OLEH:
ADE YESI YULIANA PURBA (4193220006)
AMNA KAMRAN BR. TARIGAN (4191220010)
M. D. PERMATASARI SIAHAAN (4193220008)
MELIA IVANA BR MUNTHE (4193520016)
SILVIA NAZELINA HASIBUAN (4193220031)
BIOLOGI NON DIK C 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
.1 Latar belakang Masalah
.2 Rumusan Masalah
.3 Tujuan Masalah
BAB II TINJUAN PUSTAKA
2.1 Diagram Bunga
2.2 Rumus Bunga
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan tempat
3.2 Jenis Penelitian
3.3 Alat dan Bahan
3.4 Prosedur Kerja
3. 5 Teknik Pengumpulan Data
3.6 Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.2 Pembahasan
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Bunga merupakan alat reproduksi seksual. Suatu bunga yang lengkap mempunyai
daun kelopak, daun mahkota, benang sari, putik, dan daun buah. Bunga terdiri atas bagian
yang fertil, yaitu benang sari dan daun buah, serta bagian yang steril yaitu daun kelopak dan
daun mahkota. Bunga merupakan sebagian dari cara reproduksi seksual yang menghasilkan
biji, dan akhirnya dari bijilah diperoleh tumbuhan baru (Tjitrosomo, 1983).
Bagian tumbuhan yang sering dideskripsikan adalah bunga. Dalam mendeskripsikan
bunga, selain dengan kata-kata, dapat ditambahkan dengan gambar-gambar yang melukiskan
bagian-bagian bunga atau berupa diagram bunga. Kecuali dengan diagram, susunan bunga
dapat dinyatakan dengan sebuah rumus yang terdiri atas lambang-lambang, huruf-huruf dan
angka-angka yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga
beserta bagian-bagiannya (Tjitrosoepomo, 1985).
Untuk memudahkan mengamati bagian-bagian bunga yang terdiri dari tangkai
bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), kelopak (calyx), mahkota (corolla),
benang sari (stamen), dan putik (pistillum) secara singkat dapat ditulis dengan menggunakan
rumus bunga atau dengan diagram bunga untuk memudahkan kita dalam mengidentifikasi
suatu bunga.
Diagram bunga merupakan gambaran proyeksi pada bidang datar dari semua bagian
yang dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang-penampang
melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari, dan putik, juga bagian-bagian lain
yang masih ada selain keempat bagian utama tersebut (Tjitrosoepomo, 1985).
Berdasarkan uraian diatas, maka dilaksanakanlah praktikum tentang Rumus dan
Diagram Bunga, agar kita dapat mengetahui secara jelas bagian-bagian bunga sehingga dapat
menentukan rumus dan diagram masing-masing bunga secara tepat dan jelas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana bunga ini simetri atau tidaknya dan bunga ini banci atau tidak ?
2. Bagaimana rumus bunga dan diagram bunga dari famili malvaceae, solanaceae, liliceae,
rutaceae, dan papilionaceae dan malvaceae?
1. Tabel Hasil Pengamatan Ciri Morfologi Bunga Untuk Penentuan Rumus Dan Diagram
Bunga
ga solanum vortum
8 Solanaceae Solanum ☿* K 5, C5,
melongata A5, G2
4.2 Pembahasan
Salah satu gambar yang melukiskan keadaan bunga dan bagian-bagiannya adalah diagram bunga.
Yang dinamakan bagian bunga adalah suatu gambar proyeksi pada bidang datar dari semua
bagian bunga yang dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang-
penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik, dan juga bagian
bunga lainnya. Disamping keempat bagian pokok tadi, perlu diperhatikan bahwa lazimnya dari
daun-daun kelopak dan tajuk bunga digambar penampang melintang bagian tengah-tengahnya.
Sedangkan dari benang sari digambar penampang melintang bakal buahnya.
Bagian-bagian bunga juga bermacam – macam, bunga tunggal terdiri atas tangkai bunga
(pedicellus), dasar bunga(receptaculum), kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari
(stamen), dan putik (pistillum). Bagian-bagian bunga majemuk terdiri atas ibu tangkai bunga
(pedunculus), daun pelindung (bractea), daun tangkai (bracteola), tangkai daun (pedicellus), dan
bunga (flos).
Pada bunga Mimosa pudica memiliki :
Bunga ini memiliki jenis kelamin banci
Bersimetri banyak
Memiliki 5 kelopak yang berlepasan
Memiliki mahkota yang tak terhingga dan berlepasan
Memiliki 10 benang sari yang berlepasan
Memiliki 1 putik yang menumpang
Pada bunga Caesalpinia pulcherrima memiliki :
Bunga ini memiliki jenis kelamin banci
Bersimetri banyak
Memiliki 5 kelopak yang berlekatan
Memiliki 5 mahkota yang berlepasan
Memiliki 5 benang sari yang berlepasan
Memiliki 1 putik yang menumpang
Pada bunga Erytrina variegata memiliki :
Bunga ini memiliki jenis kelamin banci
Bersimetri tunggal
Memiliki 5 kelopak yang berlekatan
Memiliki 5 mahkota yang berlepasan
Memiliki 10 benang sari yang berlekatan
Memiliki 1 putik yang menumpang
Pada bunga Hibiscus rosasinensis memiliki :
Bunga ini memiliki jenis kelamin banci
Bersimetri banyak
Memiliki 5 kelopak yang berlekatan
Memiliki 5 mahkota yang berlepasan
Memiliki benang sari tak terhingga yang berlepasan
Memiliki 5 putik yang menumpang
Pada bunga Hibiscus tiliaceus memiliki :
Bunga ini memiliki jenis kelamin banci
Bersimetri banyak
Memiliki 5 kelopak yang berlekatan
Memiliki 5 mahkota yang berlekatan
Memiliki benang sari tak terhingga yang berlekatan
Memiliki 5 putik yang menumpang berlekatan
Pada bunga Brugmansia arbarea memiliki :
Bunga ini memiliki jenis kelamin banci
Bersimetri banyak
Memiliki 5 kelopak yang berlepasan
Memiliki 5 mahkota yang berlepasan
Memiliki 5 benang sari yang berlepasan
Memiliki 1 putik yang berlekatan
Pada bunga Solanum vortum memiliki :
Bunga ini memiliki jenis kelamin banci
Bersimetri tunggal
Memiliki 5 kelopak yang berlekatan
Memiliki 5 mahkota yang berlepasan
Memiliki 5 benang sari yang berlepasan
Memiliki 1 putik
Pada bunga Solanum melongata memiliki :
Bunga ini memiliki jenis kelamin banci
Bersimetri banyak
Memiliki 5 kelopak yang berlepasan
Memiliki 5 mahkota yang berlepasan
Memiliki 5 benang sari yang berlepasan
Memiliki 2 putik
Pada bunga Capsicum fructescens memiliki :
Bunga ini memiliki jenis kelamin banci
Bersimetri tunggal
Memiliki 5 kelopak yang berlepasan
Memiliki 5 mahkota yang berlekatan
Memiliki 3 benang sari yang berlepasan
Memiliki 1 putik menumpang
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Simetris pada bunga ada beberapa macam, yaitu asimetris atau tidak simetris,
setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus), setangkup menurut dua bidang
(bilateral simetris), beraturan atau simetri banyak (polysimetris).
2. Jenis kelami bunga dibedakan menjadi, bunga banci atau berkelamin dua
(hermaphroditus),bunga berkelamin tunggal (unisexualis) yaitu bunga jantan (flos
masculus), bunga betina (flos femineus), dan bunga mandul atau tidak berkelamin.
3. Rumus bunga merupakan gambaran tentang keadaan suatu bunga. Rumus bunga
menunjukkan keadaan kelopak bunga, mahkota, organ-organ reproduktifnya, dan
simetrinya.
4. Diagram bunga ialah suatu gambar proyeksi pada bidang datar dari semua bagian
bunga yang dipotong melintang.
DAFTAR PUSTAKA
Rosanti, D. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN