Anda di halaman 1dari 21

PERTUMBUHAN BAKTERI

Kelompok 3

Angela Glorya Marito Br. Samosir (4191220014)


Widya kartika sari (4191220013)
A. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah
konstituen seluler yang teratur, pertumbuhan
melibatkan peningkatan massa sel dan jumlah
ribosom, duplikasi krosom bakteri, sintesis
dinding sel baru dan membrane plasma serta
pembelahan sel.
B. Nutrisi pertumbuhan bakteri
● Sumber energy yang berasal dari cahaya (fototrof) dan senyawa
kimia (kemotrof).
● Bakteri membutuhkan sumber karbon berupa karbon anorganik
(karbondioksida) dan karbon organic (seperti karbohidrat).
● Bakteri membutuhkan nitrogen dalam bentuk garam nitrogen.
● Bakteri membutuhkan beberapa unsur logam seperti kalium,
natrium, magnesium dll.
● Bakteri membutuhkan air untuk fungsi metabolic dan proses
pertumbuhannya.
01 Fase lag

Empat fase karakteristik 02 Fase log


dari siklus pertumbuhan

03 Fase stasioner

04 Fase kematian
Fase lag
Terjadi peningkatan ukuran sel, dimulai pada sebelum
atau sedikit mengalami pembelahan. Fase ini ditandai
dengan meningkatnya komponen makromolekul, aktivitas
metabolic dan kerentanan terhadap zat kimia dan faktor
fisik. Fase lag merupakan periode penyesuaian yang
sangat penting untuk penambahan metabolic pada sel untu
menuju tingkat yang setaraf dengan sintesis sel
maksimum.
Fase log
Pada fase eksponensial atau fase logaritmik merupakan pola
pertumbuhan yang seimbang dimana semua sel membelah
secara teratur oleh pembelahan biner, dan tumbuh dengan
perkembangan geometris. Sel – sel membelah dengan
kecepatan konstan tergantung pada media pertumbuhan dan
kondisi inkubasi laju pertumbuhan eksponensial dari kultur
bakteri dinyatakan sebagai waktu generasi.
Fase stasioner

Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang
tumbuh sama dengan jumlah sel yang mati. Ukuran sel pada
fase ini menjadi lebih kecil karena setiap sel membelah
meskipun zat – zat nutrisi sudah habis. Karena kekurangan
nutrisi sel kemungkinan mempunyai nutrisi yang berbeda
dengan sel yang tumbuh di fase logaritmik. Pada fase ini sel
lebih tahan terhadap keadaan ekstrim.
Fase kematian

Pada fase ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami


kematian dikarenakan nutrient di dalam medium sudah
habis dan energy cadangan didalam sel sudah habis.
Kecepatan kematian bergantung pada kondisi nutrient,
lingkungan, dan jenis mikroba.
C. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Faktor nutrisi

Faktor fisik
Faktor nutrisi
Bakteri Autotrofik (litotrof), untuk pertumbuhannya hanya
membutuhkan air, garam anorganik dan karbon dioksida.
Kelompok ini mensintesis karbon dioksida menjadi
sebagian besar metabolit organik esensial. Bakteri
heterotrofik (organotrof) membutuhkan karbon organik
untuk pertumbuhannya.
Ion anorganik. Sejumlah kecil ion anorganik dibutuhkan oleh
semua bakteri. Selain nitrogen, sulfur dan fosfor yang terdapat
sebagai unsur dalam senyawa biologik , kalium, magnesium dan
kalsium pada bakteri fungsinya berhubungan dengan polimer
anionik tertentu. Magnesium berfungsi menstabilkan ribosom,
membran sel, asam nukleat, dan dibutuhkan untuk aktivitas
sejumlah enzim. Kalium juga dibutuhkan untuk aktivitas sejumlah
enzim, dan konsentrasi kalium dalam sel bakteri Gram-positif
dipengaruhi oleh kandungan asam teikoat pada dinding sel.
Sebagian besar bakteri membutuhkan besi, magnesium, seng, kupri,
dan kobalt, dan untuk bakteri lain kebutuhan molibdenum dan
selenium dianggap esensial.
Oksigen. Kebutuhan oksigen pada bakteri tertentu mencerminkan
mekanisme yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Berdasarkan kebutuhan oksigen tersebut, bakteri dapat dipisahkan
menjadi lima kelompok:
1. Anaerob obligat yang tumbuh hanya dalam keadaan tekanan
oksigen yang sangat rendah dan oksigen bersifat toksik.
2. Anaerob aerotoleran yang tidak terbunuh dengan paparan oksigen.
3. Anaerob fakultatif, dapat tumbuh dalam keadaan aerob dan anaerob.
4. Aerob obligat, membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya.
5. Bakteri mikroaerofilik yang tumbuh baik pada tekanan oksigen
rendah, tekanan oksigen tinggi dapat menghambat pertumbuhan.
Faktor fisik

Kondisi
Temperatur
Osmotik

Konsentrasi
Ion Hidrogen
Temperatur
Setiap bakteri memiliki temperatur optimal Konsentrasi Ion Hidrogen
dimana mereka dapat tumbuh sangat cepat pH medium biakan juga mempengaruhi
dan memiliki rentang temperatur dimana kecepatan pertumbuhan, untuk pertumbuhan
mereka dapat tumbuh. Pembelahan sel bakteri juga terdapat rentang pH dan pH
sangat sensitif terhadap efek kerusakan optimal. Pada bakteri patogen pH
yang disebabkan temperatur; betuk yang optimalnya 7,2 – 7,6. Meskipun medium
besar dan aneh dapat diamati pada pada awalnya dikondisikan dengan pH yang
pertumbuhan kultur pada temperatur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tetapi,
lebih tinggi dari temperatur yang secara bertahap besarnya pertumbuhan akan
mendukung tingkat pertumbuhan yang dibatasi oleh produk metabolit yang
sangat cepat. dihasilkan
mikroorganisme tersebut.
Kondisi Osmotik

Konsentrasi larutan yang aktif secara osmotik di


dalam sel bakteri, umumnya lebih tinggi dari
konsentrasi di luar sel. Sebagian besar bakteri, kecuali
pada Mycoplasma dan bakteri yang mengalami
kerusakan dinging selnya, tidak toleran terhadap
perubahan osmotik dan akan mengembangkan sistem
transpor kompleks dan alat pengatur sensor-osmotik
untuk memelihara keadaan osmotik konstat dalam sel.
D. Siklus Sel Bakteri

Sporulasi

Biokimia
Sporulasi

Germinasi dan
Pertumbuhan
Sporulasi

Merupakan respon terhadap penurunan kadar nutrisi, khususnya ketersediaan


sumber karbon dan nitrogen. Regulasi pembentukan spora bersifat negatif: sel
membuat represor dari beberapa senyawa yang terkandung dalam medium untuk
mencegah dimulainya sporulasi. Ketika senyawa tersebut berkurang, penghambat
dilepaskan dan terjadi sporulasi. Kelangsungan metabolisme karbon dan nitrogen
diperlukan untuk hambatan sporulasi. Jika proses tersebut menurun, hambatan
akan dibebaskan dan sporulasi dimulai.
Biokimia sporulasi
Terjadi pengurangan makromolekul secara besarbesaran, dan secara
drastis terjadi tahap perubahan beberapa enzim. Disintesis struktur
spora, dan struktur yang ada sebelumnya didegradasi. Kelompok
molekul kecil ditemukan dalam spora yang sifatnya berbeda dari sel
vegetatif.

Germinasi dan Pertumbuhan


Perubahan fisiologis dan struktural secara simultan terjadi selama
transformasi spora dorman menjadi sel vegetatif. Proses germinasi
spora terdiri dari tiga tahap fase :
1. Tahap aktivasi dimana kondisi lingkungan layak
menyebabkan spora bergerminasi
2. Tahap germinasi, selama terjadi hilangnya komponen khusus
spora dorman, dan
3. Tahap pertumbuhan dimana spora dikonversi menjadi sel
vegetatif baru.
F. Pengendalian Perumbuhan Bakteri
Pengendalian
Mikroorganisme
Secara Kimia

Pengendalian
mikroorganise
secara fisik
Pengendalian Mikroorganisme Secara Kimia

Banyak zat-zat kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengurangi


jumlah mikroorganisme, terutama mikroorganisme patogen.
Pengendalian secara kimia umumnya lebih efektif digunakan pada sel
vegetatif bakteri, virus dan fungi, tetapi kurang efektif untuk
menghancurkan bakteri dalam bentuk endospora.
Pengendalian Mikroorganisme Secara Fisik

Sebagian besar bakteri patogen memiliki keterbatasan toleransi terhadap berbagai kekuatan
lingkungan fisiknya dan memiliki sedikit kemampuan untuk bertahan hidup di luar tubuh
inang. Bakteri lain dapat membentuk spora yang sangat resisten terhadap keadaan fisik
lingkungan dan membantu mikroorganisme melalui peningkatan nilai pertahanan hidup.
Pada prinsipnya mikroorganisme dapat dikendalikan, dengan cara dibasmi, dihambat
pertumbuhannya dalam lingkungan, dengan menggunakan berbagai proses atau sarana fisik.
Proses atau sarana yang digunakan bergantung pada banyak faktor dan hanya dapat
ditentukan setelah diadakan evaluasi terhadap keadaan khusus tersebut. Misalnya, untuk
membasmi mikroorganisme penyebab infeksi pada hewan sakit yang mati, cara yang
memungkinkan adalah membakar mikroorganisme tersebut.

Anda mungkin juga menyukai