambang yang menunjukkan simetri pada rumus bunga dapat pula
ditambahkan lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga. Untuk bunga yang banci
di pakai lambang: ♀, untuk bunga jantan dipakai lambang: ♂, dan untuk bunga betina
dipakai lambang: ♀. Lambang jenis kelamin ditempatkan di depan lambang simetri.
contoh Kembang merak dilengkapi dengan lambang jenis kelamin, maka rumusnya
menjadi ♀↑ K5, A5, A10, G1
BAB V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

1) Simetri Bunga
a. Asimetris atau tidak simetris. Dari hasil pengamatan kami,bunga yang
asimetris adalah bunga terong (Solanum melongata) dan bunga rimbang
(Solanum ningrum L)
b. Bersimetris satu atau setangkup tunggal. Dari hasil pengamatan kami,bunga
yang bersimetris satu adalah bunga cabai (Capsicum frutescens), bunga
kembang merak (Caesalpinia pulcherimma),dan bunga dadap (Erythrina
variegata)
c. Simetris banyak. Dari hasil pengamatan kami,bunga yang bersimetris banyak
adalah bunga putri malu (Mimosa pudica), bunga waru (Hibiscus
tiliaceus),bunga kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) dan bunga terompet
(Brugmansia arborea)
2) Jenis Kelamin Bunga
a. Bunga banci atau berkelamin dua (hermaproditus).
Dari hasil pengamatan kelompok kami, bunga yang berkelamin dua adalah bunga
terong (Solanum melongata),bunga cabai (Capsicum frutescens),bunga kembang
merak (Caesalpinia pulcherimma), bunga dadap (Erythrina variegata),bunga
waru (Hibiscus tiliaceus),bunga kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis), bunga
terompet (Brugmansia arborea)
b. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis)
a. Bunga jantan (flos masculus). Dari hasil pengamatan kami,,bunga yang
berkelamin jantan adalah bunga putri malu (Mimosa pudica)
b. Bunga betina (flos femincus). Dari hasil pengamatan kami, tidak ada bunga
yang berkelamin betina
c. Bunga mandul atau tidak berkelamin (flos femineus). Dari hasil pengamatan
kami, bunga yang tidak memiliki kelamin tidak ada
3) Bagian-Bagian Bunga
a. Kelopak Bunga (Calyx)
Dari hasil pengamatan kami,kelopak bunga yang saling berlekatan adalah bunga terong
(Solanum melongata), bunga kembang merak (Caesalpinia pulcherimma), dan bunga
kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis). Sedangkan bunga yang kelopaknya saling
lepas adalah bunga cabai (Capsicum frutescens),bunga rimbang (Solanum ningrum
L),bunga putri malu (Mimosa pudica), bunga waru (Hibiscus tiliaceus) dan bunga
terompet (Brugmansia arborea)

b. Mahkota Bunga (Corolla)


Dari hasil pengamatan kelompok kami, bunga yang mahkotanya saling berlekatan
adalah bunga terong (Solanum melongata),bunga cabai (Capsicum frutescens), bunga
rimbang (Solanum ningrum L.), dan bunga waru (Hibiscus tiliaceus)
Sedangkan bunga yang mahkotanya saling lepas adalah bunga putri malu (Mimosa
pudica), bunga kembang merak (Caesalpinia pulcherimma),bunga dadap (Erythrina
variegata),bunga kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) dan bunga terompet
(Brugamansia arborea)

c. Benang Sari (Stamen)


Dari hasil pengamatan kelompok kami, bunga yang benang sarinya saling berlekatan
adalah bunga terong (Solanum melongata), dan bunga kembang sepatu (Hibiscus
rosasinensis). Sedangkan bunga yang benang sarinya saling lepas adalah bunga cabai
(Capsicum frutescens),bunga rimbang (Solanum ningrum L), bunga putri malu (Mimosa
pudica),bunga kembang merak (Caesalpinia pulcherimma), bunga dadap (Erythrina
variegata), bunga waru (Hibiscus tiliaceus) dan bunga terompet (Brugmansia arborea)

d. Putik (Pistillum)
Dari hasil pengamatan kami,putik yang saling berlekatan terdapat pada bunga kembang
sepatu (Hibiscus rosasinensis) dan putik yang saling lepas terdapat pada bunga waru
(Hibiscus tiliaceus)
4) Rumus Bunga
Rumus bunga merupakan gambaran tentang keadaan suatu bunga. Rumus bunga
menunjukkan keadaan kelopak bunga,mahkota,organ-organ reproduktifnya, dan
simetrinya.Rumus bunga dimulai dari menuliskan kelamin bunga yang
ditunjukkan oleh organ reproduktifnya.Kemudian simetris pada bunga, kelopak
bunga,mahkota bunga, benang sari, dan putik
5) Diagram Bunga
Diagram bunga adalah gambar yang melukiskan keadaan bunga dan bagian-
bagiannya secara skematis. Diagram bunga merupakan suatu gambar proyeksi
pada bidang datar dari semua bagian bunga yang dipotong melintang. Cara
menggambar diagram bunga adalah sebagai berikut:
1. Bagian bunga yang diproyeksikan dibuat dalam bentuk lingkaran sebanyak
jumlah perhiasan dan kelamin bunga tersebut. Biasanya terdiri dari 4 atau lebih
lingkaran
2. Setiap lingkaran menggambarkan letak perhiasan (kelopak dan mahkota)
bunga,serta alat kelamin bunga (benang sari dan putik ), dengan jumlah masing-
masing.
3. Urutan terluar adalah kelopak,mahkota, benang sari, dan putik

5.2 SARAN

Setelah mini riset ini selesai kami mengharapkan supaya miniriset ini dapat berguna untuk
penyusun maupun pembaca dan kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun apabila
ada kekurangan agar kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Esteti, B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB Press.

Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi tumbuhan. Palembang: Erlangga

Savitri, Evika Sandi. 2008. Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif Islam. Malang: UIN
Press.

Steenis Van. 2006. Flora. Jakarta: PT Pradnya Paramita

Sumardi, Issrep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada Press.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1995. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press

Anda mungkin juga menyukai