Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan jumlah bunganya, tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan berbunga
tunggal dan tumbuhan berbunga banyak. Berdasarkan letaknya bunga dapat dibedakan menjadi
bunga yang letaknya di ujung batang dan bunga yang terletak di ketiak daun. Dan berdasarkan
jumlah bunga dalam satu tangkai bunga, bunga suatu tumbuhan dapat di bedakan atas bunga
tunggal dan bunga majmuk. Bunga tunggal hanya di temukan satu bunga pada setiap satu tangkai,
bila dalam satu tangkai bunga di temukan lebih dari satu kuntum bunga, maka bunga tersebut di
golongkan menjadi bunga majmuk. Bunga majmuk di bedakan menjadi bunga majemuk tak
berbatas, bunga majemuk berbatas, dan bunga majmuk campuran (Rosanti,2013).
Pada umumnya bunga mempunyai bagian bagian seperti tangkai bunga (pedicellus), yaitu
bagian bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, kemudian dasar bunga (receptaculum) yaitu
ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun
yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu
sama lain, bahkan biasanya lalu tampak duduk dalam satu lingkaran, hiasan bunga (perianthium)
yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak bentuk lembaran dengan
tulang-tulang atau urat urat yang masih jelas.biasanya hiasan bunga dapat di bedakan ke dalam
dua bagian yang masing- masing duduk dalam satu lingkaran. Jadi bagian- bagian hiasan bunga
umumnya tersusun dalam dua lingakaran. Kelopak yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan
lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga kuncup kelopak adalah bagian yang
melindungi bunga. Mahkota bunga yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat di lingkaran dalam
biasanya tidak berwarna hijau lagi, bagian inilah yang memberi warna pada bunga (Tjitrosoepomo
2013)
Rumus dan diagram bunga merupakan gambar yang melukiskan keadaan bunga dan
bagian-bagiannya secara skematis. Rumus dan diagram bunga melukiskan jumlah perhiasan dan
simetris bunga serta kelaminnya. Rumus bunga menggambarkan bagian bagian bunga denggan
lambang huruf-huruf dan angka-angka lambang tersebut berhubungan dengan sifat bunga sesuai
dengan simetris dan jenis kelaminnya. Sedangkan huruf huruf merupakan singkatan nama bagian-
bagian bunga angak menunjukan jumlah masing masing bagian bunga.
Rumus bunga hanya menunjukan 4 bagain pokok yaitu:
1. Kelopak dinyatakan dengan K (kalyx)
2. Mahkota dinyatakan denagn C (corolla)
3. Benang sari di nyatakan dengan A (andoecium)
4. Putik dinyatakan dengan G (gynaecium)
Seperti yang telah di jelaskan daun daun kelopak ada yang berlekatan da nada juga yang terpisah.
Jika yang berlekatan daun kelopak dihitung dari torehan torehan daun kelopak yang ditulis di
dalam tanda kurung (Salamah 2014)
Diagram bunga merupakan gambar yang melukiskan keadaan bunga dan bagian bagiannya
secara skematis, dengan memproyeksikan suatu bunga ke dalam bidang datar. Diagram bunga
ketiak daun (flos axilaris). Juga melukiskan jumlah perhiasan dan kelamin bunga secara berurutan
dari bagian terluar hinggga bagian yang paling dalam yang di tunjukan oleh rumus bunga. Bagian
bunga yang akan di proyeksikan di buat dalam bentuk lingkaran sebanyak jumlah perhiasan dan
kelamin bunga tersebut. Biasanya terdiri dari empat atau lebih bunga serta alat kelamin bunga
dengan jumlah masing-masing urutan terluar adalah kelopak, mahkota, benang sari, putik. Dua
macam diagram bunga
a. Diagram bunga empirik , yaitu diagram bunga yang hanya memuat bagian-bagian bunga
yang benar benar ada, jadi menggambarkan keadaan bunga yang sesungguhnya ,oleh sebab
itu diagram ini di sebut diagram sesungguhnya
Diagram teoritik, yaitu diagram bunga yang selain menggambarkan bagian bagian bunga
yang sesungguhnya, juga memuat bagian-bagian yang sudah tidak ada lagi, tetapi menurut teori
seharusnya ada. (Tjitrosoepomo 2013)

Diagram Bunga
Diagram bunga adalah suatu gambar proyeksi pada bidang datar dari semua bagian bunga
yang dipotong melintang. Jadi pada diagram itu digambarkan penampang-penampang melintang
daun kelopak, mahkota bunga, benang sari, dan putik, juga bagian-bagian bunga lainnya jika masih
ada. Dari diagram bunga itu selanjutnya dapat diketahui juga jumlah masing-masing bagian bunga
tadi bagaimana letak bunga dan susunannya antara satu dengan yang lain (Tjitrosoepomo, 2013).
Jika kita hendak membuat diagram bunga, kita harus memperhatikan hal-hal berikut
(Tjitrosoepomo, 2013):
a. Letak bunga pada tumbuhan. Dalam hubungannya dengan perencanaan suatu
diagram, kita hanya membedakan dua macam letak bunga:
1. bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis),
2. bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos terminalis).
b. Bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam berapa
lingkaran.
Pada lingkaran-lingkarannya sendiri berturut-turut dari luar ke dalam digambar daun-daun
kelopak, daun-daun tajuk, benang sari, dan yang terakhir penampang melintang bakal buah.
Dengan demikian kita dapat membedakan dua macam diagram bunga (Tjitrosoepomo, 1995):
a. diagram bunga empirik, yaitu diagram bunga yang hanya membuat bagian-bagian
bunga yang benar-benar ada,
b. diagram teoritik, yaitu diagram bunga yang selain menggambarkan bagian-bagian
bunga yang sesungguhnya, dan juga memuat bagian-bagian yang sudah tidak ada lagi.
Rumus Bunga
Rumus bunga merupakan gambaran tentang keadaan suatu bunga. Rumus bunga
menunjukkan keadaan kelopak bunga, mahkota, organ-organ reproduktifnya, dan simetrinya
(Rosanti, 2013).
Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat bunga yang
bertalian dengan simetrinya atau jenis kelaminnya, huruf-huruf merupakan singkatan nama
bagian-bagian bunga. Disamping itu masih terdapat lambang-lambang lain lagi yang
memperlihatkan hubungan bagian-bagian bunga satu sama lain (Tjitrosoepomo, 1985).

Menurut Rosanti (2013), secara berturut-turut, pembuatan rumus bunga adalah sebagai
berikut:
1. Kelamin Bunga
Kelamin bunga tersebut yang ditunjukkan oleh organ reproduktifnya. Jika bunga tersebut
memiliki putik sekaligus benang sari maka bunga tersebut termasuk bunga banci (hemaphrodite)
dilambangkan dengan ♀, jika bunga tersebut hanya memiliki putik maka bunga tersebut termasuk
bunga betina, dilambangkan dengan ♀. jika bunga hanya memiliki benang sari saja maka disebut
bunga jantan, dilambangkan dengan ♂ (Rosanti, 2013).
2. Menentukan Simetri Bunga
Simetri adalah sifat suatu benda atau badan yang juga biasa disebut untuk bagian-bagian
tubuh tumbuhan (batang, daun, maupun bunga), jika benda tadi oleh sebuah bidang dapat dibagi
menjadi dua bagian, sedemikian rupa, sehingga kedua bagian itu saling menutupi. Dapat pula
dikatakan bidang pemisah tadi merupakan sebuah cermin datar dan bagian yang satu merupakan
bayangan cermin bagian yang lainnya. Bidang yang dapat dibuat untuk memisahkan suatu benda
dalam dua bagian yang satu sama lain merupakan bayangannya dalam cermin datar tadi,
dinamakan bidang simetri (Tjitrosoepomo, 1983).
Macam-macam simetri pada bunga yaitu: (Tjitrosomo, 1983)
a. Asimetris atau tidak simetris, jika pada bunga tidak dapat dibuat satu bidang simetri
dengan jalan apapun juga, misalnya bunga tasbih (Canna hybrida Hort).
b. Setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus), jika pada bunga hanya dapat di
buat satu bidang simetri saja yang membagi bunga tadi menjadi dua bagian yang setangkup. Sifat
ini biasanya ditunjukkan dengan lambang ↑ (anak panah).
c. Setangkup menurut dua bidang (bilateral simetris atau disimetris), dapat pula dikatakan
setangkup ganda, yaitu bunga yang dapat dijadikan dua bagian yang setangkup menurut dua
bidang simetri yang tegak lurus satu sama lain, misalnya bunga lobak (Raphanus sativus L).
d. Beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris, regularis, atau actinomorphus), yaitu
jika dapat dibuat banyak bidang simetri untuk membagi bunga (Tjitrosoepomo, 2013)

Anda mungkin juga menyukai